KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, February 24, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 FEBRUARI 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 FEBRUARI 2021
 
KITAB RUT
(Seri: 126)
 
Subtema: KASIH YANG SEMAKIN NYATA
 
Segala puji dan segala hormat, selayaknya hanya bagi Dia yang sudah memelihara, melindungi dan membela kehidupan kita. Bahkan oleh kemurahan TUHAN, kita senantiasa menikmati pembukaan rahasia firman untuk menyucikan dan mendewasakan kehidupan kita masing-masing sampai kepada puncak ibadah. Kita bersyukur kepada TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, sidang jemaat TUHAN yang juga tergembala di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang tidak bisa saya sebut secara rinci, yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, di mana pun anda berada. Selanjutnya nanti, ada suatu persekutuan yang baik, ada suatu persekutuan yang indah di antara kita.
Oleh sebab itu, kita berdoa, kita mohon kemurahan dari hati TUHAN, supaya kiranya lewat pembukaan firman malam ini, TUHAN betul-betul meneguhkan kita masing-masing, sehingga betul-betul kita menikmati pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh, bukan ibadah lahiriah, tetapi menikmati pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, di mana firman yang kita terima itu segera ditindaklanjuti, segera difollow-up, segera menjadi praktek dalam kehidupan kita masing-masing. Sebab, kalau kita sudah mendengar dan mengerti firman tetapi tidak melakukannya, justru sebaliknya, dengan sengaja main-main akal-akalan di belakang, itu merupakan kesombongan yang besar di hadapan TUHAN, sesuai dengan apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus.
Jangan kita menjadi orang yang sombong di dalam hal mengikuti TUHAN, tetapi biarlah semakin hari kita harus semakin dewasa, sama seperti pribadi Rut, gambaran dari gereja Mempelai di hari-hari terakhir ini.
 
Kita kembali memperhatikan SYUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Kita sekarang akan memasuki berkat yang baru, yaitu ayat 10. Kiranya, rahmat TUHAN nyata pada malam hari ini. Namun terlebih dahulu kita akan memperhatikan ayat 9, supaya kita dapat melihat dari mana asal muasal pernyataan Boas kepada Rut pada ayat 10.
Rut 3:9
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
 
Bertanyalah Boas: "Siapakah engkau ini?" Jawab Rut: "Aku Rut, hambamu ... " Jadilah hamba dalam kebenaran; di tengah ibadah dan pelayanan, kita mengambil rupa sebagai hamba, bukan sebagai tuan, untuk menyenangkan hati TUHAN.
Selanjutnya, kita lihat pernyataan seorang hamba: “kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini” Jelas ini berbicara tentang ibadah yang sudah memuncak, itulah doa penyembahan, sehingga bilamana kedudukan kita sudah berada pada puncaknya, maka secepatnya TUHAN mengirimkan sayap burung nasar yang besar sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, sebagai kubu pertahanan.
Jadi, ibadah di atas muka bumi ini mau tidak mau harus memuncak sampai doa penyembahan, tidak boleh ibadah Taurat lagi.
 
Mengapa Rut mengatakan demikian? “ ... sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.” Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, Dialah Pribadi yang sudah menebus kita di atas kayu salib 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu di bukit Golgota.
Allah menghendaki supaya kita semua memperoleh pengetahuan akan kebenaran, di mana Allah itu Esa, Esa pula Dia mengadakan pendamaian terhadap dosa manusia, sesuai dengan suratan Paulus kepada anak kekasihnya, Timotius.
 
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Kata Boas kepada Rut: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!” Kemudian, Boas kembali berkata: “Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu ...” Berarti, Rut sudah pernah menunjukkan kasihnya kepada TUHAN, dan ayat 10 ini merupakan hal yang kedua, yang diketahui oleh Boas dari Rut, perempuan Moab itu.
 
Kembali saya sampaikan: Kata Boas kepada Rut ialah “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!
Diberkatilah kiranya penggembalaan sidang mempelai GPT “BETANIA” Serang Cilegon, diberkatilah sidang jemaat di Malaysia, diberkatilah sidang jemaat di Bandung, diberkatilah kiranya umat TUHAN, anak-anak TUHAN yang saya kasihi, yang senantiasa tekun memberikan dirinya untuk digembalakan lewat firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam maupun di luar negeri di mana pun anda berada. Diberkatilah kita sekaliannya oleh TUHAN.
 
Amsal 11:11
(11:11) Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya.
 
Kalau kita jujur di dalam melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, maka berkat yang kita terima adalah dipercayakan untuk memperkembangkan kota, memperbesarkan Kerajaan Sorga. Inilah kehidupan yang menjadi contoh teladan di mana pun berada.
Sebaliknya, hamba TUHAN yang penuh dengan dusta, ia merubuhkan (menghancurkan) Bait Allah, meruntuhkan rumah (bangunan) rohani.
 
Biarlah kita saling mendoakan, supaya saya juga sebagai gembala sidang tidak mendustai saudara.
 
Rut 4:11
(4:11) Dan seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua-tua berkata: "Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem,
 
Dan seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua-tua ... Saya berharap, ada di antara kita nanti suatu kali kelak yang menjadi tua-tua. Bukan hanya imam, tetapi tua-tua yang betul-betul menyatukan hatinya dengan kasih Mempelai; tidak trik dan intrik di dalam melayani, tidak merasa diri hebat, tetapi betul-betul menjadi hamba.
 
Sebagai bangsa kafir, bangsa Moab, Rut dipercaya untuk membangun umat yang besar, umat Israel, karena dia adalah seorang perempuan yang jujur. Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi sebaliknya, hamba TUHAN pendusta meruntuhkan rumah TUHAN, meruntuhkan hidup rohani kita.
Siapa Rut? Dia ini adalah perempuan Moab, bangsa kafir, dia bukan orang Yahudi, tetapi diberi TUHAN suatu kepercayaan untuk membangun bangsa Israel menjadi suatu bangsa yang besar, sama seperti Rahel dan Lea.
 
Perhatikanlah hal ini: Biarlah kiranya kita semua menjadi suatu kehidupan yang diberkati, sebagaimana Boas berkata kepada Rut: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!
 
Kita kembali membaca Amsal 11.
Amsal 11:25-26
(11:25) Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. (11:26) Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.
 
Siapa banyak memberi berkat, siapa banyak memberi berkat, semakin banyak membagi berkat, maka semakin berkelimpahan. Oleh sebab itu, tidak usah takut untuk berkorban.
Itu sebabnya, bukan saya pamer-pamer; kalau saya berani berbagi berkat, itu bukan karena saya pamer-pamer, tetapi karena saya mau dan rindu untuk mengalami kelimpahan sorgawi.
 
Banyak memberi berkat, maka hidup di dalam kelimpahan. Misalnya; siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Sebaliknya, siapa menahan gandum atau kebenaran dari sorga, ia dikutuki orang. Tetapi berkat TUHAN turun di atas kepala orang yang menjual gandum.
Lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel disebarluaskan. Berapapun besarnya harga yang harus kita bayar, biarlah itu kita bayar, supaya kita berada di dalam kelimpahan sebab siapa menahan gandum, ia dikutuki orang.
 
Biarlah pembukaan rahasia firman yang kita terima ini disebarluaskan. Kalau toh akhirnya orang lain, umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook diberkati lewat pembukaan rahasia firman, puji TUHAN.
 
1 Petrus 3:8-9
(3:8) Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, (3:9) dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:
 
Hendaklah kamu semua seia sekata, berarti; jangan egois.
Hendaklah kamu semua seperasaan, terlebih imam biarlah memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh.
Hendaklah kamu semua mengasihi saudara-saudara, mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Hendaklah kamu semua penyayang dan rendah hati. Kalau tegas itu, bukan berarti tidak rendah hati. Kalau kita pikul salib, itu adalah ketegasan, dan pasti rendah hati.
 
Kita semua dipanggil oleh TUHAN, dengan satu tujuan, yaitu untuk memperoleh berkat dan selanjutnya memberkati orang lain dan sesama. Itulah tujuan kita dipanggil, yaitu supaya kita diberkati oleh TUHAN, dan kehidupan yang diberkati selanjutnya memberkati orang lain, memberkati sesamanya.
 
Ciri-ciri kehidupan yang diberkati oleh TUHAN:

-          Seia sekata, seperasaan, mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, penyayang dan rendah hati.

-          Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tidak membalas caci maki dengan caci maki.

 
Sudah berapa kali saya mendapat cacian dan makian hanya karena ibadah dan pelayanan, tetapi saya belajar untuk tidak membalas. Bukan karena saya tidak bisa membalas apa yang dia perbuat, tetapi saya rela menjadi bodoh karena salib. Ini adalah ciri kehidupan yang diberkati.
Banyak orang yang memiliki uang yang banyak, memiliki harta yang banyak, tetapi belum tentu menyatu dengan orang lain, belum tentu sehati sepikir seia skata, belum tentu rendah hati, itu bukan orang kaya. Dan kalau suka membalas kejahatan dengan kejahatan, itu adalah orang miskin, itu bukan kehidupan yang diberkati oleh TUHAN.
 
Jadi, ciri kehidupan yang diberkati ialah:

-          Seia sekata, seperasaan, mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, penyayang dan rendah hati = Ada kesatuan; memperhatikan kesatuan tubuh.

-          Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tidak membalas caci maki dengan caci maki. Berarti, diikat oleh tali kasih.

Inilah kehidupan yang diberkati oleh TUHAN.
 
Siapa yang mau diberkati oleh TUHAN? Maka, biarlah ia sehati, sepikir, seia sekata, serta penyayang, juga jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Itulah kehidupan yang diberkati.

-          Biar banyak uang, tetapi jika tidak menyatu dengan sesama, berarti ia miskin rohani.

-          Biar banyak uang, tetapi jika membalas kejahatan dengan kejahatan, berarti tidak diikat dengan tali kasih = miskin rohani.

 
Mazmur 3:9
(3:9) Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! S e l a
 
Dari TUHAN datang pertolongan. Berarti, pertolongan tidak datang dari yang lain-lain. Yang lain-lain tidak bisa menjadi pertolongan.
Berkat-Mu atas umat-Mu! Umat yang diberkati oleh TUHAN, pasti mendapat pertolongan dari TUHAN.
 
Itulah kehidupan pribadi yang sehati sepikir, seia sekata, penyayang dan rendah hati, pasti mendapat pertolongan dari TUHAN. Kemudian, jika tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, dengan lain kata; diikat dengan tali kasih, maka ia pasti mendapat pertolongan dari TUHAN.
Ingat apa yang sama sampaikan malam ini: Pasti mendapatkan pertolongan dari TUHAN.
 
Amsal 10:6
(10:6) Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.
 
Berkat TUHAN turun di atas kepala orang benar. Berarti, kalau tidak benar, maka berkat TUHAN tidak turun di atas kepalanya.
 
Amsal 10:22
(10:22) Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.
 
Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya. Jadi, biar sekalipun memiliki banyak uang, memiliki gelar tinggi, menjadi bangsawan, menjadi orang yang hebat secara jasmani, bukan itu yang membuat seseorang menjadi kaya; tetapi yang menjadikan seseorang kaya adalah berkat TUHAN
Kemudian, di sini dikatakan: Susah payah tidak akan menambahinya ... Sampai jungkir balik untuk menjadikan diri kaya, tetap tidak akan diberkati. Bukan berarti kalau banyak uang, lalu diberkati, tidak seperti itu.
 
Biarlah kiranya kita semua menjadi suatu kehidupan yang diberkati karena berkat TUHANlah yang menjadikan kita semua kaya, bahkan berkelimpahan; kaya dalam kebajikan, kaya dalam kemurahan, sebab kebajikan dan kemurahan mengikuti kita seumur hidup, kalau kita ada di dalam rumah TUHAN, sesuai dengan pernyataan Daud di dalam Mazmur 23.
 
Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!” Kita semua adalah anak-anak TUHAN, bukan? Itulah doa TUHAN Yesus Kristus sebagai Imam Besar di atas kayu salib, di bukit Golgota.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Efesus 1, dengan perikop: “Kekayaan orang-orang yang terpilih”. Orang-orang yang terpilih adalah milik kepunyaan Allah, umat ketebusan Allah, imamat rajani.
Efesus 1:3
(1:3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
 
Dalam Kristus Yesus, Allah telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
 
Efesus 1:4
(1:4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
 
Kemudian, menjadikan kita kudus dan tidak bercacat di hadapan TUHAN. Bukankah ini adalah berkat yang lebih mulia dari pada perkara lahiriah sekalipun limpah?
 
Efesus 1:5-7
(1:5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, (1:6) supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. (1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
 
Selanjutnya, menjadikan kita semua Anak Allah yang dikasihi, sebab oleh darah Kristus kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.
 
Perhatikan berkat yang selanjutkan akan kita terima pada ayat 13-14.
Efesus 1:13-14
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. (1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
 
Dan sampai pada akhirnya, kita semua dimeteraikan dengan Roh-El Kudus sebagai tanda milik kepunyaan Allah sendiri, sebagai tanda milik ketebusan Allah sendiri. Itulah umat yang diberkati.
 
Umat yang diberkati itu berawal dari;

-          Dikuduskan sampai tidak bercacat di hadapan TUHAN.

-          Lalu dijadikan oleh Allah sebagai anak-anak-Nya, dan itu merupakan kasih karunia TUHAN kepada kita masing-masing.

-          Dan oleh darah-Nya, kita beroleh penebusan, pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya.

-          Akhirnya, kita semua menjadi anak-anak Allah, sampai menjadi milik kepunyaan Allah. Itulah kehidupan yang dimeteraikan oleh Roh-El Kudus. 

 
Jadi, milik kepunyaan Allah, meterainya adalah Roh Kudus. Oleh sebab itu:
-          Jangan kita mendukakan Roh Kudus.
-          Jangan juga kita memadamkan Roh Kudus.
Saat kapan Roh Kudus berduka? Saat ada kematian rohani. Jelas itu menunjuk kepada; orang-orang yang hidup menurut hawa nafsu daging dan keinginannya, maka pasti mengalami kematian rohani, Roh Kudus berduka.
Jangan padamkan Roh Kudus; jangan malas dalam kegiatan Roh, tetapi berkobar-kobarlah dan rajinlah berbuat baik, itulah tahbisan yang tertulis dalam kitab Titus.
 
Sesudah kita melihat berkat yang diucapkan oleh Boas rohani, yaitu pribadi TUHAN Yesus Kristus kepada Rut, yang adalah gambaran dari gereja mempelai di akhir zaman ini, kita akan kembali memperhatikan Rut 3:10.
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Pertanyaannya: Apa yang menjadi daya tarik bagi Boas, sehingga Rut diberkati oleh Boas?
Jawabnya sesuai pernyataan Boas itu sendiri kepada Rut, yaitu: Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu. Inilah alasan Boas untuk memberkati Rut.
 
Supaya kita juga mengalami hal yang sama, mari kita melihat peristiwa apa yang dimaksud “nyata lagi dari pada yang pertama kali itu” di dalam Rut 2. Jadi, kasih Rut yang pertama kali dinyatakan ditunjukkan di hadapan TUHAN di dalam Rut 2, dengan perikop: Rut bertemu dengan Boas di ladang Boas.
 
Rut 2:5-7
(2:5) Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?" (2:6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. (2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."
 
Singkatnya: Rut berada di ladang Boas untuk memungut dan mengumpulkan jelai yang tercecer dari antara berkas-berkas jelai di belakang penyabit-penyabit.
 
Apa yang telah diperbuat oleh Rut ini, menunjukkan 2 (dua) hal kepada kita, yaitu:
YANG PERTAMA: Menunjukkan bahwa Rut memahami betul tentang segala peraturan-peraturan dan segala ketetapan-ketetapan firman Allah yang berlaku di Israel pada saat itu, dan itulah yang menguduskan bangsa Israel, sesuai dengan Imamat 19:2,9-10, Imamat 23:22, Ulangan 24:19.
Jadi, ada suatu peraturan yang berlaku pada bangsa Israel supaya mereka hidup kudus, salah satunya adalah apabila ada jelai atau gandum yang tercecer, jangan dipungut lagi. Kalau ada yang terlupakan pada musim panen, jangan dituai lagi, sebab itu adalah bagian dari orang miskin, itu adalah bagian dari orang asing. Dan Rut adalah perempuan Moab, bangsa asing, tetapi dia tahu persis ketetapan peraturan yang berlaku di Israel pada waktu itu.
YANG KEDUA: Rut adalah pribadi yang rendah hati, tandanya; Rut hidup tanpa penonjolan diri, sebagai mana ia mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Kalau melayani TUHAN, tidak perlu menonjolkan diri.
 
Amsal 29:23
(29:23) Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.
 
Keangkuhan seseorang merendahkan dirinya sendiri. Sebaliknya, orang yang rendah hati, maka ia menerima pujian.
Pilihannya: Mau direndahkan atau mau menerima pujian? Kalau mau menerima pujian, maka jadilah orang yang rendah hati.
 
Amsal 15:33
(15:33) Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.
Amsal 18:12
(18:12) Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.
 
Tinggi hati, kecongkakan, kesombongan, keangkuhan mendahului kehancuran. Jadi, DP (Down payment) dari kehancuran adalah tinggi hati, kesombongan, keangkuhan.
Sebaliknya, kerendahan hati mendahului kehormatan. DP (Down payment) dari kehormatan adalah kerendahan hati.
 
Amsal 3:34B
(3:34) Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
 
Orang yang rendah hati dikasihani oleh TUHAN. Dan itu lebih indah dari perhatian-perhatian yang ada di sekitar kita, itu lebih indah dari perhatian orang-orang yang memperhatikan kita, itu lebih berharga dan lebih penting dari perhatian manusia duniawi.
 
Biarlah kiranya kita semua menjadi orang yang rendah hati, karena;
-          Kerendahan hati mendahului kehormatan.
-          Orang yang rendah hati dikasihani oleh TUHAN.
 
Kita kembali membaca Rut 2.
Rut 2:6
(2:6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab.
 
Perlu untuk kita ketahui bersama-sama: Segala aktivitas Rut di ladang Boas, ternyata disaksikan langsung oleh hamba yang mengawasi penyabit-penyabit itu. Artinya; segala kegiatan-kegiatan kita di ladang TUHAN disaksikan langsung oleh Roh TUHAN.
Bujang (hamba) yang mengawasi penyabit-penyabit di ladang Boas itu adalah gambaran dari Roh-El Kudus.
 
Saya sendiri pun di dalam hal melayani TUHAN, melayani pemberitaan Firman TUHAN, itu semua disaksikan oleh Roh TUHAN itu sendiri. Saya tidak bisa memanipulasi Roh TUHAN. Kalau saya melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada TUHAN, sesuatu yang tidak terpuji di belakang, yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia, saya tidak bisa bermain-main begitu saja di dalam hal mempersiapkan diri dalam melayani TUHAN, karena Roh TUHAN ternyata menyaksikan segala tabiat saya.
Itu sangat mengerikan saya; kalau ada sesuatu perbuatan yang tersembunyi, itu sangat mengerikan sekali. Atau, yang sifatnya menyakiti hati orang lain, termasuk isteri  dan anak saya, hal itu membuat saya berdebar-debar di dalam beribadah melayani TUHAN. Oleh sebab itu, biarlah kita saling mendoakan supaya situasi kondisi kita di dalam hal beribadah melayani TUHAN, semua menjadi baik.
Berdebar-debar di dalam beribadah melayani TUHAN, itulah yang membuat saya menjadi takut, karena saya tiadalah mungkin untuk dapat melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, terkhusus di dalam hal pemberitaan Firman TUHAN dengan kemampuan saya, tidak mungkin. Daya ingat saya, pikiran saya terbatas; oleh sebab itu, saya butuh Roh TUHAN tetap tinggal dalam kehidupan saya, berkarya dalam kehidupan saya, menuntun, menolong, mengajar saya dalam segala perkara, teristimewa dalam hal menyampaikan Firman Allah, supaya kehidupan kita boleh menerima pertolongan lewat pembukaan rahasia Firman Allah.
 
Jadi, segala kegiatan-kegiatan kita di ladang TUHAN, betul-betul disaksikan langsung oleh Roh TUHAN. Kita tidak bisa menipu TUHAN seenaknya begitu saja. Demikian juga pelayan-pelayan TUHAN; kita tidak bisa menipu Roh TUHAN begitu saja.
 
Lalu, kita akan memperhatikan ayat 7, pemberitahuan hamba yang mengawasi penyabit-penyabit di ladang Boas kepada Boas sendiri, sebagai tuannya.
Rut 2:7B
(2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."
 
Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.
Artinya; sebagai pekerja-pekerja terakhir, marilah kita memanfaatkan waktu yang singkat ini dengan sebaik-baiknya di dalam hal memungut dan mengumpulkan jelai gandum, yakni Firman Allah.
 
Hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir, di mana waktu yang tersisa sangat singkat sekali; oleh sebab itu, mari kita gunakan waktu ini dengan baik di dalam hal mengumpulkan jelai gandum, itulah Firman Allah. Jangan kita bermain-main dan bermasa bodo; jangan kita anggap enteng didikan TUHAN.
Kemudian, waktu yang masih tersedia bagi kita, itu merupakan kemurahan hati TUHAN bagi kita. Kalau TUHAN masih memberi kesempatan walaupun waktu yang tersedia itu sangat singkat, itu merupakan kemurahan hati TUHAN bagi kita.
 
Yohanes 9:4
(9:4) Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
 
Selagi masih ada waktu, saya himbau dengan tandas: marilah kita melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN dengan segala kerendahan di hati, bukan dengan keangkuhan.
Mengapa demikian? Sebab di sini dikatakan: “akan datang malam”, artinya; akan datang waktunya di mana seorang pun tidak dapat bekerja. Bekerja itu di siang hari, bukan waktu malam.
Gelap malam à Puncak kesesakan yang akan terjadi, itulah aniaya antikris yang akan berlangsung selama 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi ini. Pada waktu itu tidak ada lagi ibadah, tidak ada lagi pelayanan, korban sehari-hari sudah dihentikan, itulah;
-          Korban sembelihan; ibadah pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib.
-          Korban santapan, itulah pengajaran Firman Allah yang benar dan murni.
Tidak ada lagi di situ waktu untuk bekerja.
 
Itu sebabnya di atas tadi dikatakan: Kalaupun hari-hari terakhir ini adalah waktu yang sangat singkat bagi kita, tetapi itu merupakan kemurahan TUHAN bagi kita, sebab akan datang malam di mana orang tidak dapat lagi bekerja, tepatnya pada masa aniaya antikris 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi ini.
Gelap malam à Puncak kesesakan yang akan terjadi, pada masa aniaya antikris yang akan berlangsung selama 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi ini. Mereka menjadi penguasa, diktator buas, mereka memerintah seperti binatang buas, binatang ganas, seperti 3 (tiga) jenis binatang yang keluar dari dalam laut; macan tutul, beruang, dan singa. Mereka tidak mengenal belas kasihan, mereka tidak mengenal ampun.
Inilah yang harus menjadi perhatian kita masing-masing; selagi yang namanya “ada waktu”, bekerjalah dengan giat. Gunakan dan manfaatkan waktu yang ada dengan baik, sama seperti Rut; dari pagi sampai petang hari, dia bekerja dengan giat, tidak ada henti-hentinya. Jadi, walaupun dia datang sebagai pekerja terakhir, namun dia memanfaatkan waktu yang singkat itu dengan sebaik-baiknya. Mengapa kita harus gunakan waktu yang singkat ini sebaik-baiknya? Sebab akan datang malam, di mana orang tidak dapat lagi bekerja, jelas itu menunjuk; masa aniaya antikris yang akan berlangsung selama 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi ini. Pada saat itu akan dihentikan korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan.
Perhatikan dan camkanlah dengan sungguh-sungguh, jangan lagi kita anggap ibadah ini sebagai ibadah yang ecek-ecek, tetapi kita harus buat ibadah yang sedang kita kerjakan di hari-hari terakhir ini betul-betul ibadah yang mengandung janji.
 
Kita akan memperhatikan 2 Petrus 2, dengan perikop: “Nabi-nabi dan guru-guru yang palsu”, itulah Mesias-mesias palsu atau antikris.
2 Petrus 2:12-13
(2:12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (2:13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.
 
Antikris = binatang yang tidak berakal, yang dilahirkan hanya untuk ditangkap dan dimusnahkan, mengapa demikian? Sebab mereka menghujat kemah kediaman Allah dengan segala kegiatan-kegiatan Roh yang ada di dalamnya, itulah ibadah pelayanan yang TUHAN percayakan.
 
Praktek menghujat kegiatan Allah atau tidak menghargai kegiatan Roh yang ada di dalamnya ialah berfoya-foya pada siang hari atau memboroskan harta rohani mereka selagi masih ada waktu.
Apa yang terjadi pada waktu memboroskan harta pada waktu siang hari? Mereka mabuk dengan hawa nafsu daging mereka. Sama halnya seperti Esau; sibuk berburu daging, sehingga jubah yang maha indah -- yang diterima Yakub dari Ishak -- itu disembunyikan Esau di rumahnya. Jubah yang maha indah à Karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus, itulah yang dia simpan di rumahnya. Mengapa dia simpan? Sebab dia sibuk berburu daging, sehingga ketika ia kembali untuk menerima berkat yang satu itu, Esau ditolak, sebab ia tidak mendapat kesempatan untuk bertobat.
 
Jangan berfoya-foya pada waktu siang hari. Jangan kita mabuk dalam hawa nafsu daging. Jangan simpan jubah yang maha indah itu di rumahmu, di lemarimu. Mabuk dalam hawa nafsu daging jelas hal itu merupakan perbuatan malam, sesuai dengan 1 Tesalonika 5:7, yang mengatakan: mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam, tetapi justru pada siang hari mereka mabuk dalam hawa nafsu daging, memboroskan harta rohani, berfoya-foya pada waktu siang hari.
 
Imam-imam, selagi masih ada waktu, sekalipun kesempatan itu singkat, gunakanlah dengan baik, bekerjalah dengan baik, ikuti cara TUHAN, jangan ikuti cara-cara yang lama.
Saya tidak mengatakan bahwa saya lebih baik dari hamba TUHAN yang lain, tetapi apa yang baik dari TUHAN, biarlah itu kita terima, kita harus jujur kepada hati nurani.
 
BUKTI ANTIKRIS berfoya-foya (mabuk) pada waktu siang hari.
2 Petrus 2:14-15
(2:14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! (2:15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.
 
Antikris tersebut ....
YANG PERTAMA: Mata mereka penuh dengan nafsu zinah.
Nafsu zinah = melacur kepada kelimpahan. Dalam Ibadah Raya Minggu, saya telah sampaikan hal itu bahwa perzinahan rohani adalah melacur kepada kelimpahan, dan itu adalah pekerjaan antikris. Jadi, zinah di sini semata-mata bukan dalam bentuk yang lahiriah, tetapi dalam bentuk yang rohani; melacur kepada kelimpahan.
YANG KEDUA: Mereka tidak jemu berbuat dosa.
YANG KETIGA: Mereka memikat orang-orang yang lemah.
Lemah = tidak kuat à Orang-orang yang tidak berdiri di atas korban Kristus = tidak mempunyai pendirian yang teguh.
Jujur kepada sidang jemaat di dalam kandang penggembalaan ini, maupun kepada sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan anak TUHAN, umat TUHAN yang terus memberikan dirinya digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, ini adalah suatu kesaksian dari saya: Saya seringkali berbicara kepada isteri saya di pastori, bahwa saya jengkel, gemas melihat hamba TUHAN yang pandai memikat orang-orang yang lemah dengan pelayanan firman yang ditambahkan dan dikurangkan. Saya gemas dan terkadang jengkel; tetapi, kita semua harus memiliki hikmat, harus bijaksana di tengah-tengah pengikutan kita kepada TUHAN.
Mata saya sendiri melihat terlalu banyak hamba TUHAN yang terlatih di dalam hal memikat orang-orang yang lemah. Apa tujuannya? Jelas, tidak lain, tidak bukan ya uang. Sudah tahu sidang jemaat salah, tetapi tidak berani menegor; sudah tahu sidang jemaat salah, tetapi tidak berani meluruskan; pandai sekali, terlatih memikat yang lemah. Sudah melihat kelemahan orang yang lemah tetapi dibiarkan begitu saja, malah pandai melucu-lucu, malah terus dengan pemberitaan firman yang dikurangkan dan ditambahkan. Jujur, saya gemas sekali melihat hamba TUHAN yang semacam ini, saya tidak suka melihat hamba TUHAN yang memikat orang yang lemah imannya. Tetapi untung, saya bukan TUHAN.
YANG KEEMPAT: Hati mereka terlatih dalam keserakahan.
Berarti, di dalam melayani TUHAN, mereka loba dan tamak.
-          Loba, artinya; melayani, tetapi ada maksud-maksud yang tersembunyi.
-          Tamak = cinta akan uang.
YANG KELIMA: Mereka adalah orang-orang yang terkutuk, sama seperti Bileam; yang melayani karena upah
 
Pendeknya: Pekerjaan pelayanan dari antikris ini berhenti di tengah jalan hanya karena harta, kekayaan, uang, materi, kedudukan dan gelar tinggi = Tersesat di jalan = Tidak sampai pada tujuan akhir hidup.
Sasaran akhir hidup kita adalah pesta nikah Anak Domba. Perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini akan bermuara dalam perjamuan malam kawin Anak Domba, itulah yang disebut dengan kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itulah tubuh Mempelai. Wahyu 19.
 
Yohanes 6:27
(6:27) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
 
Supaya kita jangan seperti binatang buas, binatang liar, binatang yang tidak berakal budi, yang dilahirkan hanya untuk ditangkap dan dimusnahkan, maka dengan tegas TUHAN sampaikan kepada kita malam ini: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya
 
Singkatnya: Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, tetapi bekerjalah untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Apa yang dimaksud dengan bekerja untuk makanan untuk hdiup yang kekal?
 
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
 
Makanan Yesus yang juga harus kita nikmati di hari-hari terakhir ini, di waktu petang menjelang malam ialah:
1.      Melakukan kehendak Dia.
2.      Menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Inilah makanan dari pada TUHAN Yesus yang juga harus kita nikmati malam ini.
 
Tentang: Melakukan kehendak Dia = Melakukan kehendak Allah Bapa.
Berarti;  minum cawan Allah, sama artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung = menyangkal diri, memikul salib, mengikut TUHAN. Ini adalah makanan yang harus kita nikmati. Jangan sampai kita heran menikmati makanan semacam ini.
Saya tahu, ketika pertama kali menerima Pengajaran Mempelai tentu kita heran dengan makanan yang pertama ini, tetapi ini adalah makanan yang harus kita nikmati.
 
Tentang: Menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Tentang hal ini, kita akan perhatikan Yohanes 19.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
 
Sesudah Yesus meminum anggur asam, cawan Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di kayu salib, berkatalah Ia: "Sudah selesai."
 
Bukti bahwa "Sudah selesai."
Yohanes 19:31-33
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
 
Datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan, supaya secepatnya mereka dibunuh dengan mematah-matahkan kaki mereka yang masih hidup itu, itulah penjahat di sebelah kanan dan di sebelah kiri Yesus.
Tetapi bandingkan dengan Yesus: Karena Yesus telah mati di kayu salib, maka prajurit-prajurit (tentara-tentara Romawi) tidak mematah-matahkan kaki Yesus. Ini jelas berbicara tentang kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
Yesus taat sampai mati bahkan mati di atas kayu salib, Dia adalah Pribadi yang setia untuk menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, yaitu dalam rangka kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Inilah yang menjadi makanan kita di hari-hari terakhir ini.
 
Apa yang menjadi makanan TUHAN Yesus, biarlah itu juga yang harus kita nikmati;
1.      Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung = meminum cawan Allah.
2.      Selanjutnya, membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
 
Ketika perempuan itu dibangunkan dari tulang rusuk Adam, selanjutnya perempuan itu dibawa kepada Adam. Setelah melihat perempuan itu, Adam berkata: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”.
Jadi, ketika Yesus berkata “sudah selesai”, berarti Dia sudah menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, yaitu membawa gereja TUHAN masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah yang disebut tubuh Mempelai.
Kita tentu saja bersyukur kepada TUHAN Yesus Kristus, sebab oleh karena rahmat-Nya, kita boleh digembalakan langsung oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel untuk selanjutnya membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, yang merupakan sasaran akhir perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan 1 Timotius 1, dengan perikop: “Ajaran sesat”. Kita harus mengetahui dengan jelas tentang ajaran sesat ini. Apa yang dimaksudkan Rasul Paulus dengan ajaran sesat ini?
1 Timotius 1:3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain (1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
 
Rasul Paulus melarang untuk mengajarkan ajaran lain, itulah ajaran yang tidak sehat, yaitu:
1.      Dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol.
2.      Silsilah yang tidak ada putus-putusnya atau filsafat-filsafat kosong.
Silsilah yang tidak ada putus-putusnya atau filsafat-filsafat kosong ini ujung-ujungnya nanti meniadakan TUHAN sendiri, karena lebih kuat kepada logika manusia.
 
1 Timotius 1:5
(1:5) Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
 
Rasul Paulus memberitahukan kepada Timotius supaya menasihatkan orang-orang tertentu yang ada di Efesus agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain yang tidak sehat, yaitu dongeng dan silsilah. Adapun tujuan dari nasihat itu ialah;
-          Kasih yang timbul dari hati yang suci.
-          Kasih yang timbul dari hati nurani yang murni.
-          Iman yang tulus ikhlas.
 
Kalau sampai hari ini kita menikmati firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel yang terkait dengan Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh-El Kudus, itu merupakan ...
-          Itu merupakan kasih yang timbul dari hati yang suci.
-          Itu merupakan kasih yang timbul dari hati nurani yang murni, si pemberita firman itu sendiri.
-          Dan itu adalah iman yang tulus ikhlas.
Kalau Pengajaran Mempelai disampaikan oleh seorang gembala sidang, itu merupakan iman yang tulus ikhas, percayalah, tidak usah ragi lagi.
 
BANDINGKAN dengan ajaran lain.
1 Timotius 1:6
(1:6) Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia.
 
Akhirnya, mereka yang menerima ajaran lain tidak sampai pada tujuan dari dari perjalanan rohani, yaitu pesta nikah Anak Domba. Mengapa? Sebab ibadah pelayanan mereka berhenti di tengah jalan, yaitu sibuk dengan dongeng dan silsilah = tersesatlah mereka di jalan. Ibadah pelayanan berhenti di tengah jalan karena ajaran lain, yaitu dongeng dan silsilah, maka sesatlah mereka di tengah jalan ini, di tengah dunia ini.
Sempitlah jalan ke sorga, tetapi lebarlah jalan menuju kebinasaan. Saking lebarnya jalan di dunia ini, layaknya seperti di padang gurun; tidak ada tanda penunjuk, tidak ada marka jalan di sana. Ketika kita sudah melangkah jauh, apabila ingin kembali ke jalan semula, namun sudah tidak bisa, karena jejak-jejak yang ada itu sudah tertutupi oleh abu pasir padang gurun itu juga.
 
Itu sebabnya, setelah Laut Teberau, TUHAN berpesan kepada bangsa Israel melalui Yosua, supaya imam-imam yang memang orang Lewi terlebih dahulu memikul Tabut Perjanjian. Kemudian, antara bangsa Israel dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya. Dan mereka harus terus fokus kepada tabut perjanjian yang dipikul oleh imam-imam yang memang orang Lewi, mengapa? Sebab jalan yang mereka tempuh itu belum pernah dilalui oleh siapapun.
 
Tidak ada orang yang naik ke Sorga, selain Yesus yang telah turun ke dunia orang mati. Jadi, kalau ada hamba TUHAN yang bicara selalu naik turun sorga, saya heran melihat sidang jemaat yang mau menerima ajaran seperti itu. Tetapi memang, harus ada penyesatan, itulah antikris, yang terlatih untuk memikat orang yang lemah imannya.
Oleh sebab itu, kita bersyukur kepada TUHAN; sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Tabut Perjanjian, Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel. Ikuti saja geraknya Firman Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel ke mana pun kita dibawa; yang pasti, geraknya Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
Tetapi kalau ajaran lain, dongeng ditambahkan cerita isapan jempol, silsilah ditambahkan dengan filsafat, itu tidak akan membawa kita sampai tujuan akhir perjalanan rohani, justru sesat di tengah jalan. Mengapa? Sebab mesias-mesias palsu berhenti di tengah jalan karena ajaran lain, sehingga sesatlah mereka di jalan dunia ini, tidak sampai tujuan akhir hidup.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN, karena kita senantiasa menikmati apa yang dimakan oleh TUHAN Yesus Kristus.
 
2 Petrus 2:1-3
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. (2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. (2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
 
Guru palsu, antikris, nabi palsu memasukkan pengajaran-pengajaran sesat, itulah ajaran lain, yaitu dongeng dan silsilah, sehingga mereka tidak sampai pada tujuan, karena sesat. Tetapi anehnya, banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka, lebih banyak orang menyukai ajaran semacam ini, saya heran juga melihatnya. Dan anehnya lagi, tidak sedikit hamba TUHAN di Gereja Pantekosta Tabernakel mencela Pengajaran Mempelai hanya karena ajaran lain, dengan berkata: “Untuk apa suci tetapi tidak diberkati” Saya seringkali mendengar hal itu dari rekan-rekan hamba TUHAN.
 
Karena serakahnya guru-guru palsu itu, pemimpin rumah TUHAN palsu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ajaran lain yang menyesatkan, itulah cerita isapan jempol, dongeng nenek tua. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
 
Perhatikan baik-baik: Guru-guru palsu, itulah antikris dan nabi palsu, memasukkan ajaran lain, ajaran palsu, yaitu dongeng nenek tua, cerita-cerita isapan jempol, di mana tujuannya adalah untuk mencari untung di tengah ibadah dan pelayanan, sebab mereka memikat orang-orang yang lemah. Itu saja.
Mengapa seorang hamba TUHAN sibuk dengan ajaran lain, ajaran tidak sehat? Sudah jelas, mereka itu serakah, mabuk hawa nafsu. Pendeknya: Melayani, tetapi dikuasai oleh hawa nafsu.
 
Kita kembali membaca Rut 2.
Rut 2:8-9
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. (2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."
 
Rut 2:5-7, Boas menerima penjelasan dengan sejelas-jelasnya dari hamba yang mengawasi penyabit-penyabit itu. Kemudian, setelah Boas melihat Rut sesuai dengan penjelasan dari hamba yang mengawasi penyabit-penyabit itu, maka tergeraklah hati Boas dan berkatalah Boas kepada Rut: “Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain.” Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita semua berada di ladang TUHAN, tidak berada di ladang lain.
 
Ladang lain yang dimaksud adalah, Yang Pertama: LADANG SI PEMALAS.
Amsal 24:30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
 
Ladang si pemalas ditumbuhi oleh onak dan duri, sifatnya; menusuk dan menyakiti orang lain.
Jadi, kalau malas, bisa menyakiti dan menusuk perasaan orang lain. Sekalipun si pemalas itu tidak menampar atau memukul orang lain, tetapi dengan dia malas, itu bisa menusuk dan menyakiti perasan orang lain. Singkatnya: Ladang si pemalas ditumbuhi atau ditutupi oleh oleh onak dan duri.
 
Amsal 24:32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"
 
Kalau kita amat-amati, si pemalas itu adalah: “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi ...” Seharusnya, mengantuk dulu baru tidur, tetapi di sini kita melihat:
-          Tidur sebentar lagi.
-          Sesudah tidur; mengantuk sebentar lagi.
-          Lalu melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.
Hati-hati, jangan jadi pemalas. Ladang si pemalas itu ditumbuhi onak dan duri, yang sifatnya menusuk dan menyakiti orang lain. Sekalipun si pemalas itu tidak memukul, tidak menampar orang lain, tetapi dengan malas saja, orang lain sudah tersakiti.
 
Saya meminta dengan tandas: Jangan ada orang yang menjadi malas di sini. Jangan berada di ladang lain, jangan berada di ladang si pemalas, supaya hidupmu jangan ditumbuhi oleh onak dan duri yang hanya bisa menusuk dan menyakiti perasaan orang lain. Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring; itu saja pekerjaan si pemalas.
 
Amsal 26:14
(26:13) Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!" (26:14) Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.
 
Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!" Si pemalas suka mencari alasan, bahkan kadang-kadang perkataannya suka dibesar-besarkan hanya karena dia malas. Inilah ciri si pemalas: suka membesar-besarkan dan menakut-nakuti suatu perkara, padahal karena dia malas saja. Jangan berada di ladang si pemalas, tetaplah berada di ladang TUHAN, bertahanlah di ladang TUHAN.
Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya. Jadi, zona dari si pemalas adalah tempat tidur; bolak balik di situ-situ saja zonanya.
 
Tetapi kalau kita kembali mebaca Amsal 24.
Amsal 24:34
(24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
 
Kemiskinan dan kekurangan mengancam seorang pemalas. Jadi, jangan bawa dirimu ke ladang si pemalas, sebab selain sifatnya menyakiti orang lain, tetapi juga mengancam masa depan.
Seorang imam, seorang yang sudah melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, itu adalah kesempatan bagimu untuk melatih dirimu tidak berada di ladang si pemalas. Sebab, masa depan si pemalas adalah mengalami kemiskinan dan kekurangan.
 
Saya masih ingat waktu saya sekolah Alkitab. Tujuan saya sekolah Alkitab pertama kali adalah supaya bertobat, sebab sudah terlalu banyak menyakiti hati orang lain, sudah terlalu banyak menyakiti orang tua, dan sebagainya, tetapi setelah 3 (tiga) bulan berada di Sekolah Alkitab di Lempin-El Saron - Makassar, panggilan itu berubah untuk menjadi hamba TUHAN. Setelah saya menyadari bahwa panggilan saya adalah untuk menjadi hamba TUHAN, sejak detik itu, saya rajin bekerja sekalipun tidak disuruh, karena saya harus bekerja untuk TUHAN, bukan untuk ketua saya, bukan untuk gembala sidang yang ada di sana, bukan untuk direktur Sekolah Alkitab, bukan untuk pengawas Sekolah Alkitab yang ada di sana, tidak. Saya bekerja untuk TUHAN, sekalipun saya tidak rohani pada waktu itu; belum mengerti tentang pujian, belum mengerti tentang Alkitab, belum mengerti melayani Sekolah Minggu, belum mengerti apa-apa.
Tetapi satu yang saya punya, yaitu rajin. Ternyata, orang rajin bisa mengalahkan orang yang mengaku rohani tetapi pemalas. Teman-teman yang dari daerah itu tahu ayat Firman, tahu melayani, tahu pujian, tahu melayani Sekolah Minggu, maupun di ibadah umum, tetapi masih dikuasai roh malas. Tidak ada artinya kita mengerti tentang yang rohani tetapi malas; hanya bisa menyakiti saja.
Tetapi puji TUHAN, dengan satu modal, yaitu rajin, saya perkuat, dipertajam, sampai akhirnya, oleh karena kemurahan TUHAN, kita ditolong lewat pembukaan rahasia firman. Tidak boleh malas; di kaki salib pun berjam-jam tidak boleh malas, membaca Alkitab (Firman TUHAN) untuk dipersiapkan, tidak boleh malas. Tidak mungkinlah hamba TUHAN malas membaca, malas menyembah, lalu bisa menyampaikan pembukaan rahasia firman, itu tidak mungkin, sebab ini adalah pekerjaan TUHAN, bukan pekerjaan manusia.
 
Kalau kita bisa menikmati pembukaan rahasia firman, itu adalah pekerjaan TUHAN; oleh sebab itu, jangan bawa dirimu ke ladang si pemalas.
 
Ladang lain yang dimaksud adalah, Yang Kedua: LADANG DUNIA.
Ladang dunia akan menimbulkan 2 (dua) perkara:
A. Markus 4:18-19
(4:18) Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, (4:19) lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
 
Ladang dunia menimbulkan kekuatiran, sampai menghimpit firman Allah yang kita terima, sehingga tidak bertumbuh dengan maksimal.
 
B. Kejadian 3:17-19
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (3:18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (3:19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
 
Ladang dunia menimbulkan ketidaktaatan. Seperti Adam tidak taat kepada peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan Firman Allah, yang telah diterima oleh Adam.
 
Kita kembali memperhatikan Rut 2.
Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.
 
Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain, berarti;
-          Tidak usah pergi ke ladang si pemalas.
-          Tidak usah pergi ke ladang dunia.
Tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetaplah di dalam TUHAN; sekali berada di ladang TUHAN, tetaplah berada di ladang TUHAN.
 
Syarat untuk bertahan di ladang TUHAN, Yang Pertama: Tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan.
Artinya; ada di dalam persekutuan yang baik dan persekutuan yang indah satu dengan yang lain di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam sebuah penggembalaan.
Saya merindu kepada TUHAN, supaya kita semua menjadi satu; satu dengan yang lain, semuanya dekat, sekalipun kita berbeda suku, berbeda bahasa, tetapi selain disatukan oleh bahasa Indonesia, kita juga disatukan oleh bahasa dari Sorga, itulah kasih Mempelai.
Dari awal melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN dalam penggembalaan ini, saya rindu, saya selalu naikkan doa kepada TUHAN: “TUHAN, jadikan supaya kami semua satu”, sehingga antara satu dengan yang lain, semuanya dekat. Kalau dekat, maka pasti saling merasakan. Kalau tidak dekat, biar tubuh dekat, tidak akan saling merasakan.
 
Syarat untuk berada bertahan di ladang TUHAN, Yang Kedua: Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu.
Artinya; melayani TUHAN dengan mata yang terbuka.
 
Apa itu “dengan mata yang terbuka”? Mari kita belajar dari pribadi Yesus di dalam Injil Yohanes 4.
Yohanes 4:35
(4:35) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
 
Jangan tutup mata kepada orang lain; demikianlah Yesus memperhatikan perempuan Samaria sebagai ladang tuaian. Pandanglah ladang tuaian.
 
Jadi, melayani harus dengan mata yang terbuka, supaya kita bisa memandang ladang tuaian. Perempuan Samaria sudah menjadi ladang tuaian bagi Yesus Kristus. Itulah keadaan kita jika kita melayani TUHAN dengan mata yang terbuka; orang yang belum mengenal TUHAN Yesus, menjadi ladang tuaian, sama seperti perempuan Samaria di hadapan TUHAN Yesus Kristus.
 
Syarat untuk berada bertahan di ladang TUHAN, Yang Ketiga: Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang.
Artinya; mengikuti contoh teladan dari TUHAN Yesus Kristus.
Yesus Kristus juga adalah Imam Besar Agung yang telah meninggalkan contoh teladan bagi kita, dan kita telah dipanggil untuk mengikuti jejak-jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu. Jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan, tetapi ikutilah jejak atau tapak kaki Yesus yang berdarah.
 
Singkatnya, 3 (tiga) syarat untuk berada bertahan di ladang TUHAN:

1.      Dekat pengerja-pengerja perempuan, berarti; ada persekutuan antara satu dengan yang lain di tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan.

2.      Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu, berarti; melayani dengan mata yang terbuka.

3.      Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang, berarti; mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus, mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah.

 
Kalau kita sudah memenuhi syarat itu, mari kita lihat DAMPAK POSITIFNYA.
Rut 2:9
(2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."
 
Dampak positif, YANG PERTAMA: Aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau.
Artinya; ada jaminan perlindungan dan pemeliharaan dari TUHAN.
Kalau kita sungguh-sungguh melayani TUHAN, sungguh-sungguh  melayani pekerjaan TUHAN, maka jaminan perlindungan, ada jaminan pembelaan dari TUHAN. Percayalah; dilindungi, dipelihara dan dibela oleh TUHAN.
Sekalipun Rut adalah orang Moab (orang asing), bangsa kafir, tetapi ternyata TUHAN juga memelihara, TUHAN juga membela dan melindungi.
 
Dampak positif, YANG KEDUA: Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.
Yohanes 7:37-39
(7:37) Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! (7:38) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (7:39) Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
 
Orang-orang yang percaya, biarlah kiranya memuliakan TUHAN di tengah ibadah pelayanan = Orang yang haus minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.
Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Tetapi, yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
 
TUHAN akan memenuhi kehidupan kita dengan Roh Nya yang kudus, kalau memang kita percaya kepada TUHAN, percaya kepada pekerjaan TUHAN. Itu merupakan jaminan yang diberikan oleh Boas kepada Rut.
 
Setelah melihat segala kebaikan dan kemurahan TUHAN, di mana 3 (tiga) perkara dinyatakan oleh Boas kepada Rut sebagai syarat untuk bertahan di ladang TUHAN, kemudian ada 2 (dua) jaminan yang diberikan Boas kepada Rut kalau kita bertahan di ladang Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, bertahan di ladang TUHAN. Setelah melihat dan menerima itu semua, selanjutnya, kita perhatikan ayat 10.
Rut 2:10
(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
 
Oleh karena perkara itu, akhirnya sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah; ini berbicara tentang puncak kedewasaan, itulah doa penyembahan.
Kehidupan yang sudah memuncak rohani, hidup di dalam doa penyembahan, maka ia pasti menyadari belas kasihan dari TUHAN dan menyadari perhatian dari TUHAN.
 
Itulah tentang perbuatan kasih yang pertama kali yang ditunjukkan oleh Rut kepada Boas.
 
Rut 2:11
(2:11) Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.
 
Boas mengenal Rut secara lengkap:

1.      Boas mengetahui segala ketundukan Rut kepada Naomi, mertuanya, sesudah suaminya mati.

2.      Boas juga mengetahui secara lengkap keberadaan Rut sebagai seorang perempuan yang meninggalkan ayah dan ibunya.

3.      Kemudian, Boas juga mengetahui keberadaan Rut, di mana ia meninggalkan tanah airnya, itulah bangsa Moab, berarti; meninggalkan penyembahan berhala dan segala kenajisannya.

 
Rut 2:12
(2:12) TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung."
 
Lalu, selanjutnya TUHAN berkata: TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung.
Singkatnya: Perbuatan yang pertama kali ini menunjukkan bahwa sesungguhnya Rut sudah berada di bawah kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, sebagai kubu pertahanan. Jadi, ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, sehingga secepatnya TUHAN mengirimkan sayap burung nasar yang besar sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, dan sebagai kubu pertahanan.
 
Lalu, kaitan ayat ini adalah pada Rut 3:9.
Rut 3:9
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
 
Bertanyalah Boas: "Siapakah engkau ini?" Jawab Rut: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
Tadi, kita sudah melihat, untuk yang pertama kali, prakteknya adalah ladang Boas. Lalu yang kedua kalinya, prakteknya adalah berada di kaki Boas. Jadi, perbuatan kasih dari pada Rut di hadapan Boas ini, sudah semakin nyata untuk yang kedua kali.
 
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu ...” Rut menunjukkan kasihnya lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali. Jadi, sudah terbukti kasihnya; dia ulang kembali untuk yang kedua kali. Rut sudah membuktikan dirinya untuk berbaring di bawah kaki Boas.
 
Mari kita sama-sama mencari tempat untuk berbaring di  kaki Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, supaya lebih nyata lagi kasih kita di hadapan TUHAN.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment