KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, September 9, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 06 SEPTEMBER 2020




IBADAH RAYA MINGGU, 06 SEPTEMBER 2020

WAHYU PASAL 12
(Seri: 21)

Subtema: IBLIS DIKALAHKAN OLEH DARAH SALIB DAN PERKATAAN KESAKSIAN

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan hati TUHAN kita dimungkinkan dan diijinkan untuk berada di dalam rumah TUHAN, di dalam hal mengusahakan ibadah dan pelayanan di tengah Ibadah Raya Minggu pada saat sore ini. Di tengah-tengah kita pada saat ini hadir dua saudara kita; Bapa Victor dan Bapa Mautri, tetapi sebelum saya tiba di tempat ini saya sudah mendapatkan berita bahwa kedua saudara kita bekerja di laut (ABK), mungkin kapal kedua saudara kita ini sedang bersandar di Anyer atau di Merak, saya tidak terlalu mengerti, namun untuk mempersingkat waktu selamat petang dan TUHAN memberkati bapa, selamat menikmati ibadah dan pembukaan firman TUHAN.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook dimanapun anda berada, biar kiranya TUHAN memberkati kita hingga damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita masing-masing. Selanjutnya kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita sore hari ini supaya kita tidak percuma beribadah kepada TUHAN.

Segera saja kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu, dan sekarang kita berada pada Wahyu 12:10.
Wahyu 12:10
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:  "Sekarang telah tiba  keselamatan dan kuasa  dan pemerintahan Allah kita,  dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita,  yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

Sebelum saya menjelaskan ayat 10 ini, beberapa minggu yang lalu pada Wahyu 12:7-9 diterangkan; naga besar itulah ular tua yang disebut juga iblis atau setan serta malaikat-malaikatnya telah dikalahkan, sehingga mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga, sebab mereka telah dilemparkan ke bumi. Pendeknya, pada Wahyu 12:9; iblis atau setan, dialah yang menyesatkan seluruh dunia ini.

Pada ayat 10 diterangkan, oleh karena kekalahan yang dialami naga besar itu beserta malaikat-malaikatnya terdengarlah nyanyian kemenangan di sorga, sesuai dengan judul dari Wahyu 12:10-12: Nyanyian Kemenangan. Adapun penggalan atau potongan-potongan syair dari nyanyian kemenangan itu ialah “Karena telah dilemparkan ke bawah  pendakwa saudara-saudara kita,  yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.” Singkatnya, iblis atau setan selain menyesatkan rupanya ia juga mendakwa. Mendakwa sama artinya: menuduh serta menuntut, dan menghakimi.

Ada beberapa contoh yang telah disampaikan secara berturut-turut pada tiga minggu yang lalu, ketika iblis atau setan mendakwa:
1.       Ayub.
Adapun dakawaan dari iblis atau setan kepada Ayub, antara lain:
-          Ia harus kehilangan segala-galanya; ia kehilangan harta dan kekayaaannya, serta kehilangan anak-anaknya baik yang laki-laki maupun yang perempuan.
-          Kemudian dakwaan yang kedua, bara yang berbau busuk di seluruh tubuh Ayub dari ujung kaki sampai ke ujung kepalanya, ditambah lagi dengan isteri yang belum bertobat, sebab ketika Ayub menderita isterinya tidak mendukung dan menopang Ayub, sebaliknya isterinya meminta supaya Ayub menghujat TUHAN dan juga supaya Ayub mati saja.
Inilah contoh yang pertama, dakwaan iblis atau setan kepada Ayub.
2.       Imam besar Yosua.
Imam besar Yosua didakwa sehubungan dengan pakaian yang kotor atau pakaian yang lama yang dipakai oleh imam besar Yosua tersebut. Jika kita perhatikan dalam Zakharia 3, memang secara terperinci tidak ditemukan kesalahan-kesalahan yang sangat berarti, tetapi kalau kita teliti Zakharia 3 ayat 1 sampai seterusnya maka di situ kita akan melihat bahwa imam besar Yosua kurang sungguh-sungguh memperhatikan pekerjaan TUHAN, kurang sungguh-sungguh memperhatikan ibadah dan pelayanannya, akibatnya: pada waktu itu bangsa Israel mendiami rumah-rumah mereka yang dipapani dengan baik, sedangkan rumah TUHAN tetap menjadi reruntuhan, artinya: bangsa Israel pada waktu itu memperhatikan yang jasmani tetapi mengabaikan yang rohani.
Tugas dari seorang imam, seorang hamba TUHAN, gembala sidang, atau pemimpin sidang jemaat di tengah-tengah rumah TUHAN adalah memperhatikan sidang jemaat, memperhatikan segala kekurangan mereka, tidak boleh kekurangan itu dibiarkan terus merajalela. Tetapi kenyataannya dalam kitab Hagai, bangsa Israel mendiami rumah-rumah mereka yang sudah dipapani dengan baik, tetapi membiarkan rumah-rumah TUHAN di dalam keruntuhan-keruntuhan, sehingga kalau yang rohani dibiarkan dalam keadaan reruntuhan-reruntuhan otomatis reruntuhan itu, puing-puing itu akan menutupi kebenaran dan kesucian.
Itulah kekurangan dari imam besar Yosua sebagai contoh yang kedua iblis mendakwa.
3.       Yang ketiga minggu lalu sudah disampaikan, yaitu: Simon Petrus didakwa oleh iblis atau setan atas seijin TUHAN, sebab pada waktu itu Simon Petrus masih bergantung kepada manusia daging dan mengandalkan kekuatannya, tetapi TUHAN Yesus berdoa untuk dia supaya imannya jangan gugur. Tuhan tahu bahwa iblis hendak menampi Simon Petrus, tetapi Yesus berkata kepada dia; tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Minggu lalu telah saya sampaikan tentang hal itu.

Pekerjaan iblis atau setan ternyata selain menyesatkan dunia rupanya juga mendakwa anak TUHAN, tadi sudah kita lihat bagaimana iblis atau setan mendakwa:
1.       Ayub.
2.       Imam besar Yosua.
3.       Simon Petrus.

Kita kembali membaca Wahyu 12:10.
Wahyu 12:10
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:  "Sekarang telah tiba  keselamatan dan kuasa  dan pemerintahan Allah kita,  dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya,  karena telah dilemparkan ke bawah  pendakwa saudara-saudara kita,  yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

Singkatnya, “Iblis mendakwa saudara-saudara kita siang dan malam di hadapan Allah kita.”
Memang itulah pekerjaan dari iblis atau setan, tetapi nanti kita akan mengerti mengapa iblis atau setan mendakwa anak-anak TUHAN siang dan malam.

1 Petrus 5:8
(5:8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Singkatnya, sebelum kita memperhatikan semua ayat 8 ini; Sadarlah dan berjaga-jagalah!
-          Sadarlah, berarti kita membutuhkan pembukaan firman karena pembukaan firman itu berkuasa untuk menyadarkan kehidupan kita masing-masing. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman maka segala yang terselubung ini akan tersingkap, kalau dosa sudah tersingkap berarti dosa dibongkar dengan tuntas, dan kalau dosa dibongkar dengan tuntas barulah kita menyadari diri.
Itu sebabnya untuk menghadapi pekerjaan dari iblis atau setan yang disebut dengan si penyesat dan si pendakwa, maka yang pertama-tama TUHAN berfirman: “Sadarlah”, berarti kita membutuhkan pembukaan firman untuk menyingkapkan segala yang terselubung supaya kita sadar. Pendeknya, tanpa disadari manusia akan jatuh dalam bermacam-macam dosa bila tidak dipenuhkan dengan firman Allah dan Roh Kudus. Kita membutuhkan firman supaya kita disadarkan, firman dalam pengurapan Roh Kudus berkuasa untuk menyadarkan kehidupan kita masing-masing.
Seorang motivator dapat memotivasi seseorang, tetapi sifatnya tidak permanen, tidak kekal, sebaliknya firman dalam urapan Roh Kudus akan menyadarkan kita sampai selama-lamanya.
-          Berjaga-jagalah, berarti mau tidak mau kita harus hidup di dalam doa dan penyembahan.
Puji TUHAN bapa Victor dan bapa Mautri juga pasti berjaga-jaga di kapal, beliau-beliau juga pasti berdoa di kapal yang berlayar di tengah-tengah lautan supaya perjalanan mereka di tengah lautan berjalan dengan lancar, akhirnya dapat bertemu dengan sanak saudara, terutama keluarga di rumah. Oleh sebab itu, berjaga-jagalah, berarti mau tidak mau kita harus hidup dalam doa dan penyembahan.

Pertanyaanya: MENGAPA ANAK-ANAK TUHAN HARUS SADAR DAN BERJAGA-JAGA? Mengapa kita membutuhkan pembukaan firman dalam urapan Roh Kudus serta berjaga-jaga dalam doa dan penyembahan?
Jawabnya adalah: lawan atau musuh abadi kita yaitu si iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Jadi, kalau iman kita lemah itulah orang yang dapat ditelan.
Pekerjaan dari iblis atau setan adalah berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya, ini harus kita sadari dengan sungguh-sungguh. Jadi, pekerjaan dari iblis setan itu berkeliling saja tanpa hari perhentian.
Puji TUHAN, kita berada pada hari ketujuh; hari sabat, hari perhentian bagi Allah, sebab ada enam hari untuk bekerja dan hari ketujuh itulah hari perhentian. Secara lahiriah sabat itu hari ketujuh, tetapi secara rohani, sabat itu adalah hari perhentian dalam setiap ibadah-ibadah kita kepada TUHAN.

1 Petrus 5:9
(5:9) Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

Bukan saja sidang jemaat, tetapi hamba TUHAN juga banyak menanggung penderitaan oleh karena ulah iblis atau setan itulah musuh abadi.
Oleh sebab itu, di sini ditegaskan kepada kita “Lawanlah dia dengan iman yang teguh”, sebab iblis atau setan itu tidak bisa kita lawan dengan fisik karena iblis atau setan tidak mempunyai tubuh dan darah, maka kita harus melawan iblis atau setan dengan iman yang teguh.
Hal itu jangan dilupakan bahwa; perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, perjuangan kita bukan melawan sesama manusia, tetapi perjuangan kita melawan iblis atau setan yang dilawan dengan iman yang teguh. Jangan lawan sesama dengan iman yang teguh, itu tidak ada artinya, tetapi lawanlah iblis atau setan dengan iman yang teguh.

Roma 3:21-31
(3:21) Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, (3:22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. (3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. (3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. (3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. (3:29) Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! (3:30) Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman. (3:31) Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.

Iman yang teguh ialah kebenaran oleh darah salib Kristus. Lawanlah iblis atau setan dengan iman yang teguh, lawanlah iblis dengan darah salib Kristus. Tidak bisa kita melawan iblis dengan kekuatan manusia. Berarti, kalau kita di tengah ibadah dan pelayanan ini kena mengena dengan darah salib, diijinkan untuk menyangkal diri dan memikul salib itu adalah kemurahan TUHAN, sehingga oleh  karena menyangkal diri dan memikul salib kita berdarah-darah, itu adalah kemurahan. Sebab dengan kita berdarah-darah sudah cukup menjadi suatu bukti untuk dasar melawan iblis atau setan.
Sehingga kalau kita harus menyangkal diri dan memikul salib jangan bersungut-sungut, justru itu kemurahan hati TUHAN bagi kita supaya kita sanggup melawan musuh. Kalau kita tidak berdarah-darah dengan cara menyangkal diri dan memikul salib, tiadalah mungkin kita berkemenangan melawan musuh abadi, bahkan sampai kesudahan dunia ini.
Oleh sebab itu, jangan mau dinina bobokan dengan sebuah pemberitaan firman yang isinya hanya berbicara berkat-berkat, dan  kesembuhan. Perlu untuk diketahui; kalau kita betul-betul mencari dahulu kerajaan sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, maka mujizat pasti akan terjadi dan berkat akan menyusul. Tetapi kalau hamba TUHAN sibuk bercerita soal berkat-berkat, mujizat-mujizat, saya kira dia keliru di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN. Sepatah kata firman yang keluar dari mulut Yesus dapat menyembuhkan orang yang sakit, asal sungguh-sungguh dengar firman. Jangan kita ibadah liturgis, jangan kita ibadah Taurat, jangan kita ibadah dengan motivasi-motivasi lain.

Lawanlah iblis atau setan dengan iman yang teguh, jadi manakala kita harus menyangkal diri dan memikul salib katakanlah: “terimakasih TUHAN, inilah cara yang harus saya gunakan untuk mampu menghadapi musuh abadi yaitu iblis atau setan.” Sebab itu, bersyukur saja, jangan banyak bersungut-sungut manakala harus berkorban di tengah ibadah dan pelayanan, datang dari rumah ke tempat ini saja butuh korban, yaitu; tenaga, pikiran, uang, bahkan materi sekalipun. Tetapi bersyukurlah, untung kita mengalami penyembelihan supaya berdarah-darah, tanda bahwa kita memiliki iman yang teguh dan itulah cara kita dan dasar kita melawan musuh abadi itulah iblis atau setan. Kita bersyukur kepada TUHAN.

Berbahagialah kalau kita punya wadah itulah tubuh dan darah ini, oleh sebab itu fisik ini gunakan untuk memikul salib, perasaan ini gunakan memikul salib, pikiran ini gunakan sebagai wadah untuk memikul salib sampai kita betul-betul dilumuri oleh darah salib Kristus dari ujung kepala sampai ujung kaki seperti yang dialami oleh Ayub, sampai ia berkemenangan sekalipun ia didakwa oleh iblis atau setan, begitu juga Simon Petrus dan imam besar Yosua. Lawanlah iblis atau setan dengan iman yang teguh, jangan dengan cara yang lain, jangan dengan uang, jangan dengan kekuatan, tidak ada artinya.

Wujud dari iman yang teguh.
Wahyu 12:11
(12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba,  dan oleh perkataan kesaksian mereka.  Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Singkatnya, iblis atau setan dikalahkan hanya dengan dua cara saja:
YANG PERTAMA: oleh darah Anak Domba.

Untuk memperhatikan cara yang pertama ini kita melihat ayat pendukungnya dalam 1 Petrus 2.
1 Petrus 2:18
(2:18) Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.

Yang diperlukan oleh seorang hamba TUHAN di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN adalah kerendahan hati yang ditandai dengan ketundukannya.

1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Menanggung penderitaan yang tidak harus dia tanggung, sama artinya kasih karunia. Kalau menderita karena kesalahan itu bukan kasih karunia. Menanggung penderitaan karena kesalahan orang lain, seperti Yesus menderita di atas kayu salib karena dosa manusia, itulah kasih karunia. Kasih karunia, sama dengan: kemurahan TUHAN = yang tidak layak menjadi layak = anugerah Allah.
Biarlah kiranya kita hidup dalam kemurahan TUHAN; yang tidak layak menjadi layak, yang tidak mempunyai menjadi mempunyai, hiduplah dalam kasih karunia TUHAN, menanggung penderitaan yang tidak harus dia tanggung.

1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

“Sebab untuk itulah kamu dipanggil,” untuk itulah saya dan saudara dipanggil. Jadi, penderitaan Kristus bukan teladan bagi setan, bukan teladan bagi malaikat di sorga, melainkan untuk manusia dan untuk itulah kita dipanggil sehingga kehidupan yang dipanggil harus berpasangan dengan panggilan itu.

Kita dipanggil karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu. Kita dipanggil untuk mengikuti teladan TUHAN dan supaya kita juga mengikuti jejak TUHAN yang ditinggalkan-Nya itu. Jejak-jejak TUHAN yang ditinggalkan-Nya itulah yang disebut dengan jalan yang ditandai dengan darah Anak Domba. Setiap jejak yang ditinggalkan oleh TUHAN pasti ditandai dengan darah Anak Domba, tidak ada jalan TUHAN yang tidak ditandai dengan darah, supaya kita hidup dalam kemurahan.

Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel; semua yang ada dalam Tabernakel ditandai dengan darah, mulai dari:
-          Halaman, terdapat dua alat:
1.       Mezbah Korban Bakaran, itulah Anak Domba Allah yang telah tersembelih, darah-Nya sudah tercurah di atas kayu salib. Jadi, Mezbah Korban Bakaran itu gambaran dari kayu salib, dan Anak Domba yang disembelih itulah gambaran dari pribadi Yesus Kristus. Pada tanduk-tanduk Mezbah Korban Bakaran juga dibubuhkan darah.
2.       Kolam Pembasuhan, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
-          Selanjutnya melewati Pintu Kemah untuk berada di Ruangan Suci, dimana tanduk-tanduk pada sudut-sudut Mezbah Dupa telah diolesi dengan darah.
-          Sampai di Ruangan Maha Suci, tempat imam besar mengadakan pendamaian sekali setahun.
Jadi, semua yang ada di dalam Tabernakel ditandai dengan darah. Hidup kita ini adalah Tabernakel (dalam bahasa Indonesia: kemah Allah atau rumah TUHAN), sehingga memang harus ditandai dengan darah salib Kristus. Maka jejak Yesus yang ditinggalkan itu semuanya ditandai dengan darah Anak Domba, itulah yang harus kita ikuti.
Orang yang beribadah kepada TUHAN pasti ditandai dengan darah, tidak ada orang yang beribadah tanpa darah, tanpa korban, tiba-tiba amal sholeh, dari mana? Ukuran kasih karunia itu bukan perbuatan baik, bukan amal sholeh, tetapi ukurannya adalah ketika kita mengikuti jejak yang berdarah, tapak-tapak kaki Yesus yang sudah ditandai dengan darah Anak Domba. Oleh sebab itu, ikutilah tapak-tapak kaki Yesus yang ditandai dengan darah Anak Domba.

Keuntungan menikuti tapak-tapak kaki Yesus yang ditandai dengan darah Anak Domba, yaitu: pada saat itu juga semua dosa rontok (berguguran), dosa tidak bertahan. Kemudian, pada saat itu juga musuh abadi akan kalah.

1 Korintus 15:26-27
(15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. (15:27) Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.

“Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya”, ikutilah tapak-tapak kaki Yesus yang ditandai dengan darah Anak Domba, maka semua musuh dikalahkan dan semua dosa rontok seketika itu juga. Tidak ada dosa yang tidak bisa rontok, semua rontok oleh darah Anak Domba. Itu sebabnya di dalam Injil Matius 7:13 dikatakan: “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya.”
Jadi, iblis atau setan hanya bisa dikalahkan dengan darah Anak Domba, lawanlah dia dengan iman yang teguh wujudnya oleh darah Anak Domba.

Kita kembali membaca 1 Petrus 2:22.
1 Petrus 2:22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Tanda kemenangan oleh darah Anak Domba:
1.       Ia tidak berbuat dosa, sama artinya: penuh dengan firman Allah. “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” Yohanes 17:17.
2.       Tipu tidak ada dalam mulut-Nya, sama artinya: penuh dengan Roh Kudus. Roh Kudus itu tidak dusta, sehingga kehidupan yang diurapi oleh Roh Kudus ia akan diajar oleh Roh Kudus itu dalam seluruh kebenaran dan Roh Kudus itu tidak ada dusta.
Kemarin dengan seorang hamba TUHAN saya berbincang-bincang, beliau mengakatan: bahwa orang yang penuh Roh Kudus itu tidak akan berdusta. Saya mengatakan memang Roh Kudus tidak akan berdusta, tetapi sekali waktu orang yang penuh Roh Kudus juga dapat menyangkali TUHAN, contohnya:
-          Yudas penuh dengan firman dan Roh Kudus, tetapi akhirnya menyangkali TUHAN juga, menjual Yesus dengan 30 keping uang perak.
-          Petrus juga sempat 3 kali menyangkali salib sebelum ayam berkokok, tetapi memang TUHAN sudah berjanji kepada dia: “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur ...” Biarlah kita boleh mengalami doa dari Imam Besar supaya iman kita jangan gugur, justru dengan iman teguh kita melawan iblis atau setan.
-          Demikian juga Saul, sebelum menjadi raja dia sudah diurapi tetapi akhirnya Saul juga berdusta sampai kerasukan setan.
Maka memang Roh Kudus itu tidak berdusta, tetapi kita juga harus penuh dengan Roh Kudus supaya mulut tidak ada dusta.
3.       Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan = penuh dengan kasih.
Jadi, tidak boleh berhenti hanya penuh dengan FIRMAN dan ROH KUDUS, tapi harus sampai penuh dengan KASIH supaya kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan, maka firman itu permanen dan Roh Kudus itu juga permanen, karena dia sudah penuh dengan kasih. Kalau hanya penuh dengan firman dan penuh dengan Roh Kudus, sama dengan: ahli Taurat dan orang Farisi, oleh sebab itu harus sampai penuh dengan kasih.
Inilah tanda kemenangan oleh darah Anak Domba. Inilah wujud dari iman yang teguh itu.

1 Petrus 2:22-24
(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh darah salib kita hidup untuk kebenaran.
Selanjutnya, oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Selain lima luka utama; (dua di tangan, dua di kaki, dan satu di lambung), ada juga luka lain dalam diri-Nya itulah yang disebut bilur-bilur Yesus dan oleh karena bilur-bilur-Nya kita semua sudah sembuh. Dahulu kita banyak mengalami sakit, baik jasmani maupun rohani:
-          Sakit jasmani, misalnya: sakit pusing, sakit ini dan itu.
-          Sakit rohani, antara lain: sakit hati, iri, dengki, itulah sakit batin.
Tetapi puji TUHAN, oleh bilur-bilurnya, oleh darah salib kita telah sembuh.

Roma 8:36-37
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Kemenangan yang sejati itu hanya diperoleh dari darah Anak Domba. Mungkin hari ini kita bisa menang, hari ini kita bisa pukul (lawan), lalu orang lain menderita, tetapi itu bukan kemenangan yang sejati, maka di sini dikatakan: Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang.

Banyak kemenangan di bumi, tetapi itu bukan kemenangan yang sejati, tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Oleh darah Anak Domba kita mengalami kemenangan yang sejati, sebab itu lawanlah iblis atau setan dengan iman yang teguh. Manakala kita harus menyangkal diri dan memikul salib itulah cara TUHAN supaya kita berkemenangan terhadap musuh abadi kita itulah iblis atau setan. Jadi, oleh karena darah Anak Domba kita memperoleh kemenangan yang sejati.

Pada ayat 36, seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Inilah pelayanan dari Rasul Paulus, banyak menyangkal diri di tengah-tengah ibadah dan pelayanan sampai disebut sebagai domba-domba sembelihan. Domba sembelihan berarti sudah dilumuri oleh darah Anak Domba, sehingga oleh darah Anak Domba kita memperoleh kemenangan yang sejati, tidak ada kemenangan tanpa darah Anak Domba. Kemenangan di bumi itu sifatnya sementara tetapi kemenangan yang sejati diperoleh lewat darah Anak Domba.

Wujud KEMENANGAN akan kita lihat dalam Wahyu 5:9-10.
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

“ ... membuka meterai-meterainya ... “ berarti, terjadi pembukaan rahasia firman. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman maka berkuasa menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, dosa yang disembunyikan tersingkap, berarti dosa dibongkar dengan tuntas.

“ ... karena Engkau telah disembelih ... ” kalau Yesus tidak disembelih tidak terjadi pembukaan firman, kalau Yesus tidak disembelih saya tidak akan berdiri di sini untuk menyampaikan firman kepada saudara, jadi oleh karena darah Anak Domba kita dapat menikmati pembukaan firman TUHAN dan dosa disingkapkan.

... dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah ... “ kita sudah dibeli dan oleh darah Anak Domba kita sudah ditebus, dibeli itu berarti harganya sudah lunas dibayar, sudah ditebus. Kalau sudah dibeli berarti yang dibeli itu sudah menjadi pemilik si pembeli.

Inilah puncak kemenangan itu; menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita; menjadi imamat rajani, menjadi pelayan-pelayan TUHAN, menjadi hamba-hamba TUHAN, itulah milik kepunyaan TUHAN.
Kelebihan dari milik kepunyaan TUHAN -- hamba-hamba TUHAN, hamba-hamba kebenaran -- : Mereka akan memerintah sebagai raja di bumi, sehingga dosa tidak berkuasa lagi dan sudah berkemenangan. Inilah kemenangan kekal, kemenangan sejati: memerintah di atas bumi.
Saya berharap kita semua berkemenangan termasuk dari dosa kejahatan, kenajisan, kelicikan, dan lain sebagainya. Kemenangan sejati itu menjadi bagian hidup kita. Oleh karena darah Anak Domba kita memperoleh kemenangan yang sejati, sebab mereka yang sudah ditebus oleh darah Anak Domba otomatis menjadi milik kepunyaan Allah. Mereka yang menjadi milik kepunyaan TUHAN itu dijadikan sebagai imamat rajani, hamba-hamba TUHAN, untuk memerintah sebagai raja di bumi (penguasa), berarti dosa tidak berkuasa lagi. Inilah kemenangan yang sejati.

Inilah cara yang pertama untuk memperoleh kemenangan, berkemenangan oleh karena darah Anak Domba.

Kemudian kita akan melihat cara YANG KEDUA.
Wahyu 12:11
(12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba,  dan oleh perkataan kesaksian mereka.  Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Iblis atau setan dapat dikalahkan hanya dengan dua cara yaitu:
YANG PERTAMA: oleh darah Anak Domba. Hal ini telah disampaikan dan dipaparkan dengan gamblang di atas, kiranya hal itu mendarah daging, jangan dilupakan begitu saja, supaya jangan kalah dari dosa kenajisan lagi, dosa kejahatan, kemunafikan, dusta, dan sebagainya.
YANG KEDUA: oleh perkataan kesaksian mereka. Berarti, perkataan dengan kesaksian atau perbuatan mereka sama. Inilah cara yang kedua untuk mengalahkan iblis atau setan. Biarlah perkataan dan perbuatan kita sama.
Kita berbahagia karena TUHAN memperlengkapi kehidupan kita di hari-hari terakhir ini menjelang kedatangan TUHAN, dengan pengertian ini kita boleh menyenangkan hati TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini. Kita tidak mungkin bisa menyenangkan hati TUHAN tanpa kita memiliki pengertian sorgawi, itu sudah pasti.

1 Korintus 9:27
(9:27) Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Perikop pada ayat ini adalah “Hak dan Kewajiban Rasul”, jadi soal hak dan kewajiban rasul dijelaskan dengan gamblang oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 9:1-27.

Melatih tubuh dan menguasai seluruh anggota tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki, semuanya terkendali. Mengapa seluruh hidupnya, tubuhnya, raganya terkendali? Supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. Berarti, perbuatannya, (pergerakannya pada semua anggota tubuhnya) sesuai dengan perkataannya, sehingga ia jangan ditolak (bebas dari penolakan).
Kalau seorang  hamba TUHAN hanya bisa berbicara tetapi tidak berbuat, tidak melakukan sesuai dengan perkataannya, hamba TUHAN semacam ini perlu ditolak, dan kita harus dengan tegas menolak jangan kompromi dengan pakai perasaan. Kita sudah melihat itu di dalam Injil Matius 7:15, 22-23:“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba ... “ Kemudian pada Injil Matius 7:21-22, mereka (nabi-nabi palsu) sibuk melakuakan tiga perkara ajaib:
1.       Bernubuat demi nama TUHAN.
2.       Mengusir setan demi nama TUHAN.
3.       Mengadakan banyak mujizat.
Namun pada Matius 7:23, TUHAN berkata kepada mereka yang sibuk melakukan perkara ajaib: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"  Padahal mereka sudah berseru-seru menyebut nama TUHAN, mengadakan tiga perkara ajaib, namun pada akhirnya dalam ayat 23 TUHAN tidak mengenal hamba TUHAN semacam ini, ditolak.
Kalau hanya bisa bicara; perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya atau perbuatannya tidak sesuai dengan perkataannya, hamba TUHAN semacam ini hanya bisa kotbah dan hamba TUHAN semacam ini harus ditolak, sebab TUHAN sendiri juga menolak.

Kita perlu saling mendoakan, doakan juga saya, saudara tidak perlu meminta doa karena saya selalu doakan saudara tetapi saya juga perlu didoakan supaya perbuatan saya sesuai dengan perkataan saya. Contohnya: kalau saya kotbah sepersepuluh, berarti saya sudah terlebih dahulu memberikan sepersepuluh, kalau saya kotbah mengenai persembahan khusus berarti saya sudah terlebih dahulu mengkhususkan diri saya kepada TUHAN. Tidak mungkin lagi saya pergi ke mall setiap hari, tidak mungkin lagi saya ke pantai-pantai, tidak mungkin lagi saya liburan kesana dan kesini.
Sekali waktu ada anak TUHAN di luar penggembalaan ini, anak TUHAN ini bertanya kepada saya: “Kalau liburan kemana saja pak?” Saya lucu mendengar pertanyaan dari anak TUHAN ini, karena saya langsung mengerti berarti anak TUHAN ini tidak mendapat pengajaran dari gembalanya. Tetapi pada waktu itu saya menjawab “di rumah saja bu.” Saya tidak perlu memberi komentar apalagi menghakimi.

Kalau saya tidak berlutut di kaki salib TUHAN, bagaimana saya dapat menerima pembukaan firman, sebab pengertian saya terbatas, ingatan saya juga terbatas, maka saya harus berada di kaki salib TUHAN, di bawah kaki salib yang berkemenangan itu, selalu berjaga-jaga sama seperti gembala-gembala di tengah malam berjaga-jaga. Pada saat Yesus lahir pada saat itu gembala-gembala berjaga-jaga di tengah malam, suasana sekarang itu sama seperti suasana malam karena dosa sudah memuncak, maka seorang hamba TUHAN harus berjaga-jaga, doa penyembahan, berlutut di kaki salib. Jadi, selain sadar, berjaga-jagalah! Domba-domba itu banyak tabiatnya, supaya jangan dikuasai dosa kejahatan, kecemaran yang lain, dan masih banyak, oleh sebab itu seorang hamba TUHAN harus berjaga-jaga, supaya perbuatannya sesuai dengan kotbahnya, sesuai dengan apa yang dikotbahkan.

Saya juga berharap supaya hal ini nyata dalam hidup saya, karena ini bukanlah perkara yang gampang. Selama kita mendiami kemah tubuh ini kita banyak mengalami pergumulan, manakala dicubit masih terasa sakit. Sebab itu saya katakan ini bukan perkara gampang. Oleh sebab itu kita harus saling mendoakan antara satu dengan yang lain, supaya sikap dan perbuatan saya dapat menjadi kesaksian sesuai dengan perkataan saya.

Mari kita melihat hak yang dimaksud oleh Rasul Paulus.
1 Korintus 9:12
(9:12) Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus. (9:13) Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? (9:14) Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.

Hak dari si pemberita Injil adalah hidup dari pemberitaan Injil, itulah hak dari seorang hamba TUHAN dan sesungguhnya demikian.

1 Korintus 9:15
(9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!

Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu” tetapi Rasul Paulus tidak pernah mempergunakan satupun dari hak-hak itu. Berarti, melayani bukan karena upah, melayani bukan karena uang, itu maksudnya.

Suratan 1 Korintus dan suratan 2 Korintus itu ditulis tangan oleh Rasul Paulus lalu dilayangkan kepada jemaat di Korintus, di Asia kecil, di Turki sana.

“ Sebab aku lebih suka mati dari pada ...!” Titik-titik ini terserah saudara mau dijawab dengan apa:
-          Aku lebih suka mati dari pada tidak melayani TUHAN.
-          Aku lebih suka mati dari pada tidak menyembah TUHAN.
-          Aku lebih suka mati dari pada tidak melakukan hal-hal yang suci.
-          Aku lebih suka mati dari pada berbuat dosa.
Terserah saudara mau menjawab titik itu dengan apa, kita harus menjawab titik-titik itu. Jangan melayani karena uang, jangan melayani karena pamer, jangan melayani karena ada kepentingan diri disitu, jangan melayani untuk unjuk gigi, unjuk dada, dan lain sebagainya. Yang harus kita perbuat di saat sekarang ini adalah jawablah titik-titik itu dengan baik dengan jawaban yang berkenan dan menyenangkan hati TUHAN, supaya nanti perbuatan dan perkataan sama di tengah ibadah dan pelayanan.

“Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!” Jelas kemegahan ini akan diakui dan diterima oleh orang lain, bahkan oleh setan, gunderuwo, apapun namanya tidak mampu menghadapi kesaksian semacam ini, harus diterima oleh siapapun. Jadi setan seperti apapun tidak bisa menolaknya, itulah hebatnya hamba TUHAN yang ditandai dengan darah, tidak bisa terkena apa-apa, sebab perkataannya sesuai dengan perbuatannya. 
Rasul Paulus satu kali di sebuah pulau, hendak membuat api unggun sebab dia sudah kedinginan, namun tiba-tiba ular tedung (bahasa sekarang disebut ular kobra) memagut tangannya, kemudian orang-orang yang melihat peristiwa tersebut berpikir Rasul Paulus sebentar lagi akan mati, namun setelah ditunggu Rasul Paulus tidak mati juga bahkan demam saja tidak. Tidak ada yang dapat menolak kesaksian semacam ini, perkataan kesaksian semacam ini pasti berkemenangan.

Saya terlalu malu kepada TUHAN manakala perbuatan ini tidak sesuai dengan perkataan dalam pemberitaan firman, sungguh saya malu kepada TUHAN. Sidang jemaat dapat saya bodoh-bodohi tetapi TUHAN tidak dapat saya bodoh-bodohi.
Ingat, kita harus memiliki kesaksian semacam ini, untuk mengalahkan setan tidak bisa menggunakan cara yang lain harus menggunakan cara yang kedua ini. Yakni: Oleh perkataan kesaksian artinya; perkataan sesuai denga perbuatannya.

1 Korintus 9:18
(9:18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

Hak yang dia inginkan adalah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, melayani tanpa upah, berarti dipercaya. Itu adalah upah yang jauh lebih besar. Dipercaya saja melayani TUHAN itu sudah upah yang jauh lebih besar, dari pada melayani karena uang karena kepentingan, karena perut, karena harga diri, karena motivasi, kepentingan diri dan lain sebagainya. Itu upah yang sesaat, tetapi upah yang hakiki dipercaya oleh TUHAN.
Jadi bagi saudara yang mengambil bagian dalam pelayanan, jangan karena ingin dilihat oleh orang lain, jangan karena upah, tidak sedikit sekarang di dalam gereja-gereja:
-          Pemimpin pujian dibayar.
-          Pemain musik dibayar bersar-besaran.
-          Singer dan lain sebagainya.
Alasan gereja memberi bayaran (amplop) kepada orang-orang yang melayani: “dia juga butuh ongkos.” Pertanyaannya sekarang, apakah TUHAN tidak tahu kebutuhan kita? Apakah TUHAN itu bodoh dan tidak punya mata? Kalau kita melayani karena upah, bagaimana kita dapat menggenapi firman? Tuhan mau datang, oleh sebab itu jangan bermain-main. Dipercaya saja melayani itu upah yang jauh lebih besar dari segala upah-upah di bumi ini.

Kalau bapa Victor dan bapa Mautri bekerja di kapal tentu harus ada upahnya, kalau kita bekerja di dunia ini lalu kita menolak upah itu namanya mati konyol, bodoh namanya. Tetapi untuk TUHAN melayani tanpa upah, dipercaya saja itu sudah upah yang lebih besar dibandingkan upah-upah yang ada di dunia ini.
Jangan sampai yang bekerja di dunia ini tolak upah, tetapi harus terima upah sebab itu hak bagi orang yang bekerja di dunia ini, supaya juga dapat melakukan firman; di tengah ibadah ada persembahan, di tengah ibadah ada sepersepuluh itulah milik TUHAN, ada persembahan syukur, ucapan syukur, dan lain sebagainya, juga keluarga membutuhkan biaya untuk beli beras dan lain sebagainya juga harus diberikan.

Inilah perkataan kesaksian itu yang mampu mengalahkan musuh abadi itulah iblis atau setan. Ayo yang melayani; dipercaya melayani adalah upah yang lebih besar dari segala upah yang ada di bumi ini, dipercaya saja itu sudah upah yang lebih besar dari upah-upah yang ada di dunia ini.

1 Korintus 9:19
(9:19) Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.

“Sungguhpun aku bebas”, berarti tidak ada lagi dakwaan, tidak ada lagi tuduhan dari manusia apalagi setan, iblis atau setan sudah kalah.
Singkatnya, perkataan kesaksian telah mengalahkan iblis atau setan, tidak ada lagi tuduhan-tuduhan manusia apalagi tuduhan setan. Tidak ada lagi dakwaan dari iblis atau setan, kita berkemenangan oleh perkataan kesaksian. Hanya dengan itu saja cara untuk mengalahkan iblis atau setan, jangan pergi ke gunung Kawi, jangan pergi ke dukun.
Saya paling aneh kalau ada orang menyebut dukun sebagai “orang pintar”, yang saya tahu orang pintar di dalam Alkitab adalah orang bijaksana. Tapi orang banyak berkata dukun itu orang pintar, sebenarnya dukun itu orang bodoh, orang dungu, tolol, kalau dia orang yang bijaksana dia seharusnya takut TUHAN. Kenapa dukun disebut orang pintar? Mulai sekarang rubahlah kata-kata itu.

Tadi malam saya melihat suatu pemberitaan firman di Youtube dan banyak disukai orang, dalam pemberitaan firman itu orang banyak tertawa, satu ayat dibolak balik dan ketawa-ketawa, tetapi banyak orang yang menyukai pemberitaan firman semacam itu. Saya heran, mengapa tidak mencari pembukaan firman; ayat menjelaskan ayat sampai tersingkap rahasia dan dosa dibongkat dengan tuntas. Oleh sebab itu, berlakulah bijaksana.

Singkatnya dengan perkataan kesaksian ini, tidak ada lagi dakwaan dari manusia ataupun dari setan, sampai akhirnya dia dapat memenangkan banyak jiwa. Biarlah kita menjadi suatu kesaksian dan dengan perkataan kesaksian kita dapat memenangkan jiwa baik memenangkan jiwa di tempat pekerjaan, di tempat kita tinggal, sehingga orang-orang di sekitar kita dapat dimenangkan dengan perkataan kesaksian kita. Jangan hanya dapat menyenangkan hati roh jahat dan roh najis, tetapi berjuanglah untuk memenangkan jiwa yang ada di sekitar kita, entah kita di tempat tinggal kita, di tempat kita kerja atau dimanapun kita, berjuanglah. Jangan yang jahat dan yang najis saja yang kita ingat setiap hari, ingatlah firman TUHAN supaya kita dapat memenangkan banyak jiwa.

1 Korintus 9:20-22
(9:20) Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. (9:21) Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. (9:22) Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka

Dengan kesaksian perkataan ini, Rasul Paulus dapat:
1.       Memenangkan orang Yahudi karena dia dapat menyelami hati orang Yahudi.
2.       Menyelami hati orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun dia tidak hidup di bawah hukum Taurat,
3.       Menyelami hati orang-orang yang lemah.
4.       Menyelami hati orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum taurat (bangsa Kafir).
Singkatnya, bagi semua orang Rasul Paulus telah menjadi segala-galanya, tujuannya: supaya Rasul Paulus sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Tujuan dari perkataan kesaksian adalah untuk memenangkan banyak jiwa.

Pengertian yang kita peroleh ini bukan sekedar untuk menambah pengetahun, tetapi pengertian semacam ini harus mendarah daging dan menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari untuk memenangkan banyak jiwa. Kalau kita hari ini memperoleh pengertian yang dilawat hanya perasaan saja, tandanya: hanya bisa menangis. Yang TUHAN mau supaya kita menikmati pelayanan Roh bukan pelayanan tubuh. Kalau pelayanan tubuh perasaan yang dilawat, tandanya yaitu: menangis, tetapi sesudah menangis kembali lagi kepada habitat lama. Itulah pelayanan tubuh bukan pelayanan Roh.
Jadi yang TUHAN mau supaya pengertian yang kita terima ini mendarah daging, sesudah mendarah daging langsung praktek kepada kehidupan sehari-hari. Inilah yang TUHAN mau.

Dengan perkataan kesaksian:
-          Tidak ada lagi dakwaan dari manusia maupun iblis atau setan.
-          Keuntungan yang lain, dapat memenangkan banyak jiwa.

2 Korintus 12:1-6
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. (12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. (12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

Rasul Paulus tidak melebih-lebihkan segala sesuatu yang ia alami, sekalipun dia pantas bermegah atas kelebihan itu, supaya tidak ada tuduhan dan dakwaan. Jadi, perkataan dan perbuatannya sama.

2 Korintus 12:7
(12:7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.

Supaya Rasul Paulus tidak bermegah dan tidak meninggikan diri, maka atas seijin TUHAN ada duri dalam daging. Banyak duri dalam daging ini, duri sifatnya menusuk:
-          Sifat suami yang tidak berubah itu menjadi duri bagi daging isteri.
-          Sebaliknya, sifat isteri yang tidak mau berubah itu duri bagi suami.
-          Kalau anak juga tidak mau berubah itu juga duri bagi daging orang tua. Sementara duri dalam daging itu adalah utusan iblis atau setan.
Duri dalam daging terjadi itu adalah atas seijin TUHAN, oleh sebab itu kita tidak perlu bertanya-tanya “kenapa begini TUHAN?” “kenapa harus begitu TUHAN?” supaya kita rendah hati saja. Jangan bermegah dan jangan sombong supaya tetap perbuatan kita sesuai dengan perkataan kita. Jadi, perkataan kesaksian itu yang sanggup mengalahkan iblis atau setan.

Ciri-ciri orang yang mengalahkan iblis atau setan:
Wahyu 12:11
(12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba,  dan oleh perkataan kesaksian mereka.  Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Ciri-ciri orang yang mengalahkan iblis atau setan: mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Pendeknya, rela kehilangan nyawa demi mempertahankan salib Kristus.

Matius 16:21-22
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

Sesudah mendengarkan berita salib Simon Petrus menarik Yesus kesamping dan menegor Dia katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Andaikata Yesus menuruti perkataan Simon Petrus manusia pasti binasa, kalau dipikiran ini hanya seperti pikiran Simon Petrus, maka manusia akan binasa.

Di atas telah saya sampaikan ukuran untuk diselamatkan bukan amal soleh (perbuatan baik) melainkan salib, darah salib. Kalau perbuatan baik yang menyelamatkan manusia, tidak usah ke gereja, cukup ke pinggir jalan lalu lewat orang miskin berikan saja sepuluh ribu tiap orang lewat, sudah selesai kalau begitu ukuran masuk sorga. Lalu dalam setiap kebaktian persembahkan saja korban-korban kalau memang itu caranya untuk masuk sorga. Namun untuk masuk sorga tidak cukup dengan perbuatan baik.
Jangan sampai kita mengadopsi pemikiran Simon Petrus. Singkatnya, pikiran ini jangan menolak sengsara salib!!

Matius 16:23
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis.” Kalau dalam pikiran kita sudah menolak salib, itu adalah pikiran setan, sebab itu Yesus berkata: "Enyahlah Iblis.”
Simon Petrus bukan iblis atau setan tetapi pikiran yang menguasai Simon Petrus adalah iblis atau setan.

Matius 15:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Syarat mengikut TUHAN Yesus:
1.       Menyangkal dirinya.
2.       Memikul salibnya.
3.       Mengikut Aku.

Matius 15:25
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Barangsiapa mempertahankan nyawanya; tidak menyangkal diri, tidak memikul salib, tidak mengikut TUHAN, ia kehilangan nyawanya (binasa). Barangsiapa kehilangan nyawanya; menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut TUHAN, ia akan hidup.
Manakala di tempat pekerjaan kita difitnah, dizolimi, ya sudah biarkan saja, biarlah kita kehilangan nyawa supaya kita hidup. Jangan pertahankan nyawa, relalah kehilangan nyawa, supaya kita hidup. Barangsiapa mempertahankan nyawa dia binasa, tetapi barangsiapa kehilangan nyawa karena Kristus dia akan hidup.

Matius 15:26-27
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (16:27) Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia ini; kaya raya, punya harta, punya uang banyak tetapi kehilangan nyawa? Banyak orang ingin kaya tetapi meninggalkan TUHAN; tidak mau menyangkal diri, tidak memikul salib, dan tidak mengikut TUHAN, tetapi apa artinya jikalau akhirnya dia akan mati, binasa di dalam neraka? Di dalam neraka itu bukan sekedar lama, tetapi selama-lamanya. Kalau hanya 100 tahun di dalam neraka masih ada limit, dan sesudah 100 tahun kita bisa ke sorga, tidak seperti itu melainkan:
-          Di sorga selamanya.
-          Di neraka selamanya.
Panasnya neraka tujuh kali dari dapur api manapun, termasuk dapur api Krakatau Steel yang berguna untuk meleburkan baja. Jadi kalau dapur api Krakatau Steel dapat meleburkan bijih pelet sebagai bahan dasar dari pada baja sampai menjadi cairan api, tetapi api nereka tujuh kali lebih panas dari dapur api manapun di muka bumi ini, artinya: panasnya neraka itu sempurna. Jadi, dari pada kita panas-panasan dalam panas yang sempurna dan kita tidak sanggung menahan panas itu, lebih baik kita kehilangan nyawa saja yaitu sangkal diri dan pikul salib, tetapi kita memperoleh hidup dan bahagia dalam kerajaan sorga sampai selama-lamanya.

Pilih mana harga diri, gengsi, keras hati, tetapi binasa? Atau kehilangan gengsi, kehilangan harga diri, kehilangan keras hati, kehilangan keakuan, tetapi selamat? Pilih mana? Saya kira biar kita kehilangan keakuan, biar kehilangan harga diri, biar kehilangan kesombongan, biar kehilangan keras hati, biar kehilangan apa saja, yang penting hidup di dalam kerajaan sorga sampai selama-lamanya. Kalau TUHAN menyampaikan pengertian yang demikian bukankah ini adalah tanda perhatian TUHAN? Tetapi manakala dalam setiap pemberitaan firman hanya berbicara tentang “diberkati, diberkati, dimuliakan”, hari hari yang diberitakan hanya seperti itu tetapi jalan ke sorga tidak disampaikan, bagaimana anak cucu mau selamat?
Saya berharap para pemirsa, anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN berlaku jujur kepada TUHAN, berlakulah jujur kepada hati nurani.

Inilah ciri-ciri orang yang mengalahkan iblis atau setan: rela kehilangan nyawa. Yesus Kristus juga rela kehilangan nyawa, diinjak-injak harga diri-Nya, diludahi, tetapi Dia tidak mau membalas semua kejahatan itu, biarkanlah hal itu terjadi supaya kita memperoleh nyawa, supaya kita memperoleh hidup. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment