KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, February 25, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 20 FEBRUARI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 20 FEBRUARI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 225)
 
Subtema: GUNUNG SION KOTA RAJA BESAR
 
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi hidup kita masing-masing. Biarlah kiranya TUHAN menjadi Raja dan berkuasa, bertakhta di dalam hidup kita masing-masing.
Tidak lupa saya menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN, supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hidup kita masing-masing, sehingga ibadah ini tidak menjadi percuma, melainkan menjadi korban dan persembahan yang menyenangkan hati TUHAN, mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang; nama TUHAN dipermuliakan.
 
Segera kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41.
Kejadian 41:37-40
(41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. (41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. (41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
 
Firaun yakin bahwasanya Yusuf layak untuk menjadi:
-          Kuasa atas istana Firaun.
-          Dan seluruh rakyat akan taat terhadap perintah Yusuf.
Mengapa demikian? Sebab Yusuf adalah ...
-          Seorang yang penuh dengan Roh Allah.
-          Seorang yang berakal budi dan bijaksana.
 
Berarti, untuk menjadi imamat rajani atau pemerintah yang berkuasa, maka selayaknya seorang hamba TUHAN ...
1.      Penuh dengan Roh Allah yang suci.
2.      Penuh dengan dengan Firman Allah à Orang yang berhikmat atau berakal budi dan bijaksana.
Selayaknya dua perkara itu nyata dan memenuhi setiap kehidupan imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN.
 
Kejadian 41:41
(41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
 
Selanjutnya, Yusuf dilantik untuk menjadi kuasa atau menjadi Perdana Menteri atas seluruh tanah Mesir, bahkan seluruh rakyat akan taat kepada pemerintahan yang dipimpin oleh Yusuf.
 
Oleh sebab itu, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kehidupan muda remaja baik dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA” Serang Cilegon, maupun di luar kandang penggembalaan, yang senantiasa memberikan hidupnya untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di dalam dan di luar negeri; 

1.      Hendaklah penuh dengan Roh Allah yang suci.

2.      Kemudian, hendaklah penuh dengan Firman Allah, berarti; berakal budi dan bijaksana, sehingga bisa memilah-milah segala sesuatu yang terjadi, dapat mengerti masa dan waktu, bahkan dapat melihat apa yang akan terjadi di depan.

 
Tetapi, pada ayat 41 ini: Pada akhirnya, Yusuf dilantik menjadi kuasa, menjadi Perdana Menteri atas seluruh tanah Mesir.
Imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN yang sudah ditahbiskan untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN di tengah-tengah ibadah-ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan, biarlah kiranya benar-benar kita mengerjakan semuanya ini untuk hormat dan kemuliaan nama TUHAN. Itu adalah tanda bahwa kita telah ditahbiskan, dilantik di atas gunung TUHAN.
 
Berkaitan dengan hal itu, kita akan melihat soal PELANTIKAN tersebut di dalam Mazmur 2, dengan perikop: “Raja yang diurapi TUHAN”. Ada dua raja yang terkenal di Israel:
-          Yang Pertama ialah Saul diurapi menjadi raja.
-          Yang Kedua adalah Daud, juga diurapi menjadi raja.
Sampai akhirnya, dilantik atau masuk dalam upacara pelantikan raja.
 
Mazmur 2:6
(2:6) "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
 
Allah telah memilih seorang raja, dan selanjutnya melantiknya di Sion atau di gunung Allah yang kudus. Dengan melantik raja-Nya di Sion, menunjukkan bahwasanya Allah itu Mahabesar dan sangat terpuji tentunya.
Demikian juga kalau imam-imam melayani sesuai dengan tahbisan yang baik dan benar, maka jelas (nyata) bahwa Allah itu Mahabesar dan sangat terpuji tentunya.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Mazmur 48, dengan perikop: “Sion kota Allah”. Gunung Sion adalah kota Allah yang kudus.
Mazmur 48:1-3
(48:1) Nyanyian. Mazmur bani Korah. (48:2) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! (48:3) Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.
 
Nyanyian. Mazmur bani Korah. Bani Korah ini pernah memberontak kepada Musa karena menuntut pangkat imam, gila hormat di tengah ibadah dan pelayanan. Tetapi, kalau dosa semacam ini sudah diperdamaikan, maka akan nyata nyanyian baru.
 
Besarlah TUHAN dan sangat terpuji tentunya, sebab Allah telah melantik raja-Nya di gunung Sion. Demikian juga ketika Yusuf dilantik menjadi penguasa atas istana Firaun dan atas seluruh tanah Mesir, sehingga nanti rakyat taat kepada pemerintahan dari Yusuf itu sendiri; dengan demikian, besarlah TUHAN dan sangat terpuji tentunya.
 
Singkatnya: Gunung Sion adalah kota Raja Besar.
Kalau di tengah-tengah kota Yerusalem, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini ada tanda-tanda ketaatan di hadapan TUHAN sebagai pemerintah yang berkuasa, maka gunung Sion adalah kota Raja Besar. Besarlah TUHAN dan sangat terpuji.
 
BUKTINYA: Gunung Sion menjadi kota kegirangan atau kesukaan bagi seluruh bumi, bagi seantero dunia ini.
Entah berapa banyak kerajaan di atas muka bumi ini, berapa banyak pemerintahan di atas bumi ini, tetapi suatu kali kelak, semuanya itu akan tunduk kepada Raja di atas segala raja, sehingga gunung Sion menjadi kota kegirangan, menjadi kesukaan bagi seluruh bumi, bagi seantero dunia, karena Allah telah melantik raja-Nya di gunung Sion.
 
Bersyukur, karena TUHAN menjadi Raja di atas segala raja bagi kita semua. Kalau TUHAN tidak menjadi Raja, maka hidup manusia mengalami kesulitan besar, karena yang memerintah atas bangsa-bangsa adalah orang yang sombong dan keakuan atau harga diri yang masih dipertahankan; tetapi di dalam TUHAN, tidaklah demikian.
 
Mazmur 48:4
(48:4) Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng.
 
Selanjutnya, dalam puri-puri gunung Sion, Allah tampil sebagai benteng yang kokoh. Betapa ketatnya penjagaan terhadap gunung Allah yang kudus (gunung Sion), sebab dalam puri-purinya, Allah tampil sebagai benteng yang kokoh; Dialah kubu pertahanan kita, sehingga musuh tidak bisa berkuasa atas gunung Sion.
 
Mazmur 48:5-7
(48:5) Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersama-sama berjalan maju; (48:6) demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terkejut, lalu lari kebingungan. (48:7) Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka kesakitan seperti perempuan yang hendak melahirkan.
 
Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, bersatu, bersepakat, bersekongkol, mereka bersama-sama berjalan maju; demi mereka melihatnya -- mereka melihat benteng yang kokoh dalam puri-puri gunung Sion --, mereka tercengang-cengang, mereka semua terkejut, lalu lari kebingungan.
 
Di sini kita melihat: Di pihak lain, ada suatu persepakatan, ada suatu persekongkolan di dalam kejahatan. Ada orang-orang yang bermaksud jahat dan mereka itu bersekongkol maju bersama-sama. Namun kenyataannya, mereka tidak dapat menembusi benteng kota itu.
Sehingga, ketika mereka melihat benteng kota yang begitu kokoh itu, mereka tercengang-cengang, mereka semua terheran-heran, mereka semua terkejut, hingga lari kebingungan. Mengapa demikian? Sebab kegentaran, ketakutan menimpa (menghinggapi) mereka; tidak berhenti sampai di situ, mereka juga ditimpa kesakitan.
 
Betapa besarnya pembelaan TUHAN terhadap gunung TUHAN. Betapa besarnya pertolongan TUHAN terhadap gunung Sion, gunung Allah yang kudus. Betul-betul gunung Sion adalah kota Raja Besar.
Berbahagialah jikalau kehidupan muda remaja tetap berada di gunung Sion, kota Allah yang kudus, kota Raja Besar, sebab Allah sendiri tampil sebagai benteng kota yang kokoh, menjadi benteng dari kota kudus tersebut. Tetapi, alangkah malangnya dan bodohnya kalau anak-anak TUHAN, pemuda remaja tidak mengerti apa yang TUHAN maksud, tidak mempunyai pemahaman semacam ini. Alangkah malangnya, alangkah bodohnya jikalau kehidupan muda remaja tidak memahami pengertian semacam ini; tetapi kepada kita, TUHAN beri pengertian. Kalau sudah mempunyai pengertian, jangan diabaikan, supaya jangan menyesal di kemudian hari.
 
Mazmur 48:8
(48:8) Dengan angin timur Engkau memecahkan kapal-kapal Tarsis.
 
Perhatikan kalimat: Dengan angin timur Engkau memecahkan kapal-kapal Tarsis. Arti rohaninya; mereka yang bersepakat dalam kejahatan itu, mereka yang maju bersama-sama dalam kejahatan itu, adalah orang-orang yang sombong oleh karena harta kekayaan mereka yang banyak.
Jadi, betul-betul hati mereka sudah melebur dengan harta kekayaan. Seharusnya, hati kita melebur dengan kasih Mempelai, kasih Kristus, bukan?
 
Kalau kita bandingkan dengan perjalanan Yesus, yang sama seperti jalan kapal di tengah-tengah lautan; sekalipun menghadapi badai, ombak, angin ribut, tetapi Dia berusaha untuk mencari hati kita ini sebagai tempat pelabuhan-Nya. Dari sorga, Dia membawa segala harta yang berharga, di mana di dalamnya ada muatan-muatan yang berharga.
Sebagai hamba TUHAN, Yesus adalah Pribadi yang bernilai tinggi. Tidak ada sesuatu pun yang tidak berharga di dalam pribadi Yesus Kristus; Dia sedang mencari pelabuhan hati kita masing-masing. Oleh sebab itu, jadilah syahbandar yang baik, sebab Dia adalah kapal yang sedang berlayar di tengah lautan. Dia menghadapi ombak, badai, angin ribut; Dia terjang sampai berhenti di pelabuhan hati kita masing-masing. Itulah yang TUHAN mau tuju sekarang.
 
Tetapi kalau kita perhatikan Mazmur 48:8, jelas ini adalah penghukuman terhadap orang-orang yang sombong, karena ternyata hati mereka sudah melebur dengan kekayaan, dengan harta yang mereka punya.
 
Mazmur 48:9
(48:9) Seperti yang telah kita dengar, demikianlah juga kita lihat, di kota TUHAN semesta alam, di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lamanya. S e l a
 
Allah menegakkan gunung Sion, Allah menegakkan gunung Allah yang kudus, kota Raja besar untuk selama-lamanya. Sebaliknya, terhadap orang yang bersepakat berbuat kejahatan, orang yang maju bersama-sama dalam kejahatan -- mereka itu adalah orang yang sombong karena hati mereka sudah menyatu dengan kekayaan --, mereka itu bagaikan kapal- kapal Tarsis yang dipecahkan oleh angin Timur, tetapi di sini kita perhatikan; justru Allah menegakkan gunung Sion, justru Allah menegakkan gunung Allah yang kudus, kota Raja besar untuk selama-lamanya.
 
Kita bersyukur, peristiwa ketika Yusuf dilantik untuk menjadi penguasa, menjadi Perdana Menteri di Mesir, itu merupakan cara TUHAN untuk menolong seantero dunia ini.
 
Allah menegakkan gunung Sion, sebab gunung Sion, gunung Allah yang kudus menjulang permai. Berarti, sangat tinggi, tetapi elok dan indah. Allah menegakkan gunung Sion selama-lamanya, jelas hal itu berbicara tentang; kesucian, sehingga menjadi kegirangan bagi seluruh bumi, menjadi kegirangan bagi seantero dunia ini.
Sebab, TUHAN tidak mengizinkan sesuatu yang jahat, sesuatu yang tidak baik mencemari gunung Sion. Allah sendiri yang menjadi benteng kota yang kokoh itu.
 
Sekarang kita akan bandingkan antara Mazmur 48:1-9, dengan Yesaya 2:2-3, dengan perikop: “Sion sebagai pusat kerajaan damai”, karena Allah telah memilih dan melantik raja-Nya di gunung Sion.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.”
 
Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit karena TUHAN yang menegakkannya, sebab Allah sendiri adalah kota benteng yang kokoh. Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana karena menjadi kegirangan, menjulang permai, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.”
 
Keadaan dari gunung Sion (gunung kudus Allah, kota Raja Besar) di hari-hari terakhir:
-          Gunung Sion berdiri tegak di hulu gunung-gunung.
-          Gunung Sion menjulang tinggi di atas bukit-bukit.
Jelas hal ini berbicara tentang; kesucian yang telah memuncak = menjulang permai. Berarti; sangat tinggi, tetapi elok dan indah, sehingga menjadi kegirangan, maka segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana dan banyak suku bangsa akan naik ke gunung Allah yang kudus, kota Raja Besar. Jadi, gunung Sion ini kelak menjadi pusat kerajaan damai sejahtera.
 
Mengapa gunung Sion menjadi pusat kerajaan damai? Sebab;
-          Dari Sion akan keluar Pengajaran.
-          Firman TUHAN dari Yerusalem.
 
Manfaat pengajaran yang keluar dari gunung Sion ialah mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN.
Kalau kita mengacu pada Amsal 30:19, maka jalan-jalan TUHAN itu dimulai dari;
1.      Jalan rajawali di udara.
2.      Jalan ular di atas cadas.
3.      Jalan kapal di tengah-tengah laut.
4.      Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Artinya; jalan-jalan TUHAN itu selanjutnya (pada akhirnya) akan membawa kita sampai kepada pesta nikah Anak Domba (perjamuan malam kawin Anak Domba), sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Dan hal itu dituliskan juga di dalam Wahyu 19:6-9. Sedangkan dalam Wahyu 19:10 dikatakan bahwa; inilah firman yang benar.
 
Manfaat Firman TUHAN dari Yerusalem ialah supaya kita berjalan menempuhnya.
Artinya; ketika kita berada di atas gunung Sion, kita dapat mengikuti contoh teladan dari Yerusalem itu sendiri. 
Yerusalem -> hamba-hamba TUHAN, pemimpin-pemimpin rumah TUHAN atau pelayan-pelayan TUHAN. Sesuai dengan 1 Petrus 2:19-21, kita dipanggil untuk mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung yang telah melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa kita.
Itulah jalan-jalan yang telah ditinggalkan bagi kita, dan kita dipanggil untuk mengikuti jalan-jalan yang ditinggalkan itu, itulah jejak-jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah. Kalau kita mengikuti jejak-jejak kaki Yesus yang berdarah, maka semua dosa rontok dan semua musuh dikalahkan (musuh terhalaukan dari depan kita masing-masing).
 

-          Itulah manfaat pengajaran yang akhirnya membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba.

-          Kemudian manfaat Firman TUHAN dari Yerusalem adalah supaya kita mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus, sebagai Imam Besar Agung.

 
Kita kembali membaca Yesaya 2.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.”
 
Singkatnya: Orang-orang yang ada di atas gunung Sion mengalami penyucian oleh pengajaran dan Firman Allah, sehingga berada pada suatu kedudukan yang tertinggi, yakni puncak kesucian itu sendiri. Puncak kesucian à Kesempurnaan Mempelai.
 
Jadi, tiada rugi, kalau kita selalu berada di atas gunung TUHAN, supaya kita mengalami penyucian sampai berada pada kedudukan tertinggi, itulah puncak kesucian itu sendiri, yaitu kesempurnaan Mempelai. Tiadalah mungkin kita bisa menjadi sempurna kalau kita tidak berada di atas gunung Sion.
Masakan uang bisa menyucikan kehidupan manusia? Masakan harta, kekayaan, kedudukan, gelar yang tinggi bisa menyucikan kehidupan manusia? Itu sesuatu yang tidak mungkin. Bahkan satu dua ayat firman ditambahkan dengan cerita isapan jempol tidak mungkin menyucikan kehidupan anak TUHAN, andaikata berada di tengah ibadah dan pelayanan.
 
Tetapi kita semua harus ada di atas gunung Sion, sebab;
-          dari Sion keluar pengajaran,
-          kemudian Firman TUHAN dari Yerusalem.
Pendeknya; mengalami penyucian sampai puncak kesucian oleh pengajaran dan Firman TUHAN à Kesempurnaan dari mempelai TUHAN.
 
Mari kita lihat KESEMPURNAAN MEMPELAI itu di dalam Wahyu 21.
Wahyu 21:9
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
 
Sebelum ditimpa oleh 7 (tujuh) cawan murka Allah sebagai penghukuman yang terakhir atas seantero dunia ini, mari kita memperhatikan apa yang dikatakan oleh ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan tersebut, yaitu: “Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.
 
Singkatnya: Kepada Rasul Yohanes, malaikat yang memegang ketujuh cawan itu menunjukkan pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.
Biarlah kiranya malaikat sidang jemaat, itulah gembala sidang, bisa menunjukkan keberadaan dari pengantin perempuan mempelai Anak Domba, supaya kita lepas dari 7 (tujuh) cawan murka Allah.
 
Tetapi, mari kita lihat lebih jauh tentang PENGANTIN PEREMPUAN, MEMPELAI ANAK DOMBA.
Wahyu 21:10-11
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
 
Pengantin perempuan mempelai Anak Domba, itulah kota Allah yang kudus, bercahaya kemuliaan. Inilah puncak kesucian atau kesempurnaan dari mempelai perempuan TUHAN, yaitu bercahaya kemuliaan.
Gunung Sion = puncak kekudusan à Kesempurnaan Mempelai; bercahaya kemuliaan. Biarlah kiranya kita semua tampil dengan cahaya kemuliaan dari sorga, dari Allah.
 
Apa yang dimaksud dengan CAHAYA KEMULIAAN?
Matius 5:14
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
 
Di atas gunung Allah Yang Kudus tidak ada sesuatu yang tersembunyi, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan = bercahaya kemuliaan, sampai pada akhirnya layak untuk menjadi terang yang besar bagi dunia. Jadi, gunung Kudus, gunung Sion, akhirnya layak untuk menjadi terang dunia karena bercahaya kemuliaan.
Mengapa bercahaya (memancarkan cahaya kemuliaan)? Karena tidak ada sesuatu yang tersembunyi di dalam hatinya, di dalam pikirannya, di dalam hidupnya, sehingga memancarkan cahaya kemuliaan, sehingga tampil menjadi terang dunia, dapat dilihat dari berbagai sudut (Timur, Barat, Utara, Selatan).
 
Biarlah kiranya kita semua betul-betul menjadi terang dunia bagi seantero dunia ini; Timur, Barat, Utara, Selatan.
Berbahagialah kehidupan muda remaja yang ditarik oleh dua tangan TUHAN yang kuat, untuk selanjutnya berada di atas gunung TUHAN yang kudus.
 
Ada lagu dengan lirik pujian:
Ku mendaki ke bukit sion, Ku jalani bersama-sama.
Ku mendaki ke bukit Sion, Ku jalani bergandeng tangan.
Halleluya, o Halleluya, Ku jalani bersama-sama.
Halleluya, o Halleluya, Ku jalani bergandeng tangan.
Biarlah kita layak untuk menjadi terang dunia di mana pun kaum muda remaja berada.
 
Berbicara tentang TERANG DUNIA ini kita kembali membaca Yesaya 2.
Yesaya 2:2-3, kehidupan yang berada di atas gunung Sion adalah kehidupan yang sudah mengalami penyucian, sampai pada puncak penyucian, menunjuk kepada; kesempurnaan Mempelai, bercahaya kemuliaan, layak menjadi terang dunia. Mari kita lihat “kehidupan yang menjadi terang dunia” pada ayat 4-5.
Yesaya 2:4-5
(2:4) Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. (2:5) Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!
 
Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa ... Inilah keadaan dari gunung Sion di hari-hari terakhir. Kemudian, bangsa-bangsa yang berduyun-duyun naik ke gunung Sion dan suku bangsa yang naik ke atas gunung Sion, mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas.
 
Gunung Sion menjadi terang dunia, APA BUKTINYA?
-          Gunung Sion menjadi hakim yang adil di antara bangsa-bangsa.
-          Gunung Sion menjadi wasit atau memberi keputusan yang jujur bagi banyak suku bangsa.
Sehingga, bangsa-bangsa dan suku bangsa yang berduyun-duyun naik ke gunung Sion mengalami;

1.      Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak. Kalau ladang dibajak, maka ladang menjadi ladang yang subur, menjadi tanah yang baik, sehingga manakala benih sorgawi ditaburkan, ia akan bertumbuh, berakar berbuah. Mengapa bisa terjadi hal demikian? Karena Sion menjadi terang yang besar, menjadi terang atas seantero dunia ini, atas bangsa-bangsa dan suku bangsa.

2.      Mereka akan menempa tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas, sehingga tidak nampak lagi onak dan duri, tidak nampak lagi niat-niat hati yang jahat yang menusuk dan menyakiti orang lain.

 
Singkatnya: Kalau gunung Sion menjadi terang dunia, maka tidak ada lagi peperangan, tidak ada lagi permusuhan, tidak ada lagi gejolak antara yang satu dengan yang lain, sebab di atas gunung Sion ada damai sejahtera; oleh sebab itu, gunung Sion layak menjadi pusat kerajaan damai sejahtera, karena Allah sendiri yang memilih raja-Nya dan melantiknya di atas gunung Sion.
 
Tidakkah kita sudah melihat keputusan-keputusan Allah yang heran dan luar biasa untuk menjadikan kita semua, kaum muda remaja dalam penggembalaan GPT “BETANIA” menjadi kehidupan yang bercahaya kemuliaan Allah? Dimulai dari kita masing-masing per individu, maka nanti orang lain mengalami damai sejahtera. Betapa mulianya TUHAN itu bagi kita semua.
 
Singkatnya: Gunung Sion adalah kota Raja Besar dan itu harus kita akui dengan mutlak, yang memerintah untuk memberi damai sejahtera. Pendeknya; terjadi penyucian yang hebat, terjadi penyucian yang heran di atas gunung Sion.
 
Kemudian, kita memperhatikan Yesaya 2, dengan perikop: “Hukuman TUHAN terhadap semua orang yang meninggikan diri”, atau hukuman TUHAN terhadap orang sombong. Demikian juga dalam Mazmur 48:2-9, di mana Yesus, TUHAN Allah, tampil sebagai benteng yang kokoh, sedangkan orang sombong tidak masuk ke dalamnya. Orang sombong tadi, itulah orang-orang yang bersepakat bersekongkol dengan kejahatan, ialah orang-orang yang sombong karena hartanya, itulah kapal-kapal Tarsis tadi.
 
Di sini pun sama, Yesaya 2 ini pun sama dengan Mazmur 48 tadi; mari kita simak dengan baik.
Yesaya 2:7
(2:7) Negerinya penuh emas dan perak dan tak terbatas harta bendanya; negerinya penuh kuda dan tak terbatas jumlah keretanya.
 
Inilah keadaan seseorang kalau di luar TUHAN, pasti menjadi kehidupan yang sombong;
-          Karena hatinya sudah melebur dengan hartanya, itulah emas dan perak.
-          Karena hatinya sudah melebur dengan kekuatannya, itulah kuda.
-          Dan karena hatinya sudah melebur dengan kemegahannya, itulah kereta.
Itulah kalau hidup di luar TUHAN; menjadi sombong karena hartanya, menjadi sombong karena kekuatan kemampuannya, serta menjadi sombong karena kemegahannya.
 
Yesaya 2:8
(2:8) Negerinya penuh berhala-berhala; mereka sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri dan kepada yang dikerjakan oleh tangannya.
 
Orang yang ...
-          Sombong karena harta dan kekayaan,
-          Sombong karena kekuatan daging,
-          Dan sombong karena kemegahan,
akhirnya, kejahatan mereka sudah jelas terlihat, yaitu mereka jatuh dalam segala penyembahan berhala.
 
Kita lihat lebih terang tentang PENYEMBAHAN BERHALA mereka.
Yesaya 2:8
(2:8) Negerinya penuh berhala-berhala; mereka sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri dan kepada yang dikerjakan oleh tangannya.
 
Ternyata, orang sombong tadi menyembah kepada buatan tangan manusia.
-          Pekerjaan adalah buatan tangan manusia.
-          Kesibukan adalah buatan tangan manusia.
-          Segala perkara di dunia ini adalah buatan tangan manusia.
Tetapi itulah yang menjadi TUHAN dan yang disembah mereka. Inilah saking sombongnya; menyembah berhala buatan tangan manusia.
 
Yesaya 2:9
(2:9) Maka manusia ditundukkan dan orang direndahkan -- janganlah ampuni mereka!
 
Akhirnya, orang yang sombong tadi; direndahkan dan ditundukkan, dan pada akhirnya, mereka tidak akan menerima pengampunan dari TUHAN.
 
Darah Yesus tidak berlaku atas mereka; pengampunan tidak berlaku atas mereka yang sombong karena harta kekayaan, sombong karena kekuatan dan kemegahan mereka. Atas orang semacam ini, tidak ada pengampunan; darah Yesus tidak berlaku untuk mengampuni dan menyucikan mereka.
Hati-hati dengan penyembahan berhala buatan tangan manusia sendiri. Jangan sampai lupa TUHAN. Hidup ini bukan hanya sesaat, masih ada seterusnya nanti. Sasaran kita masih ada nanti; jadi, bukan untuk hari ini saja. Pikirkan sasaran itu. Hanya ada dua sasaran; sorga atau neraka.
Lihat, orang kaya yang berjubah ungu, hidup dalam kemewahan; memang ada di tengah ibadah, tetapi hatinya melebur dengan kemewahan, melebur dengan hartanya, kekayaannya yang banyak, sehingga tidak peduli dengan orang lain, tidak dapat mengasihi orang miskin, tidak dapat mengasihi orang kecil; dia tidak peduli dengan Lazarus yang miskin, melarat dan penuh dengan borok.
Tidak ada sedekah, tidak ada amal, tidak memberi hatinya untuk berbagi, melainkan makanan itu tercecer; inilah orang sombong, ia kurang menghargai Firman Allah sehingga makanan itu tercecer dari meja hatinya. Namun itulah yang dipungut oleh Lazarus.
Tetapi akhir hidup mereka;
-          Lazarus ada di pangkuan bapa Abraham.
-          Sementara orang kaya ada di alam maut untuk menantikan penghakiman penghukuman kekal.
 
Jangan kita berlaku sombong lalu menyembah berhala buatan tangan manusia. Jangan lupa TUHAN.
 
Yesaya 2:10-12
(2:10) Masuklah di sela gunung batu dan bersembunyilah di dalam liang tanah terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya! (2:11) Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. (2:12) Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan;
 
Intinya: TUHAN semesta alam akan menetapkan suatu hari untuk menghukum orang yang congkak, orang yang angkuh, orang yang tinggi hati atau sombong, itulah orang-orang yang bermegah karena hartanya, sombong karena bermegah dengan segala kepunyaannya. Pendeknya: Orang-orang sombong tidak luput dari hukuman TUHAN ...
-          Sekalipun bersembunyi di sela gunung batu.
-          Sekalipun bersembunyi di dalam liang tanah.
 
Jadi, saudara jangan berpikir untuk membuat bunker hebat. Saudara harus tahu: Mata TUHAN lebih hebat. Sehebat apapun Sadam Husein, namum bunkernya yang hebat itu dibombardir oleh Amerika, apalagi di hadapan TUHAN. Tidak ada yang luput dari mata TUHAN.
Satu pun dari antara orang yang sombong maju bersepakat melawan TUHAN, menantang TUHAN, ia tidak luput dari TUHAN pada hari penghukuman. Sekalipun bersembunyi di bunker, bersembunyi di sela batu, namun tidak akan luput dari penghukuman, sampai akhirnya mereka menerima hukuman dari TUHAN. TUHAN akan tundukkan mereka, TUHAN akan luluh-lantahkan mereka; betul-betul tidak ada pengampunan bagi mereka.
 
Tetapi bagi kita, darah Yesus masih berlaku. Oleh sebab itu, manfaatkan darah Yesus untuk memperoleh pengampunan, penebusan terhadap dosa. Selagi masih ada kesempatan, itu merupakan panjang sabar TUHAN; dan panjang sabar TUHAN adalah kemurahan TUHAN yang heran atas kita semua. Tidak ada satu pun orang sombong yang luput dari mata TUHAN, biar bersembunyi di sela gunung batu, atau pun bersembunyi di dalam liang tanah, tetap tidak ada yang luput.
 
PERSAMAANNYA.
Yesaya 2:15
(2:15) untuk menghukum semua menara yang tinggi-tinggi dan semua tembok yang berkubu;
 
Semua orang angkuh, semua orang congkak, semua orang sombong, tinggi hati akan direndahkan dan dihukum oleh TUHAN; tidak ada pengampunan.
 
Yesaya 2:16
(2:16) untuk menghukum semua kapal Tarsis dan semua kapal yang paling indah.
 
Jelas, kesombongan itu terjadi hanya karena harta kekayaan; mereka bermegah terhadap itu semua. Dan TUHAN akan hukum mereka; percayalah, karena ini adalah Firman TUHAN, ini bukan firman dari saya.
 
Yesaya 2:17-18
(2:17) Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. (2:18) Sedang berhala-berhala akan hilang sama sekali.
 
Kemudian, TUHAN kembali berkata: Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan. Sebab, hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi; namun bukan hanya pada hari itu, biarlah kita jadikan Allah yang Mahabesar mulai hari ini dan seterusnya.
 
Sedang berhala-berhala akan hilang sama sekali. Orang sombong tadi menjadikan harta kekayaan, emas perak, kuda dan kereta mereka menjadi berhala, tetapi ingat; yang ada ini pun suatu kali nanti akan lenyap, akan berlalu; ingat itu.
TUHAN sangat gencar sekali menyatakan pemberitaan firman semacam ini. Berarti, ada maksud TUHAN untuk menyelamatkan kehidupan muda remaja, menyelamatkan kita semua, bukan? Tidak ada yang kebetulan. TUHAN sedang gencar sekali menyatakan perkara ini kepada kita semua.
 
Yesaya 2:19
(2:19) Maka orang akan masuk ke dalam gua-gua di gunung batu dan ke dalam liang-liang di tanah terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.
 
Tidak ada satu pun yang tidak takut dan gentar pada hari penghukuman itu, sehingga nanti banyak orang yang bersembunyi di gua-gua sela gunung dan bersembunyi dalam liang-liang di tanah (bunker), karena hari TUHAN adalah hari yang sangat menakutkan, hari pembalasan, hari penghukuman. Ingat itu.
Jadi, jangan bermegah saat ini. Jangan meninggikan diri, jangan sombong, jangan angkuh; tetapi bermegahlah karena kasih Mempelai.
 
Berarti, antara Yesaya 2:1-21 sama dengan Mazmur 48:1-12, bukan? Bersyukurlah, karena TUHAN Yesus baik bagi kita semua.
 
Ibrani 12:22
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
 
Kita semua sudah datang ke bukit Sion, kota Allah yang hidup, kota Allah yang kudus, supaya kita hidup, disebut juga Yerusalem sorgawi.
 
Jadi, sekalipun kita ada di bumi ini, tetapi Pengajaran Mempelai memberi jaminan bagi kita untuk berada di dalam kerajaan sorgawi; itulah kelebihan kita dari yang lain.
Apa buktinya kita ada di gunung Sion? Jelas, tadi sudah dibaca pada Yesaya 2:2-3, yaitu:
-          Dari Sion keluar pengajaran.
-          Firman TUHAN dari Yerusalem.
Kalau 2 (dua) hal ini dinyatakan bagi kita, itu adalah tanda bahwa kita ada di gunung Sion, dan itu adalah sinyal besar bagi kita; sekalipun sekarang ini kita ada di bumi, tetapi itu adalah jaminan bahwa kita akan berada di sorga.
 
Ibrani 12:25
(12:25) Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?
 
Oleh sebab itu, tetap bertahan di gunung Sion. Apa buktinya? Berpegang teguhlah dengan pengajaran yang keluar dari gunung Sion dan Firman TUHAN dari Yerusalem.
Sebab di sini dikatakan: Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput. Maksudnya; tidak ada yang luput dari pemandangan TUHAN, dari mata TUHAN. Sekalipun ia bersembunyi di sela batu, bersembunyi di liang bawah tanah, namun tidak ada yang luput, apalagi jika kita berpaling dari Dia yang berbicara langsung lewat Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
 
Bersyukurlah. Tidak kebetulan kalau kita semua ada di gunung Sion. Tidak kebetulan kita menerima pengajaran yang keluar dari Sion, Firman TUHAN dari Yerusalem. Hargailah itu; jangan anggap enteng.
 
Saya rindu, supaya kita berdoa, sebab saya rindu sekali supaya soal “raja yang dilantik” ini terus dibukakan rahasia firman-Nya, karena masih banyak hal yang harus disampaikan di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja setiap hari Sabtu ini.
Selanjutnya, mari kita perhatikan Mazmur 126.
Mazmur 126:1-3
(126:1) Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. (126:2) Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" (126:3) TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
 
Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Berarti, yang melihat itu hanyalah manusia rohani, bukan manusia jasmani. Lalu, keadaan bermimpi itu seperti apa? Pada waktu itu ...
-          Mulut kita penuh dengan tertawa; ada tawa keluar dari mulut.
-          Lidah kita dengan sorak-sorai; ada sorak-sorai dari lidah kita.
 
Kalau di tengah ibadah pelayanan ini kita sibuk memikul salib, banyak berkorban tenaga pikiran dan waktu, singkatnya di tengah-tengah pergumulan tetap ada sukacita, ada tawa, bukankah orang yang melihat akan berkata: “TUHAN telah melakukan perkara besar” ???
TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. Di tengah ibadah kita memikul salib, tetapi ada sukacita, itu adalah perkara besar, bukan perkara kecil. Sebab bagi dunia, orang yang menderita sampai kepahitan, itu karena kesusahan, itu karena pergumulan. Tetapi di dalam TUHAN, sekalipun kita memikul salib tetapi dibaliknya ada sukacita, itu adalah perkara yang tidak terselami oleh akal dan pikiran manusia daging, yang hanya bisa dilihat oleh gunung Sion yang mengalami pemulihan. Itulah orang-orang yang bermimpi, yaitu kehidupan manusia rohani.
 
Mazmur 87:1-2
(87:1) Mazmur bani Korah: suatu nyanyian. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya: (87:2) TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub.
 
TUHAN itu lebih cinta kepada pintu-pintu gerbang Sion.
 
Lihat Wahyu 1-12, itu berbicara tentang gereja TUHAN yang disempurnakan. Sedangkan Wahyu 13-22, itu berbicara tentang keberadaan dari pribadi Yesus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga. Tetapi Wahyu 13, jelas itu berbicara tentang pintu gerbang maut.
Walaupun di situ antikris tampil dengan segala kehebatannya, tampil dengan segala kemegahannya, tampi dengan dengan segala mujizat-mujizat yang terjadi, tanpil dalam segala kelimpahan, dalam segala keajaiban yang ada, tetapi itu adalah pintu gerbang maut.
Namun, jika kita lihat dalam Mazmur 87:2, TUHAN  lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman yang lain. Inilah yang kita syukuri kepada TUHAN.
 
Berbahagialah kehidupan muda yang sudah mengalami pemulihan, sebab ternyata TUHAN ternyata lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada yang lain-lain.
 
Mazmur 87:3
(87:3) Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah. S e l a
 
Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau ... Sampai kelak kita semua dipermuliakan.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment