KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, February 10, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 31 JANUARI 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 31 JANUARI 2021
 
KITAB WAHYU
(Seri:10)
 
Subtema: ANTIKRIS MENYEDOT PERHATIAN MANUSIA DUNIAWI
 
Shalom.
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah melayakkan kita untuk berada di tengah-tengah perhimpunan Ibadah (Kebaktian Umum) Minggu dalam kesempatan ini.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat yang berada di rumah, di kediaman masing-masing, baik di Serang, Cilegon, sekitarnya, maupun sidang jemaat yang di Malaysia, sidang jemaat yang di Bandung, bahkan saya tidak lupa menyapa umat TUHAN yang senantiasa setia dan tekun memberikan dirinya untuk digembalakan lewat online atau live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam negeri maupun di luar negeri, di mana pun anda berada.
 
Mari kita mohonkan kemurahan TUHAN dalam doa kita masing-masing supaya kiranya pembukaan Firman TUHAN yang dinyatakan pada saat ini mampu untuk meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing, sehingga ibadah ini menjadi dupa, korban persembahan yang menyenangkan hati TUHAN, dan mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
 
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 13, dan kita masih berada pada ayat 3, secara khusus bagian B.
Wahyu 13:3B
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
 
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Artinya, orang-orang yang heran terhadap mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris adalah manusia duniawi.
Yang heran terhadap mujizat palsu yang diadakan oleh antikris tersebut adalah manusia duniawi, dengan demikian, di sini kita melihat; antikris sangat memahami betul untuk menyedot perhatian dari manusia duniawi. Mereka itu betul-betul licik.
 
Kita kaitkan perkara ini di dalam suratan 1 Yohanes 4 untuk melihat PERSAMANNYA.
1 Yohanes 4:1
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
 
Saudara-saudaraku yang kekasih, sidang jemaat yang terkasih, umat TUHAN yang tergembala lewat live streaming yang terkasih di mana pun anda berada, baik di dalam maupun di luar negeri, perhatikanlah firman ini: Janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu.
 
Jangan dengan mudah percaya akan setiap roh, maksudnya; roh-roh yang ada di tengah ibadah-ibadah dan pelayanan itu perlu untuk diuji. Mengapa roh-roh itu harus diuji? Jawabnya; karena sekarang ini banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan telah memenuhi dunia ini. Kita harus hati-hati ketika berada di tengah-tengah sebuah ibadah dan pelayanan.
 
1 Yohanes 4:2-3
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
 
Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, dan sebagai manusia, Dia telah mati di kayu salib. Kalau Yesus datang bukan sebagai manusia, berarti sebagai hakim; tetapi puji TUHAN, Yesus datang sebagai manusia, itu sebabnya Dia mati di kayu salib.
 
Dari 1 Yohanes 4:2-3 ini, kita belajar untuk mengenal antara Roh Allah dan roh antikris:

-          Mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia yang telah mati di atas kayu salib, jelas itu adalah Roh Allah. Pendeknya; sebuah ibadah dan sebuah pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib Kristus, itu adalah Roh Allah, itu berasal dari Allah, itu adalah ibadah yang berasal dari Allah, dari sorga.

-          Sebaliknya, setiap ibadah dan pelayanan yang tidak dihubungkan langsung dengan salib, itu merupakan roh antikris yang berasal dari dunia ini, bukan dari sorga, dari Allah.

 
Kalau ada pengejek-pengejek yang berkata soal “teologi penderitaan”, jangan kita langsung menciut, karena itu memang harus terjadi; di hari-hari terakhir akan muncul pengejek-pengejek. Pada zaman Yesus pun sudah ada pengejek-pengejek.
 
1 Yohanes 4:5
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
 
Mereka berasal dari dunia. Antikris itu bukan berasal dari Allah, bukan berasal dari sorga, melainkan berasal dari dunia.
Apa buktinya antikris berasal dari dunia? Sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi, antikris berbicara tentang hal-hal duniawi; di tengah ibadah pelayanan, mereka sibuk menghubungkan ibadah pelayanan itu dengan perkara-perkara lahiriah.
Kemudian, ada hubungan timbal balik sebab; dunia mendengarkan mereka. Jadi, kalau antikris sibuk berbicara tentang hal-hal dunia, itu karena dunia mau mendengarkan mereka.
 
Pendeknya: Antikris berupaya untuk menyedot perhatian dunia, bukan untuk menyenangkan hati TUHAN. Mereka melayani hanya untuk memuaskan hati manusia, memuaskan hati dunia, bukan memuaskan hati TUHAN, singkatnya; antikris menyedot perhatian seantero dunia. Jangan kita sama dengan dunia; oleh sebab itu, dewasalah.
 
Hal ini sangat bertentangan dengan pelayanan dari Rasul Paulus, yang akan kita lihat dalam Kolose 3.
Kolose 3:1-3
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
 
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus ... Kebangkitan itu satu paket dengan kematian. Jadi, kalau kita “mati”, pasti satu paket dengan “kebangkitan” Kristus.
 
Hal yang harus kita ketahui apabila kita sudah menjadi satu di dalam kematian dan kebangkitan Kristus:

1.      Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus duduk di sebelah kanan Allah Bapa = Cari dahulu kerajaan Allah, serta kebenaran yang di dalamnya, nanti semuanya ditambahkan, nanti semuanya akan menyusul; cari dahulu sumbernya.

2.      Pikirkan perkara yang di atas, bukan yang di bawah, yakni perkara-perkara lahiriah atau perkara-perkara duniawi.

Inilah yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose, yaitu mencari perkara yang di atas dan memikirkan perkara yang di atas, bukan perkara di bawah, bukan perkara lahiriah, bukan perkara duniawi.
Jadi, ajaran antikris bertolak belakang dengan ajaran Paulus, karena Rasul Paulus berusaha untuk menyenangkan hati TUHAN di tengah ibadah dan pelayanannya.
 
Pendeknya: Rasul Paulus mengajarkan sebuah ibadah dan sebuah pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib Kristus yang sudah memberi kemenangan kepada kita masing-masing. Sementara ibadah dan pelayanan dari antikris hanya terhubung langsung dengan perkara lahiriah, itulah perkara duniawi.
 
Demikian juga, perkara ini jauh-jauh sudah dinubuatkan oleh nabi Daniel, yang dapat kita lihat dalam Daniel 8.
Daniel 8:11
(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
 
Antikris membesar-besarkan dirinya terhadap Panglima bala tentara, yakni TUHAN kita, Yesus Kristus, dengan jalan ...
YANG PERTAMA: Antikris menghentikan korban sehari-hari, yakni;

1.      Korban sembelihan, yang berbicara tetang; ibadah pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib.

2.      Korban santapan, yang berbicara tentang; pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, sebagai kebutuhan jiwa kita masing-masing.

YANG KEDUA: Antikris merobohkan Bait Suci Allah atau kediaman Allah sendiri.
Ini adalah suatu tindakan yang tidak sopan dan tidak ada ampun, sebetulnya. Ini adalah tindakan yang menunjukkan bahwa antikris ini tidak mendapatkan pengampunan lagi dari TUHAN.
Jangan ada tindakan-tindakan yang menunjukkan bahwa kita jauh dari kasih karunia. Jangan ada sungut-sungut lagi, tetapi minta ampunlah sejadi-jadinya. Gunakan pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi; jangan seperti anak kecil yang mengulangi kesalahan yang sama dan masih banyak menyembunyikan dosa di tempat yang tersembunyi.
 
Antikris merobohkan Bait Suci Allah atau kemah kediaman-Nya, tindakan ini menunjukkan bahwa TUHAN tidak akan mengampuni, jauh dari kasih karunia.
 
Wahyu 13:5-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
 
Antikris menyombongkan dirinya di hadapan Allah, bahkan ia membuka mulutnya untuk:
-          Menghujat Allah.
-          Menghujat nama-Nya, itulah Yesus Kristus.
-          Menghujat kemah kediaman-Nya.
 
Menghujat kemah kediaman-Nya atau merobohkan Bait Suci Allah = menghujat Roh Allah. Jelas, TUHAN tidak mengampuni antikris.
Jangan menghujat kemah kediaman Allah. Kalau pun kita belum sempurna, artinya;
-          kurang menghargai kasih dari Allah Bapa,
-          kurang menghargai korban Kristus,
namun selagi ada kesempatan, TUHAN masih beri pengampunan. Tetapi barangsiapa menghujat kemah kediaman Allah, atau merobohkan Bait Suci Allah, sama artinya; menghujat Roh Allah, dan itu adalah perbuatan yang sangat fatal dan keliru.
 
Lukas 12:9-10
(12:9) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. (12:10) Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.
 

-          Barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, menyangkal Bapa dan kasih-Nya, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.

-          Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni.

Kalau menghujat Bapa, masih diampuni; kalau menghujat Anak, juga masih diampuni.
 
Tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, menghujat kemah kediaman Allah dengan segala kegiatan-kegiatan Roh yang ada di dalam kemah kediaman Allah itu sendiri, ia tidak akan diampuni. Mengapa? Karena sama dengan merobohkan Bait Suci Allah.
Oleh sebab itu, hargai ibadah, sebab itu merupakan kegiatan Roh yang ada di dalam kemah kediaman, rumah TUHAN. Jadi, jangan marah-marah kalau disuruh ibadah, apapun alasannya; apalagi ingin menunjukkan taringnya bahwa ia lebih baik, lebih benar kepada keluarganya, bahkan merasa layak menjadi Pendeta dan Hamba TUHAN, hati-hati, itu adalah penghujatan terhadap Roh Kudus. TUHAN yang mengangkat dan menurunkan; Jangan coba-coba menghujat kemah kediaman Allah dengan kegiatan Roh yang ada di dalam kemah kediaman Allah, sebab TUHAN tidak akan ampuni.
 
Lukas 12:11
(12:11) Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu.
 
Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa ... Nanti, antikris akan berkuasa di atas muka bumi ini seantero dunia ini, memerintah di bumi ini, tetapi sekalipun demikian, janganlah kamu kuatir.
 
Tidak usah kuatir, sekalipun dunia ini sedang diguncang oleh Covid-19. Dan sesudah guncangan ini, akan muncul 3 (tiga) jenis binatang buas yang merupakan wujud (gambaran) dari antikris, tetapi tidak perlu kuatir, asal saja kita tidak menghujat Roh Allah, tidak menghujat kemah kediaman Allah dengan segala kegiatan-kegiatan Roh yang ada di dalamnya, itulah ibadah dan pelayanan yang ada di dalam kemah kediaman Allah itu sendiri. Tidak usah kuatir, berarti juga tidak usah kuatir akan masa depan.
 
Janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Biar kita bodoh dipandang dunia, tetapi tidak usah kuatir, karena TUHAN yang bela, tidak usah kita sibuk membuat rancangan “begini”, rancangan “begitu”, sebab TUHAN yang bela orang bodoh, asal mau menyerah dalam kegiatan Roh di kemah kediaman Allah.
Biarpun kita bodoh, asal kita mau menghargai kegiatan Roh yang ada di dalam kemah Allah, maka TUHAN pasti bela. Engkau harus yakin dengan firman; jangan yakin dengan pikiranmu, jangan yakin dengan perasaanmu yang serasa lebih hebat dari pengertian TUHAN.
Jangan terpengaruh kalau ada orang yang kuatir di sekitarmu, lalu engkau bela dia, jangan, supaya engkau jangan turut dengan kebodohannya. Jangan turuti perasaan daging. Ikut TUHAN tidak boleh turuti perasaan daging, biar dia suami atau pun isteri.
 
Lukas 12:12
(12:12) Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan."
 
Kalau kita hargai kegiatan Roh, maka sebaliknya ada hubungan timbal balik, sebab Roh Kudus itu mengajar kita dalam segala perkara. Pasti ada hubungan timbal balik, sebab TUHAN tidak egois.
 
Kita kembali melihat IBADAH DARI ANTIKRIS di dalam Daniel 8.
Daniel 8:12
(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
 
Suatu kebaktian diadakan secara fasik, inilah praktek menghujat kemah kediaman Allah dengan segala kegiatan Roh yang ada di dalamnya. Akhirnya, antikris ini mengadakan kebaktian secara fasik, mengapa? Karena antikris sudah menggantikan korban sehari-hari dengan kebaktian secara fasik.
 
Korban sehari-hari, itulah:
1.      Korban sembelihan = Ibadah yang dihubungkan dengan salib.
2.      Korban santapan = Airman Allah yang benar dan murni.
 
Kemudian, kebenaran dihempaskannya ke bumi. Sesudah kebenaran itu dihempaskan, korban sehari-hari dihempaskan ke bumi, dianggap kecil, diinjak-injak, selanjutnya perhatikan kalimat: apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
Artinya, inti dari kebaktian fasik adalah sibuk berbicara tentang keberhasilan secara dunia, yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Kerajaan Sorga (Kerajaan Allah).
 
Perlu untuk diketahui: Berbicara tentang keberhasilan secara dunia kaitannya adalah ...
-          Keberkatan secara jasmani.
-          Kemudian, kaitannya adalah mujizat-mujizat palsu yang diadakan oleh antikris tersebut. Seperti yang tertulis dalam Wahyu 13, satu dari antara tujuh kepala mengalami luka parah yang membahayakan hidupnya, namun pada akhirnya, sembuh, itu adalah mujizat kesembuhan.
Jadi, keberhasilan secara duniawi kaitannya adalah keberkatan secara jasmani, kemudian kaitannya adalah mujizat-mujizat palsu yang diadakan oleh antikris tersebut; itu saja, tidak lebih, tidak kurang -> orang-orang yang mencuri kemuliaan Allah.
 

-          Saya ini tidak anti mujizat, kita semua butuh mujizat, misalnya; yang sakit sembuh, yang timpang (lumpuh) berjalan, yang tuli mendengar, yang buta melihat, dan lain sebagainya, sebagaimana yang telah diadakan oleh Yesus dalam pelayanan-Nya di atas muka bumi ini.

-          Saya juga bukan anti keberkatan, saya rindu diberkati.

Tetapi kalau ibadah itu hanya berbicara soal keberhasilan secara duniawi, namun menghentikan korban sehari-hari, itulah;
-          ibadah yang dihubungkan dengan salib,
-          dan Firman Pengajaran Mempelai sebagai pengajaran yang murni dan benar,
maka itulah yang disebut dengan kebaktian fasik.
 
Lebih dalam Rasul Paulus menjelaskan tentang KEBAKTIAN FASIK, kebaktian yang dijalankan oleh antikris, sebab memang mereka menggantikan korban sehari-hari dengan kebaktian fasik.
Filipi 3:17
(3:17) Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
 
Rasul Paulus layak untuk menjadi contoh teladan bagi sidang jemaat di Asia kecil. Di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya itu, dia sibuk mencari perkara di atas dan memikirkan perkara di atas, dia tidak sibuk memikirkan perkara di bawah, sebab dia memiliki pendirian yang teguh tentang salib Kristus di tengah pemberitaan Firman Allah kepada sidang jemaat di Korintus 1:22-24. Jadi, Rasul Paulus layak untuk menjadi contoh teladan.
 
Keberhasilan secara duniawi dan keberkatan secara jasmaniah, itu belum layak untuk menjadi contoh teladan. Yang layak untuk menjadi contoh teladan, selanjutnya layak untuk diikuti hanyalah salib di Golgota.
Itu sebabnya, dengan yakin Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, -- syaratnya ialah -- ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. Mengapa dengan yakin Yesus berkata bahwa Dia layak untuk menjadi contoh teladan terhadap pengikut-pengikut-Nya? Karena Dia sudah terlebih dahulu menyerahkan diri-Nya untuk mati di kayu salib. Itu yang penting.
 
Sekarang, kita BANDINGKAN dengan ibadah dari antikris, di mana mereka menyelenggarakan suatu kebaktian fasik; mengapa bisa terjadi seperti itu?
Filipi 3:18-19
(3:18) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. (3:19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
 
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis ... Hal itu jelas; dalam penderitaannya, di tengah ibadah dan pelayanannya, ketika melayani sidang jemaat, Rasul Paulus banyak mengalami pergumulan.
Apa meterai dari pergumulan? Itulah tetesan air mata yang jatuh di tempat yang rendah, karena hanya orang rendah hatilah yang sanggup memikul salib.
 
... Banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Inilah yang sangat disesalkan oleh Rasul Paulus; dia sangat menangisi, dia sangat menyesali sikap-sikap dari kebaktian yang semacam ini.
 
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, karena banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus tadi, akhirnya pasti binasa. Kalau tidak menyangkal diri, memikul salib, mengikut TUHAN, pasti binasa. Ayo, biarlah kita rendah hati di dalam menyangkal diri dan memikul salibnya.
 
Lihat, dengan tandas Rasul Paulus berkata: Banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus, sama seperti antikristus, di mana mereka menghentikan korban sehari-hari, sehingga menggantikannya dengan mengusahakan kebaktian fasik
Mengapa hal itu terjadi? Karena ternyata, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi, perkara lahiriah, yaitu;
-          keberhasilan,
-          keberkatan secara jasmaniah,
-          dan sibuk dengan mujizat-mujizat palsu.
 
Mengapa antikris menjadi seteru salib Kristus? Dengan jelas Filipi 3:19 mengatakan: “pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi”, pikiran mereka tidak tertuju kepada perkara di atas, pikiran mereka tidak tertuju kepada perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan sebagai hasil dari pekerjaan Yesus di kayu salib.
Pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi, itulah perkara lahiriah, itulah keberhasilan, keberkatan jasmani, dan sibuk mengadakan mujizat palsu, di mana tujuannya adalah untuk memuaskan dan menyenangkan hati dunia, bukan menyenangkan hati TUHAN.
 
Jadi, betul-betul antikris ini sangat memahami betul untuk menyedot perhatian dari dunia. Janganlah kita seperti itu ya, tetapi biarlah kiranya kita menjadi suatu kehidupan yang taat, berarti; mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar, artinya; tidak pamer-pamer. Orang yang pamer-pamer di dalam melayani, sibuk dengan sensasi-sensasi, ingat rumus ini; pasti orang semacam ini banyak melakukan kesalahan di tempat yang tersembunyi, itulah timbal baliknya.
 
Sepintas kita sudah melihat geliat, lika-liku, visi dan misi ibadah pelayanan dari antikris; dan biarlah itu menjadi berkat bagi kita tentunya.
 
Maka, kita kembali untuk membaca Wahyu 13.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
 
Tadi kita sudah melihat: Ibadah dan pelayanan yang dijalankan oleh antikris menyedot perhatian dari manusia duniawi, akhirnya seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Manusia duniawi yang heran terhadap mujizat palsu yang diadakan oleh antikris itu, pada akhirnya mereka mengikuti binatang itu, pada akhirnya mereka menjadi pengikut-pengikut dari antikris.
 
Kalau gereja TUHAN atau orang Kristen hanya mengharapkan kepuasan secara jasmaniah, maka tidak tertutup kemungkinan, orang-orang semacam ini akan menjadi pengikut-pengikut antikris; saya yakin mengatakan hal itu. Oleh sebab itu;
-          Jangan kita bodoh walaupun kita kaya. Bodoh = Melupakan TUHAN.
-          Jangan kita tolol walaupun kita mempunyai gelar tinggi. Tolol = Tidak punya pengertian.
Sebab di dalam Yeremia 4:22, orang yang tolol dan bodoh biasanya pandai untuk melakukan kejahatan.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Manusia duniawi yang heran terhadap mujizat palsu yang diadakan oleh antikris itu, pada akhirnya menjadi pengikut-pengikut dari antikris. Mengapa? Karena hati mereka telah dipuaskan oleh cara dari pelayanan antikris tersebut.
 
Barulah, setelah mereka menjadi pengikut-pengikut dari antikris, selanjutnya kita perhatikan ayat 4.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
 
Pengikut-pengikut antikris tersebut digiring untuk selanjutnya menyembah naga itu dan menyembah binatang yang keluar dari dalam laut (antikris).
Jadi, cara antikris untuk menggiring pengikut-pengikutnya sungguh luar biasa; pelan, tetapi pasti binasa. Berbanding terbalik dengan pengikut-pengikut Kristus; perlahan-lahan, tetapi pasti selamat.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Pengikut antikris digiring untuk selanjutnya menyembah naga dan menyembah binatang (antikris) itu sendiri. Bukankah ini bodoh namanya?
Jangankan manusia fasik, jangankan antikris -- itulah binatang yang keluar dari dalam laut --, satu dari tua-tua itu pun tidak mau untuk disembah, sehingga dia berkata kepada Rasul Yohanes: Saya ini sama dengan engkau, jangan engkau menyembah saya, tetapi sembahlah TUHAN Allahmu. Tetapi di sini kita melihat; antikris itu sangat lihai, sangat licik, sehingga pengikut-pengikut itu digiring begitu rupa untuk selanjutnya menyembah naga dan menyembah binatang yang keluar dari dalam laut (antikris).
 
Jadi, jangan kita sesekali mengandalkan pengertian dari manusia daging. Jangan andalkan harta, kekayaan, uang yang banyak, gelar tinggi untuk menghadapi geliat lika-liku dari antikris; kita tidak akan mampu. Tetapi belajarlah untuk bersandar kepada dada Kristus, supaya sama dengan Rasul Yohanes yang mendapatkan pembukaan rahasia Kerajaan Sorga di pulau Patmos.
 
ALASAN pengikut-pengikut antikris menyembah naga itu ialah sebab naga itu telah memberikan kuasa yang besar kepada antikris.
Jadi, manusia duniawi ini, ternyata mereka itu hanya heran terhadap kuasa-kuasa seperti mujizat-mujizat, kuasa-kuasa yang hanya berbicara soal keberhasilan, keberkatan, dan lain sebagainya; itu saja yang membuat mereka heran.
Seharusnya, salib Kristus sangat heran dan ajaib. Heranlah terhadap salib Kristus; sungguh heranlah Kristus, sungguh heranlah Allah kita, Dia kubu pertahanan, tempat perlindungan, tempat perteduhan kita masing-masing, Dialah gunung batu.
 
ALASAN pengikut-pengikut itu menyembah binatang (antikris) ialah karena mujizat palsu yang diadakan oleh antikris itu sendiri.
Sebenarnya, ini merupakan penyembahan yang salah, penyembahan yang keliru dari pengikut-pengikut antikris tersebut; ini penyembahan yang salah kaprah. Mengapa salah kaprah? Karena dari dasarnya pun sudah salah. Kalau dasar bangunan salah, maka ke atasnya juga salah, tingkat kemiringannya akan semakin jauh. Kalau dasarnya salah, nanti ujungnya semakin jauh dari TUHAN.
Jangan kita berbicara soal kebangkitan sedang berlangsung, tetapi mengabaikan dasar yang teguh, itulah salib Kristus, korban Kristus, dan akhirnya penyembahan mereka salah kaprah, jauh dari harapan TUHAN; dan itu menyedihkan hati TUHAN tentunya.
 
Sudah berapa banyak kita menyakiti hati TUHAN? Sudah sangat banyak sekali, bahkan tidak terhitung. Tidak hanya banyak, tetapi juga berulang-ulang, bahkan dengan sengaja menyakiti hati TUHAN; itu artinya, manusia itu betul-betul keras hati. Saya tambahkan; selain keras hati, juga keras kepala.
Hasil kolaborasi dari keras hati dan keras kepala adalah tegar tengkuk, lehernya tidak digunakan untuk menundukkan kepala di kaki salib = tanpa ketundukkan. Kalau keras hati dan keras kepala kolaborasi, maka hasilnya adalah tidak ada penundukan.
Hati-hati yang keras hati; jangan bawa kebenaranmu, tetapi akuilah kebenaran yang dari sorga.
 
Itulah pengikutan yang salah kaprah, merupakan penyembahan yang salah dan keliru dari pengikut-pengikut antikris.
 
Sekarang, kita bandingkan dengan PENGIKUTAN YANG BENAR.
Tadi malam hal ini sudah disinggung dalam kesempatan Ibadah Kaum Muda Remaja, tetapi jika kita kembali memperhatikannya kembali, ini tidaklah menjadi soal, sampai kita memperoleh suatu pengertian yang suci dari TUHAN.
 
Kita akan memperhatikan Matius 2, dengan perikop: “Orang-orang majus dari Timur”. Tentang orang-orang majus ini tidak ditemukan, tidak diketahui asal muasalnya, tidak ada orang yang tahu alamat rumahnya. Demikianlah Roh Allah kalau bekerja; kita tidak tahu datang dari mana dan ke mana perginya, itulah suasana kebangkitan untuk selanjutnya menuju kepada kemuliaan.
Dan memang, TUHAN sudah lupakan latar belakang kita, TUHAN sudah lupakan kejahatan dan kenajisanmu, segala tipu muslihatmu sudah TUHAN lupakan, TUHAN lupakan latar belakang itu; oleh sebab itu, jadilah orang-orang majus.
 
Matius 2:1-2
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
 
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem. Kalau TUHAN sudah lupakan dosa masa lalu, kita menjadi kehidupan yang polos, tidak peduli sekalipun Yesus lahir pada zaman yang tidak enak. TUHAN sudah lupakan dosa masa lalu, kita tidak peduli dengan segala sesuatu. Yang hanya kita tahu adalah Yesus Raja orang Yahudi sudah lahir.
 
Dari pembacaan Matius 2:1-2, Bintang Timur menuntun orang-orang majus.
Jadilah suatu kehidupan yang sama dengan orang-orang majus, sebab TUHAN sudah lupakan masa lalu kita, TUHAN tidak peduli dengan latar belakang kita, dan TUHAN tidak ragu untuk menuntun kehidupan yang semacam ini.
Jadi, tidak usah kecil hati, tidak usah rendah diri. Jangan pernah merasa tertuduh. Sekali menyerah seperti orang majus, menyerahlah untuk selamanya. Jangan berhenti dalam pengikutan kepada TUHAN
 
Sekali lagi saya sampaikan: Bintang Timur menuntun orang-orang majus. Bintang Timur à Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh-El Kudus = Akal budi dan kebijaksanaan, itulah yang menuntun orang-orang majus.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita mengikuti geraknya Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, firman dalam terang Roh-El Kudus yang akan menuntun kita sampai kepada kebenaran; dituntun tepat sampai kepada kebenaran.
 
Jangan mau dituntun oleh bintang-bintang yang tidak jelas, tetapi biarlah kita dituntun oleh bintang Timur yang gilang-gemilang, itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh-El Kudus, itulah akal budi dan kebijaksanaan.
Kalau bintang-bintang lain, itu kebodohan dan membinasakan. Itu sebabnya, dalam Yesaya 14, antikris juga disebut Bintang Timur, tetapi bukan gilang-gemilang.
 
Selanjutnya, perhatikan: Orang-orang majus dituntun sampai kebenaran, dengan satu tujuan; untuk menyembah Allah yang hidup.
Seperti yang tertulis pada ayat 2: Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia. Jadi, tujuan mereka mereka untuk mengikuti TUHAN, dituntun sampai kepada kebenaran adalah untuk menyembah Allah yang hidup; itu saja.
 
Kita ini disebut pengikut Kristus; apabila kita menyangkal diri, memikul salib dan mengikut TUHAN, maka nanti kita akan dituntun sampai kepada kebenaran. Kebenaran itu berarti tidak terdapat lagi noda, aib, atau cacat cela, tidak terdapat lagi kesalahan.
Namun, sekalipun tidak terdapat lagi kesalahan, dengan lain kata sudah jauh dari perbuatan jahat, jauh dari perbuatan najis, tidak boleh puas di situ, tetapi harus lanjut sampai kepada kekekalan. Kekekalan; Penyembahan. Kekekalan; Penyerahan diri.
Jadi, harus sampai kepada kekekalan, itulah penyembahan, atau penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
 
Matius 2:9
(2:9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.
 
Kalau mengikuti gerak dari Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terang Roh-El Kudus, maka akan tiba sampai kepada tujuan, selanjutnya hidup dalam doa penyembahan.
 
Matius 2:10-11
(2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
 
Setelah tiba tepat pada kebenaran, selanjutnya mereka menyembah Allah yang hidup, dan mereka membuktikannya. Jadi, perkataan dan perbuatan mereka sama, itulah orang-orang majus.
 
Dalam suasana penyembahan itu, orang-orang majus mempersembahkan 3 (tiga) perkara:

1.      Emas, berbicara tentang; kemurnian à Firman Allah. Firman Allah itu murni.

2.      Kemenyan, berbicara tentang; doa penyembahan à Kasih Allah. Hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, itu adalah penyembahan.

3.      Mur, berbicara tentang; pengurapan à Roh Allah yang suci.

Inilah yang dipersembahkan oleh orang-orang majus. Jadilah kehidupan orang-orang majus secara rohani, sehingga di dalam penyembahan itu kita mempersembahkan 3 (tiga) perkara, yaitu emas, kemenyan, dan mur.
 
KESIMPULANNYA: Orang-orang majus à Manusia-manusia Ilahi yang akhirnya diangkat hidup-hidup ke sorga, yakni:
1.      Musa, berbicara tentang; kemurnian dari Taurat Allah.
2.      Henokh, berbicara tentang; penyembahan = kasih Allah.
3.      Elia, berbicara tentang; pribadi yang diurapi oleh Roh Allah yang suci.
Biarlah kita merindu supaya akhirnya kita semua diangkat dan diselamatkan, sama seperti tiga manusia Ilahi. Oleh sebab itu, biarlah kita menjadi manusia Ilahi saja.
 
Kita akan melihat PELAJARAN yang sangat menarik, yang dapat kita pelajari kembali dari Injil Matius 2:2.
Matius 2:2
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
 
Perhatikan kalimat: Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?
Berarti, Yesus yang dilahirkan itu adalah Raja orang Yahudi. Pendeknya; Yesus adalah Raja. Tetapi, jangan lupa; ketika Ia lahir, Ia dibaringkan di dalam palungan.
 
Dari Injil Matius 2:2 ini, kita mendapat suatu pelajaran yang begitu manis, menjadi suatu pelajaran yang begitu menarik dan mengherankan. Mengapa saya katakan demikian? Sebab, dari ayat 2 ini, kita dapat mengambil suatu kesimpulan, YANG PERTAMA: DIBARINGKAN DI DALAM PALUNGAN, menunjukkan bahwa; Yesus adalah Anak Domba Allah yang disembelih.
Ini adalah suatu pelajaran yang sangat menarik, dan kita harus memperhatikan pelajaran ini supaya pengikutan kita benar sama seperti pengikutan dari orang majus, di mana mereka dituntun oleh bintang timur yang gilang-gemilang, tidak dituntun oleh bintang timur yang menyesatkan, itulah antikris.
 
Kembali saya sampaikan: Dibaringkan di dalam palungan, menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang disembelih. Hal ini dihubungkan langsung dengan Injil Matius 20:20-28, dengan perikop “Permintaan Ibu Yakobus dan Yohanes; bukan memerintah, melainkan melayani”.
 
Namun, kita awali pembacaan pada ayat 20-21 saja.
Matius 20:20-21
(20:20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. (20:21) Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
 
Isteri Zebedeus meminta kepada TUHAN Yesus supaya kedua anak laki-lakinya, yaitu Yakobus dan Yohanes, kelak berada di dalam kerajaan Sorga, lalu duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus Kristus. Itulah permintaan isteri Zebedeus kepada TUHAN Yesus.
 
Kalau kita tidak paham, sepintas permintaan atau doa permohonan ini baik dan rohani, tetapi lihat, apa jawaban Yesus terhadap permintaan dari isteri Zebedeus tentang dua anaknya itu.
Matius 20:22-23
(20:22) Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." (20:23) Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
 
Yesus menjawab, kata-Nya: Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta.” Jadi, permintaan, permohonan dalam doa isteri Zebedeus ini salah; dia salah meminta, dia tidak tahu apa yang diucapkannya kepada TUHAN.
Tidak sedikit orang Kristen seperti ini: “TUHAN, buat saya berhasil. TUHAN, berkati ini, berkati itu. Memangnya saudara saja yang mau diberkati? Tetapi yang menjadi persoalannya adalah: apakah permintaan itu sesuai dengan kehendak TUHAN? Bukankah itu persoalannya sekarang?
 
Lalu, ketika isteri Zebedeus dalam keadaan salah ketika menaikkan doa permohonannya kepada TUHAN, selanjutnya Yesus berkata: Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum, maksudnya; menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung di kayu salib? Lalu, kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
Memang, kalau ikut TUHAN harus sangkal diri, pikul salib, dan ikut TUHAN, berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, sama seperti Yesus menderita di kayu salib, dan memang harus begitu untuk ikut TUHAN.
 
Kemudian, Yesus berkata kepada mereka: Cawan-Ku memang akan kamu minum ... ” Memang, pengikut-pengikut Kristus harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut TUHAN; memang itu harus.
Selanjutnya Yesus kembali berkata: “... tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Singkatnya; soal berada di dalam Kerajaan Sorga, itu adalah kehendak Allah. Kepada siapa TUHAN berkemurahan, itu adalah kehendak Allah Bapa, bukan kehendak siapa-siapa. Kerajaan Sorga bukan kehendak manusia, Kerajaan Sorga adalah kehendak Allah; itu sebabnya, ketika kita berada di tengah-tengah Kerajaan Sorga, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, jangan kita kerjakan menurut kehendak sendiri.
Jangan kalau tidak sesuai dengan hati, lalu kita marah-marah; engkau harus menangis di hadapan TUHAN kalau itu pernah terjadi. Jangan mencak-mencak, ngomel, bersungut-sungut, menggerutu, persis seperti anak kecil, tidak tahu apa yang diperbuatnya, persis seperti isteri Zebedeus; tidak mengerti apa yang dia sampaikan, dia tidak mengerti yang dia mohonkan.
Kebodohan semacam ini banyak terjadi, tetapi saya berharap hal itu terjadi terulang di dalam diri kita masing-masing.
 
Jadi, di dalam mengikut TUHAN, kita memang harus memikul salib, tetapi untuk berada di dalam Kerajaan Sorga, itu adalah hak Allah, Dialah yang menentukannya; TUHAN yang menentukan segala sesuatu.
 
Matius 20:24
(20:24) Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
 
Mendengarkan permintaan dari isteri Zebedeus ini, 10 (sepuluh) rasul-rasul yang lain marah. Tidak sedikit orang Kristen memiliki roh yang demikian; ketika melihat kesalahan orang lain, lantas cepat-cepat marah, padahal kesalahan dari 10 (sepuluh) rasul itu juga banyak.
Oleh sebab itu, saya sedikit tersenyum melihat tingkah dari 10 (sepuluh) murid atau 10 (sepuluh) rasul yang lain ini, yang ternyata juga ada di tengah-tengah kita masing-masing, bukan? Tetapi, kiranya itu tidak lagi terjadi di antara kita. Sepintas, memang itu manusiawi, tetapi kalau kita sudah di dalam TUHAN, kita harus lebih rohani.
 
Matius 20:25-28
(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (20:26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (20:27) dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; (20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
 
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Inilah pekerjaan Anak Domba Allah yang disembelih, yaitu menjadi tebusan bagi banyak orang, sebab Dia adalah Anak Domba Allah yang disembelih.
 
Dari pembacaan Matius 20:25-28, kita dapat menemukan 2 (dua) hal:
HAL PERTAMA; Ukuran untuk menjadi pemimpin di dalam dunia:
1.      Pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyat dengan tangan besi.
2.      Pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Itu pemimpin di dalam dunia; tetapi, ukuran untuk menjadi pemimpin di dalam TUHAN tidaklah demikian.
HAL KEDUA; Ukuran untuk menjadi pemimpin di dalam TUHAN:

1.      Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayan. Jadi, yang terbesar, tandanya adalah pelayan.

2.      Barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba. Jadi, terkemuka itu harus menjadi hamba.

Inilah pemimpin di dalam TUHAN. Jadi, pemimpin “di dalam dunia” dengan pemimpin “di dalam TUHAN”, itu berbanding terbalik, kontradiksi, tidak sama.
 
Sekali lagi saya sampaikan, kalau pemimpin di dalam TUHAN;

-          Yang terbesar menjadi pelayan. Jadi, kalau mau menjadi besar di hadapan, layani saja, maka pasti besar di mata TUHAN.

-          Kemudian, untuk menjadi yang terkemuka (terdepat) hendaklah menjadi hamba.

Mari kita katakan: “Aku adalah hamba-hamba yang tidak berguna; aku hanya melakukan apa yang aku harus lakukan bagi TUHAN”.
SEBAGAI CONTOH: Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, selanjutnya untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang disembelih. Ini adalah suatu pelajaran yang sangat berharga bagi kita malam ini di dalam hal mengikuti TUHAN.
 
Jadi, kita melihat; keberadaan dari orang majus ini tidak salah di dalam hal mengikuti TUHAN, mereka tahu siapa yang mereka ikuti. Perkataan dan perbuatan mereka sama, tidak seperti isteri Zebedeus; dia tidak tahu apa yang dia katakan kepada TUHAN, dia tidak tahu apa yang dia perbuat di hadapan TUHAN.
 
Kembali saya sampaikan: Ketika Yesus lahir, Dia dibaringkan di dalam palungan. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang disembelih. Kalau kita memahami bahwa Yesus adalah Anak Domba yang disembelih, maka pasti pengikutan kita benar, tidak salah.
-          Dalam cara kita berdoa, memohon, meminta dalam doa tidak salah.
-          Menjadi pemimpin yang benar di mata TUHAN.
Dua perkara itu akan nyata dalam kehidupan kita.
 
Dari Injil Matius 2:2 ini, kita mendapat suatu pelajaran yang begitu manis, menjadi suatu pelajaran yang begitu menarik dan mengherankan. Mengapa saya katakan demikian? Sebab, dari ayat 2 ini, kita dapat mengambil suatu kesimpulan, YANG KEDUA: YESUS ADALAH RAJA ORANG YAHUDI, menunjukkan bahwa; Yesus adalah Singa dari suku Yehuda.
Jadi, sangat bermanfaat sekali pelajaran-pelajaran yang kita petik dari Injil Matius 2:2 ini; oleh sebab itu, mari kita memperhatikan penjelasan tentang pelajaran yang kedua dari Injil Matius 2:2 ini dengan sungguh-sungguh.
 
Kembali saya sampaikan: Yesus adalah raja orang Yahudi, menunjukkan bahwa Yesus adalah Singa dari suku Yehuda. Singa itu adalah raja hutan, raja dari semua binatang di hutan.
 
Terkait dengan SINGA DARI SUKU YEHUDA ini, kita hubungkan langsung dengan Wahyu 5.
Wahyu 5:3-4
(5:3) Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya. (5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
 
Tidak ada seorang pun dapat membuka gulungan kitab;

-          Baik yang di sorga, itulah para malaikat-malaikat.

-          Baik yang di bumi à Hamba-hamba TUHAN yang sudah menerima 5 (lima) jabatan, termasuk saya sendiri.

-          Baik yang di bawah bumi à Alam berzah, alam maut.

 
Tidak ada seorang pun yang dapat membukakan rahasia firman dari dalam dirinya, baik itu makhluk di sorga, di bumi dan di bawah bumi; oleh karena itulah, Rasul Yohanes menangis sejadi-jadinya; ini bukanlah tangisan biasa.
Ini juga adalah tangisan saya setiap kali mempersiapkan Firman TUHAN; maka, kiranya saudara juga belajar menghargai korban Kristus. Saya pun banyak belajar;

-          selain belajar untuk meneliti Firman TUHAN dalam Kitab Suci yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,

-          yang tidak kalah penting, saya juga harus belajar di kaki salib berjam-jam.

Ini bukanlah omong kosong. Ini adalah tangisan saya.
 
Oleh sebab itu, jangan gampang menangis ...
-          Hanya karena Corona, lalu stress, dan menangis.
-          Hanya karena tidak ada beras, lalu stress, dan menangis.
Memang harus saya akui, itu manusiawi, tetapi tangisan semacam ini tidak menyelesaikan pergumulan saudara.
Tangisan yang dapat menghapus air mata, tangisan yang dapat menyelesaikan segala persoalan di atas muka bumi adalah tangisan dari seorang hamba TUHAN saat menantikan pembukaan rahasia firman.
 
Wahyu 5:5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
 
Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepada Rasul Yohanes: “Jangan engkau menangis!” Bukan salah jika Rasul Yohanes menangis, tetapi perkataan “Jangan engkau menangis!” di sini menunjukkan bahwa sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, Dia telah berkemenangan dan memberi kemenangan bagi kita, dengan demikian; maut -- musuh yang terakhir -- telah dikalahkan, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.
Singkatnya: Singa dari suku Yehuda, yaitu Tunas Daud, mampu membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya, Dia sanggup menyingkapkan rahasia firman Allah.
 
Pengikutan yang benar adalah pengikutan dari orang majus. Kita mengikuti TUHAN, tetapi harus membutuhkan, harus mencari pembukaan rahasia Firman TUHAN; itu yang benar. Jangan mengikuti suatu ibadah, sebuah pelayanan, tetapi di dalamnya tidak ada pembukaan rahasia firman, itu adalah pengikutan yang keliru.
 
Jadi, pengikut-pengikut antikris pada akhirnya dituntun sampai kepada penyembahan yang salah, dituntun sampai kepada penyembahan yang keliru, karena dasar mereka di dalam mengikuti TUHAN sudah salah. Oleh sebab itu, kita pun tidak boleh salah di dalam hal mengikuti TUHAN. Jika mengikuti sebuah ibadah, mengikuti sebuah pelayanan, di dalamnya harus terjadi pembukaan rahasia firman.
Yesus adalah raja orang Yahudi, Dia Singa dari suku Yehuda; Dia yang sanggup membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya, Dia yang sanggup menyingkapkan rahasia firman, sampai segala sesuatu yang terselubung akhirnya tersingkap, pintu-pintu yang tertutup akhirnya terbuka, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
 
Mungkin kita sekarang ini sedang mengalami jalan buntu dengan banyaknya persoalan, dengan banyaknya pergumulan, tetapi Singa dari suku Yehuda telah menyelesaikan segala persoalan, telah menyelesaikan segala pergumulan, telah membuka pintu-pintu yang tertutup; yang susah dihibur, yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan kembali.
Kita bersyukur, kita berada di dalam pengikutan yang benar, kita berada di track jalur yang benar. Segala kemuliaan hanya bagi Dia, tidak untuk yang lain-lain, sebab Dia sudah berkemenangan, dan kemenangan itu diberikan kepada kita. TUHAN sudah membukakan rahasia firman-Nya, maka segala pintu-pintu yang tertutup akan terbuka.
 
Sidang jemaat yang mengikuti pemberitaan firman ini di rumah masing-masing, baik yang di Malaysia, di Bandung, maupun umat TUHAN yang terus memberikan diri untuk digembalakan lewat live streaming baik di dalam negeri maupun di luar negeri, perhatikan: Singa dari suku Yehuda telah berkemenangan, dan kemenangan itu sudah diberikan kepada kita lewat pembukaan rahasia firman Allah, maka segala pintu-pintu yang tertutup akan terbuka, sebab tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
 
Orang-orang majus adalah orang-orang yang penuh dengan kasih karunia. Dia lupakan latar belakang saya dan saudara; Dia tidak ingat lagi alamat rumah saya dan saudara. Yang penting sekarang adalah hari ini dan seterusnya, bagaimana cara pengikutan kita kepada TUHAN? Oleh sebab itu, jangan sesekali melihat dan mengingat ke belakang lagi.
 
Lihat SINGA DARI SUKU YEHUDA di dalam Amos 3.
Amos 3:1-2
(3:1) Dengarlah firman ini, yang diucapkan TUHAN tentang kamu, hai orang Israel, tentang segenap kaum yang telah Kutuntun keluar dari tanah Mesir, bunyinya: (3:2) "Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu.
 
Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi” Perkataan TUHAN ini tertuju kepada mereka yang sudah ditebus oleh Anak Domba Paskah yang telah disembelih. Jadi, tidak usah ingat masa lalu, tetapi berpikirlah seperti orang-orang majus.
 
Amos 3:7-8
(3:7) Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. (3:8) Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?"
 
Di sini kita perhatikan: Singa dari suku Yehuda telah mengaum, siapakah yang tidak takut?
Kalau TUHAN sudah bukakan rahasia firman-Nya, kita semua menjadi suatu kehidupan yang takut dan gentar. Oleh sebab itu, kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar. Jangan hanya terlihat manis di depan manusia, tetapi di belakangnya banyak kejahatan yang tersembunyi.
Tetapi kalau Singa dari suku Yehuda sudah mengaum, siapa yang tidak takut? Kalau terjadi pembukaan rahasia firman, dan kalau kita terima dengan segala kerendahan hati kita masing-masing, maka kitalah pribadi-pribadi yang menjadi suatu kehidupan yang takut akan TUHAN, tidak berani melakukan dosa di tempat yang tersembunyi.
 
Kemudian, Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?
Pekerjaan nabi adalah bernubuat, membukakan rahasia firman. Berarti, segala rahasia yang terkandung di dalam hati akan tersingkap = dosa dibongkar dengan tuntas setuntas-tuntasnya. Inilah yang terjadi kalau Singa dari suku Yehuda sudah mengaum, untuk selanjutnya berkemenangan terhadap dosa yang ditimbulkan oleh 3 (tiga) si seteru, yaitu dunia, Setan dan daging.
 
Lalu, kemenangan yang diberikan oleh Singa dari suku Yehuda itu sampai kapan?
Kejadian 49:8
(49:8) Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.
 
Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu ... Mengapa ada pujian terhadap Yehuda? Karena tangan Yehuda menekan tengkuk musuhnya, sehingga Yehuda mendapatkan pujian-pujian dari saudara-saudaranya.
Kemudian, di sini juga dikatakan: “ ... kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu” Bahkan, sampai saudara-saudaranya pun akan sujud kepada Yehuda.
 
Singkatnya dari ayat 8 ini: Yehuda adalah gambaran pribadi yang berkemenangan. Yesus adalah Singa dari suku Yehuda, Dialah Tunas Daud, dan Daud itu berasal dari suku Yehuda.
 
Kejadian 49:9
(49:9) Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
 
Kemenangan yang diberikan oleh  Singa dari suku Yehuda adalah kemenangan yang selama-lamanya. Tidak ada yang dapat menggangu gugat Singa dari suku Yehuda.
Kita butuh pembukaan rahasia firman yang memberi kemenangan kepada kita, untuk selanjutnya membawa kita untuk berada di tempat yang tinggi, dan kemenangan itu sifatnya selama-lamanya.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN, karena Dia adalah Singa dari suku Yehuda yang berkemenangan, dan kemenangan itu diberikan kepada kita untuk selama-lamanya. Dan selanjutnya, kita berada di tempat yang tinggi sampai selama-lamanya; bahagia bersama dengan Dia.
Dunia ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, baik itu harta, kekayaan, uang yang banyak, termasuk mujizat palsu, itu semua sifatnya sementara, tetapi kemenangan yang diberikan oleh Singa dari suku Yehuda sifatnya adalah untuk selama-lamanya. Amin.
 
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment