KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, September 18, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 SEPTEMBER 2020




IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 SEPTEMBER 2020


KITAB KOLOSE
(Seri: 113)

Subtema: SALING MELENGKAPI DALAM PELAYANAN

Shalom.
Kita mengucap syukur kepada TUHAN; oleh karena kasih dan kemurahan-Nya yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah-tengah hadirat TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Tidak lupa saya menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada; salam persekutuan, salam dalam kasih TUHAN Yesus Kristus.
Biarlah kiranya TUHAN melawat kita malam ini untuk memperbaharui segala sesuatu dan malam ini kita akan menantikan pembukaan firman untuk membawa kehidupan kita rendah di bawah kaki salib dan tersungkur di hadapan takhta TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup, sampai nanti penyembahan di bumi ini sederajat dengan penyembahan dari 4 (empat) makhluk dan 24 (dua puluh empat) tua-tua, di mana masing-masing mereka memegang satu cawan berisi penuh dengan kemenanyan, sehingga itulah yang disebut dengan penyembahan yang sederajat dengan penyembahan di sorga. Sekalipun kita berada di bumi, beribadah di bumi, tetapi suasana sorga bisa kita alami lewat ibadah-ibadah sebagai sarana untuk menikmati suasana sorga.

Segera saja kita memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hal ini merupakan pernyataan Allah yang ditujukan langsung kepada suami-suami, supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Nasihat firman ini mau tidak mau harus diterima oleh seorang suami dengan segala kerendahan hatinya, mesikipun seorang suami adalah kepala atau pemimpin dalam hubungan nikah dan rumah tangganya; dia harus menerima nasihat firman ini dengan rendah hati.

Kemudian, seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya dapat kita temukan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 5:25-29.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya dinyatakan -- atau dibagi -- sebanyak dua kali, yakni:
1.      Ayat 25-27.
2.      Ayat 28-29.

Hal yang pertama, yaitu ayat 25-27, telah disampaikan untuk beberapa seri; tentu saja kita sudah diberkati oleh TUHAN, bukan?
HAL YANG KEDUA, yaitu ayat 28-29, di situ dikatakan: “Suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri” Berarti, siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri. Mengapa demikian?

Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

Laki-laki, calon suami, akan meninggalkan ayah dan ibunya. Siapa di sini pemuda-pemuda yang ingin (rindu) menjadi suami? Jika rindu menjadi suami, maka tinggalkan segala sesuatu; jangan terikat dengan perkara daging, termasuk daging orang tua.
Sekali lagi saya tandaskan; tinggalkan segala sesuatunya, tinggalkan tabiat orang tua, jangan terikat lagi, supaya ada kesatuan. Kalau belum terpisah dari tabiat daging, maka kelak tidak akan bisa menyatu dengan kasih mempelai.

Jadi, mengapa “suami mengasihi isteri = mengasihi dirinya sendiri” ? Sebab antara suami dengan isterinya sudah menjadi satu daging oleh salib di Golgota; dipersatukan oleh salib di Golgota. Hal ini sudah disampaikan dalam beberapa seri.

Praktek suami di dalam hal mengasihi isterinya.
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

“ ... Tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya ...
Singkatnya, praktek mengasihi isterinya ada dua, yaitu:
1.      Mengasuh.
2.      Merawati.

Terkait dengan MENGASUH dan MERAWATI, kita lihat lebih rinci di dalam 1 Tesalonika 2.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Tesalonika: “Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.” Di sini kita melihat; Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika sama seperti seorang ibu. Seorang ibu harus ramah terhadap anaknya.

Ibu à Gembala Sidang. Sementara tugas dari seorang gembala sidang ialah:
1.Mengasuh sidang jemaat sebagai anak rohaninya.
2.Merawati sidang jemaat sebagai anak rohaninya.

Saya ini adalah hamba TUHAN, tetapi sekarang saya sudah menerima jabatan gembala sidang, pemimpin sidang jemaat -- itulah gambaran seorang ibu -- yang harus berlaku ramah terhadap sidang jemaat sebagai anak-anak rohani, buktinya; sidang jemaat harus diasuh dan dirawati, sebab itu adalah tugas gembala sidang, dan itulah yang dituntut oleh TUHAN dari seorang gembala sidang. Dan saya belajar dalam hal itu; doakan terus, supaya tetap belajar dan terus belajar sampai TUHAN datang, dan kita boleh mengalami pemeliharaan dari TUHAN.

1 Tesalonika 2:8
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.

Demikianlah Rasul Paulus dalam kasih sayang yang besar, ia rela;
1.Membagi Injil Allah kepada sidang jemaat.
2. Membagi hidupnya sendiri kepada sidang jemaat.

Berbahagialah sidang jemaat, sebagai anak-anak rohani, kalau hamba TUHAN atau gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) memiliki karakter sama seperti karakter dari Rasul Paulus di dalam hal melayani sidang jemaat TUHAN.

1 Tesalonika 2:9
(2:9) Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.

Rasul Paulus mengingatkan kembali segala jerih payahnya, segala usahanya, supaya jemaat di Tesalonika jangan lupa dengan segala pengorbanan dari hamba TUHAN, segala perjuangan dari gembala sidang; maka, harus diingatkan. Rasul Paulus mengingatkannya dan tentu saja jemaat di Tesalonika tidak boleh lupa dengan segala jerih payah, jerih lelah dan segala usaha-usaha yang telah dikerjakan oleh Rasul Paulus terhadap sidang jemaat, dan kita belajar untuk menghargai korban Kristus.
Intinya: Sidang jemaat di Tesalonika ingat dengan jelas dan mengetahui segala perkara itu. Maksudnya; ingat dengan jelas segala pengorbanan Rasul Paulus.

Singkatnya, dari ayat 8-9, terbuktilah bahwa; Rasul Paulus benar-benar melayani pekerjaan TUHAN dengan kerelaannya.

Terkait dengan KERELAAN ini, kita lanjut memperhatikan di dalam 1 Korintus 4.
1 Korintus 4:12-13
(4:12) kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; (4:13) kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.

Perikop ayat ini adalah “Rendahkanlah dirimu”. Apakah kita semua mau merendahkan diri?

Rasul Paulus melakukan pekerjaan tangan yang begitu berat, yakni di dalam hal membagi Injil dengan segala kerelaan, dengan bukti:
1.      Ketika dimaki, ia memberkati.
2.      Ketika dianiaya, ia tetap sabar.
3.      Ketika difitnah, ia tetap menjawab dengan ramah.

Bantu doa ya, supaya kita memiliki sikap seperti yang dimiliki Rasul Paulus, teramat lebih saya juga merindu supaya hidup rohani kita tergembala, terpelihara dengan baik dan terbangun di hadapan TUHAN.
Jadi, pekerjaan dari seorang hamba TUHAN yang menerima jabatan gembala sidang itu tidaklah ringan. Di hari-hari ini saya semakin merenungkannya: “TUHAN, badan (raga) ini terlalu capek, TUHAN, Engkau tahu, tetapi saya harus melakukannya. Setiap hari ... -- saya tidak perlu menyebutkannya --, tetapi saya selalu berkata: “TUHAN, kuatkan saya. Kuatkan saya. Kuatkan saya, supaya domba-domba yang TUHAN percayakan ini betul-betul berada dalam pemeliharaan TUHAN, berada dalam perlindungan TUHAN.

Singkatnya: Rasul Paulus telah menjadi sama dengan sampah dunia, bahkan sama dengan kotoran dari segala sesuatu. Inilah kerelaannya di dalam hal membagi Injil kepada sidang jemaat yang dia layani; dia rela membagi hidupnya sampai akhirnya menjadi sama dengan sampah yang hina, sampah dunia, menjadi sama dengan kotoran dari segala sesuatu. Demikianlah perjuangan Rasul Paulus di dalam mengasuh dan merawati sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN.

1 Korintus 4:14
(4:14) Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi.

Ia memberitahukan semua hal itu di dalam tulisannya kepada sidang jemaat di Korintus karena Rasul Paulus betul-betul memperhatikan sidang jemaat di Korintus sebagai anak-anak rohaninya. Kalau saya juga memberitahukan bagaimana saya menantikan pembukaan firman di kaki salib TUHAN dua, tiga bahkan sampai empat jam, maka saudara juga harus mengerti.
Tujuannya adalah supaya sidang jemaat menjadi rendah hati; sesuai dengan judul (perikop) yang ada, yaitu “Rendahkanlah dirimu”. Jangan kita tidak mau tahu dengan korban Kristus, dengan segala pengorbanan TUHAN yang sudah mengasuh dan merawati hidup kita. Jangan setelah kita diberkati lalu lupa dengan segala korban TUHAN. Kiranya hal ini dapat dipahami dengan baik.

Pendeknya: Rasul Paulus berjuang di dalam hal mengasuh dan merawati sidang jemaat di Korintus. Tujuannya adalah supaya sidang jemaat di Korintus tetap dalam keadaan merendahkan dirinya masing-masing di hadapan TUHAN.
Jadi, kalau ia menceritakan jerih lelah perjuangannya, ia rela dihina, bahkan rela menjadi sampah dan segala kotoran, itu bukanlah untuk mempermalukan sidang jemaat di Korintus, tidak. Pengalaman itu dia tuliskan, dia ceritakan lewat tulisan yang dia layangkan kepada jemaat di Korintus, adalah supaya jemaat di Korintus tahu untuk merendahkan dirinya masing-masing di hadapan TUHAN; itu saja, tidak ada maksud yang lain. Dan kita belajar dari apa yang sudah kita terima malam ini tentunya.

Sekarang, kita akan mundur memperhatikan ayat 6-7.
1 Korintus 4:6-7
(4:6) Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain. (4:7) Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?

Saudara-saudara ...” Sidang jemaat yang saya kasihi di dalam Kristus Yesus, bapak/ibu yang saya kasihi, baik juga para pemirsa yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook yang saya kasihi di mana pun anda berada, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, perhatikanlah pemberitaan Firman TUHAN malam hari ini.

Contoh kerendahan hati dari teladan Rasul Paulus dan Apolos, maka sidang jemaat di Korintus ini harus mengerti arti ungkapan: “Jangan melampaui yang ada tertulis”. Artinya, berpadananlah, sesuaikanlah hidup ini sesuai dengan Firman TUHAN yang tertulis di dalam Kitab Suci; jangan sampai melebihi Firman TUHAN. Tujuannya ialah supaya jangan menyombongkan atau meninggikan dirinya dengan jalan mengutamakan yang satu untuk menyingkirkan atau melawan orang lain.

Jangan mencari masa, jangan bersekutu dengan seseorang, tetapi dengan tujuan untuk memusuhi orang lain; jangan, tidak boleh. Itu sebabnya di sini dikatakan: “ ... Supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain -- mengutamakan seseorang tetapi untuk menyingkirkan (melawan) orang lain --”. Pendeknya; jangan kita mencari teman untuk melawan dan memusuhi orang lain. Hati-hati, jangan seperti bani Korah.

1 Korintus 3:3-4
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? (3:4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?

Mengutamakan kelompoknya dengan cara mencari masa sebanyak-banyaknya untuk melawan atau bersaing dengan kelompok lain, itu merupakan sinyal iri hati, sinyal perselisihan, yang menunjukkan bahwa ia adalah manusia duniawi yang hidup secara manusiawi, sama dengan tidak rohani.

Jadi, kalau masih ada iri hati, diawali dengan mencari masa untuk kelompoknya tetapi tujuannya untuk menyombongkan diri, untuk melawan musuh (melawan orang lain), itu adalah sinyal iri hati, sinyal atau tanda bahwa dia penuh dengan perselisihan, yang menunjukkan bahwa dia adalah manusia duniawi hidup secara manusiawi, tidak rohani.
Manusia duniawi hidup secara manusiawi, berarti hidup dengan kedagingan; hidup menurut pikiran daging, hidup menurut perasaan daging, hidup dengan tabiat daging, segala sesuatu hanya menurut daging saja; itulah orang yang sombong. Itu sebabnya, ada teguran-teguran itu di dalam 1 Korintus 4:6-7, supaya betul-betul “Jangan melampaui yang ada tertulis”.

1 Korintus 3:6
(3:6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

“Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” Artinya, antara yang satu dengan yang lain sebenarnya saling membutuhkan. Yang satu menanam, yang lain menyiram, berarti; sekalipun karunia berbeda-beda, ternyata saling melengkapi = saling membutuhkan walaupun berbeda-beda.

Jangan ada di antara kita yang menganggap diri penting. Misalnya seorang pembaca berkata: “Kalau saya tidak membaca, bagaimana bapa gembala bisa menyampaikan firman?”, ini berarti menganggap dirinya penting, dan itu adalah dosa sombong. Sebaliknya, jika imam yang lain berkata: “Kalau saya tidak bertugas untuk infokus, tidak bertugas untuk mengelola live streaming, maka bapa gembala tidak bisa apa-apa”, itu adalah dosa kesombongan, karena dia menganggap dirinya penting.
Oleh sebab itu, Rasul Paulus harus menceritakan segala jerih lelahnya di dalam mengasuh dan merawati sidang jemaat dengan segala kerelaan, apa buktinya? Rasul Paulus rela dihina, bahkan menjadi sampah, bahkan menjadi kotoran dari segala sesuatu; itu adalah kerelaan. Supaya kita jangan menyombongkan diri, jangan menganggap diri penting, tetapi sebaliknya kita saling melengkapi; ada yang menanam, ada yang menyiram, berarti saling melengkapi. Demikian juga anggota tubuh banyak tetapi satu tubuh; saling melengkapi.

1 Korintus 4:7
(4:7) Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?

Pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, YANG PERTAMA: “Siapakah yang menganggap engkau begitu penting?”
Rasul Paulus mengatakan demikian karena telah terjadi perselisihan, bahkan perpecahan di antara sidang jemaat di Korintus. Kalau ada orang iri hati, ada perselisihan, itu karena di antara mereka sudah menganggap dirinya penting, dan itu adalah dosa kesombongan.
Itu sebabnya, Rasul Paulus berkata: “Siapakah yang menganggap engkau begitu penting?” Mengapa demikian? Karena ternyata masing-masing menganggap dirinya lebih penting, lebih benar, lebih suci dari yang lain.

Kemudian, pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, YANG KEDUA: “Apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima?”
Jemaat di Korintus ini sudah diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus, kemudian diperlengkapi dengan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus yang dirampingkan menjadi 5 (lima) jabatan, itulah rasul, nabi, penginjil, gembala, dan guru. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: “Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima?” Mereka diperlengkapi sekalipun tidak menerima.
Sudah diperlengkapi dengan 9 (sembilan) karunia Roh Kudus, sudah diperlengkapi dengan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus yang dirampingkan menjadi 5 (lima) jabatan, tetapi sidang jemaat di Korintus ini masing-masing memegahkan dirinya, menganggap diri penting, sehingga terjadilah perpecahan. Padahal TUHAN yang mengaruniakan 9 (sembilan) karunia, TUHAN yang mengaruniakan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus, tetapi di antara mereka masing-masing ada yang menganggap diri penting.
Seharusnya, karunia berbeda, tetapi harus saling melengkapi, tidak boleh ada yang menganggap diri penting dari karunia yang lain. Akhirnya, terjadilah seperti yang tadi kita lihat; mencari masa untuk kelompoknya, tetapi dengan tujuan untuk melawan kelompok yang lain; bukankah ini merupakan perbuatan yang tidak benar?

Kalau kita sudah dikaruniakan 9 (sembilan) karunia Roh Kudus dan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus, jangan menganggap diri penting, tetaplah rendah hati. Itu sebabnya Rasul Paulus menceritakan jerih payahnya supaya sidang jemaat ini tetap rendah hati dan merendahkan diri di hadapan TUHAN, dan sebentar kita akan merendahkan diri di bawah kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup, hanya Dialah Allah yang kita sembah, tidak ada yang lain. Jadi, tidak perlu menganggap diri penting, sebab itu adalah penyembahan berhala.

Mari kita lihat, apakah pernyataan Rasul Paulus “Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? -- artinya, sudah diperlengkapi dengan 9 (sembilan) karunia dan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus --” adalah benar?
1 Korintus 12:7-10
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

TUHAN mengaruniakan 9 (sembilan) karunia kepada sidang jemaat di Korintus:
1.      Karunia hikmat.
2.      Karunia pengetahuan.
3.      Karunia iman.
4.      Karunia kesembuhan.
5.      Karunia mujizat.
6.      Karunia bernubuat.
7.      Karunia membedakan macam-macam roh.
8.      Karunia berkata-kata dengan bahasa roh (bahasa lidah). 
9.      Karunia menafsirkan bahasa roh.
Semuanya itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama untuk kepentingan bersama; sumbernya dari roh yang satu yang sama untuk kepentingan bersama-sama.
Jadi, jangan ada yang menganggap diri penting. Sudah menerima karunia, sudah memperoleh (memiliki) tanpa menerima; oleh sebab itu, jangan menganggap diri penting. Tetapi sebaliknya, orang yang sudah memiliki karunia tanpa menerima, tetapi masih tetap saja menganggap diri penting, masih tetap saja menyombongkan diri, tidak rendah hati di dalam melayani pekerjaan TUHAN, berarti seolah-olah dia tidak mempunyai karunia, tidak memiliki karunia, artinya dia melayani dengan kemampuannya. Seolah-olah dia tidak mempunyai, dia meniadakan apa yang sudah TUHAN karuniakan. Oleh sebab itu, rendah hatilah.

Inilah perjuangan dari pada Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Asia kecil secara khusus; dia tetap berjuang di dalam hal mengasuh dan merawati sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN di atas pundaknya. Jadi, pekerjaan seorang gembala sidang itu tidaklah mudah.
Kalau penggembalaan itu hanya bentuk sentralisasi, lalu di dalam penggembalaan itu hamba TUHAN ditukar-tukar, berarti belum mengerti sistem penggembalaan yang dari sorga, dari Allah; itulah yang harus kita pahami sekarang. Kalau hamba TUHAN digilir terus untuk menggembalakan sidang jemaat, berarti penggembalaan itu belum mengerti sistem penggembalaan yang baik, yang benar menurut penggembalaan sorgawi. Hanya satu gembala, itulah Yesus Kristus, sedangkan penilik-penilik ditempatkan di tiap-tiap posnya untuk bertanggung jawab.

1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

9 (sembilan) karunia sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama, dikerjakan dari Roh yang satu dan yang sama; jadi, saling melengkapi. Kalau sumbernya 2 (dua) pasti terjadi sikut menyikut, tumpang tindih, merasa diri lebih baik dan lebih benar, tetapi karena sumbernya dari Roh yang satu, sumbernya satu, maka otomatis saling melengkapi walaupun karunia itu berbeda-beda. Kalau sumbernya 2 (dua); satu dari Roh Kudus, satu dari kepentingan daging, pasti bentrok, tumpang tindih, sikut menyikut, merasa diri lebih penting, merasa diri lebih baik dan lebih suci.

Kemudian, bukan hanya 9 (sembilan) karunia, tetapi juga ada 9 (sembilan) jabatan.
1 Korintus 12:28
(12:28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

Ada 9 (sembilan) jabatan yang dirampingkan menjadi 5 (lima) jabatan Roh Kudus:
1.      Rasul.
2.      Nabi.
3.      Guru.
4.      Penginjil.
5.      Gembala.
Tujuannya adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus di dalam melayani pekerjaan TUHAN dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

1 Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

Tubuh itu hanya satu walaupun anggotanya banyak; demikian pula Kristus, Kepala, hanya satu. Kalau “kepala” ada 2 (dua), maka heranlah kita nanti.

Maka, kalau seorang hamba TUHAN melayani dengan merasa diri penting, menganggap diri lebih penting dari yang lain, pasti orang lain heran; sama seperti kalau Kristus adalah 2 (dua) atau kepala 2, pasti heran. Demikian juga dengan tubuh harus “satu”, walaupun anggotanya banyak.
Jadi, kalau ada di antara anggota tubuh yang memegahkan diri, menganggap diri lebih penting, lalu mengutamakan yang satu untuk melawan yang lain, maka anehlah di pemandangan manusia, apalagi di pemandangan TUHAN. Jangan kita buat diri ini aneh-aneh. Inilah tugas dari pada gembala sidang; mengasuh dan merawati sidang jemaat, jadi tidak boleh bermain-main sebetulnya.

Itulah yang menjadi doa saya di hari-hari terakhir ini; begitu berat ternyata tanggung jawab ini, tetapi ya sudah, saya harus menyerah, karena itu cara TUHAN untuk memimpin rohani saya ke tingkat yang tertinggi. Saya harus menyerah.
Jadi, menyembah itu tidak sekedar berlutut, tetapi harus sampai kepada penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, dengan lain kata; terjadi perobekan daging dari atas sampai ke bawah. Semua daging sudah dirobek, supaya apa? Kalau daging sudah dirobek, sudah lepas dari daging, maka kita dapat taat kepada seluruh kehendak Allah.
Inilah doa saya dan kerinduan saya di hari-hari terakhir ini supaya kerohanian kita betul-betul dibawa pada puncaknya, ibadah kita memuncak, ada dalam penyembahan, penyerahan diri sepenuh; itulah doa saya dan inilah yang sedang saya pertanggungjawabkan di hadapan TUHAN di hari-hari terakhir ini. Dan ini bukan hanya slogan, bukan lip service, bukan supaya enak didengar oleh sidang jemaat malam ini, dan bukan supaya enak didengar para pemirsa, tidak; tetapi betul-betul dari lubuk hati yang paling dalam, inilah yang sedang saya kerjakan di hadapan TUHAN. Kiranya TUHAN memberi pertolongan dan kekuatan kepada saya di dalam hal mengasuh dan merawati sidang jemaat.

1 Korintus 12:14-17
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. (12:15) Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:16) Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?

Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.” Pernyataan ini diulangi kembali, kita diingatkan supaya kita tidak lupa. Tubuh satu, anggotanya banyak; diulang-ulang dan kita diingatkan.
1.   Andaikata kaki berkata ... Kaki adalah bagian tubuh yang paling rendah, lalu berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, benarkah perkataan kaki itu?
2.   Dan andaikata telinga berkata ...” Lalu, bagian tubuh yang tempatnya di tempat yang tinggi, itulah telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, benarkah perkataan telinga itu?
3.   Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata ...” Kalau saja seluruh tubuh adalah mata semua, di manakah pendengaran? Kalau mata menganggap diri penting, maka tidak dengar-dengaran nanti.
      Andaikata seluruhnya adalah telinga ...” Sebaliknya, kalau telinga merasa diri sudah lebih dengar-dengaran dari yang lain, di manakah penciuman -- penyembahan kita kepada TUHAN, penyerahan diri kita sepenuhnya kepada TUHAN -- ?
Jadi, di sini kita melihat, bahwa; tubuh itu satu, anggotanya banyak, dan sekalipun anggotanya banyak merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

Intinya:
Hal-hal yang harus dihindarkan untuk mempertahankan kesatuan tubuh ialah:
YANG PERTAMA: Berjuang untuk melepaskan diri dari dosa minder atau dosa rendah diri.
Seperti kaki -- bagian tubuh yang paling rendah -- berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, apakah perkataan kaki ini benar? Salah. Pernyataan kaki ini menunjuk dosa minder, rendah diri.
Jadi, melayani dengan minder itu tidak boleh, melayani dengan rendah diri itu tidak boleh, sebab itu adalah dosa. Mengapa saya katakan itu dosa? Sebetulnya, orang minder (rendah diri) bukan menunjukkan kerendahan hati seseorang; sesungguhnya itu karena dia tidak punya apa-apa. Tetapi sebaliknya, seandainya dia punya harta, punya ini itu, pasti sombong juga. Maka, jika melayani TUHAN dengan minder (rendah diri), itu tidak diperbolehkan. Perkataan kaki ini tidak diperbolehkan; jangan diadopsi.

YANG KEDUA: Berusaha untuk menghindar dari dosa sombong atau meninggi-ninggikan diri, seperti telinga.
Kedudukan telinga sudah berada di tempat yang tinggi, tetapi dia masih mau juga meninggi-ninggikan diri dari mata; ini harus dihindarkan supaya terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, supaya kita tetap satu.
Posisi telinga dengan mata hampir sama tinggi, tetapi mata tetap harus lebih tinggi, namun di sini kita melihat “telinga” masih berusaha ingin meninggikan diri lebih tinggi dari mata; ini harus dihindari.

Jadi, dosa minder (rendah diri) tidak boleh melayani TUHAN, dosa kesombongan juga tidak boleh melayani TUHAN. Ada lagi yang harus diperhatikan dengan baik.

YANG KETIGA:  Pada ayat 17 dikatakan: “Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?” Hal yang ketiga yang harus dihindari adalah egosentris, kepentingan diri.
Kalau ada kepentingan diri, maka orang lain tidak terlihat, karena ia merasa diri lebih penting dari yang lain; itulah hal yang harus dihindari.

Singkatnya, 3 (tiga) hal pokok yang harus dihindari di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN ialah:
1.      Dosa minder atau rendah diri.
2.      Dosa sombong atau meninggi-ninggikan diri.
3.      Roh egosentris atau kepentingan diri.
Ini harus dihindari dari anggota-anggota tubuh Kristus. Haleluya..

1 Korintus 12:18
(12:18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.

TUHAN sudah menempatkan begitu rupa anggota-anggota tubuh pada tubuh, sehingga semuanya terstruktur, semuanya teratur rapi, sehingga anggota tubuh itu saling melengkapi, saling membutuhkan satu dengan yang lain.

Sekarang kita akan melihat JALAN KELUARNYA supaya kita lepas dari kesombongan, -- atau sebaliknya -- supaya kita tetap berada di dalam kerendahan hati.
1 Korintus 3:6
(3:6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Paulus menanam, Apolos menyiram. Artinya, sekalipun berbeda-beda karunia, tetapi ternyata saling melengkapi karena sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama.

Sebetulnya, peristiwa (kisah) ini nyata, di mana Paulus menanam, Apolos menyiram. Setelah saya selidiki, ternyata kisah itu nyata. Nanti, saudara bisa baca dengan lengkap di dalam Kisah Para Rasul 18, yang dibagi menjadi dua bagian;
-          Ayat 1-12, Paulus menanam.
-          Ayat 24-28, Apolos menyiram.

Mari kita selidiki tentang PAULUS MENANAM. Apakah ia telah mengerjakan karunia itu?
1 Korintus 1:4-7
(1:4) Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. (1:5) Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, (1:6) sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. (1:7) Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.

Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Kasih karunia Allah dikaruniakan kepada sidang jemaat di Korintus, tadi kita sudah melihat; diperlengkapi dengan 9 (sembilan) karunia Roh Kudus, walaupun tidak menerimanya, memiliki 9 jabatan Roh Kudus walaupun tidak menerimanya, yang dirampingkan menjadi 5 (lima) jabatan, sehingga jemaat di Korintus ini;
-          Menjadi kaya dalam segala hal.
-          Kemudian kaya dalam perkataannya.
-          Dan kaya dalam segala macam pengetahuan.
Oleh sebab itu, kalau kita kaya dalam 3 (tiga) perkara ini; jangan sombong, jangan memegahkan diri. Kita juga sudah diperkaya dalam penggembalaan ini; oleh sebab itu, jangan sombong, jangan memegahkan diri, bukan hanya secara rohani, bahkan secara jasmani -- diberkati, diberikan pekerjaan, diberi kesehatan, diberi umur panjang --.
Kemudian, Rasul Paulus sudah meneguhkan kesaksian Kristus kepada sidang jemaat di Korintus ini, sehingga mereka tidak kekurangan karunia-karunia Roh Kudus, tidak kekurangan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus.
TUHAN sudah meneguhkan dengan 9 (sembilan) karunia, TUHAN sudah meneguhkan dengan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus, sementara mereka menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus, sambil menantikan TUHAN datang kembali dengan tetap berada dalam hubungan intim dengan TUHAN -- itulah yang disebut nikah suci --.

1 Korintus 1:8
(1:8) Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.

Sidang jemaat di Korintus ini; diteguhkan dengan 9 (sembilan) karunia, diteguhkan 9 (sembilan) jabatan, diteguhkan kembali dengan Pengajaran Mempelai supaya mereka tidak bercacat cela atau kerut atau serupa itu sampai TUHAN datang pada kali yang kedua. Singkatnya, diteguhkan dengan Pengajaran Mempelai untuk menjadi sidang mempelai TUHAN yang tidak bercacat cela. Inilah cara Paulus menanam.

Walaupun banyak di antara kita yang muda-muda, yang datang dari daerah, tetapi hargailah pembukaan firman, sebab banyak orang yang tidak mengerti pembukaan firman; oleh sebab itu, jangan diabaikan. Belajar menghormati pembukaan firman.

Jadi, dengan demikian, Paulus telah mengadakan penanaman. Inilah cara Paulus menanam. Jadi, sudah terbukti bahwa perkataan Rasul Paulus bukanlah perkataan kosong, bukan lip service.
Perkataan sederhana, dalam dan terbukti, itulah yang terpenting, dari pada perkataan yang kelihatannya tinggi penggunaan kata dalam pemberitaan firman, tetapi maknanya tidak dalam, itu tidaklah terlalu penting. Oleh sebab itu, bukan keharuan yang harus kita bawa kepada TUHAN, melainkan praktek firman menjadi daging. Bisa saja “cas, cis, cus, cas, cis”, berbahasa tinggi, membuat kagum sidang jemaat, tetapi maknanya apa? Oleh sebab itu, nikmatilah pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh.

Jemaat di Korintus diteguhkan oleh Pengajaran Mempelai supaya mereka tidak bercacat cela, kudus tidak bercela sampai kedatangan TUHAN. Berarti, Rasul Paulus merindu supaya jemaat di Korintus ini menjadi mempelai TUHAN. Inilah penanaman yang terjadi.

Demikianlah cara Paulus menanam; selanjutnya, kita harus buktikan penanaman itu tadi di dalam 2 Korintus 11:2-3.
2 Korintus 11:2-3
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus; jadi, sudah terbukti. Di dalam 1 Korintus 1:8 tadi sesuai dengan 2 Korintus 11:2, diteguhkan supaya tidak bercacat cela.
Karena rupanya, dalam 2 Korintus 11:2 Rasul Paulus dengan tandas berkata: “Aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki” untuk membawa sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci tanpa cacat atau cela atau kerut atau yang serupa itu, melainkan kudus, tidak bercela kepada satu Laki-Laki, Kristus, yang adalah Kepala, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga. Dan TUHAN sudah menanam kita sekarang. Puji Tuhan...

Itulah yang harus kita syukuri; sebagaimana dengan Rasul Paulus dipakai oleh Tuhan dalam hal mengasuh dan merawati sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN. Jadi, jangan kita lebih tertarik kepada ibadah bumi dan ibadah laut. Kita harus tertarik dengan ibadah sorga, berita sorga, berita untuk seluruh bangsa-bangsa, berita keselamatan yang dibungkus dengan Pengajaran Mempelai, dibungkus dengan lampin; tidak perlu ragu.

Pendeknya, Rasul Paulus telah menanam dengan Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel supaya jemaat di Korintus ini tidak bercacat, tidak bercela atau kerut, kudus tidak bercela, itulah wujud dari mempelai TUHAN, itulah kerinduan dari Rasul Paulus.

Sekarang, tentang APOLOS MENYIRAM.
Kisah Para Rasul 18:24
(18:24) Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. (18:25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.

Apolos ini fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci, kemudian ia telah menerima pengajaran dalam Jalan TUHAN. Singkatnya, pengajaran dalam Jalan TUHAN adalah baptisan Yohanes = Apolos menyiram. Apa itu “menyiram”? Itulah baptisan air.

Kembali saya sampaikan: Menerima pengajaran dalam Jalan TUHAN, itulah baptisan Yohanes Pembaptis. Jadi, sudah jelas, bahwa; Apolos menyiram.
Kemudian, dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus. Peneliti itu semangat; yang sedang menyiram itu semangat. Sama seperti bibit yang ditanam, lalu disiram dengan semangat supaya bertumbuh; itu semangat. Misalnya; cabe tumbuh, maka semangat kita; tomat disiram, semangat kita; mangga ditanam, disiram, lalu bertumbuh, semangat kita; maka Apolos pun semangat di dalam hal menyiram, tetapi harus teliti, maksudnya; yang seharusnya disiram dengan pupuk Urea, jangan disiram dengan pupuk Zeta; harus teliti, tetapi semangat.

Matius 3:11
(3:11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Syarat untuk dibaptis, tentu saja terlebih dahulu “bertobat.”

Dalam susunan Tabernakel, baptisan itu terkena pada 2 (dua) alat di halaman:
1.      Mezbah Korban Bakaran à Pertobatan. Mengapa demikian? Mezbah Korban Bakaran adalah gambaran dari salib, sedangkan anak domba jantan yang disembelih lalu dipersembahkan di atas korban, itulah pribadi Yesus yang disalibkan.
Tanda pertobatan ialah dua tangan terpaku, dua kaki terpaku, lambung ditusuk, artinya; berhenti berbuat dosa.
2.      Kolam Pembasuhan à Baptisan air; baptisan dalam kematian Yesus Kristus, lalu bangkit pada hari yang ketiga, hidup dalam hidup yang baru.
Inilah 2 (dua) alat di halaman yang terkait dengan baptisan; bertobat dan dibaptis.

Jika dikaitkan dengan Anatomi manusia ...
-          Mezbah Korban Bakaran, kedudukannya berada pada tungkai bawah, berarti; tulang kering, antara mata kaki dan lutut.
-          Kolam Pembasuhan Tembaga, kedudukannya berada pada tungkai atas, berarti; paha. Artinya, satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Kesimpulannya: Paulus menanam, Apolos menyiram, artinya; Ruangan Suci atau penyucian itu tanpa cacat cela harus ditopang dengan tungkai bawah (pertobatan) dan tungkai atas (baptisan air).
Jadi, sudah jelas; karunia Paulus menanam dan karunia Apolos menyiram, keduanya saling melengkapi. Penyucian yang sedang kita alami ini harus ditopang oleh tungkai bawah (pertobatan) dan harus ditopang oleh tungkai atas (baptisan air). Bertobat dengan sungguh-sungguh dan masuk dalam pengalaman kematian-kebangkitan Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh, barulah nanti terjadi pengalaman penyucian sampai tanpa cacat cela, sampai sempurna, menjadi mempelai TUHAN. Tidak akan mungkin terjadi penyucian kalau tidak ada yang menopang.

Inilah hebatnya kerja sama; terjadi hal yang heran/keajaiban-keajaiban oleh karena kerendahan hati dari pada Rasul Paulus dan kerendahan dari pada Apolos ini. Paulus tidak merasa diri lebih hebat karena dia sudah meneguhkan jemaat di Korintus dengan Pengajaran Mempelai supaya jemaat di Korintus menjadi perawan suci tanpa cacat cela di hadapan TUHAN, tidak. Paulus menyadari betul bahwa karunia yang lain amat sangat penting, itulah dalam hal menyiram.
Jadi, harus ditopang dengan pertobatan sungguh-sungguh dan pengalaman kematian-kebangkitan yang sungguh-sungguh, maka terjadilah penyucian sampai sempurna, tanpa cacat cela, tanpa kerut atau yang serupa itu, kudus, tidak bercela.

Haleluya ... Puji TUHAN. Hosana bagi sang Raja. TUHAN sudah menyatakan kasih dan kemurahan-Nya bagi kita, maka gunakan dua lutut kita malam ini untuk kita terus mengalami penyucian. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang




No comments:

Post a Comment