KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, July 22, 2020

IBADAH PEMBENTUKAN PANITIA NATAL PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) TAHUN 2020, 20 JULI 2020



IBADAH PEMBENTUKAN PANITIA NATAL PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) TAHUN 2020, 20 JULI 2020

Subtema: PENOLONG DENGAN PENYEMBAHAN YANG TERTINGGI

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap hati kita.
Oleh karena perkenanan TUHAN, kita dimungkinkan untuk mengadakan Ibadah Pembentukan Panitia Natal Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) Tahun 2020. Biarlah kiranya lewat berkat Firman Allah, kita diberi kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan yang baik, yang suci, yang mulia ini di hadapan TUHAN. Kita bekerja sesuai dengan ukuran Firman TUHAN.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, kita mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya untuk kita malam ini.

Kita akan kembali memperhatikan Injil Yohanes 12:1-11. Namun, kita awali terlebih dahulu pada ayat 1.
Yohanes 12:1
(12:1) Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.

Yesus datang ke Betania enam hari sebelum Paskah. Betania adalah kampung dari Lazarus, Marta dan Maria.
Kita ini adalah sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon. Nama “BETANIA” ini sangat berarti bagi kita sekaliannya; tentu, sesuai dengan kehidupan dari pada keluarga di Betania tersebut, yaitu Lazarus, Marta dan Maria.

Singkatnya: Keluarga Betania menunjuk suatu kehidupan kekristenan yang telah melewati suatu pengalaman kematian dan pengalaman kebangkitan -- ayat 9 --, sebagai suatu pengalaman yang sangat berharga, karena itu merupakan langkah-langkah perjalanan kekristenan kita untuk menuju Kerajaan Sorga. Ini adalah langkah yang harus kita lewati di atas muka bumi ini sebagai perjalanan kita untuk menuju Kerajaan Sorga.

Yohanes 12:2
(12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

Kemudian, di sini kita melihat; yang pertama kali disinggung adalah pribadi Marta. Marta melayani, di mana pelayanannya saat itu sudah berbeda dengan pelayanan sebelum Lazarus dibangkitkan.

Tentu saya punya alasan untuk mengatakan hal itu; oleh sebab itu, mari kita lihat PERBEDAANNYA dalam Injil Lukas 10.
Lukas 10:38-19
(10:38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. (10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya” Untuk mendengarkan Firman TUHAN, terlebih dahulu berada di ujung kaki salib TUHAN. Mendengar firman itu diperlukan kerendahan hati, bukan semata-mata kepandaian, bukan semata-mata kita sudah lebih tua, tidak. Di dalam hal mendengarkan Firman TUHAN, harus terlebih dahulu berada di ujung kaki salib TUHAN, dekat kaki TUHAN. Berarti, mendengar Firman TUHAN harus berada dalam kedudukan yang rendah; saat dengar Firman TUHAN harus rendah hati. Biarlah kita mendengar Firman TUHAN sampai selesai dalam keadaan rendah hati.

Lukas 10:40-42
(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, (10:42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Di sisi yang lain, Marta sibuk sekali melayani TUHAN, berbeda dengan Maria yang duduk dekat kaki TUHAN dan terus mendengarkan perkataan TUHAN; ini adalah suatu perbedaan. Melayani TUHAN tetapi tidak dengar-dengaran, itu adalah suatu pelayanan yang tidak berkenan.

Lihat pelayanan dari pada Marta: Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Perkataan ini menunjukkan bahwa; Marta di dalam hal melayani TUHAN, tetapi masih membutuhkan pertolongan.
Membutuhkan pertolongan atau penolong, berarti; dia mengambil suatu tempat di mana tempat itu bukanlah tempatnya seorang perempuan -- karena sesungguhnya, kedudukan seorang perempuan adalah sebagai seorang penolong --. Marta mengambil suatu kedudukan yang bukan tempatnya; dia membutuhkan bantuan, dia membutuhkan pertolongan, dia membutuhkan penolong.

Jadi, sebelum Lazarus dibangkitkan; di dalam hal melayani TUHAN, Marta membutuhkan penolong. Dalam hal ini, Marta berada pada kedudukan seorang “laki-laki”, bukan kedudukan seorang “perempuan”.

Sekarang, kita kembali untuk melihat Injil Yohanes 12.
Yohanes 12:2
(12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

Namun setelah Lazarus dibangkitkan; di dalam hal melayani TUHAN, Marta tidak lagi membutuhkan pertolongan. Itu sebabnya, dia tidak meminta supaya Yesus segera menyuruh Maria untuk segera menolong dia. Sebab, dengan meminta Yesus untuk segera menyuruh Maria supaya membantu dia (Marta), menunjukkan bahwa dia mengambil tempat (kedudukan) dari seorang “laki-laki”, bukan kedudukan seorang “perempuan”. Demikian juga dengan kita di dalam hal melayani TUHAN; kita harus tahu tempat kita di mana.

Jadi, setelah Lazarus dibangkitkan; di dalam hal melayani TUHAN, Marta tidak lagi membutuhkan penolong. Dengan demikian, Marta berada pada kedudukan yang tepat, berada pada tempatnya sebagai penolong bagi laki-laki yang merupakan sebagai ketetapan dari TUHAN -- kalau kita perhatikan Kejadian 2 --.

Kejadian 2:18
(2:18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” Inilah kedudukan dari seorang perempuan; menjadi penolong. Jadi, jangan kita mengambil tempat yang bukan tempat kita, sebab kedudukan dari seorang perempuan adalah dijadikan sebagai seorang penolong. Kalau tidak mengambil tempat (kedudukan) yang benar dan tepat, akhirnya yang seharusnya menjadi penolong, namun justru menjadi perongrong.

Tetapi tadi kita sudah melihat dalam Yohanes 12:2, “Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani” Ini adalah cara melayani TUHAN dengan benar, sebab dia mengambil kedudukan yang tepat sebagai seorang penolong. Biarlah kita melayani TUHAN dalam suasana kebangkitan. Kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya pasti benar.

Selanjutnya, kita akan melihat dari sisi Lazarus.
Yohanes 12:2
(12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

“ ... sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.” Singkatnya, Lazarus duduk makan bersama dengan Yesus.
Malam ini, kita duduk makan bersama dengan TUHAN lewat Ibadah Pembentukan Panitia Natal. Firman TUHAN yang kita terima merupakan santapan rohani sebagai kebutuhan jiwa kita masing-masing.

Kesimpulannya: Baik Marta maupun Lazarus adalah gambaran dari kehidupan orang Kristen yang hanya berpegang pada firman dan kesaksian Roh.
-          Marta à Kesaksian Roh.
-          Lazarus à Firman Allah.
Kehidupan orang Kristen semacam ini, suatu saat akan masuk dan mengalami aniaya karena hidup rohaninya belum sampai pada puncaknya, yaitu berada pada penyembahan yang sesuai dengan ukurannya TUHAN. Kalau gereja TUHAN hanya memiliki Firman Allah dan Roh Kudus, namun tidak sampai pada puncak rohani, maka suatu kali nanti akan masuk dalam aniaya yang besar.
Jadi, hidup rohani dari pada Kekristenan harus sampai kepada ukuran TUHAN, yaitu berada pada penyembahan yang sesuai dengan ukurannya TUHAN.

Singkatnya, TUHAN sangat menuntut seorang perempuan di dalam melayani tidak hanya sebagai penolong, tidak hanya sebagai penopang saja, tetapi sudah seharusnya berada dalam penyembahan yang sesuai dengan ukuran TUHAN, dan pelayanan yang demikian sangat dinikmati oleh TUHAN.

Kejadian 2:18,22-24
(2:18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." (2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Memang, seorang perempuan diciptakan, dibentuk dari tulang rusuk Adam untuk dijadikan sebagai penolong yang sepadan. Tetapi tidak hanya sebagai penolong, seorang perempuan juga sudah seharusnya berada pada puncak kerohaniannya, yaitu hidup dalam penyembahan yang sesuai dengan ukuran TUHAN.

Seorang imam, seorang pelayan TUHAN disebut juga sebagai “seorang penolong”. Tetapi seorang penolong tidak berhenti hanya sebatas “penolong”, melainkan hidup rohaninya sudah seharusnya berada sampai pada puncaknya, itulah doa penyembahan. Kalau hanya sebatas penolong, akan tetapi hidup rohaninya tidak sampai kepada penyembahan --, akhirnya seorang penolong dapat jatuh juga, sebagaimana pada Kejadian 3, di mana Hawa jatuh karena diperdaya oleh ular itu.
Jadi, seorang hamba TUHAN, seorang yang melayani TUHAN tidak berhenti hanya sebatas “penolong”, tidak berhenti hanya sebatas “Marta” saja, tetapi sudah seharusnya sampai kepada puncak rohaninya, yaitu dalam penyembahan yang tertinggi, sesuai dengan ukurannya TUHAN; kalau tidak, akan jatuh juga seperti Hawa yang diperdaya oleh ular itu.

Mengapa pelayan-pelayan TUHAN jatuh dan diperdaya oleh dosa, diperdaya oleh si seteru yang menimbulkan dosa? Itu karena kerohaniannya belum sampai kepada penyembahan dalam ukuran TUHAN yang benar.
Saya berharap: Imam-imam, pelayan-pelayan, jadilah penolong; tetapi kerohaniannya juga sudah seharusnya sampai kepada penyembahan tertinggi. Kalau tidak, maka akan jatuh juga nantinya.

Lukas 13:22-24
(13:22) Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. (13:23) Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" (13:24) Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.

Ini adalah suatu pelajaran yang baik: Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu, supaya kita beroleh selamat. Ini adalah suatu pelajaran yang sangat baik untuk diterima, sehingga kita tidak perlu bertanya kepada si A, si B, si C soal keselamatan, sebab di sini sudah sangat jelas sekali dikatakan: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!
“Sesak”, berarti; tidak ada kesempatan bagi daging untuk bersuara, dengan lain kata; tidak ada lagi kesempatan untuk menuruti hawa nafsu dan keinginan daging.

Lukas 13:25
 (13:25) Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang.

Kalau kita tidak berjuang melalui pintu yang sesak, maka suatu kali nanti apabila pintu sorga tertutup, kita tidak akan bisa masuk ke dalamnya, dengan lain kata; tetap tinggal di luar, tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Tujuan kita beribadah dan melayani TUHAN, serta melayani pekerjaan TUHAN adalah supaya kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga, sebagai upah yang kekal.
Jadi, tidak hanya sebatas untuk mempunyai harta, kekayaan, dan lain sebagainya selama menumpang di bumi ini. Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak!

Lukas 13:26-27
(13:26) Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. (13:27) Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!

Kemudian, mereka yang tinggal di luar (yang ditolak) memberi suatu alasan, yaitu: “Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami” Tetapi lihat, Ia akan berkata: “Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!
Kehidupan rohani dari orang-orang Kristen yang hanya berpegang pada Firman TUHAN dan kesaksian Roh tidak dikenal oleh TUHAN. Jadi, alasan makan dan minum itu belum cukup; atau hubungan kita dengan TUHAN hanya sebatas memiliki firman dan Roh, itu belum cukup, sebab pelayanannya kepada TUHAN belum memberi suatu kenikmatan bagi Tuhan.

TUHAN akan menikmati hubungan itu manakala kehidupan rohani kita sudah sampai pada puncaknya, itulah doa penyembahan. TUHAN tidak kenal kekristenan yang hanya memiliki firman dan Roh TUHAN. Oleh sebab itu, berkali-kali saya sampaikan: Menyembah itu bukan sekedar berlutut, tetapi lahir batin sudah diserahkan untuk TUHAN.
Alangkah disayangkan bila;
-          memiliki firman, seperti Lazarus yang duduk makan bersama dengan Yesus;
-          memiliki kesaksian Roh, seperti Marta yang berjuang dalam melayani TUHAN;
tetapi hanya sebatas di situ; kerohanian tidak sampai kepada puncaknya, maka TUHAN katakan: “Aku tidak tahu dari mana kamu datang”, TUHAN tidak mengenal kehidupan yang demikian. Akhirnya, sia-sialah semua termasuk pengorbanan.
Ini adalah suatu pengertian yang baik dan mulia, supaya kita tahu kedudukan kita masing-masing di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN.

Sebenarnya, TUHAN menghendaki tiga perkara dalam kehidupan orang Kristen, yaitu:
1.      Kesaksian atau Roh à Kegiatan Marta.
2.      Firman TUHAN à Kegiatan Lazarus.
3.      Kasih à Persembahan dari Maria.
Sebab, dalam Injil Yohanes 12:1-8 merupakan kisah tentang Yesus diurapi di Betania, di mana Maria telah mempersembahkan minyak narwastu yang mahal harganya ke tubuh Yesus.

Yohanes 12:3
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Maria mempersembahkan minyak narwastu yang mahal ke tubuh Yesus. Inilah penyembahan Maria sebagai penyembahan yang tertinggi.

Kita akan terlebih dahulu memperhatikan Kidung Agung.
Kidung Agung 7:10
(7:10) Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.

Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju” Penyembahan Maria adalah penyembahan tertinggi, seperti penyembahan dari pada mempelai perempuan TUHAN.

Jadi, kalau kerohanian dari pada kekristenan itu sudah sampai kepada puncaknya, yakni; doa penyembahan, maka inilah penyembahan yang sangat dinikmati oleh TUHAN karena menimbulkan suatu gairah. Kalau kerohanian kita hanya sebatas memiliki firman Allah dan Roh Allah, hubungan itu belum dinikmati oleh TUHAN; tetapi kalau kehidupan rohani kita sudah sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan, maka hubungan itu sangat dinikmati oleh TUHAN, sama seperti Maria telah berada pada penyembahan yang tertinggi, seperti penyembahan mempelai perempuan TUHAN.  Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju”, menunjukkan bahwa hubungan itu sangat dinikmati oleh TUHAN manakala hidup rohani sudah sampai puncaknya, yaitu doa penyembahan.

Kalau kesaksian Roh -- seperti kegiatan Marta -- dalam melayani pekerjaan TUHAN, tentu manusia bisa menikmati. Kita memiliki Firman Allah, sehingga kita memiliki suatu aturan sesuai dengan ketetapan firman, sampai menjadi kesaksian, itu adalah ukuran firman; menyenangkan manusia.
Tetapi penyembahan merupakan suatu hubungan yang spesial, hanya untuk TUHAN. Jadi, hanya TUHAN yang menikmatinya, tidak ada  yang lain. Dan kalau kita berada pada penyembahan yang benar, maka nikah kita juga suci dan indah, tidak terbagi-bagi kepada yang lain-lain. Ayo, suami-suami harus sungguh-sungguh perhatikan isteri, jangan liar.

Hanya TUHAN yang menikmati hubungan kita, tidak ada yang lain.
-          Kepunyaan kekasihku aku, menunjukkan bahwa tidak ada yang lain lagi.
-          Kemudian, kepadaku gairahnya tertuju, berarti; hubungan kita dengan TUHAN betul-betul dinikmati oleh TUHAN, tidak terbagi-bagi kepada yang lain, apalagi kepada yang tidak suci.
Itulah yang TUHAN harapkan dari kehidupan kita di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN. Ini adalah modal kita untuk melayani Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) 2020.

Yohanes 12:3-5
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. (12:4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: (12:5) "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

Maria mempersembahkan minyak narwastu yang mahal pada tubuh Yesus, tepatnya pada kaki Yesus. Jelas, hal itu menunjukkan suatu pengakuan bahwa Yesus adalah pribadi yang memang patut ditinggikan dan dimuliakan oleh manusia, oleh setiap insan; itulah yang dilakukan oleh Maria.
“Kristus”, artinya; Yang Diurapi. Berarti, Yang Ditinggikan, Yang Dimuliakan hanya Dia, tidak ada yang lain.

Namun tidak berhenti hanya sebatas meminyaki, tetapi Maria juga menyeka -- membersihkan, menyapu -- kaki Yesus dengan rambutnya.
Biasanya, kalau seseorang berkorban atau memberi sesuatu hal, dia akan merasa dan menunjukkan bahwa dia sudah memberikan suatu jasa yang baik dan yang mulia; dan perbuatannya (korbannya) itu cukup sampai di situ. Tetapi tidak dengan Maria; ia lanjut menyeka kaki Yesus dengan rambutnya.
Biarlah kiranya hal ini diperhatikan dan dipahami dengan baik, supaya kita mengerti kedudukan dari seorang penolong. Jangan ambil tempat (kedudukan) yang lain. Jangan ambil tempat yang bukan tempat kita. Banyak trik manusia supaya kita bisa kendalikan si A, si B, tetapi TUHAN tidak suka hal yang demikian; jangan kita ambil tempat yang bukan tempat kita.

Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Seorang pelayan Tuhan tidak berhenti hanya sebagai penolong, melainkan harus sampai pada puncaknya, yaitu doa penyembahan, supaya segala sesuatu yang kita miliki betul-betul dinikmati oleh TUHAN, lewat Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) tahun 2020, tinggal beberapa bulan ke depan.

Kita harus melihat TINDAKAN MARIA ini lebih jauh dalam 1 Korintus 11.
1 Korintus 11:15
(11:15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.

Perikop dari ayat ini adalah “Hiasan Kepala Wanita”, itulah mahkota dari seorang perempuan, kemuliaan dari seorang perempuan.

Rambut adalah suatu kemuliaan dari wanita, dan itu pun telah Maria kerjakan untuk TUHAN, telah Maria berikan kepada TUHAN. Segala kemuliaan itu sudah diberikan oleh Maria kepada TUHAN, hanya untuk TUHAN saja, tidak untuk yang lain. Itu sebabnya tadi saya katakan; Maria ini tidak hanya sebatas memberi dan mempersembahkan minyak narwastu yang mahal, tetapi lanjut dengan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya.
Rambut panjang adalah kehormatan dari seorang wanita, kemuliaan, perhiasan yang mulia dari seorang wanita; itu pun sudah diberikan, dipersembahkan dan dikerjakan hanya untuk TUHAN. Hal inilah yang membangkitkan kegairahan dan kerinduan yang besar dari Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga atas mempelai wanita-Nya.

Biarlah kiranya dalam melayani TUHAN; segalanya telah kita kerjakan, bahkan kemuliaan itu kita persembahkan hanya untuk TUHAN, sebagai suatu kerinduan dan kegairahan untuk Mempelai Laki-Laki Sorga dari hidup gereja TUHAN.

1 Korintus 7:3
(7:3) Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.

“Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.” Di sini kita melihat; ada suatu hubungan timbal balik.
Berarti, di dalam penyembahan akan menimbulkan suatu hubungan timbal balik, karena memang seorang perempuan tidak berhak atas dirinya sendiri; itu sama dengan penyembahan, sama dengan menyerahkan segenap hidupnya, menyerahkan kemuliaannya untuk menjadi milik TUHAN.

“Ada hubungan timbal balik”, mengapa? Karena ada gairah, ada kerinduan yang sangat dinikmati oleh Mempelai Laki-Laki Sorga. Jangan sampai kita melayani, tetapi apapun yang kita persembahkan justru ditolak oleh TUHAN; itulah bayangan dari Lazarus dan Marta. Tetapi biarlah kiranya hidup rohani kita sampai kepada penyembahan.

Kemudian, adapun minyak narwastu itu seharga tiga ratus dinar.”

Matius 20:2
(20:2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.

Upah satu hari bagi seorang pekerja di Israel adalah sedinar sehari. Satu tahun ada 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari, dipotong tanggal-tanggal merah, berarti sisa 300 (tiga ratus) hari kerja.

Berarti, tiga ratus dinar itu merupakan upah satu tahun; itulah yang dipersembahkan oleh Maria untuk TUHAN. Sungguh luar biasa apa yang telah dikerjakan oleh Maria. TUHAN menuntut hal ini dari kehidupan orang Kristen karena kita adalah milik TUHAN; jadi, wajar saja kalau TUHAN menuntut itu, karena TUHAN sudah terlebih dahulu menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebusan atas dosa kita.
Jadi, saudara tidak perlu bersungut-sungut. Kalau TUHAN menuntut kita lebih lagi dari waktu-waktu yang lalu di dalam hal melayani TUHAN, janganlah kita bersungut-sungut.

Yohanes 12:3
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

“ ... Bau minyak semerbak di seluruh rumah itu ...” Inilah penyembahan yang berbau harum, menyenangkan hati TUHAN, menimbulkan kegairahan dari Mempelai Laki-Laki Sorga; bau minyak semerbak di seisi rumah.
Biarlah Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) yang akan kita kerjakan nanti bagaikan minyak narwastu murni seharga tiga ratus dinar dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Apa yang dikerjakan oleh Maria ini menimbulkan suatu kegairahan dari Mempelai Laki-Laki Sorga. Biarlah apapun yang kita kerjakan menimbulkan kegairahan TUHAN, karena memang hidup rohani kita sudah berada pada puncaknya. Jadi, kita bukan lagi sebatas penolong, tetapi sudah sampai kepada puncak rohani; hidup dalam penyembahan, penyerahan diri sepenuh untuk dipakai oleh TUHAN, sehingga menimbulkan kegairahan yang sungguh luar biasa dinikmati oleh Mempelai Laki-Laki Sorga.

Matius 26:8-10
(26:8) Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? (26:9) Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." (26:10) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.

Janganlah kita gunakan perasaan pikiran manusia daging di dalam melayani pekerjaan TUHAN. Tiga ratus dinar adalah upah satu tahun itu sangat besar nilainya, tetapi di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN, tidak boleh menggunakan pikiran manusia daging. Di dalam melakukan hal yang baik tidak boleh dikaitkan dengan pikiran manusia daging.

Matius 26:11-12
(26:11) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (26:12) Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku.

Apa yang dilakukan oleh Maria ini merupakan persiapan untuk penguburan TUHAN Yesus Kristus.

Pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus sangat unik, tidak bisa diselami oleh akal dan pikiran manusia. Jadi, untuk melakukan sesuatu yang terbaik tidak perlu ragu.
Lihat, oleh karena pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya, kita dipelihara sampai hari ini.

Matius 26:13
(26:13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."

Di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia, inilah semerbak bau harum seisi rumah, bahkan seantero dunia ini. Apa yang dikerjakan oleh Maria sungguh berbau harum.

Saya kira kita tidak perlu berhitung-hitung di dalam melayani pekerjaan TUHAN, di dalam melakukan apa yang baik bagi TUHAN. Jangan pakai pikiran perasaan manusia daging. Hal inilah yang selalu saya bicarakan kepada salah satu sidang jemaat sementara dalam perjalanan menuju tempat ini; jangan pakai pikiran perasaan manusia daging. Memang, mungkin besar nilainya, tetapi untuk sesuatu yang baik jangan pakai pikiran perasaan manusia daging; singkirkan itu, lepaskan diri dari hawa nafsu daging, supaya TUHAN betul-betul nyata ditinggikan dan dimuliakan. Hanya Dia saja yang ditinggikan dan dimuliakan, tidak ada yang lain.

Dengan demikian, kita sudah menerima suatu kekuatan baru, karena TUHAN sudah memberi suatu ukuran yang sangat menimbulkan kegairahan bagi Mempelai Laki-Laki Sorga di dalam melayani pekerjaan TUHAN. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment