KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, July 7, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 04 JULI 2020



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 04 JULI 2020

STUDY YUSUF
(Seri: 198)

Subtema: JAMINAN DARI TUBUH DAN DARAH YESUS

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, karena TUHAN masih memberikan kesempatan kepada kita untuk mengusahakan Ibadah Kaum Muda Remaja pada malam ini.
Saya tidak lupa menyapa umat TUHAN, anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Segera kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja, itulah STUDY YUSUF.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki:
-      Yang sulung bernama Manasye.
-      Yang kedua bernama Efraim.

Selanjutnya, kita akan melihat arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya; Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1.      Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.      Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Kita masih memperhatikan KESUKARAN YUSUF yang dibagi dalam tiga fase.
-      Fase yang pertama: “Yusuf tinggal bersama saudara-saudaranya”Kejadian 37. -- Kita telah diberkati dari fase yang pertama ini beberapa tahun yang lalu. --
-      Fase yang kedua: “Yusuf di rumah Potifar”Kejadian 39. -- Fase yang kedua ini juga telah memberkati kehidupan muda remaja; kiranya menjadi berkat yang besar bagi kita. --
-      Fase yang ketiga: “Yusuf berada di dalam penjara” Kejadian 40.

Kita akan memperhatikan FASE YANG KETIGA, yaitu “Yusuf berada di dalam penjara.”
Kejadian 40:1-8 telah diterangkan beberapa minggu yang lalu, dan kita telah diberkati oleh TUHAN lewat pemaparan Firman TUHAN. Tetapi, sebelum saya melanjutkan ayat selanjutnya, maka perlu juga kita mengetahui Kejadian 40:1-8, dengan pembagiannya;
Bagian Pertama: Ayat 1-4, Yusuf dengan dua pegawai Firaun berada di dalam penjara yang sama. Adapun kedua pegawai Firaun itu adalah;
1.      Kepala juru minuman (anggur).
2.      Kepala juru roti (makanan).
Bagian Kedua: Ayat 5-8, berbicara tentang dua hal:
1.      Mimpi kepala juru minuman (anggur) dan mimpi kepala juru roti (makanan).
2.      Hikmat Yusuf untuk mengartikan mimpi.

Kejadian 40:8
(40:8) Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."

Yusuf berkata kepada kedua pegawai Firaun tersebut: “Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku.” Penawaran Yusuf kepada kedua pegawai Firaun ini jelas menunjukkan bahwa Yusuf memiliki karunia hikmat yang dapat mengartikan mimpi.
Karunia hikmat, sama dengan; pembukaan Firman Allah.

Berkaitan dengan hal itu, sejenak kita membaca Yeremia 23:28.
Yeremia 23:28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.

Apabila seorang hamba TUHAN memiliki karunia hikmat atau memiliki pembukaan Firman TUHAN, maka ia harus menyampaikannya dengan benar dan jujur. Berarti, tidak boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan.

Kita kembali memeriksa Kejadian 40.
Kejadian 40:9-13,17-19
(40:9) Kemudian juru minuman itu menceritakan mimpinya kepada Yusuf, katanya: "Dalam mimpiku itu tampak ada pohon anggur di depanku. (40:10) Pohon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu bertunas, bunganya sudah keluar dan tandan-tandannya penuh buah anggur yang ranum. (40:11) Dan di tanganku ada piala Firaun. Buah anggur itu kuambil, lalu kuperas ke dalam piala Firaun, kemudian kusampaikan piala itu ke tangan Firaun." (40:12) Kata Yusuf kepadanya: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya tiga hari; (40:13) dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya. (40:17) Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun, buatan juru roti, tetapi burung-burung memakannya dari dalam bakul yang di atas kepalaku." (40:18) Yusuf menjawab: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga bakul itu artinya tiga hari; (40:19) dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau, tinggi ke atas, dan menggantung engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu."

Setelah ada penawaran dari Yusuf supaya mereka menceritakan mimpinya kepada Yusuf, -- dari apa yang sudah kita baca di sini -- pertama-pertama yang menceritakan mimpinya kepada Yusuf ialah kepala juru minuman (anggur), barulah menyusul kepala juru roti (makanan).

Perlu untuk diketahui: Sebenarnya, kepala juru minuman (anggur) dan kepala juru roti (makanan) merupakan bayangan dari pada pribadi TUHAN Yesus Kristus dengan korban-Nya di atas kayu salib di bukit Golgota.

Tentang pribadi Yesus dengan korban-Nya ini, kita akan melihat apa yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Roma 8:3A
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,

Hukum Taurat tidak berdaya oleh daging, dengan kata lain; hukum Taurat tidak berkuasa untuk menyelamatkan manusia berdosa. Hal ini harus lebih dahulu kita ketahui.

Tentu, Allah Bapa tidak menghendaki hal ini terjadi, TUHAN tidak menghendaki kebinasaan dari orang berdosa, tetapi TUHAN menghendaki keselamatan dari orang yang berdosa. Maka, kita perhatikan ayat 3 bagian B.

Roma 8:3B
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,

Sebagai utusan, Yesus, Anak Allah, rela menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, dengan kata lain; Yesus rela menderita di atas kayu salib di bukit Golgota karena dosa manusia. Jadi, Yesus, Anak Allah, menderita bukan karena dosanya, tetapi Dia rela menanggung penderitaan di atas kayu salib karena dosa manusia. Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging; itulah tubuh Yesus di atas kayu salib.

Singkatnya: Di atas kayu salib, Ia mencurahkan darah-Nya (anggur) kepada manusia dan Dia rela menyerahkan segenap tubuh-Nya (roti atau makanan) kepada saya dan saudara, supaya kita memperoleh keselamatan.
-      Darah Yesus à Anggur = Minuman.
-      Daging atau tubuh Yesus à Roti = Makanan.

Berkaitan dengan hal itu, kita simak Injil Yohanes 6.
Yohanes 6:53-58
(6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. (6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. (6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi:
-      Daging-Ku adalah benar-benar makanan.” Berarti, daging atau tubuh Yesus adalah makanan yang sesungguhnya. Kalau ada makanan yang sesungguhnya, berarti ada makanan yang tidak sesungguhnya, itulah makanan palsu.
-      Darah-Ku adalah benar-benar minuman.” Berarti, darah Yesus adalah minuman yang sesungguhnya.
Biarlah kiranya kita menikmati tubuh -- yang adalah makanan sesungguhnya -- dan darah Yesus -- yang adalah minuman yang sesungguhnya --. Jangan kita makan dan minum dari makanan dan minuman yang palsu. Itu sebabnya, biarlah kiranya kita senantiasa memandang kepada salib di Golgota.

Tubuh Yesus adalah benar-benar makanan dan darah Yesus adalah benar-benar minuman, dibuktikan dengan tiga hal.
Bukti YANG PERTAMA: Tubuh dan darah Yesus menjanjikan hidup kekal, sebab Ia harus dibangkitkan pada akhir zaman. Sesuai dengan ayat 54, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.

Yohanes 6:38-40
(6:38) Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. (6:39) Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. (6:40) Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

Yesus datang ke dalam dunia ini untuk melakukan kehendak Allah Bapa, sehingga setiap orang yang percaya kepada Yesus beroleh hidup yang kekal, dan selanjutnya TUHAN akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Lebih jauh kita akan melihat KEHENDAK ALLAH BAPA.
Ibrani 10:7
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

Yesus datang ke dalam dunia ini untuk melakukan kehendak Allah Bapa; dan hal itu ditulis dengan jelas di dalam Gulungan Kitab Yang Terbuka. Artinya, penekanan dari sebuah pembukaan rahasia Firman Allah ialah melakukan kehendak Allah Bapa, sama dengan; menyangkal diri dan memikul salibnya di tengah-tengah kita berbakti kepada TUHAN; itulah penekanan dari sebuah pembukaan rahasia Firman Allah.

1 Petrus 1:9-11
(1:9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. (1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

Kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.” Ini adalah tujuan iman, yaitu keselamatan jiwa. Jadi, tujuan iman bukanlah perkara yang di bawah, melainkan perkara yang di atas, itulah keselamatan jiwa.
Pembukaan Firman Allah yang disampaikan oleh seorang hamba TUHAN, tentu itu sesuai dengan pimpinan dari kuasa Roh-El Kudus -- sebab pembukaan firman tidak boleh ditafsirkan oleh akal dan pemikiran manusia, di mana Roh Kudus yang sebelumnya itu memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

Jadi, jelas sekali, pembukaan Firman Allah itu penekanannya ialah melakukan kehendak Allah Bapa, sama dengan; menyangkal diri, memikul salib. Sebab, di dalam 1 Petrus 1:9-11 dengan jelas dikatakan; pembukaan Firman Allah yang disampaikan oleh hamba TUHAN itu sesuai dengan pimpinan kuasa Roh- El Kudus, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus.

Sekali lagi saya tandaskan: Pembukaan firman tidak boleh ditafsir oleh akal pikiran manusia, tetapi harus sesuai dengan pimpinan, sesuai dengan tuntunan kuasa Roh Kudus yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus.

Inilah pembuktian yang pertama tentang tubuh dan darah Yesus.

Tubuh Yesus adalah benar-benar makanan dan darah Yesus adalah benar-benar minuman, dibuktikan dengan tiga hal.
Bukti YANG KEDUA: Tubuh dan darah Yesus adalah jaminan untuk membawa kita kepada persekutuan yang indah dengan TUHAN, seperti yang Yesus katakan pada ayat 56: “Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.”
Jadi, jaminan dari tubuh Yesus -- sebagai makanan -- dan darah Yesus -- sebagai minuman -- adalah ada persekutuan yang indah dengan TUHAN. Tanpa tubuh dan darah Yesus, tidak ada yang mampu menjamin kita untuk dibawa sampai kepada persekutuan yang indah dengan TUHAN; hal ini harus dicamkan dengan baik.

Jika dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel, “persekutuan yang nyata dengan Allah Trinitas” terkena pada Ruangan Suci dengan tiga alat yang ada di dalamnya, antara lain;
1.      Meja Roti Sajian.
2.      Pelita Emas.
3.      Mezbah Dupa.

Tentang PERSEKUTUAN ini, kita lebih jauh melihat dalam Ibrani 10.
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Dari pembacaan Ibrani 10:22-24, kita dapat menemukan tiga kata, antara lain:
1.      Kata “iman” pada ayat 22.
2.      Kata “pengharapan” pada ayat 23.
3.      Kata “kasih” pada ayat 24.

Jika dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel, maka;
1.      “Iman” terkena pada Meja Roti Sajian à Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = Persekutuan dengan Yesus, Anak Allah, dan korban-Nya.
2.       “Pengharapan” terkena pada Pelita Emas à Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian = Persekutuan dengan Allah Roh Kudus. Itu sebabnya, dalam Kebaktian Minggu Umum jelas berfungsi untuk mempertajam karunia-karunia dan jabatan-jabatan sebagai sarana untuk menyaksikan kemurahan-kemurahan TUHAN -- diberi kesempatan untuk bersaksi.
3.      “Kasih” terkena pada Mezbah Dupa à Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = Persekutuan dengan Allah Bapa.

Ibrani 10:25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, artinya; tetap berada di dalam persekutuan yang indah dengan Allah Trinitas lewat tiga macam ibadah pokok.
-      Iman = Meja Roti Sajian = Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-      Pengharapan = Pelita Emas = Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
-      Kasih = Mezbah Dupa = Ibadah Doa Penyembahan.

Selanjutnya, supaya terwujudnya persekutuan dengan Allah Trinitas lewat tiga macam ibadah pokok itu, maka perlu juga “saling menasihati” antara yang satu dengan yang lain.

1 Tesalonika 2:3-6
(2:3) Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. (2:4) Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. (2:5) Karena kami tidak pernah bermulut manis -- hal itu kamu ketahui -- dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi -- Allah adalah saksi -- (2:6) juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.

Di dalam pertemuan-pertemuan ibadah itu, ada nasihat Firman Allah. Adapun nasihat yang benar dan murni itu ialah:
1.      Tidak lahir dari kesesatan.
2.      Tidak dari nasihat yang tidak murni.
3.      Tidak disertai dengan tipu daya.
4.      Bukan untuk menyukakan hati manusia, tetapi hati Allah.
5.      Seorang hamba TUHAN tidak bermulut manis.
6.      Tidak mempunyai maksud loba atau seorang hamba TUHAN tidak mencari keuntungan yang tersembunyi di tengah pemberitaan Injil.
7.      Tidak mencari puji-pujian dari manusia.
Inilah nasihat yang benar dari Allah.

Tubuh Yesus adalah benar-benar makanan dan darah Yesus adalah benar-benar minuman, dibuktikan dengan tiga hal.
Bukti YANG KETIGA: Tubuh dan darah Yesus memberi hidup selama-lamanya, seperti yang dikatakan Yesus kepada orang Yahudi pada ayat 58: “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
Hidup selama-lamanya = abadi, berarti; tidak berubah-ubah. Hati manusia suka berubah-ubah, itu adalah tanda bahwa ia belum menikmati suasana Kerajaan Sorga.
Langit, bumi dan segala isinya suatu kali nanti akan lenyap, berarti berubah, tidak abadi. Tetapi langit dan bumi yang baru sifatnya kekal; Yerusalem yang baru, kerajaan sorgawi sifatnya kekal, abadi, tidak berubah-ubah. Jadi, orang yang hati dan pikirannya berubah-ubah, menunjukkan bahwa ia belum menikmati suasana Kerajaan Sorga, bahkan tidak akan menikmati suasana Kerajaan Sorga di bumi.

Kita akan memperhatikan Ibrani 12.
Ibrani 12:22-27
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (12:23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, (12:24) dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel. (12:25) Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? (12:26) Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." (12:27) Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.

Pada ayat 27 dikatakan: “… supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.” Kalimat ini memberi arti kepada kita bahwa keadaan dari Kerajaan Sorga itu sifatnya abadi, berarti; selama-lamanya, tidak berubah-ubah.

Ciri-ciri keadaan tetap, tidak berubah-ubah:
YANG PERTAMA: Datang ke bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem baru.
Inilah gambaran dari mempelai wanita TUHAN. sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan kawin Anak Domba. Biarlah kiranya kita kelak berada dalam pesta nikah Anak Domba, berarti menjadi mempelai wanita TUHAN; ini adalah keadaan tetap, tidak berubah-ubah. Sebaliknya, ciri-ciri dari mempelai TUHAN adalah tidak berubah-ubah, bertahan dalam kesuciannya.

YANG KEDUA: Datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah.
Berarti, tidak lagi merasakan daging atau tidak hidup menurut hawa nafsu daging.

YANG KETIGA: Datang kepada jemaat anak-anak sulung yang namanya terdaftar di Sorga.
Nama terdaftar di sorga, sama dengan; dikenal oleh TUHAN. Supaya kita dikenal oleh TUHAN, dan sebaliknya kita mengenal TUHAN, itu kaitannya dengan penggembalaan, sesuai Injil Yohanes 10. Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita tergembala dengan baik dan benar dalam satu penggembalaan yang TUHAN percayakan, supaya kita menjadi domba yang dikenal oleh Gembala Agung, dan sebaliknya kita juga dikenal oleh TUHAN, sampai pada akhirnya nama kita tercatat di Sorga, terdaftar di dalam kitab kehidupan Anak Domba. Jadi, jemaat anak-anak sulung yang namanya terdaftar di Sorga itu diawali dengan terlebih dahulu tergembala dengan bak, supaya kita dikenal dan mengenal TUHAN.

YANG KEEMPAT: Datang kepada Allah yang menghakimi semua orang.
Ini menunjuk kepada orang (kehidupan) yang hidup dalam kasih yang sempurna. Kalau kita hidup di dalam kasih yang sempurna, maka kita tidak akan mungkin membalas kejahatan dengan kejahatan, sebaliknya kita akan menyerahkan segala persoalan itu kepada Allah, sebab Dialah Allah yang menghakimi segala sesuatu.
Tanda memiliki kasih yang sempurna:
1)      Menutupi banyak sekali dosa.
2)      Sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Berarti, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan menyerahkan segala persoalan kepada Allah, sebab Dialah Allah yang berhak menghakimi setiap orang.

YANG KELIMA: Datang kepada roh-roh orang benar yang telah menjadi sempurna.
Sempurna, berarti; tidak bercacat dan tidak bercela = segambar serupa dengan Allah = sama mulia dengan Allah; inilah keadaan yang tidak berubah-ubah.

YANG KEENAM: Datang kepada Yesus, Pengantara Perjanjian Baru.
Dengan lain kata; menempatkan Kristus sebagai Kepala. Kalau Kristus yang menjadi Kepala, maka hidup gereja TUHAN tidak akan berubah-ubah. Sebaliknya, kalau serigala dan burung menjadi Kepala atas tubuh, inilah gambaran dari kehidupan yang berubah-ubah. Tetapi kalau kita menempatkan Kristus sebagai Kepala, maka;
-      Hati kita tidak berubah kepada yang jahat = serigala.
-      Hati kita tidak berubah kepada yang najis = burung.

YANG KETUJUH: Datang kepada darah pemercikan yang lebih kuat dari pada darah Habel.
Mengapa dikaitkan dengan “darah Habel?” Darah Habel tercurah di tanah dapat berbicara langsung kepada Allah dan memberitahukan keadaan (tabiat) dari pada Kain. Tetapi darah Yesus, darah pemercikan lebih kuat dari pada darah Habel.
Tujuh kali percikan di atas Tutup Pendamaian dan tujuh kali percikan darah di depan Tutup Pendamaian (Tabut Perjanjian), itu berbicara tentang; sengsara tanpa dosa, itulah yang sanggup berkuasa menyempurnakan kehidupan kita masing-masing. Inilah keadaan tinggal tetap; tidak berubah-ubah, sebagai jaminan yang ketiga dari tubuh dan darah Yesus.

Jadi, lewat pembukaan firman TUHAN ini, jelas menunjukkan bahwa penekanan dari pembukaan firman TUHAN adalah tubuh dan darah Yesus, sangkal diri dan pikul salib, yang memberi tiga jaminan -- yang sudah kita perhatikan di atas --. Secara khusus jaminan yang ketiga dari tubuh dan darah Yesus adalah supaya kita tinggal tetap, tidak berubah-ubah, abadi, selama-lamanya di dalam kerajaan yang tak tergoncangkan.

Ibrani 12:28
(12:28) Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

Karena kita menerima kerajaan yang tak tergoncangkan -- sebagai jaminan yang ketiga dari tubuh dan darah Yesus --, maka “marilah kita mengucap syukur” dalam segala hal. Berarti, orang yang sudah menerima kerajaan yang tak tergoncangkan; ia senantiasa mengucap syukur dalam susah maupun senang. Jadi, “mengucap syukur” itu bukan saja pada saat diberkati, tetapi dalam keadaan susah juga senantiasa mengucap syukur, berarti; tidak ngomel, tidak menggerutu, tidak bersungut-sungut.

Kemudian, “beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya.” Jadi, orang yang menerima kerajaan yang tak tergoncang akan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya. Jangan kita beribadah dengan cara yang tidak berkenan kepada TUHAN, tetapi marilah kita beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, yakni dengan “hormat” dan “takut”.
-      Hormat, berarti; betul-betul menjunjung tinggi korban Kristus manakala kita berada di tengah ibadah dan pelayanan.
-      Takut, berarti; benci kejahatan, benci kecongkakan, keangkuhan dan juga dosa-dosa yang lain, yang juga dibenci oleh TUHAN.

Tadi kita sudah melihat jaminan dari tubuh dan darah Yesus, dan TUHAN Yesus telah memberi suatu pengertian kepada kita soal tubuh dan darah Yesus.

Kita kembali memperhatikan Kejadian 40.
Kejadian 40:9-11,16-17
(40:9) Kemudian juru minuman itu menceritakan mimpinya kepada Yusuf, katanya: "Dalam mimpiku itu tampak ada pohon anggur di depanku. (40:10) Pohon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu bertunas, bunganya sudah keluar dan tandan-tandannya penuh buah anggur yang ranum. (40:11) Dan di tanganku ada piala Firaun. Buah anggur itu kuambil, lalu kuperas ke dalam piala Firaun, kemudian kusampaikan piala itu ke tangan Firaun." (40:16) Setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah ia kepadanya: "Aku pun bermimpi juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul berisi penganan. (40:17) Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun, buatan juru roti, tetapi burung-burung memakannya dari dalam bakul yang di atas kepalaku."

Mimpi dari kepala juru minuman (anggur) dan kepala juru roti (makanan), sebetulnya mempunyai artinya sendiri, tetapi malam ini saya tidak akan melanjutkan kembali pemberitaan Firman TUHAN.
Sebetulnya masih banyak yang harus sampaikan malam hari ini, namun saya harus menyadari diri bahwa saya harus menghentikan pemberitaan firman malam ini. Kita berdoa, supaya di minggu yang akan datang, TUHAN kembali membukakan rahasia firman-Nya bagi kita sekaliannya.

Tetapi satu hal yang pasti dan mau saya tandaskan: lewat pemberitaan firman malam hari ini, TUHAN memberikan suatu pengertian yang tidak perlu kita ragukan, bahwa kepala juru minuman dan kepala juru roti merupakan bayangan dari pribadi TUHAN Yesus Kristus dengan korban-Nya di atas kayu salib di atas bukit Golgota. Tentu kita patut bersyukur akan hal ini; Dia yang menyelamatkan tubuh bagi kita, Dia yang memberikan kita minuman, di mana tubuh dan darah Yesus memberikan jaminan bagi kita sebagai berkat yang besar dan heran, secara khusus bagi kehidupan muda remaja malam hari ini.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment