KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, September 4, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 01 SEPTEMBER 2020



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 01 SEPTEMBER 2020


KITAB KOLOSE
(Seri: 111)

Subtema: TERGEMBALA (DIKUMPULKAN) PUNCAKNYA PENYEMBAHAN

Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera, bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita semua. Oleh karena dua tangan TUHAN berkuasa menghimpunkan kita masing-masing, sampai akhirnya dihimpunkan untuk menjadi satu dan tanda kesatuan itu kita berada pada penyembahan yang sesungguhnya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewati live streaming video internet Youtube, Facebook dimanapun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya, untuk membawa kita masuk dalam kesatuan dengan tanda hidup di dalam doa penyembahan.

Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

“Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Ini adalah suatu pernyataan dari Allah yang ditujukan langsung kepada suami-suami supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Saya berdoa dan berharap supaya pemudi-pemudi kelak mempunyai suami sesuai dengan pilihan TUHAN, sehingga pemudi-pemudi mendapat suami yang dapat mengasihimu. Demikian juga, pemuda-pemuda mulai dari sejak sekarang berjuanglah hidup dalam kekudusan, supaya kelak engkau menjadi suami yang baik bagi isterimu.

Pelajaran yang baik bagi seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya dapat kita temukan dan pelajari dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya dinyatakan sebanyak dua kali, yakni:
1.      Ayat 25-27.
2.      Ayat 28-29.

Hal yang pertama, yaitu ayat 25-27, telah disampaikan untuk beberapa seri dan tentunya kita sudah diberkati. Kemudian, HAL YANG KEDUA, yaitu ayat 28-29.
Efesus 5:28-29
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri, berarti siapa yang mengasihi isterinya sama dengan mengasihi dirinya sendiri. Mengapa demikian?

Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

Sebab antara suami dengan isterinya sudah menjadi satu daging atau satu tubuh.

Pertanyaannya: Apa alat yang digunakan sebagai sarana yang mempersatukan?
Hal itu dapat kita pelajari pada Kejadian 2:22-24.
Kejadian 2:22-24
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." (2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Sarana yang digunakan sehingga antara suami dengan isterinya menjadi satu ialah salib. Alasan saya mengatakan demikian ialah sebab perempuan dibentuk dari salah satu tulang rusuk Adam. Hal ini merupakan gambaran dan bayangan ketika Yesus Kristus disalibkan di bukit Golgota.

Sesudah Yesus minum anggur asam (melakukan kehendak Allah Bapa), selanjutnya Ia berkata: “Sudah selesai.
Selanjutnya, Dia menyerahkan nyawa-Nya, Dia mati di kayu salib, sehingga prajurit-prajurit atau tentara Romawi tidak mematah-matahkan kaki-Nya atau tulang-tulang-Nya, sehingga setelah perempuan itu sudah selesai dibentuk, berkatalah Adam: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.
Tulang-tulang Yesus tidak ada yang dipatah-patahkan karena Dia sudah mati di kayu salib. Yesus Kristus adalah Adam yang akhir menjadi Roh yang menghidupkan.

Matius 19:5-6
(19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (19:6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Kemudian, kita harus mengetahui dengan pasti: “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”, sebab mereka bukan lagi dua, melainkan satu tubuh.
Jadi, jangan sampai nikah itu dirusak oleh sesuatu yang tidak suci, jangan sampai nikah suci dirusak oleh kejahatan, jangan sampai nikah suci dirusak oleh dosa kenajisan, sebab apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia dengan kebodohannya, manusia dengan kejahatannya, manusia dengan kenajisannya.

Itu sebabnya dari tadi saya katakan: Orang muda juga harus belajar menghargai nikah suci, menghargai hubungan intimnya dengan TUHAN sejak dari sekarang, supaya kalau engkau perempuan muda, maka kelak menjadi isteri yang baik, dan kalau engkau laki-laki muda, maka kelak engkau akan menjadi suami yang baik. Belajar menghormati nikah suci, sebab apa yang sudah dipersatukan oleh salib tidak boleh dirusak. Pekerjaan salib ini adalah pekerjaan yang heran dan luar biasa. Jangan sampai pekerjaan yang luar biasa ini dirusak oleh manusia dengan kejahatannya, manusia dengan kenajisannya.
Jangan ada di antara kita yang berbicara seperti terlihat tulus tetapi sasarannya kepada kenajisan. Belajar jangan mengulangi kesalahan yang sama; jangan terlihat baik tetapi sasarannya kenajisan; jangan rusak apa yang sudah dipersatukan oleh salib Kristus, karena perempuan itu dibentuk dari salah satu tulang rusuk Adam, itu adalah gambaran dari sengsara salib. Ketika Yesus mati di kayu salib, tidak ada satu pun dari tulang-tulang-Nya yang dipatahkan, tidak ada tulang-tulang-Nya yang terpisah-pisah, anggota tubuh-Nya tidak ada yang terpisah-pisah. Jadi, kalau kita satu, itulah yang disebut perempuan.

Kemudian, syarat memikul salib atau  syarat supaya bersatu dengan isterinya ialah laki-laki sebagai suami akan meninggalkan ayah dan ibunya.

Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

Laki-laki (sang suami) akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. Artinya, laki-laki harus meninggalkan segala milik kepunyaannya, segala yang paling berharga; sehingga seorang suami dapat mengasihi isterinya seperti dirinya sendiri.
Jadi, sebelum seorang laki-laki meninggalkan segala sesuatu yang dia miliki, sebelum seorang laki-laki dapat meninggalkan keakuannya, harga dirinya, egonya, dia tidak akan mungkin bisa bersatu dengan isterinya. Maka, laki-laki mutlak meninggalkan segala milik kepunyaannya, segala yang paling berharga, termasuk harga diri, keakuan, egonya; dengan demikian, seorang suami dapat mengasihi isterinya seperti dirinya sendiri.

Mulai sekarang, masing-masing kita belajar untuk melepaskan harga diri, melepaskan diri, dari keakuan, ego, dan lain sebagainya, supaya nanti bisa menyatu antara yang satu dengan yang lain.

Mari kita lihat peristiwa itu dalam Filipi 2.
Filip 2:5-6
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

Di sini kita melihat: Yesus, Anak Allah, rela meninggalkan Bapa-Nya, rela meninggalkan rumah-Nya di sorga. Singkatnya: Rela meninggalkan segala sesuatu yang paling berharga di dalam diri-Nya.
Inilah pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus yang harus dimiliki oleh seorang suami, tetapi juga harus dimiliki oleh anggota-anggota tubuh supaya bisa menjadi satu, hidup rukun bersama-sama.

Filipi 2:7-8
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Kemudian, dari sorga turun ke dunia dan menjadi sama dengan manusia, dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Singkatnya: Yesus Kristus telah mengalami dan merasakan apa yang dialami dan dirasakan oleh manusia. Dengan demikian, salib adalah sarana untuk mempersatukan antara suami dengan isterinya, tidak ada cara yang lain.

Ayo, yang laki-laki (pemuda), belajar dari sejak sekarang; tinggalkan segala sesuatu yang paling berharga. Jangan sampai nanti ketika sudah menikah masih ingat ibunya, ingat bapanya; kalau masih seperti itu, maka tidak akan bisa bersatu dengan isterinya.
Yesus sendiri turun ke dunia ini dan menjadi sama seperti manusia, dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya, dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib, berarti merasakan apa yang dirasakan oleh manusia.

Kesimpulannya: Salib adalah sarana untuk mempersatukan suami dengan isterinya, tidak ada cara yang lain.

Selanjutnya, langkah-langkah untuk menuju salib, untuk memikul salibnya.
LANGKAH YANG PERTAMA: “Mengosongkan diri-Nya sendiri.
Kosong = nol, tidak berisi. Arti rohaninya; tidak bermegah terhadap segala sesuatu yang dia miliki, berarti; mempunyai tetapi seolah-olah tidak mempunyai, supaya seorang suami bisa memusatkan perhatiannya kepada perkara TUHAN. Kalau seorang suami dapat memusatkan perhatiannya kepada perkara TUHAN, maka otomatis dia bisa mengasihi isterinya seperti dirinya sendiri, itulah yang mempunyai seolah-olah tidak mempunyai, sesuai dengan 1 Korintus 7.

LANGKAH YANG KEDUA: “Mengambil rupa seorang hamba.
Mengambil rupa seorang hamba = menjadi hamba.

Pelajaran mengenai HAMBA ini, kita akan perhatikan Injil Lukas 17.
Lukas 17:7-10
(17:7) "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! (17:8) Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. (17:9) Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? (17:10) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Singkatnya: Sekalipun berada dalam keadaan berjerih payah dan berjerih lelah karena melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadanya, namun seorang hamba tetaplah berkata:
1.      Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna.” Artinya, seorang hamba tidak pernah merasa berjasa walaupun banyak jasa-jasanya dengan segala jerih payah dan jerih lelahnya.
2.      Kemudian, seorang hamba kembali berkata: “Kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” Artinya, seorang hamba bekerja melakukan tugasnya tanpa pamrih = melayani tanpa pamrih, melayani tanpa mengharapkan keuntungan, serta tidak mengharapkan ucapan terima kasih dari tuannya; itulah seorang hamba yang benar di mata TUHAN.

Perlu untuk diketahui: Seorang pendeta belum tentu hamba TUHAN. Tetapi kalau ia bertanggung jawab, maka dia adalah hamba kebenaran.
Biarlah kita berlaku sama seperti apa yang ditulis dalam Injil Lukas 17:7-10, di mana intinya ialah seorang hamba tidak mempunyai hak atas dirinya sendiri, selain dari pada tuannya sendiri, dalam bahasa Yunani disebut doulos.

Yesus Kristus adalah hamba TUHAN, sebab sekalipun Ia adalah Anak, namun Ia taat kepada kehendak Allah Bapa untuk melakukan tugas dari seorang hamba. sesuai dengan yang tertulis pada ayat 7. Tugas dari seorang hamba ialah:
1.      Membajak ladang.
2.      Menggembalakan ternak.

Pada minggu yang lalu, tentang “membajak ladang” telah disampaikan; semoga kita diberkati lewat pemaparan firman pada minggu yang lalu. Dan kiranya hal itu juga masih jelas dalam ingatan kita masing-masing.

Sekarang, kita akan memperhatikan tentang: “MENGGEMBALAKAN TERNAK”.
Soal menggembalakan ternak ini, kita akan awali dalam Mazmur 23.
Mazmur 23:1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Dalam mazmur Daud atau nyanyian Daud, di situ dinyatakan bahwa “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku”. Artinya, jikalau domba-domba tergembala dengan baik, maka domba-domba tidak kekurangan, baik secara jasmani maupun secara rohani.
-          Secara jasmani; segala kebutuhan-kebutuhan dicukupkan, yakni sandang dan pangan dicukupkan oleh TUHAN.
-          Secara rohani; dosa-dosa diampuni, dosa disucikan, sehingga tidak nampak lagi kekurangan.
Oleh sebab itu, tergembalalah dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai kita berada di dalam penggembalaan ini, di dalam gunung TUHAN, tempat rumah TUHAN, tetapi rohani tidak tergembala; ini bahaya sekali.

TUHAN adalah Gembala, maka domba-domba-Nya adalah umat TUHAN. Berarti, untuk menjadi suatu kehidupan yang tergembala itu mutlak, tidak boleh tidak, tidak boleh ditawar-tawar; jadi, harus tergembala.
Banyak orang tidak mengerti soal penggembalaan; tidak selamanya berada dalam rumah TUHAN lalu hidup rohaninya tergembala, belum tentu. Tetapi yang TUHAN mau ialah kehidupan rohani kita betul-betul tergembala, karena Yesus adalah Gembala Agung, dan kita umat TUHAN adalah kawanan domba-Nya.

Kalau domba tidak tergembala, maka domba menjadi liar. Oleh sebab itu, domba harus tergembala, harus dalam tuntunan Gembala Agung. Sementara kita ada di dalam rumah TUHAN saja masih tetap liar, dengan bukti tidak mengerti soal sepersepuluh, tidak mengerti soal persembahan khusus, tidak mengerti soal ucapan syukur dan terima kasih soal pemeliharaan-pemeliharaan TUHAN.
Kalau dia sudah dituntun oleh Gembala, pasti dia mengerti ucapan syukur; kalau dia sudah dituntun oleh Gembala, pasti dia mengerti bahwa TUHAN yang memberikan nafas hidup; kalau dia mengerti soal penggembalaan, maka dia pasti mengerti soal kewajian-kewajibannya dalam penggembalaan ini. Itulah jikalau kehidupan kerohanian seseorang tergembala.

Mazmur 23:2
(23:2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Dalam penggembalaan, domba-domba akan terkait dengan dua hal:
1.      Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Hal ini terkait dengan firman penggembalaan.
2.      Ia membimbing aku ke air yang tenang. Hal ini terkait dengan Roh Kudus dan karunia-karunia-Nya.

Coba bayangkan, seandainya kalau hidup orang Kristen tidak tergembala, maka ia tidak mengerti soal firman penggembalaan dan tidak mengerti soal pekerjaan Roh Kudus dan karunia-karunia-Nya.
Tetapi kalau domba tergembala, maka pasti dia dibaringkan, daging tidak bersuara lagi, lepas dari daya tarik bumi. Kemudian, kalau domba tergembala, pasti Roh Kudus dan karunia-karunia-Nya yang akan memimpin dan menjadi suatu kehidupan yang tenang.

Jadi, bersyukurlah kalau saudara tergembala; jangan saudara pikir penggembalaan ini lebih hina dari manusia daging. Contoh; ayah dan ibu, kakak dan adik, itu adalah manusia daging. Seorang suami bisa mengasihi isterinya kalau dia meninggalkan segala sesuatunya, meninggalkan ayah dan ibunya, sehingga dia bisa mengasihi isterinya seperti dirinya sendiri.
Mengertilah Firman TUHAN supaya kita semua diberkati lebih dari apa yang ada sekarang ini; dahulukan TUHAN dari segalanya.

Mazmur 23:3
(23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.” Coba kalau tidak tergembala, siapa yang akan menyegarkan jiwamu? Kalau tidak tergembala, maka siapa yang akan menuntunmu? Tidak ada.
Sehebat apapun manusia, sehebat apapun seorang motivator untuk memberi pengertian dan penjelasan-penjelasannya, tetapi belum sempurna dalam tuntunan yang benar sampai menyelamatkan.

Ayat 3 ini dibagi menjadi dua bagian:
Bagian Pertama:Ia menyegarkan jiwaku” Hal ini terkait dengan kasih Allah, sebab kalau seseorang tidak memiliki kasih Allah, maka ia bisa stress, depresi, sampai sakit jiwa. Hanya kasih Allah yang dapat mengobati jiwa ini, hanya kasih Allah yang menyegarkan jiwa ini.
Kalau seorang istri melihat prilaku suami, suami melihat prilaku isteri dan melihat prilaku anak, kita melihat prilaku sesama yang kurang berkenan, jiwa kita tidak segar, tetapi kasih Allah mampu menyegarkan jiwa kita.
Bagian Kedua:Ia menuntun aku di jalan yang benar” Jelas ini menunjuk kepada jalan salib. Kalau kita hidup di luar salib, tidak menempuh jalan salib, maka pasti jalannya sesat; menyimpang ke kiri dan ke kanan. Oleh sebab itu, TUHAN menuntun kita di jalan yang benar oleh karena nama-Nya; karena kalau kita tergembala, pasti dituntun di jalan yang benar, mengapa? Supaya nama TUHAN tetap dipermuliakan. Jangan sampai tergembala tetapi tidak dituntun di jalan yang benar, akhirnya nama TUHAN dipermalukan, tetapi oleh karena nama-Nya, TUHAN menuntun kita di jalan yang benar.

Dosa kita diperdamaikan dengan Allah, bukankah itu karena tugas Imam Besar? TUHAN menuntun kita di jalan yang benar, itu adalah jalan salib, menunjukkan bahwa dosa kita sudah diperdamaikan di atas kayu salib; oleh sebab itu, belajarlah untuk bersyukur, belajar memberi diri untuk digembalakan.

Kita belajar dari Yehezkiel 34:1-10.
Yehezkiel 34:1-10
(34:1) Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: (34:2) "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (34:3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. (34:4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. (34:5) Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak (34:6) dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorang pun yang memperhatikan atau yang mencarinya. (34:7) Oleh sebab itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: (34:8) Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya -- (34:9) oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: (34:10) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya.

Perikop ayat ini adalah “TUHAN Gembala Israel yang baik melawan gembala-gembala yang jahat”. Tadi kita sudah melihat bahwa Gembala Agung menuntun di jalan yang benar, tetapi ternyata ada gembala yang menuntun di jalan yang tidak benar.

Hai anak manusia”, berarti; penjaga, tetapi mau menyangkal diri, pikul salib. Jangan sampai menjadi seorang hamba TUHAN, pemimpin sidang jemaat, tetapi tidak mau menyangkal diri, memikul salib, itu bukan gembala namanya. Jadi, Yehezkiel ini adalah penjaga, gembala sidang, sekaligus menyangkal diri dan memikul salibnya; itulah anak manusia.

Kesimpulan dari ayat 1-10 adalah secara khusus kita perhatikan pada ayat 5-6, “Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorang pun yang memperhatikan atau yang mencarinya.”

Perhatikan kalimat: “Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi” Artinya, tidak semua gunung-gunung tempat rumah TUHAN adalah kandang atau tempat domba-domba tergembala, sehingga sekalipun berada di satu tempat, yaitu rumah TUHAN, namun kehidupan rohani dari pada anak-anak TUHAN belum tentu tergembala.
Apa buktinya? Gembala-gembala atau pemimpin-pemimpin rumah TUHAN tersebut membiarkan domba-domba dalam keadaan:
Yang Pertama:Yang lemah tidak dikuatkan.”
Pada dasarnya, orang yang hidup di luar TUHAN bagaikan bangsa kafir adalah kehidupan yang lemah, tidak kuat. Lemah, berarti mudah digoda terhadap hal-hal yang tidak suci, yaitu dosa kejahatan dan tipu daya kenajisan; tetapi orang yang demikian justru tidak dikuatkan. Maka, kalau dalam penggembalaan ini kita dikuatkan oleh TUHAN supaya tidak lemah, janganlah tersinggung.

Yang Kedua:Yang sakit tidak diobati.”
Berarti, yang sakit tetap saja sakit; lahir dan batinnya sakit. Ketika sakit hati, namum tidak diobati; ketika iri hati, namun tidak diobati; ketika dengki, namun tidak diobati, dibiarkan begitu saja.

Yang Ketiga:Yang luka tidak dibalut.
Berarti, pemimpin sidang jemaat semacam ini takut (tidak berani) memberitakan firman tentang salib.
Perlu untuk diketahui: TUHAN yang melukai, tetapi Dia juga yang membalut hati kita; Dia yang memukuli, tetapi Dia juga yang menyembuhkan kita di atas kayu salib. Dia sudah dipukuli, tetapi oleh bilur-bilur-Nya, kita menjadi sembuh. Jadi, kalau yang luka tidak dibalut, itu adalah tanda bahwa pemimpin sidang jemaat (gembala sidang) tersebut tidak berani memberitakan salib, tidak berani mengoreksi dosa, tidak membawa sidang jemaat kepada suatu penyucian Firman TUHAN.

Yang Keempat: Yang tersesat tidak dibawa pulang.”
Banyak kesesatan-kesesatan yang terjadi di atas muka bumi ini. Seharusnya, sidang jemaat sebagai kawanan domba harus dilepaskan dari kesesatan supaya kembali menjadi milik TUHAN.
Bayangkan, saya tahu persis; seorang jemaat yang pekerjaannya adalah membuat minuman keras ilegal, tetapi bisa dipercaya menjadi imam-imam di dalam rumah TUHAN, itu adalah kesesatan. Atau, sidang jemaat menjual miras (minuman keras), menjual rokok, menjual hal-hal yang haram, dengan itu semua jemaat memang menjadi kaya, tetapi kesesatan seperti itu dibiarkan, bahkan dipercaya menjadi imam, bukankah ini sudah tidak masuk akal? Merokok, tetapi dipercaya menjadi seorang imam; menjual miras, tetapi dipercaya menjadi seorang imam; bukankah itu adalah kesesataan? Tetapi hal itu justru dibiarkan. Dan fenomena semacam ini sering terjadi di dalam rumah TUHAN. Itu sebabnya tadi saya katakan: Sekalipun berada di gunung-gunung TUHAN, tempat rumah TUHAN, dan di situ ada gembala sidang, tetapi belum tentu domba-domba tergembala.

Yang Kelima:Yang hilang tidak dicari.”
Banyak anak TUHAN yang putus asa, kecewa, patah semangat, dengan lain kata; sudah tidak hidup dalam iman dan kehilangan pengharapan. Bisa saja di dalam rumah TUHAN, tetapi tidak beriman kepada TUHAN, tidak berpengharapan kepada TUHAN; itu sama artinya sudah terhilang. Sebetulnya, kehidupan yang semacam ini harus dicari.
Kalau di dalam TUHAN tetapi tidak beriman kepada salib, tidak berpengharpaan kepada TUHAN, maka sama dengan yang dekat tetapi jauh, sebetulnya dekat tetapi jauh dari TUHAN; itu namanya hilang. Yang dekat, tetapi justru jauh dari TUHAN karena tidak memiliki iman kepada salib Kristus, tidak menaruh pengharapan kepada TUHAN; dekat, tetapi jauh dari TUHAN (hilang).

Jadi, tidak selamanya gunung-gunung tempat rumah TUHAN itu merupakan tempat penggembalaan bagi domba-domba, belum tentu. Dan seorang pemimpin sidang jemaat belum tentu memiliki roh gembala yang mau memperhatikan kawanan domba dalam segala kesukaran mereka.
Tetapi Gembala Agung; sesuai dengan pengalaman raja Daud yang diiventarisir dalam nyanyiannya, pada Mazmur 23:3, “Ia menuntun aku di jalan yang benar”, itulah jalan salib, jalan yang benar.

Semakin firman-Nya dibukakan, tentu kita akan semakin mengerti, tetapi pengertian yang kita peroleh ini harus semakin dihargai supaya kita jangan menjalankan ibadah liturgis.

Yehezkiel 34:7-8
(34:7) Oleh sebab itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: (34:8) Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya --

Kalau domba-domba berserak dan tersesat di gunung-gunung yang tinggi dan bukit-bukit yang tinggi, akibatnya ialah domba-domba tidak tergembala, dan akhirnya domba-domba menjadi mangsa atau makanan binatang hutan.

Mari kita lihat BINATANG HUTAN dalam Injil Yohanes 10.
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Pekerjaan dari anjing hutan atau serigala ialah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba.
Kalau tercerai-berai = liar, tidak tergembala, beredar-edar, mengambil jalannya masing-masing. Jangan sampai ada di dalam penggembalaan ini tetapi rohaninya diterkam oleh binatang hutan (serigala). Tetapi ada yang saya lihat seperti itu; berada di dalam kandang penggembalaan tetapi rohaninya diterkam oleh binatang hutan, sangat sukar untuk diarahkan, ia selalu membawa pengertiannya; padahal pengertiannya itu terbatas untuk menolong dia ke depan, untuk memberkati dia ke depan, untuk menyelamatkan dia ke depan. Hari ini pengertian itu bisa seperti memberi pertolongan, tetapi besok belum tentu.

Sekali lagi saya sampaikan: Anjing hutan atau binatang hutan, pekerjaannya adalah menerkam dan mencerai-beraikan, sehingga kawanan domba menjadi liar, tidak tergembala. Tandanya; tidak mau dengar dan tidak mau mengikuti gembala, liar, tidak tergembala.

Mari kita lihat BINATANG HUTAN lebih jauh dalam Injil Matius 7.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Nabi-nabi palsu adalah gambaran dari binatang hutan, anjing hutan, itulah serigala berbulu domba.

Mari kita lihat pekerjaan anjing hutan pada ayat 21-23.
Matius 7:21-23
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Atau sama dengan, bukan berarti orang yang ada di dalam rumah TUHAN, menyebut nama TUHAN, lantas masuk sorga, belum tentu. Bukan berarti karena dia sudah berseru nama TUHAN, melayani TUHAN, lantas ia masuk sorga, belum tentu. Kalau kondisi rohaninya sama seperti anjing hutan tadi; mengaku diri gembala sidang tetapi tidak memperhatikan kawanan domba, belum tentu masuk sorga.
Jadi, ukurannya bukan pada saat berseru dan menyebut nama TUHAN lalu masuk ke dalam Kerajaan Sorga, bukan itu ukuran masuk sorga. Oleh sebab itu, kita harus tergembala, rohani kita ini harus tergembala, supaya kita mengerti kondisi rohani dan mengenal Gembala Agung.

Berseru dan menyebut nama TUHAN, prakteknya (tandanya) ialah;
1.      Bernubuat demi nama TUHAN.
2.      Mengusir Setan demi nama TUHAN.
3.      Mengadakan banyak mujizat demi nama TUHAN.
Tetapi pada ayat 23 dikatakan: TUHAN tidak mengenal gembala upahan, TUHAN tidak mengenal anjing hutan, TUHAN tidak mengenal serigala. Kemudian, TUHAN berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Yang layak masuk dalam Kerajaan Sorga adalah orang yang melakukan kehendak Allah Bapa, yakni; kehidupan yang dituntun di jalan salib.
Jadi, bukan berbicara soal mujizat yang terjadi, bukan soal mengusir Setan, bukan soal berbicara berkat-berkat jasmani, tetapi dituntun di jalan yang benar, yakni melakukan kehendak Allah Bapa, sebab kehendak Allah Bapa merupakan tangga dari bumi sampai ke langit (sorga), tidak ada tangga yang lain.
Biar berjuta-juta kali hamba TUHAN berseru demi nama TUHAN, artinya; bernubuat, mengusir Setan, mengadakan banyak mujizat, bicara soal berkat, itu bukan merupakan tangga dari bumi sampai ke sorga. Tangga dari bumi ke sorga adalah melakukan kehendak Allah Bapa, memikul salib, menyangkal dirinya, dituntun di jalan yang benar, itulah jalan salib. Pemikiran kita harus lurus.
Jadi, kalau kita kapok dengan Salib, berarti tanggamu putus ke sorga, karena pikiran daging tadi, karena belum meninggalkan tabiat daging ayah dan ibunya, kakak dan adiknya; sehingga tidak bisa bersatu dengan TUHAN. Dewasalah. Saya berharap, kita semakin didewasakan.

Mengapa mereka sibuk dengan kegiatan anjing hutan? Mengapa mereka sibuk berseru nama TUHAN, berarti bernubuat, mengusir Setan, mengadakan banyak mujizat, mengapa sibuk di situ? Mari kita lihat jawabannya dalam Yehezkiel 34.
Yehezkiel 34:18-22
(34:18) Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik? Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu? Belum cukup bahwa kamu minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu kamu keruhkan dengan kakimu? (34:19) Apakah domba-domba-Ku seharusnya memakan rumput yang sudah diinjak-injak kakimu dan meminum air yang sudah dikeruhkan kakimu? (34:20) Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH terhadap mereka. Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan menjadi hakim di antara domba yang gemuk dengan domba yang kurus; (34:21) oleh karena semua yang lemah kamu desak dengan lambungmu dan bahumu serta kamu tanduk dengan tandukmu, sehingga kamu menghalau mereka ke luar kandang, (34:22) maka Aku akan menolong domba-domba-Ku, supaya mereka jangan lagi menjadi mangsa dan Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba.

Mengapa domba-domba tidak tergembala? Mengapa gembala-gembala sibuk dengan seruan tadi? Jawabnya ialah:
Yang Pertama: Gembala-gembala menginjak rumput hijau.
Artinya; tidak menghargai Firman Penggembalaan. Kalau saja kita semua di gunung-gunung, tempat rumah TUHAN menghargai Firman Penggembalaan, maka kehidupan rohani kita harus digembalakan oleh Firman Penggembalaan, tetapi di sini kita melihat; binatang hutan itu menginjak-injak rumput hijau, tidak menghargai Firman Penggembalaan, mereka sibuk hanya berseru, berarti;
1.      Bernubuat demi nama TUHAN.
2.      Mengusir Setan demi nama TUHAN.
3.      Mengadakan banyak mujizat demi nama TUHAN.
Itu saja yang mereka lakukan, akhirnya rumput hijau diinjak-injak, dihinakan, karena hanya sibuk berseru menyebut nama TUHAN. Mereka menginjak-injak Firman Penggembalaan, sehingga domba-domba tidak mengerti menjadi suatu kehidupan domba yang tergembala; hanya tahu mujizat, hanya tahu berkat jasmani, hanya tahu pengusiran Setan.

Setelah saya teliti, saya sangat bersyukur, kiranya kita semua dikuatkan dan rohani kita betul-betul tergembala dengan baik. Tinggalkan segala sesuatunya, tinggalkan keakuan itu supaya kita menyatu, bisa mengasihi yang lain seperti diri sendiri, dan Dia sudah melakukannya, sebab Dia adalah Suami, Dia Kepala, Dia sudah buktikan di atas kayu salib.

Yang Kedua: Air yang jernih dikeruhkan.
Berarti, menjadi lumpur. Kalau air jernih dikeruhkan, berarti menjadi lumpur, dengan lain kata; Roh Kudus menjadi lumpur, Roh Kudus dianggap setara dengan lumpur saja.

Yang Ketiga: Yang lemah didesak dengan ...
1.      Lambung. Berarti, melayani karena perut. Anjing hutan melayani karena perut (lambung).
2.      Bahu. Berarti, melayani karena jabatan, melayani karena pangkat, melayani karena gila hormat. Di atas bahu ini ada pangkat, sehingga dia mendesak domba-dombanya dengan bahu, dengan pangkat, jabatan, gila hormat.
Bantu doa, supaya kita semua sama-sama memiliki sifat rendah hati.

Yang Keempat: Menanduk.
Berarti, memberontak = menyangkal salib Kristus.
Tanduk adalah kekuatan Allah. salib Kristus adalah kekuatan. Berarti, kalau menanduk dengan tanduknya = memberontak = menyangkal salib Kristus.

Lihat, tanduk-tanduk antara lain pada; Mezbah Korban Bakaran ada empat tanduk yang terbuat dari kayu penaga pada ke-4 sudutnya, tetapi sudah dilapisi dengan tembaga. Kemudian, Mezbah Dupa, tiap-tiap sudutnya ada 4 tanduk. Memang terbuat dari kayu penaga tetapi sudah dilapisi dengan emas.
Tetapi rupanya, mereka punya tanduk sendiri; menanduk sehingga domba-domba tidak tergembala; ini sama artinya menyangkal salib. Harusnya yang benar adalah memikul salib, tetapi justru menyangkal salib (menanduk).

Jadi, kalau kita melihat suatu pemberitaan Firman TUHAN, entah itu di Youtube, entah itu di Facebook, atau media sosial apapun, jangan terkecoh dengan bahasa yang tinggi-tinggi, cas cis cus, tetapi tidak mempunyai makna yang dalam (tanpa pembukaan Firman); jangan terharu dengan hal yang semacam ini, terharulah kalau rahasia hati TUHAN yang dalam itu disingkapkan, diberitakan, diuraikan begitu rupa, susunan-susunan, rencana-rencana yang akan dinyatakan di dalam rangka penyelamatan, itu yang harus kita hargai, bukan sekedar cas cis cus lantas saudara menjadi kagum, bukan karena cerita mujizat lantas saudara menjadi kagum. Pengertian semacam ini belum cukup menjadi tangga dari bumi ke sorga, tetapi yang menjadi tangga dari bumi ke sorga adalah berita salib, itulah ke-4 tanduk pada ke-4 sudutnya. Pendeknya, tanduk keselamatan harus disampaikan kepada 4 penjuru bumi.

Ayo, kita diluruskan, dituntun di jalan salib (jalan benar). Puji TUHAN ... Haleluya.

Yehezkiel 34:23-24
(34:23) Aku akan mengangkat satu orang gembala atas mereka, yang akan menggembalakannya, yaitu Daud, hamba-Ku; dia akan menggembalakan mereka, dan menjadi gembalanya. (34:24) Dan Aku, TUHAN, akan menjadi Allah mereka serta hamba-Ku Daud menjadi raja di tengah-tengah mereka. Aku, TUHAN, yang mengatakannya.

Kalau kita tergembala, maka;
1.      Domba-domba mempunyai Allah yang hidup.
2.      Domba-domba mempunyai Raja.
Itulah yang benar.

Manfaat:
-     Domba-domba mempunyai Allah yang hidup”; Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel, TUHAN dan Juruselamat, sehingga terlepas dari berhala-berhala, tidak dibiarkan dalam keadaan lemah, sakit, sesak, dan berserak.
-     Domba-domba mempunyai Raja”; kita sudah mendapatkan pelajaran tentang “raja”, di mana pembukaan firman TUHAN ini akan menetapkan Yusuf sebagai pemerintahan atas Mesir, kekuasaan atas istana Firaun dipegang oleh Yusuf. Dan sasaran dari ibadah pelayanan kita ini adalah pesta nikah Anak Domba, Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Jadi, jelas, kalau hidup rohani kita tergembala, maka sasaran dari penggembalaan itu jelas sejelas-jelasnya.
§  Kita punya Allah, berarti lepas dari berhala.
§  Kita punya Raja, berarti arah dari penggembalaan ini adalah pesta nikah Anak Domba... Wahyu 19:6-9.
      Jelas arahnya. Tetapi kalau di dalam rumah Tuhan hanya sibuk berseru, itu tidaklah jelas.

Yehezkiel 34:12-16
(34:12) Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. (34:13) Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu. (34:14) Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel. (34:15) Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. (34:16) Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.

Singkatnya: TUHAN Yesus tampil sebagai Gembala Agung.

Lihat, tugas dari gembala yang mulia, gembala yang sesungguhnya.
Yohanes 10:2-4
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. (10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Tugas dari gembala adalah berusaha untuk menjadikan domba-domba itu tergembala.
Tanda kalau domba-domba tergembala ada dua, yaitu:
1.      Mendengar suara gembala.
2.      Mengikuti gembala.
Jadi, seorang gembala yang baik berusaha untuk menggembalakan kawanan domba itu.

Domba-domba “mendengar suara gembala”. Belajar untuk mendengar suara gembala, jangan biasakan lagi mendengar suara daging, pengertian dari manusia daging, jangan lagi, supaya hidup ini berhasil dan masa depan cukup diberkati oleh TUHAN.
Domba-domba “mengikuti gembala”. Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai, maka ikutilah geraknya ke mana saja kita dibawa, yang pasti TUHAN tidak akan pernah menyesatkan kita.
Kesimpulannya, kalau domba tergembala ada dua kata:
1.      Mendengar.
2.      Mengikuti.
Mendengar dan mengikuti, hasilnya adalah TAAT. Inilah yang TUHAN mau; jangan sampai kita berada di gunung-gunung yang tinggi, tempat rumah TUHAN, tetapi hidup rohani kita tidak tergembala, tidak taat; bukankah ini aneh?
Kalau sudah mempunyai pengertian tentang penggembalaan yang sesungguhnya, aneh melihat domba yang tidak taat, karena ia lain sendiri, melangkah sesuai langkah-langkahnya sendiri. Hanya saja domba yang tergembala itu tidak mungkin menghakimi dia yang tidak taat; tetapi yang pasti, kita yang tergembala pasti bisa melihat.
Kalau tergembala, hanya dua kata saja, yaitu mendengar dan mengikuti, maka hasilnya adalah taat.

Siapa yang mau tergembala dengan baik? Siapa yang mau dengar-dengaran? Siapa yang mau ikuti gembala? Maka, taatlah. Taat kepada kehendak Allah, bukan lagi taat kepada kehendak sendiri; itu namanya tergembala.

Kemudian, kita kembali ke Yehezkiel 34.
Yehezkiel 34:13
(34:13) Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu.

Kesimpulannya: Gembala Agung akan mengumpulkan domba-domba yang berserak, yang tercerai-berai, sehingga kita semua menjadi satu.

Mari kita bandingkan penggenapannya dalam Yohanes 10.
Yohanes 10:14
(10:14) Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Kalau sudah tergembala, berarti mendengar dan mengikuti, maka hasilnya adalah taat. Dengan demikian, Gembala Agung mengenal domba-domba-Nya = nama terdaftar di sorga, terhitung menjadi bagian (bilangan) TUHAN.

Yohanes 10:15-16
(10:15) sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

Tetapi, ada lagi domba yang lain. Bukan hanya bangsa Israel yang merupakan kawanan domba Allah, tetapi bangsa kafir juga mendapat kesempatan untuk tergembala.
Kita ini adalah bangsa kafir; yang dahulu jauh dari TUHAN namun mendapat kesempatan untuk tergembala supaya pada akhirnya menjadi satu kawanan, sampai akhirnya Israel dan kafir bersatu, berarti dikumpulkan.

Dalam Yehezkiel dikatakan, Yesus Gembala yang baik berusaha mencari kawanan domba yang tercerai-berai, yang terserak, yang tersesat, lalu dikumpulkan menjadi satu. Demikian juga dalam Yohanes 10:16, TUHAN juga mengumpulkan Israel dan kafir menjadi satu. Lalu, apa tanda kesatuan? Apa tanda kita dikumpulkan menjadi satu?

1 Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

Kristus, yang adalah Kepala, dengan satu tubuh, walaupun anggotanya banyak. Kemudian, apa tanda kesatuan?

1 Korintus 12:13-18
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. (12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. (12:15) Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:16) Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? (12:18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.

Sesuai kehendak TUHAN menyusun struktur dari anggota tubuh ini, TUHAN sudah tentukan dengan baik, rapi; jadi, jangan ada yang menganggap lebih penting, jangan sampai mata merasa lebih penting, jangan sampai tangan merasa lebih penting dari kaki. Semua penting dan saling membutuhkan satu dengan yang lain; tidak boleh egois, tidak boleh mementingkan diri, tidak boleh ada keakuan; tinggalkan semuanya itu. Itulah kesatuan, dikumpulkan, menjadi satu, tetapi masih ada lagi puncaknya ...

1 Korintus 12:19
(12:19) Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?

Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Kalau hanya ada tangan saja, di mana anggota tubuh? Itu sebabnya, di atas tadi saya katakan: “Kristus dengan satu tubuh”.

1 Korintus 12:20-22
(12:20) Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. (12:21) Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." (12:22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.

Inilah puncak kesatuan itu, yaitu memperhatikan yang paling lemah, memperhatikan bagian yang lemah.
Bagian yang lemah = bagian yang hina, itulah bagian yang terendah, yaitu kaki.

Kita belajar lagi dari Injil Matius 25, supaya kita tahu arah dari kesatuan itu memperhatikan yang paling lemah, yang paling rendah, yang paling terbawah, itulah kaki.
Matius 25:31-34
(25:31) "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. (25:32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, (25:33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. (25:34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

“... Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang ...” Tahun ini adalah tahun pemisahan. Wabah Corona ini merupakan pemisahan, tahun penampian.

“ ... Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya ...”, itulah domba yang tergembala. Berbeda dengan kambing yang suka menanduk, tidak menghargai Firman Penggembalaan, mengeruhkan Roh Kudus; air yang jernih diinjak menjadi lumpur, dikeruhkan; ia tidak menghargai Roh Kudus dan karunia-Nya.
Tetapi kepada domba, Ia berkata: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan”. Jadilah domba-domba, di mana yang menjadi bagian kita adalah sorga.

Matius 25:35-39
(25:35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (25:36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (25:37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (25:38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (25:39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (25:40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Lihat jawaban dari domba-domba yang tergembala: “Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?” Domba-domba yang tergembala tidak pernah merasa berjasa. Kalau sudah tergembala, maka tidak pernah merasa berjasa, tidak pernah merasa memberi.
Jadi, kalau ada suatu pekerjaan yang harus kita kerjakan, lalu kita persembahkan korban baik tenaga, dana, waktu, dan lain sebagainya,  kalau ia adalah domba, maka ia tidak akan pernah merasa berjasa.

Jadi, kehidupan domba yang tergembala, pada akhirnya akan dikumpulkan dan menjadi satu. Tanda kehidupan yang sudah dijadikan satu adalah perhatiannya tertuju kepada yang paling hina dan yang paling lemah. Perhatian tertuju kepada yang paling hina menunjukkan kehidupan tubuh Kristus yang sempurna, tingkat hidup rohaninya sudah berada (sampai) kepada tingkat rohani yang tertinggi,  yaitu doa penyembahan di kaki salib TUHAN. 

Mari kita tersungkur di kaki salib. Menghinakan diri di kaki salib TUHAN. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment