KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, February 27, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 21 FEBRUARI 2021



IBADAH RAYA MINGGU, 21 FEBRUARI 2021
 
KITAB WAHYU
(Seri:13)
 
Subtema: PENYEMBAHAN YANG KELIRU DARI PENGIKUT ANTIKRIS
 
Segala puji, segala hormat, selayaknya kita naikkan hanya bagi Dia, Pribadi dalam kekekalan yang duduk di atas takhta-Nya, yang sedang menyoroti ibadah dan pelayanan kita di hari-hari terakhir ini. Sebab, Yesus adalah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, imamat-Nya tidak akan pernah beralih; Dia seorang Imam Besar yang bertanggung jawab untuk keselamatan kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Malaysia, sidang jemaat yang ada di Bandung, umat TUHAN yang saya kasihi dalam kasih Yesus Kristus, Mempelai Laki-Laki Sorga, yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam dan luar negeri, di mana pun anda berada. Kiranya TUHAN memberkati kita masing-masing pribadi lepas pribadi sehingga kehadiran kita tidak menjadi percuma, tetapi betul-betul ibadah ini menjadi ibadah yang menyenangkan hati TUHAN; dupa yang berbau harum yang mengandung janji dan kuasa, baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang. Di atas segalanya, nama TUHAN dipermuliakan.
 
Sebelum saya lanjutkan, saya ingin menyampaikan: Jangan kita menjalankan ibadah Taurat, yang tidak ada gairah, tidak ada suatu kecintaan untuk mendekat dengan Pribadi yang kita cintai, Mempelai Pria Sorgawi. Seharusnya, sukacita kita melebih dari euforia dunia manakala kita menghadap takhta TUHAN lewat ibadah dan pelayanan; itu yang saya tahu dari Firman TUHAN. Pohon saja bisa bertepuk tangan, masa manusia yang punya akal tidak mau bertepuk tangan. Tentu kita bukan binatang, bukan?
Saya mengatakan itu karena saya melakukan contoh teladan itu terlebih dahulu. Saya tidak mau sibuk memegang HP Android (smartphone), saya harus berikan contoh teladan, maka barulah saya bisa bicara. Jadi, anda yang mendengar perkataan saya ini, kalau menerima ya puji TUHAN, kalau tidak terima ya saudara jauh dari berkat. Karena saya belajar untuk memberi contoh teladan, walaupun belum sempurna. Yang sudah dewasa dengar Pengajaran Mempelai, engkau harus menjadi contoh teladan.
 
Mari kita sambut Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 13.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
 
Pengikut-pengikut dari antikris digiring kepada suatu penyembahan yang salah, digiring kepada suatu penyembahan yang keliru. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena pada akhirnya, mereka menyembah ...
-          Menyembah naga atau Setan.
-          Menyembah binatang yang keluar dari dalam laut atau antikris itu sendiri.
Ini adalah penyembahan yang salah, penyembahan yang keliru.
 
Pada minggu yang lalu, saya sudah sampaikan; andaikata saya bertanya kepada umat TUHAN: “Anda menyembah TUHAN atau menyembah Setan?” Orang Kristen di atas muka bumi ini pasti menjawab: “Kami menyembah TUHAN Yesus Kristus. Kami menyembah Allah Yang Hidup.” Itu jawaban yang benar, tetapi biasanya, teori dan praktek tidak pernah sama, tidak pernah sinkron, tidak pernah akur.
Itu sebabnya, Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus: “Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan”. Oleh sebab itu, kita harus berdoa, kita mohonkan kepada TUHAN, supaya ibadah ini dan ibadah-ibadah yang lain membawa kita, menuntun kita sampai kepada puncak rohani, itulah doa penyembahan yang benar, menyembah Allah yang hidup, tidak menyembah yang lain-lain, tidak menyembah naga (Setan), tidak menyembah binatang yang keluar dari dalam laut (antikris), tetapi biarlah kiranya keluarga Allah, keluarga besar GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon dalam dan luar negeri menyembah Allah yang benar, menyembah Allah yang Hidup, Pribadi dalam kekekalan.
 
Kembali saya sampaikan: Pengikut-pengikut dari antikris menyembah naga dan menyembah binatang (antikris).
 
Pertanyaan YANG PERTAMA: Mengapa mereka (orang-orang yang mengikuti antikris) MENYEMBAH NAGA ATAU SETAN itu?
Jawabnya ialah karena naga itu memberikan kekuasaan yang besar kepada binatang, kepada antikris itu. Hanya itu saja. Hanya karena Setan memberikan kuasa yang besar kepada binatang yang keluar dari dalam laut, kepada antikris, kepada orang fasik, hanya karena itu saja, akhirnya banyak orang menyembah Setan.
 
Apakah penyembahan semacam ini dibenarkan? Apakah hanya karena naga itu memberikan kekuasaannya yang besar kepada antikris, lalu kita harus menyembah Setan?
Tetapi kenyataannya, banyak hal terjadi seperti itu; hanya untuk “kaya”, dia harus menyembah Setan. Apakah itu suatu persyaratan yang mutlak sehingga manusia harus menyembah Setan?
 
Mari, kita belajar seperti 12 (dua belas) murid atau 12 (dua belas) rasul yang belajar kepada Guru di atas segala guru, itulah TUHAN Yesus Kristus, di dalam Injil Lukas 22, dengan perikop: “Percakapan waktu perjamuan malam.
Ini adalah percakapan waktu perjamuan malam, itulah malam terakhir, di mana Yesus akan diserahkan kepada imam-imam kepala, tua-tua, dan ahli Taurat orang Yahudi, selanjutnya disalibkan.
Lukas 22:24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
 
Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus ... Terjadi pertengkaran di atas 12 (dua belas) murid. Pertama-tama saya mau sampaikan dengan tandas, semoga jangan ada pertengkaran dan perselisihan di antara kita. Mengapa terjadi pertengkaran diantara mereka? Rupa-rupanya murid-murid berlomba-lomba menjadi yang terbesar. Berarti, keadaan mereka ingin diakui, sehingga terjadilah pertengkaran. Sebenarnya mereka merebut sesuatu yang tidak perlu direbut; ingin diakui; berusaha ingin menjadi yang terbesar di antara murid-murid.
 
Tetapi kenyataannya, perkara yang sama sering terjadi sampai hari ini; bukan hanya di tengah-tengah sidang jemaat, tetapi hamba-hamba TUHAN ingin juga diakui, sehingga dengan berbagai cara di tengah ibadah pelayanan harus dia kerjakan, termasuk sensasi-sensasi, menjadi Youtuber, dan lain sebagainya.
 
Lukas 22:25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
 
Melihat situasi dan kondisi keadaan yang sudah tidak lagi kondusif, dengan spontan, TUHAN Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
-          Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
-          Orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Inilah pemimpin-pempimpin menurut ukuran duniawi, yaitu orang-orang yang memiliki kuasa yang besar.
 
Itu sebabnya, tadi saya tanya: Apakah hanya karena kuasa yang besar, yang diberikan oleh Setan kepada antikris, lalu lantas kita harus menyembah Setan? Apakah karena mereka adalah pejabat tinggi, penguasa duniawi, lalu kita harus menyembah Setan? Ini adalah suatu kekeliruan.
 
Jadi, sudah kita lihat jawabannya, bahwa penyembahan mereka keliru; hanya karena kuasa besar, lalu mereka menyembah Setan. Itu salah. Ayo, jangan menyembah Setan. Biar tidak punya uang, jangan menyembah Setan. Biar tidak punya apa-apa, jangan menyembah Setan.
 
Sekarang kita akan bandingkan dengan PEMIMPIN DI DALAM TUHAN.
Lukas 22:26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
 
Pemimpin di dalam TUHAN, yang benar adalah:

-          Yang terbesar hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.

Mengapa harus muda? Muda di sini artinya selalu merasa minim pengalaman. Biasanya, orang yang merasa minim pengalaman, dia akan selalu rindu untuk diajar. Itu sebabnya, ada istilah Pendeta Pembantu (Pdp), Pendeta Muda (Pdm), lalu Pendeta Tua (Pdt).

-          Pemimpin sebagai pelayan.

Jadi, kalau menjadi pemimpin, berarti harus menempatkan dirinya sebagai pelayan. Siapa yang mau menjadi pemimpin? Maka, tempatkan diri masing-masing sebagai pelayan. Jangan hanya datang, duduk, lalu pulang; ini adalah pemimpin yang tidak jelas di hadapan TUHAN. Siapa yang ingin menjadi pemimpin, maka tempatkan dirimu sebagai pelayan TUHAN. 

 
Itulah pemimpin di dalam TUHAN, artinya; kuasanya tetap dari TUHAN. Berbeda dengan pemimpin dunia; kuasanya dari Setan, apa buktinya? Dia hanya menyembah Setan. Kalau kuasa dari TUHAN, maka dia akan menyembah TUHAN.
 
Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
 
Siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Kalau di rumah makan (restoran), biasanya tamu yang datang untuk duduk makan adalah yang lebih besar dari si pemilik rumah makan, yang menyediakan makanan; itu ukuran dunia.
Tetapi Yesus bandingkan dengan pemimpin di dalam TUHAN, dan berkata: “Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.” Pendeknya, Yesus adalah pemimpin sejati di sepanjang zaman; pemimpin yang terbesar dari masa ke masa dan dari waktu ke waktu.
 
Pendeknya: Yesus adalah pemimpin sejati sepanjang zaman dari masa ke masa, dari waktu ke waktu.
 
Lukas 22:28-30
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. (22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, (22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
 
Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Saat menyangkal diri, saat memikul salibnya, biarlah kita tetap menyatu dengan TUHAN.
 
Pemimpin yang sejati datangnya dari atas, pemimpin yang sejati datangnya dari sorga, dari Allah; siap dan rela menghadapi pencobaan, yakni sangkal diri, pikul salib, sampai pada akhirnya duduk di atas takhta untuk menghakimi keduabelas suku Israel. Inilah pemimpin sejati.
Jangan ikuti cara-cara duniawi, supaya kita jangan bodoh. Kalau kita punya pengertian yang hebat, yang heran dari sorga, dari atas, maka kita dapat menyenangkan hati TUHAN setiap kali kita menghadap TUHAN lewat ibadah dan pelayanan.
 
Selanjutnya, kita akan melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi pada waktu percakapan waktu perjamuan malam.
Lukas 22:31-32
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
 
Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum ... Setan ini suka menuntut. Bukan hanya Ayub yang dituntut kepada TUHAN, tetapi Petrus juga dituntut; Setan ingin Petrus ini ditampi, melewati tampian, ujian. Tetapi Yesus berkata: “Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur”.
 
Pada saat Simon Petrus menghadapi ujian, di mana dia harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya, Yesus berdoa untuk dia supaya imannya jangan gugur.
Tetapi Simon Petrus ini merasa hebat; dia bergantung kepada manusia dan kekuatan manusia itu sendiri, itu terlihat dari pernyatannya pada ayat 33: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Padahal, TUHAN sudah luruskan pada ayat 34: “hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku”. Namun sesungguhnya, Yesus tahu bagaimana kondisi 12 (dua belas) murid.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Pada saat Simon Petrus menghadapi ujian -- harus melewati penyangkalan diri dan memikul salibnya bersama dengan Yesus --, Yesus berdoa untuk dia supaya imannya jangan gugur. Jangan sampai ada satu pun di antara kita yang imannya gugur di hari-hari terakhir ini.
 
Kemudian, apabila Simon Petrus telah melewati ujian (penampian) itu, maka Simon Petrus akan tampil menjadi pribadi yang berisi gandum sorgawi.
Jangan sering-sering kita bersungut-sungut di tengah ibadah; mau cepat, mau setengah cepat, mau lama, tetaplah bertahan saat melewati ujian. Yang TUHAN cari adalah hatimu, bukan tubuhmu dan segala aksesoris yang ada di dalam dirimu, tetapi hatimu yang dituntut oleh TUHAN.
Siapa yang rindu menjadi gandum sorgawi? Maka, bertahanlah; itu namanya penyerahan, tetapi kalau tidak sampai kepada penyerahan, maka tidak akan tertolong. Jadi, saat melewati ujian, tetaplah bertahan, karena TUHAN Yesus pasti berdoa supaya iman kita jangan gugur. Tetapi manakala kita sudah melewati ujian yang sebegitu berat, maka kita menjadi gandum sorgawi. TUHAN mau kita semua menjadi gandum sorgawi.
 
Sekarang, kita akan melihat Injil Matius 3.
Matius 3:11
(3:11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
 
Injil Matius 3:1-11, itu berbicara tentang; baptisan, yaitu baptisan air, serta baptisan Roh dan api.
 
Baptisan air diproklamirkan oleh Yohanes Pembaptis; dialah nabi terakhir yang mewakili Perjanjian Lama.
Sedangkan baptisan air à Penguburan hidup yang lama, itulah pengalaman kematian untuk selanjutnya berada dalam suasana kebangkitan. Tidak mungkin kita berada dalam suasana kebangkitan, kalau tidak melewati pengalaman kematian, di mana hidup lama dikubur.
Tetapi untuk masuk dalam baptisan air, syaratnya ialah harus bertobat. Itu sebabnya, Yohanes Pembaptis berkata: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis”. Itulah syarat untuk dibaptis, yaitu terlebih dahulu bertobat.
Bertobat itu harus 100 % (seratus persen), jangan bertobat 50% (lima puluh persen) atau setengah bertobat. Apa itu setengah bertobat? Setengah bertobat itu memang sudah berhenti dari dosa, tetapi hatinya tidak diserahkan kepada TUHAN, itulah yang dimaksud bertobat 50% (lima puluh persen) atau setengah bertobat. Yang TUHAN mau adalah 100 % (seratus persen) bertobat.
Itulah yang dimaksud baptisan air; mati untuk bangkit, hidup lama dikubur. Biarlah kita semua berada dalam suasana kebangkitan, hidup dalam hidup yang baru, yang lama sudah berlalu; bukan hanya di dalam rumah TUHAN, tetapi di luar rumah TUHAN pun yang lama sudah berlalu. Itulah suasana kebangkitan, supaya TUHAN kita dipermuliakan, sehingga apa yang sudah Dia kerjakan bagi kita tidak menjadi sia-sia.
 
Baptisan Roh dan api diproklamirkan langsung oleh Yesus Kristus.
Baptisan Roh dan api adalah suatu baptisan di dalam hidup kebangkitan, untuk selanjutnya kita semua nanti diangkat ke sorga oleh Roh Kudus itu sendiri. Tetapi, kita harus tahu dulu baptisan Roh dan api ini secara jelas pada ayat 12, berbeda dengan baptisan air.
 
Matius 3:12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
 
Alat penampi sudah ditangan-Nya. Hal ini sama dengan Lukas 22:31, di mana Setan menuntut supaya Petrus ditampi; lewat ujian, dia harus menyangkal diri, memikul salibnya bersama dengan Yesus, sebab dalam Lukas 22:28 dikatakan: Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
 
Alat penampi yang berfungsi untuk membersihkan pengirikan-Nya, lalu mengumpulkan gandum dalam lumbungnya, yaitu Kerajaan Sorga. Jadi, sesudah melewati baptisan air, selanjutnya kita harus masuk dalam baptisan Roh dan api, di mana segala tabiat daging dibakar sampai hangus.
Manakala kita berada dalam suasana kebangkitan, masih ada lagi baptisan Roh dan api, supaya segala tabiat daging hangus, lalu ditemukanlah hidup yang berisi dengan gandum Firman TUHAN untuk selanjutnya dikumpulkan dalam lumbung Allah, yakni; Kerajaan Sorga; dan ini adalah pekerjaan dari Roh Allah, untuk selanjutnya Roh itu nanti yang membawa kita sampai ke lumbung (Kerajaan Sorga). Jadi, jangan sibuk kita berbicara soal “kuasa”, supaya jangan keliru di dalam hal mengikuti TUHAN.
 
Jadi, itulah yang dialami oleh Simon Petrus pada akhirnya. Sebetulnya, dia adalah manusia daging, dia tidak mampu melewati ujian yang begitu berat, tidak mampu melewati penampian dari Setan, hanya saja Yesus berdoa untuknya. Sebetulnya kita tidak mampu, tetapi TUHAN Yesus berdoa untuk kita.
Marilah kita saling mendoakan satu dengan yang lain. Sidang jemaat jangan hanya mendoakan saya sendiri, tetapi doakan satu dengan yang lain. Hasil dari doa kita, keluarga Bapa Handoyo suami isteri sudah tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok. Jangan berhenti di situ, tetapi buah rahim, buah kandungan dari keluarga Handoyo ini pun kita doakan, supaya tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
Juga kalau saudara mengasihi Saudara David Simarmata, doakan dia supaya juga tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, karena TUHAN berkata: “Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku” Kita harus tetap bersama-sama dengan Dia; menyangkal diri, memikul salib bersama dengan Dia; oleh sebab itu, kita memang harus saling mendoakan satu dengan yang lain.
 
Jadilah Maria yang duduk di kaki TUHAN Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Saudara tahu apa arti kata terus? Satu jam sudah berlalu, terus ...  Dua jam sudah berlalu, terus ... Itu yang dimaksud “Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya”.
Kalau kita terus mendengar Firman TUHAN dengan hati yang sungguh, di situ banyak pengertian-pengertian yang TUHAN berikan, dan itu merupakan suatu daya tarik yang luar biasa, sehingga kita tidak bosan-bosan untuk mendengarkan firman TUHAN.
Masakan kita mampu menonton TV selama 3-5 jam, tetapi kalau dengar firman selama 2 jam, kita langsung berkata: “Kemampuan otak hanyalah 45 (empat puluh lima) menit”, tetapi saat menonton TV selama 3-5 jam, kok tidak pakai rumus itu? Mengapa? Bukankah kalau begitu artinya manusia curang di hadapan TUHAN?
Saya pun untuk mendapatkan pembukaan Firman, jika asal-asalan, termasuk di dalam hal menyembah, tidak cukup satu dua jam; ini murni, TUHAN Yesus saksinya, isteri dan anak saya saksinya. Tidak cukup hanya dua jam. Untuk menantikan pembukaan firman, saya harus belajar menangis di kaki salib. Tetapi saudara mendengar firman 2 jam kok hatinya tidak menyerah kepada TUHAN Yesus?
 
Mana yang benar; hati saudara atau hati TUHAN? Tentu hati TUHAN, bukan? Ayo, belajar untuk menyatu dengan hati TUHAN; jangan pakai rumus manusia.
Dunia tidak akan bisa menggapai sorga kalau kita menggunakan rumus manusia. Kita bicara Theo (Ketuhanan), tetapi campur dengan logika, itu tidak akan bisa; tetapi itulah yang sedang terjadi sekarang ini.
 
Kita kembali memperhatikan Injil Lukas 22.
Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
 
Intinya: Yesus ada di tengah-tengah murid-murid sebagai pelayan.
 
Lukas 22:31-32
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
 
Intinya: Yesus berdoa untuk Simon Petrus.
 
Bersyukurlah kalau kita menikmati pelayanan Imam Besar di petang malam ini, sekaligus TUHAN pastinya berdoa untuk kita, manakala kita sungguh-sungguh menghampiri TUHAN lewat ibadah ini. Dia pasti berdoa untuk kita, semua pasti Dia doakan, kalau memang kita mau didoakan. Tetapi kalau kita jauh dari TUHAN, jauh dari ibadah, itu menunjukkan kalau kita tidak mau didoakan?
 
Nanti, ada maksud saya di situ, di mana;
-          Ayat 27, Yesus melayani murid-murid.
-          Ayat 31-32, Yesus berdoa untuk murid-murid, terkhusus Simon Petrus.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan ayat 33-34.
Lukas 22:33
(22:33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!"
 
Lihat, Simon Petrus ini, dia berkata: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!"
Sesungguhnya, TUHAN tahu kekuatan Simon Petrus, itu sebabnya Dia berkata: “Aku telah berdoa untuk engkau”, namun lihatlah reaksi Simon Petrus ini; seolah-olah dia tidak butuh doa Imam Besar, seolah-olah dia tidak butuh doa TUHAN Yesus Kristus.
Padahal TUHAN sudah memberitahukan keberadaan dan kekuatannya di ayat 31-32, tetapi di ayat 33 ini, Simon Petrus justru berkata: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara ...”, kemudian Simon Petrus kembali berkata: “ ... dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Padahal, sebelum Simon Petrus mengatakan ini, TUHAN sudah tahu kekuatannya sejauh mana, TUHAN tahu persis secara lengkap kondisi dari Simon Petrus.
 
Demikian juga dengan kita; TUHAN juga tahu kekuatan kita secara lengkap persisnya seperti apa, TUHAN tahu. Tetapi seringkali manusia daging ini merasa hebat, merasa kuat, merasa tidak perlu pelayanan Imam Besar, merasa tidak perlu doa dari TUHAN Yesus, bahkan merasa cukup dengan gaji setiap bulan; seolah-olah begitu.
Tetapi kalau manusia yang berkata (neneknya, engkongnya, oppungnya); “Baik-baik”, dia rasa sudah hebat doa semacam itu, sehingga merasa tidak perlu doa TUHAN; saya heran melihat manusia semacam ini. Hormat kepada orang tua harus, tetapi hargailah dan junjung tinggi doa Imam Besar.
Lukas 22:34
(22:34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."
 
Akhirnya, Yesus sebagai TUHAN, sebagai Guru yang mengenali murid-murid, termasuk Simon Petrus, dengan tandas berkata: "... Hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."
 
Kita patut bersyukur untuk kesabaran TUHAN. Biarpun kita ini sudah mengandalkan manusia dan kekuatannya, tetapi TUHAN tetap bersabar kepada kita. Bersyukurlah, karena kita punya TUHAN Yesus yang sangat luar biasa dalam kesabaran-Nya; jangan kita bersyukur hanya karena memiliki gaji besar atau gaji kecil.
 
Lukas 22:37-38
(22:37) Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi." (22:38) Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."
 
Kitab para nabi, nubuatan para nabi harus digenapi, apa itu? Yesus harus (kudu) mati di kayu salib. HARUS; untuk menggenapi apa yang tertulis dalam kitab Suci, untuk menggenapi firman para nabi, menggenapi apa yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Jadi, sebelum Yesus lahir di dunia ini, hal itu sudah dituliskan oleh para nabi.
 
Singkatnya: Sengsara salib menggenapi Firman TUHAN. Yang heran dan berkuasa. Puji Tuhan.
Menyangkal diri, memikul salib, itu sama artinya; kita sedang menggenapi firman TUHAN. Hanya orang yang menyangkal diri, memikul salib yang rela menikmati firman para nabi.
Tugas nabi adalah bernubuat, berarti; menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, menyingkapkan segala rahasia yang tersembunyi, dengan kata lain; dosa dibongkar dengan tuntas. Siapa mereka yang rela dosanya dibongkar dengan tuntas? Itulah mereka yang mau menggenapi firman, mereka yang mau menyangkal diri dan memikul salibnya.
 
Apakah saudara pikir, kalau sudah masuk gereja berarti sudah hidup suci? Tidak. Tetapi kalau kita mau tergembala dengan sungguh-sungguh dan mau diarahkan oleh Pengajaran Mempelai, itu jauh lebih bagus. Ikuti saja ke mana kita mau dibawa; tidak usah bertahan dengan pendirian pengertian manusia daging seperti Simon Petrus tadi.
Jangan pernah merasa bahwa kita sudah benar; sesungguhnya, kita masih jauh dari kebenaran, masih jauh dari kesucian. Dan saya pun terus belajar untuk hidup benar dan suci.
 
Kembali saya sampaikan: Dengan sengsara salib inilah kita menggenapi Firman Allah. Kemudian, Yesus berkata kepada murid-murid: “Sudah cukup”.
Dengan menyangkal diri, memikul salib, atau menggenapi firman para nabi, dengan lain kata rela dikoreksi dosanya sampai dosa dibongkar dengan tuntas, itu sudah cukup. Kita tidak perlu lagi mengandalkan perbuatan-perbuatan hidup atau perbuatan dua tangan, sekalipun ada dua pedang pada dua tangan, sebab sengsara salib, rela dosa dibongkar dengan tuntas, itu sudah cukup.
Tidak perlu kita mengandalkan perbuatan dua tangan sekalipun pada dua tangan ada dua pedang, sebab sengsara salib sudah cukup bagi kita.
 
Kesimpulan dari peristiwa “percakapan waktu perjamuan malam” pada Lukas 22:
-          Ayat 27, Yesus ada di tengah-tengah murid sebagai pelayan.
-          Ayat 31-32, Yesus berdoa untuk Simon Petrus.
-          Ayat 37-38, Yesus harus menyangkal diriNya dan memikul salibNya, itu sudah cukup.
Jadi, ayat-ayat di dalam Injil Lukas 22:24-38, itulah “percakapan waktu perjamuan malam”, semakin jelas dan menguatkan hati kita, bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung.
Sekali lagi saya sampaikan: Dari 3 (tiga) perkara yang dikerjakan oleh Yesus ini, sudah jelas, yakin dan tanpa ragu, yakin 100% (seratus persen), bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung. Sebab, tugas imam Besar Agung adalah:
1.      Melayani TUHAN ... ayat 27.
2.      Berdoa kepada TUHAN ... ayat 31-32.
3.      Memperdamaikan dosa di atas kayu salib ... ayat 37-38.
Itulah tugas Imam Besar Agung, yaitu melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa di atas kayu salib di bukit Golgota; dan itu sudah Dia kerjakan 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.
Demikian juga seorang imam/pelayan Tuhan harus mengerjakan 3 hal tersebut.
 
Biarlah kita memperhatikan hal ini dengan baik, dengan sungguh-sungguh, supaya nanti kita jangan sesat di dalam penyembahan kita. Pelajaran-pelajaran semacam ini harus diperhatikan. Kalau TUHAN tidak berikan pengertian, maka pastilah sesat di tengah jalan. Lihatlah nabi-nabi palsu, mesias-mesias palsu, guru-guru palsu, antikris, mereka berhenti di tengah jalan hanya karena firman yang dikurangkan dan firman yang ditambahkan, akhirnya sesat di tengah jalan, tidak sampai kepada tujuan akhir perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
Firman yang ditambahkan, artinya; menyampaikan satu dua ayat firman lalu ditambahkan cerita-cerita, dongeng-dongeng, filsafat-filsafat, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya.
Firman yang dikurangkan, artinya; pengajaran salib diganti dengan 2 (dua) hal, yaitu:

1.      Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, tetapi harus kayal.

2.      Diganti hanya dengan mujizat, sensasi, demonstrasi. Dari awal terus mengadakan sensasi, tidak ada firman yang dibukakan.

Oleh karena firman yang ditambahkan dan dikurangkan ini, maka sesatlah mereka di jalan, karena sudah berhenti di tengah jalan, tidak sampai kepada tujuan akhir; itulah pernyataan Rasul Paulus kepada anak kekasihnya, yaitu Timotius. Dan kita semua adalah anak-anak TUHAN sedang diterangkan oleh TUHAN Yesus lewat firman yang rahasianya dibukakan; itulah kemurnian dari firman, ketulusan kasih TUHAN Yesus kepada kita.
 
Kembali saya sampaikan: Yesus adalah Imam Besar Agung, dan itu terlihat dengan jelas dari 3 (tiga) perbuatan-Nya bagi kita masing-masing. Yakni; melayani, berdoa, dan mengadakan pendamaian terhadap dosa manusia.
 
Ibrani 5:5-8
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek." (5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
 
Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya ... Imamat-Nya tidak akan beralih kepada siapapun. Berarti, imam itu harus bertanggung jawab. Pelayan-pelayan harus bertanggung jawab. Gembala sidang harus bertanggung jawab. Jangan hanya melayani saja tetapi tidak ada tanggung jawab.
 
Yesus Kristus, Anak Allah; Dia adalah Imam Besar Agung. Kita tidak perlu ragu lagi bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung, sebab Ia telah melayani atau mempersembahkan, Ia telah berdoa, dan memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, dengan ratap tangis dan keluhan yang hebat untuk menyelamatkan manusia. Dia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah Dia derita di atas kayu salib, itu menunjukkan bahwa benar-benar 100% (seratus persen), bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang mulia.
Dia bukan Imam Besar gadungan, Dia bukan hamba TUHAN gadungan, tetapi asli Imam Besar Agung. Jangan menjadi pelayan-pelayan yang gadungan; yang pura-pura sok hebat tetapi tidak mengerti mempersembahkan korban (pelayanan), tidak mengerti doa, tidak mengerti berkorban (pendamaian).
 
Ibrani 5:10
(5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
 
Ia dipanggil sebagai Imam Besar Agung oleh Allah sendiri, menurut peraturan Melkisedek.
 
Kita akan melihat: Mengapa Ia disebut Imam Besar oleh Allah menurut peraturan Melkisedek? Kita harus tahu Firman TUHAN; oleh sebab itu, biarlah kita mau rendah di hadapan TUHAN, sebab biar Yesus saja yang mulia.
 
Kita akan memperhatikan Ibrani 7, dengan perikop: “Kristus dan Melkisedek” Seolah-olah ada 2 (dua) pribadi, tetapi sebetulnya adalah satu.
Ibrani 7:1-2
(7:1) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. (7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
 
Melkisedek adalah raja Salem, raja damai sejahtera. Biarlah kiranya Yesus menjadi Raja damai di dalam nikah rumah tangga kita semua. Siapapun kita, tidak akan pernah mengalami damai sejahtera dalam nikah, kalau Yesus tidak dijadikan sebagai Raja. Biar banyak uang, bisnis berhasil, tetapi tidak akan pernah mengalami damai sejahtera kalau tidak menikmati pelayanan Imam Besar menurut peraturan Melkisedek. Biarpun dia hartawan, orang kaya, bisnisman, sebagai orang yang berhasil, dia tidak akan pernah mengalami damai sejahtera, kalau tidak menikmati pelayanan Imam Besar Agung, menurut peraturan Melkisedek.
 
Ibrani 7:3
(7:3) Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
 
Melkisedek ...
-          Tidak berbapa dan tidak beribu.
-          Tidak bersilsilah. Tidak ada silsilahnya keturunan dari mana, anak dari mana.
-          Harinya tidak berawal. Kapan dan bagaimana, tidak ada kita tahu.
-          Hidupnya tidak berkesudahan.
 
Lalu, mengapa ada waktu, mengapa ada tahun? Bukankah kalau menurut peta zaman, sekarang ini adalah 2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga, di mana;

-          2.000 (dua ribu) tahun yang pertama dari Adam sampai Abraham.

-          2.000 (dua ribu) tahun yang kedua dari Abraham sampai zaman Yesus naik ke sorga.

-          Barulah dari Yesus sampai sekarang adalah 2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga, bahkan sekarang sudah lebih 21 tahun.

Lalu, mengapa ada waktu? Padahal di sini dikatakan: “tidak bersilsilah, harinya tidak berawal”. Jadi kalau ada waktu, itu karena ada dosa. Setelah Adam jatuh dalam dosa, barulah ada waktu.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan: Melkisedek tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan.
 
Ibrani 7:4
(7:4) Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik.
 
Abraham adalah bapa orang beriman memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik. Betapa hebatnya Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek ini.
 
Abraham memberikan 1/10 (sepersepuluh) dari semua rampasan yang terbaik. Saya juga sedang belajar untuk melakukannya; kemarin, satu keluarga membawa kado ulang tahun. Lalu saya cari harganya di internet untuk dapat saya berikan sepersepuluhnya, supaya jangan sampai saya berdosa karena mencuri miliknya TUHAN. Setelah saya tahu berapa harganya, maka saya pun dapat mengetahui berapa persepuluhannya untuk dapat saya kembalikan kepada TUHAN, supaya sama seperti Abraham memberikan 1/10 (sepersepuluh) dari semua rampasannya.
Mengapa disebut rampasan? Sebab dahulu jauh dari TUHAN, lalu dirampas dari api, dan akhirnya sekarang mengerti persepuluhan.
Ayo, saya berharap kepada kita semua sidang jemaat untuk berlaku jujur di hadapan TUHAN, terkhusus soal sepersepuluh ini. Jangan tersinggung, karena ini adalah kebenaran, dan karena saya pun sudah terlebih dahulu jujur dalam hal persepuluhan.
 
Begitu dapat pisang, hitung sepersepuluhnya.
-          Kalau dapat pisang kepok yang harganya Rp 30.000, maka persepuluhannya  Rp 3000.
-          Kalau dapat pisang ambon yang harganya Rp 28.000, saya berikan persepuluhannya.
-          Kalau dapat pisang sunpride yang harganya Rp 17.000, saya ambil persepuluhannya Rp 1.700. Tetapi sulit mencari Rp 1.700. Dari pada susah hitung-hitungan, saya ambil Rp 2.000 untuk saya berikan persepuluhannya
 
Betapa hebatnya Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek.
 
Kesimpulannya:

-          Ayat 3, berbicara tentang "kekekalan", sebab Melkisedek tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan.

-          Kemudian ayat 4, berbicara tentang "kasih", itulah yang disebut penyembahan yang benar. 1 (satu) dari 10 (sepuluh) adalah kasih. Inti dari 10 (sepuluh) hukum Allah hanya satu, yaitu kasih.

Jadi, kalau berbicara tentang "kekekalan" dan "kasih", itu berbicara tentang penyembahan yang benar.
 
Berbeda dengan orang-orang yang mengikuti antikris, pada akhirnya mereka digiring kepada suatu penyembahan yang salah, mereka digiring kepada suatu penyembahan yang keliru, sebab pada akhirnya orang-orang yang mengikuti antikris itu menyembah naga atau Setan, kemudian menyembah antikris itu sendiri. Ini adalah penyembahan yang salah, penyembahan yang sesat, penyembahan yang keliru. Untuk apa kita mempunyai semua ini tetapi penyembahannya sesat?
Dari pengertian ini, dapatlah kita mengerti perbandingan dengan Wahyu 13 tadi, bukan?
 
Kekekalan; berbicara tentang penyembahan. Kekekalan; berbicara tentang Penyerahan Diri. Biarlah kita yakin bahwa ibadah ini menuntun kita sampai kepada kekekalan. Pastikan diri masing-masing; oleh sebab itu, ayo sambut kemurahan TUHAN.
Kita sudah temukan perbandingan antara penyembahan yang keliru dan penyembahan yang benar; bersyukurlah, sebab kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya.
 
Sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, biarlah memperhatikan hal ini. Juga saudara-saudaraku yang saya kasihi dalam Kristus Yesus, yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, baik di dalam negeri, di luar negeri, perhatikan pemberitaan firman malam ini; jangan bertahan dengan mengandalkan manusia dan kekuatannya seperti Simon Petrus.
Kita ini bisa tertolong dan berada di tengah ibadah dan pelayanan, itu semua hanya karena kemurahan hati TUHAN bagi kita. Kita sudah menikmati pelayanan Imam Besar, di mana Dia sudah melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu di bukit Golgota. Jadi, jelas, hidup ini hanya karena kemurahan TUHAN saja.
 
Tidak salah anak-anak TUHAN membagikan kotbah-kotbah kepada teman-temannya, keluarganya, saudaranya, handai taulannya, kerabatnya, supaya semuanya mengerti Pengajaran Mempelai. Jangan sibuk hanya tentang; kuasa-kuasa, akhirnya keliru dalam penyembahan, dan ajaran Setan ini sedang marak dan masuk di gereja-gereja. Tetapi dahulu kita tidak mengerti; kita pikir hal itu hebat, tetapi setelah dibentangkan pembukaan rahasia firman, dibentangkan dari bumi ke langit, barulah hati kita paham sehingga kita memiliki pengertian yang luar biasa, dengan kata lain barulah mata ini tercelik.
 
Kita kembali untuk memeriksa Wahyu 13.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
 
Pertanyaan YANG KEDUA: Mengapa mereka (orang-orang yang mengikuti antikris) MENYEMBAH ANTIKRIS itu sendiri?
Jawabannya dapat kita lihat dari ungkapan atau pernyataan mereka itu sendiri, yakni;
-          Siapakah yang sama seperti binatang ini?
-          Siapakah yang dapat berperang melawan dia?
Dari dua pernyataan ini kita bisa mengerti mengapa pada akhirnya mereka menyembah binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris atau orang-orang fasik itu.
 
Kita akan melihat pernyataan mereka yang pertama, tentang: Siapakah yang sama seperti binatang ini?
Mengapa pengikuti antikris mengatakan “siapakah yang sama seperti binatang ini”, seolah-olah tidak ada yang bisa menandingi binatang, itulah antikris, manusia fasik itu? Tentu saja hal itu bermula dari mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris pada Wahyu 13:3.
 
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
 
Satu dari tujuh kepala binatang itu seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, luka yang serius yang akan membawa dia kepada maut. Tetapi kenyataannya, luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Pendeknya: Terjadi mujizat kesembuhan oleh antikris tersebut, sehingga oleh karena mujizat itu, seluruh manusia di dunia ini heran, lalu mengikuti binatang (antikris) itu.
 
Jadi, dengan mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris ini, seolah-olah antikris ini tidak ada lagi tandingannya. Padahal kita mengetahui dengan jelas bahwa Yesus adalah tabib yang ajaib menyembuhkan yang sakit; satu patah kata saja, yang sakit menjadi sembuh, seperti hamba dari perwira itu pun sembuh.
Berbeda dengan kerohanian di halaman; di mana ada KKR, lari ke sana; ada KKR di ujung Timur, lari ke sana; ada KKR di ujung Barat, lari ke situ; ada KKR di selatan, lari ke situ; ada KKR di udara, ikut juga ke situ. Itulah kerohanian yang di halaman; suka jalan-jalan. Berbeda kalau sudah tergembala, yakni; sudah beralih kepada perkembangan selanjutnya, menerima ajaran sehat, maka sepatah kata saja Firman Allah yang kita dengar dan yang kita yakini pasti sembuh. Luka-luka batin saja sembuh, apalagi koreng-koreng di tubuh. Tetapi kalau pun korengan (borok) lalu mati seperti Lazarus, bukankah itu rencana TUHAN? Tetapi yang pasti; sepatah kata saja Firman Tuhan yang kita terima pasti sembuh.
Jadi, berbeda pemahaman antara orang yang dewasa dengan Kristen halaman. Oleh sebab itu, kalau beribadah jangan suka jalan-jalan.
 
Kemudian, kita akan melihat penjelasan tentang pernyataan yang kedua: Siapakah yang dapat berperang melawan dia?
Mengapa pengikut antikris harus mengatakan hal itu?
 
Wahyu 13:1-2
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
 
Binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, orang-orang fasik, di mana wujudnya adalah;
-          bertanduk 10 (sepuluh),
-          berkepala 7 (tujuh),
-          di atas tanduk-tanduknya terdapat 10 (sepuluh) mahkota,
-          pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
Kemudian, adapun binatang itu adalah gabungan dari 3 (tiga) jenis binatang buas dalam satu tubuh antikris, yaitu:
1.      Macan tutul.
2.      Beruang.
3.      Singa.
 
Selanjutnya, kalau kita perhatikan di sini, naga itu memberikan ...
1.      Memberikan kekuatannya.
2.      Memberikan takhtanya, sehingga nanti menjadi pemerintah dan berkuasa di seantero dunia ini.
3.      Kemudian, memberikan kekuasaannya yang besar.
 
Sekarang, kita akan melihat sepak terjang dari binatang yang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Kita akan lihat perjalanan pelayanannya pada Wahyu 17.
Wahyu 17:2
(17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."
 
Raja-raja di bumi, yakni imam-imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN berbuat cabul dengan pelacur besar, yang disebut juga Babel besar..
 
Wahyu 17:3
(17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
 
Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Menjelang kedatangan TUHAN, Mesias-mesias palsu, itulah bagian dari antikris, terlebih dahulu akan muncul. Lalu, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.
 
Jadi, memang, pelacur ini, Babel besar ini pun punya siasat yang sama.
-          Pada ayat 3, dalam roh, Rasul Yohanes dibawa ke padang gurun.
-          Tetapi di ayat 1, pelacur besar itu duduk di tempat yang banyak airnya.
Antara ayat 1 dan ayat 3 tidak sinkron.
-          Ayat 1 ... banyak airnya ...
-          Ayat 3 ... di padang gurun ...
Mana ada banyak air di padang gurun? Tetapi itulah hebatnya antikris, mesias palsu, di mana suatu kali nanti mereka akan berkata:  “Lihat, Ia ada di padang gurun. Lihat, Ia ada di dalam bilik” Tetapi janganlah kita lantas dengan mudah percaya begitu saja terhadap pelayanan Mesias palsu, walaupun terjadi mujizat hebat-hebatan, walaupun terjadi sensasi hebat-hebatan, sebab yang terbesar adalah nubuatan dari pembukaan rahasia firman, yang menjelaskan semua secara detil tentang sorga.
Kalau menerima kesembuhan, puji TUHAN, tetapi kalau sorga belum jelas, apa gunanya?
 
Bukankah ini tidak masuk akal?
-          Ayat 1 ... banyak airnya ...
-          Ayat 3 ... di padang gurun ...
Sungguh tidak masuk akal.
 
Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu ... Merah ungu, berarti; biru tua. Jadi, seolah-olah antikris ini adalah hamba TUHAN. Saudara harus tahu: Tidak semua pendeta adalah hamba TUHAN. Tidak semua imam-imam, pelayan TUHAN adalah hamba TUHAN.
Merah ungu, berarti; biru tua, itu berbicara tentang kebangkitan Yesus sebagai hamba. Seolah-olah antikris ini adalah hamba TUHAN, padahal bukan.
Kemudian, di sini juga dikatakan:
-          ... yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat.
-          Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
Jadi, jelas ini adalah antikris.
 
Singkatnya: Pelacur besar menunggangi binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, yang memiliki 7 (tujuh) kepala, 10 (sepuluh) tanduk, dan di kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Babel besar, pelacur besar menunggangi antikris.
 
Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
 
Di tangan pelacur besar ada cawan emas, tetapi isi dari cawan emas itu adalah:
1.      Penuh dengan segala kekejian.
2.      Penuh dengan segala kenajisan percabulannya.
 
Kalau Wahyu 17:4 kita bandingkan dengan Wahyu 8:3-4, berbanding terbalik dengan malaikat yang kuat; Yesus, Imam Besar, Dia adalah Mezbah Dupa Besar, hidup dalam doa penyembahan yang besar, sebab kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dibakar. Asap dupa itu naik ke hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah. Jadi, hanya doa penyembahan yang menembusi takhta Allah, membawa kita sampai ke hadirat Allah.
 
Jadi, pelayanan pelacur besar berbanding terbalik dengan pelayanan Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek.

-          Di tangan pelacur besar ada cawan emas, tetapi isinya kekejian dan kenajisan percabulannya.

-          Tetapi di tangan Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek, di tangan-Nya ada cawan pembakaran ukupan emas, supaya asap itu selekasnya naik ke hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah dari bumi.

 
Jadi, tidak bisa lagi kita dibodoh-bodohi. Kalau saudara undur dari pelayanan ini hanya karena tidak mau dikoreksi, itu artinya saudara bodoh. Lewat pengertian yang kita terima ini, TUHAN sedang menyatakan rencana-Nya kepada kita, bukan?
Kalau saya bilang “bodoh”, bukan berarti saya preman atau berkata kasar, tidak. Karena saya tahu firman, maka saya greget kepada orang bodoh, apalagi jika ia kaya dan bodoh, mau dibodoh-bodohi oleh antikris, saya lebih greget lagi. Tetapi yang lebih heran lagi, sudah miskin, tetapi bodoh lagi.
Tetapi sekalipun kita tidak mempunyai apa-apa, namun TUHAN sedang memperhatikan dan menyatakan rencana-Nya kepada kita, bukan? Pelacur besar bukanlah Imam Besar Agung yang kita punya, sebab Dia jujur dan adil, Dia tulus melayani kita.
 
Wahyu 17:5
(17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
 
Pelacur besar, Babel besar di tangannya ada cawan emas diisi penuh dengan segala kekejian bumi dan kenajisan percabulannya.
 
Praktek KEKEJIAN BUMI ialah menghentikan korban sehari-hari.
Apa itu korban sehari-hari?

1.      Korban sembelihan, itulah ibadah yang dihubungkan dengan salib. Jadi, kalau ibadah pelayanan tidak dihubungkan dengan salib, itu adalah kekejian. Biar gerejanya mewah, luxe, berlantai tiga, berlapis-lapis lantainya, kemudian untuk masuk gereja itu menggunakan lift, tetap kalau ibadah pelayanan dalam gereja itu tidak dihubungkan dengan salib, itu adalah penipuan besar-besaran, itu kekejian bumi.

Maka, Amsal berkata: Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan firman, doanya adalah kekejian. Jangan hati kita didengar oleh TUHAN, tetapi telinga kita tidak mau mendengar hati TUHAN, firman TUHAN, perkataan TUHAN, itu adalah kekejian. Jangan ada yang bersifat kekejian dalam hidup, ibadah, nikah, pelayanan dan rumah tangga kita masing-masing.

2.      Korban santapan, itulah Pengajaran firman Allah yang benar dan murni.

 
Kita lihat dulu kekejian bumi, yang juga sudah dinubuatkan oleh Daniel.
Daniel 8:10
(8:10) Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.
 
Ia menjadi besar, menguasai 4 (empat) penjuru bumi; (timur, barat, utara, selatan), seantero dunia ini, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya. Kesombongannya sungguh luar biasa.
Bintang-bintangà Hamba TUHAN yang diurapi, yang ditinggikan di tempat yang tinggi.
 
Jadi, antikris pun bisa menjatuhkan bintang-bintang. Kalau bintang-bintang saja bisa dijatuhkan, apalagi anak-anak TUHAN yang tidak sungguh-sungguh dalam penyerahannya, yang bertahan dengan pengertiannya, bergantung kepada manusia dan kemampuan manusia itu sendiri -- itu adalah tanda bahwa ia belum sampai kepada penyembahan --.
Maka, kalau menyembah tidak dalam penyerahan, berarti ia hanya sekedar berlutut, ibadah Taurat, tidak mengandung janji.
 
Daniel 8:11
(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
 
Tadi, antikris membesarkan diri kepada bala tentara langit, kemudian di sini ia membesarkan diri terhadap Panglima bala tentara itu; kepada TUHAN Yesus, dia membesarkan diri. Dari TUHAN Yesus, diambilnya juga korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
 
Antikris membesarkan diri, bukan saja kepada bala tentara langit, tetapi juga kepada Panglima bala tentara. Dan dari pada-Nya nanti ...
1.      Akan dihentikan korban sehari-hari.
2.      Bait Suci Allah juga akan dirobohkan; menghujat kemah kediaman Allah, menghujat Roh Allah.
Itu adalah kekejian.
 
Daniel 8:12
(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
 
Kemudian, suatu kebaktian diadakan secara fasik untuk mengganti korban sehari-hari. Jadi, korban sehari-hari sudah dihentikan, dan diganti dengan kebaktian fasik; sibuk soal dengan kelebihan-kelebihan, sibuk dengan atribut-atribut.
Bagi mereka, korban sehari-hari tidaklah penting, itu sebabnya mereka sibuk dengan atribut, sibuk dengan kelebihan-kelebihan, sibuk dan pamer dengan apa pun yang ada di dalam dirinya.
 
Dahulu, waktu saya kecil di kampung halaman, oppung saya adalah seorang yang kaya. Setiap hari, jari-jarinya boleh kosong karena ia harus pergi ke ladang, tetapi kalau ke gereja, 10 (sepuluh) jarinya berisi cincin, ditambah lagi anting-anting emas di telinga, ditambah lagi kalung emas, ditambah gelang emas, akhirnya jadilah toko emas berjalan. Tetapi kalau ditanya firman, ia tidak tahu apa-apa, padahal dia adalah tua-tua sidang, sintua porhangir, tetapi tidak tahu apa-apa; tidak mampu mengasihi anak cucunya, menantunya, dan sebagainya. Itulah yang terjadi kalau korban sehari-hari diganti dengan ibadah fasik.
Biarlah dalam kesederhanaan kita datang beribadah di tempat ini, namun memperoleh pengertian yang besar dari Allah, dari sorga.
 
Selain korban sehari-hari diganti dengan kebaktian fasik, selanjutnya kebenaran yang sejati (salib Kristus) dihempaskan ke bumi, dan apapun yang dibuatnya, semua berhasil; sibuk dengan soal keberkatan.
 
Sekarang, kita akan melihat praktek kenajisan percabulannya, di dalam Wahyu 18, dengan perikop: “Jatuhnya Babel”, atau jatuhnya pelacur besar, di mana banyak orang yang melacur kepada dia.
Wahyu 18:9
(18:9) Dan raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya.
 
Dan raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia ... Jadi, kalau ibadah hanya bicara soal keberkatan, ibadah hanya soal kelimpahan, itu adalah perbuatan cabul, pelacuran rohani; tidak setia kepada salib Kristus, tidak setia menyangkal diri, memikul salib, hanya sibuk soal keberhasilan, keberkatan. Sibuk bicara kelimpahan, itu adalah pelacuran rohani.
Tetapi pada akhirnya nanti, Babel besar atau pelacur besar ini akan dibakar habis.
 
Intinya: Mengapa pengikut antikris tadi berkata:
Yang pertama: Siapakah yang sama seperti binatang ini”? Pernyataan itu terungkap hanya karena mujizat palsu yang diadakan antikris.
Yang kedua: Siapakah yang dapat berperang melawan dia?Jadi, seolah-olah, setelah antikris ini menghentikan korban sehari-hari, (dirampasnya dari Panglima bala tentara, dirampasnya dari TUHAN Yesus Kristus), jadi seolah-olah antikris lebih hebat dari TUHAN. Itu sebabnya, ungkapan yang kedua “Siapakah yang dapat berperang melawan dia?” Padahal sebetulnya, kalau pun itu dirampas, bukan berarti antikris lebih hebat dari TUHAN, itu memang harus terjadi supaya firman nabi, firman nubuatan tergenapi, supaya orang-orang yang tidak setia di dalam hal menyangkal diri memikul salib juga menerima hukuman yang setimpal.
Tetapi bukan berarti antikris jauh lebih hebat dari TUHAN, hanya karena sudah merampas korban sehari-hari, dan merubuhkan Bait Allah dari Panglima bala tentara, sehingga setelah itu terjadi mereka berkata: “Siapakah yang dapat berperang melawan dia?” Sebetulnya, orang ini (mereka) bicara tetapi sesungguhya ia tidak tahu apa yang diucapkannya.
 
Jadi, itulah yang membuat mereka akhirnya jatuh dalam penyembahan yang keliru (menyembah naga dan antikris). Tetapi kita sudah melihat tadi; pelacur besar, Babel besar tidak sama dengan malaikat yang kuat, tidak sama dengan Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek, di mana di tangannya ada cawan pembakaran ukupan emas, sehingga asap dupa itu naik di hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah.
Yesus Kristus, Dia adalah Imam Besar Agung yang hidup dalam doa penyembahan yang besar, kemudian yang memimpin umat-Nya sampai kepada doa penyembahan yang besar, lepas dari daya tarik bumi.
 
Semua benda yang dilempar ke atas, pada akhirnya akan jatuh ke bumi. Hanya satu perkara yang lepas dari daya tarik bumi, yaitu asap dupa kemenyan, doa penyembahan.
Sekalipun Setan membawa Yesus ke atas gunung, untuk memperlihatkan kerajaan dunia dan kemegahannya, lalu semuanya akan diberikan, dengan catatan Ia harus menyembah Setan. Lalu Yesus menjawab: Ada tertulis: Engkau harus menyembah Allah yang hidup, dan berbakti hanya kepada Dia. Jadi, kalau kita hidup dalam penyembahan yang besar, maka kita lepas dari daya tarik bumi. Penyembahan kita tidak salah, penyembahan kita tidak keliru, tidak menyembah antikris, tidak menyembah Setan, kecuali hanya menyembah Pribadi di dalam kekekalan.
 
TUHAN sudah jawab Wahyu 13:4. Dan hukuman secepatnya akan dijatuhakn kepada pelacur besar.
 
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
 
Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, itulah pelacur besar, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci. Roh najis itu sangat dibenci TUHAN. Jadi, jangan menyukai apa yang dibenci oleh TUHAN.
 
Wahyu 18:3
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.”
 
Karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya ... Ibadah yang sibuk dengan kelimpahan, itu adalah nafsu cabul.
Dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia ... Hamba-hamba TUHAN berbuat cabul dengan perempuan cabul, pelacur besar. Dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.
 
Hal ini sudah dinubuatkan oleh Daniel 8 tadi. Jadi, ibadah yang benar, korban sehari-hari, diganti dengan kebaktian fasik yang berbicara soal kelimpahan, sehingga tidak sedikit hamba-hamba TUHAN berlaku cabul, melacur kepada harta kelimpahan oleh karena babel besar (pelacur besar).
Tetapi lihatlah upahnya nanti, berbanding terbalik dengan upah kita yang sungguh-sungguh, dimana ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, dibawa masuk menembusi takhta Allah.
 
Lihat UPAH PELACUR.
Wahyu 18:4-5
(18:4) Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. (18:5) Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.
 
Pergilah kamu, hai umat-Ku ... Ayo, tinggalkan pelacur besar. Jangan kita datang beribadah hanya berbicara kelimpahan, tetapi bertahanlah dengan korban sehari-hari, yaitu; ibadah yang dihubungkan dengan salib, dan Firman Pengajaran Mempelai, pengajaran yang benar dan murni. Bertahanlah di situ dan tinggalkan pelacur besar. Jangan kita datang beribadah tetapi hanya bicara keberhasilan, keberkatan, kelimpahan dan mujizat; tinggalkan ibadah semacam itu, tetapi bertahanlah dalam pengajaran yang benar dan murni.
 
Allah telah mengingat segala kejahatannya. TUHAN tidak lupa dengan kejahatan pelacur besar. TUHAN tidak lupa dengan dosa kejahatan apabila kita beribadah yang hanya berbicara soal kelimpahan. TUHAN ingat ibadah yang semacam itu. TUHAN ingat oknum-oknumnya juga.
 
Wahyu 18:6
(18:6) Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya;
 
Intinya: Mereka akan menerima dua kali lipat penderitaan di dalam api neraka.
 
Wahyu 18:7-8
(18:7) berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung. (18:8) Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat."
 
Berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Hati-hati, sama seperti orang kaya yang hidup dalam kemewahan, tetapi begitu mati, dia ada di alam maut untuk menantikan penghakiman yang kedua. Sementara Lazarus yang sibuk memungut remah-remah, yang sibuk memungut pembukaan firman, ayat demi ayat, pasal demi pasal, yang berjatuhan dari meja orang kaya, lalu dipungutnya, namun akhirnya dia berada di pangkuan Abraham. Oleh sebab itu, ayo, keluar dari ibadah yang salah.
 
Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung. Ini adalah janji-janji dari hamba TUHAN yang menyesatkan. Oleh sebab itu, segala malapetakanya akan datang dalam satu hari saja, yaitu sampar busuk dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat. TUHAN kita lebih hebat dari pada antikris.
 
Jangan ciut kalau ada pernyataan:
-          Siapakah yang sama seperti binatang ini
-          Siapakah yang dapat berperang melawan dia
Ingat: TUHAN kita lebih hebat, lebih kuat dari pada antikris.
 
Kekekalan; Penyembahan.
Kekekalan; Penyerahan Diri. Haleluya.. Amin...
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang 

1 comment:


  1. AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong, bandar66, perang bacarat dan capsa :)
    ayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
    AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)
    WA;+855969190856

    ReplyDelete