KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, February 7, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 JANUARI 2021


 

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 JANUARI 2021


KITAB RUT

(Seri: 123)


Subtema: KEPAK SAYAP ALLAH


Shalom. 

Selamat malam bagi kita semua; salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing. 

Kita bersyukur, karena rahmat dan kasih karunia TUHAN, kita masih diizinkan berada di dalam rumah TUHAN untuk mengusahakan dan memelihara ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan, termasuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Itu adalah sinyal besar untuk memperoleh keselamatan kekal bagi kita masing-masing pribadi lepas pribadi. 


Kiranya, kemurahan TUHAN berlaku atas kita malam ini. Firman yang kita terima, itulah firman yang dibukakan rahasianya, meneguhkan kehidupan kita masing-masing. Mari kita berdoa, supaya pertolongan kemurahan TUHAN menghampiri kita malam hari ini. 


Segera kita menyambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. 

Rut 3:9

(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."


Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: Aku Rut, hambamu” Biarlah kiranya setiap pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN secepatnya berbaring di kaki Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus.


Pernyataan-pernyataan Rut ketika berbaring di kaki Boas, YANG PERTAMA: "Kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini".

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Rut mendambakan dan merindukan kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan dan tempat perteduhan. Singkatnya: Rut memiliki pandangan mempelai dan pandangan di dalam kemuliaan Allah. 


Mazmur 91:1-2,9

(91:1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (91:2) akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (91:9) Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,


Orang-orang yang berada di bawah kepak sayap Allah akan mengakui bahwa TUHAN adalah tempat perlindungan dan kubu pertahanan, juga sebagai tempat perteduhan.


Selanjutnya, orang yang berlindung di bawah kepak sayap Allah akan berkata: "Allahku, yang kupercayai"

Berarti, tidak percaya kepada yang lain, yaitu tidak percaya kepada harta, kekayaan, uang, kedudukan, dan gelar tinggi, untuk selanjutnya dijadikan sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, dan kubu pertahanan. 


Mazmur 91:3-4

(91:3) Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk(91:4) Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.


FAKTA-FAKTA bahwa kepak sayap Allah adalah tempat perlindungan:

I. DILEPASKAN DARI JERAT PENANGKAP BURUNG.

Kalimat ini terhubung langsung dengan Mazmur 124:6-7. Namun, supaya kita mengerti ayat 6-7, kita akan awali pembacaan dari ayat 1-3, dengan perikop: “Terpujilah Penolong Israel”, yang lain tidak bisa memberi pertolongan. 

Mazmur 124:1-3

(124:1) Nyanyian ziarah Daud. Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, -- biarlah Israel berkata demikian --  (124:2) jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, (124:3) maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita;


Biarlah Israel, biarlah umat TUHAN, atau anak-anak TUHAN berkata: Jikalau kita tidak berlindung di bawah kepak sayap, maka ...

  • Manusia bangkit melawan kita”.

  • Kemudian, umat TUHAN kembali berkata: “Manusia akan menelan kita hidup-hidup”.


Korelasi atau kaitan dari ayat 1-3 adalah ayat 6-7 ...

Mazmur 124:6-7

(124:6) Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka! (124:7) Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung; jerat itu telah putus, dan kita pun terluput!


Mazmur 124:6-7 ini diawali dari Mazmur 91:3-4.

Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka! Tadi, fakta-fakta bahwa kepak sayap Allah adalah tempat perlindungan, yang pertama ialah dilepaskan dari jerat penangkap burung, pada Mazmur 91:3-4.

Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung -- hal ini sama dengan Mazmur 91:3-4 --, jerat itu telah putus, dan kita pun terluput!


Singkatnya: Jikalau berlindung di bawah kepak sayap Allah, maka terlepas dari jerat antikris.

Antikris itu bagaikan 3 (tiga) jenis binatang buas -- yakni macan tutul, beruang, singa -- yang akan menelan orang yang dapat ditelannya, sebab binatang atau antikris itu memiliki gigi yang sangat kuat.


Tadi, dalam Mazmur 124:3 dikatakan: “mereka telah menelan kita hidup-hidup”, mengapa demikian? Sebab, pada ayat 6 dikatakan: “mangsa bagi gigi mereka” Ternyata, antikris memiliki gigi yang sangat kuat. 

Jadi, kembali saya sampaikan: Jikalau berlindung di bawah kepak sayap Allah, maka akan terlepas dari jerat antikris. Antikris itu bagaikan 3 (tiga) jenis binatang buas, yakni macan tutul, beruang, singa; binatang ini akan menelan orang yang dapat ditelannya, sebab binatang atau antikris itu memiliki gigi yang sangat kuat.


Kita akan BUKTIKAN dari penglihatan nabi Daniel, dengan perikop: “Keempat binatang dan Anak Manusia

Daniel 7:2-3,7

(7:2) Berkatalah Daniel, demikian: "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, (7:3) dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. (7:7) Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.


Pada ayat 7 dikatakan: “Ia bergigi besar dari besi” Bukankah ini sama dengan Mazmur 124:6 tadi? Kemudian, di sini juga dikatakan: “ia melahap dan meremukkan” Jadi, sama dengan Mazmur 124:3; mereka telah menelan kita hidup-hidup dengan giginya yang kuat.


Singkatnya: Antikris adalah gambaran dari 4 (empat) jenis binatang buas yang keluar dari dalam lautan dunia ini, tentunya setelah seantero dunia ini mengalami guncangan yang sangat hebat sekali.

Kemudian, antikris -- atau binatang yang keluar dari dalam lautan tersebut -- bergigi besar dari besi yang akan melahap atau menelan, dan meremukkan orang-orang yang tidak berlindung di bawah kepak sayap Allah, lalu sisanya akan diinjak-injak oleh binatang (antikris) tersebut.


Jadi, Mazmur 124:1-4 sama dengan nubuatan Daniel dalam kitab Daniel 7:2-3,7


Kita kembali untuk membaca Mazmur 124.

Mazmur 124:2-3

(124:2) jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, (124:3) maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita;


Antikris akan bangkit dan menelan orang-orang yang tidak berlindung di bawah kepak sayap Allah. Mengapa demikian? Sebab antikris bagaikan binatang buas yang bergigi besar dari besi.


Lebih jauh kita melihat penjelasan tentang ORANG-ORANG YANG MENOLAK UNTUK BERLINDUNG DI BAWAH KEPAK SAYAP ALLAH, di mana hal itu juga dinyatakan oleh Yesus sendiri kepada orang-orang Yerusalem. 

Lukas 13:31-34

(13:31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."(13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. (13:33) Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. (13:34) Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi  kamu tidak mau.


Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.” Yesus bangkit, semuanya selesai; musuh sudah dikalahkan, Setan dan sakit penyakit dikalahkan oleh kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. 

Biarlah kita berada di bawah kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan dan sebagai tempat perteduhan, disebut juga kubu pertahanan.


Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.” Memang kita harus sangkal diri dan pikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, itulah Yerusalem. 


Singkatnya, dari pembacaan ayat 31-34: Yerusalem serta anak-anaknya menolak untuk berlindung di bawah kepak sayap Allah.

Orang Farisi dan Herodes adalah gambaran dari Yerusalem dan anak-anaknya; merekalah yang menolak untuk berlindung di bawah kepak sayap Allah.


Pertanyaannya: MENGAPA MEREKA MENOLAK BERLINDUNG DI BAWAH KEPAK SAYAP ALLAH?

Ternyata, kalau kita baca pada ayat 34, Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi  kamu tidak mau.

Jadi, mengapa mereka menolak berlindung di bawah kepak sayap Allah? Karena ternyata mereka masih mempertahankan hukum Taurat dan masih hidup (berada) di bawah hukum Taurat itu sendiri. Berarti, ibadah pelayanan mereka dijalankan secara Taurat, secara lahiriah.


Ibadah Taurat, misalnya: Mulut memuji TUHAN, tetapi hatinya jauh dari firman TUHAN yang disampaikan = Mempersembahkan tubuh jasmani di tengah ibadah dan pelayanan -- seperti binatang yang dikorbankan pada waktu itu --, tetapi manusia batiniah, manusia dalam, atau hatinya tidak dipersembahkan kepada TUHAN. Inilah keadaan seseorang apabila berada di bawah hukum Taurat atau masih mempertahankan dan menegakkan perjanjian yang pertama. 

Ciri-cirinya ialah membunuh nabi-nabi dan melempari utusan Allah dengan batu. Sebab pada zaman Taurat, tidak ada pengampunan bagi mereka yang berbuat dosa, pendeknya; setiap orang yang berbuat dosa, apalagi berbuat zinah, akan menerima hukuman rajam atau dilempari dengan batu sampai mati. 


Jadi, sudah sangat jelas; Yerusalem dan anak-anaknya, itulah orang Farisi serta Herodes, masih mempertahankan, bahkan masih berada di bawah hukum Taurat, menjalankan ibadah secara Taurat. 


Kemudian, masih ada pertanyaan: MENGAPA ORANG FARISI DAN HERODES BERADA DI BAWAH HUKUM TAURAT?

Jawabnya: Orang Farisi dan Herodes masih mempertahankan tabiat lama, yang disebut dengan ragi.


Tentang: RAGI FARISI.

Ragi Farisi adalah kemunafikan. Berarti, di luar dan di dalam tidak sama, atau bagian luarnya berbanding terbalik dengan bagian dalamnya. Tampilan luar bisa terlihat rendah hati, lemah lembut, terlihat baik, terlihat suci, tetapi sebetulnya hatinya tidaklah demikian. Itu adalah ragi orang Farisi. 

Saya berharap, firman ini diperhatikan, terkhusus yang masih dikuasai oleh ragi Farisi. Jika TUHAN berfirman malam ini, itu bukanlah suatu kebetulan. 


Kemunafikan dari orang Farisi ini dijelaskan secara lengkap dan sejelas-jelasnya di dalam Injil Matius 23:13-31.

Perlu untuk diketahui: Ayat 13 berbanding terbalik dengan ayat 31, sama seperti Injil Lukas 13:31 yang sudah kita baca tadi; Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."

Tidak ada istilah “kebetulan” di dalam TUHAN, apalagi setiap firman yang tertulis di dalam Kitab Suci. Sekali lagi saya sampaikan: Tidak ada istilah “kebetulan”, TUHAN telah susun begitu rupa. 


Tentang: RAGI HERODES.

Ragi Herodes ialah membunuh. Soal “pembunuhan” ini, perlu kita cermati di dalam Injil Yohanes 8:44, dengan perikop: “Keturunan Abraham yang tidak berasal dari Allah”.

Yohanes 8:44

(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.


Membunuh, merupakan tabiat yang pertama dari 3 (tiga) tabiat yang mendasar dari Iblis Setan.

  1. Pembunuh manusia dari sejak semula.

  2. Tidak hidup di dalam kebenaran yang sejati = Tidak menyangkal diri dan tidak memikul salibnya. 

  3. Bapa pendusta.

Jadi, “membunuh” adalah tabiat yang pertama dari 3 (tiga) tabiat yang paling mendasar dari Setan


Kita lanjut melihat tentang MEMBUNUH, di dalam suratan 1 Yohanes 3.

1 Yohanes 3:14

(3:14) Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.  


Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Kalau kita mengasihi sesama, itu sama dengan; kita ini dipindahkan dari dalam maut ke dalam hidup, dipindahkan dari neraka ke dalam Kerajaan Sorga. 

Jadi, jangan munafik, jangan pura-pura di dalam hal mengasihi, tetapi biarlah sungguh-sungguh di dalam hal mengasihi, sebab kalau “pura-pura” maka ia akan tetap tinggal di dalam kebinasaan, di dalam neraka. Tetapi kalau kita sungguh-sungguh mengasihi sesama, maka kita akan dipindahkan dari neraka ke dalam Kerajaan Sorga.


Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Sebaliknya, barangsiapa tidak mengasihi sesamanya, maka ia binasa, tinggal di alam maut. 

Persis seperti seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kelimpahan kemewahan, tetapi tidak peduli dengan sesamanya (Lazarus dalam penderitaannya). Penderitaan Lazarus bukan hanya miskin, tetapi ditambah lagi badannya penuh dengan borok. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Luar biasa penderitaan Lazarus. 

Pada akhirnya, mereka juga mati, tetapi;

  • Orang kaya menderita sengsara di alam maut, dalam sengsara kepanasan luar biasa.

  • Sementara Lazarus ada di pangkuan Abraham.

Biarlah kita mengasihi TUHAN dengan menghargai pembukaan firman, bagaikan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya. 


1 Yohanes 3:15

(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.


Membenci sesama manusia setara dengan dosa membunuh. Inilah tabiat Setan yang pertama dari 3 (tiga) tabiat yang paling mendasar. 

Kemudian, kembali dikatakan di sini: “Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.” Seorang pembunuh tidak memiliki hidup yang kekal. Seorang yang tidak memiliki kasih dari Allah, maka ia tidak memiliki hidup yang kekal. 


Inilah ragi Herodes; seorang pembunuh. Membenci sesama setara dengan seorang pembunuh. Walaupun kita tidak membunuh, tetapi kalau membenci sesama, itu setara dengan seorang pembunuh. 

Jadi, jangan saudara merasa sinis terhadap seorang pembunuh, kalau kita masih membenci sesama. Jangan kita merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari seorang pembunuh, kalau kita masih membenci sesama. 


Kemudian, Herodes juga disebut si serigala, sesuai dengan Injil Lukas 13:31-32.


Mari kita lihat PEKERJAAN SI SERIGALA yang akan kita temukan dalam Injil Yohanes 10, dengan perikop: “Gembala yang baik” Yesus adalah Gembala yang baik, sesuai dengan pengakuan Daud.

Yohanes 10:12

(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.


Pekerjaan dari si serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba. Berarti, setelah diterkam dan dicerai-beraikan, domba-domba menjadi liar dan tidak tergembala.


Kalau domba-domba tidak tergembala, sesuai dengan Ayub 38, maka;

  • Domba-domba akan mengecilkan keramaian kota, itulah ibadah dan pelayanan, dalam sebuah penggembalaan. 

  • Kemudian, tidak mendengar teriak si penggiring = Tidak dengar-dengaran terhadap gembalanya. 

  • Berada di setiap gunung-gunung tempat rumah TUHAN. Jadi, setiap rumah TUHAN dia jalani, dengan alasan untuk mencari Firman TUHAN; sesungguhnya, itu bukanlah tergembala. Apapun alasannya, kalau pindah-pindah tempat penggembalaan, itu bukanlah tergembala, walaupun tujuannya ialah untuk mencari firman. 

Inilah keadaan kalau domba-domba sudah menjadi liar, tidak tergembala. 


Pendeknya: Jikalau anak-anak TUHAN, umat TUHAN, atau orang-orang Kristen tidak mau tergembala, berarti ia telah diterkam oleh si serigala. Singkatnya: Tidak tergembala = Diterkam oleh si serigala.


Yohanes 10:10-11

(10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;


Serigala datang hanya untuk ...

  1. Mencuri.

  2. Membunuh.

  3. Membinasakan.

Sebaliknya, jikalau domba-domba tergembala, digembalakan oleh Gembala Agung, maka tentu saja domba-domba ...

  1. Mempunyai hidup = Tidak binasa.

  2. Hidup dalam segala kelimpahan; diberkati dengan limpah, baik jasmani maupun rohani.


Jadi, untuk menjadi domba-domba yang tergembala tidak usah berpikir dua kali. Masakan karena tidak punya pekerjaan, lalu seseorang berpikir dua kali untuk tergembala? Masakan karena tidak punya uang, lalu mikir-mikir untuk tergembala? Bukankah itu suatu kebodohan? 

Apakah kita yakin terhadap firman? Atau yakin terhadap uang dan perkataan manusia? Saya lebih yakin dengan perkataan TUHAN / Firman TUHAN dari pada manusia dan perkataannya. 

Itulah janji Firman kepada kita, asal kita sungguh-sungguh tergembala, tetapi kalau menolak tergembala, maka sama artinya sudah diterkam oleh serigala. 


Kita kembali untuk membaca Mazmur 91, dengan perikop: “Dalam lindungan Allah” Berada di bawah naungan kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, sebagai kubu pertahanan.  

Mazmur 91:3

(91:3) Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.


FAKTA-FAKTA bahwa kepak sayap Allah adalah tempat perlindungan:

II. Dilepaskan dari penyakit sampar yang busuk.

Sekarang ini penduduk seantero dunia sedang menghadapi Virus Corona (Covid-19) yang juga disebut sampar busuk. 

Mengapa saya katakan Virus Corona (Covid-19) ini adalah "sampar busuk"? Sebab Virus Corona (Covid-19) ini diprediksi oleh para medis, diprediksi para ilmuan tidak akan berlalu dari muka bumi ini. Itu sebabnya saya mengatakan: Virus Corona (Covid-19) adalah sampar busuk¸ karena Virus Corona (Covid-19) tidak akan berlalu dari muka bumi ini sampai busuk. 


Saya berharap, sidang jemaat baik di tempat ini, maupun di kediaman (rumah) masing-masing, dengan sungguh-sungguh memperhatikan firman malam ini, bukan hanya yang di Serang Cilegon, tetapi juga yang di Malaysia, di Bandung, perhatikanlah dengan sungguh-sungguh, baik juga anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook di mana pun anda berada. 

Jangan anggap enteng didikan TUHAN; jangan juga putus asa ketika kita diperingatkan, dikoreksi oleh pembukaan firman, karena apa yang kita terima malam ini sudah tidak lama lagi akan terjadi di depan. Jangan sampai kela saudara menyesal, tetapi penyesalan yang tiada guna. Nyawa saudara berharga di mata TUHAN, lebih berharga dari binatang buas. 


Lihat soal SAMPAR BUSUK menurut penglihatan dari Rasul Yohanes di pulau Patmos yang selanjutnya dikirim kepada ketujuh malaikat sidang jemaat di Asia Kecil, di dalam Wahyu 6, dengan perikop: “Keenam meterai yang pertama dibuka”.

  • Meterai pertama, itulah KUDA PUTIH, di mana yang menungganginya memegangi sebuah panah, dikaruniakan sebuah mahkota dan maju sebagai pemenang. 

  • Kemudian, ketika meterai yang kedua terbuka, majulah KUDA MERAH padam untuk mengambil damai sejahtera

  • Lalu ketika meterai yang ketiga terbuka, majulah KUDA HITAM. Pada saat itu, harga Firman Allah sangat mahal, sukar untuk ditemukan: Secupak gandum sedinar dan tiga cupak jelai sedinar. Sekalipun mahal, namun kalimat berikutnya mengatakan: “tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur”, itulah kegiatan Roh dan kasih Allah, itulah korban sembelihan. 


Lalu tiba pada METERAI YANG KEEMPAT.

Wahyu 6:7-8

(6:7) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!"(6:8) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.


Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat ... ada seekor KUDA HIJAU KUNING dan orang yang menungganginya bernama Maut. Hijau kuning adalah warna kematian. 

Memang, saya secara pribadi tidak terlalu suka dengan warna hijau kuning, apalagi rumah yang dicat dengan warna hijau dan kuning, saya tidak suka. Sebetulnya, apa yang dimaksud dengan warna hijau kuning dalam Wahyu 6:7-8 ini adalah secara rohani, tetapi mengapa saya pribadi pun tidak menyukai warna hijau kuning, karena bagi saya itu adalah “sinyal”. 

Termasuk dengan nomor telepon, saya pun tidak ada angka 6 (enam). Bukan salah kalau ada angka 6 (enam), tetapi maksud saya itu merupakan “sinyal” bagi saya supaya saya jangan menuruti keinginan daging. 


Ketika meterai yang keempat dibuka, di sini kita melihat; tampillah kuda hijau kuning untuk membunuh seperempat penduduk bumi. Jadi, kuda hijau kuning ini berbicara tentang maut, yang membinasakan penduduk bumi dengan ...

  • Dengan pedang. Jelas, itu berbicara tentang peperangan yang akan terjadi.

  • Dengan kelaparan. Jelas, itu menunjuk nubuatan Amos 8:11, di mana TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, tetapi bukan lapar dan haus karena makanan dan minuman, melainkan lapar dan haus karena mendengarkan Firman Allah.

  • Dengan sampar busuk = Penyakit yang mematikan.

  • Dengan binatang yang buas di bumi. Jelas, itu menunjuk; 

  1. Macan tutul, singa dan beruang = Antikris. 

  2. Serigala = Nabi-nabi palsu. 


Jadi, oleh karena 4 (empat) perkara ini, maka seperempat penduduk bumi akan dibinasakan, dan itu akan terjadi ketika Anak Domba membuka meterai yang keempat, sehingga tampillah kuda hijau kuning (kelabu), yang berbicara soal maut (kematian) dari seperempat penduduk bumi oleh karena 4 (empat) perkara tadi, termasuk oleh karena sampar busuk, itulah Virus Corona (Covid-19) yang tidak akan pernah lenyap dari atas muka bumi ini. 


Terkait dengan SAMPAR BUSUK, kita akan melihat Imamat 26, dengan perikop: “Kutuk”, yang akan diterima oleh orang yang menolak pembukaan rahasia firman.

Imamat 26:25

(26:25) dan Aku akan mendatangkan ke atasmu suatu pedang, yang akan melakukan pembalasan oleh karena perjanjian itu; bila kamu berkumpul kelak di kota-kotamu, maka Aku akan melepas penyakit sampar ke tengah-tengahmu dan kamu akan diserahkan ke dalam tangan musuh.


Dan Aku akan mendatangkan ke atasmu suatu pedang, yang akan melakukan pembalasan oleh karena perjanjian itu; bila kamu berkumpul kelak di kota-kotamu, berada di tengah ibadah pelayanan, keramaian kota, maka Aku akan melepas penyakit sampar ke tengah-tengahmu. Hal ini sudah terjadi hari ini. Jadi, saudara jangan bermain-main.

Sesudah TUHAN izinkan terjadi sampar busuk, Virus Corona (Covid-19) ini mengguncang seantero dunia, selanjutnya atas seizin TUHAN, kamu akan diserahkan ke tangan musuh, diserahkan ke tangan manusia yang menjadi lawan dan selanjutnya menelan setiap orang yang bisa ditelan, karena dia bagaikan binatang buas, memiliki gigi yang besar dan kuat, gigi dari besi.

Jadi, nubuatan dari Imamat ini, apa yang sudah dituliskan oleh nabi besar yang rendah hati, itulah Musa, sudah nyata sekarang. 


Kembali saya sampaikan dengan tandas: Sesudah sampar busuk, itulah Virus Corona (Covid-19) busuk yang tidak akan hilang dari muka bumi ini mengguncang dunia, selanjutnya atas seizin TUHAN akan diserahkan kepada musuh, itulah antikris. Hal ini sama dengan penjelasan yang di atas tadi. 

Jadi, ini bukan sesuka hati saya di dalam hal memberitakan firman malam ini, melainkan ayat menjelaskan ayat, itulah Ilham Roh Kudus, dan itulah yang benar. Jangan hamba TUHAN sibuk berbicara karena situasi kondisi yang ada, tetapi harus sesuai dengan Ilham Roh Kudus, ayat menjelaskan ayat; jangan ditambahkan dan jangan dikurangkan.


Masakan satu ayat ditambahkan dengan cerita si kancil, si kura-kura, si buaya untuk menyucikan kehidupan gereja TUHAN? Tiadalah mungkin, sebab itu adalah sesuatu yang mustahil. 

Dan jangan juga dikurangkan, di mana berita salib, pengajaran salib, diganti dengan:

  1. Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya. 

  2. Kemudian, pengajaran salib diganti dengan hanya sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, sibuk dengan mengadakan sensasi-sensasi, sibuk dengan mengadakan demonstrasi-demonstrasi, misalnya; sibuk membuat sidang jemaat rubuh-rubuh, dari minggu ke minggu rubuh-rubuh dan terus rubuh-rubuh¸ tetapi Pengajaran Salib tidak disampaikan.


Kita patut bersyukur dengan pengertian yang sudah kita terima malam ini, sebab kalau tidak ada wahyu, maka manusia akan binasa.


Kembali kita memperhatikan ayat 25: Dan Aku akan mendatangkan ke atasmu suatu pedang, ini berbicara soal peperangan, yang akan melakukan pembalasan oleh karena perjanjian itu, sebagai pembalasan kepada orang-orang yang tidak menghargai salib Kristus, Perjanjian Kudus, perjanjian kedua yang menggenapi perjanjian yang pertama (hukum Taurat).

Bila kamu berkumpul kelak di kota-kotamu, di tengah keramaian kota, ibadah dan pelayanan, maka selain pedang (peperangan), TUHAN selanjutnya berkata: “Aku akan melepas penyakit sampar ke tengah-tengahmu”, dan sekarang, penyakit sampar yang busuk, Virus Corona (Covid-19) busuk telah mengguncang seantero dunia. 

Sesudah seantero dunia diguncang oleh Virus Corona (Covid-19) busuk, selanjutnya atas seizin TUHAN, kamu akan diserahkan ke dalam tangan musuh, diserahkan kepada antikris. Ini adalah pembalasan kepada orang yang tidak menghargai Perjanjian Kudus. 


TUHAN Yesus baik, bukan? Untuk apa saya sibuk berbicara “diberkati”, padahal sudah jelas cari saja Kerajaan Sorga terlebih dahulu, kebenaran salib, penghubung bumi ke sorga -- itulah pengajaran salib --, maka semuanya akan ditambahkan. Lalu, mengapa saya harus sibuk berbicara soal “berkat”? Sepatah kata saja yang terucap dari mulut Yesus, maka prajurit itu akan sembuh. Itulah yang terpenting. 

Jadi, tergantung dengan tingkat kedewasaan; kalau Kristen halaman, maka ia akan sibuk dengan mujizat yang diadakan hamba-hamba TUHAN, sensasi yang diadakan hamba-hamba TUHAN, misalnya; sibuk mengadakan rubuh-rubuh. Apa artinya rubuh-rubuh kalau tidak ada keubahan hidup?


Bayangkan, dari Musa sampai hari ini, sudah berapa ribu tahun jaraknya? Tetapi semuanya dituliskan dengan rinci kepada kita malam hari ini. Kalau TUHAN tidak bukakan firman-Nya, maka habislah kita semuanya. 

Kita patut bersyukur kepada TUHAN, sebab TUHAN Yesus baik. TUHAN menjawab segala sesuatunya, bukan? TUHAN menjawab doa kita ketika kita tersungkur di kaki salib.


Imamat 26: 26

26:26) Jika Aku memusnahkan persediaan makananmu, maka sepuluh perempuan akan membakar roti di dalam satu pembakaran. Mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan tertentu, dan kamu akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang.


Jika Aku memusnahkan persediaan makananmu, maka sepuluh perempuan akan membakar roti di dalam satu pembakaran. Lalu, mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan tertentu, dan kamu akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang. Demikianlah secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar; semakin sukar.


Jadi, kesimpulannya:

  • Imamat 26:25 adalah meterai yang keempat yang dibuka Anak Domba.

  • Imamat 26:26 adalah meterai yang ketiga yang dibuka Anak Domba.


Kita bersyukur kepada TUHAN, karena tiadalah mungkin kita mendapat pemahaman, pengertian semacam ini kalau bukan TUHAN yang membukakan firman-Nya. TUHAN melihat kerinduan hati kita sejauh mana kita digembalakan di tempat ini. 


Kita sudah memperhatikan 2 (dua) fakta berlindung di bawah kepak sayap Allah:

  1. Melepaskan kita dari jerat penangkap burung.

  2. Dilepaskan dari penyakit sampar yang busuk.


DAMPAK POSITIF berlindung di bawah kepak sayap Allah.

Mazmur 91:4-6

(91:4) Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. (91:5) Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, (91:6) terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.


Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung. Jadi, kepak sayap Allah jelas merupakan tempat perlindungan, merupakan tempat perteduhan dan kubu pertahanan. 


Ditambah lagi kesetiaan-Nya ialah ...

Yang pertama: Perisai, itulah iman yang melindungi kita dari panah-panah api si jahat di siang hari (firman palsu dari nabi-nabi palsu). 

Yang Kedua: Pagar tembok. Kalau kita adalah ladang TUHAN, maka ladang itu akan terlindungi dengan baik karena kesetiaan-Nya menjadi pagar tembok; ladang itu subur. Kalau kita kaitkan dengan Yesaya 5, sesudah pagar tembok dari ladang itu rubuh, maka ladang itu dimasuki oleh binatang-binatang buas, diinjak-injak. 


Jadi, kasih setia TUHAN; 

  • Dia menjadi perisai bagi kita. Kebenaran iman (darah salib) menjadi perisai bagi kita. 

  • Kemudian, menjadi pagar tembok bagi kita; Dialah perlindungan bagi kita. 


Inti dari Mazmur 91:4-6 ialah apabila seseorang berlindung di bawah kepak sayap Allah, maka:

YANG PERTAMA: Tidak usah takut terhadap kedahsyatan malam🡪 Aniaya antikris sebagai puncak kesesakan yang akan terjadi di atas muka bumi ini. 

YANG KEDUA: Tidak usah takut terhadap panah yang terbang di waktu siang🡪 Angin-angin pengajaran palsu dari nabi-nabi palsu. Tidak usah takut, sebab memang ajaran palsu akan terbang di siang hari nanti.

YANG KETIGA: Tidak usah takut terhadap penyakit sampar busuk atau virus Corona (Covid-19) busuk. 

Saya bangga terhadap TUHAN kita, di mana darah salib Kristus yang melindungi kita dari sampar virus Corona (Covid-19) busuk. Beberapa waktu lalu, satu dari antara kita sebetulnya reaktif, tetapi tidak parah (tanpa gejala). Pemuda tersebut berkata: “Om, saya mau ikut beribadah untuk membantu pelayanan”, sebab mayoritas sidang jemaat mengikuti penggembalaan lewat live streaming di kediaman (rumah) masing-masing. Dan dengan iman saya berkata: “Silahkan”. Manakala dia mengangkat semua perabotan perlengkapan ibadah, baik itu mimbar, semua alat-alat musik, lalu dia berkeringat. Dia berpikir, bahwa dia akan jatuh sakit, lalu secepatnya dia melepaskan bajunya, dia ganti, dia takut menularkan kepada yang lain, tetapi ternyata, keringat itu membuang toxin, termasuk virus Corona (Covid-19). Lalu keesokan harinya, ketika dia melakukan test, hasilnya adalah negatif.

YANG KEEMPAT: Tidak usah takut terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Banyak penyakit menular terjadi pada waktu petang, berarti menjelang gelap malam, menjelang puncak kesesakan antikris. Banyak penyakit menular secara jasmani, salah satunya adalah AIDS. Tetapi secara rohani juga ada penyakit menular, misalnya; mempengaruhi orang lain, mempengaruhi iman orang lain. 

Antikris dan nabi palsu akan bekerja sama menjadi penyakit yang menular bagi banyak orang pada waktu petang menjelang malam, di mana mereka akan mempengaruhi seantero dunia ini dengan mengadakan mujizat palsu, menularkan penyakit ini kepada seantero dunia, sesuai dengan Wahyu 13:1-3. 

Demikian juga Wahyu 13:11-16, di mana nabi-nabi palsu menulari banyak orang sampai akhirnya menyembah berhala, menyembah  patung binatang, antikris, sehingga tidak sedikit orang akan menerima tanda 666 (enam ratus enam puluh enam) sebagai cap meterai dari antikris di tangan kanan atau pun di dahi. Itu adalah penyakit menular yang tidak disadari oleh banyak orang. 


Mazmur 91:7-10

(91:7) Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. (91:8) Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik. (91:9) Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, (91:10)malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;


Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Jadi, tidak usah takut. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri, kita hanya menonton melihat apa yang sedang terjadi, sedangkan kita tidak akan ditimpa oleh malapetaka celaka yang akan terjadi di seantero dunia. Dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik, yang berlaku fasik terhadap Perjanjian Kudus, Salib Kristus yang sudah menggenapi perjanjian yang pertama.

Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu. TUHAN tempat perlindungan; berlindung di bawah kepak sayap Allah sebagai tempat perteduhan, kubu pertahanan, maka malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu.


Itulah yang kita alami dan rasakan kalau kita berada di bawah kepak sayap Allah; kita jadikan kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan, tempat perteduhan, dan kubu pertahanan. 

Yang pasti; seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tidak akan menimpa kita masing-masing. Kita hanya menonton dan melihat pembalasan terhadap orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian Kudus, perjanjian yang kedua yang menggenapi perjanjian yang pertama, itulah salib Kristus. 


Singkatnya: 

  • Malapetaka tidak akan menimpa kita.

  • Tulah tidak akan mendekat kepada kemah kita masing-masing, seperti tulah pertama sampai tulah kesepuluh yang pernah terjadi di Mesir.


Mazmur 91:11-12

(91:11) sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (91:12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.


Selanjutnya, malaikat-malaikat TUHAN diperintahkan untuk menjaga kita di segala jalan yang kita lalui. Tidak hanya menjaga di jalan-jalan yang kita lalui, sekaligus juga menatang kita dengan tangannya supaya kaki kita jangan terantuk kepada batu, supaya kita jangan sampai tersandung.


Mazmur 91:13

(91:13) Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.


Singkatnya: 

  • Singa dan ular tedung dilangkahi begitu saja.

  • Kemudian, menginjak anak singa dan kepala ular naga.


Itulah yang terjadi kalau kita berada di bawah kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, dan kubu pertahanan. Jaminan TUHAN luar biasa; 

  • Malaikat-malaikat TUHAN diperintahkan berjaga-jaga.

  • Kemudian, tangannya menatang supaya jangan tersandung.  

Oleh sebab itu, jangan tersandung dengan salib. Berapa banyak korban-korban yang kita persembahkan sebagai anak-anak tangga yang membawa kita sampai ke ujung tangga, maka tidak usah tersandung.


Sekarang, kita akan memperhatikan: SYARAT untuk mendapatkan atau berada di bawah kepak sayap Allah. 

Hal ini perlu untuk kita pelajari malam ini, dan ini jugalah yang menjadi kerinduan dari pada Rut, itu sebabnya dia berkata: Kembangkanlah kepak sayapmu untuk melindungi aku


Wahyu 12:13-14

(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.


Kepada mempelai wanita TUHAN diberikan sayap burung nasar yang besar sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, dan sekaligus kubu pertahanan, manakala antikris berkuasa di atas muka bumi ini = Jauh dari mata ular.


Lalu, kita kaitkan KEPAK SAYAP ini dengan Injil Matius 24 supaya lebih terang dan lebih jelas, supaya kita memperoleh pengertian yang jelas. 

Matius 24:28

(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."


Di mana ada bangkai atau dimana ada bau kematian, di situ sayap burung nazar yang besar TUHAN kirimkan.


Jadi, dalam Wahyu 13:3, mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris, itu adalah mujizat palsu. Seharusnya, luka yang membahayakan hidupnya itu dibawa masuk sampai kepada pengalaman kematian dan kebangkitan, tetapi kenyataannya, luka (sengsara) yang membahayakan hidupnya itu justru sembuh, dengan lain kata terjadi mujizat kesembuhan, tetapi ini merupakan mujizat palsu.

Sebagaimana dengan Yesus; sengsara yang diderita di atas kayu salib, termasuk 5 (lima) luka utama -- dua di tangan, dua di kaki, satu tusukan di lambung --, selanjutnya sengsara itu membawa Dia masuk ke dalam pengalaman kematian, dan hari ketiga dibangkitkan. Itulah yang benar. 

Jadi, sekalipun sejuta kali terjadi mujizat di depan mata, tetapi kalau salib -- yang merupakan sarana untuk membawa kita masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan -- diabaikan, maka disebutlah itu mujizat palsu. 


Oleh sebab itu, di mana ada bangkai atau di mana ada bau kematian, di situlah TUHAN kirimkan sayap burung nazar yang besar. Jangan hindari sengsara sebagai sarana yang membawa kita masuk ke dalam pengalaman kematian, dan hari ketiga bangkit. Kematian itu satu paket dengan kebangkitan. 

Rasul Paulus berkata: Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati." Kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, mari kita makan dan minum, berbuat jahat dan berbuat najis, karena tidak akan bangkit. 

Jadi, kematian itu satu paket dengan kebangkitan. Justru saya sarankan dengan tandas; kalau hamba TUHAN sibuk berbicara soal “kebangkitan”, tetapi dasar yang teguh, sengsara salib, penderitaan tidak disampaikan, inilah ajaran palsu. 


Kembali saya sampaikan dengan tandas: Di mana ada bangkai, bau kematian, di situ sayap burung nazar yang besar TUHAN kirimkan, itulah doa penyembahan. Jadi, doa penyembahan itu merupakan sarana untuk kita menerima sayap burung nasar yang besar. 

Dan hal itu diteguhkan oleh pengalaman Ayub sendiri; sengsara yang membawa dia masuk dalam pengalaman kematian, dituliskan dalam Ayub 39.


Ayub 39:29-31

(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan? (39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi? (39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi. 


Ayat 29-31, jelas itu berbicara tentang doa penyembahan. Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi, itu berbicara tentang doa penyembahan.


Ayub 39:32-33

(39:32) Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati; (39:33) anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."


Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati; anak-anaknya menghirup darah, bau kematian, dan di mana ada yang tewas, di mana ada kematian, di situlah dia, di situlah burung rajawali, sayap burung nazar TUHAN kirimkan. Menghirup darah korban Kristus dan menghirup bau kematian, di situlah TUHAN kirimkan sayap burung nasar yang besar.


Jadi, kesimpulannya, syarat untuk kita menerima kepak sayap Allah adalah lewat doa penyembahan, tidak ada cara yang lain. 

Jangan sampai ada hamba TUHAN yang berkata: “kita mengalami pengangkatan”, tetapi ibadah tidak dibawa sampai kepada puncaknya, ibadah tidak berada pada kedudukan yang tertinggi, ibadah tidak dibawa sampai kepada doa penyembahan. itu bullshit, itu omong kosong.


Jadi, syarat untuk mendapatkan (menerima) kepak sayap Allah, sayap burung nasar yang besar ialah lewat ibadah yang sudah memuncak sampai doa penyembahan. Itulah cara satu-satunya untuk menerima kepak sayap Allah; ada bau kematian. 

Semoga TUHAN menghirup bau kematian sebagai daya tarik untuk mendapatkan (menerima) kepak sayap Allah. Allah perlu menghirup bau kematian dari dalam diri kita masing-masing, supaya selanjutnya TUHAN mengirim sayap burung nasar yang besar. 

Kita harus yakin dengan hal ini. Ibadah tidak boleh hanya ibadah ibadah begitu saja. Ayo, fokuskan perhatianmu kepada perkara di atas, carilah perkara yang di atas, maka semuanya akan ditambahkan.


Ayub 39:29

(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?


Kalau kita melepaskan diri dari kebinasaan, jauh dari musuh, itu karena kemurahan TUHAN, bukan semata-mata karena kekuatan kita. Jadi, kalau kita terlepas dari musuh, terlepas dari aniaya antikris, terlepas dari takhta Setan di sebelah Utara, itu adalah kemurahan, bukan semata-mata karena kekuatan kita. Oleh sebab itu, biarlah ibadah ini memuncak sampai kepada doa penyembahan. 


Ayub 39:30A

(39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?


Kalau kita lepas dari daya tarik bumi, lepas dari perkara lahiriah, tidak terikat dengan yang ada ini, itu karena kemurahan TUHAN.

Yesus telah membuktikannya kepada Allah; ketika Setan membawa Dia ke atas gunung yang tinggi, lalu selekasnya Setan memperlihatkan kerajaan dan kemegahan dunia, dan itu akan diberikan kepada TUHAN Yesus, kalau Dia mau menyembah Setan. Tetapi Yesus berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Dari pernyataan ini, jelas bahwa; Yesus hidup di dalam doa penyembahan yang besar, sehingga terlepas dari daya tarik bumi.


Ayub 39:30B

(39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?


Kalau kita berada dalam doa penyembahan, itu juga karena kemurahan TUHAN.


Ayub 39:31

(39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.


Ia diam dan bersarang di bukit batu -- kepak sayap Allah adalah tempat perlindungan; kepak sayap Allah adalah tempat perteduhan; kepak sayap Allah adalah kubu pertahanan --, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi, tidak dapat dijangkau oleh antikris dan Setan.


Biarlah kita merindukan apa yang dirindukan oleh Rut kepada Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, di mana Rut berkata: “Kembangkanlah sayapmu untuk melindungi aku”. Rut ini bangsa Moab, bangsa kafir, tetapi merindu untuk berada di bawah kepak sayap Allah. Apakah kita memiliki roh yang seperti ini, atau ibadah hanya karena “sesuatu yang lain”? 

Biarlah sekarang kita memeriksa hati nurani kita masing-masing, kita periksa sejauh mana Roh Allah bekerja di dalam diri kita. Apakah kita bekerja dan bertindak melayani TUHAN hanya karena daging? Ayo, periksa hati nurani, periksa bagaimana hubungan kita dengan Roh TUHAN?


Wahyu 12:17

(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.


Pelampiasan amarah dari naga itu ialah kepada keturunannya yang lain.


Siapa keturunannya yang lain? Yaitu yang hanya ...

  • Menuruti hukum-hukum Allah, itulah Firman Allah = Meja Roti sajian.

  • Memiliki kesaksian Yesus, itulah Roh Kudus = Pelita Emas.

Tetapi satu alat yang terpenting tidak ada, itulah doa penyembahan = Mezbah Dupa. Inilah yang menjadi sasaran dari Setan.


Tetapi mereka yang hidup dalam doa penyembahan; mendapatkan kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, dan sebagai kubu pertahanan, jauh dari mata ular. Ayo, berjuanglah sampai kita betul-betul memiliki kepak sayap Allah, berada di bawah kepak sayap Allah.

Itulah doa saya untuk kita semua, dan untuk sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, dan untuk anak-anak TUHAN yang senantiasa memberikan diri untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada; TUHAN memberkati kita.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman;

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment