KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, July 10, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 JULI 2020



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 JULI 2020


KITAB KOLOSE
(Seri: 104)

Subtema: DARI DALAM GELAP AKAN TERBIT TERANG

Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya TUHAN memberikan dan membukakan firman-Nya bagi kita pada malam ini, sampai pada akhirnya membawa kita masuk pada pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, dan membawa kehidupan kita rendah di kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup.

Segera kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Suatu pernyataan dari Allah yang ditujukan langsung kepada suami-suami supaya suami-suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar supaya saya dan kita -- sebagai suami -- tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.

Tentang “hal mengasihi isteri”, suami-suami dapat belajar dari apa yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Efesus.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya, dinyatakan sebanyak dua kali:
1.      Efesus 5:25-27.
2.      Efesus 5:28-29.

Sekarang, kita kembali memperhatikan BAGIAN YANG PERTAMA, yaitu Efesus 5:25-27.
Efesus 5:25-27
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Di dalam hal suami mengasihi isterinya, sama seperti Kristus telah mengasihi jemaat dengan jalan menyerahkan diri-Nya bagi jemaat. Pendeknya, kasih dari seorang suami terhadap isterinya harus sama seperti kasih Kristus terhadap jemaat, yang dibuktikan dengan korban-Nya.
Jadi, kasih itu tidak hanya terucap di dalam mulut, tetapi harus dibuktikan dengan sebuah korban yang berkenan kepada TUHAN.

1 Petrus 1:15-16,18-19
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, (1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. (1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Penebusan yang dikerjakan oleh korban Kristus -- atau darah salib Kristus -- membawa hidup gereja TUHAN kepada sebuah pengudusan.
Fakta yang nyata bahwasanya TUHAN sangat mendambakan sidang-Nya untuk menjadi sama dengan Dia di dalam hal kekudusan, supaya pada akhirnya sidang jemaat menjadi pasangan yang seimbang dengan Kristus sebagai Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga.

Jadi, korban Kristus itu membawa kita kepada sebuah pengudusan untuk menjadi sama dengan Dia, menjadi pasangan yang seimbang dengan Dia. Alangkah indahnya kalau kasih Kristus itu betul-betul menghiasi ruang-ruang hati kita masing-masing; sehingga tidak terdapat kepalsuan-kepalsuan di tengah-tengah ibadah pelayanan kita di hadapan TUHAN; itu adalah sebuah korban yang berkenan, sebuah korban yang menyukakan hati TUHAN.

Kita kembali memperhatikan Efesus 5:25-26.
Efesus 5:25-26
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

Tujuan dari pengorbanan Kristus ialah untuk menguduskan sidang-Nya, sesudah disucikan atau dimandikan dengan air dan firman. Berarti, untuk mengalami penyucian, dibutuhkan air firman yang limpah, sebab tiadalah mungkin hidup ini mengalami penyucian hanya dengan satu atau dua ayat Firman Allah yang kita terima.

Mari kita melihat wujud dari “air firman yang limpah” di dalam Wahyu 22:1.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Sungai air kehidupan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba; inilah yang disebut dengan air firman yang limpah.

Tentang: Sungai air kehidupan mengalir ke luar dari TAKHTA ALLAH disebut juga Injil Keselamatan atau Injil Kerajaan. Hal ini telah disampaikan pada minggu yang lalu. Doa saya, kiranya hal itu menjadi berkat bagi kita semua sebab firman itu sudah menjadi daging, sudah menjadi praktek dalam kehidupan kita sehari-hari di hadapan TUHAN.

Sekarang tentang: Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari TAKHTA ANAK DOMBA.
Hal ini disebut juga dengan Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus. Biarlah kiranya malam ini kita kembali diberkati mengenai Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus ini sebagaimana pada minggu yang lalu kita telah diberkati lewat pemberitaan firman tentang Injil Keselamatan -- atau disebut juga dengan Injil Kerajaan.

Kita melihat lebih jauh tentang Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itu adalah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan atau firman yang dibukakan rahasianya.

Mari kita menghormati dan menjunjung tinggi pembukaan rahasia Firman Allah lebih dari segala-galanya, sebab itu merupakan jaminan keselamatan. Sedangkan Injil yang tertutup itu merupakan bagian dari orang-orang yang ditentukan untuk binasa; tetapi tentu kita semua tidak menghendaki kebinasaan dari kehidupan kita masing-masing.

Mazmur 119:130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Jika terjadi pembukaan Firman Allah akan memberi dua hal, tetapi yang pasti, satu dari dua hal tersebut ialah “memberi terang”.
Memberi terang, artinya; terlepas atau dilepaskan dari gelapnya dosa, dengan kata lain; berkuasa untuk melepaskan kita dari kegelapan dosa. Praktek dalam kehidupan sehari-hari ialah tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, baik lahir maupun di dalam batin (manusia dalam).

Itu sebabnya di atas tadi saya katakan; kiranya ruang-ruang hati kita ini diisi oleh kasih mempelai. Kalau kita datang dengan hati yang limpah dengan kasih mempelai, maka apapun yang kita persembahkan berkenan, menyukakan hati TUHAN, sesuai dengan Efesus 5:2.
Jadi, jangan bodoh, jangan sia-siakan hidup, ibadah dan pelayanan kita kepada TUHAN, hanya karena sesuatu yang merugikan kita. Apabila masih ada sesuatu yang tersirat, hal-hal yang tidak suci di dalam hati dan pikiran; itu sangat merugikan sekali sebetulnya. Jangan mau dirugikan oleh hal-hal yang tak suci, tetapi marilah kita senangkan hati TUHAN lewat kasih mempelai.

2 Korintus 4:5-6
(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. (4:6) Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

Rasul Paulus sibuk di dalam hal memberitakan Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, sehingga rasul Paulus tidak sibuk di dalam hal; membesarkan dirinya, dan tidak sibuk membesarkan perkara-perkara lahiriah lainnya, selain hanya memberitakan dan membesarkan Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yakni firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.

Kuasa dari pembukaan firman ialah "Dari dalam gelap akan terbit terang!" Jelas, hal ini menunjuk; bintang-bintang di cakrawala.

Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Orang-orang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala. Tugas dari orang-orang bijaksana -- atau bintang-bintang di cakrawala -- ialah menuntun banyak orang kepada kebenaran.

Sekali lagi saya sampaikan: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", jelas hal itu menunjuk kepada; bintang-bintang di cakrawala, itulah orang-orang bijaksana. Tugas mereka, tugas dari guru-guru kebenaran, pemimpin-pemimpin di dalam rumah TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran. Oleh sebab itu, jadilah bintang-bintang di cakrawala, jangan sibuk memikirkan yang ada ini, jangan sibuk hanya memikirkan hati masing-masing.

Sekarang, kita akan melihat CONTOH BINTANG DI CAKRAWALA dalam Kisah Para Rasul 26.
Kisah Para Rasul 26:12-14
(26:12) "Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, (26:13) tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. (26:14) Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.

Yesus Kristus yang disalibkan adalah Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.

Itu sebabnya, kalau kita perhatikan tadi di dalam 2 Korintus 4:5-6, di mana Rasul Paulus sibuk di dalam hal memberitakan Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, dia tidak sibuk memberitakan dirinya, dia tidak sibuk membesarkan manusiawinya, dia tidak sibuk membesarkan perkara-perkara lahiriah, selain pribadi Yesus Kristus yang disalibkan; Dialah Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Sekali lagi saya tandaskan: Yesus Kristus yang disalibkan itu merupakan Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.

Sekarang kita akan melihat; apakah benar kuasa dari pembukaan firman Allah itu ialah “dari dalam gelap akan terbit terang?” Mari kita buktikan di dalam ayat 15-18.
Kisah Para Rasul 26:15-18
(26:15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. (26:16) Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. (26:17) Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, (26:18) untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

Kuasa dari pembukaan Firman Allah (Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus):
1.      Paulus menerima jabatan Rasul.
2.      Paulus diasingkan dari bangsa-bangsa, itulah Israel dan kafir.
Pendeknya, kuasa dari pembukaan Firman Allah adalah “dari dalam gelap akan terbit terang.

Oleh sebab itu, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Marilah kita menghormati dan menjunjung tinggi pembukaan firman lebih dari segala-galanya, lebih dari yang ada ini, sebab telah nyata dan terbukti bahwa kuasa dari pembukaan Firman Allah adalah “dari dalam gelap akan terbit terang”, seperti Rasul Paulus yang dahulu tinggal dalam kegelapan namun dijadikan bintang-bintang di langit, sebagai orang yang bijaksana, di mana tugasnya adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran -- ini merupakan tugas mulia yang tidak boleh dianggap enteng. Itu sebabnya, tadi saya sudah katakan; jangan hanya sibuk untuk mengasihi daging, tetapi marilah kita pikirkan apa yang sudah TUHAN nyatakan ini lewat pembukaan firman bagi kita sekaliannya.

Tentang: “Paulus menerima jabatan Rasul.”
Mari kita simak jabatan Rasul yang telah diterima oleh Paulus, yang pada akhirnya dia dijadikan sebagai bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, itulah orang bijaksana, di mana tugasnya adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran; suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa, yang harus kita junjung tinggi.

Efesus 3:1-3
(3:1) Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah (3:2) -- memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, (3:3) yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat.

Perikop ayat ini adalah “Rahasia panggilan orang-orang bukan Yahudi”. Orang-orang yang bukan Yahudi, itulah bangsa kafir; kita bukan orang-orang Yahudi, kita ini merupakan bangsa kafir. Namun oleh karena kemurahan TUHAN, kita boleh mengalami panggilan TUHAN.

Ayat 1 ini berbicara tentang “tawanan roh.” Biarlah kita semua terikat dengan ibadah dan pelayanan.

Sedangkan pada Ayat 2-3, kepada Rasul Paulus dinyatakan suatu wahyu atau karunia tentang rahasia Kerajaan Sorga, menunjukkan bahwa Paulus telah menerima jabatan Rasul dari TUHAN.

Kalau wahyu atau rahasia tentang Kerajaan Sorga dikaruniakan kepada kita lewat pembukaan firman, itu adalah kemurahan dari TUHAN, karena sampai saat ini tidak ada seorang pun yang dapat naik ke sorga, selain Dia yang pernah turun ke dunia orang mati, itulah pribadi Yesus, Anak Allah. Jadi, sampai hari ini kita belum bisa melihat suasana Kerajaan Sorga secara kasat mata, tetapi kalau hari ini kita boleh menikmati dan dikaruniakan wahyu, dikaruniakan pembukaan rahasia firman tentang rahasia Kerajaan Sorga, itu kemurahan TUHAN.
Oleh sebab itu, kehidupan dari gereja TUHAN harus sungguh-sungguh menghargai jabatan Rasul. Jangan lagi ada di antara kita yang beribadah hanya karena “ikut-ikutan”, tetapi kita harus beribadah dengan betul-betul menghargai jabatan Rasul.

Sekali lagi saya sampaikan: Gereja TUHAN harus belajar untuk menghargai jabatan kerasulan supaya kita memperoleh hikmat, itulah rahasia tentang Kerajaan Sorga.

Efesus 3:3-4
(3:3) yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat. (3:4) Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus,

Yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu …” Itu menunjukkan bahwa Paulus telah menerima jabatan Rasul.

“… Seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat.” Ditulis di atas, berarti pada pasal 1:17, bukan pada pasal 3. Pada pasal 1 ditulis dengan singkat soal rahasia Kerajaan Sorga, soal wahyu, hikmat, pengertian tentang rahasia Kerajaan Sorga.

Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus.” Oleh sebab itu, mari kita dengan sungguh-sungguh menghargai jabatan rasul, supaya kita memperoleh pengertian tentang rahasia Kerajaan Sorga, sebagaimana telah dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus ini.

Efesus 1:15-19
(1:15) Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, (1:16) aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, (1:17) dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. (1:18) Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, (1:19) dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya,

Oleh karena roh hikmat dan wahyu, maka sidang jemaat di Efesus memperoleh pengertian tentang:
YANG PERTAMA: “Mengenal Dia dengan benar.
Kalau kita datang beribadah tanpa pengertian yang benar, maka kita tidak akan pernah dapat menyukakan hati TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini.
Tetapi oleh karena Roh hikmat dan wahyu itu sidang jemaat di Efesus memperoleh pengertian, sehingga mereka boleh mengenal Dia dengan benar. Mengenal TUHAN dengan benar, sama artinya; dewasa rohani, berarti; layak menjadi mempelai TUHAN, sedangkan kanak-kanak rohani tidak mengenal TUHAN dengan benar.

Oleh sebab itu, sangat disayangkan sekali kalau gereja TUHAN hanya mengenal TUHAN sebatas berkat-berkat yang dia terima. Kalau mencari TUHAN hanya sebatas berkat-berkat, berarti belum mengenal TUHAN dengan benar. Mencari TUHAN hanya sebatas mujizat lima roti, dua ikan, berarti belum mengenal TUHAN dengan benar, karena ia belum dewasa.
Di sini kita melihat; karena pengertian yang dimiliki oleh sidang jemaat di Efesus lewat Roh hikmat dan wahyu, akhirnya sidang jemaat di Efesus mengenal Dia dengan benar, sama dengan; dewasa rohani, berarti; layak menjadi mempelai TUHAN, yang merupakan milik kepunyaan TUHAN, dengan kata lain; menjadi pasangan yang seimbang (sejoli), menjadi penopang yang baik untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.

YANG KEDUA: “Menjadikan mata hati sidang jemaat di Efesus terang.”
Kalau mata hati kita sudah terang, maka keuntungannya (kegunaannya) ialah kita mengerti tentang pengharapan apa yang terkandung dalam panggilan-Nya. Kita semua telah dipanggil oleh TUHAN, tetapi pengharapan apa yang terkandung dalam panggilan itu? Kalau dalam panggilan itu kita berharap kepada Tuhan hanya sebatas diberkati, berharap hanya sebatas mujizat-mujizat, berarti belum mengerti tentang rahasia Kerajaan Sorga.

Tetapi yang pasti, pengharapan yang terkandung dalam panggilannya, ada dua;
1.      Betapa kayanya “Kemuliaan” bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. TUHAN nyatakan kemuliaan. Jadi, pengharapan yang terkandung di dalam panggilan kita tidak hanya sebatas diberkati dan mujizat-mujizat secara lahiriah, tetapi lebih dari pada itu, dan yang pertama ialah “kemuliaan.” Yang menjadi bagian kita adalah kemuliaan yang ditentukan oleh TUHAN bagi kita, itulah kesempurnaan dari mempelai TUHAN.
2.      Betapa hebat “Kuasa-Nya” bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya. Salib Kristus adalah kekuatan Allah; itu juga merupakan kekuatan kita semua, sehingga kita memiliki kuasa. Apa buktinya? Saat kita memikul salib atau mengikuti jejak (tapak-tapak) kaki Yesus yang berdarah itu dengan benar, maka semua dosa rontok seketika itu juga; itulah kuasa dari salib Kristus, itulah kekuatan Allah.
Inilah pengharapan yang terkandung oleh panggilan TUHAN di dalam diri kita masing-masing.
1.      Bagian kita adalah kemuliaan, berbicara tentang; kesempurnaan dari mempelai TUHAN.
2.      Bagian kita adalah kuasa dari kekuatan salib, yang berkuasa untuk merontokkan dosa-dosa seketika itu juga. Oleh sebab itu, biarlah kita melangkah sesuai ketetapan Firman TUHAN, yang juga disebut dengan via dolorosa, mengikuti langkah-langkah salib, dosa rontok seketika itu juga.

Kita bersyukur. Biarlah kita senantiasa menyangkal diri dan memikul salib, yang berkuasa untuk merontokkan semua dosa-dosa dalam setiap langkah-langkah yang kita jalankan.

Tentang: “Paulus diasingkan dari bangsa-bangsa (kafir dan Israel).”
Kisah Para Rasul 26:16-17
(26:16) Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. (26:17) Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,

Rasul Paulus diasingkan, berarti; ditetapkan menjadi pelayan dan saksi;
1.      Tentang segala sesuatu yang ia lihat dari TUHAN.
Lewat pembukaan Firman TUHAN ini, TUHAN perlihatkan segala sesuatu untuk masa sekarang kepada kita semua. TUHAN memperlihatkan segala sesuatu kepada kita sekaliannya. Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Lewat pembukaan Firman, TUHAN menyatakan segala sesuatunya, TUHAN memperlihatkan segala sesuatunya tentang apa saja demi kebaikan kita untuk masa sekarang.
2.      Tentang yang akan TUHAN perlihatkan nanti atau masa yang akan datang.
Lewat pembukaan firman -- Roh hikmat dan wahyu, itulah rahasia Kerajaan Sorga --, TUHAN perlihatkan kepada kita tentang masa yang akan datang; asal saja kita dengan tekun menjalankan ibadah pelayanan di hadapan TUHAN, tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Sabar dan setia menantikannya, maka segala sesuatu di masa yang akan datang, semuanya itu akan diperlihatkan oleh TUHAN, masa depan diperlihatkan kepada kita semua. Sebetulnya, malam ini TUHAN sudah memperlihatkan masa depan kita.

Kita bersyukur. Kita selalu berdoa, supaya TUHAN terus bukakan firman-Nya bagi kita semua. Tentunya bukan hanya berdoa, tetapi kita juga buktikan bahwa kita menghargai jabatan kerasulan supaya TUHAN beri pengertian, roh hikmat dan wahyu tentang rahasia Kerajaan Sorga, termasuk tentang masa depan kita; cerah, indah bersama dengan TUHAN, bahagia bersama dengan TUHAN di dalam kerajaan yang kekal.

Kisah Para Rasul 26:18
(26:18) untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

Tujuan TUHAN memperlihatkan “masa sekarang” dan “masa yang akan datang” adalah untuk membuka mata mereka, sama artinya; mencelikkan mata rohani kita masing-masing. Kalau mata rohani kita sudah tercelik, maka kita akan bertindak dengan tiga hal;
HAL PERTAMA: “Kita berbalik dari kegelapan kepada terang.
Bukankah saat ini kita berada dalam terang-Nya yang ajaib, lewat ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini? Biarlah kita bersyukur kepada TUHAN, sebab mata rohani kita sudah tercelik.
HAL KEDUA: “Kita berbalik dari kuasa Iblis kepada Allah.
Kalau kita dengan tegas meninggalkan dosa kejahatan, meninggalkan dosa kenajisan, hal itu menunjukkan bahwa mata hati kita sudah tercelik. Kalau masih berada dalam gelapnya dosa, masih menikmati kejahatan, kenajisan, kemunafikan, kefasikan-kefasikan yang lain, menunjukkan bahwa ia belum tercelik, ia belum memiliki mata rohani.
Tetapi kalau kita memiliki mata rohani; tercelik, berarti; dapat melihat sehingga dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik, dengan kata lain; kita memiliki ketegasan untuk meninggalkan segala kejahatan, meninggalkan segala kenajisan, meninggalkan segala kemunafikan, meninggalkan segala kefasikan-kefasikan yang terjadi. Karena tiadalah mungkin kejahatan yang terselubung itu lebih indah dari kasih mempelai; semoga dengan pernyataan ini kita tercelik, sama artinya memiliki mata rohani untuk melihat.
HAL KETIGA: “Supaya memperoleh pengampunan dosa dengan tindakan iman dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.”
Kalau kita sudah tercelik, maka kita datang kepada TUHAN dengan iman supaya memperoleh pengampunan, sampai pada akhirnya orang-orang yang diampuni itu mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan oleh TUHAN.

Bukankah TUHAN itu baik kepada kita? TUHAN nyatakan isi hati-Nya kepada kita supaya kita mengerti kehendak TUHAN. Jadi, sudah sangat jelas; kita amatlah membutuhkan pembukaan firman. Kuasanya; “dari dalam gelap terbitlah terang.”
Kalau saya berkata: kita membutuhkan pembukaan firman, itu semata-mata bukan sebuah slogan, tetapi betul-betul kita sangat membutuhkan pembukaan firman, karena pembukaan firman berkuasa “dari dalam gelap terbitlah terang.” Biarlah kiranya kita semua dijadikan sebagai bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala; menjadi orang-orang yang bijaksana, menuntun banyak orang kepada kebenaran.

Saya kira, memang kita juga tidak boleh egois mulai dari sekarang. Jangan hanya memikirkan kepentingan (keinginan) daging semata, jangan hanya memikirkan kesenangan daging semata, supaya kita betul-betul dijadikan oleh TUHAN sebagai bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, sebagai orang-orang bijaksana, di mana tugasnya adalah untuk menuntun orang banyak kepada kebenaran. Saya sangat berharap sekali, mulai dari detik ini, kita buktikan hal ini di hadapan TUHAN. Begitu tiba di rumah, kita buktikan; di mana saja kita berada, kita terus buktikan.

Kisah Para Rasul 26:19
(26:19) Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.

Rasul Paulus berkata: “Kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.” Jadi, ciri-ciri bintang-bintang yang bercahaya di langit adalah “taat.”

Biarlah kiranya kita taat terhadap apa yang menjadi kerinduan TUHAN ini, yaitu menuntun banyak orang kepada kebenaran. Jangan lagi sibuk hanya mengasihi diri; jangan sibuk lagi mencari kesenangan untuk daging mulai dari sekarang.
Mari kita taat kepada pembukaan firman. Taat bahwa kita dijadikan sebagai bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, yang memang tugasnya untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran, sambil berpegang kepada firman kehidupan; sama seperti dalam Filipi 2, juga harus taat di dalam hal mengerjakan keselamatan.

Filipi 2:12-13
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (2:13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

“ … Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar …” Taat, berarti; mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar.

“ … Bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir … ” Takut akan TUHAN itu bukan saja di depan orang, tetapi saat tidak dilihat orang pun harus takut akan TUHAN.
Tetapi orang yang taat; dia harus mengerjakan keselamatannya dengan takut dan gentar, baik saat di depan atau di belakang orang lain, baik saat dilihat maupun tidak dilihat orang lain tetap takut dan gentar.

“ … Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Kemudian, memiliki kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan TUHAN saja. Tandanya:
1. Melayani Tuhan bukan karena kepentingan diri.
2. Melayani Tuhan bukan karena mencari popularitas.
3. Melayani Tuhan bukan karena perut.

Filipi 2:14-15
(2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, (2:15) supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,

Kemudian, dalam hal mengerjakan keselamatan itu tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan.

Kesimpulannya, bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala itu diawali dengan:
1.      Taat, berarti; mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.
2.      Memiliki kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan TUHAN.
3.      Melakukan segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan tanpa berbantah-bantah.
Tujuannya; supaya tidak beraib, supaya tidak bernoda, supaya tidak bercela. Sebaliknya, tampil seperti bintang di langit di antara angkatan yang bengkok hati, di antara angkatan yang sesat hati.

Kuasa dari pembukaan Firman Allah ialah “dari dalam gelap terbitlah terang.” Maka, yang ingin menjadi bintang-bintang di langit; hargailah pembukaan firman. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment