KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, February 21, 2021

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 FEBRUARI 2021


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 FEBRUARI 2021
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 131)
 
Subtema: DIDIKAN SALIB MEMBAWA KEPADA PENYEMBAHAN
 
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita masing-masing.
Sebentar kita akan menundukkan kepala kita di kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan takhta-Nya, sujud menyembah Allah yang hidup, sebab memang Dia layak untuk disembah, diagungkan sampai selama-lamanya, Dialah Pribadi di dalam kekekalan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, sidang jemaat  di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN, yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, marilah kita berdoa, memohon segala kasih dan kemurahan TUHAN supaya pembukaan firman itu terjadi, sekaligus meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing, berarti kehidupan kita sudah dipimpin sampai kepada doa penyembahan, dengan kata lain; rohani kita sudah berada pada puncaknya, itulah doa penyembahan, suatu kedudukan yang sangat tinggi, tidak bisa dijangkau oleh mata ular, yaitu Iblis atau Satan dengan tri tunggalnya.
 
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose. Kita masih berada pada Kolose 3:19, tentu saja itu semua karena kemurahan TUHAN.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Nasihat Firman Allah ditujukan langsung kepada suami-suami, supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Oleh sebab itu, nasihat yang suci ini harus diterima oleh seorang suami dengan hati yang terbuka lebar-lebar disertai dengan kerendahan hatinya, sekalipun seorang suami adalah kepala atau pemimpin dalam hubungan nikah rumah tangganya.
 
Kemudian, kita akan melihat lebih rinci tentang seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya, di dalam surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 5, dengan perikop: “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri”.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana: Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Dari Efesus 5:25-29, kita dapat melihat sebanyak dua kali tentang seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya.
YANG PERTAMA pada ayat 25: Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.
Ini adalah kasih dari Mempelai Laki-Laki Sorga kepada mempelai perempuan-Nya, yang pertama; untuk menguduskan sidang jemaat dengan air firman yang limpah, sehingga dengan demikian, Ia menempatkan sidang jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya sidang jemaat kudus dan tidak bercela. Inilah kasih yang pertama dari seorang suami, supaya mempelai perempuan-Nya (isteri-Nya) menjadi kudus dan tidak bercela di hadapan diri-Nya.
Perkara yang pertama soal seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya ini telah dipaparkan dari sejak tahun yang lalu.
 
YANG KEDUA, pada ayat 28: Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Pendeknya: Siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri. Mengapa demikian?
 
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
 
Antara suami dengan isterinya sudah menjadi satu daging oleh karena salib Kristus di bukit Golgota, sebab di sini dikatakan: laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. Jelas hal ini berbicara tentang salib di Golgota.
Sebab, Yesus sendiri sebagai Anak Allah telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, yakni:
-          Ia telah meninggalkan Bapa-Nya.
-          Ia telah meninggalkan rumah-Nya di Sorga.
-          Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya. 
Hal itu ditulis dengan terang benderang di dalam Filipi 2:5-8, dengan satu tujuan yang mulia; supaya Kristus, yang adalah Kepala secepatnya menyatu dengan sidang jemaat yang adalah tubuh-Nya.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Seorang laki-laki meninggalkan ayahnya dan ibunya, itu jelas berbicara tentang salib di Golgota, sebagaimana dengan Yesus, Anak Allah, Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya; Ia turun ke bumi dan menanggung penderitaan di atas kayu salib, supaya secepatnya antara Kristus -- sebagai Kepala, sebagai suami -- menyatu  dengan sidang jemaat -- sebagai tubuh-Nya, sebagai isteri-Nya --.
Jadi, antara suami dengan isteri dipersatukan oleh salib di Golgota. Dan apa yang sudah dipersatukan oleh kasih Allah, itulah salib di Golgota, tidak boleh dipisahkan oleh apapun kecuali maut. Oleh sebab itu, kita tidak boleh terpisah dengan kasih Allah, kecuali maut.
Tetapi, tentu tidak ada yang mau binasa, bukan? Oleh sebab itu, bertahanlah dengan kasih Allah, sebab itu adalah dasar membangun hubungan kita dengan Kristus, sebagai Kepala, sebagai suami.
 
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Bukti seorang suami mengasihi isterinya ialah mengasuhnya dan merawatinya sama seperti Kristus terhadap jemaatnya.
 
Hal yang senada tentang mengasuh dan merawati, lebih jelas kita kita akan temukan di dalam 1 Tesalonika 2:7. Mengenai kasih antara suami dengan isteri ini juga diulangi oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika.
 
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
 
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika sama seperti seorang ibu terhadap anaknya.
 
Ibu à Gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat. Adapun tugas dari seorang gembala sidang ialah:
1.      Mengasuh hidup rohani dari sidang jemaat.
2.      Merawati hidup rohani dari sidang jemaat.
 
Sidang jemaat, umat TUHAN di mana pun anda berada, harus tahu dengan pasti tugas dari gembala sidang, yaitu mengasuh dan merawati hidup rohani sidang jemaat. Jadi, seorang gembala sidang tidak boleh sesuka hati meninggalkan kandang penggembalaan.
Kalau saudara melihat gembala sidang yang sebentar-sebentar dia ke luar negeri, sebentar-sebentar pergi ke sana kemari, tidak usah heran. Sebetulnya, itu adalah kesalahan besar, sebab tugas dari gembala sidang adalah harus menetap di dalam kandang penggembalaan, karena hanya gembala sidang yang memahami, hanya gembala sidang yang mengerti tentang keadaan dari domba-domba dalam sebuah penggembalaan; yang lain tidak paham, dia hanyalah sekedar tamu yang berkunjung.
Kita harus semakin mengerti dan semakin dewasa dalam hal ini; oleh sebab itu, tidak boleh berada di semua gunung-gunung tempat rumah TUHAN beribadah, apapun alasannya, sekalipun cari firman, tetapi harus tergembala dengan baik, supaya kita semua dapat diasuh dengan baik juga oleh TUHAN Yesus Kristus.
 
Kita akan melihat tentang MENGASUH, yang dihubungkan langsung di dalam Kisah Para Rasul 7.
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
 
Musa diasuh oleh puteri Firaun sama seperti anaknya sendiri.
 
Perlu untuk diketahui:

-          Seorang ibu haruslah bertanggung jawab di dalam hal mengasuh anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri.

-          Sebaliknya, seorang anak berhak untuk mendapatkan hak asuh dari ibunya sendiri, dari rahim ibu yang melahirkan dia

 
Sidang jemaat yang tergembala dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA”, baik juga yang di Malaysia, baik yang di Bandung; saudara telah dilahirkan baru oleh TUHAN, tetapi yang melahirkan itu hanya satu rahim, tidak dua rahim. Oleh sebab itu, seorang ibu harus bertanggung jawab di dalam hal mengasuh anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri. Sebaliknya, orang tua (seorang ibu) juga harus mengerti bahwasanya seorang anak berhak untuk mendapat hak asuh dari ibunya sendiri, dari ibu yang melahirkan anak itu.
Jadi, sidang jemaat sebagai anak-anak rohani harus mengalami pengasuhan dengan baik. Jangan main-main dalam hal beribadah.
 
Oleh sebab itu, kita sebagai sidang jemaat Allah, patutlah berterima kasih setinggi-tingginya dan mengucap syukur sedalam-dalamnya kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, karena kita sudah diasuh dalam kandang penggembalaan ini, sebab;
-          Dia adalah Kepala rumah TUHAN,
-          Dia juga adalah Gembala yang baik,
yang telah mengasuh hidup rohani kita masing-masing, lewat ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang Cilegon.
 
Jadi, saya sampaikan dengan tandas: Saudara yang sudah menikmati pembukaan rahasia Firman Allah dalam terangnya Roh-El Kudus, yakni Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, ayo, lanjutkan untuk seterusnya memberikan dirinya untuk diasuh lewat live streaming. Jadi, jangan pergi ke sana kemari - ke sana kemari, sebab itu akan menyebabkan pengertian anda mendua, sehingga tidak mendapat apa-apa.
 
Kita akan melihat BUKTI BAHWA MUSA DIASUH OLEH PUTERI FIRAUN. Jadi, harus ada bukti kalau sidang jemaat jemaat sebagai anak-anak rohani dalam sebuah penggembalaan telah mendapatkan hak asuh dari ibunya, dari seorang gembala sidang.
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
 
Bukti bahwa Musa diasuh oleh puteri Firaun ialah Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir. Jadi, sidang jemaat mendapat didikan yang baik dari ibu rohaninya, dari gembala sidang, itu adalah bukti bahwa dia diasuh dengan baik dalam sebuah penggembalaan.
Berarti, diasuh = menerima didikan langsung dari TUHAN.
 
Jadi, kalau kita diasuh di tempat ini, diasuh oleh seorang gembala sidang, dengan tujuan supaya kita menerima didikan langsung dari TUHAN. Untuk kesekian kali saya sampaikan: kita pada umumnya sudah mendapat didikan secara lahiriah ...
-          6 (enam) tahun di Sekolah Dasar.
-          3 (tiga) tahun di Sekolah Menengah Pertama.
-          Lalu 3 (tiga) tahun kemudian di Sekolah Menengah Atas.
-          Bahkan ada beberapa di antara kita yang mengikuti pendidikan sampai kepada Perguruan Tinggi.
Pendidikan semacam itu baik, tidak salah; tetapi didikan sekuler, didikan yang berasal dari dunia, belum sempurna untuk memperoleh keselamatan dari sorga, dari Allah. Namun didikan langsung dari TUHAN adalah untuk mendapatkan hikmat dari Allah, dari sorga.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir. Berarti, diasuh = menerima didikan langsung dari TUHAN.
 
Mari kita lanjutkan mengenai hal DIDIKAN ini di dalam 1 Korintus 11.
1 Korintus 11:31-32
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
 
Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Ini adalah gambaran dari orang yang dengan sadar, menerima sengsara salib, menerima aniaya karena firman, sehingga hukuman tidak menimpa kita, bebas dari kebinasaan.
Hal yang senada juga diucapkan oleh Rasul Paulus pada ayat berikutnya: Tetapi kalau kita menerima hukuman dari TUHAN, menghadapi ujian atas seizin TUHAN, itu merupakan didikan dari TUHAN, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
 
Jadi, saudara jangan nyaman berada dalam sebuah penggembalaan yang tanpa didikan. Misalnya; seorang gembala sidang kelihatan rendah hati, lemah lembut, tetapi ibadahnya tidak dihubungkan dengan salib. Jangan bilang bahwa hamba TUHAN semacam ini adalah hamba TUHAN yang baik, sebab sesungguhnya ia adalah penipu.
 
Singkat kata: Jikalau anak-anak TUHAN menerima hukuman atau mengalami ujian atas seizin TUHAN atau sadar menerima sengsara karena salib, aniaya karena firman = Kita dididik oleh TUHAN.
Pendeknya: Ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib adalah ibadah yang mendatangkan didikan dari TUHAN, didikan dari sorga, didikan dari Allah kepada sidang jemaat atau umat TUHAN, di atas muka bumi ini. Dengan kata lain; ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib merupakan didikan yang datang dari atas, dari Allah, dari sorga, bukan dari bumi -- sebab pendidikan di bumi belum sempurna --.
 
Rasul Paulus tidak berhenti menyampaikan hal itu hanya kepada sidang jemaat di Efesus, di Tesalonika, tetapi juga ternyata kepada sidang jemaat yang terakhir, itulah orang Ibrani.
Rasul Paulus menerima lima jabatan; berbeda dengan hamba-hamba TUHAN yang lain yang hanya menerima satu jabatan, tetapi Paulus ini menerima lima jabatan langsung dari TUHAN, yaitu Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala dan Guru. Dan dalam pelayanan pemberitaan firman, diakhiri di Yerusalem; sekalipun dia tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi yang pasti, hukuman dan penjara sudah menanti dia di Yerusalem.
Jadi, kiriman yang terakhir kepada sidang jemaat adalah orang Ibrani. Dan soal didikan ini, terakhir kali dituliskan oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani. -- Rasul Paulus adalah orang Ibrani asli. --
 
Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
 
Umat TUHAN di muka bumi ini tidak boleh mengabaikan dan tidak boleh melupakan nasihat Firman TUHAN, dengan kata lain:
-          Jangan anggap enteng didikan TUHAN.
-          Jangan putus asa terhadap peringatan TUHAN.
Berarti, mau tidak mau, ibadah dan pelayanan yang sedang kita kerjakan, yang sedang kita usahakan di bumi ini harus dihubungkan langsung dengan salib Kristus.
 
Doakan, supaya saya tetap jujur di dalam pemberitaan firman.

-          Kalau seorang hamba TUHAN masih memakai perasaan di dalam hal memberitakan ayat Firman TUHAN yang tertulis dalam Kitab Suci, itu menunjukkan bahwa dia belum jujur.

-          Kalau hamba TUHAN hanya mengenakkan telinga orang kaya, itu menunjukkan bahwa dia belum jujur.

-          Kalau hamba TUHAN memberitakan Firman TUHAN, tetapi tujuannya hanya untuk mencari nafkah, itu menunjukkan bahwa dia belum jujur.

Dan perlu kita ingat, bahwa; pendusta tidak masuk sorga.
 
Ibrani 12:6
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
 
Umat TUHAN di atas muka bumi ini di mana pun anda berada harus paham dan menyadari betul, bahwa:
-          TUHAN menghajar orang yang dikasihi-Nya.
-          TUHAN menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
 
Siapa yang mau menjadi orang yang dikasihi Allah? Siapa yang mau diakui sebagai anak Allah?
Yang “angkat tangan”, berarti sudah harus konsekuen dengan tangan yang terangkat. Apa maksudnya? Arahkan diri senantiasa kepada Pribadi yang ada di atas, di mana Yesus yang telah disalibkan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Itu arti rohani dari “angkat tangan”.
Jadi, semata-mata, malaikat yang kuat mengangkat tangannya itu artinya ialah mengarahkan pandangannya kepada pribadi Yesus, Pribadi yang telah disalibkan, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
Kalau saudara rindu untuk menjadi orang yang diakui sebagai anak, rindu sebagai orang yang dikasihi Allah, maka saudara harus “angkat tangan”, berarti; harus konsekuen, artinya; mata harus tetap tertuju kepada Pribadi yang telah disalibkan, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa, itulah malaikat yang kuat ...

-          Yang mengangkat tangan kanannya.

-          Lalu tangan kirinya memegang gulungan kitab yang terbuka, itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan.

-          Lalu kaki kanan menginjak laut untuk menahan antikris.

-          Dan kaki kirinya menginjak bumi untuk menahan nabi-nabi palsu dengan ajarannya yang palsu. 

 
Pendeknya:
-          Meterai dari orang-orang yang dikasihi oleh Allah ialah HAJARAN.
-          Meterai dari orang-orang yang diakui sebagai anak Allah ialah dengan RELA untuk DISESAH.
Memikul salib harus dengan segala kerelaan. Melayani pekerjaan TUHAN, melayani TUHAN disertai dengan pengorbanan, harus dengan segala kerelaan, jangan menuntun pangkat imam lagi.
Jangan seperti Bani Korah; di mana orang Lewi sudah diberi kesempatan untuk melayani seperti imam-imam di Ruangan Suci, tetapi masih menuntut pangkat “imam” lagi. Hati-hati, sidang jemaat, imam-imam jangan merasa “saya bisa seperti gembala”, hati-hati.
 
Sekali lagi saya sampaikan untuk kita perhatikan:
-          Meterai dari orang-orang yang dikasihi oleh Allah ialah HAJARAN.
-          Meterai dari orang-orang yang diakui sebagai anak Allah ialah dengan RELA untuk DISESAH.
 
Ibrani 12:7-8
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
 
Setiap orang yang menanggung ganjaran, menunjukkan bahwa Allah memperlakukan kita sebagai anak. Tetapi jika kita bebas dari ganjaran, dengan kata lain; ibadah dan pelayanan di muka bumi ini tidak dihubungkan langsung dengan salib, menunjukkan bahwa kita, umat TUHAN, bukan lagi anak-anak Allah, tetapi anak-anak gampang = anak-anak yang lahir di luar nikah, berarti; tidak sah, tidak diakui sebagai anak-anak Allah.
 
Ada HAL PENTING yang mau saya sampaikan malam ini. Kiranya, hal yang penting ini langsung tertanam di hati kita masing-masing. Apakah itu?
Kita BANDINGKAN dengan Pribadi Yesus Kristus di dalam Ibrani 5, dengan perikop: “Yesus sebagai Imam Besar
Ibrani 5:5
(5:5) Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
 
Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar ... Imam-imam jangan melayani TUHAN hanya untuk mencari kepentingan ... Tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya, Allah berfirman kepada Kristus Yesus: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini
Tanda seru dalam pernyataan “Anak-Ku Engkau!”, menunjukkan bahwa ini adalah pernyataan dan pengakuan yang tegas dari Allah.
 
Berarti, dengan tegas, Allah Bapa mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah, singkatnya; dengan tegas diakui sebagai Anak Allah. Bukankah ini adalah kerinduan kita semua? Dengan tegas, dengan tandas, dengan tanpa ragu, Allah mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah Bapa, seperti “tanda seru” dalam pernyataan “Anak-Ku Engkau!”.
Kalau TUHAN, Allah Bapa mengakui Yesus sebagai Anak Allah dengan tegas, siapa yang dapat mengganggu gugat? Demikian halnya, kalau Allah sudah mengakui kita sebagai anak-anak Allah, siapa yang dapat mengganggu gugat?
 
Ibrani 5:8
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
 
Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. Jadi, sudah jelas kita temukan, bahwa: Yesus Kristus diakui sebagai Anak Allah, meterainya adalah sengsara salib, sebab Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritanya di atas kayu salib di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.
 
Kalau saja ada hamba TUHAN, mungkin dia memiliki gelar tinggi, yaitu doktor, professor, lalu menyatakan dirinya sebagai “Anak Allah”, tetapi di tengah ibadah dan pelayanan tidak menghubungkan hidupnya dengan sengsara salib Kristus, dia adalah pendusta, dia bukan Anak Allah.
Mengapa Allah mengakui Yesus Kristus sebagai Anak yang tunggal, dengan tandas, tidak ada keraguan? Karena ternyata, Yesus Kristus diakui sebagai Anak Allah, meterainya ialah sengsara salib, sebab Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritanya. Jangan putus asa dengan sengsara salib. Jangan juga anggap enteng terhadap didikan TUHAN.
 
Inilah yang saya maksud tadi, supaya kiranya hal ini betul-betul mantap di hati kita, kalau memang kita betul-betul mau diakui sebagai Anak Allah.
 
Kelanjutan untuk melihat PEMBUKTIANNYA, kita perhatikan dalam Injil Matius 26.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
 
Singkatnya, dalam doa-Nya, Yesus Kristus berkata kepada Allah: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!
Jadi, sudah sangat jelas; untuk diakui sebagai anak-anak Allah, maka kita sebagai umat Allah harus meminum cawan Allah, yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, dan itu merupakan didikan Allah kepada kita semua.
 
Jangan saudara berkata “saya anak Allah” hanya karena melayani TUHAN, “saya anak Allah” hanya karena ke gereja, “saya anak Allah” hanya karena sudah memberi ini dan itu, tidak. Meterainya tetaplah sengsara salib.
Jangan seperti “gereja tua”, karena sudah pergi ke gereja, lantas berkata: “Saya percaya, saya anak TUHAN”, tetapi apa meterainya? Kalau tidak ada meterainya, ya tentu tidak diakui oleh TUHAN, selain hanya anak-anak gampang, anak yang lahir di luar nikah saja.
Kalau suara daging sudah terlihat, berarti tidak mampu menjadi anak TUHAN. Mau tergembala di gereja mana saja, tetapi kalau tidak dihubungkan dengan salib, saya berani berkata: “bukan anak TUHAN”, melainkan anak gampang, yang lahir di luar nikah.
 
Jadi, sudah sangat jelas; untuk diakui sebagai Anak Allah, kita sebagai umat TUHAN, mau tidak mau harus meminum cawan Allah, berarti; dengan rela menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, dan itu merupakan didikan Allah bagi kita semua.
 
Selanjutnya, kita akan melihat Amsal 3, dengan perikop: “Berkat dari hikmat”.
Amsal 3:11
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
 
Umat TUHAN yang disebut juga sebagai anak-anak TUHAN, maka kita harus memiliki sikap:
-          Jangan kita menolak didikan TUHAN.
-          Jangan kita bosan atau putus asa terhadap peringatan TUHAN.
 
Amsal 3:12-13
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. (3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
 
Sebenarnya, didikan TUHAN atua ajaran TUHAN berlaku hanya ...
-          Bagi orang yang dikasihi oleh TUHAN.
-          Dan bagi orang-orang yang diakui-Nya sebagai anak-anak Allah.
 
Adapun tujuan dari hajaran, teguran, dan peringatan TUHAN, yang disebut juga dengan didikan salib ialah:

-          Untuk mendapatkan hikmat Allah. Hikmat Alalh kita peroleh lewat didikan salib. Pengetahuan dunia hanya diperoleh lewat pendidikan selama ada di atas muka bumi ini, tetapi belum sempurna untuk memperoleh keselamatan.

-          Untuk memperoleh kepandaian dari Allah, dari sorga, dari atas.

 
Sekali lagi saya sampaikan: Tujuan dari hajaran, teguran dan peringatan TUHAN yang disebut juga didikan salib, ialah supaya kita mendapatkan hikmat dan supaya kita memperoleh kepandaian. Sebagaimana dengan Musa; ia dididik dengan segala hikmat orang Mesir.
Jadi, rasa-rasanya, kita semua harus bersyukur, karena salib di Golgota, sehingga kita memperoleh hikmat dan kepandaian.
Tetapi kalau gereja TUHAN pada waktu petang ini, di hari-hari terakhir ini menjelang gelap malam, puncak kesesakan, masa aniaya antikris menolak ajaran tentang salib, dengan tanpa ragu saya berkata: dia adalah gereja paling bodoh. Ini bukanlah bahasa preman, ini hanya untuk memberi sebuah pengertian.
Jadi, di mana pun saudara berada, entah di Batam, di Jakarta, kalau saya berkata “bodoh” seperti itu, bukan berarti saya preman, tetapi saya hanya memberi penegasan, supaya saudara mengerti “mana hikmat” dan “mana kebodohan”.
 
Sekarang, kita akan melihat MANFAAT HIKMAT.
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
 
Manfaat dari hikmat ialah berkuasa dalam perkataan dan perbuatan, sama seperti Musa. Itulah manfaat hikmat Allah, dari sorga, dari atas, lewat didikan salib.
Tanpa hikmat Allah, tanpa hikmat dari sorga, tanpa hikmat dari atas, tentu saja seseorang tidak akan berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya, tidak akan pernah menjadi contoh teladan baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.
 
Rasul Paulus tidak asal-asal di dalam hal menyampaikan pesan dengan tandas kepada orang Ibrani, di mana ia berkata: Jangan anggap enteng didikan TUHAN, karena didikan mendatangkan hikmat. Manfaat hikmat adalah supaya kehidupan dari gereja TUHAN pada waktu petang di hari-hari terakhir ini berkuasa dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatannya.
Kalau kepandaian dari dunia ini; seperti apapun pandainya, tetapi dia belum tentu bisa menjadi contoh teladan dalam perkataan dan perbuatan. Itu sebabnya, saya katakan di atas tadi: Pendidikan di bumi belum sempurna, tetapi lewat didikan salib, kita memperoleh hikmat.
 
CONTOH berkuasa dalam perkataan dan perbuatan, di dalam 1 Korintus 4, dengan perikop: “Rendahkanlah dirimu
1 Korintus 4:9
(4:9) Sebab, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia.
 
Allah memberiken kepada Rasul Paulus tempat yang paling rendah.
Kalau penyataan ini kita terima secara sepintas, kok aneh rasanya. Hamba TUHAN lain berkata: “kita dipermuliakan”, tetapi di sini kok menderita sekali dalam ikut TUHAN?
Dari tadi saya sudah sampaikan: Harus jujur dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, termasuk di dalam hal pemberitaan Firman Allah. Memang di sini dikatakan: “Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah”, jelas itu berbicara tentang pengalaman kematian.
 
Tempat yang paling rendah, itu adalah di bawah bumi; ketika Yesus mati di kayu salib, lalu dikubur. Tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, itu berbicara tentang; pengalaman kematian Yesus Kristus.
Sehingga dengan demikian, lewat pengalaman kematian ini, Rasul Paulus menjadi;
-          Tontonan bagi dunia.
-          Tontonan bagi malaikat-malaikat.
-          Tontonan bagi manusia.
Tidak bisa dipungkiri, bahwasanya anak-anak TUHAN harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dengan kata lain; harus dengan rela menanggung banyak perkara di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam sebuah penggembalaan, sehingga kita menjadi tontonan, bukan penonton. Kalau kita dengan rela menerima, menanggung segala perkara di tengah ibadah dan pelayanan, maka tentu saja kita layak menjadi tontonan bagi dunia ini, tontonan bagi malaikat di sorga, tontonan bagi manusia di bumi ini.
 
Tetapi, rupa-rupanya, di hari-hari terakhir ini, Setan memutar balik tontonan; sebab tontonan yang sesungguhnya diputar balik menjadi tontonan yang lain, sehingga sidang jemaat terpukau hanya dengan berkat-berkat jasmani, karena hari-hari ini hamba TUHAN saja sudah berani berkata: dia tidak bisa menerima ajaran tentang; pengalaman kematian. Saya tidak tahu, apakah dia mencela saya, atau orang lain, saya tidak mengerti. Sebab itu, dia berkata: Ada hamba TUHAN muda, yang sibuk bicara soal teologi penderitaan, tetapi tidak mau bicara soal kebangkitan. Sebetulnya, kalimat itu sudah jelas menunjukkan bahwa dia tidak mengerti Firman TUHAN.
Tetapi hari ini Rasul Paulus bisa menjawab dan menyangkal hamba TUHAN tersebut; sebab Rasul Paulus berkata; kalau kita satu dengan kematian Kristus, maka otomatis kita satu dengan kebangkitan Kristus. Tetapi kalau hamba TUHAN menyatakan kepada sidang jemaat yang dilayaninya supaya sidang jemaatnya tertarik kepada dia dan berkata kebangkitan sedang berlangsung, tetapi tanpa dasar yang teguh, tanpa korban Kristus (sebagai dasar dari bangunan yang teguh), sesungguhnya di adalah pembohong. Penegasan “pembohong” kepada seorang hamba TUHAN ialah bullshit. Saya mengatakan “bullshit” bukan karena saya preman, tetapi penegasan bahwa dia adalah pembohong besar. Jadi, kita patut bersyukur dengan didikan yang murni, tidak ternodai.
Siapa yang tidak mau ingin kaya? Saya pun ingin banyak uang, tetapi harus dengan caranya TUHAN. TUHAN Yesus sendiri bisa melenyapkan orang Yahudi pada saat itu, tentara Romawi pada saat itu, tetapi Yesus berkata kepada Pilatus: Untuk itulah Aku lahir, dan untuk itu pula Aku mati di atas kayu salib; supaya Aku menyatakan kebenaran di atas kayu salib.
 
Kalau di tengah pelayanan-Nya, Yesus hanya sibuk mengadakan mujizat, maka bangsa kafir tidak dapat melihat. Tetapi ketika Yesus mati di atas kayu salib, seantero dunia dapat melihat.
Itu sebabnya, nanti nabi-nabi palsu dan Mesias-mesias palsu akan muncul, lalu kalau ada orang berkata: Lihat; Mesias ada di sana, Mesias ada di sini, jangan percaya, sebab kedatangan TUHAN tidak seperti itu. Itu sebabnya pada ayat berikutnya, di katakan: Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.
Jadi, kalau Yesus hanya mengadakan mujizat di sini, mujizat di sana, maka dunia tidak melihat, tetapi karena Yesus telah mati di atas kayu salib, maka seantero dunia melihat. Jadi, jangan lagi kita mau dibodoh-bodohi.
 
Pengalaman kematian dari Rasul Paulus menjadikan dia sebagai tontonan di sorga, tontonan di dunia, tontonan manusia, berarti; tidak menjadi penonton di tengah-tengah ibadah pelayanannya kepada TUHAN. Rasul Paulus rela menyangkal diri, memikul salib, menanggung banyak beban di tengah ibadah dan pelayanan.  Hal ini harus diperhatikan dengan baik.
 
1 Korintus 4:10
(4:10) Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.
 
Oleh karena salib di Golgota, Rasul Paulus rela menjadi:
-          Rela menjadi bodoh, tetapi sidang jemaat yang dia layani menjadi arif bijaksana.
-          Rela menjadi lemah, tetapi oleh karena pelayanannya, sidang jemaat menjadi kuat.
-          Rela menjadi hina, tetapi oleh karena kesaksian ini, sidang jemaat menjadi mulia.
 
Jadi, sudah sangat jelas; Rasul Paulus berkuasa dalam perkataan, juga berkuasa dalam perbuatan.
Kalau hanya omong omong omong, cerita cerita cerita, saya masih ragu dengan gembala sidang semacam itu.
Tentu kita semua rindu untuk menjadi anak-anak Allah, bukan? Rindu menjadi orang-orang yang dikasihi TUHAN, bukan? Kalau saudara menerima hal ini dengan rendah hati, saudara pasti hancur hati. Menjadi anak bupati saja senangnya minta ampun, apalagi menjadi anak Allah.
 
1 Korintus 4:11
(4:11) Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,
 
Selanjutnya, di sini kita dapat menemukan tentang Rasul Paulus: Di tengah-tengah pelayanan Rasul Paulus, ternyata ia banyak mengalami penderitaan, antara lain lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara.
 
Beberapa tahun yang lalu, waktu memulai pelayanan di provinsi Banten, memasuki provinsi Banten, betul-betul saya mengalami hal yang semacam ini. Bukan ikut-ikutan, tetapi betul-betul saya mengalami hal demikian. Karena, Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) itu tidak men-support secara dana, dan sampai hari ini pun, saya tidak pernah datangi suatu kelompok atau suatu wadah yang bisa mendanai atau men-support hamba TUHAN untuk memulai perintisannya dalam pelayanan. Saya tidak pernah terima sampai hari ini. Itu sebabnya, saya berani bicara dengan tegas; kalau tidak ada kesaksian, jangan coba-coba, sebab itu adalah pendusta.
Sehingga, banyak kali saya mengalami lapar, banyak kali saya haus, telanjang, dipukul, mungkin bukan dengan tangan, tetapi dengan kata-kata, saya banyak terima pukulan, banyak sekali, dan waktu itu pun masih nomaden (mengembara), tidak punya rumah, tidak punya tempat yang tetap. Sehingga, setiap kali saya harus menginjili, setiap hari berjalan berkilo-kilo bahkan puluhan kilo, sebetulnya saya jarang sekali menemukan anak TUHAN, tetapi anehnya, saya harus keluar, sampai ke Merak, Cikande, kota Serang, kota Cilegon saya kelilingi, dalam keadaan tidak ada uang, tidak ada persembahan, tidak ada kolekte, tidak ada perpuluhan.
Yang paling menyedihkan adalah ketika sudah tiba sore hari, petang hari, di situlah tangisan itu lebih hebat lagi; di mana hamba Mu akan berbaring meletakkan kepala ini setelah sepanjang hari berjalan, lapar, haus, belum ada sidang jemaat, TUHAN? Tetapi salib-Nya menolong kita sampai hari ini.
Kalau saya pandang orang lain, mungkin hari ini saya tidak akan menjadi hamba TUHAN, tidak menjadi gembala, tetapi saya belajar memandang salib, maka saya kuat.
 
1 Korintus 4:12-13
(4:12) kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; (4:13) kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.
 
Kemudian, di tengah ibadah dan pelayanannya, Rasul Paulus melakukan pekerjaan tangan yang berat, maksudnya:

-          Ketika ia dimaki, ia memberkati. Ini adalah pekerjaan tangan yang tidak ringan, ini adalah pekerjaan tangan yang sangat berat sekali.

-          Ketika ia dianiaya, ia sabar. Ini juga merupakan pekerjaan tangan yang berat.

-          Ketika ia difitnah, ia menjawab dengan ramah. Ini juga merupakan pekerjaan tangan yang berat.

-          Bahkan ia rela menjadi sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu. Ini juga merupakan pekerjaan tangan yang berat.

 
Pekerjaan tangan yang berat, berarti; perbuatan hidup yang sangat berat.
 
1 Korintus 4:14-15
(4:14) Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi. (4:15) Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.
 
Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, ikut live streaming sana, ikut live streaming sini, ikut sana, ikut sini, ikut situ, kamu tidak mempunyai banyak bapa..
 
Kesaksian hidup atau pengalaman hidup Rasul Paulus ditulis, lalu dikirimkan kepada jemaat di Korintus, dengan maksud tujuan yang mulia, sebab ia telah ditetapkan sebagai bapa rohani terhadap sidang jemaat di Asia kecil, termasuk sidang jemaat di Korintus, oleh karena Firman Allah yang telah dia sampaikan.
Pendeknya; Rasul Paulus menjadi bapa bagi sidang jemaat di Korintus, apa meterainya? Meterainya adalah Firman Allah yang telah disampaikan kepada sidang jemaat di Korintus. Itu adalah meterainya kalau dia adalah “bapa”.
 
Jadi, kalau gembala sidang, sebagai bapa rohani, tidak bertanggung jawab di dalam hal memberitakan Firman Allah, memberi makan minum kawanan domba, dia bukanlah bapa, dia bukan ibu, dia bukan gembala sidang, dia hanya sedang mencari sensasi ke sana dan kemari.
 
Meterai dari “bapa” atau gembala sidang adalah menyanggupi sidang jemaat di dalam hal memberikan makanan, menyanggupi sidang jemaat di dalam hal memberikan minuman, sebab domba-domba harus diberi makan dan minum Firman Allah dengan limpah.
Itu sebabnya, saya juga yakin bahwa saya ini adalah “bapa rohani”, apa meterainya? Limpah pembukaan firman. Itu sebabnya, kalau di Patekosta, dalam menyebut gembala sidang, walaupun dia sudah tua, tetap memanggil dengan sebutan “Oom”, sebagai tanda penghormatan dari zaman dahulu sampai hari ini. Sekalipun sidang jemaat lebih tua, tetapi karena itu adalah ajaran dari Rasul Paulus sampai hari ini kita pakai, ya tetap berlaku sampai hari ini, itu sebabnya sidang jemaat memanggil dengan sebutan “Oom”, sampai di desa-desa saat kami melayani di Sumatera, tetap memanggil dengan sebutan “Oom”.
 
1 Korintus 4:16
(4:16) Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!
 
Rasul Paulus meminta dan berkata kepada sidang jemaat di Korintus, supaya mereka menuruti teladannya, perbuatan hidupnya, di mana dia sudah melakukan pekerjaan tangan yang berat. Berarti, tulisan atau perkataan sama dengan tindakan perbuatannya; Rasul Paulus adalah seorang hamba TUHAN yang berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Teladan adalah perbuatan.
Jadi, tulisan Rasul Paulus bukanlah omong kosong. Rasul Paulus menyampaikan khotbah dalam bentuk tulisan, tetapi dalam perbuatan tangannya pun dia betul-betul lakukan walaupun pekerjaan tangan itu berat.
 
Pendeknya: Rasul Paulus berkuasa dalam perkataan dan berkuasa dalam perkataan perbuatannya. Itulah manfaat hikmat yang datangnya dari didikan salib; berkuasa dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatan.
 
1 Korintus 4:17
(4:17) Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.
 
Rasul Paulus mengajar sidang jemaat sesuai dengan teladan Kristus. Jadi, sudah jelas bahwa; Rasul Paulus berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
 
1 Korintus 4:18-19
(4:18) Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu. (4:19) Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.
 
Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong ... Sudah mendapatkan pembukaan rahasia firman, tetapi tidak menjadi pelaku, itu sama dengan; dosa sombong.
Siapa yang pernah sombong; setelah mengerti sedikit firman, lalu tanpa sadar telah sombong? Jangan terulang lagi.
 
Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu. Mengerti firman yang diajarkan oleh Rasul Paulus, tetapi tidak menjadi pelaku, dengan beranggapan bahwa Rasul Paulus tidak melihat, TUHAN tidak melihat. Akhirnya, jika mengerti firman tetapi tidak melakukan, maka menjadi sombong.
 
Ada yang menjadi sombong setelah menerima pengajaran dari Rasul Paulus. Mereka menjadi sombong karena mereka hanya mengerti firman, mengetahui kedalaman firman, tetapi tidak menjadi pelaku. Hati-hati, orang yang semacam ini, adalah; orang sombong sehingga tidak berkuasa dalam perkataan dan tidak berkuasa dalam perbuatan.
 
1 Korintus 4:20
(4:20) Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
 
Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan ... Kerajaan Sorga bukan omdo (omong doang), bukan jarkoni (mengajari, tetapi tidak melakukan). Tetapi Kerajaan Sorga terdiri dari kuasa; berkuasa dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatan.
Jadi, jangan saudara merasa karena disebut “orang Kristen” kemudian beribadah tiap hari, lantas masuk sorga, tidak. Tetapi yang Tuhan mau ialah; berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
 
Bersyukur, sidang jemaat tidak bertahan dengan cara ibadah dari; gereja lama. Sungguh. Tetapi itu semua tentu karena kemurahan TUHAN. Inilah yang membuat hati kita menjadi hancur; kemurahan TUHAN semacam ini. Dari mana kita dapat mendapat pengertian tentang Kerajaan Sorga kalau bukan dari hikmat yang sesungguhnya, oleh karena kemurahan TUHAN?  Itu semua karena TUHAN tidak akal-akali kita.
 
Kembali kita memperhatikan Ibrani 5.
Ibrani 5:6
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
 
Dalam Ibrani 5:5, kita sudah melihat bahwa Allah mengakui Yesus Kristus sebagai Anak yang sah dengan tegas. Selanjutnya, pada ayat 6 dikatakan: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek ... Artinya; imamatnya tidak akan beralih kepada siapapun.
 
Hamba TUHAN boleh datang berkunjung ke tempat ini dan akhirnya berbagi berkat, tetapi tanggung jawab saya untuk memberi makan minum kawanan domba tidak boleh dialihkan kepada siapapun. Kalau berkat, boleh dibagi-bagi, tetapi  tanggung jawab soal memberikan makan minum kawanan domba tidak boleh dialihkan; imamat Yesus Kristus adalah imamat yang tidak bisa dialihkan, imamat untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek, tidak berbapak, tidak beribu, permanen, kekal.
 
Ibrani 5:7
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
 
Sebagai Anak, yang sudah menerima didikan salib, sehingga Ia memperoleh hikmat, dan oleh hikmat itu, Ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatan, sampai pada akhirnya, Ia hidup dalam penyembahan, penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah Bapa.
 
Ayo, buktikan bahwa kita masing-masing adalah anak-anak Allah, yang pada akhirnya hidup dalam doa penyembahan.
Kekekalan; Penyembahan.
Kekekalan; Penyerahan diri.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment