KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, February 18, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 13 FEBRUARI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 13 FEBRUARI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 224)
 
Subtema: RAJA DILANTIK DI GUNUNG SION
 
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita masing-masing.
Kita bersyukur, oleh karena rahmat TUHAN, kita dimungkinkan untuk berada di tengah Ibadah Kaum Muda Remaja.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming Youtube, Facebook di mana pun anda berada, baik di dalam dan di luar negeri.
Selanjtunya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kiranya firman yang dibukakan itu berkuasa untuk meneguhkan setiap hati kita masing-masing, sehingga ibadah ini tidak menjadi sia-sia, ibadah ini menjadi korban dan persembahan yang menyenangkan hati TUHAN, mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang, maupun untuk masa yang akan datang; nama TUHAN dipermuliakan.
 
Segera saja kita kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:37-39
(41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya.(41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
 
Singkatnya:
-          Yusuf adalah seorang yang penuh dengan Roh Allah yang suci
-          Yusuf adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana.
 
Kita berdoa, supaya TUHAN kirimkan akal budi dan kebijaksanaan itu dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita di atas muka bumi ini, itulah Firman Allah yang dibukakan rahasianya, itulah hikmat, itulah akal budi kebijaksanaan, sehingga kita boleh mengerti tentang segala sesuatu yang terjadi baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang, kita juga memahami masa dan waktu.
Dan minggu yang lalu kita sudah terima penjelasan tentang hal itu.
 
Yusuf adalah seorang yang penuh dengan Roh-El Kudus, seorang yang berakal budi dan bijaksana, hal itu diakui oleh Firaun dengan penuh keyakinan, tanpa keraguan.

-          Itu sebabnya, kalau kita perhatikan ayat 38, Firaun berkata: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?

-          Kemudian, Firaun juga berkata pada ayat 39: “ ... tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.

Jadi, jelas, Firaun mengakui dengan penuh keyakinan segala sesuatu yang dilimpahkan pada pribadi Yusuf.
 
Kejadian 41:27-31
(41:27) Ketujuh ekor lembu yang kurus dan buruk, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun kelaparan. (41:28) Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku Firaun: Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. (41:29) Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir. (41:30) Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini. (41:31) Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan di negeri ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu.
 
Keyakinan Firaun terhadap Yusuf bahwa Yusuf adalah seorang pribadi yang penuh dengan Roh Allah, sertaYusuf adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana, YANG PERTAMA: Yusuf dapat mengartikan dua mimpi Firaun.
Sekalipun dua mimpi itu berbeda tetapi artinya sama, yakni;

-          Akan terjadi 7 (tujuh) tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir.

-          Sesudah itu, akan timbul 7 (tujuh) tahun kelaparan yang hebat sampai mengurus-keringkan seluruh tanah Mesir, juga hal itu sesuai nubuatan Amos 8:11, juga dinubuatkan oleh nabi Daniel pasal 8,9,11,12.

Sebab memang, suatu kali nanti TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, bukan kelaparan karena makanan, bukan haus karena minuman, tetapi lapar dan haus akan mendengarkan Firman TUHAN.
 
7 (tujuh) tahun kelaparan yang hebat ini mengurus-keringkan seluruh tanah Mesir, bahkan bekas-bekas kelimpahan itu tidak nampak lagi. Jadi, apa yang terjadi di depan itu sangat luar biasa, sangat hebat mengguncang seantero dunia ini.
Oleh sebab itu, kehidupan muda remaja, bukan saja dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA”, juga kaum muda remaja di mana pun anda berada, perhatikanlah Firman TUHAN malam ini; kelaparan yang akan terjadi ke depan, bukan suatu kelaparan biasa, tetapi kelaparan yang sampai mengurus-keringkan seantero dunia ini, sampai bekas-bekas dari 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu tidak nampak lagi.
Maka, kalau kita baca Amos 8:11-13, teruna-teruna dan anak-anak dara yang cantik akan rebah dan lesu, dan mereka tidak akan bangkit-bangkit, tetapi kita semua yang sedang menantikan janji TUHAN, menantikan hari TUHAN, jangan sampai kita mengalami hal yang serupa. Oleh sebab itu, sungguh-sungguh dan bijaksanalah di dalam hal beribadah dan melayani TUHAN mengingat hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir.
 
Kejadian 41:32
(41:32) Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya.
 
Dua kali mimpi itu diulangi bagi Firaun, berarti; hal itu telah ditetapkan oleh Allah. Kemudian, Allah akan segera melakukannya, tidak akan ditunda-tunda.
Jadi, apa yang telah ditetapkan oleh Allah tidak dapat diganggu gugat dan tidak dapat dibatalkan oleh siapapun; tidak dapat diganggu gugat dan tidak dapat dibatalkan oleh Setan, apalagi manusia, sebab Allah akan segera melakukannya.
 
Itulah arti dari kedua mimpi Firaun tersebut.

-          Mimpi Firaun yang pertama: Dari sungai Nil keluar 7 (tujuh) lembu yang tambun, sesudah itu keluarlah 7 (tujuh) lembu yang kurus badannya, lalu menelan 7 (tujuh) lembu yang gemuk tadi.

-          Mimpi Firaun yang kedua: Nampak 7 (tujuh) bulir gandum yang berisi dan bernas, lalu sesudah itu muncul juga 7 (tujuh) bulir gandum yang kosong, tetapi pada akhirnya juga menelan 7 (tujuh) bulir gandum tersebut.

Jadi, dua mimpi ini memang berbeda dan artinya tetap satu, dan arti rohaninya itu telah disampaikan oleh Yusuf dengan jelas, dengan terang benderang.
Supaya pada akhirnya, kalau kita perhatikan dalam 1 Korintus 14: Kalau nafiri itu ditiup dengan terang benderang, maka semua akan mempersiapkan dirinya untuk berperang. Sebab, ketika kita datang beribadah dan melayani TUHAN di atas bumi ini, kita sama dengan sedang berperang menghadapi musuh, siasat, geliat, tipu daya dari Iblis atau Satan. 
Oleh sebab itu, kita juga harus sama dengan pribadi Yusuf; jadilah Yusuf-Yusuf di akhir zaman, artinya;

-          penuh dengan Roh Allah yang suci, supaya kita senantiasa memberikan diri untuk dipimpin (dituntun) oleh Roh Allah itu sendiri,

-          serta Yusuf juga memiliki hikmat, yakni akal budi dan kebijaksanaan, itulah pembukaan rahasia firman yang sudah kita terima dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita, sehingga kita semua memiliki (mempunyai) pengertian tentang segala sesuatu, tentang masa dan waktu, tentang apa yang akan terjadi ke depan. 

 
Itulah bagian yang pertama tentang keyakinan Firaun terhadap Yusuf, yang telah disampaikan pada mingguyang lalu. Saya berharap hal itu menjadi berkat yang besar bagi kita, jangan dilupakan begitu saja.
 
Keyakinan Firaun terhadap Yusuf bahwa Yusuf adalah seorang pribadi yang penuh dengan Roh Allah, serta Yusuf adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana, YANG KEDUA.
Kejadian 41:33-37
(41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. (41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. (41:35) Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya. (41:36) Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu." (41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya.
 
Untuk mengetahui 7 (tujuh) tahun kelaparan yang hebat itu, di sini kita perhatikan:

-          Yusuf mengusulkan supaya Firaun mengangkat seorang yang berakal budi dan bijaksana, sehingga menjadi kuasa atas tanah Mesir.

-          Yusuf mengusulkan supaya Firaun menempatkan penilik-penilik atas tanah Mesir.

 
Penilik-penilik à Gembala sidang, pemimpin-pemimpin dalam rumah TUHAN.
Adapun tugas dari penilik-penilik ialah dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan tersebut, mereka harus mengumpulkan 1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh) dari hasil tanah di Mesir.
Tujuannya ialah untuk dijadikan sebagai persediaan dalam 7 (tujuh) tahun kelaparan yang akan terjadi atas negeri Mesir, dengan demikian, tanah Mesir tidak akan kurus kering oleh karena 7 (tujuh) tahun kelaparan yang hebat yang akan terjadi.
 
Kejadian 41:39-40
(41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. (41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
 
Karena Firaun yakin bahwa Yusuf adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana, akhirnya;
-          Yusuf diangkat menjadi kuasa atas istana Firaun.
-          Kemudian, seluruh Mesir taat kepada perintah Yusuf.
 
Kejadian 41:41
(41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
 
Selanjutnya, Yusuf dilantik menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir; namun, Firaun tetap mempertahankan takhtanya (Firaun tetap menjadi raja). Berarti, dalam hal ini menunjukkan bahwa Yusuf menjadi perdana menteri di Mesir.
Itu kalau sistim kerajaan. Tetapi kalau sistim kepresidenan, yang menjadi pemimpin tertinggi tentu adalah presiden.
 
Jadi intinya: Yusuf dilantik menjadi kuasa; Yusuf dilantik menjadi Perdana Menteri.
 
Perkara yang lahiriah sudah terjadi pada zaman Yusuf, di mana ia dilantik menjadi Perdana Menteri, menjadi kuasa atas istana Firaun, dan seluruh rakyat Mesir taat kepada perintah Yusuf. Itu bentuk lahiriah.
Sekarang kita akan melihat BENTUK ROHANINYA, di dalam Mazmur 2 dengan perikop: “Raja yang diurapi TUHAN”. Setiap raja yang dilantik, maka raja ini pun pasti akan diurapi. Setiap melantik seorang raja, maka raja akan diurapi.
-          Sama seperti raja Saul; ketika dilantik menjadi raja, maka dia diurapi.
-          Demikian juga Daud; ketika dia dilantik menjadi raja, dia juga diurapi.
 
Kita akan melihat RAJA YANG DILANTIK (DIURAPI) TUHAN.
Mazmur 2:6
(2:6) "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
 
Allah telah memilih seorang raja dan yang berkenan di hati-Nya, sekaligus melantiknya menjadi Raja di atas gunung Sion. Sion adalah gunung Allah yang kudus. Dengan melantik raja-Nya di Sion, menunjukkan bahwasanya Allah itu Mahabesar dan sangat terpuji.
Kalau seorang raja memimpin pemerintahannya, maka jelas; Allah itu Mahabesar dan sangat terpuji.
 
Mazmur 48:2-3
(48:2) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! (48:3) Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.
 
Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, sebab Allah telah memilih dan melantik raja-Nya di gunung Sion. Sehingga, gunung Sion menjadi:
-          Gunung yang menjulang permai = Elok dan indah.
-          Gunung Sion menjadi kegirangan bagi seluruh bumi.
Jadi, sudah sangat jelas: Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, sebab Allah telah memilih dan melantik raja-Nya di gunung Sion.
 
Singkatnya: Gunung Sion adalah kota Raja Besar yang sudah dipilih dan dilantik oleh Allah. Raja besar memerintah di atas gunung Sion; dialah raja yang dipilih oleh Allah, dan sekaligus dilantik oleh Allah.
Itulah yang membuat kehidupan kita menjadi suatu kehidupan yang elok (permai), menjadi suatu kehidupan yang berwibawa. Kalau kita melayani TUHAN dengan sistem kerajaan, maka berkenan kepada TUHAN, serta dihormati oleh manusia dan Allah, karena TUHAN sudah memilih raja-Nya dan melantiknya di gunung Sion.
 
Ibrani 12:22-24
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (12:23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, (12:24) dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
 
Gunung Sion adalah kota Allah yang hidup yang disebut juga dengan Yerusalem Sorgawi. Berarti, kalau kita datang ke gunung Sion, sama artinya dengan 6 (enam) hal:
1.      Datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah.
2.      Datang kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga.
3.      Datang kepada Allah, yang menghakimi semua orang.
4.      Datang kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.
5.      Datang kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru.
6.      Datang kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Tentang 6 (enam) perkara ini akan dijelaskan pada pemberitaan firman di minggu berikutnya, jikalau TUHAN kehendaki.
 
Biarlah kita menunjukkan kesungguhan di hati kita masing-masing, supaya tempat kita beribadah kepada TUHAN, jelas itu menjadi gunung Sion.
Allah telah memilih seorang raja dan melantiknya untuk menjadi raja di atas gunung Sion, supaya kelak nanti kita menjulang dan permai, berarti; Elok dan Indah menjadi suatu kegirangan bagi TUHAN.
 
Kita kembali membaca Mazmur 48.
Mazmur 48-2-3
(48:2) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! (48:3) Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.
 
Gunung Sion adalah ...
-          Gunung yang menjulang permai, berarti; elok dan indah.
-          Menjadi kegirangan bagi seluruh bumi.
 
Kita akan melihat BUKTINYA bahwa gunung Sion menjadi kegirangan bagi seluruh bumi di dalam Yesaya 2.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
 
Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir ... Hari-hari yang terakhir, berarti; akhir zaman. Sekarang ini adalah hari-hari terakhir, sekarang ini adalah akhir zaman.
Singkatnya:
-          Segala bangsa akan datang berduyun-duyun ke gunung Sion;
-          Dan banyak suku bangsa akan pergi ke gunung Sion.
 
Pertanyaan yang pertama: MENGAPA SEGALA BANGSA AKAN DATANG BERDUYUN-DUYUN KE GUNUNG SION?
Jawabnya: Sebab dari Sion keluar Pengajaran. Adapun kegunaan dari pengajaran ialah untuk mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN.
 
Selanjutnya, kita akan meneliti dengan seksama; apa yang dimaksud dengan jalan-jalan TUHAN. Kita harus semakin bijaksana di hari-hari terakhir ini, dan kita harus mengerti tentang jalan-jalan TUHAN itu, yang akan kita perhatikan dalam Amsal 30.
Amsal 30:18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
 
Ada 4 (empat) hal yang tidak dapat dimengerti dan tidak mudah untuk dipahami oleh raja Salomo. Padahal, kita mengetahui bahwa raja Salomo adalah seorang raja yang penuh dengan hikmat; namun sekalipun demikian, tetap dia harus mengakui tentang 4 (empat) hal yang tidak dapat dimengerti dan tidak mudah untuk dipahami, yaitu:
I. Jalan rajawali di udara.
Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah RAJA. Tetapi, oleh karena pengurapan dari Allah Yang Mahatinggi, TUHAN menjadikan kita imam-imam dan raja-raja di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini = diurapi = dilantik, ditahbiskan menjadi imam-imam dan raja-raja.
 
Kita semua harus penuh dengan Roh Allah;
-          jangan mendukakan Roh Allah yang suci,
-          juga jangan memadamkan Roh Allah yang suci.
Saat kapan Roh Allah berduka? Tentu saja, pada saat terjadi kematian = hidup di dalam hawa nafsu daging. Juga jangan padamkan Roh Allah itu, sehingga kita sekaliannya menjadi suatu kehidupan yang berkobar-kobar dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
Jangan padamkan Roh Allah, berarti; jangan malas. Lihat, ladang si pemalas ditumbuhi onak duri dan rumput duri; sifatnya menusuk dan menyakiti orang lain. Jangan kita selalu menusuk dan menyakiti perasaan orang lain.
Mungkin kita tidak secara langsung menyakiti orang lain dengan kata-kata atau pun dengan pukulan, tetapi dengan malas saja, orang lain sudah tersakiti. Jadi, jangan salahkan orang lain yang mungkin geram, karena mungkin sudah tersakiti oleh kemalasan kita.
 
II. Jangan ular di atas cadas.
Jelas ini menunjuk; sengsara Yesus sebagai MANUSIA, dan itu bagaikan kita berjalan di atas cadas-cadas.
Kalau ada pergumulan-pergumulan, hadapi saja; kalau ada persoalan-persoalan, hadapi saja, walaupun sakit seperti berjalan di atas cadas-cadas, itulah sengsara Yesus sebagai Manusia. Anak Manusia telah menanggung suatu penderitaan yang sangat hebat di atas kayu salib di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu; ini adalah perjalanan yang sangat unik.
Jadi, terang saja, kalau Salomo yang punya hikmat itu, tetap dia berkata: tidak mudah untuk memahami jalan-jalan semacam ini.
 
Apalagi saat di awal pertama kita diperkenalkan suatu ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan sengsara salib, tentu kita kaget setengah mati. Kita benar, tapi kok kita dipersalahkan.
Kalau di dunia; yang benar tetap benar, yang salah tetap salah. Tetapi di dalam TUHAN tidak demikian; yang benar, sekali waktu harus tetap memikul salib, supaya darah salib membenarkan kita. Demikian juga; yang salah sekali waktu bisa dibenarkan oleh darah salib.
Hal ini tidak mudah dipahami oleh raja Salomo sekalipun ia penuh dengan hikmat, tetapi ini merupakan jalan-jalan TUHAN yang harus kita pahami dan untuk selanjutnya kita lalui.
Itu sebabnya, kita sekaliannya harus berada di atas gunung sion. Mengapa kita harus berada di atas gunung Sion? Sebab dari Sion keluar pengajaran, sedangkan kegunaannya ialah: untuk mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN;
-          Jalan yang pertama: Jalan rajawali di udara.
-          Jalan yang kedua: Jalan ular di atas cadas.
Kedua hal ini tidak mudah dipahami, tetapi malam ini TUHAN mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya. Ikuti saja.
 
III. Jalan kapal di tengah-tengah laut.
Jelas ini menunjuk; kebangkitan Yesus sebagai HAMBA.
Sebagai hamba, Ia sama seperti kapal yang berjalan di tengah-tengah laut, membawa muatan dari sorga. Segala barang-barang berharga menjadi muatan di dalam kapal itu. Karena memang tidak ada sesuatu yang tidak berharga dan berarti di dalam diri Yesus.
 
Kemudian, dia adalah seorang hamba, yang sama dengan kapal, yang berjalan di tengah lautan, menghadapi segala gelombang dan badai untuk membawa segala harta yang berharga dari sorga, selanjutnya mencari pelabuhan hati kita masing-masing untuk selanjutnya memindahkan barang-barang yang berharga itu untuk menjadi milik kepunyaan kita masing-masing.
Oleh sebab itu, jadilah syahbandar yang baik. TUHAN sedang mencari pelabuhan hati kita masing-masing; Dia adalah hamba TUHAN yang membawa segala barang-barang yang berharga dari sorga, sama seperti kapal yang berlayar di tengah lautan.
Tidak ada sesuatu yang tidak berharga di dalam diri Yesus; tidak ada sesuatu yang tidak berarti dalam diri Yesus. Segala sesuatu yang ada di dalam diri Yesus, semuanya berharga, bahkan yang terkait dengan pribadi Yesus pun semuanya berarga dan mulia; dan itu bisa menjadi milik kita, sebab Dia adalah hamba TUHAN yang sedang melayani kita semua.
Berbicara “laut” itu berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan dari seorang hamba.
 
IV. Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Jelas ini berbicara tentang; pesta nikah Anak Domba, di mana laki-laki akan bersatu dengan perempuan. Menunjukkan bahwa Yesus adalah: ANAK ALLAH.
Inilah akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini; membawa kita untuk berada dalam perjamuan malam kawin Anak Domba,  pesta nikah Anak Domba, dimana Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, sedangkan gereja TUHAN tampil sebagai mempelai wanita-Nya, dan itu dituliskan dalam Wahyu 19.
 
Wahyu 19:6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] (19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
 
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak datangnya dari Timur, Barat, Utara Selatan, empat penjuru bumi, itulah kesatuan dari bangsa kafir dan Israel.
 
Perjalanan akhir kita di atas bumi ini, muaranya adalah perjamuan malam kawin Anak Domba.
-          Yesus adalah Raja dan Dia akan tampil sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga.
-          Sedangkan gereja-Nya tampil sebagai mempelai wanita-Nya.
Singkatnya: Perjamuan malam kawin Anak Domba, itulah akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
Dan ayat 9 bagian B dikatakan: “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.” Ini Firman Allah yang benar.
 
Jadi, kalau ajaran itu
-          muaranya hanya sebatas mujizat palsu.
-          muaranya hanya sebatas berkat-berkat (keberkatan).
-          muaranya hanya sebatas keberhasilan di bumi.
itu adalah ajaran sesat, sehingga sesat di tengah jalan, tidak sampai pada tujuan akhir hidup. Itulah pesan Rasul Paulus kepada Timotius.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan: SYARAT UNTUK SAMPAI KEPADA PESTA NIKAH ANAK DOMBA.
Amsal 30:24-38
(30:24) Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: (30:25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, (30:26) pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu, (30:27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur, (30:28) cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.
 
Ada 4 (empat) binatang yang terkecil -- lebih kecil dari yang kecil --, tetapi binatang tersebut sangat cekatan.
 
Adapun binatang tersebut antara lain:
Yang Pertama: Semut.
Mengapa dikatakan binatang yang terkecil? Sebab di sini dikatakan; semut ini merupakan bangsa yang tidak kuat = Terkecil.
Tetapi, yang disebut menyediakan makanannya di musim panas. Arti rohaninya; menghargai pembukaan rahasia Firman TUHAN sebagai makanan rohani kita masing-masing = Cekatan.
 
Yang Kedua: Pelanduk.
Mengapa disebut binatang yang terkecil? Karena pelanduk adalah bangsa yang lemah = Terkecil.
Tetapi, yang membuat rumahnya di bukit batu, artinnya; menghargai atau menjunjung tinggi korban Kristus = Cekatan.
Kalau kita menyadari diri sebagai bangsa yang lemah tidak berdaya, ayo, bangunlah hidup rohanimu di atas batu penjuru, di atas batu pilihan, dan di atas batu yang mahal, itulah korban Kristus.
 
Yang Ketiga: Belalang.
Mengapa disebut binatang yang terkecil? Sebab belalang disebut tidak mempunyai raja = Terkecil.
Namun, semuanya berbaris dengan teratur = Cekatan.
Kalau tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur, ini adalah gambaran dari suatu kehidupan yang memberikan dirinya untuk dipenuhkan (dipimpin) oleh Roh Kudus, sehingga menjadi suatu kehidupan yang berbaris dengan teratur.
Kalau kita dipenuhkan dengan Roh Kudus, kita tidak perlu diajar oleh orang lain, tetapi Roh itu sendiri akan mengajar kita tentang segala sesuatu, Roh itu sendiri akan memimpin kita dalam segala sesuatu. Jadi, kalau seseorang penuh dengan Roh Kudus, maka dia akan dipimpin oleh Roh Kudus = Kecil, tetapi cekatan.
 
Yang Keempat: Cicak.
Mengapa disebut binatang yang terkecil? Karena dengan mudah dapat ditangkap oleh tangan manusia = Terkecil.
Tetapi, yang juga ada di istana-istana raja = Cekatan.
Artinya; berada di dalam pesta nikah Anak Domba, berada di dalam pesta nikah Anak Raja. Siapa yang berada di dalam pesta nikah Anak Domba, anak Raja? Itulah mempelai perempuan. Jadi, yang kelak masuk dalam pesta nikah Anak Domba adalah yang cekatan.
 
Jadi, yang akhirnya bisa mengikuti atau melalui jalan-jalan TUHAN, jelas adalah orang-orang yang memenuhi syarat. Apa syaratnya? Menjadi suatu kehidupan yang terkecil; mau menjadi yang terkecil, merendahkan diri serendah-rendahnya, dan akhirnya cekatan.

1.      Kalau saudara menghargai pembukaan rahsaia firman, seperti semut menyediakan makanan di musim panas = Cekatan.

2.      Kalau mau menghargai korban Kristus, sama seperti pelanduk yang lemah membuat rumahnya di atas bukit batu = Cekatan.

3.      Kalau memberikan dirinya dipenuhkan oleh Roh Kudus, dipimpin oleh Roh Kudus, diajar oleh Roh Kudus = Cekatan, seperti belalang.

4.      Bahkan sampai menerima Pengajaran Mempelai yang memimpin kehidupannya untuk dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba, sama seperti cicak = Cekatan.

Oleh sebab itu, cekatanlah; sebab hanya kehidupan yang mau menjadi kecil dan menjadi cekatan, dan kelak berada dalam perjalanan akhir di atas muka bumi ini, itulah perjamuan malam kawin Anak Domba.
 
Kita bersyukur, karena TUHAN-lah yang menghimpunkan kita di atas gunung Sion, rumah TUHAN, rumah Allah Yakub, dengan kekuatan dari dua tangan-Nya. Demikian juga bangsa Israel dituntun oleh dua tangan TUHAN yang kuat.
 
Apakah saudara mau menjadi kecil? Setiap orang yang merendahkan dirinya dan mau menjadi kecil, ia akan ditinggikan oleh TUHAN di tempat yang tinggi.
 
Kita kembali untuk membaca Yesaya 2.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
 
Singkatnya:
-          Segala bangsa akan datang berduyun-duyun ke gunung Sion;
-          Dan banyak suku bangsa akan pergi ke gunung Sion.
 
Pertanyaan yang kedua: MENGAPA SEGALA BANGSA BERDUYUN-DUYUN NAIK KE ATAS GUNUNG SION?
Jawabnya adalah sebab Firman TUHAN dari Yerusalem.
Apa manfaat (kegunaan) dari Yerusalem? Manfaatnya ialah kita berjalan menempuhnya = mengikuti contoh teladan dari Yerusalem. Yerusalem -> Hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan Tuhan.
Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung; mari kita mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus yang tertulis dalam 1 Petrus 2.
 
1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
 
Singkatnya: Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu merupakan kasih karunia, itu merupakan kemurahan hati TUHAN.
Yesus; Dia yang benar dijadikan dosa, supaya kita, manusia yang berdosa ini dibenarkan oleh darah salib Kristus; itu adalah kasih karunia bagi orang berdosa. Jadi, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu merupakan kasih karunia.
 
1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
 
Kita dipanggil untuk selanjutnya berada di atas gunung Sion, dengan satu tujuan; untuk mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Yesus, yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Kalau kita mengikuti jejak Yesus yang berdarah, mengikuti tapak kaki Yesus yang berdarah-darah itu, ingat: maka saat itu juga semua dosa rontok, semua musuh dapat dikalahkan, sebab Yesus telah mengalahkan musuh, di mana Ia telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu di atas kayu salib di bukit Golgota.
Jadi, sudah sangat jelas sekali; kalau kita betul-betul mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan oleh Yesus, tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah, maka pada saat itu juga semua dosa rontok, semua musuh akan terkalahkan, sebab Ia telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib, 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu di bukit Golgota. Oleh sebab itu, jangan sampai kita tidak mengikuti jejak-jejak kaki Yesus yang berdarah.
 
Banyak juga hamba TUHAN yang takut untuk memberitakan firman semacam ini. Karena, kalau firman semacam ini digemakan, disampaikan, otomatis terlalu banyak sidang jemaat yang akan mengundurkan diri, terlalu banyak orang kaya akan berhenti mengikuti TUHAN, tetapi mengikuti “jejak yang lain”. Sebetulnya, “jejak yang lain” itu merupakan ajaran Setan.
 
Firman yang ditambahkan, itu adalah ajaran Setan. Ditambahkan artinya; menyampaikan satu atau dua ayat firman, lalu ditambahkan atau dijelaskan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua. Misalnya;

-          Satu ayat Firman TUHAN ditambah dengan cerita si kancil, si kura-kura, si buaya.

-          Atau menyampaikan satu dua ayat firman ditambah dengan dongeng nenek-nenek tua yang tidak tahu kebenarannya.

-          Atau ditambah dengan filsafat-filsafat manusia.

 
Sebetulnya, kalau menyampaikan filsafat-filsafat kosong, kerugiannya ialah ujung-ujungnya tidak mengakui keberadaan dari Ilahi di dalam diri manusia itu sendiri, karena sibuk dengan filsafat, sibuk dengan logika manusia.
Saudara lihat saja yang logikanya tinggi, kalau mengadakan debat hebat sekali, tetapi ia sendiri tidak mengakui keberadaan TUHAN Yesus Kristus. Itulah firman yang ditambahkan.
 
Sedangkan, firman yang dikurangkan = Pengajaran salib diganti 2 (dua) hal:

1.      Diganti dengan teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.

2.      Diganti dengan tanda-tanda atau pun mujizat-mujizat palsu, sehingga di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, hamba TUHAN sibuk mengadakan sensasi. Misalnya; dalam setiap pertemuan ibadah, hamba TUHAN itu sibuk untuk mengadakan sidang jemaat rubuh dan rubuh. Padahal, kalau sidang jemaat berkali-kali rubuh, itu perlu dipertanyakan, berarti sidang jemaat ini sedang kerasukan Setan, lalu terjadi kelepasan, lalu rubuh lagi. Tetapi Rasul Paulus tidak demikian; cukup satu kali rubuh setelah mengalami kelepasan, sesudah itu bangkit sampai selama-lamanya. Demikian juga Yesus hanya mati satu kali, lalu selanjutnya bangkit dan dipermuliakan.

Tetapi kenyataannya, itulah yang sedang terjadi saat ini, yang digandrungi banyak orang.
 
Biarlah kiranya kita semuanya mengikuti contoh teladan dari Yerusalem; imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN. Itu sebabnya, kita semua, segala bangsa harus naik berduyun-duyun ke gunung Sion. Mengapa?

-          Yang Pertama: Karena dari Sion keluar pengajaran, yang manfaatnya ialah mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN.

-          Yang Kedua: Karena Firman TUHAN keluar dari Yerusalem. Apa manfaat dari Yerusalem, apa manfaat dari hamba-hamba TUHAN, imam-imam, pelayan-pelayan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan? Supaya kita berjalan menempuhnya, atau sama dengan; kita mengikuti contoh teladan dari hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN yang melayani di tengah ibadah pelayanan itu sendiri. 

 
Demikian juga, Yesus adalah Imam Besar Agung yang telah meninggalkan teladan bagi kita untuk mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan, itulah tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah. Ingat: Kalau kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah ...
-          pada saat itu juga semua dosa rontok,
-          pada saat itu juga semua musuh dikalahkah,
sebab tumit Yesus telah meremukkan kepala ular di atas kayu salib, di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.
 
Kalau menjadi hamba TUHAN, kalau menjadi pelayan TUHAN, kalau menjadi imam-imam, sudah selayaknya menjadi contoh teladan.
-          Pemimpin pujian adalah imam, pelayan TUHAN.
-          Pembaca Firman TUHAN adalah imam, pelayan TUHAN.
-          Singer adalah imam, pelayan TUHAN.
-          Pemain musik adalah imam, pelayan TUHAN.
-          Sampai kepada zangkoor itu adalah imam, pelayan TUHAN.
Sudah selayaknya menjadi contoh teladan, tidak boleh malas-malas. Kalau malas, tidak giat bekerja melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN; engkau sedang pamer-pamer saja, menunjukkan bahwa engkau muka tembok, yang sedang banyak menyembunyikan dosa di tempat yang tersembunyi. Sesungguhnya, kehidupan semacam ini tidak layak menjadi contoh teladan.
Imam itu harus menjadi contoh teladan dalam perkataan, perbuatan, dalam segala tindak tanduknya, dalam segala tingkah lakunya. Jadi, bukan hanya sebatas berdiri di altar, tetapi harus menjadi contoh teladan.
 
Itu sebabnya, suatu kali nanti, bangsa-bangsa naik ke gunung Sion, untuk apa? Ya, untuk dua hal tadi;

1.      Karena dari Sion keluar pengajaran. Manfaat pengajaran ialah mengajar kita tentang 4 (empat) jalan TUHAN.

2.      Karena Firman TUHAN dari Yerusalem. Apa manfaat Yerusalem (imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN) ? Menjadi contoh teladan, berjalan menempuhnya = mengikuti contoh teladannya.

Jangan sampai tidak mau tahu dengan apa yang sudah diterima malam ini.
Kalau engkau imam, pelayan TUHAN tetapi belum cukup untuk menjadi contoh teladan, saya kira engkau perlu intropeksi diri. Jangan engkau egois hanya untuk kepentingan diri, hanya untuk pamer-pamer sendiri saja. Tidak ada artinya bagi TUHAN imam semacam ini.
 
Sekarang, kita belajar untuk lebih bijaksana, lebih dewasa lagi. Kalau raja Firaun mengakui pribadi Yusuf ...
-          adalah sebagai seorang yang penuh dengan Roh Allah yang suci,
-          adalah seorang muda yang berakal budi dan bijaksana,
maka kita juga harus menjadi sama seperti Yusuf Yusuf di akhir zaman ini.
 
Jangan kita datang beribadah tetapi tidak membawa sesuatu yang berharga dari hadapan TUHAN. Kalau saja Firaun yakin, maka TUHAN juga harus yakin dengan pribadimu. Hei, orang muda; hei, kaum muda remaja GPT “BETANIA”, sadarilah kemalanganmu kalau engkau tidak sama seperti Yusuf di akhir zaman ini.
Mulai sekarang belajar; kalau kita tidak menjadi contoh teladan, kita banyak merugikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Hati TUHAN hancur, hati TUHAN menangis; mau berapa kali lagi kita menyalibkan TUHAN Yesus Kristus? Memang Dia adalah Imam Besar Agung, Dia sudah memberi contoh teladan itu, tetapi jangan kita salibkan Yesus berkali-kali oleh karena ulah yang tidak baik dan tidak suci itu.
 
Allah telah memilih seorang raja, serta melantiknya di atas gunung TUHAN, gunung Sion,
-          sampai pada akhirnya nanti, gunung Sion itu menjulang dan permai, elok dan indah,
-          sampai pada akhirnya nanti gunung Sion menjadi kegirangan yang besar,
itulah yang terjadi pada pesta nikah Anak Domba: sukacita besar.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment