KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, September 22, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 19 SEPTEMBER 2020


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 19 SEPTEMBER 2020
 
STUDY YUSUF
(Seri: 209)
 
Subtema: FIRMAN DI HATI =  MEJA ROTI SAJIAN
 
Shalom.
Selamat malam. Salam sejatera, salam di dalam kasih-Nya, TUHAN kita, Yesus Kristus, yang sudah melayakkan kita untuk berada di hadirat TUHAN lewat Ibadah Pemuda Remaja malam hari ini.
Saya juga tentu tidak lupa menyapa saudara-saudara yang terkasih, anak-anak TUHAN, umat TUHAN, teramat lebih pemuda remaja yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN via online lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kita boleh mendapatkan pembukaan Firman TUHAN malam ini bagi kita sekaliannya; di atas segalanya, nama TUHAN dipermuliakan.
 
Kita kembali memperhatikan STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Untuk membantu pekerjaan Yusuf di dalam hal mengumpulkan gandum, maka Yusuf sendiri mengangkat penilik-penilik, serta menempatkan penilik-penilik itu di tiap-tiap posnya di seluruh negeri Mesir. Selanjutnya, adapun tugas dari penilik-penilik tersebut   dalam tujuh tahun kelimpahan itu ialah: akan memungut 1/5 (seperlima) gandum dari hasil tanah di Mesir.
 
Jadi, tugas dari penilik-penilik yang akan ditempatkan di tiap-tiap posnya di seluruh tanah Mesir adalah untuk memungut 1/5 (seperlima) gandum dari hasil tanah di Mesir dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan tersebut.
Menurut peta zaman, sekarang ini adalah 2000 tahun yang ketiga, disebut juga zaman Allah Roh-El Kudus.
-          2000 (dua ribu) yang pertama adalah zaman Allah Bapa.
-          2000 (dua ribu) yang kedua adalah zaman Allah Anak.
-          2000 (dua ribu) yang ketiga adalah zaman Roh-El Kudus, atau disebut Yobel yang ketiga. Yobel yang ketiga ini merupakan zaman kemurahan bagi kita semua.
Jadi, pada zaman kemurahan ini, kita harus dengan sungguh-sungguh menghargainya, sehingga dalam zaman kemurahan ini kita diberi kesempatan untuk mengumpulkan pembukaan firman sebanyak-banyaknya, mengumpulkan kelimpahan pembukaan firman selagi masih ada kesempatan, dan kesempatan yang kita alami saat ini, itu merupakan kemurahan hati TUHAN.
 
Tadi kita sudah melihat: Gandum yang dipungut dari hasil tanah selama tujuh tahun kelimpahan adalah 1/5 (seperlima).
1/5 (seperlima), sama dengan;
-          Dalam bentuk desimal (persepuluhan), berarti 0,2 (nol koma dua).
-          Dalam bentuk pecahan, berarti 2/10 (dua persepuluh).
 
Jadi, 1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh). Kemudian, berbicara tentang 2/10 (DUA PERSEPULUH), tentu saja mengingatkan kita dengan Meja Roti Sajian, atau ada juga yang mengatakan Meja Roti Pertunjukkan.
 
Perkara ini kita langsung perhatikan Imamat 24.
Imamat 24:5-6
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

12 (dua belas) ketul roti diatur menjadi 2 (dua) tumpuk, masing-masing terdiri dari 6 (enam) ketul roti. Kemudian, setiap satu ketul roti bundar harus dibuat dari 2/10 (dua persepuluh) efa -- berarti sama dengan 1/5 (seperlima) --; semuanya itu diatur dengan rapi di atas meja dari emas murni di hadapan TUHAN.
 

Singkatnya: Meja roti sajian terdiri dari dua bagian:
Bagian Pertama: Dua tumpuk roti, yang masing-masing terdiri dari 6 (enam) ketul roti à Firman Allah.
Bagian Kedua: Meja à Manusia, di mana hatinya mendapat kesempatan menjadi  tempat dari Firman Allah; manusia dan hatinya menjadi tempatnya Firman Allah. 
 
Biarlah kiranya kita membuka hati kita selebar-lebarnya terhadap pembukaan Firman TUHAN, sebagaimana permintaan dari pada Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, supaya kehidupan kita ini tidak menjadi pasangan yang tidak seimbang oleh karena noda kekafiran.
 
2 Korintus 6:11-16
(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu. (6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya! (6:14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (6:15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku.
 
Rasul Paulus berkata: Hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu di tengah pemberitaan Injil kepada sidang jemaat di Korintus. Tetapi sayangnya, hati jemaat di Korintus ini tidak terbuka untuk Paulus dan pemberitaan Injilnya. Maka, supaya terjadi hubungan timbal balik (take and give), sebagai hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala -- disebut juga ibu, sementara sidang jemaat disebut anak rohani --, Rasul Paulus meminta supaya sidang jemaat di Korintus tersebut membuka hati lebar-lebar untuk Rasul Paulus dan pemberitaan Injilnya. Tujuannya adalah supaya jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang percaya, karena itu merupakan noda kekafiran.
 
Contoh pasangan yang tidak seimbang (noda kekafiran), antara lain:
1.       Kebenaran dan kedurhakaan.

2.       Terang dan gelap.

3.       Kristus dan Belial.

4.       Orang-orang tak percaya dan orang-orang tidak percaya.

5.       Bait Allah dan berhala.

 
Singkatnya: Kalau kita membuka hati lebar-lebar untuk pembukaan firman, maka kita menjadi rumah TUHAN, menjadi Tabernakel, tempat Allah berdiam.
 
Lebih spesifik di dalam Injil Yohanes 1.
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
 
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Masih dalam bentuk logos atau huruf-huruf yang tertulis yang pernah ditulis pada dua loh batu dan yang pernah juga ditulis pada setiap lembaran-lembaran gulungan kitab yang ditulis pada bagian dalam dan bagian luarnya.
 
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
 
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Diam di antara kita, sama artinya; Allah bertabernakel.
Kalau Allah bertabernakel, maka anak-anak TUHAN, hidup gereja TUHAN akan melihat kemuliaan Allah. Yakni: penuh kasih karunia dan kebenaran; itulah tanda kemuliaan Allah bagi kita semua.

Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; (1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Oleh karena kepenuhan-Nya, kita menerima kasih karunia demi kasih karunia. Jadi, dari kasih karunia yang satu kita dibawa kepada kasih karunia yang lain sampai seterusnya, sampai sempurna. Biarlah kehidupan kita ini menjadi rumah TUHAN, tempat Allah berdiam, sehingga kehidupan penuh dengan kemuliaan Allah, apa tandanya? Penuh kasih karunia dan kebenaran.
Sementara, kalau gereja TUHAN hatinya tertutup terhadap pembukaan Firman TUHAN, maka orang yang semacam ini akan menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan noda kekafiran. Pendeknya, tanda kemuliaan Allah (kasih karunia dan kebenaran).

Kita kembali lagi membaca Imamat 24:5-6.
Imamat 24:5-6
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

Kembali saya sampaikan; Meja Roti Sajian terdiri dari dua bagian:
1.       Dua tumpuk roti à Firman Allah.

2.       Meja à Manusia dengan hatinya yang terbuka untuk pembukaan Firman TUHAN.


Amsal 3:1,3

(3:1) Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, (3:3) Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,

Berkat dari hikmat atau berkat dari pembukaan firman ialah anak-anak TUHAN atau pemuda remaja jangan melupakan ajaran TUHAN. Untuk mensiasatinya, maka hati kita harus digunakan untuk pemeliharaan Firman TUHAN, sama artinya; Firman Allah telah dituliskan dalam loh hati kita masing-masing.

Amsal 7:1-3
(7:1) Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu. (7:2) Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu. (7:3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu.

Jika Firman Allah ditulis pada loh hati, mendapat tempat di hati kita masing-masing = membuka hati, memberi kesempatan kepada firman untuk mendapat tempat dalam hati.

Jika Firman Allah ditulis pada loh hati, itu adalah tanda;

1.       Berpegang pada perintah Allah.

2.       Menyimpan perintah Allah.

3.       Tertambat pada sepuluh jari.

Hasilnya;

1.       Terpelihara bagaikan biji mata.

2.       Mengalami kebahagiaan seperti kebahagiaan dari 10 (sepuluh) ucapan bahagia di atas bukit.

3.       Menjadi penurut.

Itulah hasilnya kalau kita membuka hati pada Firman Allah selebar-lebarnya, dengan demikian firman itu mendapat kesempatan selebar-lebarnya di dalam hati kita maisng-masing.

2 Korintus 3:3
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Jika Firman Allah itu dimeteraikan oleh Roh Kudus pada loh daging, ditukik pada hati manusia, disebutlah itu dengan;

1.       Surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang.

2.       Surat terbuka atau menjadi kesaksian yang besar, menjadi contoh atau teladan di mana pun berada.


Perlu untuk diketahui: Jika firman Allah benar-benar tersimpan di dalam hati, dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, maka hati manusia akan terhubung langsung dengan dua perkara, YANG PERTAMA: Terhubung dengan AKAL BUDI atau PIKIRAN MANUSIA.
 
Ibrani 8:10
(8:10) "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
 
Ketika firman itu tersimpan di dalam hati, langsung terhubung dengan akal budi atau pikiran manusia, dengan lain kata; TUHAN sudah menaruh firman Allah dalam akal budi atau pikiran manusia.
 
TUJUANNYA:
Ibrani 8:11-12
(8:11) Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. (8:12) Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
 
“Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya ...”

-          Orang yang sudah selesai makan tidak perlu lagi diajar: Cuci piringmu.

-          Orang yang selesai minum tidak perlu lagi diajar: Cuci gelasmu.

-          Orang yang tinggal di rumahnya tidak perlu lagi diajar: Sapu rumahmu.

-          Orang yang meniduri tempat tidurnya tidak perlu harus diajarkan: Rapikan tempat tidurmu.

-          Orang yang memakai pakaian tidak perlu diajar: Cuci bajumu.

-          Orang yang dipercayakan pekerjaan tidak perlu diajar lagi: Ayo, rajin bekerja.

Tidak perlu lagi diajar seperti itu.
 
Ketika Firman TUHAN ditaruh pada akal budi dan pengertian, tujuannya adalah untuk mengenal TUHAN dengan benar. Orang yang mengenal TUHAN tidak perlu diajar dengan apa yang saya sampaikan di atas tadi, tidak perlu diajar lagi.
 
Sekarang pertanyaannya: SIAPAKAH TUHAN YANG KITA KENAL ITU? 
TUHAN yang kita kenal itu ialah, Yang Pertama: TUHAN yang senantiasa menaruh belas kasihan.
Belas kasihan berarti kemurahan, atau sama dengan kasih karunia. Contoh: Yang tidak layak menjadi layak.
Kita ini hidup karena kemurahan TUHAN. Kemudian, kita menikmati kasih Allah yang besar, itu karena kemurahan; diizinkan untuk berada di tengah ibadah dan pelayanan, itu karena kemurahan; diberi kesempatan untuk melayani pekerjaan TUHAN, itu adalalah kemurahan. Pendeknya, yang tidak layak menjadi layak, itulah TUHAN yang kita kenal.
 
TUHAN yang kita kenal itu ialah, Yang Kedua: TUHAN yang tidak mengingat dosa atau disebut Maha Pengampun.
Kita akan mengenal TUHAN; Ialah TUHAN yang tidak mengingat dosa atau Maha Pengampun.
Bayangkan, andaikata firman itu tidak mendapat tempat di dalam hati ktia, kita ini hanyalah orang yang bodoh, tidak mengerti apa-apa, dan tidak mengenal TUHAN yang sesungguhnya, selain tuhan-tuhan kecil di bumi ini. Tuhan-tuhan kecil di bumi ini tidak mengerti keberadaan kita, Tuhan-tuhan kecil di bumi ini  tidak dapat mengampuni dosa dan tidak dapat menyucikan dosa kita, karena tuhan-tuhan kecil di bumi ini tidak mempunyai darah untuk mengampuni dosa kita.
 
Kalau anak-anak TUHAN meninggalkan ibadah karena pekerjaan, karena bisnis, karena uang, itulah yang disebut tuhan-tuhan kecil di bumi. TUHAN-tuhan kecil tersebut tidak mempunyai belas kasihan, tidak memberi kemurahan bagi kita, tidak dapat mengampuni dosa kita, justru tuhan-tuhan kecil di bumi -- seperti yang saya sebut di atas -- bisa menjerumuskan kehidupan kita, serta memisahkan kehidupan kita jauh dari TUHAN.
Tetapi puji TUHAN, kalau firman mendapat tempat di dalam hati kita, maka kita akan mengenal TUHAN; yang penuh belas kasihan, TUHAN yang mengampuni dosa kehidupan kita masing-masing.

Lebih jauh kita akan melihat Ibrani 10:16.
Ibrani 10:16-17
(10:16) sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (10:17) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."
 
Jikalau firman Allah ditulis dalam akal budi, selain mengenal TUHAN, maka kita akan mengenal diri sendiri = menyadari diri sebagai orang yang berdosa, tidak lebih tidak kurang. Jadi, sekali lagi saya tandaskan; kalau firman itu mendapat tempat dalam pikiran kita, maka selain mengenali TUHAN, kita juga mengenali diri sendiri, menyadari diri sebagaimana yang dikatakan di sini: menyadari diri sebagai orang yang berdosa, menyadari diri sebagai orang yang banyak melakukan kesalahan.
 
Pendeknya, jika firman itu ditulis atau ditaruh pada akal budi, tujuannya adalah untuk;

1.       Mengenal TUHAN dengan benar; TUHAN yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun, penuh belas kasihan.

2.       Mengenali dan menyadari diri sebagai makhluk yang lemah dan yang ditandai dengan banyak kekurangan.

Kalau kita sudah mengenali diri, menyadari diri, sebagai orang yang lemah dan banyak kekurangan, maka kita tidak pantas untuk menyombongkan diri, bukan?
 
DAMPAK POSITIF mengenal TUHAN dan mengenali diri sendiri (menyadari diri) ialah mengenal Iblis dengan segala siasatnya yang licik, sehingga tidak dapat diperdaya oleh Iblis atau Setan dengan segala siasatnya yang licik itu.
Inilah keuntungan kalau kita mengenal TUHAN dengan benar, juga mengenali diri sendiri (menyadari diri), maka otomatis kita juga mengenal Iblis dengan segala siasatnya yang licik itu, sehingga kita tidak dapat terperdaya oleh Iblis atau Setan dengan siasatnya yang licik itu seperti ular memperdayakan Adam dan Hawa dengan segala kelicikannya di taman Eden.
 
Siasat dari Iblis Setan dengan segala kelicikannya sudah memperdaya manusia pertama di taman Eden. Kemudian, Iblis atau Setan yang sama juga ingin juga berusaha memperdayakan Adam yang terakhir, itulah TUHAN Yesus Kristus, dan itu ditulis langsung di dalam Injil Matius 4, di mana sesudah Yesus dibaptis air, lalu Dia keluar dari air, maka Ia segera penuh dengan Roh Kudus; lalu Roh itu membawa Dia ke padang gurun, di sanalah Dia dicobai oleh Iblis atau Setan.
Jadi, Adam yang pertama telah diperdaya oleh Iblis atau Setan dengan segala siasatnya, dengan segala kelicikannya, sehingga Adam dan Hawa dapat diperdaya. Kemudian, ular yang sama, Iblis yang sama, berusaha juga ingin memperdayakan Adam yang terakhir di padang gurun.
 
Namun, waktu Yesus dicobai, Yesus berkemenangan, karena Yesus adalah Firman Allah yang tertulis di dalam Kitab Suci. Biarlah Firman itu dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, ditukik di hati kita masing-masing supaya kita dapat mengenali Iblis atau Satan dengan segala siasat-siasatnya yang begitu licik, sehingga kita tidak dapat diperdaya, seperti Adam yang terakhir dapat menghadapi cobaan-cobaan dari Iblis atau Satan dengan segala kelicikannya.

Bayangkan, kelicikan dari pada Iblis atau Satan dalam Injil Matius 4:1-10, ada tiga:
YANG PERTAMA: Batu menjadi roti. Tetapi Yesus berkata: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah -- itulah Firman Allah --.
YANG KEDUA: Kemudian, Iblis juga berusaha menjatuhkan Yesus dari bubungan Bait Allah, dengan alasan malaikat akan menatang sehingga kaki-Nya tidak terantuk. Tetapi Yesus berkata: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!
Jangan kita mencobai TUHAN Allah, tetapi biarlah kita berpegang teguh pada firman yang tertulis di dalam Kitab Suci. Pertahankan kesucian, jangan mencobai TUHAN, sebab manakala kita jatuh dalam dosa, siapapun tidak bisa mengangkat dan menatang kita dari lembah kenistaan itu; malaikat tidak akan mungkin bisa mengangkat kita jikalau kita jatuh, kecuali oleh darah salib Kristus.
YANG KETIGA: Menyembah Iblis Setan dengan siasatnya, yaitu menunjukkan kerajaan dan kemegahan dunia ini. Tetapi Yesus berkata: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!
Perlu untuk diketahui; kalau manusia menyembah Setan, manusia hanya melihat keindahan dunia, tetapi kalau manusia menyembah Allah yang hidup, maka kita akan melihat keindahan dari Kerajaan Sorga. Maka, biarlah firman itu dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik dalam hati kita masing-masing.

Perlu untuk diketahui: Jika firman Allah benar-benar tersimpan di dalam hati, dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, maka hati manusia akan terhubung langsung dengan dua perkara, YANG KEDUA: Terhubung dengan MULUT dan PERBUATAN.

Ulangan 30:11-14
(30:11) "Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. (30:12) Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? (30:13) Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? (30:14) Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.

Firman yang kita terima pada malam ini tidak sukar dan tidak jauh.
-          Tempatnya tidak di langit = tidak jauh.

-          Tidak di seberang laut tempatnya = tidak sukar.

Singkatnya: Dari hati yang percaya dan lewat akal budi atau pengertian yang baik, kita akan mengucapkan Firman TUHAN = melakukan firman. Sebab, apa yang keluar yang kita lakukan yang dilihat oleh mata manusia, itu berasal dari dalam hati dan pengertian atau akal budi.
 
Roma 10:6-9
(10:6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun, (10:7) atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati. (10:8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan. (10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Firman yang menjadi iman di dalam hati dan pengertian pada akal budi, kalau kedua-duanya dilakukan dengan yakin, maka hasilnya adalah terjadi keajaiban, yakni dibangkitkan dari antara orang mati, berarti; selamat, maut telah dikalahkan.

Inilah meja roti sajian yang sesungguhnya.
 
Kita kembali membaca Imamat 24.
Imamat 24:5-6
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
 
Dua belas ketul roti bundar diatur menjadi dua tumpuk, masing-masing terdiri dari enam ketul roti bundar. Kemudian, adapun roti itu berasal dari “tepung yang terbaik”; jelas itu menunjuk pribadi Yesus = Allah yang menjadi manusia.
Yesus, itulah Allah yang menjadi manusia; inilah roti yang menjadi jaminan untuk seluruh umat TUHAN, mulai dari hamba TUHAN dan sidang jemaat yang dilayani.
 
Yohanes 6:31-32
(6:31) Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." (6:32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.
 
Roti dari Allah yang turun dari sorga;

-          Zaman Israel disebut manna.

-          Zaman sekarang, itulah TUHAN Yesus Kristus yang menjadi manusia.

 
PROSES supaya menjadi roti hidup.
Yohanes 6:33-35
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." (6:34) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." (6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
 
Roti dari Allah yang turun dari sorga itu terjadi lewat sengsara salib; Ia telah menyerahnya nyawa-Nya atau hidup-Nya di atas kayu salib, sehingga tubuh-Nya benar-benar makanan, darah-Nya benar-benar minuman, sehingga Ia layak untuk berkata: “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi”.
Jadi, benar bahwa Yesus adalah roti hidup yang sudah tersaji di atas meja roti sajian, di mana prosesnya adalah lewat sengsara salib.
 
Musa tidak menyerahkan dirinya di atas kayu salib. Jadi, Allah-lah yang memberikan roti hidup kepada umat Israel, itulah menurut hukum perjanjian baru.
 
TENTANG: Tubuh-Nya benar-benar makanan.
Tujuannya ialah supaya manusia tidak mengalami kelaparan.
 
Mungkin, pemuda remaja belum pernah mengalami kelaparan yang hebat. Sedikit kesaksian: Sebelum adanya penggembalaan GPT BETANIA Serang dan Cilegon, saya sudah mengalami apa yang namanya lapar hebat; sering tidak makan dan tidak minum, betul-betul mengalami kelaparan hebat. Bahkan dalam keadaan lapar dan haus saya harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk menjangkau jiwa-jiwa setiap hari. Sebetulnya tidak ada jiwa yang dijangkau, tetapi saya harus keluar setiap hari, setiap hari harus jalan kaki berkilo-kilo meter, bahkan bisa sampai 10 Km, tetapi itu pun belum tentu ada jiwa yang dijangkau, tetapi itu harus saya lakukan, karena tidak mungkin saya tidur dan tidur setiap hari.
Jadi, dalam keadaan lapar dan haus melayani TUHAN dengan berjalan kaki, tidak ada uang, belum ada jemaat, belum ada persembahan.
Kalau seseorang mengalami kelaparan hebat, ini bisa berakibat fatal jika ia hidup di luar TUHAN, ia pasti mengambil jalan pintas. Oleh sebab itu, saya menghimbau supaya kita membuka hati selebar-lebarnya untuk pembukaan firman. Biarlah di masa kelimpahan ini hati kita benar-benar menjadi tempatnya firman. Jangan sampai kita mengalami kelaparan tanpa kita dibekali oleh Firman Allah.

Amos 8:11-14
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. (8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya. (8:13) Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus; (8:14) mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi allahmu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba! mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi."
 
"Sesungguhnya, waktu akan datang" Waktu akan datang, dan itu akan digenapi oleh Firman TUHAN, seperti apa yang dinyatakan oleh Firman TUHAN. Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini; TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas seluruh negeri, bukan lapar akan makanan, bukan haus karena air, melainkan lapar haus akan Firman TUHAN.
Akibatnya; banyak orang mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari Utara ke Timur, tujuannya; untuk mencari Firman TUHAN, tetapi mereka tidak mendapatkannya lagi.
 
Mereka yang lapar haus akan firman ialah teruna-teruna dan anak-anak dara yang cantik-cantik, mereka akan rebah dan lesu, dan tidak akan bangkit-bangkit lagi, sama artinya; binasa untuk selama-lamanya. Tetapi sebelum mereka binasa, ada resiko yang terjadi, ketikan TUHAN mengirimkan kelaparan dan kehausan atas negeri. RESIKO YANG TERJADI adalah;
Yang Pertama: Mengembara dari laut ke laut. Kalau mengembara dari laut ke laut, maka yang dijumpainya adalah antikris dan ajarannya, sesuai dengan Wahyu 13:1, di mana binatang yang keluar dari dalam laut, itu jelas menunjuk kepada; antikris. Sementara roh yang dikuasa oleh antikris adalah roh jual beli, sesuai dengan Wahyu 13:16-18. Jual dan beli = dagang. Tujuan orang berdagang, tidak lain tidak bukan adalah untuk mencari keuntungan. Inilah resiko kalau berada dalam keadaan kelaparan.
Yang Kedua: Menjelajah dari Utara ke Timur. Kalau menjelajah dari Utara ke Timur, maka yang dijumpai adalah takhta dari Iblis atau Setan, sesuai dengan Yesaya 14:12-13, di mana Lucifer mendirikan takhtanya jauh di sebelah Utara. Ciri dari ajaran Setan adalah suka menyombongkan diri, merasa diri hebat.
 
Inilah yang terjadi manakala TUHAN mengirimkan kelaparan dan kehausan atas negeri. Tetapi puji TUHAN, kita sudah melihat tadi; Lewat sengsara salib, Yesus telah menyerahkan diri-Nya sebagai roti hidup, supaya kita tidak mengalami kelaparan.
Oleh sebab itu, pada zaman Allah Roh Kudus, zaman kemurahan ini, mari kita menghargai kelimpahan dari pembukaan firman sampai betul-betul mendapat tempat secara permanen di dalam hati kita masing-masing, supaya kita tidak lagi mengalami kelaparan.
 
TENTANG: Darah-Nya benar-benar minuman.
Tujuannya adalah supaya kehidupan manusia tidak mengalami kehausan.
 
CONTOH;
Yohanes 4:6-11
(4:6) Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. (4:7) Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." (4:8) Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. (4:9) Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) (4:10) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." (4:11) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
 
Yesus adalah Allah menjadi manusia. Tanda bahwa Yesus adalah manusia ialah Dia mengalami rasa letih juga mengalami rasa haus, seperti yang dialami oleh setiap manusia.
 
Ketika Yesus berkata kepada perempuan Samaria: “Berilah Aku minum”, kemudian jawab perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Perempuan Samaria mengatakan itu karena memang orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.

Lalu jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah -- pemberian sebagai kemurahan --. Dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Lalu, setelah mendengar pernyataan itu, kata perempuan itu kepada-Nya:
YANG PERTAMA: Tuhan, Engkau tidak punya timba Artinya, perempuan Samaria ini sibuk berbicara soal timba.
Di hari-hari terakhir ini, tidak sedikit anak-anak TUHAN, orang Kristen yang sibuk berbicara soal timba. Timba ini adalah alat. Hamba TUHAN juga adalah alat. Jadi, anak-anak TUHAN, orang Kristen, banyak juga sibuk berbicara soal hamba TUHAN, tidak lagi berbicara soal kebenaran dari firman TUHAN; sibuk melihat sosok dari hamba TUHAN, bukan sibuk melihat sosok Allah lewat pembukaan Firman TUHAN. sebetulnya, hamba TUHAN hanyalah alat (timba) saja; jangan kita sibuk membicarakan hamba TUHAN.
Tetapi karena perempuan Samaria ini belum mengenal TUHAN dengan benar, sehingga sama seperti kehidupan Kekristenan di hari-hari terakhir ini; ia sibuk melihat sosok hamba TUHAN. Seharusnya, kita sibuk melihat pembukaan firman, tidak perlu sibuk melihat sosok hamba TUHAN; apakah dia tinggi atau pendek, apakah dia kurus langsing atau gemuk, apakah dia buncit atau gepeng, apakah dia ganteng atau jelek, apakah matanya biru atau tidak, apakah dia mancung atau pesek, tidak perlu. Yang kita butuhkan dalam ibadah adalah pembukaan firman, bukan hamba Tuhannya, sebab hamba Tuhan hanya alat.

YANG KEDUA: Sumur ini amat dalam Dari perkataan ini, perempuan Samaria belum mengerti kedalaman isi hati TUHAN; seolah-olah sumur Yakub lebih dalam dari kedalaman isi hati TUHAN.
Bayangkan, kalau orang Kristen sama seperti perempuan Samaria, tidak mengenal kedalaman isi hati TUHAN, sangat disayangkan sekali. Itu sebabnya, banyak orang Kristen sibuk hanya untuk mengurusi hal-hal yang lahiriah; dia mengenali hasil ibadah hanyalah sebatas berkat-berkat jasmani secara lahiriah, dia tidak mengenali isi hati TUHAN yang paling dalam.

Kemudian, perempuan Samaria itu juga berkata: Dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
Berarti, perempuan Samaria ini betul-betul belum mengerti tentang karunia Allah, itulah pemberian-pemberian dari TUHAN sebagai tanda kemurahan, belum mengenal pribadi Yesus Kristus, yang sesungguhnya Dia adalah air hidup.
Di atas tadi Yesus berkata: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Tubuh Yesus benar-benar makanan dan darah Yesus benar-benar minuman supaya kita tidak lapar dan haus lagi.

Kesimpulannya: Perempuan Samaria ini benar-benar mengalami kehausan.

Yohanes 4:12
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"

Kemudian, perempuan Samaria ini berkata: “Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub?
Kalau saya bertanya kepada pemuda remaja: “Siapa yang lebih besar; Yesus, yang adalah Allah menjadi manusia, atau Yakub?” Tentu jawabnya adalah Yesus, yang adalah Allah menjadi manusia.
Dari perkataan perempuan Samaria ini, maka semakin terlihat kekeliruan yang sangat besar atau menonjol dari perempuan Samaria ini. Demikian juga orang Kristen (anak-anak TUHAN) di hari-hari terakhir ini akan semakin menonjol kekeliruannya kalau ia mengalami kehausan.

Tetapi kalau kita perhatikan Yohanes Pembaptis, dalam pengakuannya: Biarlah Dia semakin besar, aku semakin kecil. Biarlah TUHAN semakin bertambah-tambah di dalam diri kita sehingga kehidupan manusia daging kita semakin berkurang-kurang; itu artinya, Yohanes Pembaptis mengenal Yesus secara pribadi.

Kita kembali membaca ayat 12.
Yohanes 4:12
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"

Kita akan melihat dari dua sisi, tergantung dari sisi mana kita melihat, mana yang lebih besar; Allah yang menjadi manusia, itulah pribadi Yesus, atau Yakub?
Kalau perempuan Samaria melihat Yakub lebih besar dari Yesus.

-     Kalau dia melihat Yakub lebih besar, sebaliknya Yesus lebih kecil, berarti tidak bisa dipungkiri, bahwa perempuan Samaria ini masih dikuasai dengan dosa kesombongan.

-          Tetapi kalau kita melihat Yesus yang lebih besar dan melihat sumur Yakub -- gambaran dari perkara-perkara dunia ini -- lebih kecil, menunjukkan bahwa dia adalah orang yang rendah hati.

Orang yang rendah hati akan ditinggikan, berada di tempat yang tinggi; ketika dia berada di tempat yang tinggi, otomatis melihat perkara di bawah, perkara dunia (sumur Yakub) menjadi kecil. Sebaliknya, orang yang sombong atau tinggi hati, Alkitab mengatakan: Tempatnya berada di tempat yang rendah -- dunia ini (sumur Yakub) --. Lalu, kalau dia melihat tempat yang tinggi, sama seperti melihat pesawat yang terbang tinggi akan terlihat semakin kecil, maksudnya; melihat perkara di atas akan terasa kecil bagi dia, bagi orang sombong.
 
Jadi, saya mengambil kesimpulan; Di dalam kehausan dari perempuan Samaria ini, dia juga ditandai dengan kesombongan.
Dia melihat Yesus itu kecil, dan membesarkan sumur Yakub; tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Kalau kita rendah hati, maka akan melihat Yesus lebih besar, lebih tinggi, tetapi kalau seseorang dikuasai dengan roh sombong, maka ia melihat Yesus dan segala perkara-perkara di atas (perkara di rohani) akan terasa kecil, ibadah pelayanan akan terasa kecil. Itulah orang yang sibuk dengan perkara dunia ini.
Inilah orang yang kehausan, yang ditandai dengan dosa kesombongan.

Kita lanjut membaca ayat 13.
Yohanes 4:13
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,

Lalu Yesus tegaskan: Barangsiapa minum dari sumur Yakub, ia akan haus lagi. Barangsiapa mencari kepuasan dari dunia ini, dia akan haus lagi karena dunia ini tidak akan memberi kepuasan. Jadi, dunia ini sama dengan dunia orang mati yang tidak ada puas-puasnya, sama seperti si lintah mempunyai dua anak perempuan: anak yang pertama namanya "Untukku!" dan anak yang kedua namanya "Untukku!" Tidak ada puas-puasnya, itulah manusia duniawi.

Yohanes 4:14
(4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Selanjutnya, Yesus berkata: “Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya ...” Barangsiapa minum dari air kehidupan, di mana darah Yesus adalah benar-benar minuman, maka ia tidak akan haus untuk selama-lamanya, karena air kehidupan itu menjadi mata air di dalam dirinya yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
Setelah mendengarkan pernyataan itu, kita lihat reaksi dari perempuan Samaria.

Yohanes 4:15
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

Kata perempuan Samaria itu: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.
Kalau hati dan pikiran kita sudah diluruskan, segera akui kebenaran yang sejati; terima dan akui, jangan ditunda-tunda, jangan ditolak, seperti perempuan Samaria ini. Apa yang sudah kita dengar, sudah kita terima, jangan ditolak, jangan ditunda-tunda.

Yohanes 4:16
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."

Melihat ketulusan hatinya, maka Yesus kembali berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.
Syarat untuk menerima air kehidupan, Yesus berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini”, inilah syarat untuk minum air kehidupan. Kita akan melihat, apakah perempuan Samaria ini memanggil suaminya?

Yohanes 4:17-18
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

Tetapi perempuan Samaria ini berkata: “Aku tidak mempunyai suami.” Berarti, ada kejujuran, ada ketulusan; ada pengakuan yang disertai dengan kejujuran dan ketulusan hati.
Kalau firman yang sudah kita terima itu bekerja di dalam hati kita, segera akui dengan segala ketulusan, dengan segala kejujuran. Jangan suka menyembunyikan dosa. Jangan lari dari kenyataan, tetapi hadapi, akui dengan jujur, akui dengan tulus, maka TUHAN Yesus berkata pada saat itu juga: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima laki-laki dan yang ada sekarang padamu, itu bukanlah suamimu” Dengan kata lain, perempuan Samaria sudah mengakui perzinahannya dengan lima laki-laki dan satu laki-laki. Itu adalah pengakuan yang tulus dan jujur, sama artinya mengakui perzinahannya oleh karena roh najis yang menguasainya.
Selanjutnya, Yesus berkata: “Dalam hal ini engkau berkata benar. Kalau kita mengakui firman TUHAN, maka firman TUHAN itu akan membenarkan kita.

Yohanes 4:19
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.

Singkatnya: Perempuan Samaria sudah tercelik, mata rohaninya sudah tercelik, sehingga dia dapat melihat pribadi Yesus sebagai seorang nabi. Tugas nabi adalah bernubuat, menyingkapkan segala rahasia yang terkandung dalam hati.
Pendeknya: Setelah mata rohaninya tercelik, perempuan Samaria melihat bahwa Yesus terlebih besar dari sumur Yakub.

Akhirnya, perempuan Samaria ini tidak lagi mencari kepuasan kepada kenajisan dan tidak datang lagi menimba air ke sumur Yakub, dan akhirnya dia meninggalkan tempayan yang lama, hidup yang lama dan menjadi suatu kesaksian yang besar kepada orang Samaria di kota Samaria. Inilah kehidupan yang sudah dipuaskan oleh air kehidupan.

Yohanes 7:37-39
(7:37) Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! (7:38) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (7:39) Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

Hati kita sudah dipuaskan, kita sudah diberi minum dari Roh-El Kudus, sehingga hati kita dipuaskan dengan berbagai-bagai karunia- karunia dan juga jabatan- jabatan Roh-El Kudus di tengah-tengah ibadah pelayanan ini.

Yohanes 7:40
(7:40) Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."

Kalau hati kita sudah dipuaskan dengan air kehidupan, maka mata kita akan dicelikkan dan kita akan mengenal Dia sebagai seorang nabi.

Yohanes 7:41
(7:41) Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!

Kemudian, kita akan mengenal Dia sebagai Mesias. Mesias, artinya; yang diurapi.
Ada 3 (tiga) pemimpin yang diurapi di dalam Alkitab;
1. Raja.
2. Imam-imam.
3. Nabi.
Inilah pemimpin, inilah kepala.

Namun, di lain pihak, ada juga orang yang berkata: “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!” Jadi, ada kontradiksi / pro dan kontra.
Tetapi kalau kita sudah dipuaskan oleh air kehidupan, hati kita akan dicelikkan, sehingga kita melihat pribadi Yesus sebagai seorang nabi dan sebagai seorang Kepala, pemimpin atas kehidupan kita masing-masing.

Malam ini, TUHAN Yesus Kristus, Dialah roti hidup, sehingga kita tidak lapar dan tidak haus lagi. Amin.

 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment