KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, July 20, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 18 JULI 2020



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 18 JULI 2020

STUDY YUSUF
(Seri: 200)

Subtema: HIKMAT ADALAH SAUDARA TERDEKAT YANG BERHAK MENEBUS

Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing.
Kita bersyukur, karena TUHAN masih memberi kesempatan bagi kita untuk boleh mengusahakan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagai panjang sabarnya TUHAN. Dan panjang sabar TUHAN ini jangan kita ciderai, jangan kita nodai dengan berbagai-bagai hal  yang tak suci di dalam kehidupan kita, tetapi biarlah kita menantikan TUHAN dalam keadaan pendamaian -- berdamai dengan Allah. Jangan kita mengeraskan hati, karena tiada seorang pun yang dapat melepaskan dirinya dari penjara dunia ini, selain oleh kuasa dan ketentuan dari Allah sendiri.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN, terkhusus kaum muda remaja yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.
Selanjutnya, mari mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya untuk kita malam ini, sehingga kita memiliki sikap yang bijaksana dan semakin hari semakin dewasa oleh firman, bukan karena pengertian manusia daging.

Segera kita sambut STUDY YUSUF sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki:
-      Yang sulung bernama Manasye.
-      Yang kedua bernama Efraim.

Selanjutnya, kita akan melihat arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya; Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1.      Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.      Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Kita masih memperhatikan KESUKARAN YUSUF yang dibagi dalam tiga fase.
-      Fase yang pertama: “Yusuf tinggal bersama saudara-saudaranya”Kejadian 37.
-      Fase yang kedua: “Yusuf di rumah Potifar”Kejadian 39.
-      Fase yang ketiga: “Yusuf berada di dalam penjara” Kejadian 40.

Sekarang kita akan memperhatikan FASE YANG KETIGA, yaitu “Yusuf berada di dalam penjara.”
Kisah ini ditulis pada Kejadian 40. Sebenarnya, inti dari Kejadian 40 adalah mimpi dari kedua pegawai Firaun, yakni;
-      Mimpi dari kepala juru minuman.
-      Mimpi dari kepala juru roti.
Kemudian, mimpi kedua pegawai Firaun tersebut dapat diartikan oleh Yusuf.

Kalau Yusuf dapat mengartikan kedua mimpi dari pegawai Firaun tersebut, menunjukkan bahwa; Yusuf memiliki karunia hikmat, dengan kata lain; Yusuf memiliki karunia pembukaan firman. Artinya, segala yang tertutup akan terbuka, segala yang tertutup akan tersingkap.

Kita awali kembali dari pembacaan Kejadian 40:8.
Kejadian 40:8
(40:8) Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."

Yusuf berkata kepada kedua pegawai Firaun: “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?” Artinya, segala yang masih tertutup, segala yang bersifat tersembunyi yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia akan tersingkap dan menjadi terang. Baik hidup kita, maupun ibadah dan pelayanan kita, bahkan hubungan nikah maupun hubungan intim dengan TUHAN, semuanya itu berada pada kedudukan yang terang. Kalau yang terselubung itu tersingkap, berarti kedudukan kita berada pada terang, semuanya terang; itulah yang TUHAN dambakan dari kehidupan kita masing-masing. Jadilah kehidupan yang terang, karena hanya TUHAN yang dapat menerangkannya.

Namun, dalam ejaan lama, Kejadian 40:8 dikatakan: “Maka sahut mereka itu akan dia: Kami telah bermimpi, tetapi di sini seorangpun tiada yang dapat menabirkannya. Maka kata Yusuf kepadanya: Bukankah segala tabir itu Allah punya? Katakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku.
Yusuf berkata kepada kedua pegawai Firaun: “Bukankah segala tabir itu Allah punya?” Berkaitan dengan kalimat ini, kita akan temukan dalam Ibrani 10:19-21.

Ibrani 10:19-21
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Yesus adalah Imam Besar Agung sebab Ia telah membuka jalan yang baru dan jalan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, sehingga kita dapat masuk ke tempat kudus.

Dalam Pengajaran Tabernakel, “tempat kudus” terkena pada Ruangan Maha Suci, yang berbicara tentang dua hal:
1.      Rahasia ibadah, di mana kebenaran-Nya dinyatakan.
2.      Rahasia nikah antara Kristus -- sebagai Mempelai Pria Sorga -- dengan sidang jemaat -- sebagai mempelai wanita-Nya -- berdasarkan kasih.
Pendeknya; Sesudah tabir (rahasia sorga) terbuka, yang berbicara tentang dua hal;
-      Ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan di atas muka bumi ini dengan benar.
-      Serta nikah jasmani dan nikah rohani -- hubungan intim dengan TUHAN -- berada dalam kedudukan yang suci.
Mengapa? Karena tabir itu sudah tersingkap, terbelah dua dari atas sampai ke bawah, sehingga kita bisa melihat rahasia Kerajaan Sorga, di mana di dalamnya terdapat dua hal, itulah rahasia ibadah menjadi benar, juga hubungan intim kita dengan TUHAN berada pada kedudukan yang suci.

Matius 27:50-51
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. (27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Ketika Yesus mati atau menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, maka terang saja; tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah, sama dengan; perobekan daging Yesus di atas kayu salib.

Perobekan itu dari atas sampai ke bawah, sehingga terbukalah jalan untuk berada di tempat kudus, untuk melihat segala rahasia yang ada di dalam Kerajaan Sorga. Jadi, terbelah dua itu bukan dalam bentuk horizontal, tetapi dari atas sampai ke bawah, sehingga terbukalah jalan untuk berada di tempat kudus dan melihat rahasia yang ada di dalamnya, itulah;
-      Rahasia ibadah menjadi benar kita kerjakan di muka bumi.
-      Kemudian rahasia nikah, itulah hubungan intim kita dengan TUHAN, berada pada kedudukan yang suci di hadapan TUHAN.

Ibrani 9:11
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --

Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia.” Jelas, hal ini menunjuk; tubuh Yesus sendiri yang sudah mengalami perobekan di atas kayu salib, sehingga hal itu sesuai dengan Kejadian 40:8, di mana dalam ejaan lama dikatakan: “Bukankah segala tabir itu Allah punya? 

Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa; sengsara atau pengalaman kematian adalah sumber hikmat atau sumber pembukaan rahasia firman yang harus dialami oleh setiap hamba-hamba TUHAN, yang harus dialami oleh setiap anak-anak TUHAN, teristimewa pemimpin sidang jemaat.

Kita kembali memeriksa MIMPI KEDUA PEGAWAI FIRAUN tersebut.
Kejadian 40:20-22
(40:20) Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya: (40:21) kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia menyampaikan pula piala ke tangan Firaun; (40:22) tetapi kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka.

Mimpi kedua pegawai Firaun tersebut akhirnya tergenapi (terjadi) tepat seperti apa yang dikatakan oleh Yusuf kepada mereka.
Maka, seorang hamba TUHAN harus menyampaikan pembukaan Firman TUHAN dengan jelas dan benar di tengah-tengah perhimpunan, dalam setiap perhimpunan ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan, sesuai dengan Yeremia 23:28.

Kejadian 40:22
(40:22) tetapi kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka.

Tetapi, pada ayat 22; kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka.
Digantungkan pada tiang gantungan = hukuman mati.

Kejadian 40:16-17
(40:16) Setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah ia kepadanya: "Aku pun bermimpi juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul berisi penganan. (40:17) Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun, buatan juru roti, tetapi burung-burung memakannya dari dalam bakul yang di atas kepalaku."

Kepala juru roti menjunjung tinggi bakul berisi penganan, tetapi burung-burung memakannya dari bakul yang ada di atas kepalanya. Artinya, Firman TUHAN yang kita miliki tidak hanya disanjung tinggi, tetapi sudah seharusnya menjadi daging (mendarah daging), menjadi praktek dalam hidup sehari-hari. Kita tidak hanya sebatas kagum dengan pembukaan firman, tetapi harus lanjut sampai kepada praktek firman, firman itu sudah harus mendarah daging, menjadi praktek dalam hidup kita masing-masing.

-      Roti à Firman TUHAN.
-      Burung-burung à kuasa kegelapan (roh-roh jahat di udara).
Singkatnya; ketika Firman TUHAN ditinggikan (diagungkan), di situ kuasa kegelapan berusaha untuk menghancurkan.
Itu sebabnya, tadi saya sudah mengerti mengapa ada terjadi sedikit ketidakberesan di awal mulai ibadah; sebab apabila pembukaan firman terjadi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ketika firman TUHAN ditinggikan (diagungkan), maka kuasa kegelapan berusaha untuk menghancurkannya, kuasa kegelapan berusaha untuk merongrong hidup rohani anak-anak TUHAN.
Sadar atau tidak sadar, kita harus belajar untuk mengerti apa yang TUHAN maksud, apa yang TUHAN mau dalam hidup kita masing-masing.

Jadi, ketika kepala juru roti itu dihukum mati di atas tiang gantungan, itu merupakan tanda kematian dari TUHAN Yesus Kristus.
Sedangkan pada ayat 21, kepala juru minuman itu dikembalikannya kepada jabatannya, sehingga ia menyampaikan pula piala ke tangan Firaun.

Kejadian 40:21
(40:21) kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia menyampaikan pula piala ke tangan Firaun;

Singkatnya, kepala juru minuman diangkat kembali pada kedudukannya yang semula.
-      Diangkat, sama dengan; tanda kebangkitan dari TUHAN Yesus Kristus.
-      Kembali pada kedudukan semula, sama dengan; tanda kemuliaan dari TUHAN Yesus Kristus pada saat Ia naik terangkat ke sorga.

Sesudah Yusuf mengartikan mimpi dari kepala juru minuman itu, maka ada suatu reaksi yang timbul dari pribadi Yusuf. Seringkali anak-anak TUHAN, bahkan hamba-hamba TUHAN, tanpa disadari memberikan suatu reaksi ketika melihat sesuatu yang baik, tetapi sebetulnya itu adalah pengertian manusia daging, bukan pengertian yang berasal dari TUHAN.
Jadi, walaupun Yusuf adalah gambaran dari mempelai TUHAN, tetapi Yusuf juga manusia biasa; dia belum sempurna sesempurna dari Allah.

Kejadian 40:13-14
(40:13) dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya. (40:14) Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini.

Yusuf mengartikan mimpi dari kepala juru minuman. Kemudian, setelah Yusuf melihat arti mimpi dari kepala juru minuman itu dipandang baik oleh Yusuf, maka timbullah suatu reaksi di dalam diri Yusuf, sehingga ia berpesan kepada kepala juru minuman itu dengan berkata: “ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti.
Memang, secara manusiawi, hal itu adalah wajar saja. Hukum di bumi ini adalah kebaikan dibalas kebaikan; dan hal itu adalah wajar saja, tetapi sesungguhnya ini adalah reaksi dari manusia daging (reaksi Yusuf secara manusiawi).

Pendeknya: Yusuf berusaha untuk melepaskan dirinya dari dalam penjara dengan caranya sendiri; dalam hal ini, Yusuf berpikir secara manusiawi. Manusia boleh berencana, tetapi kehendak Allah yang terlaksana.

Setelah apa yang dilakukan oleh Yusuf kepada kepala juru minuman itu, kita akan melihat; apakah pesan -- sebagai reaksi Yusuf -- itu diingat oleh kepala juru minuman?
Kejadian 40:23
(40:23) Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya.

Ternyata, Yusuf tidak diingat, melainkan dilupakan oleh kepala juru minuman itu.

Janganlah kita berharap dengan kebaikan manusia; jangan bergantung kepada manusia; tetapi bergantunglah kepada TUHAN.  Manusia mudah sekali melupakan kebaikan dan kemurahan TUHAN. Oleh sebab itu, manusia jangan bergantung kepada manusia, jangan berharap dari manusia, tetapi bergantung dan berharaplah dari kebaikan dan kemurahan hati TUHAN.  Kenyataannya, kebaikan yang ditunjukkan oleh Yusuf -- di mana Yusuf telah mengartikan mimpi dari kepala juru minuman itu -- justru dilupakan oleh kepala juru minuman itu; Yusuf dilupakan oleh kepala juru minuman itu.

Inilah reaksi dari Yusuf, di mana Yusuf berpikir secara manusiawi.

Berarti, keluarnya Yusuf nanti dari penjara bukanlah dengan kekuatan manusia, tetapi harus sesuai dengan rencana Allah sendiri. Demikian juga kelepasan yang dialami oleh gereja TUHAN, mempelai TUHAN, harus sesuai dengan rencana Allah sendiri, sebab tidak ada satu pun kekuatan manusia yang sanggup membebaskan (melepaskan) dirinya dari penjara dunia ini, selain kekuatan di dalam rencana Allah sendiri, yaitu oleh kuasa Allah yang heran dan besar, lewat pembukaan rahasia Firman Allah itu sendiri.
Jadi, Yusuf tidak akan lepas, tidak akan keluar dari penjara dengan cara atau pikiran manusiawi, tetapi harus sesuai dengan rencana Allah; itu harus kita ketahui dengan baik dan pasti.

Oleh sebab itu, lepaskan diri dari kebanggaan diri. Jangan kita bertahan dengan kebanggaan diri. Jangan kita sombong dengan apa yang kita miliki ini. Manusia tidak akan bisa lepas dari penjara dunia ini kalau bukan TUHAN yang melepaskan dia dari penjara dunia ini. Tidak ada satu kekuatan manusia yang bisa melepaskan dirinya, selain kekuatan dari Allah, oleh pembukaan Firman Allah itu sendiri.
Maka, kalau terjadi pembukaan firman; segala yang tertutup akan tersingkap, apa yang tidak mungkin bagi manusia, segalanya mungkin bagi Allah. Tidak ada yang mustahil kalau pembukaan firman terjadi. Kita harus tetap kembali kepada kebaikan dan kemurahan TUHAN, bergantung kepada pembukaan rahasia firman.

Singkatnya: Yusuf masih tinggal tetap di dalam penjara selama kurang lebih dua tahun lagi, karena ternyata ia tidak diingat, melainkan dilupakan oleh kepala juru minuman itu, sehingga ia pun masih tetap tinggal di penjara.
Jadi, sudah sangat jelas; manusia boleh berencana, manusia boleh bercita-cita, tetapi kehendak Allah yang terlaksana. Kita harus berada di dalam rencana Allah; janganlah kita mengambil jalan masing-masing dan menuruti keinginan di hati sementara berlawanan dengan keinginan di hati TUHAN.

Kejadian 40:14-15
(40:14) Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. (40:15) Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini."

Ada dua hal yang melatarbelakangi sehingga Yusuf berpikir secara manusiawi:
1.      Yusuf menantikan ucapan terima kasih dari kepala juru minuman itu.
2.      Oleh karena hal ihwal Yusuf, di mana dia masuk ke dalam penjara bukan karena kesalahannya, sebab di sini dikatakan: “Aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini.
Inilah yang melatarbelakangi, sehingga Yusuf yakin bahwa dia dapat bebas dari dalam penjara.

Tetapi, kenyataannya, dua hal itu tidaklah cukup untuk melepaskan Yusuf dari dalam penjara. Demikian juga dengan gereja TUHAN, anak-anak TUHAN, orang-orang Kristen; tidak cukup dengan dua hal di atas untuk melepaskan dirinya dari penjara dunia ini.
-      Jangan merasa kalau kita sudah menunjukkan suatu perbuatan baik kepada orang lain, lalu orang lain akan menunjukkan ucapan terima kasihnya kepada kita, sehngga hal itu menjadi alasan untuk kita bebas dari penjara dunia ini; itu belum cukup.
-      Kemudian, jangan kita merasa karena kita sudah berkorban tanpa dosa dan tanpa salah, lalu kita mempunyai alasan untuk melepaskan diri dari penjara dunia ini; itu belum cukup.
Dua hal itu belum cukup untuk melepaskan diri kita dari penjara dunia ini. Perbuatan baik belum cukup untuk melepaskan kita dari penjara dunia ini. Apapun yang kita kerjakan, apapun korban yang kita persembahkan di tengah ibadah dan pelayanan, itu semua belum cukup untuk membebaskan kita dari penjara dunia ini, apalagi kalau beribadah dengan menjalankan ibadah Taurat (ibadah lahiriah).

Berpikirlah sedemikian rupa; berlaku bijaksanalah, karena ternyata ijazah tidak cukup sempurna untuk memberi suatu pengertian yang menyelamatkan, kecuali oleh hikmat sorgawi.

Kesimpulannya: Karunia hikmat atau pembukaan firman, suatu saat nanti itulah yang akan melepaskan Yusuf dari tahanan. Demikian juga dengan sidang mempelai TUHAN akan mengalami hal yang sama oleh karena pembukaan firman, bukan oleh karena yang lain-lain. Oleh sebab itu, biarlah hikmat atau pembukaan Firman Allah tinggal tetap (bersifat permanen) dalam kehidupan kita masing-masing sampai pada kesudahannya, karena ternyata jasa-jasa dan pengorbanan kita tidak cukup untuk melepaskan kita dari penjara dunia ini.
Kalau kita bandingkan dengan Wahyu 13:16-18, di situ dibutuhkan hikmat untuk lepas dari masa aniaya antikris yang akan berlangsung selama 3.5 (tiga setengah) tahun.

Amsal 8:10
(8:10) Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan.

Terimalah pengetahuan dari sorga, dari Allah, lebih dari pada yang ada di muka bumi ini, termasuk batangan emas pilihan (emas tua).

Amsal 8:11
(8:11) Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.

Hikmat lebih berharga dari pada permata, dan apa pun yang diinginkan orang tidak dapat menyamai hikmat. Apa pun yang dimiliki orang lain, apa pun yang dipunyai oleh orang lain, termasuk ijazah tinggi; tidak dapat menyamai hikmat.

Amsal 7:4-5
(7:4) Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu, (7:5) supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya.

Di sini dengan jelas dikatakan:
-      Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku."
-      Sebutkanlah pengertian itu sanakmu.
Tujuannya adalah supaya dilindungi dari perempuan jalang dan perempuan asing yang licin perkataannya.
-      Perempuan jalang à Perempuan Babel, itulah antikris.
-      Perempuan asing yang licin perkataannya à Nabi-nabi palsu.

Jadi, oleh karena hikmat atau pembukaan firman, kita dilindungi oleh TUHAN dari dua perkara, antara lain;
1.      Dari masa aniaya antikris yang akan berlangsung, disebutlah itu puncak kesesakan.
2.      Dilepaskan dari perempuan asing yang licin perkataannya, itulah nabi-nabi palsu dengan kelicikan mereka.

Dan kita sudah melihat, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Naomi kepada Rut, menantunya itu di dalam Rut 2:20.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.” Kata “orang itu” di sini menunjuk kepada pribadi Boas. Boas rohani itulah pribadi TUHAN Yesus Kristus.
Kemudian, Naomi berkata kepada Rut: “Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.

Singkatnya, Naomi menjelaskan tentang pribadi Boas rohani, itulah pribadi Yesus Kristus, yang datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, bahkan menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus orang-orang yang terjual kepada maut.

Kalau kita perhatikan Imamat 25 …
Imamat 25:24-25
(25:24) Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. (25:25) Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu.

Sudah sangat jelas, bahwa; Boas rohani, itulah pribadi Yesus Kristus, yang mana oleh karena korban-Nya di atas kayu salib di bukit Golgota, kita ditebus dari dosa, ditebus dari kehidupan yang sudah terjual kepada maut.

Yang berhak untuk mengadakan penebusan adalah kerabat, sanak atau saudara yang terdekat. Jadi, sudah sangat jelas, bahwa; hikmat Allah, pembukaan Firman Allah berkuasa untuk menebus, berkuasa untuk melepaskan kita dari penjara dunia ini.
Itu sebabnya, TUHAN menunggu keubahan dalam hidup kita masing-masing, dengan tanda dan berkata: “Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu”, dengan demikian -- kalau kita sudah berada pada kedudukan yang demikian, maka -- pertolongan TUHAN akan nyata dalam kehidupan kita masing-masing.

Saya kira hal ini sangat jelas sekali dan tidak susah untuk dimengerti. TUHAN Yesus itu baik. Dengan hikmat pembukaan firman, itulah yang melindungi. Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu. Katakanlah kepada pembukaan firman: Engkau yang sanggup melepaskan dan menebus hidupku dari penjara dunia ini, tidak ada yang lain. Mulai sekarang, miliki pengertian yang demikian, miliki pikiran yang rohani (pandangan rohani). Jangan kita berpikir secara manusiawi, sebagaimana reaksi Yusuf yang berpikir secara manusiawi; dia berpikir, bahwa dia dapat bebas dari penjara dengan kekuatan manusia. Tidak ada satu pun kekuatan di muka bumi ini yang dapat melepaskan dirinya dari penjara dunia ini, selain oleh kekuatan dan kuasa dari Allah, itulah hikmat pembukaan firman.

Mungkin saat ini kita tidak diakui oleh manusia, tidak diakui oleh siapapun di atas muka bumi ini, tetapi ada Seorang lain, itulah Boas rohani, pribadi TUHAN Yesus Kristus; Dialah sanak, Dialah keluarga kita yang terdekat, Dialah hikmat, Dialah pengertian yang akan membebaskan kita dari penjara dunia ini. Jangan takut kalau manusia menolak; itu sebabnya saya juga tidak takut kalau saya ditolak, karena hikmat yang memberi perlindungan, karena hikmat yang membebaskan saya dari penjara dunia ini.

Satu perkara yang harus kita ketahui dalam Amsal 8:12.
Amsal 8:12
(8:12) Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.

Boas rohani, itulah Yesus Kristus yang telah mengerjakan penebusan di atas kayu salib, berkata: “Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan …” Yesus Kristus adalah hikmat; Dia tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan

Jadi, jangan kita biarkan diri ini tinggal dalam kebodohan. Kita harus memiliki kecerdasan yang dari TUHAN, karena TUHAN dan hikmat TUHAN tinggal bersama-sama dengan kecerdasan.
Saya banyak melihat orang-orang (kehidupan) -- tidak hanya orang Kristen di hari-hari terakhir ini, tetapi di tengah-tengah ibadah pelayanan ini sendiri -- beribadah tetapi tidak mau memiliki kecerdasan, tidak mau tahu dengan hikmat yang berasal dari firman, membiarkan diri dalam kebodohan, sementara TUHAN yang adalah hikmat tinggal bersama-sama dengan kecerdasan.

Kita menjadi cerdas bukan karena ijazah. Lihat, orang yang pandai di dunia, tetapi ia tidak berhikmat. Apa buktinya? Ia tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak benar, dia tidak bisa membedakan antara yang suci dan yang tidak suci.
Jadi, kecerdasan itu bukan diukur dari ijazah, tetapi kecerdasan itu sejauh penyerahan diri seseorang kepada TUHAN. Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kecerdasan itu akan nyata sejauh penyerahan diri kepada TUHAN.

Untuk memiliki hikmat, tidak perlu dengan ijazah yang tinggi; bukan karena dia memiliki ijazah sarjana, bukan karena dia doktor, bukan. Tetapi kecerdasan itu dimiliki oleh orang-orang yang mau menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Itu sebabnya, kita belajar dari penyerahan diri Yusuf, di mana dua kali dia harus kehilangan jubah dan berada di dalam penjara;
-      Yang pertama; penjara sumur oleh karena perbuatan saudara-saudaranya.
-      Yang kedua; dipenjara tanpa dosa oleh karena perbuatan isteri Potifar.
Di dalam penyerahan diri inilah hikmat tinggal dalam kecerdasan.

Sampai pada akhirnya, setelah lewat dua tahun, Firaun bermimpi tetapi tidak seorang pun yang dapat mengartikan mimpi Firaun, kecuali Yusuf itu sendiri; dan oleh karena hikmat itulah Yusuf dilepaskan dari dalam penjara. Demikian juga sidang mempelai TUHAN di hari-hari terakhir ini akan mengalami kelepasan dari penjara dunia oleh hikmat pembukaan firman itu sendiri, bukan dengan pengertian secara manusiawi, bukan berpikir secara manusiawi, tetapi oleh hikmat pembukaan firman itu sendiri.

Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu, kerabatmu, keluargamu yang terdekat. Yesus Kristus adalah Boas rohani, yang sudah mengerjakan pekerjaan penebusan di atas kayu salib untuk melepaskan manusia dari dosa dunia.
Yesus Kristus adalah hikmat, Dialah sanak kita, Dialah keluarga kita, Dialah yang melindungi kita dari perempuan jalang (perempuan Babel), dan oleh karena hikmat-Nya, TUHAN juga melepaskan kita dari kelicikan perkataan perempuan asing -- itulah nabi-nabi palsu.

Bijaksanalah. Berpikirlah dewasa. Bersikaplah dewasa; jangan seperti kanak-kanak yang sebentar menangis, sebentar tertawa. Ingat, apa yang kita alami sampai saat ini, itu semua karena kemurahan TUHAN.
Katakan kepada TUHAN: Engkaulah hikmat, Engkaulah pengertian. Katakanlah kepada hikmat dan pengertian: Engkaulah saudaraku, Engkaulah sanakku, Engkaulah kerabatku yang terdekat, tidak ada yang lain yang berkuasa menebus kita dari penjara dunia ini.

Selagi TUHAN masih berkemurahan dengan hikmat-Nya, itulah pembukaan Firman TUHAN, hargailah dengan sungguh-sungguh, sebab ada waktunya nanti TUHAN mengirimkan kelaparan atas negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. Jangan sombong dengan apa yang engkau miliki, supaya jangan kita tinggalkan penggembalaan ini hanya karena uang seperti yang sudah terjadi; dia bangga dengan uang (gajinya), dia tidak bangga dengan hikmat pembukaan firman, dan akhirnya dia terhilang. Seharusnya, dia ditolong, karena kutuk nenek moyang -- itulah perzinahan dari orang tua yang turun kepada anak -- namun dia enggan.
Tetapi bagi kita, hikmat dan pengertian lebih dari segala-galanya. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment