KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, July 3, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 JUNI 2020



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 JUNI 2020


KITAB KOLOSE
(Seri: 103)

Subtema: KUASA INJIL KERAJAAN (INJIL KESELAMATAN)

Shalom.
Puji TUHAN … Oleh karena kasih dan kemurahan TUHAN, kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan malam hari ini. Maka, kita tidak lupa mengucapkan puji syukur dan terimakasih setinggi-tingginya kepada TUHAN; Dialah Kepala Gereja, Dialah penyelamat tubuh. Dia juga Imam Besar yang memimpin kehidupan kita sampai kepada penyembahan yang benar, membawa kehidupan kita bagaikan Anak laki-laki yang dilahirkan oleh mempelai perempuan TUHAN; tiba-tiba dirampas ke takhta Allah.
Kita patut bersyukur kepada TUHAN; oleh karena rahmat-Nya yang besar, menyatakan kasih dan kemurahan-Nya lewat pembukaan firman bagi kita sekaliannya. Kalau terjadi pembukaan Firman TUHAN, maka pintu sorga terbuka bagi kita sekaliannya. Kalau terjadi pembukaan Firman TUHAN, maka pintu-pintu yang tertutup akan terbuka. TUHAN akan memberkati dengan limpah ruah. TUHAN akan memulihkan apa yang tidak mungkin, segalanya mungkin, bahkan yang mati dihidupkan kembali. Itulah arti dari ibadah, sehingga lewat ibadah ini betul-betul kita merasakan rahmat TUHAN oleh karena pembukaan Firman TUHAN bagi kita.

Saya tidak lupa menyapa umat TUHAN, anak-anak TUHAN, juga hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Sebentar kita akan berada di ujung kaki salib TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup, maka marilah kita dengan rendah hati memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan pada malam ini. Segera saja kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.

Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Suatu pernyataan dari Allah yang ditujukan langsung kepada suami-suami, supaya setiap suami-suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.

Oleh sebab itu, marilah kita segera untuk memperhatikan surat dari Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya, dari pembacaan ini dinyatakan sebanyak dua kali, yakni:
1.      Efesus 5:25-27.
2.      Efesus 5:28-29.

Kita akan melihat terlebih dahulu BAGIAN PERTAMA, yaitu Efesus 5:25-27.
Efesus 5:25-26
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

Suami mengasihi isterinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dengan jalan menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.
Pendeknya: Kasih dari seorang suami terhadap isterinya harus sama seperti kasih Kristus terhadap sidang jemaat, yang dibuktikan dengan pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Dengan satu alasan yang pasti, yaitu; dikuduskan sesudah dimandikan dengan air dan Firman TUHAN.

Berarti, penyucian itu tidak berhenti hanya sebatas permandian air atau berada pada Kolam Baptisan, tetapi lanjut dengan penyucian oleh air dan firman yang limpah ruah. Mengapa demikian? Karena kita tidak akan mungkin mengalami penyucian hanya dengan satu atau dua ayat firman yang disampaikan oleh setiap hamba-hamba TUHAN.
Kalau kita mau mengalami penyucian oleh air dan firman, berarti pemberitaan firman itu harus limpah. Tidak mungkin kita dapat mengalami penyucian dengan menyampaikan satu atau dua ayat firman, lalu ditambahkan dengan cerita-cerita dunia, dongeng-dongeng nenek tua, takhayul-takhayul atau pun cerita-cerita isapan jempol; itu sesuatu yang tidak mungkin.

Selanjutnya, kita akan melihat AIR dan FIRMAN YANG LIMPAH RUAH.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Sungai air kehidupan mengalir keluar dari “takhta Allah” dan “takhta Anak Domba.” Jelas, inilah yang disebut dengan air Firman Allah yang limpah ruah.

Mari, terlebih dahulu kita melihat tentang: Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari TAKHTA ALLAH.
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari “takhta Allah” disebut juga dengan Injil Kerajaan atau Injil Keselamatan.

Berkaitan dengan hal itu, kita akan segera memperhatikan INJIL KESELAMATAN dalam Efesus 1.
Efesus 1:13-14
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. (1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Injil Keselamatan berkuasa untuk menjadikan hidup gereja TUHAN sebagai milik kepunyaan Allah yang telah “dimeteraikan” oleh Roh Allah itu sendiri. Jadi, Roh Allah merupakan meterai dari milik kepunyaan Allah, atau sebaliknya, meterai dari milik kepunyaan Allah adalah Roh Kudus.

Biarlah kita semua menghargai Injil Keselamatan, karena Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan -- berkuasa untuk menjadikan hidup gereja TUHAN, hidup anak-anak TUHAN, hidup orang Kristen menjadi milik kepunyaan Allah yang dimeteraikan oleh Roh Allah itu sendiri. Oleh sebab itu, hargailah Injil Keselamatan yang telah diperdengarkan dari sorga, dari Allah, bagi kita di tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Kita datang beribadah tidak boleh dengan rutinitas, tidak boleh hanya sebatas ibadah ceremonial, tidak boleh datang hanya untuk menjalankan ibadah liturgis atau ibadah lahiriah atau ibadah Taurat; tetapi harus dengan sungguh-sungguh, sehingga  kuasa dari Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan -- itu menjadikan kita sebagai milik kepunyaan Allah.

Wahyu 7:1-4
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. (7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, (7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" (7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Satu sisi, “empat malaikat” berada pada keempat penjuru bumi, itulah Timur, Barat, Utara, Setan. Dan pekerjaan mereka ialah menahan angin supaya jangan bertiup, supaya jangan menerpa darat, laut dan juga jangan menerpa pohon-pohonan.
Kemudian, dalam kesempatan yang lain, muncul “satu malaikat” yang lain dari tempat matahari terbit. Jelas, ini adalah satu malaikat yang diutus dan datang dari Allah, karena kasih Allah itu sendiri.

Kemudian, “satu malaikat” yang muncul dari tempat matahari terbit membawa meterai Allah yang hidup. Dan jumlah mereka yang dimeteraikan di sini ialah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) dari 12 (dua belas) suku keturunan Israel atau Yakub.
Jelas, meterai Allah ada pada dahi mereka sebagai tanda milik kepunyaan Allah. Milik kepunyaan Allah itu, meterainya adalah Roh Kudus; dan Roh Kudus itu dimeteraikan pada dahi mereka.

Seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala, juga ada meterainya. Manakala ada dua tiga sidang jemaat, di mana dalam penggembalaan disebut dua tiga ekor domba-domba, itulah meterai dari seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala. Jadi, sebutan apa saja selalu ada meterainya, supaya segala sesuatu yang kita kerjakan ini pasti dan jelas.

Seseorang yang berada pada kedudukan imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN juga ada meterainya; jelas, oleh karena darah salib dan kematian kebangkitan Yesus Kristus.
Maka, -- sedikit melebar -- seorang hamba TUHAN, seorang pelayan TUHAN, imam-imam yang melayani di tengah ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan, kiranya betul-betul menghargai pengalaman kematian dan kebangkitan dari TUHAN Yesus Kristus; Dialah Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorgawi.

Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

Di dahi dari 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya sebagai meterai dari Allah.
Singkatnya, isi dari seluruh pemikiran mereka itu hanya ada Firman Allah sebagai “kebenaran” dan hanya ada “kasih dari Allah Bapa Sorgawi”. Dengan kata lain, Firman Allah sudah menjadi daging dalam kehidupan mereka, Firman Allah sudah mendarah daging dalam kehidupan mereka, atau Firman Allah sudah menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari.

Kalau firman sudah menjadi daging, kalau firman sudah menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari, maka apapun yang terjadi, mereka yang telah dimeteraikan itu tidak akan terpisahkan lagi dari kasih Allah; baik oleh pedang, baik oleh karena kelaparan, baik oleh karena aniaya, bahkan maut sekalipun tidak dapat memisahkan.

Jadi, dari apa yang kita terima malam ini; kehidupan yang sudah dimeteraikan oleh Allah dengan Roh Kudus-Nya lewat kuasa Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --, itu merupakan hal yang sangat mulia dari TUHAN, yang dinyatakan oleh TUHAN kepada kita saat ini.
Oleh sebab itu, janganlah kita keras hati; jangan kita sombong; jangan kita bermain-main dengan segala sesuatu yang TUHAN nyatakan ini kepada kita.

Sekali lagi saya sampaikan: Firman Allah sudah mendarah daging dalam kehidupan mereka, Firman Allah sudah menjadi praktek, sehingga apapun yang terjadi, tidak terpisahkan dari kasih Kristus. Sekalipun menghadapi kelaparan, pedang, aniaya dan lain sebagainya, atau mungkin belum bekerja, namun tetap tidak terpisahkan dari kasih Kristus, bahkan oleh maut sekalipun; itulah kehidupan yang dimeteraikan oleh Allah, itulah milik kepunyaan Allah.
Isi dari seluruh pemikiran mereka hanya ada nama-Nya dan nama Bapa-Nya; tidak ada yang lain lagi, tidak memikirkan yang aneh-aneh (yang tak suci).

Lebih jauh kita melihat KEHIDUPAN YANG DIMETERAIKAN ini dalam Yehezkiel; sebab tentang “milik kepunyaan” ini juga sudah dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel; dia tidak melalaikan apa yang dipercayakan oleh TUHAN kepada Yehezkiel ini, dia adalah seorang penjaga yang baik dan bertanggung jawab dengan tugasnya di hadapan TUHAN, dia memperhatikan domba-domba Allah, dia peduli dengan domba-domba Allah.

Yehezkiel 9:3-4
(9:3) Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisinya. (9:4) Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana."

Tulislah huruf T di dahi mereka. Berarti, isi dari seluruh pemikiran hanya ada “huruf T”, itulah “Theo”, artinya; TUHAN dan salib-Nya dan kasih Allah yang besar dari sorga, tidak ada yang lain. Sehingga, kehidupan mereka yang sudah dimeteraikan itu rela mengalami penderitaan dan keluh kesah yang begitu hebat pada saat itu.

Jadi, sudah sangat jelas, bahwa; kehidupan yang dimeteraikan -- itulah milik kepunyaan Allah -- ini tidak terpisahkan lagi dari kasih Allah, dari kasih Kristus. Sekalipun mengalami banyak aniaya, banyak penderitaan, keluh kesah yang mereka alami, namun mereka tetap tidak terpisahkan dari kasih Allah.
Oleh sebab itu, saya berharap kita semua mau menghargai salib Kristus, tidak perlu harus bersungut-sungut; sebab itu merupakan praktek dari Firman Allah yang sudah termeterai (tertulis) di dalam seluruh pemikiran kita ini.

Yehezkiel 9:6
(9:6) Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.

Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan!
Jadi, Yehezkiel 9:6 ini sama dengan Wahyu 7:3-4, di mana empat malaikat diutus kepada empat penjuru bumi, yang mana pekerjaan mereka ialah menahan supaya angin jangan menerpa darat, laut dan pohon-pohonan, sebelum milik kepunyaan Allah (hamba-hamba Allah) dimeteraikan pada dahi mereka.

Namun, perhatikan ayat 4 bagian B: “Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung!
Milik kepunyaan Allah yang memiliki tanda “huruf T” di dahi ada pemeliharaan, ada perlindungan, ada pembelaan, tidak diizinkan untuk disinggung sekalipun.
Jadi, sebetulnya kita patut bersyukur jika menjadi milik kepunyaan Allah. Hanya orang yang tidak mengerti rencana Allah sajalah yang di dalam pemikirannya hanyalah pemikiran daging, sehingga manakala nanti pada saat waktunya tiba, maka lihat saja; mereka yang tidak menerima meterai Allah pada dahinya, mereka itu nanti akan disinggung, tidak mendapat pemeliharaan, perlindungan, pembelaan dari TUHAN, bila tiba waktu-Nya.
Tetapi semua orang yang ditandai dengan “huruf T” itu jangan disinggung, berarti; dipelihara, dibela, dilindungi oleh TUHAN pada masa kesesakan, pada puncak malam, pada puncak kesesakan terjadi.

Jangan saudara berpikir bahwa aniaya antikris itu hanyalah sebuah cerita, dongeng, khayalan, fiktif, tidak nyata. “Aniaya antikris” adalah sesuatu yang nyata, yang kelak akan terjadi. Apabila pembinasa keji berdiri di tempat kudus, itulah puncak malam, puncak kesesakan, di situlah aniaya besar terjadi.

Coba, kalau jari atau jempol kaki saudara terinjak oleh kaki kursi atau kaki meja, lalu kursi atau meja itu diduduki oleh seseorang. Kemudian, tidak berhenti sampai di situ; jari atau ujung kaki dipotong perlahan-lahan, sedikit demi sedikit dipotong (diiris). Lalu diberikan pertanyaan: “masih mau ikut TUHAN” atau “mau ikut golongan antikris” ? Kalau misalnya tetap bertahan dan memberi jawaban: “ikut TUHAN”, maka konsekuensinya adalah jari dipotong (diiris) sedikit demi sedikit. Jika masih tetap bertahan dan tetap ikut TUHAN, maka jari dipotong (diiris) kembali sedikit demi sedikit. Kalau seperti ini keadaannya, sampai berapa lama saudara bisa bertahan?
Jangankan seperti itu; sedikit saja kita “disinggung” oleh orang lain, perasaan manusia daging ini sudah langsung tersinggung. Nasihat yang baik saja disampaikan tersinggung, apalagi pada saat aniaya besar antikris terjadi?

Oleh sebab itu, inilah pentingnya Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --, supaya kita semua menjadi milik kepunyaan Allah yang dimeteraikan dengan Roh Kudus-Nya. Jangan sesekali kita mengeluh. Ikutilah rencana Allah yang besar ini.

Kemudian, pada ayat 4 juga dikatakan: “Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.
Malam ini saya sampaikan dengan tandas: Tetaplah berada di dalam Bait Suci Allah. Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, dengan lain kata; terimalah Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --. Sekali lagi saya tandaskan: Tetaplah berada di dalam Bait Suci Allah. Apapun yang terjadi, jauh lebih baik kita bertahan untuk tetap berada di dalam Bait Suci Allah hari ini, bertahan untuk menerima Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --, dari pada menghadapi puncaknya malam namun kita tidak sanggup berbuat apa-apa.

Kalau sampai hari ini kita masih dapat bertahan di dalam Bait Suci Allah; ini merupakan bagaikan mendapat lotre atau mendapat undian, atau menerima jubah yang maha indah. Untuk mendapat jubah yang maha indah itu bagaikan mendapat undi (lotre), itulah kemurahan bagi kita semua.

Lihatlah INJIL KERAJAAN -- yang disebut juga Injil Keselamatan -- lebih jauh di dalam Injil Matius 24.
Matius 24:3-12
(24:3) Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"

Biarlah kita selalu ada di Bukit Zaitun, itulah doa penyembahan. Berarti sama seperti bercakap-cakap sendirian dengan TUHAN; hanya antara 12 (dua belas) murid dengan Yesus sendirian. Bukankah ini adalah hak istimewa yang tidak dimiliki oleh orang banyak?

Apa kelebihannya kalau kita bercakap-cakap sendirian dengan TUHAN?
Di sini dikatakan: Kata mereka:“Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Jelas, kita berada dalam rencana Allah yang besar, kita bisa mengerti semua tanda-tanda sesuai dengan rencana-rencana yang dinyatakan oleh TUHAN.

Matius 24:4-5
(24:4) Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! (24:5) Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.

Banyak orang akan datang dan memakai nama TUHAN dan berkata: “Akulah Mesias” Jadi, Mesias palsu akan bermunculan, dengan tujuan untuk menyesatkan banyak orang.

Matius 24:6-8
(24:6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (24:7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (24:8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.

Kemudian, peristiwa berikutnya:
-          Terdengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Namun, tidak berhenti sampai di situ.
-          Selanjutnya, akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
Tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
Itu semua akan terjadi. Kalau memang kita masih hidup, berarti peristiwa itu semua akan kita lalui.

Matius 24:9
(24:9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,

Kemudian, lebih dahsyat lagi:Anak-anak TUHAN akan diserahkan untuk disiksa. Kemudian, sebagian ada yang dibunuh. Anak-anak TUHAN akan dibenci oleh bangsa-bangsa karena nama TUHAN Yesus, karena nama-Nya dan nama Bapa-Nya sudah dituliskan di dahi.

Matius 24:10
(24:10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.

Tetapi di sisi yang lain: Banyak orang akan murtad, banyak orang mengundurkan diri, tidak kuat menyangkal diri dan memikul salib untuk mengikut TUHAN.

Matius 24:11-12
(24:11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (24:12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

Lalu, oleh karena makin bertambahnya kedurhakaan (pemberontakan demi pemberontakan terjadi di hadapan TUHAN), maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

Peristiwa-peristiwa yang tertulis dalam Matius 24:4-12 yang dibagi dalam beberapa fase ini akan dilewati oleh anak-anak TUHAN, orang-orang Kristen. Tetapi, seperti apa keberadaan dari orang Kristen yang dapat bertahan menghadapi peristiwa ini?

Matius 24:13-14
(24:13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (24:14) Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."

Biarlah kiranya kita bertahan dan betul-betul menerima Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --, sehingga kita mampu melewati peristiwa demi peristiwa yang sangat menyakitkan dan menggemparkan hati ini.
Kita butuh Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --, itulah sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari “takhta Allah”, yang memberikan keselamatan.

Bertahanlah. Apa yang bisa membuat kita “bertahan”? Jelas, Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan -- berkuasa untuk menjadikan kita sebagai milik kepunyaan Allah yang tentu dimeteraikan oleh Roh Kudus.

Kurang apa baiknya TUHAN? Dengan gamblang Dia menceritakan; seluruh isi hati-Nya dinyatakan kepada kita lewat perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan malam ini. Kurang apa baiknya TUHAN?
Kalau kita adalah seorang yang bijaksana, pastilah akan mau menerima segala rencana-rencana yang TUHAN sudah susun. Sebaliknya, seorang pencemooh, orang yang bebal, dungu, tidak mau berubah, betah membelakangi TUHAN, maka orang semacam ini tidak mengerti rencana TUHAN. Pemikirannya hanya sesaat di dunia ini.
Mungkin saja hari ini dia dapat menikmati;
-          seluruh daging dan keinginannya,
-          Dunia dan arusnya,
-          Roh jahat dan roh najis,
tetapi ingat; kehidupan semacam ini tidaklah bertahan lama, sebab mereka bukan milik kepunyaan Allah.
Bertahanlah sampai kesudahannya. Berikanlah dirimu diteguhkan oleh Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --.

Kita bersyukur, TUHAN memperhatikan kita, bagaikan kita berada di Bukit Zaitun bercakap-cakap sendiri dengan Dia. Inilah hak istimewa yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang Kristen.
Biarlah kita hidup dan berada di dalam doa penyembahan, bagaikan berada di Bukit Zaitun, yang sebetulnya itu merupakan hak istimewa. Namun, mengapa hak istimewa ini justru diabaikan?

Saya tahu, selama Virus Corona (Covid-19) ini mewabah, kita hanya tergembala lewat Online atau live streaming video internet Youtube, Facebook, dan saya rasa betul: kemerosotan sedang terjadi. Tetapi TUHAN sedang membangunkan kembali kehidupan rohani kita masing-masing pada malam ini.

2 Korintus 1:21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, (1:22) memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

Lewat Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan -- berkuasa meneguhkan kita bersama-sama di dalam Kristus Yesus; bagaikan Rasul Paulus bersama dengan sidang jemaat di Korintus diteguhkan di dalam Kristus Yesus.

Kemudian, “ … adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya …” Allah mengurapi, berarti memeteraikan tanda milik kepunyaan-Nya, sebab Roh Kudus yang ada di dalam hati kita, itu merupakan jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita. Meterai Allah, yang adalah Roh Allah, merupakan jaminan dari segala yang telah disediakan.

TUHAN Yesus baik. Tidak terselami jalan-jalan TUHAN, bukan? Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan adalah bagian kita, supaya kita betul-betul mau diteguhkan oleh kuasa dari Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan -- di dalam Kristus Yesus. Dan Allah akan mengurapi, memeteraikan dengan Roh Kudus-Nya, sebab meterai Roh Kudus merupakan jaminan dari segala yang akan disediakan bagi kita, termasuk hidup yang akan datang.

2 Korintus 5:4-5
(5:4) Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. (5:5) Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.

Roh Kudus yang dimeteraikan Allah merupakan jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita. Oleh sebab itu, jangan sesekali kita mendukakan Roh Kudus. Roh Kudus itu peka dan sensitif, maka kita juga harus peka dan sensitif. Jangan kita bermasa bodo.

Lihat, contoh orang yang sensitif dan peka terhadap Roh Kudus: Kalau sudah tahu bahwa perkara itu adalah hal yang salah, maka jangan dilanggar dengan melakukan hal yang salah itu. Kalau itu untuk berbuat baik, maka lakukan saja. Karena, meterai Allah, itulah Roh Kudus, adalah jaminan dari segala sesuatu yang akan disediakan TUHAN bagi kita, termasuk Kerajaan Sorga. Jadi, Roh Kudus itu harus dipelihara, jangan dibuat berduka.

Contohnya: Kalau memang saudara sudah selesai makan, bawalah piring saudara itu lalu bersihkan. Jangan sesuka hati menaruh piring kotor itu lalu pergi begitu saja. Ini contoh kecil saja. Jangan buat Roh Kudus itu berduka.
Apalagi seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN sangatlah membutuhkan pengurapan -- itulah meterai Roh Kudus -- supaya kita boleh dipakai untuk melayani pekerjaan yang suci, yang mulia ini. Biarlah kiranya hal ini dipahami dengan baik.

Efesus 4:30
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Injil Kerajaan berkuasa untuk menyelamatkan kita; oleh sebab itu, janganlah kita mendukakan Roh Kudus Allah.
Saat kapan Roh Kudus berduka? Saat ada kematian, sama artinya; hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat = mati rohani. Mati rohani karena hidup menurut hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat; saat itulah Roh Kudus berduka.

Efesus 4:31
(4:31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

Praktek mati rohani, antara lain; kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, termasuk kejahatan, biarlah itu semua dibuang, sebab itu merupakan perbuatan daging yang mematikan hidup rohani.
1.      Kepahitan. Pahit karena ulah orang lain, itu harus dibuang. Pahit karena anak dibuang oleh orang tua, itu juga harus dibuang.
2.      Kegeraman, itu juga harus dibuang.
3.      Kemarahan. Apalagi marah tanpa sebab, itu juga harus buang.
4.      Pertikaian, juga harus dibuang.
5.      Fitnah, juga harus dibuang.
6.      Sampai kepada segala jenis kejahatan, juga harus dibuang.

Efesus 4:32
(4:32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Tetapi, supaya rohani kita tetap hidup, maka yang harus kita perbuat ialah;
1.      Ramah seorang terhadap yang lain.
2.      Penuh kasih mesra.
3.      Saling mengampuni.

Kasih mesra itu ada karena kasih Agape. Kemesraan di tengah ibadah pelayanan di dalam penggembalaan ini jangan lebih dari kasih Agape. Dalam keadaan situasi kondisi apapun, baik ketika duduk maupun berdiri, di mana pun berada, jangan lebih dari kasih Agape. Pekalah sedikit. Belajarlah untuk memelihara Roh Allah, memelihara Roh Kudus sebagai meterai dari Allah kepada kita semua.

Roma 8:35-39
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (8:38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, (8:39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Perkara apapun tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Perkara apapun, dimulai dari 7 (tujuh) perkara di atas, antara lain; (1) penindasan, (2) kesesakan, (3) penganiayaan, (4) kelaparan, (5) ketelanjangan, (6) bahaya, sampai kepada  (7) pedang sekalipun; biarlah kita hadapi, dan alami sebagai tanda bahwa kita tidak terpisahkan dari kasih Kristus. Oleh siapa pun dan oleh apa pun tidak terpisahkan dari kasih Kristus bahkan rela menjadi domba sembelihan.

Inilah keteguhan yang TUHAN nyatakan kepada kita malam ini lewat Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --. Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar. Mengucap syukurlah kepada TUHAN kalau sampai hari ini kita bertahan di dalam Bait Suci Allah, karena TUHAN mau menyatakan rencana-rencana-Nya yang indah di dalam kehidupan kita masing-masing.
Sekarang ini kita sedang bercakap-cakap sendirian dengan TUHAN di Bukit Zaitun; lewat doa penyembahan, kita tundukkan kepala, sujud di bawah kaki salib-Nya. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment