KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, September 23, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 20 SEPTEMBER 2020




IBADAH RAYA MINGGU, 20 SEPTEMBER 2020
 
WAHYU PASAL 12
(Seri: 23)
 
Subtema: NAGA MEMBURU PEREMPUAN
 
Shalom.
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN; selayaknyalah Dia ditinggikan di tempat yang maha tinggi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita sehingga kita boleh merasakan uluran dua tangan TUHAN yang penuh kuasa, uluran dua tangan TUHAN yang penuh kasih untuk segera memberi pertolongan dan memberi jawaban dalam segala pergumulan-pergumulan yang sedang kita alami di hari-hari terakhir ini.
 
Kita segera memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu. Dan sekarang, kita akan memasuki ayat yang baru, itulah ayat 13.
Wahyu 12:13
(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.
 
Naga memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Perempuan di sini, tidak lain tidak bukan, itulah sidang mempelai TUHAN, gereja TUHAN yang sudah disempurnakan.
Sebenarnya, memburu merupakan aktivitas atau kegiatan YANG KEEMPAT dari naga itu di dalam Wahyu 12:1-18.
 
Ada 6 (enam) perbuatan yang dilakukan oleh naga atau Iblis di dalam Wahyu 12, antara lain:
1.      Menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi ... Wahyu 12:4.
2.      Berusaha untuk menelan Anak yang dilahirkan oleh perempuan itu ... Wahyu 12:4.
3.      Berperan melawan Mikhael namun mengalami kekalahan yang dahsyat sehingga dilemparkan ke bumi ... Wahyu 12:7-9.
4.      Naga memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu ... Wahyu 12:13.
5.      Menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai ... Wahyu 12:15.
6.      Naga itu marah ... Wahyu 12:17.
Itulah 6 (enam) kegiatan atau perbuatan naga di dalam Wahyu 12:1-18.
 
Kita kembali memperhatikan perbuatan naga YANG KEEMPAT, yaitu: Memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.
Pertanyaannya: Mengapa ia bertindak demikian?
Jawabnya: Sebab naga itu sadar bahwa ia telah dilemparkan ke bumi. Jadi, kalau ia memburu mempelai perempuan, itu karena ia sadar bahwa ia telah dilemparkan ke bumi. Pendeknya; naga itu menyadari bahwa ia mengalami kekalahan telak.
Jadi, dengan memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu, ia mau melampiaskan dan sekaligus membinasakan gereja TUHAN yang sempurna sebagai usaha yang terakhir dari Iblis untuk membalas dendam atas kekalahan yang dialaminya (dideritanya).
 
Tetapi, Iblis lupa dan tidak sadar, bahwa TUHAN telah memberkati sekaligus memberi kuasa penuh kepada manusia dari sejak semula /sejak penciptaan.
 
Kejadian 1:27-28
(1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
 
Selain memberkati Adam dan isterinya itu, Allah juga memberi kuasa supaya mereka berkuasa atas:
1.      Ikan-ikan di laut.
2.      Burung-burung di udara.
3.      Binatang yang merayap di bumi.
Pendeknya: Manusia akan berkuasa atas segala perkara, baik yang di laut, di udara, dan di bumi.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Sebetulnya, dari sejak penciptaan semula, TUHAN sudah memberkati Adam dan isterinya, sekaligus memberi kuasa, sehingga Adam dan isterinya berkuasa atas segala perkara, baik yang di laut, di udara, dan di bumi.
Begitu rupa perhatian TUHAN kepada manusia dari sejak semula manusia diciptakan. TUHAN memperhatikan manusia; setelah diciptakan, TUHAN tidak begitu saja melupakan manusia, tetapi TUHAN menciptakan manusia, selanjutnya diberkati, dan memberi kuasa atas segala perkara, baik yang di laut, di udara, dan di bumi. Jadi, begitu rupa, begitu hebat, begitu luar biasa perhatian TUHAN kepada manusia.
 
Kita rangkaikan lagi Kejadian 1:27-28 ini dengan suratan 1 Petrus 1:12.
1 Petrus 1:12
(1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
 
Kepada mereka, hamba-hamba TUHAN, terkhusus nabi-nabi dan rasul-rasul, telah dinyatakan: “ ... Bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka...” Kalau hamba TUHAN diutus untuk melayani umat TUHAN, itu juga merupakan bagian dari perhatian TUHAN.
 
Di sini tadi dikatakan: “ ... Yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu -- saya dan saudara --, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Pendeknya: Allah memberitahukan segala rencana-rencana-Nya kepada manusia, semua rencana-Nya dinyatakan kepada manusia, tetapi kepada malaikat-malaikat-Nya tidak.
Artinya, selain memberkati sekaligus memberi kuasa kepada manusia, ternyata TUHAN juga memperhatikan manusia lebih dari pada yang lain, lebih dari makhluk apapun, termasuk lebih dari pada malaikat-malaikat di sorga.
Begitu luar biasa, begitu heran perhatian TUHAN, begitu besar perhatian TUHAN kepada umat TUHAN, lebih dari pada para malaikat-malaikat-Nya.
 
Berita Injil merupakan berita tentang pribadi Yesus, Anak Allah, seutuhnya, yang diawali dari sorga, turun ke dunia dan menjadi sama dengan manusia, kemudian rela mati di kayu salib, bangkit pada hari yang ketiga; kemudian, setelah 40 (empat puluh) hari di bumi, ia naik ke sorga dan dipermuliakan.
Semua peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Yesus tertulis dengan lengkap di dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Mulai dari sorga turun ke bumi, kemudian dalam keadaan manusia, Ia merendahkan diri-Nya, lalu taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib, lalu hari ketiga bangkit; setelah 40 (empat puluh) hari di bumi, Ia naik ke sorga dan dipermuliakan. Semuanya dituliskan dalam Injil secara lengkap, secara detil; itulah berita Injil yang disampaikan kepada manusia, tetapi kepada malaikat-malaikat-Nya tidak.
Artinya, betapa besar dan betapa heran perhatian TUHAN kepada manusia lebih dari pada malaikat, sebab semua rencana-rencana itu dinyatakan kepada manusia, tetapi kepada malaikat tidak. Itu sebabanya, di sini dikatakan: “ ... Yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Jadi, jangan saudara berpikir bahwa malaikat lebih mulia dari pada manusia, tidak. Perhatian TUHAN lebih besar kepada manusia dari pada kepada malaikat-malaikat.
 
Kembali saya sampaikan: Semua peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Yesus ditulis secara komplit di dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Selanjutnya, kita akan memperhatikan CIRI PENULISAN INJIL.
-          Injil Matius menuliskan atau menceritakan Yesus sebagai Raja.
-          Injil Markus menuliskan atau menceritakan Yesus sebagai hamba.
-          Injil Lukas menuliskan atau menceritakan Yesus sebagai Anak Manusia.
-          Injil Yohanes menuliskan atau menceritakan Yesus sebagai Anak Allah.
 
Empat karakter (tabiat) dari Yesus yang tertulis dalam Injil Matius, Markus Lukas dan Yohanes, kita akan kaitkan dengan EMPAT MAKHLUK DI SORGA.
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
 
Empat makhluk dengan empat muka:
-          Makhluk yang pertama sama seperti SINGA à Yesus Raja, itulah yang dituliskan oleh Injil Matius.
-          Makhluk yang kedua sama seperti ANAK LEMBU à Yesus hamba, itulah yang dituliskan oleh Injil Markus. Hamba itu sama seperti anak lembu yang dikorbankan (dipersembahkan) di atas Mezbah Korban Bakaran untuk mengadakan pendamaian dosa.
-          Makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti MUKA MANUSIA à Yesus, Anak Manusia, dalam keadaan sengsara di atas kayu salib, itulah yang dituliskan oleh Injil Lukas.
-          Makhluk yang keempat sama seperti BURUNG NASAR yang sedang terbang à Yesus, Anak Allah, itulah yang dituliskan oleh Injil Yohanes.
 
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
 
Kemudian, empat makhluk tersebut tidak henti-hentinya mereka berseru siang dan malam; siang malam berseru-seru.
 
Adapun seruan atau pujian empat makhluk, YANG PERTAMA: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa.
Artinya, empat makhluk tersebut menyerukan atau memujikan kekudusan dari Allah Trinitas, yakni TUHAN Yesus Kristus.
Biarlah kiranya dari mulut kita ini senantiasa menyerukan, memujikan kekudusan dari pada Allah Trinitas.
-          TUHAN = Allah Bapa, tabiat-Nya; Kasih Allah.
-          Yesus = Allah Anak (Anak Allah), tabiat-Nya; Firman Allah, yakni mengerjakan penebusan oleh korban-Nya.
-          Kristus = Roh Allah.
Pendeknya: Ketiga tabiat dari Allah Trinitas tersebut menguduskan kehidupan kita masing-masing.
-     Kasih Allah yang sempurna berkuasa menguduskan kehidupan manusia.
-     Firman Allah yang heran juga berkuasa menguduskan kehidupan manusia.
-     Termasuk Roh Allah (Roh Suci) juga berkuasa menguduskan kehidupan dari manusia itu sendiri.
Jadi, ketiga tabiat dari Allah Trinitas tersebut berkuasa untuk menguduskan kehidupan kita pribadi lepas pribadi. 
 
Adapun seruan atau pujian empat makhluk, YANG KEDUA: “YANG SUDAH ADA dan yang ada dan yang akan datang.
Seruan ini menunjukkan bahwa empat makhluk tersebut betul-betul meninggikan sengsara salib atau menjunjung tinggi korban Kristus. Dari seruan ini, kita bisa mengerti, kita bisa melihat bahwa empat makhluk itu betul-betul mengagungkan korban Kristus. Alasan saya mengatakan itu, mari kita lihat Wahyu 1:4.
 
Wahyu 1:4
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
 
Di sini kita melihat, pribadi Yesus dinyatakan sebagai: yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang.
 
Berbeda dengan Wahyu 4:8, seruan yang kedua dari empat makhluk, diawali dengan yang sudah ada, yang ada, barulah yang akan datang. Sedangkan dalam Wahyu 1:4, yang diawali dengan yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang.
 
Wahyu 1:8,17-18
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." (1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
 
Kemudian, pada ayat 8, Yesus berkata: “Aku adalah Alfa dan Omega.” Perhatikanlah pribadi Yesus sebagai Alfa dan Omega di dalam yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang.
Lalu, pada ayat 17, Yesus berkata kembali: “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir.” Berarti, Alfa dan Omega; Yang Awal dan Yang Akhir. Kemudian, pada ayat 18 dikatakan: “ ... Dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup ...

Jadi, pribadi Yesus Kristus adalah Alfa dan Omega atau Yang Awal dan Yang Akhir, tetapi juga Dia adalah yang ada, yang sudah ada dan yang akan datang, persamaannya; yang hidup, lalu mati di kayu salib, lalu hidup kembali.

-          Yang hidup = yang ada.

-          Mati di kayu salib  = yang sudah ada.

-          Lalu, hidup kembali = yang akan datang.

Kesimpulannya: Yesus datang ke sorga dalam keadaan hidup, kemudian mati di atas kayu salib, lalu bangkit pada hari ketiga, Dia hidup kembali.
 
Tetapi seruan dari empat makhluk tadi diawali dari “Yang sudah ada.” Artinya, empat makhluk tersebut betul-betul mengagungkan korban Kristus, meninggikan korban Kristus, mengutamakan korban Kristus (sengsara salib) lebih dari yang lain.
Untuk kita datang beribadah saja, harus ditandai dengan sengsara salib. Andaikata kita meninggikan korban Kristus, maka kita mampu mengerjakan apa saja, termasuk datang untuk beribadah, sekalipun banyak tantangan, sekalipun banyak rintangan, sekalipun banyak persoalan-persoalan, pergumulan-pergumulan, kesibukan-kesibukan. Kalau kita meninggikan korban Kristus, kita bisa datang menyenangkan hati TUHAN.
 
Inilah berita Injil itu yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat, tetapi rencana Allah di dalam sengsara salib tidak dinyatakan kepada malaikat, kecuali kepada manusia, itu artinya perhatian TUHAN sungguhlah besar kepada manusia. Oleh sebab itu, biarlah kita belajar sama seperti empat makhluk ini, di mana dalam seruannya kita bisa melihat tabiat mereka, dalam seruannya kita bisa mengetahui karakter mereka; betul-betul mereka menguduskan Allah Trinitas dan betul-betul mereka meninggikan sengsara dari salib, mengagungkan korban Kristus. Kalau kita mengagungkan korban Kristus, kalau kita tinggikan korban Kristus, maka apapun bisa kita kerjakan.
 
Kesimpulannya: Menyampaikan berita Injil = Menyampaikan berita Yesus Kristus yang disalibkan, Dialah pribadi Alfa dan Omega; Yang Awal dan Yang Akhir; yang ada, yang sudah ada, yang akan datang; yang hidup, mati di kayu salib, lalu hidup kembali.

Pendeknya: Karakter atau tabiat dari empat makhluk sebagai tabiat dari Yesus, Anak Allah, wujudnya ialah SENGSARA SALIB dalam empat Injil.
-          Injil Yohanes menceritakan Yesus, Anak Allah, dari sorga, hidup, lalu turun ke bumi.

-          Injil Lukas menceritakan Yesus sebagai Anak manusia.

-          Kemudian Injil Matius menceritakan Yesus sebagai Raja.

-          Lalu Injil Markus menceritakan Yesus sebagai Hamba.

Itulah karakter dari empat makhluk di mana wujudnya adalah salib.

Jadi, perkataan atau seruan pujian sesuai dengan perbuatan mereka. Jangan sampai kita berbicara, tetapi tidak sesuai dengan perbuatan, atau perbuatan tidak sesuai dengan perkataan.
Mulai dari sekarang, belajar supaya perkataan yang terucap dari mulut harus sesuai dengan perbuatan, sama seperti empat makhluk, di mana seruan perkataan yang keluar dari mulut mereka sesuai dengan perbuatan mereka. Kalau perkataan sesuai dengan perbuatan, maka inilah pribadi-pribadi yang berkuasa.
 
Jangan sampai antara hubungan suami dan isteri ada kepalsuan. Kalau perkataan dan perbuatan tidak sama, maka hubungan nikah dan rumah tangga itu ditandai dengan kepalsuan. Kalau ditandai dengan kepalsuan, ujung-ujungnya akan ditandai dan berujung dengan air mata.
Jadi, yang muda-muda juga, sebelum menikah, belajar untuk hidup di dalam persekutuan yang indah atau hubungan intim dengan TUHAN, disebut juga dengan nikah suci. Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan dalam nikah suci, sama seperti tubuh dengan kepala harus tetap menyatu. Perkataan dan perbuatan harus tetap sama; jangan ada dusta dalam nikah supaya jangan berujung dengan air mata.
 
DAMPAK POSITIF meninggikan salib Kristus atau mengagungkan korban Kristus lebih dari segalanya.
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
 
Dampak positif  YANG PERTAMA: Keempat makhluk tersebut masing-masing bersayap enam sekelilingnya.
Artinya, tabiat daging tidak nampak lagi sebab sekelilingnya ditutupi oleh sayap-sayapnya.
Biarlah kiranya sayap-sayap dari sorga menutupi tabiat daging kita masing-masing; berarti tabiat Ilahi menutupi tabiat daging, tidak hidup lagi menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Itulah dampak positif yang pertama kalau kita tinggikan korban Kristus, agungkan korban Kristus; tabiat daging tidak nampak lagi. Orang yang senantiasa meninggikan korban Kristus tidak lagi hidup menurut hawa nafsu dan keinginan dagingnya, tabiat daging tidak nampak lagi.
 
Perlu untuk diketahui: Kita tidak bisa mengandalkan daging ini, sebab daging ini tidak lebih tidak kurang hanyalah sebatas takhta Setan. Maka, manusia tidak boleh bergantung kepada manusia, manusia tidak boleh bergantung kepada kekuatannya, manusia tidak boleh mengandalkan dagingnya, sebab daging manusia tidak lebih tidak kurang hanyalah takhta Setan.
Daging manusia adalah ladang yang subur bagi Setan, termasuk roh jahat dan roh najis. Oleh sebab itu, daging manusia harus mengalami penghukuman; daging manusia harus dihukum dengan sengsara salib supaya daging itu hancur. Kalau daging itu sudah hancur (dihukum) oleh sengsara salib, maka daging tidak lagi menjadi ladang yang subur bagi roh jahat dan roh najis.
 
Saya berharap, kita semua berada dalam kekudusan, tidak dikuasai roh jahat dan roh najis, tidak ada perzinahan dan perselingkuhan, tidak lagi menduakan hati TUHAN. Tetapi biarlah sayap-sayap sorgawi menutupi tabiat daging; tabiat Ilahi menutupi tabiat daging.
 
Dampak positif  YANG KEDUA: Di sebelah dalamnya penuh dengan mata.
Kalau bagian dalam penuh dengan mata, itu artinya bahwa manusia dalam atau manusia batiniah sudah berada di dalam terang yang ajaib (sudah diterangi), sehingga tidak ada lagi sesuatu yang tersembunyi di dalam hati ini.
Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan intim, hubungan dalam nikah yang suci, itulah yang disebut nikah rohani. Tetapi di dalam nikah jasmani juga tidak boleh ada yang disembunyikan lagi, bagian dalam harus diterangi.
 
Kalau masih ada sesuatu yang disembunyikan, baik antara suami dengan isteri, boleh rekonsiliasi, segera adakan penyelesaian. Suami tidak boleh gengsi dalam mengakui kesalahan; isteri juga tidak boleh gengsi dalam mengakui kesalahannya; harus ada rekonsiliasi.
Itu sebabnya, di sini dikatakan, bahwa: “Di sebelah dalamnya penuh dengan mata.” Jadi, manusia dalam (manusia batin) sudah diterangi, tidak ada lagi yang disembunyikan di dalam hatinya, baik dosa kejahatan, baik tipu daya kenajisan (perzinahan), baik kecemaran-kecemaran atau dosa apa saja, tidak ada lagi yang disembunyikan.
Itulah dampak positif kalau kita senantiasa mengagungkan korban Kristus lebih dari segalanya, lebih dari yang ada di dunia ini, sebagaimana tadi kita sudah melihat bahwa empat makhluk betul-betul mengagungkan korban Kristus.
 
Seharusnya, pribadi Yesus itu, dari Alfa sampai Omega, terlebih dahulu diawali dengan “hidup”, baru “mati”, kemudian “hidup” lagi. Tetapi berbeda dengan seruan dari empat makhluk tersebut, diawali dengan “yang sudah ada”, berarti langsung berbicara tentang sengsara salib, Yesus “mati” di kayu salib. Itu artinya, bahwa empat makhluk ini betul-betul mengagungkan korban Kristus.
Dampak positifnya ialah:

1.      Tidak nampak tabiat daging.

2.      Tidak ada lagi yang disembunyikan.

Inilah keuntungan bila kita beribadah dengan memikul salib. Tidak ada artinya beribadah tanpa mengalami penyucian dosa, percayalah. Oleh sebab itu, perhatikanlah apa yang TUHAN nyatakan sore petang hari ini kepada kita masing-masing, pribadi lepas pribadi, jangan diabaikan.
Jadi, tidak ada lagi sesuatu perkara yang tersembunyi, semuanya jelas di mata TUHAN.
 
Kita kembali membaca 1 Petrus 1:12.
1 Petrus 1:12
(1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
 
Kesimpulan dari ayat ini, TUHAN sangat memperhatikan manusia lebih dari malaikat. Perhatian TUHAN begitu besar, begitu heran kepada manusia, lebih dari pada malaikat-malaikat. Semua rencana-rencana-Nya dinyatakan kepada manusia, lewat berita Injil.
Berita Injil, itulah cerita tentang pribadi Yesus, yang dituliskan dengan lengkap di dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, di dalam rangka penyelamatan manusia; tetapi kepada malaikat tidak dinyatakan seperti itu. Maka, luar biasa loh perhatian TUHAN kepada kita.
 
Inilah perbedaan malaikat dengan manusia; ternyata, TUHAN lebih memperhatikan manusia dari pada malaikat.
 
2 Petrus 2:4
(2:4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;
 
Perhatikan: Kalau malaikat berbuat dosa, ia langsung berubah menjadi Setan, lalu untuk sementara waktu dia disimpan ke gua-gua untuk menantikan penghakiman kekal, untuk selanjutnya dilemparkan ke dalam lautan api bernyala-nyala. Tetapi kalau manusia berdosa hari ini, kalau manusia hari ini berbuat zinah (berselingkuh); masih ada kesempatan untuk mendapatkan pengampunan, sebab  darah salib Kristus masih berlaku. Itulah hebatnya perhatian TUHAN kepada manusia. Oleh sebab itu, biarlah kita yang hadir di tempat ini betul-betul meninggikan korban Kristus.
 
Soal rencana penyelamatan manusia, penyelamatan yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib, itu dinyatakan kepada manusia, tetapi kepada malaikat tidak, mengapa? Karena malaikat tidak punya wadah untuk menampung darah Yesus, tetapi manusia memiliki wadah untuk menampung darah Yesus.
Hidup manusia terdiri dari tubuh dan darah; ini merupakan wadah yang sempurna untuk menampung tubuh dan darah Yesus. Kalau malaikat tidak punya tubuh dan darah, malaikat itu bersifat roh, dan darah Yesus tidak berguna untuk menebus dosa malaikat kalau ia jatuh ke dalam dosa, tetapi manakala manusia jatuh ke dalam dosa, masih ada wadah untuk menampung darah Yesus. Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah pikul salib.
Malaikat tidak bisa disuruh pikul salib; oleh sebab itu, kalau dia jatuh dalam dosa, TUHAN tidak sayangkan, langsung saja berubah menjadi Setan. Tetapi kalau manusia jatuh dalam dosa, TUHAN masih sayang.
 
Itulah sebabnya, kita sudah melihat di awal tadi, bahwa dalam Wahyu 12:13, naga yang disebut juga Iblis atau Satan memburu perempuan itu, gereja TUHAN yang sempurna. Mengapa? Karena dia sadar bahwa dia sudah dikalahkan. Maka, dalam kesempatan yang terakhir sekali, dia lampiaskan dendamnya karena kekalahannya untuk memburu perempuan itu. Tetapi dia lupa, bahwa dari sejak penciptaan semula, TUHAN sudah memberkati manusia, sekaligus memberi kuasa kepada manusia, otoritas yang besar. Dan kalau kita kaitkan dari kitab Kejadian sampai 1 Petrus 1:12 tadi, betapa TUHAN juga menyatakan rencana-Nya kalau memang manusia jatuh dalam dosa, tetapi kepada malaikat tidak, TUHAN tidak sayangkan malaikat kalau dia jatuh dalam dosa, segera saja berubah menjadi Setan.
 
Oleh sebab itu, kalau kita memang menyadari diri sebagai orang berdosa: ayo, belajar tinggikan korban Kristus, agungkan korban Kristus. Kalau Setan saja menyadari kalau dia sudah dikalahkan oleh malaikat Mikhael, apalagi manusia berdosa; oleh sebab itu, kita harus sadar bahwa kita ini berdosa. Orang yang tidak sadar bahwa dia jatuh dalam dosa, orang semacam ini mengecilkan derajat salib Kristus; salib Kristus tidak bernilai bagi dia. Dia lupa, padahal salib merupakan tangga (penghubung) antara bumi dengan sorga.
 
Kita kembali membaca Wahyu 12:13
Wahyu 12:13
(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.
 
Karena naga (Iblis atau Satan) sadar bahwa dia telah dikalahkan oleh malaikat Mikhael, maka dia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu; untuk membalaskan dendamnya, kekalahannya, dia lampiaskan kepada manusia.
Inilah tabiat (aktivitas) dari Iblis atau Satan yang keempat, yaitu memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki. Selanjutnya, kalau kita gunakan kata “memburu”, maka kita bisa membaca kisah dari pada Esau dalam Kejadian 25.
 
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
 
Esau seorang yang pandai berburu daging.
Berarti, kalau naga (Iblis atau Satan) itu memburu perempuan, ia menganggap bahwa perempuan itu adalah manusia daging; dia lupa bahwa perempuan itu adalah gereja yang sempurna, mempelai TUHAN, sudah menjadi milik kepunyaan TUHAN.
Jadi, Esau seorang yang pandai berburu daging. Setan juga memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu; dia tidak tahu bahwa perempuan itu mempelai wanita TUHAN, milik kepunyaan TUHAN, isteri dari Mempelai Laki-Laki Sorga. Tidak mungkin isterinya diserahkan kepada Iblis atau Satan.
Mempelai perempuan, itulah gereja yang sempurna; itu tidak akan mungkin bisa dikejar oleh ular tua naga besar itu, atau disebut Iblis atau Satan, karena perempuan itu adalah milik kepunyaan TUHAN, isteri dari Mempelai Laki-Laki Sorga. Dan kita sudah melihat bagaimana proses demi proses yang telah dilalui dan dialami untuk menjadi isteri Mempelai Laki-Laki Sorga, bagaikan empat makhluk yang senantiasa mengagungkan korban Kristus.
 
Itu sebabnya, tadi saya katakan: Daging ini tidak bisa diandalkan. Manusia tidak bisa bergantung kepada manusia daging. Mengapa saya katakan demikian? Karena daging ini adalah takhta Setan, roh jahat dan roh najis. Maka, daging harus dihukum oleh salib.
Mempelai perempuan sudah melewati sengsara salib, sudah mengagungkan korban Kristus. Jadi, tiadalah mungkin naga itu bisa memburu perempuan itu, kecuali Esau sanggup berburu daging.
 
Manusia juga kalau tidak meninggikan korban Kristus, kalau tidak ada tabiat dari Allah Trinitas di dalam dirinya, maka ia sama dengan binatang buruan. Maka, sangat rugilah rasanya bila menerima julukan “orang Kristen”, tetapi kenyataannya, ia tidak mau mengagungkan korban Kristus; inilah daging buruan dari pada Iblis atau Satan.
Julukannya “orang Kristen”, TUHAN nya adalah “Yesus yang disalib”, tetapi tidak mau mengagungkan korban Kristus, tidak mau sangkal diri dan pikul salib; inilah daging buruan, inilah santapan dari Setan.
 
Maka, mulai dari sekarang, dalam ucapan syukur, kita harus buktikan bahwa kita betul-betul harus mengagungkan korban Kristus. Sudah seharusnya, sudah selayaknya kita mengagungkan korban Kristus mulai dari sejak sekarang.
Jangan sampai menerima sebutan “anak TUHAN”, “orang Kristen”, “Yesus yang disalib adalah TUHANnya”, tetapi tidak pikul salib; inilah binatang buruan.
 
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir; gunakan waktu yang singkat ini dengan baik. TUHAN masih beri kesempatan untuk bertobat; darah-Nya masih berfungsi sekarang untuk sucikan dosa kita. Tidak ada dosa yang tidak bisa disucikan oleh darah Yesus. Hanya satu dosa yang tidak bisa disucikan, itulah dosa yang tidak diakui setara dengan dosa menghujat. Oleh sebab itu, perkataan dan perbuatan harus sama.
 
Tubuh dan darah ini adalah wadah untuk memikul salib. Kalau malaikat bersifat roh, ia tidak bisa memikul salib. Oleh sebab itu, manfaatkan tubuh ini untuk memikul salib; jangan kita sesekali bersungut-sungut.
Paling bersyukur, jika seseorang diberi kesempatan untuk melayani pekerjaan TUHAN; mulai dari mengepel, perbaiki (mengatur) kursi-kursi, semua yang ada di gereja ini diperhatikan, paling bersyukur bila kita bisa mengambil bagian dalam memikul salib. Gunakan hidupmu sebagai wadah untuk menampung darah Yesus supaya jangan menjadi binatang (daging buruan).
 
Mulai dari sekarang; bijaksanalah, dewasalah dalam berpikir. Terimalah firman dengan lemah lembut; terimalah firman dengan rendah hati sampai firman mendarah daging, lalu kita buktikan, kita praktekkan; sangkal diri, pikul salib, sebagai wadah dari salib Kristus untuk menebus dosa kita.
Bukankah tadi TUHAN mengutus hamba-Nya dalam pengurapan yang penuh untuk memberitakan Injil yang ingin diketahui oleh malaikat? Tetapi TUHAN tidak nyatakan berita Injil kepada malaikat, kecuali hanya kepada manusia. TUHAN mengasihi diriku, diri saudara masing-masing. Sebab kita berharga di mata TUHAN. Jangan menjadi daging buruan. Amin.
 
 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment