KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 12, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 FEBRUARI 2021


 

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 FEBRUARI 2021


KITAB RUT

(Seri: 124)


Subtema: PENEBUSAN OLEH DARAH KRISTUS


Shalom. 

Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita masing-masing.

Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, juga umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, di mana pun anda berada; kiranya TUHAN memberkati kita semua.

Selanjutnya, biarlah kiranya Firman TUHAN yang dibukakan rahasianya meneguhkan setiap hati kita masing-masing, sehingga ibadah ini tidak menjadi percuma kita kerjakan di hadapan TUHAN, bahkan menjadi korban dan persembahan, bukan suatu ibadah rutinitas (ibadah Taurat).


Segera kita menyambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. 

Rut 3:9

(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."


Pernyataan yang disampaikan oleh Rut ketika ia berbaring di kaki Boas, YANG PERTAMA: "Kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini".

Pernyataan ini menunjukkan bahwasanya Rut adalah gambaran dari gereja TUHAN yang sangat mendambakan dan merindukan kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan dan tempat perteduhan. 


Pernyataan yang disampaikan oleh Rut ketika ia berbaring di kaki Boas, YANG KEDUA: "Sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami".

Pernyataan ini menunjukkan bahwasanya Rut adalah gambaran dari gereja TUHAN yang betul-betul memahami peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang berlaku di Israel pada waktu itu. Pendeknya: Firman Allah sudah mendarah daging di dalam kehidupan Rut itu sendiri.

Jadi, kalau Rut memahami peraturan, kalau Rut memahami ketetapan yang berlaku di Israel pada saat itu, berarti Firman Allah itu sudah mendarah daging di dalam kehidupan Rut itu sendiri. Biarlah kiranya kita betul-betul memahami dan mengerti tentang segala ketetapan-ketetapan yang TUHAN sudah nyatakan di dalam pengikutan kita kepada TUHAN, di dalam hal beribadah dan melayani TUHAN, supaya jangan menjadi batu sandungan di hadapan TUHAN. 


Mari kita lihat “ketetapan yang dimaksud” di sini ialah ...

Imamat 25:47-49

(25:47) Apabila seorang asing atau seorang pendatang di antaramu telah menjadi mampu, sedangkan saudaramu yang tinggal padanya jatuh miskin, sehingga menyerahkan dirinya kepada orang asing atau pendatang yang di antaramu itu atau kepada seorang yang berasal dari kaum orang asing, (25:48) maka sesudah ia menyerahkan dirinya, ia berhak ditebus, yakni seorang dari antara saudara-saudaranya boleh menebus dia, (25:49) atau saudara ayahnya atau anak laki-laki saudara ayahnya atau seorang kerabatnya yang terdekat dari kaumnya atau kalau ia telah mampu, ia sendiri berhak menebus dirinya.


Inti dari Imamat 25:47-49 ialah apabila ada salah seorang dari antara bangsa Israel menjadi hamba kepada bangsa asing, maka ia berhak untuk ditebus oleh salah seorang sanaknya atau kerabatnya yang paling terdekat. Sebagaimana Boas, sebagai kaum kerabat yang terdekat, dia berhak untuk menebus pribadi Rut dan Naomi.


Mari kita lanjutkan perkara ini di dalam 1 Timotius 2.

1 Timotius 2:3-6

(2:3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (2:4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.


Singkatnya: TUHAN menghendaki ...

  • supaya semua orang diselamatkan,

  • kemudian, supaya semua orang memperoleh pengetahuan akan kebenaran.

Adapun pengetahuan akan kebenaran yang dimaksud di sini adalah Yesus Kristus telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia, tidak ada yang lain, sebab di sini dikatakan: esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia.


Tentang hal ini, Rut sangat memahaminya, sebab dia memiliki pengetahuan akan kebenaran itu. Gereja TUHAN juga harus memiliki pengetahuan akan kebenaran ini, bahwa Yesus telah mengadakan penebusan terhadap dosa manusia 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu di atas kayu salib di bukit Golgota. 

Kita harus memperoleh pengetahuan tentang kebenaran ini, sebagaimana tadi Rut memperoleh pengetahuan tentang kebenaran itu. Itu sebabnya, dalam pernyataannya kepada Boas, yang kedua: “Sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami”, dia memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. 


Hal ini diteguhkan kembali oleh Rasul Paulus pada tulisannya dalam 1 Petrus 1.

1 Petrus 1:18-19

(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


Kita harus memiliki pengetahuan tentang kebenaran, yaitu bahwa kita telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia, yang disebut juga dengan dosa warisan, disebut juga dengan kutuk nenek moyang. Dan perlu untuk diketahui: Kita ditebus ...

  • bukan dengan barang yang fana atau perkara lahiriah yang dijadikan jaminan terhadap dosa kita;

  • bukan pula dengan perak atau emas, yaitu segala harta yang berharga; 

melainkan kita ditebus dengan darah Kristus yang mahal, yang seharga dengan darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


Jangan sampai kita tidak memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, di mana kita telah ditebus dengan darah Kristus yang mahal, yang seharga dengan darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


SEBAGAI BUKTI, kita akan langsung memperhatikan nubuatan Yesaya 53.

Yesaya 53:6

(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 


Singkatnya: Yesus Kristus telah menanggung penderitaan karena dosa dan karena kejahatan kita.

Di sini, bentuk kejahatan itu disebut “kita sekalian sesat seperti domba”. Di mana letak kesesatan kita? Masing-masing kita mengambil jalannya sendiri. Ini adalah dosa yang disengaja, dosa karena keinginan manusia itu sendiri, dan akhirnya menjadi sesat.


“Sesat” itu terjadi karena mengambil jalannya sendiri, mengambil jalan masing-masing. Ini adalah dosa yang disebabkan oleh karena keinginan manusia itu sendiri.

Tetapi sekalipun demikian, Yesus Kristus telah menanggung penderitaan karena dosa dan karena kejahatan kita sekaliannya; pendeknya, Ia telah menanggung kesesatan kita masing-masing, dosa yang disebabkan oleh karena keinginan manusia itu sendiri.


Yesaya 53:7

(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.


BUKTI bahwa darah Kristus adalah darah yang mahal, sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat, ialah Dia dianiaya, tetapi membiarkan diri-Nya ditindas, dan tidak membuka mulut-Nya. Artinya; kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan.

Itu sebabnya darah Kristus adalah darah yang mahal, sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat, yaitu karena kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan.


“Kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan”, sebagai GAMBARANNYA:

  • Seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian.

  • Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya.

Pendeknya:

  • Anak domba dibantai.

  • Bulu induk domba digunting.

Tetapi, baik anak domba maupun induk domba, keduanya tidak membuka mulutnya, sehingga dengan demikian darah Kristus itu adalah darah yang mahal, sama seperti darah Anak Domba yang tak bercacat dan tak bernoda, yang dijadikan sebagai tebusan terhadap dosa dan segala kejahatan manusia. 


Hal ini merupakan nubuatan dari nabi Yesaya yang telah digenapi Yesus, Anak Allah, di atas kayu salib di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.

Ketika Yesus hendak disalibkan oleh imam-imam kepala, tua-tua dan ahli-ahli Taurat orang Yahudi, terlebih dahulu Yesus diadili di hadapan 3 (tiga) pengadilan.


YANG PERTAMA: Yesus diadili di hadapan Mahkamah Agama.

Lukas 22:63-66

(22:63) Dan orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya. (22:64) Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?"(22:65) Dan banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya. (22:66) Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka,


Ketika dibawa ke hadapan Mahkamah Agama:

  • Yesus diolok-olok dan dipukuli, ayat 63.

  • Yesus dipermain-mainkan, ayat 64, sebab mereka menutupi muka-Nya dan bertanya:"Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?"

  • Yesus dihujat mereka, ayat 65.


Jadi, TUHAN Yesus diperlakukan demikian rupa; diolok, dipermainkan, kemudian dihujat. Namun, mari kita lihat ayat 67-71.

Lukas 22:67-71

(22:67) katanya: “Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.” Jawab Yesus: “Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; (22:68) dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. (22:69) Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.” (22:70) Kata mereka semua: “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?” Jawab Yesus: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.” (22:71) Lalu kata mereka: “Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri.”


Dari pembacaan Lukas 22:67-71, kita melihat: Yesus sama sekali tidak membuka mulut-Nya, selain hanya untuk meluruskan pertanyaan yang diajukan mereka kepada-Nya.

Jadi, singkatnya: Yesus tidak membalas kejahatan dengan kejahatan ketika Ia diadili di hadapan Mahkamah Agama.


YANG KEDUA: Yesus diadili di hadapan Pilatus.

Lukas 23:1-2

(23:1) Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. (23:2) Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja."


Ketika di hadapan Pilatus, yang terjadi adalah ...

  • Yesus dituduh menyesatkan orang-orang Yahudi.

  • Yesus dituduh melarang untuk membayar pajak kepada kaisar.

  • Yesus tidak diakui sebagai Raja.


Kemudian, dalam keadaan Dia diperlakukan begitu jahatnya, begitu sadisnya, mari kita lihat sikap Yesus pada ayat selanjutnya. 

Lukas 23:3-4

(23:3) Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya."(23:4) Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: "Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini."


Sekalipun Yesus diperlakukan sedemikian rupa oleh ahli-ahli Taurat, imam-imam kepala dan tua-tua, namun pada akhirnya Pilatus sendiri mengaku bahwa ia tidak mendapat kesalahan apapun dalam diri Yesus. Ini adalah pengakuan Pilatus -- raja wali negeri -- saat Yesus diadili, Pilatus berkata: “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini.


Sekalipun Yesus diperlakukan sedemikian rupa, Yesus tetap tidak membela diri-Nya, Ia tidak membuka mulut-Nya, persis seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, dan induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya; jadi baik anak domba maupun induk domba, masing-masing tidak membuka mulutnya.


YANG KETIGA: Yesus diadili di hadapan Raja Herodes.

Lukas 23:8-12

(23:8) Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. (23:9) Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apa pun. (23:10) Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia.  (23:11) Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. (23:12) Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan.


Ketika Yesus berada di hadapan Herodes;

  • imam-imam kepala dan ahli Taurat melontarkan tuduhan berat kepada Yesus,

  • bahkan Herodes sendiri mengolok-olok, 

namun sekalipun demikian, Yesus tetap tidak membuka mulut-Nya.


Kesimpulannya: 

  • Ketika diadili di hadapan Mahkamah Agama, di depan Kayafas dan Hanas;

  • kemudian diadili di hadapan Pilatus;

  • kemudian diadili di hadapan Herodes, sebagai pengadilan yang ketiga; 

Yesus tetap tidak membuka mulut-Nya, sekalipun Dia diolok-olok, ada tuduhan-tuduhan palsu dan dipermain-mainkan. Itu menunjukkan bahwa Yesus tidak membalas kejahatan dengan kejahatan mereka, bagaikan anak domba yang dibawa ke pembantaian dan induk domba yang kelu di hadapan orang-orang yang menggunting bulunya. 

Pendeknya, yang dapat membersihkan segala noda, kotoran-kotoran ialah: hanya sebuah alat yang bersih, bukan yang kotor. 


Jadi, sekalipun Ia diolok-olok, dipermainkan, dituduh menyesatkan, serta menerima tuduhan-tuduhan berat lainnya, namun Ia tetap berdiam diri. Inilah gambaran dari darah Kristus yang mahal, sama seperti darah Anak Domba yang tidak bernoda dan tak bercacat, yang layak untuk dijadikan sebagai tebusan terhadap dosa manusia.

Orang yang jahat tidak layak untuk menebus kejahatan. Yang layak untuk menebus dosa, kejahatan, pelanggaran apapun bentuknya adalah darah Kristus yang mahal, yang sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


Di hari-hari terakhir ini, gereja TUHAN harus betul-betul memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, supaya kita tetap berada di dalam kedudukan yang benar, yaitu rendah hati dan lemah lembut; tidak sombong, tidak angkuh, tidak tinggi hati.

Allah menghendaki supaya kita semua diselamatkan, juga Allah menghendaki supaya kita semua memperoleh pengetahuan tentang kebenaran bahwa Yesus telah mengadakan penebusan dosa di atas kayu salib di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu; oleh sebab itu, rendah hatilah, lemah lembutlah, dan jangan sombong, sekalipun memiliki apapun yang ada di atas muka bumi ini.


Selanjutnya, kita akan memperhatikan 1 Petrus 2, dengan perikop: “Penderitaan Kristus sebagai teladan

1 Petrus 2:19-20

(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.


Singkatnya: Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu merupakan kasih karunia, itu merupakan kemurahan TUHAN bagi manusia. 

Mengapa saya katakan bahwa itu adalah kasih karunia? Mengapa saya katakan bahwa hal itu adalah kemurahan? Sebab, andai saja Yesus Kristus membalas kejahatan dengan kejahatan, maka rencana Allah yang besar gagal total, dengan lain kata; tidak terlaksana.


Di dalam 1 Timotius 2:4 tadi sudah jelas dikatakan, bahwa; 

  • Allah mendambakan supaya kita semua diselamatkan.

  • Allah juga mendambakan supaya kita semua memperoleh pengetahuan tentang kebenaran.

Andaikata Yesus Kristus membalas kejahatan dengan kejahatan, maka otomatis, rencana Allah yang besar, yang luar biasa, yaitu; menyelamatkan manusia dari kebinasaan akan batal, akan gagal total, berantakan,. 

Tetapi, puji TUHAN, Yesus tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, supaya rencana Allah dalam rangka penebusan terhadap dosa manusia berlangsung sampai kesudahannya; Ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.


Maka, kalau kita menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, jelas itu adalah kasih karunia, jelas itu adalah kemurahan bagi kita semua. Kehidupan kita yang ditebus oleh darah salib Kristus adalah kemurahan, adalah kasih karunia. 

Jadi, jangan sesekali kita bersungut-sungut manakala harus menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, sebab itu adalah kasih karunia.


Sampai hari ini, saya juga belajar untuk itu; yang baik kita lakukan, lalu dicerca, dibalas dengan kata-kata makian, omelan, bahkan kata-kata yang tidak sepatutnya saya terima, namun saya tetap membalas dengan kebaikan. Berkali-kali saya alami hal seperti itu, namun saya tetap membalas dengan kalimat yang tidak menyakitkan. Tetapi sangat disayangkan; kasihan kalau nanti TUHAN berurusan dengan dia; itu saja, karena saya adalah hamba TUHAN. 


Kesaksian YANG PERTAMA: Hanya karena saya mendoakan supaya dia mengambil isteri yang sesuai dengan maunya TUHAN (jangan di luar TUHAN), namun sesudah saya doakan, lalu secepatnya dia pergi ke dapur, mengambil pisau, lalu dia mengejar saya. Namun saya tetap bertahan berdiri, karena malu rasanya kalau lari hanya karena pisau. Tetapi puji TUHAN, ada pembelaan TUHAN; secepat itu juga, abang dari orang yang mau menusuk saya ini, merangkul dia dan merampas pisau itu. Kalau tidak demikian, mungkin punggung saya sudah kena tertusuk pisau. Akhirnya, orang yang mau menusuk saya itu, badannya bengkok; hidupnya susah.


Kesaksian YANG KEDUA: Hanya karena saya luruskan soal nikah, lalu dia mencari alasan yang tidak-tidak, lalu dia mengata-ngatai saya dengan anjing dan babi, akhirnya hidupnya susah sampai sekarang, hidupnya juga berada di luar nikah yang suci. 

Dan masih banyak yang tidak bisa saya ceritakan sampai hari ini, bahkan ada juga yang mati. 


Kita semua harus mengetahui dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, bahwasanya Yesus telah mengadakan penebusan terhadap dosa manusia. Mengapa kita harus mengetahui tentang kebenaran itu? Karena Allah mendambakan supaya manusia mendapatkan keselamatan.

Jadi, kalau kita harus menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, jelas itu adalah kasih karunia. Jangan sesekali bersungut-sungut apabila kita mengalami aniaya karena firman, apabila kita menanggung sengsara karena salib. 


Efesus 6:11-12

(6:11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; (6:12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.


Perjuangan kita bukan melawan darah dan daging, perjuangan kita bukan melawan sesama manusia, melainkan perjuangan kita adalah untuk melawan roh-roh jahat di udara, dengan segala tipu muslihat dari Iblis Setan.


Itu sebabnya, Yesus Kristus tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ketika Dia diperhadapkan di 3 (tiga) pengadilan itu -- di hadapan pengadilan Mahkamah Agama, di hadapan pengadilan Pilatus, di hadapan pengadilan Herodes --, Dia diolok-olok, Dia dipermainkan, Dia dikecilkan, namun Dia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, sebab Yesus sadar, perjuangan kita bukan melawan darah dan daging, bukan melawan sesama manusia, bukan melawan sesama orang Yahudi yang menyalibkan Dia, tetapi melawan tipu daya dari pada Iblis atau Setan.

Andai saja Yesus Kristus membalas kejahatan orang-orang Yahudi dengan kejahatan, dengan kekerasan, maka tentu saja rencana Allah yang besar di dalam menyelamatkan manusia berdosa gagal total. Tetapi Yesus tidak terperangkap dengan tipu daya dari pada Iblis atau Satan, roh-roh jahat di udara.


Pendeknya: Membalas kejahatan dengan kejahatan = Terperangkap dengan tipu daya Iblis Setan. Tetapi Yesus tidak terperangkap dengan tipu daya Iblis Setan, sebab rencana Allah harus berjalan, yaitu menyelamatkan manusia dari dosanya, dengan darah Kristus yang mahal, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan yang tak bercacat.

Kalau kita mau diselamatkan, maka jangan mau tertipu dengan tipu daya Iblis atau Setan, tetapi pikullah salib masing-masing dan jangan membuat salib kepada orang lain. 


Kita kembali memperhatikan 1 Petrus 2.

1 Petrus 2:21-23

(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. (2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.


Pendeknya: Kita semua dipanggil oleh TUHAN, tujuannya ialah untuk mengikuti teladan-Nya, untuk mengikuti jejak-Nya yang berdarah dengan tepat dan benar. Jangan sesat, jangan mengambil jalannya masing-masing


Kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya, kita dipanggil untuk mengikuti jejak-Nya yang berdarah dengan tepat dan benar, yaitu;

  1. Ia tidak berbuat dosa🡪 Kemurnian, bahwa Yesus, Anak Allah, adalah firman Allah; murni dan benar.

  2. Tipu tidak ada di dalam mulut-Nya 🡪 Yesus hidup dalam pengurapan dari Roh Allah yang suci dan sempurna. Kehidupan yang diurapi oleh Roh Kudus tidak perlu diajar oleh orang lain tentang segala sesuatu untuk melayani pekerjaan TUHAN, karena Roh Allah itu akan mengajari dia tentang segala sesuatu, dan ajaran-Nya itu benar, tidak dusta; inilah kehidupan yang diurapi Roh Kudus.

  3. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, sebab di sini dikatakan: ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil 🡪 Yesus hidup dalam kasih Allah yang sempurna.


DAMPAK POSITIF kalau kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah.

1 Petrus 2:24

(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.


Bila kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan, atau menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, atau mengikuti jejak kaki Yesus yang berdarah dengan tepat dan benar, keuntungannya ialah:

  1. Hidup untuk kebenaran.

  2. Terjadi kesembuhan atau pemulihan dari segala perkara, baik sakit jasmani dipulihkan, baik sakit rohani (luka-luka batin) juga dipulihkan.


Beberapa waktu lalu saya hampir menunjukkan gejala Covid-19 selama dua, tiga hari, tetapi hari keempat, hari kelima, keenam, dan seterusnya, pemulihan terjadi; jelas, itu karena darah salib Kristus.

Biarlah hal ini kita perhatikan dengan sungguh-sungguh; tidak usah ngomel karena ibadah, sehingga mempersalahkan orang lain, bahkan mempersalahkan salib. Biarlah kita jujur di hadapan TUHAN, tidak boleh terpengaruh dengan suara daging; oleh sebab itu, biarlah semakin hari semakin lemah lembut, makin hari makin rendah hati, tulus, jujur di hadapan TUHAN. Jangan pengaruhi keluargamu tentang kejahatanmu.


Yohanes 18:33-36

(18:33) Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?"(18:34) Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"(18:35) Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?"(18:36) Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."


Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan = Berdiam diri. Kalau kita berdiam diri, bukan berarti kita bodoh, justru ketika kita berdiam diri, itu menunjukkan bahwa kita ada di dalam suasana Kerajaan Sorga. 

Singkatnya; berdiam diri adalah suasana Kerajaan Sorga. Tetapi jika kejahatan dibalas dengan kejahatan, itu adalah suasana dalam kerajaan di bumi.


Itu sebabnya, kalau kita perhatikan kembali soal “penebusan” ini di dalam Injil Matius 20 ...

Matius 20:25-28

(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (20:26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (20:27) dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu (20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."


Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang disembelih untuk menebus dosa manusia; Dia datang ke dunia ini bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, bahkan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Sehingga, lewat penebusan yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu, maka pelayanan, kepemimpinan kita di tengah ibadah pelayanan ini menjadi sempurna, sama seperti Dia.


Inilah kepemimpinan yang benar dan sempurna, sama seperti Dia di tengah ibadah dan pelayanan.

  • Yang ingin menjadi besar, hendaklah menjadi pelayan.

  • Yang ingin menjadi terkemuka, hendaklah ia menjadi hamba.

Jadi, kepemimpinan kita di tengah ibadah dan pelayanan menjadi benar dan sempurna, sama seperti Dia.


Kemudian pada Matius 20:20-23, juga di dalam hal meminta dalam doa juga dibenarkan, mengapa? Karena Yesus telah mengerjakan penebusan itu 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu di atas kayu salib di bukit Golgota.

Biarlah kiranya tanda penebusan itu nyata dalam kehidupan kita masing-masing, berarti darah Kristus yang mahal, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat, tertumpah atas kita, sehingga kehidupan kita berdarah-darah; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.


Sekarang kita akan melihat: FAKTA-FAKTA jika berdiam diri ketika memikul salib di hadapan TUHAN, di dalam Yesaya 53.

Yesaya 53:7

(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.


Fakta-fakta jika kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan atau mulut tidak terbuka di hadapan TUHAN ketika memikul salib:

YANG PERTAMA: Anak Domba dibawa ke pembantaian.

Kalau membuka mulut, memberontak, bersungut-sungut, ngomel, maka pembantaian tidak mungkin terwujud terhadap anak domba. Inilah fakta-fakta yang terjadi ketika mulut tidak terbuka.

YANG KEDUA: Bulu induk domba digunting.


Sekarang kita akan melihat penjelasan dari kedua hal tersebut, dimulai dari penjelasan tentang: ANAK DOMBA DIBAWA KE PEMBANTAIAN.

Tujuan anak domba dibawa ke pembantaian ialah supaya kita dapat menikmati potongan-potongan daging dari anak domba yang dibantai tersebut.

Andaikata anak domba tidak dibawa ke pembantaian, maka kita tidak mungkin dapat menikmati potongan-potongan daging dari anak domba yang dibantai. Tetapi karena mulut berdiam, tidak terbuka, akhirnya anak domba dibawa kepada pembantaian, sehingga kita dapat menikmati potongan-potongan daging dari anak domba yang dibantai itu.

Yesus, Anak Allah telah menanggung banyak penderitaan; Ia dipecah-pecahkan di atas kayu salib, dan kita menikmatinya sekarang, itulah firman yang dibukakan dalam terangnya Roh-El Kudus.


Lebih jauh kita melihat dalam 1 Korintus 5.

1 Korintus 5:6

(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?


Pada ayat 6 bagian A dikatakan: “Kemegahanmu tidak baik” Berarti, kalau pun kita memiliki kelebihan lahir batin, tidak perlu bermegah, jangan kita sombong. Kalaupun ada potensi (memiliki potensi), tetapi janganlah kita bermegah.


Kemudian, pada ayat 6 bagian B dikatakan: “Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?” Sedikit saja ragi, maka adonan itu khamir; tercemari dengan ragi. Hati-hati dengan segala jenis ragi. 


1 Korintus 5:7-8

(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. (5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.


Ketika menikmati potongan-potongan daging yang dibantai = Menikmati roti tanpa ragi. 

Yesus yang memecahkan diri-Nya di kayu salib = Menikmati roti tanpa ragi. 


Ketika kita menikmati roti tanpa ragi, potongan-potongan daging yang dibantai itu, maka terlepas dari ragi yang lama, tidak khamir dengan ragi yang lama. Ragi yang lama adalah keburukan dan kejahatan, namun masih ada lagi ragi yang lain, itulah:

  • Ragi Farisi 🡪 Kemunafikan.

  • Ragi Saduki 🡪 Dosa kenajisan.

  • Ragi Herodes 🡪 Dosa kebencian. 


Jadi, memang Yesus harus menyatakan diri-Nya sebagai anak domba yang dibawa ke pembantaian dan mulutnya tidak terbuka, sehingga kita dapat menikmati setiap potongan daging yang dibantai itu. Ketika kita menikmati potongan daging dari anak domba yang dibantai itu = Menikmati roti tanpa ragi, itulah kebenaran dan kemurnian, dengan demikian;

  1. Kita terlepas dari ragi yang lama, yaitu keburukan dan kejahatan. 

  • Segala keburukan, itu adalah ragi yang lama. 

  • Segala jenis kejahatan, itu adalah ragi yang lama.

  1. Juga terlepas dari 3 ragi yang lain;

  • Ragi Farisi 🡪Kemunafikan; di luar dan di dalam tidak sama. Di luar tampak bersih, sama seperti kuburan yang dilabur putih, bagian luarnya tampak bersih dan suci, tetapi dalamnya penuh dengan segala tulang belulang, penuh dengan segala kejahatan yang berbau busuk. Atau contoh yang lain; di depan pura-pura rendah hati, pura-pura lemah lembut, tetapi di belakang tidak demikian, bahkan menjadi pengacau, menjadi sandungan. Belajar untuk tutup mulut, tidak usah buka mulut saat pikul salib, supaya kita boleh berpesta, mengalami suasana pesta, tidak khamir dengan ragi.

  • Ragi Saduki 🡪Dosa kenajisan. Orang-orang Saduki berbicara soal kebangkitan kepada Yesus, tetapi dikait-kaitkan dengan kawin dan mengawinkan, sesuai dengan Injil Matius 22. Banyak di antara kita yang seperti orang Saduki; berada dalam suasana kebangkitan, artinya; berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi masih mengait-ngaitkan hidupnya dengan kawin dan mengawinkan, persis seperti pertanyaan orang Saduki kepada TUHAN Yesus Kristus: “Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan?”, itu adalah kawin dan mengawinkan. Janganlah kita ada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi mengait-ngaitkan dengan dosa kenajisan, sebab itu adalah ragi Saduki; tetapi kalau kita tidak membuka mulut, ada dalam pembantaian, menikmati potongan daging yang dibantai = menikmati roti tanpa ragi, itulah kebenaran dan kemurnian, sehingga terlepas dari ragi Saduki.

  • Ragi Herodes 🡪Dosa kebencian. Dalam 1 Yohanes 3:15 dikatakan: Membenci sesama manusia setara dengan dosa membunuh. Perlu untuk diketahui, dalam 1 Yohanes 3:14, kalau kita mengasihi sesama, maka TUHAN sudah pindahkan dari neraka, dipindahkan ke sorga; tetapi kalau kita tetap membenci sesama, berarti kita tetap berada di dalam neraka sampai selama-lamanya. Ketahuilah hal itu dan camkanlah.


Menghormati, tetapi memilih-milih, orang seperti ini tidak layak melayani pekerjaan TUHAN. Seharusnya, sesuai dengan 1 Korintus 12, justru kepada salah satu anggota yang dianggap kecil, kita beri penghormatan setinggi-tingginya. Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan

Itu sebabnya, Yesus membasuh kaki 12 (dua belas) murid, itulah yang dijangkau Yesus, supaya ada kesatuan tubuh. Tetapi kalau kita memilah-milah untuk mengasihi, maka apa artinya engkau melayani TUHAN? Menghormati, berbuat baik, tetapi memilah-milah kepada siapa itu diberikan = ragi, itu bukan suasana pesta.


Ayo, mulai dari malam ini, belajar untuk tutup mulut. Jangan balas kejahatan dengan kejahatan, tetapi nikmati potongan daging dari Anak Domba yang dibantai, supaya kita boleh berpesta, tidak khamir dengan ragi, baik ragi yang lama -- yaitu segala keburukan dan kejahatan --, maupun 3 (tiga) ragi yang lain, sampai akhirnya kita semua nanti mengalami suasana pesta.


Sekarang, kita akan memperhatikan tentang: BULU INDUK DOMBA DIGUNTING.

Hal ini akan kita hubungkan langsung dengan Yesaya 1.

Yesaya 1:18

(1:18) Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.


Sudah jelas, bulu domba di sini dikaitkan langsung dengan kasih Allah, sehingga:

  • Sekalipun dosa merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju.

  • Sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, namun akan menjadi putih seperti bulu domba.


Jadi, pengguntingan bulu domba, jelas itu menunjuk; kasih Allah yang sempurna yang berkuasa mengampuni kita dari segala jenis dosa. Sekalipun dosa merah akan menjadi putih seperti bulu domba, itu adalah kasih yang mengampuni dosa kita masing-masing.

Ayo, terima Firman TUHAN dengan hati yang lapang; jangan bertahan dengan kekerasan hati karena menyembunyikan dosa, biarlah itu kita akui secepatnya.


Efesus 1:7

(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,


Kalau darah Anak Domba menebus dosa kita, itu adalah kekayaan kasih karunia Allah kepada kita.


Efesus 1:14

(1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.


Penebusan yang terjadi oleh darah Anak Domba menjadikan kita sebagai milik Allah. 

Tanda bahwa kita sebagai milik Allah ialah memuji kemuliaan Allah. Jangan kita memuji kemuliaan-kemuliaan yang datang dari tempat yang lain, tetapi biarlah kita memuji kemuliaan Allah.


Kita bersyukur kepada TUHAN; karena rahmat-Nya, karena kasih karunia-Nya, kita semua dijadikan sebagai milik kepunyaan Allah untuk memuji kemuliaan Allah. Itulah penebusan oleh darah salib Kristus yang telah Ia kerjakan di atas kayu salib; penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.


Kita kembali memperhatikan Rut 3:9.

Rut 3:9

(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."


Dari penebusan oleh darah Anak Domba yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit Golgota, nanti akan memuncak bahwa kita semua berada di bawah kepak sayap Allah, sebagai tempat perlindungan dan sebagai tempat perteduhan, bahkan kubu pertahanan kita masing-masing. 


  • Sesuai dengan Efesus 1:7, Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu; pengampunan dosa. Itulah yang pertama, dan itu merupakan rahmat Allah.

  • Selanjutnya, Efesus 1:14, Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.


Jadi penebusan yang pertama untuk pengampunan dosa, dan itu adalah rahmat TUHAN. Selanjutnya, menjadikan kita semua sebagai milik Allah, berada di bawah kepak sayap Allah, sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan dan sebagai kubu pertahanan. Dan kita sebagai milik kepunyaan Allah, tujuannya hanya satu, yaitu untuk memuji kemuliaan Allah, tidak memuji kemuliaan yang datang dari tempat-tempat lain.


Itu sebabnya, Rut berani berkata kepada Boas: “Kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini ...” Mengapa dia berani berkata seperti itu? Karena Rut memperoleh pengetahuan yang benar tentang kebenaran, yaitu Yesus telah mengadakan penebusan terhadap dosa kita di atas kayu salib, tidak ada yang lain. Esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia.


Jadi, Rut 3:9 sama dengan Efesus 1:7,14.


Penebusan darah salib adalah untuk pengampunan dosa, dan itu adalah kemurahan. Penebusan darah salib menjadikan kita sebagai milik kepunyaan Allah untuk memuji kemuliaan Allah, dan Roh Allah dinyatakan dalam kehidupan kita masing-masing. Haleluya..



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment