KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, February 17, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 FEBRUARI 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 FEBRUARI 2021
 
KITAB RUT
(Seri: 125)
 
Subtema: PELAYANAN DARI SUATU PERJANJIAN BARU
 
Shalom.
Segala puji, segala hormat, selayaknya hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Tidak lupa saya menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik sidang jemaat di Malaysia dan di Bandung dan di Semarang, maupun umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat live streaming baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada.
Selanjutnya, kita mohonkan segala kemurahan dari hati TUHAN, supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, sehingga ibadah ini betul-betul mengandung janji maupun kuasa, baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang; nama TUHAN dipermuliakan.
 
Kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Kita masih berada pada kitab Rut 3 ayat 9.
Rut 3:9
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
 
Sebelum kita melihat pernyataan Rut kepada Boas pada ayat 9 ini, saya rindu supaya kita kembali untuk membaca ayat 8. Kalau pun kita mundur sedikit, mundur satu ayat, tentu ada maksud TUHAN di sini. Tetapi tentu, antara ayat 8 dan ayat 9 ini saling terkait; itu sebabnya, saya membawa saudara untuk kembali membaca pada ayat 8.
 
Rut 3:8
(3:8) Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
 
Singkatnya: Rut berbaring di kaki Boas.
 
Kalau Rut berbaring di kaki Boas, berarti Rut mengalami suatu kemurahan yang sangat besar, sebab ia menemukan tempat yang tepat untuk membaringkan dirinya. Hal ini menunjukkan bahwasanya Rut memiliki pandangan Mempelai, sekalipun ia adalah bangsa Moab atau bangsa kafir.
Kembali saya sampaikan: Kalau Rut berbaring di kaki Boas menunjukkan bahwasanya Rut memiliki pandangan Mempelai, sekalipun ia adalah bangsa Moab, ia adalah bangsa kafir, bukan bangsa Yahudi.
 
Terkait soal BERBARING ini, kita sejenak membaca nubuatan dari nabi Yeremia.
Yeremia 50:6
(50:6) Umat-Ku tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya.
 
Kehidupan yang lupa akan tempat pembaringannya atau yang tidak mempunyai tempat untuk berbaring, akhirnya akan terhilang dan tersesat.
Tandanya ialah mengembara di gunung-gunung, atau berjalan dari gunung yang satu ke bukit yang lain. Artinya; tidak punya ketetapan, tidak ada tempat untuk berbaring, sehingga tersesat dan terhilang.
 
Berarti, kalau tidak tergembala dalam sebuah penggembalaan dengan baik = mengembara, sekalipun ia beribadah di tempat-tempat lain, di gunung-gunung tempat peribadatan yang lain.
Itu sebabnya, saya katakan tadi: Kalau Rut berbaring di kaki Boas, menunjukkan bahwasanya Rut memiliki pandangan mempelai, sekalipun ia adalah bangsa kafir, dan itu adalah suatu kemurahan yang besar. Kalau kita menemukan tempat untuk berbaring, itu adalah kemurahan, sehingga tidak akan pernah mengalami kekejutan. Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kalau kita berbaring di kaki Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, maka tidak akan dikejutkan oleh apapun.
 
Doakan, supaya ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan ini betul-betul merupakan tempat untuk berbaring bagi kita, karena ternyata banyak tempat peribadatan yang belum tentu dijadikan sebagai tempat untuk berbaring bagi kawanan dombanya. Biarlah semakin hari, kita semakin didewasakan.
 
Lihat, KEADAAN DOMBA-DOMBA yang tidak punya tempat untuk berbaring.
Yeremia 50:7
(50:7) Siapa pun yang menjumpai mereka, memakan habis mereka, dan lawan-lawan mereka berkata: Kami tidak bersalah! Karena mereka telah berdosa kepada TUHAN, tempat kebenaran, TUHAN, pengharapan nenek moyang mereka!
 
Resiko yang terjadi apabila tidak ada tempat untuk berbaring ialah lawan-lawan yang tidak merasa bersalah akan menghabisi orang-orang yang tidak punya tempat untuk berbaring, itulah pengembara, dengan kata lain; jatuh ke tangan musuh atas seizin TUHAN, yaitu antikris.
 
Pendeknya: Pengembara atau kehidupan yang tidak punya tempat untuk berbaring, ia berdosa kepada TUHAN.
TUHAN itu merupakan tempat kebenaran, TUHAN itu juga tempat pengharapan bagi umat Israel. Oleh sebab itu, bersyukurlah kalau saudara menemukan tempat untuk berbaring, yaitu di bawah kaki Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus.
Saya berharap, sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, di Semarang, umat TUHAN yang sudah memberikan dirinya digembalakan lewat live streaming, perhatikan sungguh-sungguh hal ini. Di mana pun anda berada, kalau saudara sungguh-sungguh memperhatikan Firman Penggembalaan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook dari GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, biarlah saudara menemukan itu sebagai tempat untuk berbaring.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Pengembara atau kehidupan yang tidak mempunyai tempat untuk berbaring, maka ia berdosa kepada TUHAN, sebab;
-          TUHAN itu merupakan tempat kebenaran, tempat untuk berbaring,
-          dan TUHAN itu juga merupakan tempat pengharapan bagi umat-Nya.
 
Lihat, pengembara akan jatuh ke tangan musuh, dan ketika ia dihabisi oleh musuh, musuh tidak akan pernah merasa bersalah -- itu artinya, sudah diserahkan kepada musuh, atas seizin TUHAN --.
 
1 Yohanes 2:18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
 
Waktu ini adalah waktu yang terakhir = waktu petang menjelang malam hari.
 
Dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus, walaupun mata tidak melihat. Tetapi kita mempunyai mata rohani, bukan? Sebab TUHAN telah menyatakan rahasia pembukaan firman-Nya, dengan demikian kita memiliki mata rohani untuk dapat melihat gerak-gerik antikris. Oleh sebab itu, bersyukurlah kalau saudara mempunyai tempat untuk berbaring.
 
Memang mereka berasal dari antara kita ... Antikris itu bukan berasal dari penganut ajaran asing, tetapi antikris itu berasal dari tubuh Kristus, dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita, tidak sungguh-sungguh menyangkal dirinya, memikul salibnya, mengikut TUHAN.
Sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, andaikata mereka sungguh-sungguh memikul salibnya, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita.
 
Singkatnya: Kehidupan yang tidak sungguh-sungguh menyangkal dirinya, tidak sungguh-sungguh memikul salibnya di tengah ibadah dan pelayanan dalam sebuah penggembalaan, kelak akan menjadi bagian dari antikris, menjadi bilangan dari antikris.
Pendeknya: Orang yang tidak mempunyai tempat untuk berbaring -- disebutlah pengembara -- kelak akan dimangsa oleh lawan, yakni antikris; mereka akan dihabisi oleh antikris, atas seizin TUHAN. Antikris itu tidak pernah merasa bersalah di hadapan TUHAN; itu sebabnya, ia ngotot berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
 
Oleh sebab itu, di hari-hari terakhir ini kita semua harus semakin sungguh-sungguh tergembala di dalam kandang penggembalaan ini; jangan liar, jangan mengembara, jangan menjelajah di setiap gunung-gunung tempat peribadatan.
Kalau setiap hari beribadah di semua tempat peribadatan = Mengembara. Inilah yang tidak diketahui oleh banyak orang Kristen. Itu sebabnya, setiap hari dia ikuti KKR di sana, ikuti KKR di sini, mengapa? Karena memang gembalanya tidak bertanggung jawab. Jika gembalanya bertanggung jawab memberi makan (Ibadah Pendalaman Alkitab) dan minum (Ibadah Raya Minggu), maka pasti ada nafas hidup, berada dalam naungan kasih Allah (Ibadah Doa Penyembahan). Namun justru itulah yang tidak dipahami oleh banyak orang; belajar Theo (TUHAN), tetapi dicampur dengan logika, ya tidak bisa. TUHAN ya TUHAN, logika ya logika; tidak boleh dicampur.
 
Kembali saya sampaikan: Di hari-hari terakhir ini kita semua harus semakin sungguh-sungguh; sungguh-sungguhlah tergembala di dalam kandang penggembalaan ini, berarti; jangan kita liar, jangan kita mengembara atau menjelajah di setiap gunung-gunung tempat peribadatan, sebagaimana dengan pribadi Daud, adalah suatu kehidupan yang sungguh-sungguh tergembala di hadapan TUHAN.
Kalau kita perhatikan dalam 1 Samuel 17, tiga saudara yang terbesar selalu mengikuti Saul ke mana saja ia berperang, tetapi Daud selalu pulang untuk menggembalakan dua tiga ekor kambing domba ayahnya. Jadi, sesibuk apapun kita di atas muka bumi ini, kita harus pulang kembali ke kandang penggembalaan. Hal ini diakui dalam tulisannya pada Mazmur 23 ...

-          Pada ayat 1, Daud berkata: TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

-          Pada ayat 2 bagian A, Daud mengaku: Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Jadi, jelas, Daud ini adalah kehidupan pribadi yang tergembala dengan baik; tidak liar, tidak mengembara, tidak tersesat, tidak terhilang di semua rumah-rumah TUHAN tempat peribadatan.

-          Selanjutnya, pada ayat 2 bagian B, Daud berkata: Ia membimbing aku ke air yang tenang. Dengan demikian, tidak perlu takut kepada lawan, sebab Dia sendiri adalah Gembala Agung yang memelihara jiwa kita. Kalau kita tergembala dengan baik, berbaring di bawah kaki Boas rohani, selanjutnya Ia akan membimbing ke air yang tenang, tidak perlu takut terhadap lawan, sebab TUHAN sendiri adalah Gembala Agung yang memelihara setiap jiwa kita yang tergembala dengan baik. 

Ini adalah pandangan Mempelai; pandangan nubuatan. Pandangan nubuatan itu berarti memandang jauh ke depan, rindu untuk menjadi mempelai TUHAN Yesus Kristus.
 
Tentu saja kita bersyukur, jikalau TUHAN senantiasa membukakan rahasia firman-Nya dalam setiap pertemuan ibadah kita, bukan? Sebab itu artinya, ibadah ini mengandung janji dan kuasa, bukan ibadah ecek-ecek, bukan ibadah ceremonial.
 
Lihat PANDANGAN MEMPELAI dalam Kidung Agung 1, dengan perikop: “Mempelai perempuan dan puteri-puteri Yerusalem”, itulah antara Sion dan Yerusalem.
Kidung Agung 1:6-7
(1:6) Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku. Putera-putera ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga. (1:7) Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
 
Putera-putera ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga. Hal ini berbicara soal penyerahan diri, yang ditandai dengan pengorbanan, itulah mempelai TUHAN. Sulamit adalah gambaran dari mempelai TUHAN; hitam kulitnya, tetapi manis sikapnya.
 
Dengan singkat kita melihat: Mempelai Perempuan, mempunyai kerinduan di dalam hal mencari tempat untuk berbaring, itu adalah pandangan mempelai perempuan TUHAN. Kemudian, mempelai perempuan TUHAN menolak untuk menjadi serupa dengan pengembara, sama seperti teman-teman seperjalanan.
Teman-teman seperjalanan itu sama dengan umat TUHAN yang lain. Tidak semua umat TUHAN menemukan tempat untuk berbaring.
 
Kemudian di sini kita melihat: Mempelai perempuan mencari tempat untuk berbaring pada waktu petang hari.
Pada waktu petang hari adalah waktu menjelang malam hari à Masa kesesakan yang akan terjadi ketika antikris berkuasa di atas muka bumi ini, dan itu adalah keadaan malam hari. Masa kesesakan, itu adalah gelap malam; dan puncak gelap malam adalah pada saat aniaya antikris berlangsung di atas muka bumi ini.
Jadi, pada waktu petang, pada waktu menjelang malam hari, ini adalah waktu yang penting bagi kita untuk sibuk mencari tempat untuk berbaring.
 
Itulah pribadi dari Rut sebagai bangsa kafir. Tetapi lihatlah, sungguh luar biasa perbuatannya, tindakannya, sikapnya luar biasa; pantas untuk dicontoh oleh bangsa-bangsa kafir, layak untuk menjadi teladan bagi kita masing-masing.
 
Itu sekilas tentang ayat 8, untuk mengingatkan kita kembali, supaya hal itu tetap ada di dalam memori kita, melekat dalam ingatan kita masing-masing, termeterai di dahi ini.
Berbaringlah di bawah kaki Boas rohani, yakni; TUHAN Yesus Kristus, yang juga; sebagai tempat kebenaran, dan sebagai tempat pengharapan kita. Sebab uang yang banyak tidak bisa dijadikan sebagai tempat pengharapan kita, baik kedudukan, jabatan yang tinggi, apapun yang ada di dunia ini tidak bisa dijadikan sebagai tempat untuk berbaring. Hanya Yesus sebagai tempat kebenaran; hanya Yesus sebagai tempat pengharapan kita masing-masing.
 
Kita kembali untuk membaca Rut 3:9, untuk selanjutnya melihat pribadi Rut sebagai bangsa Moab (bangsa kafir) lebih dalam lagi.
Rut 3:9
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
 
Pada saat Rut berada berbaring di kaki Boas, sontak saja Boas terkejut, itu sebabnya ia bertanya: “Siapakah engkau ini?” Jawab Rut: “Aku Rut, hambamu ...
Kalau kita berbaring di bawah kaki Boas rohani, yakni; TUHAN Yesus Kristus, maka pasti kita akan menempatkan diri sebagai hamba, bukan sebagai tuan.
 
Selanjutnya, Rut berkata kepada Boas: “ ... kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ...” Kalimat ini menunjukkan bahwasanya Rut adalah gambaran dari gereja TUHAN yang berada pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
 
Wahyu 12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
 
Mempelai perempuan dipelihara dan dilindungi di tempatnya, itulah padang gurun, selama 3.5 (tiga setengah) tahun atau 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari.
 
Lalu, lebih rinci, kita perhatikan ayat 14.
Wahyu 12:14
(12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
 
Di sini kita melihat: Kepada mempelai perempuan TUHAN diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, dengan satu tujuan supaya mempelai perempuan dipelihara dan dilindungi di padang belantara, jauh dari antikris selama satu masa + dua masa + setengah masa = 3.5 (tiga setengah) tahun = 42 (empat puluh dua) bulan = 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari.
 
Jadi, sudah sangat jelas: Ketika Rut berkata “kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu”, menunjukkan bahwa Rut adalah gambaran dari gereja TUHAN yang sudah berada pada puncak rohani, kedudukan yang tertinggi, itulah doa penyembahan.
Ketika kita berada pada puncak rohani, hidup dalam doa penyembahan, maka secepatnya akan TUHAN kirimkan dua sayap burung nasar yang besar, supaya ia diterbangkan ke padang belantara, supaya ia diterbangkan di tempatnya, untuk selanjutnya dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN.
Inilah kehidupan yang sudah berbaring; tidak akan mengalami kekejutan sampai akhir masa, percayalah. Masing-masing kita harus mempercayakan diri kepada TUHAN Yesus Kristus, jangan kepada yang lain. Kalau diberkati, memiliki harta, uang, kedudukan yang tinggi, puji TUHAN, tetapi percayakan hidup masing-masing hanya kepada TUHAN.
 
Wahyu 12:17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
 
Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain ... Amarah dari antikris dilampiaskan kepada keturunannya (keturunan dari mempelai perempuan) yang lain, siapakah dia? Keturunan yang lain, itulah kehidupan yang ...
-          Hanya menuruti hukum-hukum Allah = Penuh dengan Firman Allah à MEJA ROTI SAJIAN.
-          Hanya memiliki kesaksian Yesus = Penuh dengan Roh-El Kudus à PELITA EMAS.
Namun, masih ada satu alat yang kurang, yaitu MEZBAH DUPA, itulah doa penyembahan. Inilah gambaran dari gereja TUHAN, di mana ibadahnya belum sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan.
 
Singkatnya: Yang menjadi sasaran antikris ialah ibadah yang belum memuncak atau belum berada pada kedudukan yang tertinggi, yakni doa penyembahan. Itulah sasaran dari amarah, pelampiasan dari antikris, yaitu gereja yang belum dewasa rohani, di mana ibadahnya belum sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan.
 
Sebagai seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala, saya berharap dalam doa supaya ibadah kita masing-masing berada sampai  pada puncaknya, memuncak sampai kepada doa penyembahan, sebab itu merupakan kedudukan yang tertinggi, tidak dapat dijangkau oleh mata ular (antikris).
 
Mari kita lihat dalam Mazmur 91, dengan perikop: “Dalam lindungan Allah” Bagaimana dalam lindungan Allah ini?
Mazmur 91:1-4,9
(91:1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (91:2) akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (91:3) Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. (91:4) Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. (91:9) Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,
 
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa. Jika “bermalam”, itu sama artinya “berbaring”, berarti; berbaring di bawah kepak sayap TUHAN, berbaring di dalam naungan Yang Mahakuasa.
 
Naungan Yang Mahakuasa, yakni; kepak sayap Allah ...
-          Adalah tempat perlindungan kita.
-          Adalah tempat perteduhan kita.
-          Sebagai kubu pertahanan bagi kita.
Berarti, mau tidak mau, ibadah ini harus dibawa sampai pada puncaknya, itulah doa penyembahan, sehingga secepatnya TUHAN akan kirimkan sayap burung nasar yang besar, sehingga kita betul-betul berada di bawah kepak sayap Allah, sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, sebagai kubu pertahanan.
 
Jadi, saudara jangan menganggap bahwa ibadah ini hanya rutinitas. Jangan seperti ibadah yang lama lagi, itulah ibadah Taurat, ibadah lahiriah; hanya nyaman nyaman nyaman, tetapi tidak ada perubahan. Ibadah ini harus sampai pada puncaknya, yaitu doa penyembahan, untuk apa? Supaya kalau tiba di sana, maka secepatnya TUHAN kirimkan sayap burung nasar yang besar sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, sebagai kubu pertahanan. Kita harus akui itu.
Jadi, ukurannya bukanlah perkara lahiriah, gedung mewah, atau sibuk melihat “timbanya”, maksudnya; apakah hamba Tuhan tersebut sudah masuk TV atau belum, apakah sudah terkenal di media sosial atau belum, itu salah kaprah. Seharusnya, yang dilihat di tengah sebuah ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan adalah apakah ada pembukaan firman atau tidak, sebab itu adalah kebutuhan pokok.
 
Mazmur 91:5-6
(91:5) Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, (91:6) terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
 
Kalau ibadah sudah memuncak, atau hidup dalam doa penyembahan yang besar, maka secepatnya TUHAN kirimkan sayap burung nasar yang besar, sehingga kita tidak perlu takut terhadap ...
-          Kedahsyatan malam à Aniaya antikris.
-          Panah yang terbang di waktu siang à Ajaran palsu dari nabi-nabi palsu.
-          Penyakit sampar à Corona busuk.
-          Penyakit menular yang mengamuk di waktu petang, menjelang malam hari.
 
Tentang “PENYAKIT MENULAR.” Apakah saudara tahu apa itu penyakit menular? Penyakit itu menularkan ke anggota-anggota tubuh yang lain, dan itu jelas terjadi pada waktu petang hari, menjelang gelapnya malam sebagai puncak aniaya antikris selama 3.5 (tiga setengah) tahun = 42 (empat puluh dua) bulan = 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari = 1 (satu) masa + 2 (dua) masa + 1/2 (setengah) masa.
 
Secara jasmani, sudah ada penyakit menular: Covid-19 (Corona busuk), AIDS, Antraks, masih banyak penyakit menular yang parah, tetapi rupanya, itu semua belum membuat kehidupan kita ini binasa. Penyakit semacam itu hanya membunuh tubuh, tetapi tidak bisa menjangkau atau membunuh jiwa kita.
 
Malam ini kita diajar oleh Firman TUHAN, bukan dengan pengertian manusia. Bagus kalau ada seorang motivator, lalu menjadi pendeta, ya tidak apa-apa, itu namanya penginjilan, supaya ada dasar, tetapi ingat; harus lanjut kepada perkembangan selanjutnya, itulah penyucian firman.
Sekarang ini sedang gemar pemberitaan firman dalam bentuk motivator, sekali lagi sampai sampaikan; itu tidak salah, memang bagus, tetapi itu barulah dasar, dengan lain kata; harus beralih kepada perkembangan sepenuhnya, itulah penyucian firman.
 
Mari kita melihat penyakit menular yang bisa menjangkau jiwa dan membinasakan.
2 Timotius 2:16-19
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. (2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. (2:19) Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
 
Tetapi hindarilah omongan yang kosong ... Omongan kosong, berarti tidak berisi firman. Dan itu terjadi setelah 7 (tujuh) tahun kelimpahan, akan muncul 7 (tujuh) bulir yang kosong menelan habis 7 (tujuh) bulir gandum yang berisi.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Apa itu menjalar? Itu sama artinya dengan “menular”, seperti penyakit kanker.
 
Singkatnya: Himeneus dan Filetus telah menyimpang dari kebenaran, ini adalah hamba kejahatan. Mengapa? Karena mereka mengajarkan kepada sidang jemaat bahwasanya kebangkitan di tengah-tengah sidang jemaat sedang berlangsung, tetapi anehnya, mereka tidak mengajarkan dasar yang teguh.
Mereka mengajarkan “kebangkitan berlangsung”, tetapi tidak mengajarkan dasar yang teguh, itulah sengsara salib, itulah kematian Yesus Kristus. Kalau mengajarkan “kebangkitan sedang berlangsung”, tetapi salib tidak diajarkan, sengsara salib tidak diajarkan, penderitaan dan kematian Yesus tidak diajarkan, itu adalah penyakit menjalar, itu adalah penyakit menular, sama seperti penyakit kanker.  Dan itu jelas terjadi pada waktu petang menjelang malam hari, itulah masa kesesakan, masa aniaya antikris selama 3.5 (tiga setengah) tahun berlangsung di bumi ini.
 
Pada ayat 19 dikatakan: Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh ... Jadi jelas, mengajarkan “kebangkitan” kepada umatnya, kepada sidang jemaat, tetapi dasar yang teguh tidak diletakkan. Bangunan tidak akan kuat kalau tidak ada dasar yang teguh, itulah korban Kristus, Dialah batu pilihan, batu yang mahal, batu penjuru.
 
Saya bukan sedang menjelekkan seorang hamba TUHAN: Suatu kali, seorang hamba TUHAN berbicara di channel Youtubenya, lalu dia berkata: Ada hamba TUHAN yang muda mengatakan “sibuk dengan teologi penderitaan, tidak mau berbicara soal kebangkitan”
Dalam hati, saya berkata: Hamba TUHAN ini tahu firman atau tidak? Kalau bicara kebangkitan tanpa dasar yang teguh, itulah korban Kristus (salib Kristus), itu adalah penyakit kanker, itu adalah penyakit menular.
Lalu, hamba TUHAN itu kembali berkata: Kalau dia menganut teologi penderitaan, berarti dia cukup kotbah Jumat Agung - Natal, Jumat Agung - Natal.
Sesungguhnya, kalau beliau mengerti firman tentang apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Roma; kalau kita satu dalam kematian Kristus, tentu kita satu dalam kebangkitan Kristus, dan itu sudah satu paket. Oleh sebab itu, Rasul Paulus kembali menulis kepada sidang jemaat di Korintus dalam 1 Korintus 15, kalau Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati", dengan lain kata; marilah kita melakukan dosa dan kejahatan dan kenajisan, sebab toh juga mati. Tetapi yang pasti, kalau kita satu dalam kematian Kristus, sudah satu paket dengan kebangkitan Kristus.
 
Dari sini kita dapat melihat, bahwa penyakit menular sedang menjalar ke mana-mana, dan memang hal itu sangat digandrungi oleh banyak orang, mereka tidak suka dengan memikul salib, tidak suka dengan ibadah yang dihubungkan dengan salib, pelayanan yang dihubungkan dengan salib, itulah pengajaran salib, didikan Allah untuk memberi hikmat. Pendidikan di bumi itu bagus, tetapi tidak sempurna untuk memberi hikmat, memberi keselamatan.
 
Jadi, saya berharap, sidang jemaat GPT “BETANIA” dan anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang senantiasa memberikan diri untuk digembalakan lewat live streaming, biarlah kiranya sungguh-sungguh berbaring dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, jangan mau direcoki dengan pengertian yang lain lagi, sebab itu adalah penyakit menular, seperti Himeneus dan Filetus.
 
Penyakit menular semacam ini jelas-jelas merusak iman dari orang-orang Kristen, seperti yang tertulis pada ayat 18: yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung, tanpa meletakkan dasar bangunan yang teguh dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.
Mengapa dikatakan sebagian? Karena tidak semua orang menerima ajaran semacam ini. Tetapi biarlah kita betul-betul berada di tengah ibadah yang dihubungkan dengan salib, itulah dasar yang teguh.
 
Kelanjutan dari ayat ini, ditulis kembali oleh Rasul Paulus kepada Timotius di dalam 2 Timotius 4.
2 Timotius 4:2
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
 
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya ... Baik atau tidak baik waktunya, dalam susah maupun senang, sampaikanlah firman. Kemudian, jangan takut, sebab baik atau tidak baik, berarti firman itu juga bisa disampaikan kepada orang kaya, pejabat tinggi, bukan hanya kepada orang miskin.  Jangan hanya melihat situasi dan kondisi;
-          Kalau yang dilayani adalah orang kaya, maka kotbahnya manis-manis, tidak perlu koreksi dosa.
-          Tetapi kalau yang melarat, miskin, tidak punya uang, maka kotbahnya keras.
Bukankah itu tidak benar?
Seharusnya, yang benar adalah siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, tetap sampaikan firman yang benar dan murni.
 
Kemudian, di sini dikatakan: ... Nyatakanlah apa yang salah ... Hamba TUHAN jangan takut kepada orang kaya. Kalau hamba TUHAN takut kepada orang kaya, maka ia tidak akan berani menyatakan apa yang salah, sehingga pemberitaan firman diganti dengan guyon-guyon, cerita-cerita, pandai-pandai. Kalau pandai-pandai kotbah, maka orang bodoh tergelincir, lalu berkata:

-          Wah, hamba TUHAN itu pintar berkotbah, luar biasa. Padahal sedang disesatkan kok dibilang “pintar”?

-          Wah, hamba TUHAN itu pintar melucu. Pendetaku bisa loh guyon, sampai diteguhkan imanku.

Itu semua adalah omong kosong. Guyon-guyon adalah omong kosong. Pandai cerita ini itu adalah omong kosong.
 
Selanjutnya di sini dikatakan: ... Tegorlah ... Seharusnya, seorang hamba TUHAN berani menegor. Kemudian, dikatakan: ... Dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Doakan, supaya saya sesuai dengan kerinduan TUHAN, yaitu menegor dengan segala kesabaran, tetapi tegoran itu harus lewat pengajaran. Jangan seperti imam Eli; anaknya sudah salah (najis), tetapi justru berkata “anakku, jangan begitu, dong”, lalu disertai dengan guyon-guyon; tidak seperti itu, melainkan tegor saja dengan kesabaran dan pengajaran.
Jadi, pengajaran itu bukan berarti tidak sabar. Pengajaran harus sabar, harus rendah hati dan lemah lembut.
 
2 Timotius 4:3-4
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
 
Karena akan datang waktunya, jelas itu adalah pada waktu petang. Pada waktu petang -- berarti menjelang malam --, banyak orang menolak ajaran sehat, dan orang yang semacam ini akan mengumpulkan guru-guru, akan mengumpulkan hamba-hamba TUHAN menurut kehendaknya sendiri, menurut selera sendiri; jadi, bukan menurut kehendak Allah, bukan menurut ajaran salib Kristus di Golgota. Kehendak Allah adalah salib di Golgota, tetapi kehendak manusia adalah selera manusia.
Mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya sendiri, dengan satu tujuan; untuk memuaskan keinginan telinganya, bagaikan bulu ayam menggirik-girik telinga sampai akhirnya tidur rohani.
 
Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng, itulah omong kosong, ajaran kosong.
Lihat, bulu ayam yang dijadikan untuk menggirik telinga ialah;
-          Cerita-cerita isapan jempol.
-          Dongeng nenek-nenek tua.
-          Takhayul-takhayul.
-          Filsafat-filsafat kosong.
Itu adalah ajaran kosong, tidak sehat à Firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
 
Firman yang ditambahkan, artinya; seorang hamba TUHAN menyampaikan satu dua ayat firman, lalu ditambahkan atau dijelaskan dengan cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, dan lain sebagainya.
Contohnya: Satu dua ayat firman ditambahkan dengan cerita si kancil, cerita si kura-kura, si buaya, dan lain sebagainya, lalu disertai dengan guyon-guyon. Satu dua ayat firman ditambah dengan cerita, ditambah dengan guyon untuk memikat hati manusia. Inilah selera sebagian orang. Tetapi kita tidaklah seperti itu, bukan?
 
Firman yang dikurangkan, artinya; pemberitaan firman atau pengajaran salib diganti dengan 2 (dua) hal:

1.      Tanda-tanda heran atau pun mujizat-mujizat palsu.

2.      Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya = Mengajarkan kebangkitan berlangsung, tetapi dasar yang teguh (ajaran salib) tidak diletakkan. 

 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan AKIBAT MENAMBAHKAN DAN MENGURANGKAN FIRMAN TUHAN, di dalam Wahyu 22, dengan perikop: “Penutup”. Perhatikan penutup ini, yaitu akhir dari kitab Wahyu; jangan sampai kita menikmati firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Wahyu 22:18-19
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
 
Akibat menambahkan Firman TUHAN ialah Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab Wahyu 16:1-21.
 
Akibat mengurangkan Firman TUHAN ialah Allah akan mengambil bagiannya dari ...

1.      Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan = bukan milik Kristus, berarti menjadi bagian dari bilangan antikris. Pohon kehidupan adalah pribadi Yesus Kristus. Jika Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan, berarti bukan milik Kristus, = menjadi bagian dari bilangan antikris.

2.      Allah akan mengambil bagiannya dari kota kudus, itulah Yerusalem baru = tidak layak menjadi mempelai TUHAN, tidak layak bersanding dengan Mempelai Laki-Laki Sorga. 

 
Inilah tentang “penyakit menular” tadi, yaitu firman yang ditambahkan dan dikurangkan. Dan hal itu akan terjadi pada waktu petang menjelang malam. Hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir, itulah waktu petang. Jadi, jangan lagi bermain-main, jangan sibuk berburu daging seperti Esau, karena waktu yang tersisa adalah tinggal sedikit lagi; oleh sebab itu, manfaatkanlah waktu yang tersisa ini.
 
Kita kembali untuk membaca kitab Rut 3
Rut 3:9
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
 
Rut berkata: “ ... kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini ...” Jelas, Rut adalah gambaran dari gereja TUHAN, di mana ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, dengan lain kata; berlindung di bawah naungan kepak sayap Allah. Sebab kalau ibadah sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, maka secepatnya TUHAN akan kirimkan dua sayap burung nasar yang besar sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, sebagai kubu pertahanan.
 
Rut berkata: “ ... kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini ...” Alasan Rut mengatakan hal itu ialah karena ternyata, Boas adalah kaum dari Elimelekh -- suami Naomi yang sudah mati itu --, yaitu pribadi (kaum) yang wajib untuk menebus Naomi dan Rut.
Dalam Matius 20, jelas Yesus berkata kepada murid-murid, juga kepada isteri Zebedeus -- ibu dari Yakobus dan Yohanes --, yaitu: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”.
Itu sebabnya, dengan yakin Rut berkata: “kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu”, karena Rut tahu bahwa Boas adalah kaum, kerabat, sanak yang terdekat, yang wajib untuk menebus Rut dan Naomi. Sebagai Yesus Kristus adalah Boas rohani, Dia datang ke dunia bukan untuk dilayani, tetapi melayani, sekaligus untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
 
Sekalipun Rut ini adalah bangsa kafir, tetapi rupanya dia sangat paham tentang peraturan, dia sangat paham tentang ketetapan-ketetapan yang berlangsung di Israel; itulah hebatnya pribadi Rut ini.
 
Kita akan telusuri dalam Imamat 25.
Imamat 25:47-49
(25:47) Apabila seorang asing atau seorang pendatang di antaramu telah menjadi mampu, sedangkan saudaramu yang tinggal padanya jatuh miskin, sehingga menyerahkan dirinya kepada orang asing atau pendatang yang di antaramu itu atau kepada seorang yang berasal dari kaum orang asing, (25:48) maka sesudah ia menyerahkan dirinya, ia berhak ditebus, yakni seorang dari antara saudara-saudaranya boleh menebus dia, (25:49) atau saudara ayahnya atau anak laki-laki saudara ayahnya atau seorang kerabatnya yang terdekat dari kaumnya atau kalau ia telah mampu, ia sendiri berhak menebus dirinya.
 
Apabila ada salah seorang dari antara bangsa Israel menjadi hamba kepada orang asing, maka ia berhak untuk ditebus oleh salah seorang sanak atau kerabat yang terdekat.
Inilah peraturan dan ketetapan TUHAN Yesus yang berlangsung bagi bangsa Israel pada waktu itu, dan peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan semacam ini sangat diketahui oleh Rut. Itu sebabnya Rut berkata: “kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami”, pendeknya, Rut tahu Imamat 25:47-49.
 
Singkatnya: Rut adalah gambaran dari gereja TUHAN yang betul-betul memahami tentang peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang berlangsung di Israel; Rut tahu Firman TUHAN, dengan kata lain; Firman Allah sudah mendarah daging di dalam kehidupan Rut, yang walaupun dia adalah bangsa Moab, bangsa kafir. Biarlah firman mendarah daging sekalipun kita merupakan bangsa kafir.
Rut tahu tentang Imamat 25:47-49, dengan kata lain, Rut tahun Injil Matius 20:28. Berarti, Rut ini adalah gambaran dari gereja TUHAN, di mana firman itu sudah mendarah daging.
 
Yohanes 1:14A
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
 
Firman itu telah menjadi manusia = Firman menjadi daging = Firman sudah menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari, dari apa yang sudah dia terima dan dia dengar.
 
Kita perhatikan 2 Korintu 3, dengan perikop: “Pelayan-pelayan perjanjian yang baru”, atau disebut juga dengan pelayan-pelayan Roh, bukan pelayan tubuh.
2 Korintus 3:1-3
(3:1) Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? (3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
 
Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? Hamba TUHAN, pelayan TUHAN tidak perlu bermegah kalau memang TUHAN pakai dengan luar biasa. Kalau dipercaya untuk melayani sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan, tidak perlu untuk bermegah, sebab itu tidaklah baik. Walaupun punya potensi, tidak perlu untuk bermegah; walaupun punya talenta, tidak perlu untuk bermegah. Biarlah kita belajar dari Rasul Paulus; biasa saja.
 
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Surat pujian, surat yang tertulis dapat dibaca, dapat dikenal, dapat dilihat, baik perkataan maupun perbuatannya.
 
Menjadi surat pujian, menjadi surat yang tertulis, atau yang disebut juga surat Kristus, berarti; dapat dibaca, dapat dikenal, dapat dilihat oleh mata manusia, baik perkataannya, baik perbuatannya menjadi suatu kesaksian yang besar, sebab firman yang dia terima itu sudah mendarah daging, bukan ditulis oleh tinta, tetapi dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik dalam hati kita masing-masing. Dengan lain kata; sudah menikmati pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh.
 
Kalau firman itu sudah mendarah daging, maka otomatis, orangs semacam ini disebut surat pujian, surat tertulis, atau disebut juga surat Kristus. Kehidupan yang semacam ini dapat dilihat, dapat dikenali, baik perkataan, baik perbuatannya, jelas menjadi kesaksian yang besar. Mengapa demikian? Karena firman yang dia terima sudah mendarah daging, sudah menjadi manusia,

-          bukan ditulis oleh tinta, seperti yang tertulis pada dua loh batu yang diterima oleh Musa,

-          bukan juga ditulis dengan tinta, yang ditulis pada setiap lembaran-lembaran gulungan kitab bagian luar dan dalam,

tetapi firman itu, sudah ditulis oleh ujung jari Yesus, sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam loh daging, ditukik di hati ini. Seperti itulah pribadi Rut.
 
2 Korintus 3:4-5
(3:4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. (3:5) Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
 
Jikalau firman yang disampaikan itu mendarah daging, jelas itu merupakan pekerjaan Allah (ujung jari Yesus), bukan karena kemampuan, bukan karena kesanggupan dari seorang hamba TUHAN atau gembala sidang.
Sesuai dengan tulisan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, pada 1 Korintus 3:6, Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan rohani yang sehat. Kemudian pada 1 Korintus 3:7 juga dikatakan: yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Yang terpenting adalah pertumbuhan rohani yang sedang terjadi.
 
Jadi, dari sini kita dapat melihat, bahwa pribadi Rut ini sungguh luar biasa, ia adalah gambaran dari gereja TUHAN di mana firman itu sudah mendarah daging dalam kehidupannya, sudah menjadi praktek dalam kehidupannya, sehingga layak untuk menjadi surat pujian, surat yang tertulis, Alkitab yang berjalan, disebut juga surat Kristus, yang dapat dilihat oleh mata, dapat dikenali oleh setiap orang, baik perkataannya, maupun perbuatannya lahir batin menjadi suatu kesaksian yang besar. Itulah pribadi Rut.
Biarlah kiranya hal itu nyata kita tampilkan di manapun kita berada di hari-hari terakhir ini.
 
2 Korintus 3:6
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
 
TUHAN yang membuat Rasul Paulus menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru. Bukti bahwa seseorang telah menikmati pelayanan Roh ialah firman itu sudah menjadi daging, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh Allah yang hidup.
 
Jadi, kalau seseorang menangis atau meneteskan air mata setelah mendengarkan Firman Allah, itu adalah hal yang wajar saja, dan hal itu memang harus terjadi. Di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, setiap kali mendengar firman, wajar saja jika menangis, tetapi jikalau firman itu tidak difollow-up, firman itu tidak ditindak-lanjuti, firman itu tidak mendarah daging, firman itu tidak menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari, berarti firman itu hanya sekedar menyentuh rasa = pelayanan tubuh; air mata itu hanyalah keharuan semata.
Tidak salah menangis, dan memang harus menangis, tetapi kalau tidak difollow-up, itu adalah pelayanan tubuh, bukan pelayanan Roh.
 
Pelayanan Roh itu firman yang dia dengar, dia terima itu difollow-up, ditindak-lanjuti, dengan lain kata; firman menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari. Itulah kalau menikmati pelayanan Roh.
Oleh sebab itu, hamba TUHAN, gembala sidang harus mempersiapkan dirinya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam pemberitaan Firman TUHAN, juga harus disertai dengan penyerahan diri sepenuh, tidak boleh main-main.
 
2 Korintus 3:8-9
(3:8) betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! (3:9) Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.
 
Pelayanan tubuh itu bisa juga mulia, seperti Musa setelah menerima dua loh batu, lalu turun dari gunung, semua orang melihat wajahnya mulia sekali, itu adalah pelayanan tubuh; firman yang ditulis pada loh-loh batu, firman yang pernah ditulis pada lembaran-lembaran gulungan kita. Pelayanan tubuh saja bisa mulia, apalagi pelayanan Roh, tentu lebih mulia lagi.
 
Apabila betul-betul menikmati pelayanan Roh atau menindak-lanjuti setiap Firman Allah yang didengar, selanjutnya akan membawa, memimpin kehidupan gereja TUHAN, sampai kepada kemuliaan yang lebih besar, memimpin sampai kepada pembenaran.
Kalau pelayanan tubuh saja memimpin kepada kemuliaan -- walaupun akhirnya pudar --, apalagi jika menikmati pelayanan Roh, maka akan memimpin kehidupan kita sampai kepada kemuliaan yang lebih besar, yaitu pembenaran dari salib Kristus.
 
Lihat KEMULIAAN YANG LEBIH BESAR, yang akan kita kaitkan dengan Injil Yohanes 1.
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
 
Firman itu telah menjadi manusia, sudah menjadi daging, menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, kita harus menikmati pelayanan Roh, itulah pelayanan dalam Perjanjian Baru, sedangkan pelayanan tubuh adalah pelayanan dalam Perjanjian Lama.
Misalnya; Firman ditulis dalam loh-loh batu atau ditulis dalam setiap lembaran kitab, itu adalah pelayan-pelayan dari Perjanjian Lama; tetapi itu mematikan. Oleh sebab itu, kita harus menikmati pelayanan Roh, pelayanan dalam Perjanjian Baru; firman sudah menjadi daging, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing, sehingga dengan demikian kita menjadi sebuah kesaksian yang besar, baik perkataan maupun perbuatan. Satu kata saja menjadi kesaksian. Cara duduk saat dengar firman atau tindakan perbuatan sekecil apapun tetap menjadi kesaksian.
 
Suatu kali saya berbicara dengan Ibu Handoyo, lalu beliau berkata: “Mengapa Bapak tidak ada HP Android? Lalu saya menjawab: “Ya, sudahlah, supaya saya sibuk di dalam melayani TUHAN. Saya takut nanti tidak jadi contoh.” Akhirnya, ibu Handoyo berkata: “Nanti jarkoni ya, Pak.”
Untungnya, saya tahu apa itu arti “jarkoni”, karena isteri saya berasal dari Jawa. Jarkoni adalah singkatan dari iso ngujari tapi ora iso nglakoni, yang bermakna, tidak adanya kesesuaian antara omongan dengan sikap dan perilaku alias munafik = bisa mengajar, tetapi tidak bisa melakukan.
 
Tetapi jika firman sudah mendarah daging, berarti dia sudah menikmati pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh, sudah menikmati pelayanan dalam Perjanjian Baru, bukan Perjanjian Lama.
-          Pelayanan dalam Perjanjian Baru adalah firman menjadi daging.
-          Pelayanan dalam Perjanjian Lama adalah firman (huruf) ditulis pada dua loh batu.
 
Selanjutnya, ayat 14 bagian B: “ ... Diam di antara kita ...” = Allah berhadirat di rumah-Nya = Allah bertabernakel.
Tabernakel = Bait Allah, rumah TUHAN. Allah bertabernakel, berarti; Allah berhadirat di rumah-Nya, Allah berhadirat di dalam hidup kita.
 
Kemudian, selanjutnya dikatakan: “ ... Dan kita telah melihat kemuliaan-Nya ...”
Kalau firman mendarah daging, Allah bertabernakel, maka dampak positifnya ialah kita akan melihat kemuliaan Allah yang lebih besar dari kemuliaan Perjanjian Lama (perjanjian yang pertama), yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa.
Jadi, dampak positifnya ialah kita akan melihat kemuliaan Allah yang terdapat di dalam Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa. Itulah yang terjadi kalau firman mendarah daging, dan selanjutnya Allah bertabernakel.
 
Apa tandanya kita dapat melihat kemuliaan Allah di dalam diri Yesus? Yesus, Anak Tunggal Bapa, yaitu; penuh kasih karunia dan kebenaran. Itulah tanda bahwa kita dapat melihat kemuliaan Allah di dalam diri Yesus, yaitu karena Yesus, Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
 
Yohanes 1:16
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
 
Dari kepenuhan Anak Tunggal Bapa, kita menerima kasih karunia demi kasih karunia.
Kalau dosa kita diampuni, misalnya; diampuni dari satu dosa, yaitu -- contohnya -- dosa dusta, itu adalah kasih karunia. Kemudian, dari kasih karunia yang satu juga kepada kasih karunia yang lain, terus nanti sampai kepada kemuliaan. Setelah TUHAN ampuni dosa dusta, TUHAN ampuni lagi dosa keras hati, itu adalah kasih karuni. TUHAN ampuni lagi dosa kesombongan, kikir, pencuri, dan lain seterusnya, itu adalah kasih karunia demi kasih karunia, sampai nanti dibawa kepada kemuliaan kekal.
 
Yohanes 1:17
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
 
Jadi, dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia, sedangkan hukum Taurat diberikan oleh Musa -- itu adalah Perjanjian Lama, perjanjian yang pertama, di mana huruf-huruf firman itu tertulis pada dua loh batu --, tetapi kasih karunia dan kebenaran akan nyata di dalam diri Yesus, sehingga dengan demikian, kelak kisa bisa melihat kemuliaan Allah di dalam diri Yesus.
 
SEBAGAI CONTOH.
Yohanes 8:1-5
(8:1) tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. (8:2) Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. (8:3) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. (8:4) Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. (8:5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
 
Yesus pergi ke bukit Zaitun. Jangan pergi ke bukit-bukit lain. Biarlah kita tetap berada di bukit Zaitun, supaya ada pengurapan. Sebab nanti buah Zaitun akan ditumbuk untuk menghasilkan minyak urapan. Yesus sudah mengalami penumbukan di kayu salib, supaya ada minyak urapan.
Jadi, jangan mencari minyak urapan dengan cara-cara hamba TUHAN yang menyesatkan, di mana minyak dijual, dan katanya itu adalah “pengurapan”. Kemudian, ada lagi yang kemasan darah Yesus; sungguh kasihan.
 
Singkatnya, dari pembacaan Yohanes 8:1-5, di sini kita melihat: Pagi-pagi benar, Yesus mengajar di Bait Allah. Tiba-tiba ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah, lalu dibawa kepada Yesus.
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan mereka untuk melempari perempuan yang demikian; dilempari, dirajam sampai mati, itu menurut hukum Taurat (menurut hukum Musa).
 
Dalam hal ini saya tidak mempersoalkan “laki-laki”, sebab banyak hamba TUHAN yang berkata: “Lalu, laki-lakinya di mana?” Itu tidak perlu. Kalau tidak ditulis, tidak usah dikotbahi; jangan mencari soal-soal yang dicari-cari.
 
Yohanes 8:6
(8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
 
Kemudian, kelemahan yang lain kalau kita hidup di bawah hukum Taurat (hukum Musa) ialah suka mencobai, suka mencari kesalahan orang lain, bukan untuk mencari solusi atau jalan keluar yang terbaik supaya masalah selesai.
 

-          Jadi, kalau menurut hukum Musa (hukum Taurat), perempuan yang kedapatan berzinah itu akan dirajam, dilempari dengan batu sampai mati.

-          Kemudian, kalau berada di bawah hukum Taurat (hukum Musa; perjanjian yang lama, bukan perjanjian baru) ialah suka mencobai, suka mencari kesalahan orang lain, tidak mencari solusi untuk mencari jalan keluar dalam setiap persoalan. 

Itulah kelemahan hukum Taurat, hukum Musa. Bagaimana ada kemuliaan di sana?
 
Tetapi puji TUHAN, malam ini, oleh kemurahan TUHAN, kita akan menikmati pelayanan Roh, pelayanan dalam perjanjian yang baru, karena hal ini akan diajarkan kepada kita.
 
Yohanes 8:6B-8
(8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. (8:7) Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (8:8) Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
 
TUHAN mengajarkan kepada kita suatu perjanjian yang baru, kita boleh menikmati pelayanan Roh, itulah perjanjian yang baru, sebab di sini kita melihat; TUHAN Yesus membungkuk dan bangkit sebanyak dua kali.
Membungkuk dan bangkit à Pengalaman kematian dan kebangkitan-Nya; itu adalah kasih karunia bagi orang yang berdosa, itu merupakan kasih karunia kepada perempuan yang kedapatan berzinah pada pagi hari. Pada saat kasih karunia itu dinyatakan, pada saat yang sama itu juga, Yesus menulis di tanah dengan ujung jari-Nya.
Inilah pelayanan Roh itu. Menikmati pelayanan Roh, berarti menikmati perjanjian yang baru, di mana huruf Firman Allah itu sudah ditulis oleh ujung jari TUHAN, firman itu sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik pada tanah hati kita. 
 
Lima ujung jari, jelas itu pekerjaan Roh Kudus kepada lima jabatan -- rasul, nabi, penginjil, gembala dan guru --, yang dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging; itulah pelayanan Roh, pelayanan dalam perjanjian yang baru. Sekaligus Dia tuliskan firman itu di dalam loh daging kita semua, bukan hanya perempuan yang kedapatan berzinah itu saja -- gambaran dari gereja TUHAN yang hidup dalam kenajisan --.
 
Kalau kita tidak secepatnya menyembah di pagi hari, maka pasti kenajisan mengejar. Hati-hati. Begitu bangun pagi, langsung serahkan diri kepada TUHAN.
 
Yohanes 8:9
(8:9) Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
 
Kalau kita berada di bawah hukum Taurat, tidak ada yang mampu, tidak akan memberi jalan keluar. Setelah orang banyak menyadari akan hal itu, mereka mengundurkan diri; dari yang tertua sampai yang termuda.
Saya kira, malam ini, kita semua telah menikmati pelayanan Roh, pelayanan dari suatu perjanjian baru. Mari kita mengundurkan diri dari pelayanan perjanjian lama. Jangan lagi kita berada di bawah hukum Taurat, mulai dari yang tertua sampai yang termuda, supaya kita tinggal seorang diri bersama dengan TUHAN Yesus Kristus, tidak dengan yang lain.
 
Yohanes 8:10
(8:10) Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
 
Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?
Pertanyaan ini bukan berarti Yesus tidak tahu apa-apa, tetapi dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa; kalau kita menikmati pelayanan Roh, pelayanan dari suatu perjajian baru, firman sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus, ditukik di dalam hati kita oleh ujung jari TUHAN, maka TUHAN sedang memberitahukan kepada kita bahwa kita lepas dari hukuman Taurat. Tidak ada yang dapat mengganggu gugat kehidupan kita masing-masing.
 
Yohanes 8:11
(8:11) Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
 
Lalu jawab perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari: “Tidak ada, Tuhan”. Kalau TUHAN sudah luruskan hati, pikiran, perasaan manusia daging ini, maka akuilah bahwa TUHAN yang benar.
 
Kalau kita mau mengakui kuasa Firman Allah yang sudah dimeteraikan dalam loh daging, firman sudah menjadi daging, firman sudah menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari, karena menikmati pelayanan Roh, pelayanan dari suatu perjanjian baru, maka Yesus berkata: “Aku pun tidak menghukum engkau”, itu adalah kasih karunia.
Kalau kita lepas dari penghukuman, sementara kita banyak dosa, itu adalah kasih karunia dan kebenaran untuk selanjutnya membawa kehidupan yang berdosa sampai kepada kemuliaan yang besar.
 
Tidakkah saudara bersyukur dalam hal ini? Malam ini kita bersama-sama menikmati pelayanan Roh, pelayanan dari suatu perjanjian baru; Yesus sudah mati dan bangkit, itu adalah kasih karunia. Satu paket disertakan dengan ujung jari-Nya menulis di tanah, itu adalah firman yang dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam loh daging ditukik di hati kita.
 
Selanjutnya, Yesus kembali berkata: “ ... Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Kalau hidup dalam kasih karunia dan kebenaran, maka jangan mengulangi dosa yang lama. Hargai kemurahan hati TUHAN.
 
1 Timotius 2:4-6
(2:4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
 
Allah menghendaki supaya kita semua diselamatkan, tetapi tidak berhenti sampai di situ; Allah juga menghendaki supaya kita memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Apakah itu? Allah menghendaki supaya kita memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, yaitu bahwa Dia yang menjadi Pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia; itu adalah kesaksian pada waktu yang ditentukan.
 
TUHAN menghendaki supaya kita memperoleh pengetahuan akan kebenaran, yaitu Yesus telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan atas dosa manusia.
Kita harus tahu, harus memperoleh pengetahuan akan kebenaran, sebagaimana Rut memperoleh pengetahuan, dia mengetahui ketetapan dan peraturan bahwa Boas adalah kaum, sanak, kerabat yang terdekat, yang berhak untuk menebus mereka semua. Kita belajar sama seperti Rut; memperoleh pengetahuan tentang kebenaran itu, supaya kita tetap rendah hati, bahwasanya hidup ini hanyalah oleh kemurahan hati TUHAN.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment