KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 12, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 06 FEBRUARI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 06 FEBRUARI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 223)
 
Subtema: DISUCIKAN, DIMURNIKAN, DIUJI LEWAT PEMBUKAAN FIRMAN
 
Shalom.
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memberi kesempatan bagi kita untuk menikmati kasih dan kemurahan-Nya; membawa korban dan persembahan, sampai nanti menikmati pembukaan rahasia Firman TUHAN jikalau TUHAN izinkan.
Dan saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang terus mengikuti pemberitaan Firman TUHAN, Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel lewat live streaming video internet Youtube, Facebook GPT “BETANIA” Serang Cilegon, provinsi Banten, Indonesia,  di mana pun anda berada, TUHAN memberkati saudara. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera Allah menyertai di hati kita masing-masing, di mana pun anda berada.
 
Selanjutnya, mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:37
(41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya.
 
Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. Usul yang dimaksud dituliskan dalam Kejadian 41:32-36.
 
Kejadian 41:38-39
(41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah? (41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
 
Singkatnya: Yusuf adalah...
-          Seorang yang penuh dengan Roh Allah yang suci.
-          Seorang yang berakal budi dan bijaksana.
Hal ini diakui langsung oleh Firaun dengan penuh keyakinan -- dia tidak ragu lagi --, beserta dengan para pegawai-pegawainya.
 
Kejadian 41:27-31
(41:27) Ketujuh ekor lembu yang kurus dan buruk, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun kelaparan (41:28) Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku Firaun: Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. (41:29) Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir. (41:30) Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini. (41:31) Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan di negeri ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu.
 
Keyakinan Firaun bahwa Yusuf adalah seorang yang penuh dengan Roh Allah, serta berakal budi dan bijaksana, YANG PERTAMA: SEJAK YUSUF DAPAT MENGARTIKAN DUA KALI MIMPI FIRAUN.
Sekalipun dua mimpi itu memang berbeda, namun artinya sama, yakni;

-          Akan terjadi 7 (tujuh) tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir.

-          Kemudian, akan timbul 7 (tujuh) tahun kelaparan dan menguruskeringkan seluruh negeri Mesir, peristiwa ini sesuai dengan Amos 8:11.

Jadi, Yusuf dapat mengartikan mimpi Firaun sebanyak dua kali; sekalipun berbeda, namun artinya tetap sama. Baik mimpi yang pertama, maupun mimpi yang kedua Firaun diartikan begitu rupa oleh Yusuf.
 
Kejadian 41:32
(41:32) Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya.
 
Dua kali Firaun bermimpi, menunjukkan bahwa; hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya.
 
Apa yang telah ditetapkan oleh Allah tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, dan tidak dapat dibatalkan oleh siapapun, sebab rencana Allah akan berlangsung sesuai dengan apa yang telah ditetapkan-Nya. Oleh sebab itu, kita masing-masing harus memiliki hikmat, akal budi dan kebijaksanaan, yakni pembukaan rahasia Firman TUHAN. Kita harus menerima pembukaan rahasia firman, atau memiliki pembukaan rahasia Firman TUHAN, sehingga;

-          Kita boleh mengerti tentang segala sesuatu.

-          Kita boleh mengerti tentang masa dan waktu.

-          Kita juga boleh mengerti tentang apa yang akan terjadi, baik untuk masa sekarang dan untuk masa yang akan datang. 

Demikianlah Yusuf di pemandangan Firaun; itu sebabnya, Firaun sangat yakin bahwa Yusuf adalah benar-benar seorang yang penuh dengan Roh Allah yang suci dan seorang yang berakal budi dan bijaksana. 
 
Jadi, hanya orang yang penuh Roh Allah dan orang yang berakal budi dan bijaksanalah yang memahami tentang segala sesuatu yang akan terjadi, baik sekarang, besok, lusa, dan yang akan datang. Orang yang bodoh tidak memahami apa pun yang terjadi, bahkan yang terjadi di sekitarnya, dan itu juga dituliskan dalam 1 Tesalonika 5, Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput.
Orang-orang fasik berkata bahwa semuanya damai, tetapi mereka tidak tahu bahwa kedatangan TUHAN itu sama seperti pencuri di malam hari; kedatangan-Nya tiba-tiba bagi mereka yang tidak memahami, bagi mereka yang tidak mengerti, bagi mereka yang tidak tidak memiliki pembukaan rahasia firman, itulah orang yang bodoh. Tetapi orang yang berakal budi dan bijaksana mengerti, memahami segala sesuatu yang terjadi.
Bersyukurlah, jikalau sampai saat ini, TUHAN masih menyatakan kasih dan kemurahan-Nya lewat pembukaan rahasia firman.
 
Kita kaitkan dengan Daniel 9, dengan perikop: “Tujuh puluh kali tujuh masa.” Jelas ini berbicara soal tujuh tahun kelimpahan, sesudah itu, akan terjadi satu kali tujuh masa, atau tujuh tahun kelaparan yang hebat, yang memuncak pada pertengahan yang kedua, itulah 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua, di mana antikris berkuasa di atas muka bumi ini selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Untuk menghadapi ini, kita butuh yang namanya pembukaan firman.
 
Daniel 9:20
(9:20) Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus Allahku,
 
Dalam doa, Daniel menaikkan permohonannya bagi TUHAN. Mengapa? Karena TUHAN adalah gunung batu yang teguh, karena TUHAN adalah gunung kudus Allahnya; Dialah tempat perlindungan, Dialah tempat perteduhan, kubu pertahanan. Itulah yang disebut ibadah yang berkubu. Ibadah itu memang harus dihubungkan langsung dengan salib.
 
Daniel 9:21-23
(9:21) sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. (9:22) Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. (9:23) Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu!
 
Sementara dia menaikkan permohonannya dalam doa-doanya, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. Jadi, sesuai dengan penglihatan Rasul Yohanes di pulau Patmos dalam Wahyu 1:1-3.
 
Lalu ia mengajari Daniel dan berbicara dengan Daniel: Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi ... Hikmat akal budi dan kebijaksanaan diperoleh oleh Daniel, mengapa demikian? Untuk mengerti. Mengerti apa? Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman -- terjadilah pembukaan rahasia firman --, maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu!
 
Kalau pada akhirnya kita boleh mengerti tentang segala sesuatu yang akan terjadi, baik untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, jelas itu merupakan sinyal besar, yaitu suatu tanda bahwa TUHAN mengasihi kita sekaliannya. Sebagaimaan dengan Daniel; kepadanya diberitahukan segala sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang atau di hari-hari terakhir, karena Allah sangat mengasihi dia.
Singkatnya: Daniel ini adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana, dia mengerti tentang rahasia firman, karena TUHAN membukakan rahasia firman.
 
Kita akan memperhatikan Daniel 12:3-4, yang juga lebih ditegaskan lagi di sini, bahwa Daniel ini seorang yang memiliki hikmat Allah; berakal budi dan bijaksana.
Daniel 12:3-4
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya. (12:4) Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah."
 
Daniel sudah menerima pembukaan rahasia firman dari TUHAN melalui Gabriel, malaikat TUHAN, roh-roh TUHAN. Setelah itu, Gabriel memberi pesan, yaitu: Sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman, simpanlah firman yang dibukakan itu sampai pada akhir zaman. Setelah tiba akhir zaman, banyak orang, banyak hamba TUHAN akan menyelidikinya, menyelidiki pembukaan rahasia firman TUHAN yang diterima oleh Daniel dari TUHAN dengan perantaraan roh-roh TUHAN, itulah malaikat Gabriel.
 
Jadi, kalau di tengah-tengah ibadah dan pelayanan terjadi pembukaan rahasia firman yang hebat, itu tandanya bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Ini adalah akhir zaman; jangan bermain-main. Maka, kalau kita beribadah, cari ibadah di mana di dalamnya terdapat pembukaan rahasia firman. Hanya orang yang berakal budi dan bijaksana yang mengerti segala rencana Allah lewat pembukaan rahasia Firman Allah.
Daniel adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana, karena kepada dia diberikan pembukaan rahasia firman, sehingga mengerti tentang segala sesuatu, mengerti sampai pada akhir zaman nanti. Sekalipun Daniel tidak berada pada akhir zaman, tetapi dia mengerti apa yang akan terjadi.
Oleh sebab itu, pesan dari pada roh-roh TUHAN, pesan dari pada malaikat Gabriel adalah simpan rapi, tuliskan dengan rapi firman itu supaya nanti orang meneliti dan menyelidikinya lagi. Maka, kalau kaum muda remaja menulis firman yang didengar dalam setiap pemberitaan Firman TUHAN, tulis dengan rapi, jangan asal-asal menulis, sebab di situlah letak keberhasilanmu nanti, di situ letak keberkatanmu dari TUHAN. Jangan terpaksa dalam menulis Firman TUHAN.
 
Kembali saya sampaikan: Daniel adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana. Mengapa? Karena dia memiliki pembukaan rahasia firman, dan lewat lewat pembukaan rahasia firman inilah nanti pengetahuan akan bertambah, sehingga mengerti tentang segala sesuatu yang akan terjadi, termasuk sampai pada akhir zaman.
 
Perlu untuk diketahui: Jikalau Firman Allah semakin dibukakan, bahkan semakin gencar terjadi dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita, -- di atas tadi sudah saya katakan -- menunjukkan bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Berarti, dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Dari mana kita dapat mengerti hal itu? Karena TUHAN semakin gencar menyatakan pembukaan rahasia firman dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita.
 
Jadi, ukuran keselamatan itu tidak bisa diukur dari hal-hal yang lahiriah, bukan dilihat dari sensasi, bukan dilihat dari banyaknya jumlah jemaat yang dilayani oleh seorang hamba TUHAN, tetapi dari pembukaan firman yang benar dan murni, dari seorang hamba TUHAN yang tulus hatinya.
 
Tentang Daniel 12:3-4 ini kaitannya kita baca pada ayat 9-10, yang kita mulai pembacaan dari ayat 8.
Daniel 12:8-10
(12:8) Adapun aku, memang kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: "Tuanku, apakah akhir segala hal ini?" (12:9) Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman. (12:10) Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.
 
Firman yang dibukakan yang diterima oleh Daniel dari TUHAN dengan perantaraan malaikat Gabriel, itu harus disimpan dengan rapi. Sebab, di akhir zaman ini banyak hamba-hamba TUHAN yang tulus dan murni hatinya dalam mengasihi TUHAN, mengasihi sidang jemaat, dan dia akan meneliti firman yang dibukakan itu dengan rapi, dengan segala kerendahan hatinya, sehingga oleh pembukaan firman yang diterima hamba TUHAN yang tulus ini, banyak orang akan disucikan, dimurnikan, dan diuji.
 
Jadi, lewat pembukaan rahasia firman yang terjadi di akhir zaman ini, maka banyak orang:
1.      Akan disucikan.
2.      Akan dimurnikan.
3.      Akan diuji.
Sejenak, marilah kita dengan segala kerendahan hati kita, menerima penjelasan tentang 3 (tiga) hal di atas dengan singkat dan sederhana.
 
Penjelasan tentang: DISUCIKAN.
Perlu untuk diketahui: Kehidupan yang rela dan bersedia untuk disucikan adalah pribadi yang benar-benar rindu dan mendambakan untuk hidup suci. Jadi, yang rela disucikan oleh air firman adalah orang yang benar-benar rindu, orang yang mendambakan dirinya untuk hidup dalam kesucian.
Kita rindu untuk hidup suci, bukan? Oleh sebab itu, mari kita secepatnya membaca dan memperhatikan Efesus 5:26-27.
 
Efesus 5:26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
 
Kita disucikan, jelas oleh air dan firman, bukan? Berarti, TUHAN mau menempatkan kita di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat, tanpa kerut atau yang serupa itu = Kudus dan tidak bercela. Itu saja maunya TUHAN.
 
Manfaat hidup suci, Yang Pertama: Kita harus hidup suci, karena kita telah memiliki atau telah menerima janji-janji Allah.
2 Korintus 7:1
(7:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
 
Karena kita telah memiliki atau menerima janji-janji Allah, maka mau tidak mau, kita harus hidup suci.
 
Manfaat hidup suci, Yang Kedua: Kita harus hidup suci supaya layak mendekat kepada Allah, dengan kata lain; tidak mendua hati.
Yakobus 4:8
(4:8) Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
 
Mendekatlah kepada Allah, maka sudah pasti Ia juga akan mendekat kepada kita. Tetapi, kita harus tahu; bagaimana cara untuk mendekat kepada TUHAN? Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
 
Jadi, kita harus hidup suci supaya layak mendekat kepada Allah, dengan kata lain; tidak lagi mendua hati.
Mengapa orang mendua hati; sebagian hati untuk TUHAN, sebagian lagi untuk yang lain? Itu karena dia belum hidup suci di hadapan TUHAN. Tetapi, kalau kita memang merindu untuk mendekat kepada TUHAN, mau tidak mau, kita harus hidup suci dan tidak lagi mendua hati. Mari kita bawa segenap hati ini hanya kepada Dia, berarti; mau tidak mau, kita memang harus hidup suci.
 
Manfaat hidup suci, Yang Ketiga: Kita memang harus hidup suci karena kita menaruh pengharapan, karena pengharapan kita hanya kepada TUHAN.
1 Yohanes 3:3
(3:3) Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
 
Manfaat dari hidup suci adalah karena kita menaruh pengharapan kepada TUHAN. Jadi, pengharapan itu adalah hidup suci; kesucian itulah pengharapan kita. Kalau memang kita menaruh pengharapan kepada TUHAN, maka hidup sucilah.
Jangan kita berkata “saya menaruh pengharapan kepada TUHANku”, tetapi mengabaikan kesucian, itu mustahil. Ayo, siapa yang mau menaruh pengharapan kepada TUHAN? Maka, hidup sucilah kalau begitu.
 
Yesaya 52:11-12
(52:11) Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN! (52:12) Sungguh, kamu tidak akan buru-buru keluar dan tidak akan lari-lari berjalan, sebab TUHAN akan berjalan di depanmu, dan Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu.
 
Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Inilah Firman TUHAN yang diadopsi oleh Rasul Paulus, lalu disampaikan kembali kepada sidang jemaat di Korintus, seperti yang tertulis di dalam 2 Korintus 7:1 tadi. Kemudian, di sini juga dikatakan: Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!
 
Sungguh, kamu tidak akan buru-buru keluar dan tidak akan lari-lari berjalan ... Santai saja di dalam TUHAN, tenang, tetapi bukan berarti tidak melayani. Pengertian santai di sini ialah tenang saja. Dalam hal kita melayani TUHAN; tenang saja, sebab TUHAN akan berjalan di depanmu, dan Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu.
 
Singkatnya: Hidup suci, berarti; tidak menjamah apa yang najis. Mengapa harus hidup suci? Supaya kita layak untuk melayani TUHAN dan layak untuk melayani pekerjaan TUHAN, mengangkat pekakas-perkakas TUHAN.
 
Ayo, yang memegang perkakas-perkakas TUHAN, mulai dari pada Komputer, Laptop, yang memegang Kamera Video, yang memegang alat musik, yang memegang mixer sound system, yang memegang apa saja, tahirkanlah dirimu, jangan menjamah apa yang najis.
Pendeknya: Biarlah kita hidup suci untuk layak melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, supaya tidak terjadi kesalahan-kesalahan.
 
Kemudian, di sini ada suatu jaminan manakala kita harus hidup suci:
-          Kalimat yang pertama: Sungguh, kamu tidak akan buru-buru keluar.
-          Kalimat yang kedua: Dan tidak akan lari-lari berjalan.
Ini jelas berbicara tentang;
-          Ketenangan yang dijanjikan oleh TUHAN.
-          Dan kedamaian.
-          Serta kesejahteraan yang TUHAN berikan.
Mengapa hal ini nyata dalam kehidupan kita? Sebab ...

1.      TUHAN akan berjalan di depanmu, TUHAN yang berjalan di depan kita masing-masing. Berarti, kalau TUHAN berjalan di depan, maka segala sesuatu yang terjadi di depan, TUHAN yang mengatasi.

2.      Kemudian, Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu. Kalau TUHAN yang menutup barisan, maka tidak takut dengan dosa masa lalu, tidak takut dengan si seteru yang mengejar di belakang, sebab Dia yang menutup barisan di belakang.

Sebab memang, kita harus akui sesuai dengan nats Firman TUHAN, dosa masa lalu itu sama seperti si pendendam, dia akan mengejar terus sampai dapat, dan sebelum dapat, dia tidak akan berhenti mengejar. 

Tetapi percayalah, kalau kita hidup suci; selain layak melayani TUHAN dan pekerjaan-Nya, TUHAN juga sudah memberi jaminan; Dia yang berjalan di depan dan menutup barisan belakang.
 
Jadi, tenang saja. Yang melayani TUHAN, tenang saja. Yang belum mendapat pekerjaan, tenang saja, asal hidup suci, tahirkan dirimu, jangan menjamah apa yang najis. Tenang saja, sebab segala sesuatu ada waktunya. Jangan yang lahiriah dikejar, tetapi kejarlah sumbernya, itulah hidup suci.
 
Penjelasan tentang: DIMURNIKAN.
Setiap orang atau masing-masing kita, dimulai dari gembala sidang atau hamba-hamba TUHAN, maupun para imam-imam ataupun pelayan-pelayan TUHAN, hingga sampai kepada seluruh sidang jemaat, tanpa terkecuali hidup muda remaja, kita semua harus dengan rela hati untuk dimurnikan, supaya kita memiliki kemurnian iman di hadapan TUHAN. Jadi, setiap manusia harus rela dimurnikan. 
 
Sekarang, kita akan melihat CONTOH TANPA KEMURNIAN, di dalam Yesaya 1, dengan perikop: “Hukuman atas Yerusalem.
Kita sudah ada di Yerusalem untuk beribadah dan melayani TUHAN, tetapi mengapa hukuman itu berlangsung atas Yerusalem? Ini adalah pertanyaan yang malam ini akan terjawab langsung dari pembacaan Yesaya 1:21-23.
 
Yesaya 1:21-23
(1:21) Bagaimana ini, kota yang dahulu setia sekarang sudah menjadi sundal! Tadinya penuh keadilan dan di situ selalu diam kebenaran, tetapi sekarang penuh pembunuh. (1:22) Perakmu tidak murni lagi dan arakmu bercampur air. (1:23) Para pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri. Semuanya suka menerima suap dan mengejar sogok. Mereka tidak membela hak anak-anak yatim, dan perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka.
 
Bagaimana ini, kota yang dahulu setia sekarang sudah menjadi sundal! Dahulu setia di kota Allah, di tengah ibadah dan pelayanan, loh kok sudah bersundal dengan banyak perkara, dengan pekerjaan, dengan kesibukan, menuntut ilmu setinggi langit, mengejar gelar tinggi kesarjanaannya, tetapi tidak setia di tengah ibadah dan pelayanan, itulah yang disebut “orang yang bersundal.”
 
Kemudian, di tengah kota Yerusalem tadinya penuh keadilan dan di situ selalu diam kebenaran, tetapi akhirnya di tengah-tengah kota Yerusalem penuh dengan pembunuh. Dalam suratan 1 Yohanes 3: 15, seorang yang membenci sesamanya (saudaranya) setara dengan dosa membunuh. Jadi, di dalamnya sudah penuh dengan kebencian; tidak ada keadilan, tidak ada kebenaran, ditambah lagi penuh kebencian.
 
Inilah yang disebut ketidakmurnian, tidak ada kemurnian di tengah ibadah dan pelayanan:

1.      Ada persundalan. Tadi sudah saya terangkan di atas, persundalan yang terjadi, yaitu karena pekerjaan, kesibukan, karena menuntut ilmu setinggi bintang di langit, karena harta, kekayaan, gelar tinggi dan lain sebagainya, sehingga meninggalkan TUHAN, meninggalkan ibadah dan pelayanan, itu adalah persundalan.

2.      Selain itu, di tengah-tengah kota Yerusalem, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu juga tidak ada lagi keadilan, kemudian di dalamnya tidak diam kebenaran, selain kebencian yang menimbulkan kelaliman dan keonaran.  

Inilah yang disebut ketidakmurnian, menunjukkan bahwa; kota Yerusalem tidak memiliki kemurnian iman.
 
Jadi, kehidupan yang tidak murni, tidak nampak 2 (dua) hal:

1.      Tidak nampak tanda ketebusan. Perak à Ketebusan. Tetapi di sini dikatakan: Perakmu tidak murni lagi.

2.      Tidak nampak tabiat yang manis, sikap yang manis, perbuatan yang manis, perkataan yang manis, segala sesuatu yang manis tidak nampak lagi. Itu jelas menunjuk arak yang dicampur, itu sebabnya di sini dikatakan: “arakmu bercampur air.” Sebelum dicampur, arak itu manis rasanya, tetapi sesudah dicampur, semuanya menjadi pahit. Ketika sesuatu dicampur dengan dosa, maka semuanya menjadi pahit; perkataannya pahit, sikapnya pahit, perbuatannya pahit, karena hatinya juga pahit.

Demikianlah kehidupan yang tidak murni di tengah ibadah dan pelayanan di hadapan TUHAN.
 
Yohanes 1:23
(1:23) Para pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri. Semuanya suka menerima suap dan mengejar sogok. Mereka tidak membela hak anak-anak yatim, dan perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka.
 
Kembali saya sampaikan: Sebagai bukti ketidakmurnian ialah ...
1.      Tidak setia karena dosa sundal = melacur kepada yang bukan TUHAN.
2.      Tanpa keadilan dan kebenaran sebab terjadi pembunuhan (kebencian).
 
Prakteknya: Para pemimpin, yakni hamba-hamba TUHAN menjadi pemberontak. Mengapa menjadi pemberontak? Alasannya ialah:

-          Karena bersekongkol dengan pencuri. Mengambil milik orang lain, mengambil sesuatu yang bukan miliknya, disebut pencuri, termasuk tidak mengembalikan miliknya TUHAN (sepersepuluh), itu juga disebut pencuri.

Di hari-hari terakhir ini, ada saja hamba TUHAN yang menganut kepercayaan bahwa; sidang jemaat tidak perlu mengembalikan milik TUHAN -- itu sama dengan bersekongkol dengan pencuri --, dengan alasan; yang penting baginya persembahan (upeti) secara pribadi berjalan. Biasanya itulah yang terjadi kalau bersekongkol dengan pencuri. Jadi, ada udang di balik batu.

Mengapa seseorang bersekongkol dengan pencuri? Secara logika, kalau sidang jemaat mengembalikan milik TUHAN, berarti sidang jemaat melakukan firman, tetapi kalau sidang jemaat ditegaskan untuk melakukan firman, tidak banyak sidang jemaat mau melakukan Firman TUHAN, termasuk orang kaya; maka, mau tidak mau, praktek dari ketidakmurnian itu ialah harus bersekongkol dengan pencuri. Inilah yang disebut “ada udang di balik batu.”

-          Karena suka menerima suap. Dan akhirnya para pemimpin, yaitu hamba-hamba TUHAN, gembala sidang suka menerima suap.

-          Karena mengejar sogok

 
Jadi, sudah jelas; bersekongkol dengan pencuri, ternyata suka menerima suap, dan juga ternyata suka menerima sogok. Dan akhirnya, kalau itu saja yang ada di dalam hati dan pikirannya, maka otomatis pemimpin, gembala sidang, hamba TUHAN semacam ini tidak membela hak anak-anak yatim dan tidak membela perkara janda-janda, dengan kata lain; sudah menjadi pribadi yang egois. Inilah ketidakmurnian itu.
Maka, dengan demikian; SETIAP ORANG HARUS HIDUP DI DALAM KEMURNIAN, dimulai dari gembala sidang, para pemimpin, hamba-hamba TUHAN, serta pelayan-pelayan TUHAN, sampai kepada seluruh sidang jemaat harus hidup di dalam kemurnian, supaya hukuman itu tidak jatuh atas Yerusalem, supaya hukuman itu tidak jatuh kepada kita yang ada di tengah-tengah kota Yerusalem, ibadah dan pelayanan.
 
1 Petrus 1:6
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
 
Dari ayat ini, kita dapat memaknai, bahwa; ternyata, TUHAN izinkan untuk seketika lamanya kita harus berdukacita oleh cobaan-cobaan yang terjadi di atas muka bumi ini. Cobaan itu terjadi ternyata atas seizin TUHAN, itulah makna dari ayat 6 yang kita baca ini.
 
1 Petrus 1:7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
 
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu, untuk membuktikan kemurnian dari setiap orang, yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api, dengan lain kata; kemurnian iman jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana yang sudah dimurnikan, sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Jadi, pergumulan-pergumulan yang sedang kita hadapi di atas muka bumi ini bukanlah tanpa tujuan, namun ternyata untuk membuktikan kemurnian iman kita masing-masing.
 
Perlu untuk diketahui: Kemurnian iman itu jauh lebih tinggi nilainya dari emas yang telah dimurnikan.
Kalau seseorang memiliki kemurnian iman, itu lebih bernilai tinggi dari apa yang ada di atas muka bumi ini, termasuk dari emas yang fana yang dimurnikan itu.
Jadi, jangan sampai anak-anak TUHAN salah dan keliru, maksudnya; jangan sampai anak-anak TUHAN menganggap bahwa emas yang murni (logam mulia) jauh lebih berharga nilainya dari pada kemurnian iman. Tetapi dengan jelas TUHAN mengatakan: kemurnian iman lebih tinggi nilainya dari pada logam mulia.
Jangan saudara putar balik kebenaran firman TUHAN. Jangan sampai pekerjaan di bumi ini, kesibukan di bumi ini, apapun yang ada di bumi ini, harta, kekayaan, uang, jabatan yang tinggi, jangan sampai semua itu dianggap lebih tinggi nilainya dari ibadah dan pelayanan sebagai tempat yang berkuasa untuk memberi kemurnian iman.
 
Ketika kita melayani TUHAN tentu banyak pergumulan, sampai betul-betul bagaikan orang yang berdukacita; beribadah dengan disertai sangkal diri dan pikul salib, beribadah dengan disertai membawa banyak korban sampai betul-betul berduka, tetapi itu semua TUHAN izinkan, dengan satu tujuan supaya kemurnian iman itu ada dan terjadi di dalam diri kita masing-masing, sampai kita betul-betul memiliki kemurnian iman, dan itu ternyata yang membuat kita bernilai tinggi dari pada logam mulia. Itu yang membuat kita berharga di mata TUHAN. Haleluya..
Jangan sampai kita salah mengerti soal “berharga di mata TUHAN.” Banyak sekali hamba-hamba TUHAN mendengungkan soal “berharga di mata TUHAN”, tetapi kemurnian iman tidak didegungkan, tidak digemakan, tidak disuarakan, itu salah kaprah.
 
Kegunaan atau manfaat bila kita memiliki kemurnian iman adalah;
-          Untuk memperoleh puji-pujian dari TUHAN,
-          Untuk memperoleh kemuliaan dari TUHAN,
-          Untuk memperoleh kehormatan dari TUHAN,
tepatnya pada hari TUHAN, pada saat TUHAN datang pada kali yang kedua dalam kemuliaan-Nya, yang diiringi oleh para malaikat-Nya.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Maleakhi 3, dengan perikop: “TUHAN datang untuk menghukum.” Pada hari TUHAN, Ia akan memberi pembalasan kepada setiap orang sesuai dengan perbuatannya.
Tetapi kita sudah melihat di atas tadi: Kehidupan yang sudah memiliki kemurnian iman akan memperoleh puji-pujian dari TUHAN, memperoleh kemuliaan dari TUHAN, memperoleh kehormatan dari TUHAN pada hari TUHAN, pada saat TUHAN datang pada kemuliaan-Nya yang diiringi oleh para malaikat-Nya. Demikian juga, TUHAN datang untuk menghukum; pada hari TUHAN, TUHAN akan mengadakan pembalasan sesuai dengan perbuatan-perbuatannya.
Oleh sebab itu, miliki kemurnian iman. Iman adalah roda penggerak (motor penggerak) supaya ibadah pelayanan ini berjalan dengan baik. Roda kehidupan kita di hadapan TUHAN adalah iman; oleh sebab itu, milikilah kemurnian iman, jangan sampai beriman kepada yang salah.
 
Maleakhi 3:1
(3:1) Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
 
Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dan hal ini sudah digenapi oleh nabi terakhir, itulah nabi Yohanes, atau yang disebut juga dengan Yohanes Pembaptis; dia membaptis, yang berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan. Inilah yang menjadi perjalanan hidup kita di atas muka bumi ini sampai kelak nanti dipermuliakan. Persiapkanlah jalan bagi TUHAN.
 
Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam, tidak akan ditunda-tunda lagi. Kedatangan TUHAN tidak lama lagi, itulah yang kita kehendaki. Kedatangan TUHAN yang kita kehendaki, tidak ada yang lain. Kalau kita diberi kesempatan untuk bekerja itu adalah bonus, namun yang kita kehendaki hanya satu, yaitu TUHAN Yesus; Dia akan datang kembali dan masuk di bait-Nya.
 
Malekahi 3:2-3
(3:2) Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. (3:3) Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
 
Kalau pun saat ini kita menghadapi banyak pergumulan, dan oleh karena pergumulan itu kita berdukacita, ternyata itu terjadi atas seizin TUHAN supaya kita memiliki kemurnian iman. Sama seperti TUHAN; ternyata yang menyucikan mereka seperti emas, menyucikan mereka seperti perak, mengapa demikian? Supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
 
Singkatnya: Yang dapat bertahan akan hari kedatangan TUHAN adalah orang yang telah dimurnikan, yaitu orang yang memiliki kemurnian iman, yang akan memperoleh puji-pujian, yang akan memperoleh kemuliaan, yang akan memperoleh kehormatan pada hari TUHAN. Kemurnian iman itu perlu supaya kita layak untuk membawa korban dan mempersembahkannya di hadapan TUHAN, mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
Banyak korban yang dipersembahkan tetapi belum tentu benar, mengapa? Karena tidak memiliki kemurnian iman. Kalau melayani karena iman kepada perkara lahiriah, itu bukan korban persembahan yang benar kepada TUHAN. Jadi, jelas, mau tidak mau, kita harus memiliki kemurnian iman.
 
Sekarang, penjelasan tentang: DIUJI.
1 Korintus 11:31
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.
 
Hukuman tidak menimpa kita, kalau kita dengan rela menerima ujian-ujian yang terjadi atas seizin TUHAN.
 
1 Korintus 11:32
(11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
 
Kalau kita menerima hukuman dari TUHAN atau hukuman (ujian) itu terjadi atas seizin TUHAN, itu sama dengan kita menerima didikan langsung dari TUHAN.
 
Bersyukurlah, anak-anak TUHAN yang sudah menerima didikan dimulai dari:
-          Sekolah Dasar (SD) selama 6 (enam) tahun;
-          Kemudian, Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 3 (tiga) tahun;
-          Kemudian, Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 3 (tiga) tahun;
-          Bahkan ada juga yang sampai kepada Perguruan Tinggi S1, S2, S3.
Namun itu semua belum sempurna untuk memperoleh pengetahuan tentang keselamatan yang TUHAN sediakan.
Tetapi kalau kita menerima hukuman dari TUHAN atau mengalami (menghadapi) ujian yang terjadi atas seizin TUHAN di atas muka bumi ini, itu artinya kita dididik langsung oleh TUHAN. Didikan semacam ini adalah didikan yang sempurna, karena melepaskan kita dari kebinasaan. Kalau pendidikan di bumi ini belum sempurna untuk melepaskan kita dari kebinasaan. Jadi, jangan saudara bersungut-sungut manakala harus menerima (menghadapi) ujian atas seizin TUHAN, sebetulnya inilah pendidikan yang heran, pendidikan dari TUHAN, dari sorga melebihi pendidikan-pendidikan yang ada di atas muka bumi ini.
Tidak salah jika kita duduk di bangku SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi, tetapi belum sempurna untuk mendapatkan keselamatan. Pendidikan yang sempurna adalah kalau kita menerima ujian demi ujian yang datang atas seizin TUHAN. Jujurlah kepada TUHAN; jangan sangkali hati nurani masing-masing.
 
Kita akan membaca 1Korintus 3, dengan perikop: “Dasar dan bangunan.
1 Korintus 3:10
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
 
Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap ... Rasul Paulus adalah seorang ahli bangunan yang cakap; dia ini juga sama seperti Musa yang membuat Tabernakel sesuai dengan contoh teladan yang diterima oleh Musa di atas gunung Sinai.

-          Kalau Musa mendapat petunjuk yang sempurna dari TUHAN untuk mendirikan Tabernakel, kemah Allah, rumah TUHAN, hidup kita = Alfa/Awal.

-          Kemudian, Rasul Yohanes juga oleh karena kasih karunia, dia menerima penglihatan-penglihatan di pulau Patmos, sampai akhirnya TUHAN juga membuka pintu sorga, sehingga diberi kesempatan untuk melihat Tabernakel sorgawi, rumah TUHAN yang sempurna, Bait Alalh yang sempurna, sesuai dengan Wahyu 4 = Omega/Akhir. 

Hal Musa dan Rasul Yohanes ini bagaikan Alfa dan Omega (Awal dan Akhir).
Tetapi, yang menjembatani dari Alfa dan Omega, dari Awal sampai Akhir adalah salib Kristus. Dan Rasul Paulus adalah seorang hamba TUHAN yang cakap membangun rumah TUHAN. Apa buktinya? “ ... Aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar ...” Rasul Paulus telah meletakkan dasar dari bangunan itu.
Salib Kristus, itulah yang menjembatani dari awal sampai akhir, Alfa sampai Omega. Pembangunan rumah TUHAN dari Musa sampai pembangunan rumah TUHAN yang dlihat oleh Rasul Yohanes -- itulah Tabernakel sorgawi --, dijembatani oleh Rasul Paulus.
Tak terselami jalan-jalan TUHAN, tak terselami rencana-rencana TUHAN, kalau betul-betul kita menghargai korban Kristus.
 
Rasul Paulus seorang ahli bangunan yang cakap, apa buktinya? Dia telah meletakkan dasar dari tiap-tiap bangunan, itu menunjuk kepada pribadi Yesus yang disalibkan, itulah korban Kristus, itulah batu penjuru, itulah batu yang mahal, itulah batu pilihan.
Salib Kristus, itulah yang menjembatani dari awal sampai akhir, dari Alfa sampai Omega. Yang menjembatani dari Tabernakel Musa sampai Tabernakel sorgawi (Rasul Yohanes di Patmos) adalah salib.
 
Kemudian, pada ayat 10 bagian B dikatakan: Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
Tadi saya sudah sampaikan: Rasul Paulus seorang ahli bangunan yang cakap, mengapa? Sebab dia telah meletakkan dasar bangunan, korban Kristus, batu penjuru, batu yang mahal, batu pilihan, supaya selanjutnya setiap orang membangun terus di atasnya.
Setelah nanti dasar bangunan itu diletakkan -- itulah korban Kristus, yang disebut juga batu penjuru atau batu yang mahal atau batu pilihan --, selanjutnya supaya setiap orang membangun rumahnya di atasnya, terus membangun di atasnya.
 
Sedikit tambahan: Seorang hamba TUHAN dilarang untuk menyampaikan kepada sidang jemaat bahwasanya kebangkitan kita sedang berlangsung tetapi tanpa dasar yang teguh, seperti Hiemenus dan Filetus, di dalam 2 Timotius 2. Berbicara soal suasana kebangkitan, tetapi dasar dari kebangkitan tidak disampaikan, jelas itu adalah ajaran setan, yang sama dengan penyakit kanker yang menjalar kepada sel-sel anggota-anggota tubuh yang lain.
 
Kemudian, setelah dasar bangunan itu diletakkan, selanjutnya; tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. APA MAKSUDNYA?
 
1 Korintus 3:11
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
 
Jadi, dasar bangunan itulah korban Kristus, Yesus yang disalibkan, disebut juga batu penjuru, atau batu yang mahal, atau batu pilihan.
 
Karena, ada hamba TUHAN berkata bahwa “batu” itu bukan korban Kristus. Dia protes ketika dia mendengar khotbah dari seorang hamba TUHAN yang menyatakan bahwa batu penjuru bukan korban Kristus, dia terlalu kuat dengan ilmu dan logika. Dia mempelajari Theo (TUHAN), tetapi juga dicampur dengan logikanya, akhirnya jadi susah sekali untuk menerima seutuhnya tentang Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
Dia pelajari Theo (TUHAN) tetapi dicampur dengan logikanya, itulah yang membuat dia susah. Saya tidak salahkan soal Theologi, tetapi yang saya maksud adalah dia pelajari TUHAN, tetapi dicampur dengan logika; akhirnya, ketika dasar bangunan itu disebut “batu” yang adalah gambaran dari korban Kristus, dia tidak terima, dia tolak. Dan dia tegasi saya dengan setegas-tegasnya, tetapi saya tidak perlu menjawab, karena hamba TUHAN tidak perlu berbantah-bantah.
 
Namun kita tidak perlu ragu bahwa dasar bangunan, dasar yang teguh, itulah korban Kristus. Itulah sebabnya Yesus disebut juga batu penjuru, disebut juga batu yang mahal, disebut juga batu pilihan.
 
Barulah kita memperhatikan; setelah dasar diletakkan, maka setiap orang harus memperhatikan bangunan yang dibangun di atas dasar itu, maksudnya adalah ...
1 Korintus 3:12-13
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, (3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
 
Jadi, setelah dasar bangunan itu diletakkan, selanjutnya setiap orang bebas membangun hidupnya di atas dasar itu, tetapi harus memperhatikan bangunannya, tidak boleh sembarang mendirikan bangunan di atas dasar bangunan. Jangan asal-asal dengan jenis bangunannya, tetapi harus memperhatikan jenis bangunan itu.
 
Di sini kita melihat, ada 2 (dua) jenis bangunan:
-          Jenis bangunan yang pertama: Emas, perak, batu permata.
-          Jenis bangunan yang kedua: Kayu, rumput kering, jerami.
Namun sekali waktu, dua jenis bangunan ini -- baik jenis bangunan yang pertama maupun jenis bangunan yang kedua -- akan menghadapi ujian lewat nyala api siksaan.
 
Semua harus melewati ujian. Jadi, tidak ada kehidupan di atas muka bumi ini yang tidak mengalami ujian. Setiap orang yang mengalami ujian, pasti naik kelas. Jadi, ujian itu membuktikan diri untuk berada di level tertentu. Sudah sampai di level mana bangunan rohani kita ini? Kan itu perlu. Jangan kita suka sekali bersungut-sungut manakala harus menghadapi ujian.
TUHAN ingin membuat kita berada di grade atau level yang lebih tinggi. Grade atau level tinggi tidak ditentukan oleh usia yang tua; itu adalah pernyataan seorang rekan hamba TUHAN di Pamulang.
 
Kembali saya sampaikan: Sekali waktu, dua jenis bangunan ini akan diuji oleh nyala api.
Perhatikan: Jenis bangunan yang pertama, yaitu emas, perak, baru permata. Jika diuji oleh nyala api siksaan, maka jenis bangunan yang pertama ini tidak akan terbakar dan tidak akan hangus; dia akan bertahan selama-lamanya, sampai dibawa masuk dalam Kerajaan Sorga, Yerusalem baru.
Oleh sebab itu, di dalam kitab Ayub 23:10, Ayub berkata: “Seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” Jikalau TUHAN menguji aku dengan nyala api siksaan, aku akan tampil seperti emas yang dimurnikan. Ayub banyak mengalami nyala api siksaan:

-          Ujian yang pertama:

1.      Ayub harus kehilangan harta benda, harta kekayaannya.

2.      Ayub harus kehilangan anaknya laki-laki dan perempuan.

-          Kemudian, ujian (nyala api siksaan) yang kedua ialah Ayub ditimpa oleh barah yang berbau busuk dari batu kepala sampai ke ujung kaki.

-          Disertakan dengan isteri yang fasik, isteri yang tidak bisa menopang, justru sebaliknya menjadi ujian yang begitu berat.

 
Jadi, kita harus bersyukur, bahwasanya untuk berada di grade atau level yang tinggi, itu ditentukan oleh ujian-ujian yang kita hadapi. Jika tidak mau menghadapi ujian, berarti tidak mau berada di level yang tinggi, tidak mau berada di grade tertinggi bangunan rohaninya.
Sebetulnya, ujian-ujian yang kita hadapi ini membawa kita sampai grade, sampai pada puncaknya, level yang tinggi, itulah Yerusalem baru. Itu sebabnya, kalau kita lihat Yerusalem baru dalam Wahyu 21 ...
 
Wahyu 21:11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
 
Kota Yerusalem yang baru jernih seperti batu permata yaspis. Ini adalah puncak dari ujian; Yerusalem baru bercahaya kemuliaan Allah, persis seperti cahaya dari batu permata yaspis.
 
Wahyu 21:16-18
(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama. (21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat. (21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
 
Kemudian, Kota Yerusalem baru terbuat dari emas tulen, emas murni. Emas adalah jenis bangunan yang tahan uji, dan pada akhirnya akan memuncak sampai menjadi Yerusalem baru.
 
Tetapi kalau jenis bangunannya terbuat dari jenis bangunan yang kedua, yaitu kayu, rumput kering, jerami, maka semua akan terbakar habis, tidak tahan terhadap nyala api sebagai ujian. Jadi, orang yang tidak tahan terhadap ujian akan dibakar dalam nyala api siksaan untuk selama-lamanya,  binasa dalam api neraka.
 
Jadi, ingat; ujian itu membawa kita sampai puncaknya yaitu Yerusalem baru, karena Yerusalem itu terbuat dari batu permata, terbuat dari emas, dan juga terbuat dari perak.
 
Tadi kita sudah melihat tentang “batu permata” dan “emas”, sekarang kita akan melihat tentang “perak.”
Wahyu 14:4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan ... Perempuan-perempuan yang dimaksud di sini bukan perempuan biasa.

1.      Perempuan yang pertama, itulah Izebel. Tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala, itu adalah ajaran Izebel; tidak ada ketundukan (tanpa ketundukan).

2.      Kemudian, perempuan yang kedua adalah perempuan Babel; dikuasai oleh kenajisan percabulannya, terikat dengan perkara lahiriah, harta, kekayaan, uang.

Tetapi 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang ini adalah orang-orang yang tidak mencemarkan diri dengan kedua perempuan ini. Kedua perempuan ini bukanlah perempuan biasa.
 
Kemudian, di sini dikatakan: “... karena mereka murni sama seperti perawan”, inilah emas murni, emas tulen.
 
Selanjutnya: Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu, inilah perak; kehidupan yang ditebus. Jadi, Yerusalem yang baru, itu adalah kehidupan yang ditebus, itulah perak.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN, karena ternyata, nyala api siksaan terjadi, aniaya karena firman terjadi, sengsara karena salib terjadi, itu adalah ujian untuk membawa kita ke level tinggi, grade yang lebih tinggi, memuncak sampai kepada Yerusalem baru.
Kalau jenis bangunan yang kedua menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian, maka akan terbakar hangus selama-lamanya di dalam api neraka. Oleh sebab itu, bersyukurlah kepada TUHAN kalau mengalami aniaya karena firman, sengsara karena salib.
Tetapi mengapa kita bisa mendapatkan pengertian semacam ini? Jelas, karena TUHAN membukakan rahasia firman-Nya, sehingga kita boleh mengerti tentang rencana-rencana Allah, tentang segala sesuatu yang terjadi ke depan, sehingga kita tidak binasa.
 
Kita akan memperhatikan 1 Petrus 4, dengan perikop: “Menderita sebagai orang Kristen.
Nyala api siksaan, aniaya karena firman, sengsara karena salib, itu harus terjadi kalau kita adalah orang Kristen. Jadi, jangan heran. Tetapi ajaran yang salah pun jangan diikuti; yang selalu berbicara soal kebangkitan, tetapi tidak bicara salib sebagai dasar yang teguh.
 
1 Petrus 4:12
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
 
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian ... Jangan heran dengan nyala api siksaan, tetapi heranlah kalau ibadah dan pelayanan itu tidak diajarkan tentang nyala api siksaan. Sekali lagi saya sampaikan: kalau sidang jemaat diajarkan tentang nyala api siksaan, jangan heran, karena itu merupakan ujian, di mana lewat ujian ini nanti menentukan level rohani kita; bisa tidak sampai memuncak kepada Yerusalem baru? Bukankah itu yang TUHAN tuntut?
Tiadalah mungkin kita menjadi Yerusalem yang baru, mempelai TUHAN, 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang ditebus jikalau kita tidak mengalami nyala api siksaan sebagai ujian. Jangan saudara menunjukkan kedewasaan rohani yang memuncak hanya karena gelar tinggi, hanya karena doktor, hanya karena gereja besar, sidang jemaat banyak, tidak. Kedewasaan rohani bukan dilihat dari perkara lahiriah, tetapi kedewasaan sampai grade atau level yang tertinggi adalah nyala api siksaan sebagai ujian.
 
Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Kalau menghadapi ujian, biasa saja, tidak usah dibesar-besarkan.
Kalau diajar ucapan syukur karena sudah dipelihara TUHAN, diberi nafas hidup, tidak usah sampai berdalih, tidak usah membela diri, tidak usah membesar-besarkan diri. Kalau diajar untuk mempersembahkan persembahan sulung di tiap tahunnya, tidak usah berdalih, tidak usah bersungut-sungut, sebab itu adalah ujian untuk membawa kita sampai kepada puncak rohani, Yerusalem baru. Tidak usah dibesar-besarkan, biasa saja. Saat membawa korban ucapan syukur, membawa persembahan sulung, biasa saja. Kalau melayani dengan sangkal diri, pikul salib, biasa saja, tidak usah dibesar-besarkan. Kalau ada teguran karena salah, biasa saja, itu supaya kita berada di level tinggi.
 
1 Petrus 4:13
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
 
Kalau Yesus menyangkal diri, memikul salib, maka kita harus mendapat bagian dari apa yang dialami Yesus, karena Dia adalah TUHAN dan Juruselamat, sampai kelak kita dipermuliakan di dalam kota Yerusalem baru.
 
1 Petrus 4:14
(4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
 
Justru lewat sengsara salib, aniaya karena firman sebagai ujian, itu merupakan sarana yang paling efektif untuk memperoleh Roh kemuliaan, sehingga kita semua penuh dengan Roh Allah.
 
Jadi, tidak ada sarana yang lain untuk dipenuhkan dengan roh kemuliaan, selain sengsara salib. Jangan salah. Biar seperti apapun hamba TUHAN di atas muka bumi ini, sekalipun jemaatnya puluhan ribu, jangan terima pengurapan dengan cara melempar (menyiram) minyak. Saya tidak perlu tunjuk orangnya siapa. Ajaran semacam ini kan datangnya dari Korea; karena jemaatnya puluhan ribu.
Lalu yang anehnya, banyak juga hamba TUHAN di Indonesia ini yang bodohnya tidak ketulungan; untuk mengurapi sidang jemaatnya, dia harus mengambil minyak Bimoli (minyak sayur) dari dapur, lalu disiramkan kepada sidang jemaat. Dan yang lucunya; diperjualkan belikan pada satu buli-buli kecil. Saya heran dengan sidang jemaat turut bodoh minta ampun.
Tetapi sidang jemaat di GPT “BETANIA”, bahkan yang memberi diri digembalakan lewat live streaming, engkau tidak bodoh.
 
Ingat: Urapan itu terjadi setelah Yesus mengalami penumbukan di atas kayu salib. Minyak zaitun tumbuk; Yesus sudah mengalami penumbukan itu di atas kayu salib, itu adalah sarana yang paling efektif supaya kita menerima Roh kemuliaan, penuh dengan Roh Allah.
Jadi, bukan dilihat dari rubuh-rubuhnya. Kalau ada kelepasan, pasti dia rubuh; tetapi kalau penuh dengan Roh Kudus, dia tidak rubuh, dia akan menjadi orang asing dengan bahasa lidah. Pengertian ini sudah kita terima; jadi, jangan bodoh lagi.
 
1 Petrus 4:15
(4:15) Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
 
Yang dimaksud dengan nyala api siksaan adalah menyangkal diri memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan. Jangan menderita karena kejahatan, karena kesalahan, dan lain sebagainya.
 
1 Petrus 4:16
(4:16) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
 
Tidak usah malu memikul salib; tidak usah minder, tetapi percaya diri saja dan jangan tawar hati.
 
1 Petrus 4:17
(4:17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
 
Tidak usah malu terhadap nyala api siksaan, toh itu juga yang memberikan pembelaan bagi kita manakala antikris berkuasa di atas muka bumi ini. Untuk apa gengsi memikul salib, padahal dengan memikul salib itu nanti nyata pembelaan TUHAN manakala antikris berkuasa di atas muka bumi ini; itu saja, tidak susah untuk dipahami, dan kiranya kita semua memahami hal itu.
 
Jadi, TUHAN membuat suatu rencana yang indah. Jangan kita bicara Theo (TUHAN), tetapi dicampur logika; tidak bisa.
Secara matematika; 1 + 1 hasilnya adalah 2 (dua), tetapi di dalam TUHAN; 1 + 1, salib-Nya sudah mempersatukan, sehingga hasilnya tetap 1 (satu). Oleh sebab itu, dewasalah sampai kepada puncak grade, yaitu Yerusalem baru.
 
Daniel 12:9-10
(12:9) Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman. (12:10) Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.
 
Kembali saya sampaikan: Lewat pembukaan rahasia firman, kita semua disucikan, kita semua dimurnikan, kita semua diuji. Kita harus menyadari hal itu; jangan kita malu saat menyangkal diri memikul salib, saat menghadapi (melewati) banyaknya ujian. Tidak usah malu kalau toh juga TUHAN menjanjikan keselamatan.
 
Tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya ...
-          Orang fasik tidak akan mau disucikan.
-          Orang fasik tidak akan mau dimurnikan.
-          Orang fasik tidak akan mau melewati sengsara salib sebagai ujian.
Janganlah berlaku fasik. Jangan sombong, jangan angkuh, tetapi rendah hatilah.
 
Tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya. Orang bijaksana memahami, mengerti tentang segala sesuatu yang terjadi lewat pembukaan rahasia firman.
 
Daniel 12:11
(12:11) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.
 
Barulah pada ayat 11 ini, sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu, ada 1.290 (seribu dua ratus sembilan puluh) hari.
Jadi, yang memahami soal aniaya antikris yang berlangsung selama 3.5 (tiga setengah) tahun sekaligus terlepas dari Pembinasa Keji ini adalah orang yang berakal budi dan bijaksana, karena dia mengerti tentang segala sesuatu yang terjadi lewat pembukaan firman yang TUHAN sudah nyatakan. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
 
Kita akan melihat keyakinan Firaun untuk yang kedua bahwasanya Yusuf adalah orang yang penuh dengan Roh Kudus dan orang yang berakal budi dan bijaksana di minggu yang akan datang. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment