KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, July 26, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 JULI 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 JULI 2020


KITAB RUT
(Seri: 102)

Subtema: PERTEMUAN BOAS DAN RUT DI LADANG BOAS

Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita sekaliannya. 
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya TUHAN kiranya membukakan firman-Nya bagi kita malam ini.

Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Lagi kata Naomi kepada Rut, menantunya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
Singkatnya, Naomi menjelaskan kepada Rut, menantunya itu, bahwasanya Boas adalah kerabat atau kaum terdekat dari Elimelekh, suaminya; ia adalah salah seorang yang wajib menebus mereka (Naomi dan Rut).

Imamat 25:23-25
(25:23) "Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku. (25:24) Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah.(25:25) Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu.

Di sini kita melihat; peraturan dan ketentuan yang berlaku di Israel, yaitu diberi hak untuk menebus tanah. Misalnya, apabila orang menjual tanahnya karena jatuh miskin, maka seorang kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus tanah yang dijualnya itu. Di mana penggenapannya telah dikerjakan oleh pribadi TUHAN Yesus Kristus dua ribu tahun yang lalu di atas kayu salib, sebagaimana dengan apa yang tertulis dalam Matius 20:28.

Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya untuk menebus orang-orang yang terjual kepada maut. Biarlah kiranya kita datang dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita di hadapan TUHAN di mana di tengah-tengahnya kita datang untuk melayani TUHAN, bukan untuk dilayani.

Contoh: Naomi serta Elimelekh, suaminya, dan kedua anaknya pernah menjual tanah milik pusaka mereka lalu pergi ke Moab; namun pada akhirnya, Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya karena ditinggal mati setelah mereka berada di Moab. Sedangkan Rut, menantu Naomi, adalah bangsa Moab atau bangsa kafir. Singkatnya, baik Naomi maupun Rut telah terjual kepada maut.
Tetapi, kita sudah melihat suatu ketetapan dan peraturan yang telah ditentukan bagi bangsa Israel, yaitu; apabila ada tanah yang terjual, maka wajiblah seorang kerabat yang terdekat datang untuk menebus tanah yang dijual itu.

Kita kembali membaca Imamat 25.
Imamat 25:23-24
(25:23) "Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku. (25:24) Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah.

Boas rohani, itulah pribadi dari TUHAN Yesus Kristus, kerabat yang terdekat; Dia telah datang ke dunia untuk menebus kehidupan kita yang terjual kepada maut.

Kesimpulannya: Naomi mengajarkan tentang pekerjaan penebusan dan tentang pekerjaan pendamaian yang telah dikerjakan oleh TUHAN Yesus Kristus di atas kayu salib, di bukit Golgota dua ribu tahun yang lalu.

Kita kembali membaca Rut 2.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

Setelah Naomi bertanya kepada Rut, lalu Rut menjawab: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas." Dari pernyataan Rut ini, maka sangat jelas sekali menunjukkan bahwa; pada awalnya Rut sama sekali belum mengenal siapakah Boas itu, dengan lain kata; Rut sama sekali tidak mengenal Boas sebelumnya.
Tetapi pada ayat 20, Naomi telah menjelaskan tentang pribadi Boas rohani, itulah pribadi TUHAN Yesus Kristus dengan segala pekerjaan penebusan dan pendamaian oleh korban-Nya di atas kayu salib.

Kita akan melihat KEADAAN BANGSA KAFIR sebelum mengenal TUHAN.
Efesus 2:12
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Keadaan dari bangsa kafir atau orang-orang di luar TUHAN -- yang belum mengenal TUHAN Yesus Kristus -- adalah:
Yang Pertama: “Tanpa Kristus” = tubuh tanpa kepala, sehingga tubuh menjadi liangnya serigala dan sarangnya burung.
-          Serigala à roh jahat, di mana pekerjaannya ialah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga domba-domba menjadi liar, tidak tergembala.
-          Burung à roh najis, di mana pekerjaannya ialah menghambat pembangunan tubuh Kristus, sama dengan; merusak nikah suci, merusak hubungan intim dengan TUHAN.
Yang Kedua: “Tidak termasuk kewargaan Israel
Yang Ketiga: “Tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan
Yang Keempat: “Tanpa pengharapan
Yang Kelima: “Tanpa Allah di dalam dunia

Pendeknya: Pada akhirnya, bangsa kafir akan binasa, berujung pada kebinasaan. Itulah Rut, karena ia merupakan bangsa Moab, bangsa kafir, bukan bangsa Israel.

Efesus 2:13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Tetapi oleh karena darah salib Kristus, oleh karena korban Kristus; bangsa kafir yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat. Dahulu kita tidak mengenal TUHAN, dahulu kita jauh dari TUHAN, tetapi pada akhirnya menjadi dekat oleh karena darah salib Kristus, menjadi dekat dengan TUHAN oleh karena kasih dan kemurahan TUHAN bagi kita semua.

Setelah mendengarkan jawaban Rut bahwa ia bekerja di ladang Boas, maka langsung saja Naomi, mertua Rut, menjelaskan pribadi Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, dengan segala pekerjaan-Nya, yaitu; penebusan dan pendamaian yang dikerjakan di atas kayu salib; oleh darah salib, yang jauh menjadi dekat.

Kita bersyukur kepada TUHAN; oleh karena rahmat dan kasih karunia yang dianugerahkan, maka yang jauh menjadi dekat. Kalau kita menyadari diri bahwa hidup ini hanya karena kasih karunia, maka tentu kita takut untuk tidak hidup di dalam kuasa dari kasih Allah, kita takut tidak berada di dalam naungan kasih Allah, karena kita ini betul-betul ditebus sehingga menjadi milik kepunyaan TUHAN.
Jadi, kalau kalau kita menyadari bahwa kita adalah milik kepunyaan TUHAN, maka kita takut untuk sengaja berbuat dosa kejahatan apalagi dosa kenajisan; kalau kita menyadari itu.

Efesus 1:7-8
(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, (1:8) yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.

Oleh darah salib Kristus, kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa.
Pendeknya; kita diampuni oleh karena kemurahan hati TUHAN. Kalau Yesus berkorban kepada yang “jauh”, itulah bangsa kafir, kehidupan yang berdosa, tentu itu semua karena kemurahan hati TUHAN.

Proses untuk menerima kemurahan dari TUHAN -- itulah kasih karunia-Nya -- sehingga kita memperoleh pengampunan ialah lewat “hikmat” dan “pengertian”, yaitu pembukaan rahasia firman. Jadi, kita butuh pembukaan rahasia firman senantiasa dinyatakan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita ini. Dalam pembukaan rahasia firman itulah segala yang tertutup akan tersingkap; segala yang tersembunyi akan terbuka.
Saat ini kita belum bisa melihat secara kasat mata kondisi dan keadaan dari Kerajaan Sorga. Tetapi lewat pembukaan rahasia firman, maka rahasia Sorga juga akan nampak dengan jelas, sehingga mata batin ini melihat seperti apa suasana Kerajaan Sorga.

Tidak mungkin kita mendapat pengertian tentang penebusan dan pengampunan dosa oleh darah salib yang dikerjakan oleh Boas rohani dua ribu tahun yang lalu, kalau Firman TUHAN tidak dibukakan malam ini; itu adalah sesuatu yang tidak mungkin. Kita tidak mengerti soal pekerjaan penebusan dan soal pekerjaan pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus, Anak Allah, atau disebut juga Boas rohani, dua ribu tahun yang lalu di atas kayu salib di bukit Golgota, kalau rahasia firman tidak dibukakan. Jadi, dari sinilah kita mengerti betapa TUHAN itu luar biasa di dalam hal mengasihi kita semua.

Terlebih dahulu kita melihat HIKMAT dan PENGERTIAN.
Efesus 3:1-3
(3:1) Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah (3:2) -- memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, (3:3) yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat.

Perikop ayat ini adalah “Rahasia panggilan orang-orang yang bukan Yahudi”, itulah bangsa kafir yang dahulu tidak mengenal TUHAN.

Menurut pengakuan dari Rasul Paulus kepada kita, bawasanya; Allah mempercayakan pembukaan rahasia firman kepada Rasul Paulus, dan pembukaan rahasia firman itu dinyatakan kepada dia dengan wahyu. Wahyu, berarti; rahasia Kerajaan Sorga.

Efesus 1:16-17
(1:16) aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, (1:17) dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Oleh karena roh hikmat dan wahyu, yakni pembukaan rahasia firman, maka sidang jemaat di Efesus mengenal Dia dengan benar. Jadi, lewat pembukaan rahasia firman (roh hikmat dan wahyu), kita mengenal TUHAN dengan benar, kita mengenal TUHAN, kita mengenal pekerjaan-Nya yang telah Dia kerjakan di atas kayu salib dua ribu tahun yang lalu, itulah korban penebusan dan korban pendamaian untuk bangsa yang tidak mengenal TUHAN, itulah bangsa kafir.

Kita ini adalah bangsa kafir, bukan bangsa Israel. Tetapi oleh karena darah salib, malam ini kita menikmati pembukaan firman (roh hikmat dan wahyu) untuk mengenal Dia dengan benar, mengenal Dia dan pekerjaan-Nya yang telah Ia kerjakan di atas kayu salib. Tentu, kita bersyukur dalam hal itu. Bayangkan, andaikata kita tidak mendapatkan pembukaan firman dalam setiap pertemuan ibadah, maka bangsa kafir habis, binasa, lenyap. Inilah yang menjadi doa dan kerinduan dari Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Efesus.

Jadi, seorang hamba TUHAN, gembala sidang atau pemimpin rumah TUHAN harus berdoa terus menerus tanpa henti dan bergumul di dalam hal menantikan pembukaan rahasia firman di bawah kaki salib TUHAN untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat dalam pertemuan-pertemuan ibadah.
Untuk kesekian kali saya bersaksi; jujur, saya tidak berhenti dalam doa dan senantiasa bergumul di kaki salib TUHAN, tidak cukup hanya satu jam, melainkan berjam-jam, dua sampai tiga jam, untuk menantikan pembukaan rahasia firman, untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
Jadi, sidang jemaat harus belajar untuk menghargai korban Kristus. Kalau TUHAN sudah bukakan firman-Nya, itu karena kasih dan kemurahan-Nya; oleh sebab itu, belajarlah untuk menghargai korban Kristus. Jangan bersungut-sungut manakala kita harus bekerja melayani pekerjaan TUHAN; tidak perlu bersungut-sungut, karena lebih dari apa yang kita kerjakan sudah TUHAN berikan, itulah keselamatan jiwamu, jiwaku, jiwa kita semua lewat pembukaan firman.

Hanya orang yang belum mengerti rencana TUHAN datang dengan terpaksa untuk beribadah dan datang dengan terpaksa untuk melayani TUHAN. Tetapi andaikata ia memperoleh pengertian yang baik, yang benar, yang suci, yang mulia dari TUHAN, lewat pembukaan rahasia Firman TUHAN, maka dia dapat menyenangkan hati TUHAN lewat ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini. Kalau tidak mempunyai pengertian, maka seseorang tidak bisa menyenangkan hati TUHAN. Datang beribadah tanpa pengertian, datang melayani tanpa pengertian, sesungguhnya ia tidak bisa menyenangkan hati TUHAN.
Menyenangkan hati TUHAN itu bukan saja tubuh yang terlihat baik, tetapi lahir batin , tubuh jiwa dan roh, hati pikiran dan perasaan betul-betul menyenangkan hati TUHAN. Orang yang menyenangkan hati TUHAN, ia tidak peduli dengan dirinya; entah ia tersakiti, entah ia dihina, ia tidak peduli dengan dirinya, tetapi yang penting adalah hati TUHAN senang, karena dia sadar bahwa lebih dari apa yang dia alami (rasakan) sekarang, lebih dari apa yang dia kerjakan, telah TUHAN sediakan, yaitu keselamatan jiwa, kerajaan kekal, bahagia bersama-sama dengan Dia untuk selama-lamanya di dalam Kerajaan Sorga.

Orang benar itu tidak pernah terusik, karena dia tahu apa yang dia kerjakan. Berbeda dengan orang lumpuh; kalau dia diusik dengan berkata “Hai, orang lumpuh” pasti dia tidak terima, percayalah. Coba saudara usik orang buta, dengan berkata: “Hai, orang buta” pasti dia menyerang balik. Tetapi orang benar tidak akan terusik dengan salib karena dia tahu apa yang dia kerjakan.
Jadi, apapun sikap kita di hadapan TUHAN, semua itu TUHAN tahu; hanya TUHAN ajarkan kita supaya “jangan berbantah-bantah.” Andaikata saya tunjuk dosa seseorang “kamu melakukan dosa jahat, kamu melakukan dosa najis” pasti akan berbantah-bantah. Biarlah kiranya kita semakin bijaksana oleh karena pembukaan firman; oleh sebab itu, bersikaplah dewasa.

2 Korintus 4:3-5
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. (4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

Inti dari pembukaan rahasia firman ialah pribadi Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat.  Itulah inti dari pembukaan firman, itulah yang harus diberitakan, yaitu pribadi Yesus Kristus yang dikorbankan di atas kayu salib.
Dengan menyampaikan pribadi Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat, maka seorang hamba TUHAN tidak ada kesempatan untuk menyampaikan kebanggaan diri, tidak ada kesempatan untuk memberitakan hal-hal yang lahiriah, tidak ada kesempatan untuk menonjolkan kemegahan-kemegahan dunia, karena inti dari pembukaan rahasia Firman TUHAN adalah pribadi Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat, pribadi Yesus Kristus yang dikorbankan untuk menyelamatkan manusia berdosa, termasuk bangsa kafir.

Seorang hamba TUHAN, gembala sidang, pemimpin sidang jemaat yang betul-betul bertanggung jawab di dalam hal melayani sidang jemaat, tandanya adalah murni dalam memberitakan pembukaan firman, yang intinya adalah pribadi Yesus yang disalibkan; tidak ada kesempatan untuk memberitakan kebanggaan diri, penonjolan diri, tidak ada kesempatan untuk memberitakan perkara-perkara lahiriah di dunia ini. Itulah hamba TUHAN yang bertanggung jawab kepada TUHAN di dalam melayani sidang jemaat yang TUHAN percayakan, yaitu murni memberitakan pembukaan rahasia firman, itulah pribadi Yesus yang dikorbankan untuk menyelamatkan bangsa kafir.

Itu sebabnya, pada ayat 5 Rasul Paulus berkata: “bukan diri kami yang kami beritakan”, itulah pemberitaan firman tanpa kebanggaan diri dan tidak memberitakan perkara lahiriah. Selanjutnya, Rasul Paulus berkata: “tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus” Jadi, melayani TUHAN bukanlah atas kehendak diri, melainkan karena kehendak TUHAN, berarti; sangkal diri, pikul salib.

Hal yang senada juga diberitakan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat, terkhusus kepada orang-orang Yahudi.
1 Petrus 1:10-11
(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

Di sini kita melihat: Nabi-nabi bernubuat tentang kasih karunia bagi sidang jemaat. Berita Injil atau inti dari pembukaan firman adalah darah salib, korban Kristus, itulah kasih karunia bagi sidang jemaat.
Jadi, nabi-nabi itu meneliti dan menyelidiki keselamatan itu sesuai dengan maksud Roh Kristus yang menguasai mereka, yaitu roh yang sebelumnya bersaksi tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

Apa yang diperintahkan oleh Rasul Paulus juga diberitakan oleh Rasul Petrus, berarti 1 Petrus 1:10-11 sama dengan 2 Korintus 4:3-5.

1 Petrus 1:12
(1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.

Di sini kita melihat: Hamba-hamba TUHAN yang dipakai dan yang dipercayakan oleh TUHAN di dalam hal pembukaan rahasia firman, mereka bukan melayani diri mereka sendiri. Artinya, tidak sibuk membesarkan dirinya dan tidak sibuk memikirkan hal-hal yang lahiriah, selain hanya sibuk memberitakan pembukaan rahasia firman, yaitu tentang keselamatan yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat. Dalam pemberitaan firman, tidak sibuk memberitakan kebanggaan diri, tidak sibuk dalam penonjolan diri, tidak sibuk memberitakan perkara lahiriah, tidak sibuk memberitakan kemegahan dan kemewahan dunia, dan lain sebagainya, selain hanya sibuk memberitakan pembukaan firman; itulah hamba TUHAN yang dipakai, itulah hamba TUHAN yang dipercayakan oleh TUHAN.

Jadi, sidang jemaat juga harus tahu; mana hamba TUHAN yang dipakai dan dipercaya dan mana hamba TUHAN yang tidak dipakai dan tidak dipercaya.

1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat, sama seperti seorang ibu. Di mana-mana, seorang ibu pastilah ramah terhadap anak-anaknya; tidak ada ibu yang tidak ramah kepada anaknya.

“Ibu”
à gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat. Tugasnya ialah mengasuh dan merawat sidang jemaat sebagai anak-anak rohaninya. Inilah praktek berlaku ramah, yaitu; mengasuh dan merawati kerohanian sidang jemaat, sebagai anak-anak rohani.
Jadi, kerohanian dari sidang jemaat harus diasuh dan dirawat oleh seorang pemimpin rumah TUHAN; tubuh, jiwa, roh harus berada dalam asuhan TUHAN; tubuh, jiwa, roh harus dirawat demikian rupa. Itulah tugas dari seorang hamba TUHAN yang dipakai oleh TUHAN dan yang dipercayakan oleh TUHAN dalam hal pembukaan Firman TUHAN, seperti Rasul Paulus yang tampil sebagai seorang ibu yang ramah terhadap sidang jemaat.

Sekali lagi saya sampaikan:
-          Tubuh, jiwa, roh sidang jemaat harus diasuh.
-          Tubuh, jiwa, roh sidang jemaat harus dirawat.
Kalau tubuh tanpa jiwa dan roh, ini adalah kehidupan yang tidak waras. Jadi, harus diasuh dan dirawat supaya jangan stress.

Demikianlah Naomi kepada Rut, menantunya itu, di mana ia telah menjelaskan tentang pribadi Boas rohani, yaitu TUHAN Yesus Kristus dengan korban penebusan dan korban pendamaian yang telah dikerjakan-Nya dua ribu tahun yang lalu di atas kayu salib di bukit Golgota; itulah inti dari pembukaan rahasia firman.

Kesimpulan dari Rut 2:1-23 adalah “Rut bertemu dengan Boas”, sesuai dengan judul atau perikop yang ada. Boas rohani itulah pribadi dari TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga telah memperkenalkan diri-Nya ketika Rut bekerja di ladang yang kata orang namanya “Boas”. Bukankah saat ini kita sekarang berada dan bekerja di ladang TUHAN?

Rut bertemua dengan Boas, dan pertemuan antara Rut dengan Boas berlangsung di ladang Boas sendiri, bukan di tempat yang lain. Jadi, kita patut bersyukur karena kita sekarang berada di ladang TUHAN; oleh sebab itu, manfaatkan kesempatan ini sampai kita bertemu dengan Dia. Tiadalah mungkin kita bisa bertemu dengan TUHAN kalau kita tidak berada di ladang TUHAN.

Mari kita melihat PERTEMUAN ANTARA BOAS DAN RUT.
Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.

Pertemuan antara Boas dengan Rut berlangsung di ladang Boas itu sendiri. Dan pada saat pertemuan itu terjadi, kontan (jelas, terang) Boas berkata kepada Rut: “Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain” Artinya, untuk dapat bertemu dengan Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, tetaplah berada di ladang TUHAN.

Malam ini juga TUHAN berkata hal yang senada kepada kita: Jangan pergi ke ladang yang lain. Jangan sibuk membawa diri ke ladang lain, itulah;
1.      Ladang si pemalas.
2.      Ladang dunia.

Tentang: “Ladang si pemalas”
Amsal 24:30-34
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh. (24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring," (24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Janganlah kita membawa diri ke ladang si pemalas, karena ladang si pemalas menimbulkan kemiskinan dan kekurangan.
-          Jika terjadi kemiskinan, maka kemiskinan itu datang seperti seorang penyerbu = diserang. Jika kemiskinan itu terjadi, maka ia akan menghadapi serangan (diserang).
-          Jika kekurangan terjadi, maka kekurangan itu sama seperti orang yang bersenjata = ancaman.
Jadi;
-          Miskin = tidak mampu memberi.
-          Kekurangan = kelemahan = dosa, dan itu merupakan ancaman, sebab upah dosa adalah maut. Jika seseorang hidup di dalam kekurangan, di dalam kelamahan, di dalam dosa, maka dosa itu akan datang bagaikan orang yang bersenjata. Jadi, ketika seseorang jatuh dalam dosa, maka dosa itu menjadi ancaman, karena upah dosa adalah maut.

Oleh sebab itu, janganlah membawa diri kita ke ladang si pemalas, supaya jangan menimbulkan kemiskinan dan kekurangan. Jangan malas untuk menyembah TUHAN Yesus. Jangan malas untuk datang beribadah kepada TUHAN di ladang TUHAN supaya jangan menimbulkan kemiskinan dan kekurangan. Hanya orang bodoh dan bebal yang senang dengan kemalasan; tidak mau menulis firman yang dia dengar, tidak mau mendengar firman dengan sungguh-sungguh. Kalau kita di ladang TUHAN, berarti kita bekerja. Kalau kita mendengar firman TUHAN, itu juga bekerja. Oleh sebab itu, jangan sibuk membawa diri ke ladang ke si pemalas, supaya jangan timbul kemiskinan dan kekurangan.

Tetapi sekalipun pengertian semacam ini disampaikan dengan jelas, namun masih banyak orang yang tidak peduli; saya tidak mengerti kehidupan yang semacam ini. Tetapi bagi kita, hal ini sangatlah berarti. Tetaplah di ladang TUHAN, jangan bawa diri kita masing-masing ke ladang si pemalas.

Amsal 24:32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"

Setelah kita melihat dan menarik kesimpulan tentang ladang si pemalas, di sini dikatakan: “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring” Inilah pekerjaan dari pada si pemalas.
Jadi, si pemalas ini tidak jauh dari tempat tidur, sebab daerah dari si pemalas adalah tempat tidur, “Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya”, seperti engsel yang berputar-putar tetapi di situ situ saja.

Saya berpesan; jangan terlalu banyak tidur, jangan bawa diri ini ke ladang si pemalas, sebab ladang si pemalas ditumbuhi oleh onak dan duri. Onak dan duri ini sifatnya menusuk dan menyakiti gereja TUHAN, dan itu adalah hal yang merugikan.

Tentang: “Ladang dunia”
Kembali saya sampaikan; jangan kita sibuk membawa diri ke ladang dunia, sebab ladang dunia juga akan menimbulkan dua perkara, itulah onak dan duri.

YANG PERTAMA.
Markus 4:7,18-19
(4:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. (4:18) Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, (4:19) lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Ladang dunia sama seperti ladang si pemalas; ditumbuhi oleh onak dan duri, yaitu kekuatiran dan keinginan-keinginan daging. Kalau hal ini menghimpit rohani kita, maka firman itu tidak akan bertumbuh dan berakar atau berbuah.

YANG KEDUA.
Kejadian 3:17-19
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (3:18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (3:19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Kalau tadi kekuatiran dan keinginan-keinginan yang lain sehingga firman itu dihimpit sehingga tidak berakar dan berbuah, di sini kita melihat; ladang dunia ditumbuhi oleh onak dan duri dalam bentuk yang lain, yaitu ketidaktaatan Adam kepada perintah TUHAN, di mana Adam makan buah pohon yang dilarang oleh TUHAN, dia lebih mendengarkan suara isterinya (suara daging). Inilah onak dan duri dalam bentuk yang lain; tidak taat kepada perintah TUHAN.
Oleh sebab itu, sangat rugi sekali kalau kita sibuk membawa hidup kita ke ladang lain, ke ladang si pemalas dan ke ladang dunia. Maka, biarlah kita senantiasa berada di ladang TUHAN.

Ladang dunia ditumbuhi onak dan duri, itulah;
-          Kekuatiran dan keinginan-keinginan daging. Kalau hal ini timbul, maka otomatis firman yang diterima terjepit, terhimpit, tidak tumbuh, tidak berakar dan tidak berbuah, dan saudara sudah melihat orang yang semacam ini sudah terjadi tiga minggu yag lalu, dia lebih suka membawa dirinya ke ladang dunia.
-          Ketidaktaatan terhadap perintah TUHAN, karena lebih mendengarkan suara daging.

Oleh sebab itu, kita kembali membaca Rut 2.
Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.

Perkataan Boas berikutnya kepada Rut dalam pertemuan mereka di ladang Boas itu sendiri ialah: “ ... dan tidak usah juga engkau pergi dari sini” Artinya, tinggallah tetap di ladang TUHAN apapun yang terjadi. Sekalipun virus Corona sedang mewabah seantero dunia, tetapi tetaplah tinggal di ladang TUHAN, jangan ke mana-mana.
Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Boas sangat memperhatikan dan peduli terhadap bangsa kafir. Oleh sebab itu, kita patut bersyukur atas perhatian TUHAN kepada kita.

Tujuan Boas mengatakan hal itu (tinggal tetap di ladang Tuhan) ialah Boas hendak mengatakan perkara berikutnya, yaitu: “tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan”. Artinya, adanya suatu persekutuan yang baik dan persekutuan yang indah antara yang satu dengan yang lain di ladang TUHAN. Jadi, kalau kita ada di ladang TUHAN, tujuannya adalah supaya ada persekutuan yang baik dan indah antara yang satu dengan yang lain di hadapan TUHAN, bukan untuk dilihat oleh mata manusia semata, tetapi untuk dilihat oleh TUHAN.
Maka, baiknya, sesama pekerja-pekerja di ladang TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN harus bersinerji, antara seorang dengan yang lain harus menyatu, supaya ada persekutuan yang baik, ada persekutuan yang indah di hadapan TUHAN.

Rut 2:9
(2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."

Persekutuan di ladang TUHAN memberi beberapa keuntungan, antara lain;
YANG PERTAMA: “Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu
Artinya, Rut harus memiliki mata yang terbuka untuk melihat pekerjaan di ladang TUHAN. Jadi, kalau bekerja di ladang TUHAN, harus dengan mata yang terbuka untuk melihat pekerjaan TUHAN. Janganlah kita melayani dengan mata yang tertutup. Melayani tetapi dengan mata tertutup, sesungguhnya ia tidak mau tahu dengan pelayanan TUHAN, sebab ia melayani hanya untuk penonjolan diri saja.
Jika melayani tetapi tidak peduli dengan sesama; jadi, untuk apa dia melayani? Tidak lain untuk penonjolan diri, supaya dilihat oleh orang lain, tidak lebih tidak kurang. Oleh sebab itu, jika melayani harus dengan mata yang terbuka, melihat pekerjaan TUHAN di ladang TUHAN. 

YANG KEDUA: “Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang
Artinya, bekerja di ladang TUHAN disertai dengan kerendahan hati dan tanpa penonjolan diri. Hendaklah seorang hamba TUHAN (pelayan TUHAN) memiliki sikap yang demikian, yaitu rendah hati dan tanpa penonjolan diri.

YANG KETIGA: “Aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau
Artinya, ada jaminan dan pemeliharaan dari TUHAN sebagai pemilik ladang. Jadi, saudara dan saya tidak perlu bingung, tidak perlu berpikir dua kali untuk berada di ladang TUHAN, untuk bekerja di ladang TUHAN, sebab di ladang TUHAN ada jaminan dari TUHAN, ada pemeliharaan dari TUHAN sebagai pemilik ladang itu sendiri.
Semakin hari, semakin hati saya diteguhkan oleh pembukaan firman, tandanya; saya diyakinkan oleh jaminan dan pemeliharaan dari TUHAN, sebab Dialah pemilik ladang ini. Dahulu, sebelum terpanggil menjadi hamba TUHAN, saya ini penuh dengan kekuatiran, tetapi setelah terpanggil untuk menjadi hamba TUHAN, kekuatiran itu terkikis sedikit demi sedikit, sampai pada saat ini semakin terkikis. Saya yakin, kekuatiran di dalam diri saudara juga semakin terkikis.
Orang yang sungguh-sungguh giat bekerja di ladang TUHAN adalah orang yang sudah yakin bahwa hidupnya memperoleh jaminan dan pemeliharaan dari TUHAN. Kalau tidak -- dengan lain kata masih hidup dalam kekuatiran --, maka tidak mungkin dia sungguh-sungguh, pasti masih ada keragu-raguan untuk bekerja di ladang TUHAN, sehingga ia tidak konsentrasi dalam melayani pekerjaan TUHAN. Tetapi orang yang yakin, pasti sungguh-sungguh bekerja di ladang TUHAN; tidak perlu ragu, tidak perlu berpikir dua kali.

YANG KEEMPAT: “Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu
Artinya, TUHAN tidak memberi kesempatan bagi kita untuk haus. Suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan lapar dan haus akan mendengarkan firman TUHAN, sesuai dengan Amos 8:11. Sehingga, pada saat itu, terjadilah kekeliruan yang dialami oleh kerohanian yang masih muda dan kanak-kanak -- itulah teruna-teruna dan anak-anak dara yang cantik --,  di mana mereka akan “mengembara dari laut ke laut” dan “menjelajah dari utara ke timur” untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya, justru mereka akan menerima ajaran asing.
Demikian juga waktu perempuan Samaria di dalam kehausannya, di mana dia haus akan laki-laki; dia sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padanya, bukanlah suaminya. Tetapi setelah TUHAN Yesus Kristus yang merupakan Boas rohani memberikan air kehidupan itu, maka perempuan Samaria ini meninggalkan tempayannya di situ, ia meninggalkan dosa kenajisannya, dan dia hidup bersama dengan laki-laki yang ketujuh, Hari Raya Pondok Daun, Hari Raya Tabernakel adalah perhentian kekal, dengan lain kata; ada jaminan.
Kalau kita ada di ladang TUHAN, Boas berkata: “Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu”. Tidak ada kesempatan untuk kita mengalami kehausan sampai nanti TUHAN datang pada kali yang kedua, sebab TUHAN senantiasa memberi kepuasan dan kebahagiaan oleh karena kasih Mempelai Laki-Laki Sorga. Kalau seseorang masih haus dengan dosa kenajisan, tidak cukup dengan satu laki-laki.
Tetapi puji TUHAN, saat ini kita berada di ladang TUHAN; jadi, kalau kita haus, tinggal minum saja. Tidak ada kesempatan, tidak lagi mencari kepuasan kepada dosa kenajisan, tidak lagi mencari kepuasan kepada dosa dunia, tidak ada keinginan untuk mencari kepuasan dari daging, selain dari kasih Mempelai Laki-Laki Sorga. Biarlah kita saling mendoakan supaya kita senantiasa dipuaskan oleh kasih mempelai dari rasa dahaga ini;
-          tidak lagi mencari kepuasan dari dunia (luaran sana),
-          tidak lagi mencari kepuasan dari kenajisan-kenajisan,
-          tidak lagi mencari kepuasan terhadap daging dan keinginan-keinginannya.
Apapun yang terjadi; makan atau tidak makan, biarlah tetap dipuaskan oleh air kehidupan; baik susah maupun senang, biarlah tetap dipuaskan oleh air kehidupan.

Pendeknya:
Rut 2:10
(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"

Di ladang TUHAN, di ladang Boas, Rut mendapat belas kasihan dan perhatian khusus dari Boas.
-          “Belas kasihan” = kasih karunia = kemurahan TUHAN = yang tidak layak menjadi layak. Karena memang, Rut adalah bangsa Moab, bangsa kafir, bukan bangsa Yahudi.
-          “Perhatian” khusus dari Boas, menunjukkan bahwa Rut begitu istimewa di mata Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus.
Sekalipun kita ini adalah bangsa Indonesia, sama seperti Rut yang adalah bangsa Moab, tetapi kalau kita dengan sungguh-sungguh menyerahkan diri, menyerahkan hidup ini kepada TUHAN dan tetap berada di ladang Boas, maka tentunya kita akan mendapatkan bagian seperti bagian dari pada Rut, yaitu mendapat belas kasihan dan mendapat perhatian khusus dari Boas, karena TUHAN kita adalah TUHAN yang adil, tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain, tidak memandang bulu, tidak memandang muka, tidak melihat orang kaya atau miskin.

Ciri-ciri orang mendapat belas kasihan dari TUHAN ialah “sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah”. Artinya, hidup dalam doa penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, sebagai tanda kedewasaan Rut.

Pertanyaannya: Bagaimana proses Rut mendapat belas kasih dan perhatian dari Boas?
Rut 2:4-7
(2:4) Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN kiranya menyertai kamu." Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya memberkati tuan!" (2:5) Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?" (2:6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. (2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."

Boas mengenal Rut secara pribadi. Demikian juga dengan kehidupan gereja TUHAN yang mendapat belas kasihan dan perhatian dari TUHAN akan dikenal secara pribadi.

Dari mana Boas mengenal Rut secara pribadi? Dari bujang yang mengawasi penyabit-penyabit yang adalah pengawas ladang Boas. Pengawas ladang Boas, itulah bayangan dari Roh Kudus yang mengawasi kehidupan kita, dan Roh Kudus inilah yang akan menyampaikan segala sesuatu yang kita alami di ladang TUHAN, dan Roh Kudus itu akan menyampaikan perihal hidup kita di ladang TUHAN, semua disampaikan oleh Roh Kudus kepada Allah di dalam Kerajaan Sorga. Demikianlah Rut mendapat belas kasihan dan perhatian dari Boas.

Itu sebabnya, dengan tandas kembali saya sampaikan: Tetaplah bekerja di ladang TUHAN, supaya kita mendapatkan belas kasihan, serta mendapat perhatian khusus dari TUHAN, karena TUHAN mengenal kita secara pribadi, lahir batin TUHAN mengenal kita, sebab Roh TUHAN akan memberitahukan keberadaan kita baik lahir maupun batin untuk selanjutnya disampaikan kepada Allah. Roh TUHAN sedang mengawasi kita, Roh TUHAN sedang mengamat-amati kita, Roh TUHAN sedang melihat kita, maka kita tidak bisa mendustai TUHAN.
Bisa saja tubuh saudara tampil seperti terlihat baik, benar, suci, tetapi kalau hati saudara liar, juga hal itu Roh Kudus sampaikan kepada TUHAN. Saya sendiri tahu hati yang liar, namun hal itu tidak perlu saya tunjuk-tunjuk, karena hamba TUHAN tidak boleh berbantah-bantah.

Apa ruginya kalau kita berada di ladang TUHAN? Kalau kita sudah mendapatkan pengertian, lantas mengapa kita masih juga mengeraskan hati dengan tidak peduli dengan segala pengertian yang mulia yang TUHAN berikan? Itu sebabnya, seringkali saya merasa resah, sungguh hati saya resah; melihat sidang jemaat yang sudah mempunyai pengertian yang suci, yang mulia dari TUHAN, tetapi seolah-olah ia tidak mengerti apa-apa, ia tidak peduli dengan ladang TUHAN. Ayo, biarlah kita berlaku bijaksana, bersikap dewasa.
Seperti Boas mengenal Rut secara pribadi, demikian halnya saya dan saudara dikenal oleh TUHAN secara pribadi baik lahir maupun batin, karena Roh TUHAN itu memberitahukan segala sesuatu yang terjadi, segala sesuatu yang kita alami. Jadi, Roh TUHAN itu bekerja dan mengamat-amati keadaan kita; Dia dapat melihat segala sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata. Seperti kita tidak bisa melihat Roh TUHAN, seperti itulah TUHAN melihat hati yang tidak dapat dilihat oleh mata. Jadi, untuk apa hati ini liar kalau ternyata hal itu merugikan? Seharusnya, pernyataan ini kita perhatikan bersama-sama dengan sungguh-sungguh.

Sebelum kita akhiri dengan ayat berikutnya, saya mau bertanya; setelah sekian lama hati ini liar mengadakan nyanyian berbalas-balasan, lalu keuntungan apa yang kita peroleh sampai detik ini? Apakah ada keuntungan dari hati yang liar? Tidak ada. Lalu mengapa hal itu dipertahankan kalau toh segala sesuatu yang tidak baik disampaikan kepada TUHAN, lantas mengapa kita mempertahankan yang tidak baik sementara kita ada di ladang TUHAN? Gamblang sekali saya berbicara dan  menyatakan hal ini.

Singkatnya, saya sampaikan dengan tandas: Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga mengenal milik kepunyaan-Nya. Tetapi kalau liar, maka ia bukan milik kepunyaan TUHAN.

Roma 8:25
(8:25) Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

Jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, itulah Kerajaan Sorga, maka tentu kita akan menantikannya dengan tekun.

Roma 8:26-27
(8:26) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (8:27) Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

Roh TUHAN itulah yang berdoa untuk kita. Roh TUHANlah yang menyampaikan hati nurani ini sampai kepada TUHAN. tetapi TUHAN juga melihat hati nurani kita. Oleh sebab itu, seorang imam tidak boleh bermain-main di dalam melayani TUHAN, sebab Roh itu yang akan menyampaikan segala sesuatu tentang apa yang terjadi di ladang TUHAN, termasuk milik kepunyaan-Nya.

Marilah kita semakin dewasa menyikapi segala sesuatu yang sudah TUHAN nyatakan kepada kita malam hari ini. Jangan bermasa bodo, jangan sampai tidak peduli dengan pengertian yang baik, yang benar, yang suci, yang mulia yang kita peroleh. Jangan diabaikan begitu saja lalu kembali kepada hati yang liar, karena Roh TUHAN akan mengetahui hati kita dan Roh TUHAN yang akan menyampaikan hati nurani kita kepada TUHAN, menyampaikan segala sesuatunya.
Jadi, jangan saudara merasa bahwa TUHAN tidak melihat. TUHAN melihat dan mahatahu.

Dari firman yang kita terima ini, dapatlah kita mengambil suatu kesimpulan, bahwa; kalau kita ada di ladang TUHAN, dan kita bekerja di ladang TUHAN, dan sampai hari ini ada pemeliharan dari TUHAN, jelas itu karena kemurahan TUHAN. Tidak boleh ada satu pun di antara kita yang berkata: “karena saya” Sungguh, ia terlalu sombong dan angkuh kalau berkata demikian.

Rut 2:21-23
(2:21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku." (2:22) Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: "Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain." (2:23) Demikianlah Rut tetap dekat pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk memungut, sampai musim menuai jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Dan selama itu ia tinggal pada mertuanya.

Selama ada di ladang TUHAN, Rut tetap tinggal bersama dengan Naomi, mertuanya. Jadi, antara bekerja di ladang TUHAN dengan tergembala, itu sangat erat kaitannya. Sekali lagi saya sampaikan; bekerja di ladang TUHAN dan tergembala, itu sangat erat kaitannya. Jadi, orang yang bekerja di ladang TUHAN sangat erat kaitannya dengan gembala, supaya kita tetap dalam keadaan rendah hati dan akhirnya mendapat belas kasih dan perhatian dari TUHAN. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment