KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, July 15, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 12 JULI 2020



IBADAH RAYA MINGGU, 12 JULI 2020


KITAB WAHYU
(Seri: 13)

Subtema: RAHASIA 1.260 HARI

Shalom.
Selamat sore petang menjelang malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita; dan damai sejatehra Kristus memerintah di hati kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, bahkan hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan dari TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.

Segera saja kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah (Kebangkitan) Minggu dari KITAB WAHYU 12.
Saat ini kita masih berada pada ayat 6. Pada minggu yang lalu telah disampaikan tentang ayat 6, namun oleh karena kemurahan TUHAN, kita kembali diizinkan untuk memperoleh berkat dari TUHAN lewat ayat 6 ini.

Wahyu 12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Perempuan itu lari ke padang gurun supaya ia dipelihara di situ selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari.
-          “Perempuan itu” à Gereja TUHAN yang sempurna atau mempelai TUHAN; ia lari ke padang gurun supaya dipelihara di situ selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari.
-          “Dipelihara”, sama dengan; dijaga dan dirawat oleh TUHAN selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari.

Pertanyaannya: APA YANG TERJADI selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari tersebut ?
Kita lihat jawabannya dari Daniel 12.
Daniel 12:1,7,11
(12:1) "Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu. (12:7) Lalu kudengar orang yang berpakaian kain lenan, yang ada di sebelah atas air sungai itu bersumpah demi Dia yang hidup kekal, sambil mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke langit: "Satu masa dan dua masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus itu, maka segala hal ini akan digenapi!" (12:11) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.

Penekanan pada ayat 1: Di akhir zaman akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa. Kemudian, hal itu terjadi selama satu masa, dua masa, dan setengah masa -- atau sama dengan; 3.5 (tiga setengah) tahun, sama dengan; 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari lamanya --; di mana pembinasa keji berdiri di tempat kudus, yang disebut juga dengan “puncak kesesakan” atau “puncak dari gelapnya malam”, sebab pada masa itu, pembinasa keji akan menghentikan korban sehari-hari.

Biarlah kita belajar untuk mengerti rencana TUHAN. Kalau kita tidak mempunyai pengertian tentang rencana TUHAN, maka kita akan mengalami kerugian yang besar. Itulah artinya TUHAN memberikan ibadah ini kepada kita; supaya kita mengerti rencana TUHAN.

Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."

-          Satu kali tujuh masa” = 7 (tujuh) tahun = 2 x 3.5 (tiga setengah) tahun.
-          Pada pertengahan tujuh masa itu”, berarti; 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua.

Sebenarnya, masa kesesakan itu akan terjadi selama 7 (tujuh) tahun atau 7 (tujuh) masa, tetapi puncak dari kesesakan atau puncak dari gelapnya malam adalah “pada pertengahan tujuh masa”, berarti; 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua. Mengapa demikian? Sebab pada masa itu -- pada masa 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua --, pembinasa keji atau antikris menjadi diktator buas; mereka akan menghentikan korban sehari-hari di dalam rumah TUHAN. Korban sehari-hari, yaitu;
1.      Korban sembelihan.
2.      Korban santapan.

Kita akan memperhatikan tentang “korban sehari-hari”, yang pertama: KORBAN SEMBELIHAN.
“Korban sembelihan” à Ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan, di mana di tengah-tengahnya kita mempersembahkan atau membawa korban persembahan kepada TUHAN. Korban sembelihan yang benar kepada TUHAN ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk; itulah yang harus kita persembahkan di tengah-tengah ibadah pelayanan ini.
Tetapi pada saat itu -- pada masa 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua --, atas seizin TUHAN, pembinasa keji (antikris) sebagai diktator buas akan menghentikan korban sembelihan.

Ibadah dan pelayanan ini merupakan pertolongan TUHAN. Jadi, kalau pun saat ini, kita membawa korban persembahan -- itulah korban sembelihan – maksudnya di tengah-tengah ibadah pelayanan, kita mengalami jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk; sesungguhnya itu adalah kemurahan dari TUHAN. Kita dipelihara oleh TUHAN lewat salib-Nya, yakni korban sembelihan.
Tetapi, kalau pada masa kesesakan nanti kita hidup tanpa kemurahan TUHAN, yaitu; tanpa hari perhentian, tanpa pertolongan TUHAN, lewat salib-Nya -- yakni korban sembelihan --, tanpa ibadah dan tanpa pelayanan, tanpa sangkal diri, tanpa kasih dari sorga, lalu kita berada dalam pergumulan yang besar; dapatkah saudara bayangkan, apa yang terjadi nanti; dapatkah saudara bayangkan, seperti apa keadaan manusia pada saat itu?
Singkatnya: Berada dalam kesesakan yang besar, namun tanpa hari perhentian, tanpa ibadah dan pelayanan; hal itu akan memahitkan hidup seseorang; tetapi itu harus terjadi nanti.

Kita akan memperhatikan tentang “korban sehari-hari”, yang kedua: KORBAN SANTAPAN.
“Korban santapan” à Firman Allah sebagai santapan rohani kita. Sebenarnya, Firman Allah adalah kebutuhan pokok jiwa kita, Firman Allah adalah kebutuhan hidup rohani kita. Lewat pengertian dari hikmat Firman Iman kita dapat mengetahui untuk membedakan mana yang baik dan yang jahat, kita dapat mengetahui rencana TUHAN.
Tetapi pada masa kesesakan nanti, korban santapan akan dihentikan, artinya; menghadapi kesesakan (berada dalam puncak gelapnya malam) tanpa pengertian, tanpa pengetahuan dari firman yang benar, tanpa pengertian yang baik, atau tanpa hikmat dari Firman Iman (korban santapan), maka seseorang akan mengalami kebingungan yang besar di dalam penderitaannya. 

Bayangkan; jika orang bodoh -- tanpa pengertian dari firman (korban santapan) -- menghadapi masalah besar, apa yang akan terjadi? Yang pasti ia akan mengalami kebingungan; akhirnya ia akan bersungut-sungut; ia akan menuntut-menuntut-menuntut dan mempersalahkan TUHAN.
Hal ini akan terjadi nanti; jadi, jangan saudara “merasa aman” ketika memperoleh suatu kedudukan, jabatan, harta kekayaan, bahkan pendidikan (ijazah) tinggi di bumi ini; tidak, itu semua bukan merupakan jaminan.

Amos 8:11
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.

Ketika korban santapan dihentikan, nabi Amos juga sudah bernubuat akan hal itu; di mana TUHAN akan mengirimkan kelaparan di negeri ini; bukan kelaparan akan makanan, bukan kehausan akan air minum, melainkan lapar dan haus akan mendengarkan Firman TUHAN. Dan hal itu terjadi atas seizin TUHAN, sebab di sini TUHAN berkata: “Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.

Jadi, pembinasa keji berdiri di tempat kudus, atau antikris menjadi diktator yang buas selama 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua, itu juga terjadi atas seizin TUHAN, supaya kita bisa “mengerti”. Tetapi malam ini, TUHAN sudah memberi pengertian itu kepada kita. Kiranya hal ini dapat dipahami dengan baik.

Amos 8:12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.

Mereka mengembara dan menjelajah untuk mencari firman, tetapi mereka tetap tidak mendapatnya. Namun syukur kepada Allah, karena sore ini kita menerima pembukaan Firman Allah; ini adalah kemurahan bagi kita.

Lihat, akibat kelaparan yang hebat itu, akan terlihat dua tindakan yang keliru:
1.      Mereka akan mengembara dari laut ke laut.
2.      Mereka akan menjelajah dari utara ke timur.
Ini adalah tindakan keliru untuk mencari korban santapan (Firman Allah) sebagai kebutuhan rohani, kebutuhan jiwa pada saat itu. Bayangkan; tanpa pengertian, tanpa firman, saat menghadapi kesesakan yang besar (puncak kesesakan), maka sudah pasti yang terjadi adalah kekeliruan yag besar.
Tetapi puji TUHAN, sore ini TUHAN sudah bentangkan firman-Nya bagi kita; dan kita harus melihat dan memperhatikannya; jangan kita pura-pura tidak tahu, padahal sudah tahu.

Sudah sangat jelas, tindakan tersebut merupakan suatu kekeliruan yang sangat fatal dan membahayakan hajat orang banyak. Oleh sebab itu, mari kita menyimak dan melihat arti rohani dari dua perkara di atas, yang merupakan kekeliruan yang terjadi akibat kelaparan yang hebat pada masa kesesakan.

TENTANG: Mengembara dari laut ke laut.
Mengembara = musafir, hidup yang berpindah-pindah, atau tidak tinggal tetap. Jadi, untuk mencari firman TUHAN, mereka harus mengembara dari laut ke laut.
Tujuan mengembara dari laut ke laut adalah untuk mencari Firman TUHAN; tetapi sayangnya, saat mengembara dari laut ke laut, justru mereka akan menemukan santapan asing yang membinasakan, merugikan hajat orang banyak.

Oleh sebab itu, bertahan saja, makan, tidak makan, yang penting adalah berkumpul bersama dengan TUHAN. Buktikan diri setia kepada TUHAN, supaya TUHAN memelihara kehidupan kita. Jangan andalkan pemikiran, tetapi andalkan TUHAN dalam segala perkara.

Mari kita lihat AJARAN YANG DITEMUKAN jika mengembara dari laut ke laut.
Wahyu 13:1-3
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. (13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

Penekanan pada ayat 1:
Tampak “binatang keluar dari dalam laut”, itu menunjuk kepada; antikris. Kemudian, adapun wujud dari binatang tersebut;
-          Bertanduk sepuluh.
-          Berkepala tujuh.
-          Sepuluh mahkota di atas kepala.
Jadi, 10 + 7 + 10 = 27, bukan? Angka ini jelas menunjukkan bahwa mereka ini ingin menampilkan bahwa seakan-akan mereka sama seperti pribadi Yesus Kristus, sebagai TUHAN dan Juruselamat, di mana hal ihwal Yesus Kristus dengan jelas dituliskan dalam 27 (dua puluh tujuh) kitab Perjanjian Baru. Ini merupakan tipuan yang hebat; itulah yang mau mereka tampilkan kepada gereja-gereja yang tidak mempunyai pengertian, tidak mempunyai pengetahuan yang benar, tidak mempunyai hikmat firman iman; dan hal ini sangat merugikan hajat orang banyak.
Tetapi TUHAN sudah memberitahukan akal bulus dari binatang yang keluar dari dalam laut -- itulah antikris -- kepada kita. Oleh sebab itu, jangan kita mau disesatkan olehnya.

Penekanan pada ayat 2:
Adapun binatang yang keluar dari dalam laut tersebut merupakan gabungan dari tiga jenis binatang, yaitu;
1.      Macan tutul.
2.      Beruang.
3.      Singa.

Adapun kelebihan-kelebihan dari tiga jenis binatang tersebut:
Binatang Yang Pertama: Macan tutul.”
Macam tutul memiliki kecepatan yang luar biasa; demikian halnya dengan antikris memiliki kecepatan yang dahsyat untuk mengejar anak-anak TUHAN yang tertinggal rohaninya.
“Memiliki kecepatan”, berarti; cekatan. Namun sasarannya adalah gereja yang tertinggal di belakang. Jangan kita berada pada barisan belakang.

Binatang Yang Kedua: Beruang.”
Beruang memiliki kaki yang tangkas, di mana;
-          Dua kaki di belakang dapat digunakan untuk berdiri dan bertahan.
-          Dua kaki di depan digunakan untuk mencengkram dan mencabik-cabik mangsanya.
Itulah kelebihan dari beruang.

Saya tambahkan sedikit mengenai “beruang” ini: Dalam kitab Daniel 7:5, “Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak.” Di mulut beruang ada tiga tulang rusuk di antara gigi-giginya. Kemudian, kepada beruang itu dikatakan: “makanlah daging banyak-banyak.
Tiga tulang rusuk à Kehidupan yang telah dikuasai oleh daging; tubuh dikuasai daging, jiwa dikuasai daging, rohnya juga dikuasai daging. Hati-hati, “daging” ini adalah sasaran dari beruang. Perhatikan firman TUHAN malam ini; Hidup kita terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, janganlah kita dikuasai oleh daging, tetapi berilah diri dikuasai oleh Roh TUHAN dalam kegiatan Roh dan menjadi tawanan Roh, supaya kita bebas dari ikatan dunia. Tetapi kalau kita melepaskan diri dari tawanan Roh, melepaskan diri dari kegiatan Roh, karena menginginkan kebebasan dunia; hati-hati, inilah tulang rusuk yang ada di antara gigi beruang.
TUHAN sudah paparkan firman-Nya pada malam hari ini; jangan nanti kita membabi-buta mempersalahkan TUHAN.

Binatang Yang Ketiga: Singa.”
kelebihan dari singa memiliki mulut yang buas untuk mencari mangsa yang dapat ditelannya, persis seperti 1 Petrus 5:8. Mulut singa dipergunakan untuk memperdayakan hati manusia; jika manusia tidak mengerti, maka sudah pasti ia menjadi mangsa dari mulut singa. Singa merupakan gambaran dari Iblis (Setan) yang mengaum-aum dengan menggunakan mulut untuk mencari mangsa yang dapat ditelannya.
Tetapi Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dia adalah Singa dari suku Yahuda. Dan ketika mulut singa dari suku Yehuda sudah mengaum, maka dapat mengubahkan kehidupan kita semua, sehingga kita datang kembali kepada TUHAN dalam keadaan takut dan gentar, tidak lagi berani untuk berbuat sesuatu yang tidak suci.
Hati-hati dengan mulut singa yang merupakan gambaran dari Iblis Setan. Lebih baik hari ini kita menikmati mulut singa dari suku Yehuda; oleh pembukaan firman, maka kehidupan kita diubahkan, di mana tandanya ialah datang kepada TUHAN, menghadap TUHAN dengan takut dan gentar.
Jangan sampai imam-imam melayani, tetapi berani berbuat sesuatu yang najis; maka, akan berhadapan langsung dengan TUHAN nanti. Tentu lebih sakit rasanya jika berhadapan langsung dengan TUHAN.

Kita kembali memperhatikan ayat 2.
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Antikris -- yang merupakan gambaran dari binatang yang keluar dari dalam laut -- yang adalah gabungan dari tiga jenis binatang -- yaitu macan tutul, singa dan beruang --, lalu; “Naga itu memberikan kepadanya”;
1.      Kekuatannya.
2.      Takhtanya.
3.      Kekuasaannya yang besar.
Itu sebabnya, antikris atau pembinasa keji menjadi diktator buas selama 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua, yang merupakan puncak dari gelapnya malam, puncak dari masa kesesakan, dan hal ini terjadi atas seizin TUHAN.

Wahyu 13:3-4
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. (13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

Antikris mengadakan mujizat kesembuhan, sehingga seluruh dunia heran, lalu mengikuti binatang itu. Sebab, di sini dikatakan: satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Mujizat kesembuhan terjadi yang diadakan oleh antikris. Oleh karena mujizat kesembuhan ini, di sini dikatakan: “Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

Tujuan kita datang beribadah kepada TUHAN, apakah hanya sebatas mencari mujizat kesembuhan? Atau mujizat berkat-berkat? Tetapi yang saya tahu; pelayanan Yesus Kristus selama 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi ini tidak berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat kesembuhan dan mujizat berkat-berkat, baik itu mujizat 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan, atau 7 (tujuh) roti dan beberapa ikan; tidak berhenti hanya sampai di situ.
Yang saya ketahui adalah; Yesus, Anak Allah, rela meninggalkan Bapa-Nya, dan rela meninggalkan rumah-Nya di sorga, untuk turun ke dunia, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Dia telah merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya, dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Jadi, tidak berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat. Itulah yang saya tahu.
Maka, kalau kita datang kepada TUHAN lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan ini hanya untuk mencari berkat-berkat jasmani atau mujizat kesembuhan, ini adalah suatu kekeliruan, suatu kesalahan yang besar. Tetapi faktanya, itulah yang sedang dilancarkan oleh antikris di hari-hari ini, sehingga seluruh dunia heran dengan mujizat kesembuhan.

Jujur, setelah saya memperoleh pengetahuan yang baik dan benar tentang Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, sungguh saya tidak heran melihat mujizat kesembuhan. Tetapi saya akan menjadi heran melihat orang (kehidupan) penzinah, pendosa, fasik, angkuh, sombong, pendusta berubah menjadi orang suci datang melayani TUHAN; sungguh, saya heran.
Kalau “kesembuhan” itu adalah karunia, tetapi “keubahan hidup” itu adalah kuasa salib yang mengubahkan kita.
Walaupun di awal pelayanan seringkali terjadi mujizat kesembuhan, bahkan di saat-saat sekarang ini juga masih ada mujizat kesembuhan, namun saya tidak heran dengan “mujizat”, karena itu adalah karunia Ilahi. Biarlah kiranya hal ini dapat dipahami dengan baik dan menjadikan kita lebih dewasa di hadapan TUHAN.

Lebih jauh kita melihat TIPU MUSLIHAT atau akal bulus dari antikris, di mana; satu dari antara sepuluh kepala itu seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi pada akhirnya luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Kalau kita bandingkan dengan pribadi Yesus Kristus; Dia telah mengalami lima luka utama di atas kayu salib, yaitu dua di tangan, dua di kaki dan satu di lambung. Kemudian, yang saya ketahui dari kebenaran firman; selanjutnya, Yesus mati di atas kayu salib, lalu bangkit pada hari ketiga.
Tetapi antikris tidaklah demikian dalam pelayanan mereka; luka yang membahayakan hidupnya, yang merupakan “korban”, tidak berlanjut sampai kepada pengalaman kematian. Seharusnya, kalau kita melihat kebenaran salib; lima luka, itulah korban Kristus, selanjutnya membawa Yesus dalam kematian; inilah yang benar.

Sementara, “binatang” ini keluar dari dalam laut. Bukankah laut, berbicara tentang; baptisan air, arti rohaninya; mati dan bangkit. Tetapi kenyataannya, setelah mengalami luka (korban) yang membahayakan hidupnya, namun tidak dilanjutkan kepada pengalaman kematian; itulah tipu daya dari Setan, akal bulus dari Iblis Setan ini begitu luar biasa.
Tetapi jangan kita mau tertipu olehnya; kalau sudah “korban”, jangan lantas berhenti, jangan bersungut-sungut, tetapi lanjutkan sampai dengan pengalaman kematian berarti daging tidak bersuara lagi, supaya bangkit pada hari ketiga. Kalau hanya “mujizat”, berkat TUHAN tanggung; belum sepenuhnya menyelamatkan kehidupan kita. Ingat: yang menyelamatkan adalah Yesus mati lalu bangkit pada hari ketiga; inilah yang benar dan sempurna untuk menyelamatkan.
Terimalah kebenaran yang murni dari sorga; jangan mau diakal-akali oleh tipu daya Iblis Setan. Sudah saatnya rohani kita dibangkitkan sekarang. Amin. Puji TUHAN. Haleluya.

Kita sudah melihat penjelasan tentang “mengembara dari laut ke laut”, dan tentu kita sudah diberkati, bukan? Oleh karena pengertian yang suci dari TUHAN, kita telah diberkati, bukan?
Ingat dan perhatikan sungguh-sungguh: “Mengembara dari laut ke laut” itu merupakan suatu kekeliruan, yang merugikan hajat banyak orang sebab dalam mengembara menemukan antikris dan ajarannya yang menyesatkan.

TENTANG: Menjelajah dari Utara ke Timur.
Tujuan mereka menjelajah dari Utara ke Timur adalah untuk mencari Firman TUHAN, tetapi cara mereka untuk mencari Firman TUHAN adalah cara yang keliru, tidak pas.

Untuk dapat mengetahui bahwa “menjelajah dari Utara ke Timur” di dalam hal mencari Firman TUHAN merupakan suatu kekeliruan dan kerugian yang besar, maka mari kita simak terlebih dahulu mengenai UTARA.
Yesaya 14:12-13
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! (14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.

“Sebelah utara”, jelas menunjuk kepada; takhta dari Bintang Timur, putera Fajar, itulah Iblis atau Setan, disebut juga dengan; Lucifer. Singkatnya, sebelah utara adalah takhta Setan.

Supaya lebih jauh kita mengerti bahwa “sebelah utara adalah takhta Setan”, kita akan perhatikan ayat 9-11.
Yesaya 14:9-11
(14:9) Dunia orang mati yang di bawah gemetar untuk menyongsong kedatanganmu, dijagakannya arwah-arwah bagimu, yaitu semua bekas pemimpin di bumi; semua bekas raja bangsa-bangsa dibangunkannya dari takhta mereka. (14:10) Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata kepadamu: 'Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi sama seperti kami!' (14:11) Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu."

Iblis atau Setan, awalnya dia adalah salah satu malaikat yang terpandang di sorga, terpenting di dalam Kerajaan Sorga, sebagai pelayan pujian dan musik. Jadi, kehadiran dia di dalam Kerajaan Sorga untuk melayani TUHAN; dianggap terpandang,  dan penting.
Tetapi, ketika terdapat kelemahan -- pada ayat 10 --, maka ia segera dilemparkan ke dunia orang mati.

Kalau hari ini manusia melakukan dosa, TUHAN masih memberikan kesempatan untuk pengampunannya. Berapa banyak dosa yang kita perbuat, baik itu kejahatan maupun kenajisan, tetapi sampai hari ini, kemurahan-Nya masih berlaku; TUHAN beri pengampunan kepada kita sampai detik ini.
Tetapi sebaliknya, kalau malaikat TUHAN jatuh dalam dosa satu kali saja, maka ia langsung dilemparkan ke dunia orang mati. TUHAN tidak peduli apakah dia Bintang Timur, putera Fajar, atau apakah dia terpenting, terpandang di dalam melayani TUHAN di dalam Kerajaan Sorga, namun TUHAN tidak peduli; sebab apabila terdapat kelemahan, langsung dilemparkan ke dunia orang mati, menjadi Setan -- yang sementara ditempatkan di gua-gua, tetapi pada akhirnya, tiba pada hari penghakiman, ia akan dilemparkan ke dalam api neraka --.

Maka, dapatlah kita ambil kesimpulan: Dunia orang mati merupakan takhta dari Iblis Setan, itulah yang dimaksud dengan sebelah Utara.

Mari kita melihat DUNIA ORANG MATI atau takhta Iblis Setan/sebelah utara.
Lukas 9:57-62
(9:57) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." (9:58) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." (9:59) Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." (9:60) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." (9:61) Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." (9:62) Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

Ditengah jalan, berkatalah salah seorang kepada Yesus:
Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Biarlah kita mengikuti TUHAN, ke mana saja Dia pergi. Di mana TUHAN berada, di situ kita berada.
Terakhir, Yesus berada di bumi ini saat Dia mati dan bangkit; biarlah kita mengikutinya, berarti satu dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Tetapi pada akhirnya, kalau kita tekun dalam pengalaman kematian kebangkitan ini, maka di mana Dia berada, di situ kita juga berada; Dia dipermuliakan, maka kita juga kelak dipermuliakan.
Tetapi, jangan keliru di dalam hal mencari Firman TUHAN. Jangan kita menjelajah dari Utara ke Timur. Namun, kenyataannya, di sini pun -- dalam pembacaan Lukas 9:57-62 -- terjadi hal seperti itu.

Perhatikan, gambaran dari dunia orang mati -- atau sama dengan; takhta Setan, sama dengan; sebelah Utara -- adalah:
YANG PERTAMA: Tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Menunjuk kepada; hidup tanpa persekutuan yang baik, dan tanpa persekutuan yang indah dengan TUHAN. Berarti; tubuh tanpa Kepala, artinya; hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging. Akibatnya:
1.      Menjadi liangnya serigala.
2.      Menjadi sarangnya burung.

Tentang; Menjadi liangnya serigala.”
Seringala à roh jahat.
Pekerjaan dari serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba, sehingga kawanan domba menjadi liar, tidak tergembala, beredar-edar, mengambil jalannya sendiri, menuruti keinginan di hati walaupun bertentangan dengan keinginan hati TUHAN.

Tentang: Menjadi sarangnya burung.”
Burung à roh najis. Pekerjaan dari roh najis adalah menghambat pembangunan tubuh Kristus atau menghambat (menghalangi) terwujudnya kesatuan dari tubuh Kristus.
Saudara bisa perhatikan; berapa banyak kenajisan yang terjadi, akhirnya anggota tubuh terpisah. Tidak sedikit di antara kita mengundurkan diri dari ibadah dan pelayanan ini hanya saja karena kenajisan. Jadi, kenajisan ini sangat merusak pembangunan tubuh, sangat menghambat kesatuan dari anggota tubuh yang berbeda-beda. Hal ini harus menjadi pengertian bagi orang muda, karena nafsu dari orang muda itu besar, tetapi banyak juga orang tua yang nafsu dagingnya besar; oleh sebab itu, hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.

Yang berumur 40 (empat puluh) tahun ke atas sudah seharusnya mengalami penamatan daging, tamat dari kenajisan di hati, pikiran dan lain sebagainya, tidak lagi memuaskan dirinya kepada hal-hal yang tak suci, karena itu merusak nikah suci, merusak kesatuan tubuh. Tubuh itu anggotanya banyak, sama seperti kita semua di tempat ini adalah anggota tubuh Kristus, harus menjadi satu; tetapi, tidak akan terwujud kesatuan dalam nikah, kalau kenajisan itu masih terus berlangsung.
Angka 40 berbicara tentang perobekan daging (tirai). Jadi, kalau seorang imam masih bertahan membelakangi TUHAN hanya karena kenajisannya, berarti ia tidak peduli dengan rencana TUHAN yang besar, yaitu kesatuan tubuh. Itulah pekerjaan dari roh najis; mengambat pembangunan tubuh, menghambat terwujudnya kesatuan tubuh. Persis seperti Babel pada Wahyu 17-18 berusaha untuk menghambat pesta nikah Anak Domba pada Wahyu 19:6-9.

Perhatikan, gambaran dari dunia orang mati -- atau sama dengan; takhta Setan, sama dengan; sebelah Utara -- adalah:
YANG KEDUA: Sibuk mengubur orang mati.
Artinya, sibuk mengerjakan pekerjaan dari dunia orang mati.
Di sini dikatakan: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” TUHAN tidak izinkan hal yang seperti ini, TUHAN tidak mau, TUHAN tidak suka; walaupun itu adalah mayat bapa, walaupun itu adalah mayat orang tua.
Apa yang membuat kehidupan seseorang menjadi mayat atau mati rohaninya? Bukankah itu adalah “keinginan daging” ? Jadi, walaupun itu adalah keinginan daging dari bapanya, jangan turuti, apapun alasannya.

Tetapi pada ayat 60, Yesus berkata: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati.”
Jadi, kita tidak perlu berada di dunia orang mati, tidak perlu berada di takhta Setan, sebelah Utara. Arti rohaninya; jangan gunakan dua tangan untuk menjamah tabiat-tabiat daging yang menajiskan.

Selanjutnya, Yesus berkata: “Tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana” Intinya, tugas dari orang yang mengikut TUHAN adalah memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana. Jadi, tidak ada sangkut paut antara “ikut TUHAN” dengan dunia orang mati, tidak ada sangkut paut antara “ikut TUHAN” dengan keinginan daging dari bapa.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas untuk kita ingat dan lakukan: Yang harus kita kerjakan di dalam hal mengikuti TUHAN adalah memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana.

Lihat, hari-hari ini kita terjebak dengan sebuah masalah. Setan begitu cerdik dengan menggunakan media sosial; yang tanpa disadari, banyak imam-imam, pelayan TUHAN memberitakan hal yang najis melalui media sosial. Seharusnya, imam-imam, pelayan TUHAN, sidang jemaat, anak-anak TUHAN, biarlah memberitakan Kerajaan Sorga di mana-mana. Beritakanlah Kerajaan Sorga di mana-mana. Jangan posting kenajisan di media sosial; jangan posting keinginan daging di media sosial; jangan gunakan media sosial untuk menginginkan kenajisan orang lain.
Yang TUHAN mau adalah supaya kita memberitakan Kerajaan Sorga di mana-di mana. Oleh sebab itu, berhentilah untuk memberitakan hal yang najis.

Perhatikan, gambaran dari dunia orang mati -- atau sama dengan; takhta Setan, sama dengan; sebelah Utara -- adalah:
YANG KETIGA: Pamitan dengan keluarga.
Ikut TUHAN, tetapi pamitan dengan keluarga; sesungguhnya, TUHAN tidak menginginkan hal itu. Oleh sebab itu, Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”.
Melayani tetapi masih menoleh ke belakang, maka ia tidak layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Layanilah TUHAN dengan sungguh-sungguh, jangan kembali kepada tabiat yang lama, karena itu merupakan takhta Setan, sebelah Utara, dunia orang mati.

Saya minta; imam-imam yang sudah melayani TUHAN, jangan suka menoleh ke belakang. Tetapi songsonglah kedatangan TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, yang akan datang pada kali yang kedua. Oleh sebab itu, pandangan harus ke depan. Kalau menoleh ke belakang, ia tidak akan bisa dan tidak mungkin menyongsong kedatangan TUHAN, berarti memandang ke depan, tinggalkan yang di belakang.
Bagian dari masa lalu sudah TUHAN kubur dalam kematian-Nya, sekarang TUHAN bangkitkan kita lewat ibadah ini, supaya kita hidup benar dan suci kepada TUHAN.  Yang lama sudah dikubur dalam kematian-Nya untuk memandang ke depan; itulah suasana kebangkitan.

Kita tidak perlu pamitan ke dunia orang mati. Saya pun melayani karena seizin TUHAN; pamitan ke TUHAN saja. Seorang isteri tidak boleh ditahan oleh seorang suami untuk tidak datang beribadah; itu adalah hak dari TUHAN. Demikian juga seorang suami tidak boleh ditahan isteri untuk tidak datang beribadah; itu adalah hak dari TUHAN. Kesimpulannya; untuk mengikuti TUHAN, serta hidup benar, suci, dan menyerahkan diri kepada Tuhan, tidak perlu pamitan kepada keluarga. Haleluya… puji Tuhan.

Kita akan lanjut memperhatikan tentang “menjelajah dari Utara ke Timur”. Dunia orang mati berada di sebelah Utara; jika “menjelajah dari Utara ke Timur”, berarti setelah berada di Utara, selanjutnya menjelajah ke Timur. Kalau perkara ini kita bandingkan dengan Pengajaran Tabernakel, maka yang benar adalah dari Timur ke Barat, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Pembangunan tubuh Kristus dimulai dari Pintu Gerbang, yang ada di sebelah Timur. Artinya, menerima Yesus, percaya dan yakin kepada Dia. Setelah melewati Pintu Gerbang (percaya), selanjutnya berada di daerah (wilayah) halaman, di mana terdapat dua alat:
1.      Mezbah Korban Bakaran, artinya; bertobat.
2.      Kolam Pembasuhan, artinya; baptisan air, sama dengan; lahir baru.
Kemudian, melewati Pintu Kemah -- artinya, kepentuhan Roh Kudus -- untuk berada di dalam Ruangan Suci, di mana terdapat tiga alat;
1.      Meja Roti Sajian à Persekutuan dengan Yesus, Anak Allah, serta tubuh dan darah-Nya.
2.      Pelita Emas à Persekutuan dengan Allah Roh Kudus, disertai dengan kesaksian.
3.      Mezbah Dupa à Persekutuan dengan Allah Bapa dalam kasih-Nya, lewat doa penyembahan.
Selanjutnya, untuk berada di dalam Ruangan Maha Suci, terlebih dahulu melewati Tirai. Tirai, berbicara tentang; tubuh yang sudah dirobek. Kalau tubuh (tirai) belum dirobek, maka tidak akan mungkin untuk berada di dalam Ruangan Maha Suci. 
Perlu untuk kita ketahui: Perobekan tirai itu terjadi dari atas sampai ke bawah, bukan dari tengah (horizontal). Kalau perobekan itu horizontal, berarti masih ada penghalang dari atas -- sisa perobekan yang menggantung --; dan dari bawah, tetapi yang benar adalah robek dari atas ke bawah.
Setelah mengalami perobekan, selanjutnya berada di dalam Ruangan Maha Suci, di mana terdapat satu alat yang terutama, itulah Tabut Perjanjian. Tabut Perjanjian ini berbicara dua hal:
1.      Takhta Allah = Ibadah.
2.      Hubungan nikah antara Kristus dengan Kepala, Mempelai Pria Sorga, dengan gereja TUHAN sebagai mempelai perempuan-Nya berdasarkan kasih.
Itulah pembangunan tubuh Kristus, yang dimulai dari Timur sampai ke Barat. Tetapi pada masa kesesakan; untuk mencari firman, mereka harus menjelajah dari Utara sampai ke Timur; ini adalah kekeliruan yang besar.

Tadi kita sudah melihat Pengajaran Tabernakel, di mana pembangunan tubuh Kristus berlansung dari Timur sampai ke Barat, tetapi pada masa kesesakan, yang terjadi adalah menjelajah dari Utara sampai ke Timur.
Pendeknya, “Menjelajah dari Utara sampai ke Timur”, sama artinya; kemerosotan rohani. Sama halnya seperti Simon Petrus; pada saat Yesus dihakimi (diadili) di hadapan Mahkamah Agama di hadapan Imam Besar Kayafas, Petrus yang awalnya berada di halaman, tetapi pada akhirnya turun sampai ke pintu gerbang = kemerosotan rohani.

Singkatnya, dari Utara ke Timur itu merupakan kemerosotan. Ketika terjadi “kemerosotan”, biarlah kita langsung ingat akan Simon Petrus yang tiga kali menyangkal Yesus. Jadi, ciri-ciri kemerosotan rohani adalah suka menyangkal TUHAN dan salib-Nya.
Seharusnya, yang kita sangkal adalah diri ini, bukan salib-Nya. Kita harus menyangkal segala sesuatu yang kita punya, termasuk daging ini, tetapi rupanya, kemerosotan rohani sedang terjadi; dari Utara ke Timur, merosot turun drastis seperti Simon Petrus. Merosot rohani; terjadi penyangkalan demi penyangkalan.

Inilah yang terjadi apabila “menjelajah dari Utara ke Timur”. Jadi, sudah sangat keliru sekali. Maka, kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena kita diberi pengertian lewat Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel. Pengertian inilah yang membuat kita menjadi terang, dengan lain kata; hidup kita menjadi terang -- sebab Tabernakel adalah tubuh atau hidup kita, sehingga pikiran kita terang, tangan kita terang, perbuatan kita terang, kaki kita terang, perjalanan hidup kita terang, hati kita yang tidak dilihat oleh mata manusia juga terang.
Walaupun tidak dilihat oleh suami, tidak dilihat oleh isteri, tidak dilihat oleh orang tua, tidak dilihat oleh anak, tidak dilihat oleh orang lain, tetapi hati kita terang, segala sesuatunya terang.

Saya merindu, pengertian ini melekat dan mendarah daging setelah kita pulang dari tempat (gedung) ibadah ini, melekat dan mendarah daging sampai ke rumah, bahkan seterusnya sampai TUHAN datang, supaya terjadi hubungan nikah yang suci dengan TUHAN.

Kita akan kembali melihat apa yang terjadi pada saat antikris berkuasa selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari atau 3.5 (tiga setengah) tahun di dalam Daniel 11.
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.

Ketika tentara antikris itu muncul, mereka akan “menajiskan tempat kudus, benteng itu”. Rumah TUHAN adalah benteng terakhir, itulah yang akan diobrak-abrik, dinajiskan oleh antikris.

Wahyu 13:14-15
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu. (13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.

Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu” Ternyata, nabi palsu juga bekerja sama, bersinergi dengan antikris.

Singkatnya: Pada akhirnya nanti, banyak orang menyembah patung binatang yang dapat berbicara itu, sama dengan; terikat dengan penyembahan berhala. Patung binatang = penyembahan berhala; dan berhala ini dapat berbicara begitu rupa; bukankah ini adalah hal yang mengherankan?
Sangat sulit rasanya membayangkan, kalau patung yang terbujur kaku, lalu tiba-tiba berbicara; sangat mengagetkan kita tentunya. Bukan hanya berbicara, tetapi patung itu juga bertindak begitu rupa; begitu pandainya ia menggunakan kata-kata dalam berbagai ragam kata-kata, sehingga kata-kata itu sangat mempesona, menyentuh hati. Jadi, kalau kita tidak hati-hati dari sekarang, tidak tertutup kemungkinan juga turut menyembah patung binatang yang dapat berbicara begitu rupa, karena kata-katanya dapat menghanyutkan hati untuk memperdayakan bangsa-bangsa.
Sehingga, benarlah bahwa; rumah TUHAN telah dinajiskan oleh penyembahan berhala. Itulah yang akan terjadi nanti selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari, sama dengan; 3.5 (tiga setengah) tahun, sama dengan; pertengahan tujuh masa. Oleh sebab itu, camkanlah apa yang sudah kita terima dan dengar sore hari ini yang merupakan perhatian TUHAN bagi kita.

Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Akibat menyembah patung binatang yang dapat berbicara begitu rupa ialah banyak orang hatinya terperdaya, besar kecil, laki-laki perempuan, tua muda, kaya miskin, hamba dan merdeka. Apa tandanya bahwa mereka terperdaya? Tandanya ialah pada akhirnya, mereka menerima cap meterai dari antikris, yaitu tanda enam ratus enam puluh enam di dahi atau pun di tangan kanan.

Kalau mereka tidak menerima cap meterai antikris ini, maka mereka tidak boleh menjual dan membeli. Tetapi bagi mereka yang sudah menerima cap meterai dari antikris, mereka diizinkan, diperbolehkan dengan seluas-luasnya untuk menjual dan membeli. Sedangkan mereka yang tidak memiliki cap meterai antikris akan dipaksa untuk menerima cap meterai dari antikris, supaya mereka menjadi pengikut dari antikris, bagian dari tubuh antikris. Tetapi mereka yang menerima cap meterai antikris, pada akhirnya sudah pasti akan berujung kepada kebinasaan.
Bayangkan, atas seizin TUHAN antikris menjadi diktator yang buas selama 3.5 (tiga setengah) tahun berlangsung, menjadi pemerintah seantero dunia ini. Jadi, orang yang belum menerima cap meterai antikris akan dipaksa.

Mereka yang sudah terperdaya oleh perkataan binatang dan menerima cap meterai di dahi dan di tangan kanan; mereka memang akan bebas menjual dan membeli, tetapi itu hanya terjadi selama 3.5 (tiga setengah) tahun saja. Setelah itu, mereka semua mati dan binasa di dalam api neraka untuk selama-lamanya.
Apakah hanya untuk 3.5 (tiga setengah) tahun, lantas kita mengeraskan hati? Hanya untuk 3.5 (tiga setengah) tahun saja banyak orang rela binasa, bukankah ini adalah suatu kebodohan? Itu sebabnya di sini dikatakan: “Yang penting di sini ialah hikmat”, itulah pembukaan firman yang kita terima sore hari ini.
Hanya untuk hidup sementara ini saja kita sampai rela menyangkal TUHAN dan menyangkal salib-Nya, kita membelakangi TUHAN dengan tidak beribadah, tetapi ujungnya adalah maut; bukankah ini adalah suatu kebodohan? Sekarang, mana yang saudara pilih?

Saya akan memberi suatu pengertian, maka perhatikanlah baik-baik: Hari ini mungkin kita membandel dengan membelakangi TUHAN, bahkan keras hati, sekalipun sudah memperoleh dan mempunyai pengertian. Kemudian, ketika dia diperhadapkan pada masa kesesakan itu, lalu diberi tawaran; menerima cap meterai atau tidak? Kalau menerima, maka ia bebas menjual dan membeli; tetapi kalau menolak -- oleh karena pengertian yang pernah ia terima --, maka konsekuensinya adalah kepala ini akan dipenggal oleh pedang (golok) antikris, sebagai alat pertukarannya, sehingga dia selamat.
Tetapi yang saya maksud adalah; perhatikan hikmat ini. Biarlah dari sejak sekarang, kita menempatkan Kristus sebagai Kepala; jangan digantikan, dengan hal-hal lahiriah lainnya, supaya pada masa kesesakan itu nanti, kita sama seperti pada Wahyu 12:6, yang dipelihara selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari, bebas dari aniaya antikris.
Nanti pada masa kesesakan supaya selamat, harus ditukar dengan kepala ini. Tetapi alangkah baiknya, kalau dari sejak sekarang kita terus tempatkan Kristus sebagai Kepala, supaya seperti mempelai perempuan TUHAN yang dipelihara selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari di padang belantara.

Sekarang, kita akan memperhatikan JALAN KELUARNYA.
Matius 24:15
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya --

Apabila Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, para pembaca hendaklah memperhatikannya. Saya sudah sampaikan firman yang disampaikan oleh nabi Daniel tentang Pembinasa keji, lalu apakah saudara memperhatikannya sore ini, atau tidak? Perhatikanlah.
Tidak salah kuliah, tidak salah bekerja, tetapi perhatikan rencana TUHAN untuk keselamatan jiwa masing-masing. Jangan hanya karena hidup sementara ini, lalu rela binasa di kemudian hari. Saya sudah sampaikan; mulai dari sekarang, tempatkan Kristus sebagai Kepala, supaya jangan terjadi penyesalan.

Matius 24:16-18
(24:16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (24:17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (24:18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.

Praktek memperhatikan Firman TUHAN:
Yang Pertama: Orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.
Artinya, kerohanian yang masih belum dewasa atau kanak-kanak rohani, segeralah berada di atas gunung TUHAN. Gunung TUHAN itu gunung Sion, Bait Allah, rumah Allah Yakub.
Kalau berbicara tentang gunung TUHAN: Musa telah naik ke gunung TUHAN -- yang disebut juga gunung Horeb --, di situlah dia berjumpa dengan Allah selama 2 x 40 hari 40 malam untuk menerima dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum; tetapi bukan itu yang terpenting. Yang terpenting adalah untuk mendapat petunjuk dari TUHAN untuk mendirikan Tabernakel, rumah TUHAN.
Jadi, kalau kita tidak melarikan diri ke atas gunung, tidak segera berada di rumah TUHAN, dari mana kita mendapat petunjuk, sehingga mendapat pengertian, dan bagaimana kita menjadi dewasa rohani? Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin. Jadi, yang kanak-kanak rohani, biarlah segera naik ke gunung TUHAN, bukan lagi berlambat-lambat, bukan lagi berjalan di tempat,  melainkan berlari dengan cepat.

Yang Kedua: Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya.
Yang sudah berada di peranginan, itulah kegiatan Roh, jangan lagi turun hanya karena perkara lahiriah, itulah barang-barang di bawah. Jangan lagi ingat perkara lahiriah, jangan lagi ingat perkara di bawah.
Saya sampaikan dengan tandas, perhatikan sungguh-sungguh: Kalau sudah di peranginan, kalau sudah berada dalam kegiatan Roh, jangan lagi turun hanya karena perkara lahiriah.  Jangan turun dari kegiatan Roh, tetapi lupakan dan tinggalkan segala perkara lahiriah.

Yang Ketiga: Orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.
Artinya, yang sudah bekerja di ladang TUHAN, jangan kembali lagi ke tabiat yang lama (pakaian lama). Apalagi orang yang sudah mengaku dosa kejahatan dan kenajisannya, jangan lagi kembali ke pakaian yang lama, supaya jangan celaka, melainkan memperoleh keselamatan dari TUHAN.

Siapakah yang akan celaka nanti?
Matius 24:19
(24:19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.

Lihat, “celakalah ibu-ibu.” Ibu à Gembala sidang. Gembala sidang atau hamba TUHAN yang seperti apa yang akan mengalami celaka?
1.      Ibu-ibu yang sedang hamil, artinya; hamba-hamba TUHAN, gembala sidang yang belum lahir baru, tetapi sudah melayani TUHAN, maka akan celaka. Doakan terus saya, supaya kita sama-sama berada di dalam penyucian. Jika orang buta menuntun orang buta, maka akan jatuh di dalam kubangan yang sama.
2.      Ibu-ibu yang menyusukan bayi pada masa itu, artinya; hamba-hamba TUHAN, gembala sidang yang masih kanak-kanak rohani. Kanak-kanak membutuhkan air susu, jangan diberikan kopi Luwak, apalagi kopi Sidikalang, jangan. Saya juga kembali berkata; doakan saya, supaya kita sama-sama dewasa rohani.

Bukankah kita bersyukur dengan hikmat pengertian pembukaan firman TUHAN?

Matius 24:20
(24:20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.

Tetapi perlu untuk diketahui dan diingat dari sekarang; pada waktu kita melarikan diri pada masa kesesakan itu, jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.
-          Musim dingin, berarti; kasih Allah sudah diangkat. Tidak ada artinya jika kita mau bertobat pada saat itu.
-          Hari Sabat = hari ketujuh = hari raya pondok daun, hari perhentian kekal, Yerusalem baru, pesta nikah Anak Domba. Sudah terlambat. Oleh sebab itu, jangan pada hari Sabat.

Ingat, sekarang TUHAN masih memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kita. Bukankah TUHAN itu baik? Dia masih memperhatikan jiwa kita. Kalau uang banyak, apakah uang yang banyak itu memperhatikan jiwamu? Tidak. Kalau harta banyak, apakah harta yang banyak itu bisa menyelamatkan jiwa kita? Tidak. Sekalipun kita tidak punya harta, asal kita memiliki Kritus, kita selamat.

Matius 24:21
(24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.

Kita sudah membacanya dalam kitab Daniel, disebutlah itu pada masa kesesakan atau puncak dari gelap malam.

Bandingkan dengan Wahyu 12:6.
Wahyu 12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

“Perempuan itu lari ke padang gurun …” itulah mempelai perempuan TUHAN yang menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Tuhan menyediakan tempat kepada mempelai perempuan untuk memelihara mempelai perempuan selama seribu dua ratus enam puluh hari, sehingga jauh dari masa kesesakan, lepas dari pembinasa keji itulah antikris.

Namun, kita harus mengetahui pemeliharaan yang TUHAN berikan itu seperti apa.
Matius 24:27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.

“Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, …” hal ini berbicara tentang pembangunan tubuh Kristus (dari timur sampai ke barat). Demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia, Yesus Kristus, Dia Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Matius 24:28
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."

“Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.” Itulah tempat yang disediakan oleh TUHAN bagi mempelai perempuan TUHAN. Mayat (bangkai), itu adalah tubuh dan darah Yesus, di situlah pemeliharaan TUHAN berlaku kepada mempelai perempuan TUHAN.
Jangan jauh dari tubuh dan darah Yesus, itulah bangkai atau mayat atau kematian Yesus Kristus. Biarlah kita berkumpul di dalam kematian Yesus Kristus, jangan kita berkumpul di bisnis-bisnis (kesibukan-kesibukan) tapi tinggalkan TUHAN. Berkumpullah di dalam kematian Yesus Kristus (bangkai), supaya nyata pemeliharaan TUHAN. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



2 comments: