IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 JULI 2025
KITAB MALEAKHI PASAL 2
(Seri 9)
Subtema: TEMAN SEKUTU &
SEPERJANJIAN
Mula pertama
saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang telah menghimpunkan kita di atas
gunung TUHAN yang kudus. Oleh kemurahan-Nya kita boleh datang menghadap Dia
lewat Ibadah Pendalaman Alkitab yang
disertai dengan perjamuan suci. Kita sudah menaikan puji-pujian dan rasa syukur
kita kepada TUHAN, selanjutnya, kita akan masuk pada inti ibadah itulah
pemberitaan Firman Allah. Oleh sebab itu, marilah kita persiapkan diri kita
atau menjadikan diri kita suatu wadah (tempat) yang besar untuk menampung seberapa
besar kemurahan TUHAN yang akan dicurahkan kepada kita malam ini.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN,
umat ketebusan TUHAN, bapak/ibu,
saudara/i yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet
baik dari YouTube maupun dari Facebook bahkan dari media sosial
lainnya yang dapat diakses (digunakan). Namun tetaplah berdoa dalam roh, mohon
kemurahan TUHAN, supaya Firman
yang dibukakan itu meneguhkan hati kita masing-masing.
Selanjutnya
mari kita sambut STUDY MALEAKHI
sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Maleakhi
2:14
(2:14) Dan kamu bertanya: "Oleh
karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan
isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah
teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.
Di sini kita
melihat; Yehuda tidak setia kepada
isteri masa mudanya
Itu berarti
Yehuda berkhianat kepada isteri masa
muda, sebab ia telah menjadi suami anak perempuan allah asing dan dalam hal ini
TUHANlah yang menjadi saksinya
Jadi, TUHAN
maha tahu dan maha melihat segala yang kita perbuat, seperti yang diperbuat
oleh orang-orang Yehuda. Oleh sebab itu, jangan kita bermain-main dihadapan
TUHAN.
Terkait
dengan hal tersebut, kita lanjutkan pembacaan pada…
Matius
5:31-32
(5:31) Telah difirmankan juga: Siapa
yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. (5:32) Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan
isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan,
ia berbuat zinah.
Sepintas
kita melihat di sini; seorang suami boleh menceraikan isterinya, lalu memberi
surat cerai apabila isterinya berbuat yang tidak senonoh (berzinah). Namun,
pada ayat 32 dikatakan: siapa yang kawin dengan perempuan yang
diceraikan, ia berbuat zinah. Dari penggalan kalimat ini menunjukkan bahwa seorang suami tidak boleh menceraikan
isterinya, apapun alasannya.
Matius
19:5-6
(19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki
akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya itu menjadi satu daging. (19:6)
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa
yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Suami dan
isteri bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu, apa yang sudah dipersatukan
Allah tidak boleh diceraikan manusia, apapun alasannya
Matius
19:7-8
(19:7) Kata mereka kepada-Nya: "Jika
demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika
orang menceraikan isterinya?" (19:8)
Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan
kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Memberi
surat cerai kepada isteri yang diceraikan adalah ketegaran di hati
Mari kita
lihat; orang yang tegar hati…
Kisah Para
Rasul 7:50-51
(7:50) Bukankah tangan-Ku sendiri yang
membuat semuanya ini? (7:51) Hai orang-orang
yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu
selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
Orang yang
keras kepala adalah orang yang;
-
Tidak bersunat hati = keras hati = tegar hati
-
Tidak bersunat telinga = tidak dengar-dengaran -> orang dursila (tidak
bisa dinasehati)
Orang-orang
semacam ini selalu menentang Roh Kudus,
artinya; selalu menentang rencana TUHAN dari sejak semula.
Mari kita
baca hal itu dalam…
Ulangan
24:1-4 -- Perikop: "Tentang
perceraian"
(24:1) "Apabila seseorang mengambil
seorang perempuan dan menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai
lagi perempuan itu, sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia
menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu, sesudah itu
menyuruh dia pergi dari rumahnya, (24:2)
dan jika perempuan itu keluar dari rumahnya dan pergi dari sana, lalu menjadi
isteri orang lain, (24:3) dan jika
laki-laki yang kemudian ini tidak cinta lagi kepadanya, lalu menulis surat
cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu serta menyuruh dia pergi dari
rumahnya, atau jika laki-laki yang kemudian mengambil dia menjadi isterinya itu
mati, (24:4) maka suaminya yang
pertama, yang telah menyuruh dia pergi itu, tidak boleh mengambil dia kembali
menjadi isterinya, setelah perempuan itu dicemari; sebab hal itu adalah kekejian
di hadapan TUHAN. Janganlah engkau mendatangkan dosa atas negeri yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.
Di sini kita
melihat; seorang suami memberi surat cerai kepada isteri yang diceraikan karena
tidak senonoh (berzinah), lalu; perempuan itu pergi dan menikah dengan
laki-laki lain. Namun, laki-laki yang kedua ini; memberi surat cerai juga,
dengan alasan; tidak cinta lagi. Perempuan itu pergi dan menikah dengan
laki-laki lain (yang ketiga), namun perempuan itu kembali menjadi janda karena
ditinggal mati oleh laki-laki yang ketiga.
Saudara suami
yang pertama tidak boleh mengambil dia kembali menjadi isterinya, alasannya;
perempuan itu telah dicemari oleh dua laki-laki yang lain.
Singkat
kata, isteri yang telah diceraikan oleh suaminya, apabila menikah dengan
laki-laki lain, disebutlah itu perempuan yang telah dicemarkan, dan itu adalah kekejian dihadapan TUHAN.
Ini adalah
suatu pengertian yang harus kita terima, kita pegang, peluk dan jangan
dilepaskan. Dengan lain kata, pengertian ini harus mantap di hati kita karena ternyata
nikah itu tidak boleh dipermain-mainkan; perlu kedewasaan, kematangan.
Jadi
saudara, orang Farisi “gagal paham” terkait dengan surat cerai yang
diperintahkan oleh Musa.
Terkait
dengan KEKEJIAN dihadapan TUHAN …
-
Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi
berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh
masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan
di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan
yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
-
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat
kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian
yang membinasakan.
Dari dua
ayat yang sudah kita baca, intinya adalah antikris
disebut pembinasa keji. Sebab pada puncak pemerintahan mereka di atas muka
bumi ini itulah 3½ tahun yang kedua,
mereka akan menghentikan korban
sehari-hari yaitu; korban sembelihan
dan korban santapan.
-
Korban sembelihan -> ibadah dan pelayanan disertai pengorbanan.
-
Korban santapan -> Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar itulah Firman
Pengajaran yang rahasianya dibukakan; ayat menerangkan ayat -- ayat yang satu
menjelaskan ayat yang lain dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu.
Kembali kita
memperhatikan…
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka
akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban
sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
Menghapuskan
korban sehari-hari = menajiskan tempat kudus (benteng itu)
Tempat kudus
-> Bait Allah / rumah TUHAN itulah kehidupan kita.
Jadi, kalau
kita tidak menikmati korban sehari-hari di tengah ibadah dan pelayanan ini,
maka; mau tidak mau kedudukan dari rumah TUHAN sama seperti ayat ini -- menajiskan tempat kudus – menajiskan
kehidupan manusia. Supaya kita tidak menjadi suatu kehidupan yang najis, kita
tetap harus menikmati korban sehari-hari itulah korban sembelihan dan korban
santapan. Ingat, ibadah tanpa korban sehari-hari = menajiskan tempat kudus
(rumah TUHAN) secara lahiriah dan rohani. Dari pengertian ini semestinya kita
berbangga diri kepada TUHAN, karena TUHAN memberi satu pengertian yang hakiki
(kekal), bukan bersifat semu.
Sekali lagi
saya sampaikan; Menghapuskan korban sehari-hari = menajiskan tempat kudus
(benteng itu). Demikianlah nanti keadaan seorang perempuan yang diceraikan oleh
suaminya; menjadi cemar apabila menikah lagi dengan laki-laki lain.
Maleakhi
2:11
(2:11) Yehuda berkhianat, dan
perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah
menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak
perempuan allah asing.
Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan
telah menjadi suami anak perempuan allah asing.
Jadi, kalau
korban sehari-hari itu disingkirkan = berkhianat, sama seperti Yehuda, sebab ia
telah menceraikan isteri masa mudanya lalu menikah dengan anak perempuan allah
asing, disebutlah itu perbuatan keji dan kekejian itu dilakukan di Israel dan
di Yerusalem.
Kita sudah
melihat kekejian dari antikris dan alasan kenapa mereka disebut pembinasa keji.
Sekarang
kita akan melihat KEKEJIAN berikutnya dan
alasan-alasannya.
Ulangan
25:14-16 – “Sukatan dan timbangan yang
benar”
(25:13) "Janganlah ada di dalam pundi-pundimu dua macam
batu timbangan, yang besar dan yang kecil. (25:14) Janganlah ada di dalam rumahmu dua macam efa, yang besar
dan yang kecil. (25:15) Haruslah
ada padamu batu timbangan yang utuh dan tepat; haruslah ada padamu efa yang
utuh dan tepat -- supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan kepadamu oleh
TUHAN, Allahmu. (25:16) Sebab setiap
orang yang melakukan hal yang demikian, setiap orang yang berbuat curang,
adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Setiap orang
yang berbuat curang adalah kekejian bagi TUHAN.
Contoh
perbuatan curang:
YANG PERTAMA: Dua macam batu timbangan dalam pundi-pundi,
yaitu;
-
Batu timbangan yang besar ditujukan kepada perkara-perkara lahiriah.
-
Batu timbangan yang kecil ditujukan kepada perkara-perkara yang rohani; ibadah dan pelayanan.
Hati-hati,
ini adalah perbuatan curang dan merupakan kekejian dihadapan TUHAN.
YANG KEDUA: Ada dua macam eva di dalam rumah
yaitu; efa yang besar dan efa yang kecil
Terkait
dengan efa penjelasannya ada di dalam…
Amos 8:4-5
-- "Peringatan terhadap orang yang
mengisap sesamanya"
(8:4) Dengarlah ini, kamu yang
menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri
ini (8:5)
dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual
gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu
dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan
neraca palsu,
Mengecilkan
efa dan membesarkan syikal adalah kekejian
bagi TUHAN karena itu adalah perbuatan curang.
-
Efa
adalah takaran gandum / jelas, itulah Firman Allah
-
Syikal
adalah takaran untuk uang
Pendeknya,
takaran untuk mencari uang dibesarkan, tetapi untuk mencari Firman TUHAN
dikecilkan.
Kalau ini
ada di dalam kehidupan seseorang, ada di dalam pundi-pundi hati dan pikiran
seseorang, maka, tidak tertutup kemungkinan, kehidupan semacam ini menjadi
tubuh antikris.
Saudara,
kedatangan TUHAN sudah di ambang pintu, berkali-kali saya sampaikan hal ini,
oleh sebab itu, saudara harus belajar untuk memahami. Kalau saya menyampaikan
hal ini berulang-ulang, bukan karena saya otoriter, tetapi inilah bentuk
tanggungjawab saya dihadapan TUHAN. Jadi, kalau saya dan saudara tetap bersikap
keji dihadapan TUHAN dengan lain kata;
-
Ada dua batu timbangan
di dalam rumah
-
Ada dua macam efa dalam
pundi-pundi
Itu adalah
perbuatan keji di hadapan TUHAN. Dan kehidupan seperti ini kalau terus tegar
hati, maka tidak tertutup kemungkinan menjadi bagian dari tubuh antikris.
Sementara
antikris berkuasa di atas muka bumi ini puncaknya hanya 3½ tahun, sesudah itu di atas sayap kekejian akan datang yang
membinasakan. Lalu,untuk apa kita
harus bertahan tegar hati soal batu timbangan yang curang dan soal efa yang
curang? Kenapa kita tidak menaruh pengharapan kepada yang tak terlihat? Yang
terlihat (yang ada di bumi); soal gaji sebulan, tidak perlu diharapkan. Yang
kita harapkan adalah yang tak kelihatan. Yang kelihatan bukan pengharapan lagi
namanya.
Doa saya,
biarlah kita menjadi anggota tubuh Kristus, sebab nanti ada 2 (dua) jenis
pesta;
1.
Pesta kawin Anak Domba
Berawal dari menikmati perjamuan kudus,
meningkat sampai puncaknya itulah perjamuan kawin Anak Domba.
2.
Pesta burung-burung, itulah kenajisan percabulan, karena bertahan dengan sikap
kekejian dalam kecurangannya
Saudara pilih yang mana?
Saya tidak bisa memaksa saudara, tugas saya hanya menghimbau.
Jangan kita
seperti zaman Nuh, mereka tidak peduli sampai hari Nuh masuk ke kapal
(bahtera); orang-orang itu sibuk dengan soal
makan dan minum, sibuk dengan kawin mengawinkan, itu adalah kekejian bagi TUHAN (Matius 24:37-38). Tetapi Nuh sibuk
dengan membangun nikah rumah tangganya sampai masuk dalam perjamuan kawin Anak
Domba. Nuh adalah pemberita kebenaran, berarti; Nuh adalah gunung Sion, Nuh
dikuasai oleh Pengajaran Mempelai, Roh Mempelai dan kasih mempelai (2 Petrus 2:5).
Selayaknya
kita mengucap syukur kepada TUHAN, karena sejauh ini TUHAN memperhatikan
bahtera nikah rumah tangga dan bahtera nikah-nikah rohani kita masing-masing.
Saya
tambahkan lagi ayat referensi lain
dalam….
Amsal 20:10
(20:10) Dua macam batu timbangan, dua macam takaran,
kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN.
Jadi…
-
Dua macam batu timbangan
dalam pundi-pundi; batu timbangan yang besar dan batu timbangan yang kecil
-
Dua macam takaran (efa)
itulah efa yang besar dan efa yang kecil di dalam pundi-pundi
Kedua-duanya
adalah kekejian bagi TUHAN. Ini
harus diperhatikan, karena kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi.
Amsal 28:9
(28:9) Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan
hukum, juga doanya adalah kekejian.
Jadi, orang
yang menaikan doa, apapun isi doanya, kalau tidak mau dengar Firman dalam
ketekunan tiga macam ibadah pokok, itu juga kekejian. Dahulu saya tidak paham
kekejian semacam ini. Dahulu saya berpikir, kalau orang Kristen berdoa,
andaikata dia tidak mau mendengar Firman, tidak mau beribadah, saya berpikir
ini adalah kehidupan yang rohani. Setelah TUHAN membawa kita lebih dalam lagi,
ternyata berdoa tetapi tidak mau dengar Firman, justru doanya itu adalah kekejian, bukan membuat saudara menjadi
manusia rohani.
Oleh sebab
itu, apa yang harus kita utamakan
sekarang ini? Jawabnya; kita harus menjadi suatu kehidupan yang
dengar-dengaran, mau mendengar suara TUHAN. Kalau kita tuntut TUHAN mau
mendengar doa dan permohonan kita, itu namanya ego (keji). Takaran untuk Firman
dikecilkan, tetapi takaran hatinya, ambisinya, kemauannya, luapan hatinya, mau
didengar, itukan keji namanya dihadapan TUHAN. Jadi hati-hati ya saudara, kalau
mau berdoa, miliki dulu dasar yang benar, terlebih dahulu; dengar-dengaran,
barulah doa itu didengar / tembus sampai ke takhta Allah.
Ulangan
25:15
(25:15) Haruslah ada padamu batu timbangan yang utuh dan
tepat; haruslah ada padamu efa yang utuh dan tepat -- supaya lanjut
umurmu di tanah yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
Jadi, soal
batu timbangan yang utuh dan tepat, soal efa yang utuh dan tepat, ternyata
kaitannya dengan kerajaan Sorga –
lanjut umur kita dari bumi sampai ke Sorga. Oleh sebab itu, jangan remehkan
pengertian ini saudara.
Kita kembali
membaca…
Matius 19:6
(19:6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena
itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusi.”
Apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia
Oleh
sebab itu, pemuda dan pemudi, kalau mau menikah; dewasakan dulu dirimu, karena
kalau tidak dewasa, itu membuat suami menderita. Laki-laki (pemuda), kalau mau
menikah; dewasakan diri, kalau tidak dewasa, isteri tersakiti. Karena, apapun
alasannya; tidak boleh bercerai sekalipun isteri berbuat yang tidak senonoh
karena mereka keduanya (suami isteri) bukan dua tetapi satu dan apa yang telah
dipersatukan / dikerjakan dari semula, tidak boleh diubah-ubah.
Matius
19:7
(19:7) Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah
sebabnya Musamemerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan
isterinya?"
Apakah sebabnya Musa Memerintahkan
untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya? -- Mereka mengutip ayat dalam Ulangan 24:4, dikutip tetapi dipelintir, mereka tidak mengkaji dulu
secara bijaksana soal surat cerai yang diberikan kepada isteri. Sebetulnya,
apabila perempuan yang diceraikan itu menikah dengan laki-laki lain, laki-laki
(suaminya) itu telah mencemarkan perempuan (isterinya) itu.
Jadi,
orang-orang Farisi ini bertanya seenak udelnya saja, mereka kutip apa yang
ditulis oleh Musa dalam Ulangan 24:1-4,
tetapi tidak dikaji dengan mendalam dengan seksama.
Matius
19:8
(19:8) Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu
Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah
demikian.
Ingat
penggalan kalimat terakhir ini; tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Jadi,
rencana TUHAN / apa yang sudah dikerjakan tidak boleh diubah dan pekerjaan
TUHAN itu dimulai dari sejak semula.
Mari kita
lihat pekerjaan: pekerjaan TUHAN dari
sejak semula dalam..
Kejadian
2:22-23 -- Perikop: “Manusia dan taman
Eden”
Dari judul ini kita tahu bahwa nikah adalah
ibadah, ibadah adalah nikah.
Jadi,
sasaran akhir dari perjalanan rohani kita adalah nikah rohani. Mari kita ikuti
jejak yang berdarah (perjamuan kudus), muaranya; perjamuan kawin Anak Domba.
Jangan ikuti jejak antikris supaya jangan bermuara di pesta burung-burung.
Kejadian
2:22-23
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN
Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya
kepada manusia itu. (2:23) Lalu
berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Perempuan
diambil dari salah satu tulang rusuk laki-laki (Adam).
Artinya,
perempuan itu dibangun dan menjadi isteri bagi Adam jelas lewat korban. Untuk mengambil tulang
rusuk kan harus dioperasi dulu, hal itu berbicara tentang korban. Inilah
pekerjaan TUHAN dari sejak semula.
Jadi, apa
yang sudah dipersatukan oleh TUHAN, oleh korban Kristus, tidak boleh diceraikan
oleh manusia, apapun alasannya.
Kejadian
2:24
(2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging.
Hal ini juga
diajarkan oleh Yesus kepada orang Farisi dalam Matius 19:5 -- Dan
firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Nubuatan dalam Kejadian 2:24 diterangkan kembali oleh TUHAN Yesus kepada
ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Tetapi TUHAN tidak hanya menerangkan,
melainkan melakukannya / menggenapinya sebagaimana yang disampaikan rasul
Paulus kepada jemaat Filipi dalam Filipi
2:5-8 -- Dijelaskan bahwa Yesus telah melepaskan reputasi-Nya, artinya;
-
Yesus telah meninggalkan
kemuliaan-Nya
-
Yesus telah meninggalkan
Bapak-Nya
-
Yesus telah meninggalkan
rumah-Nya (hidup-Nya sendiri)
Supaya Dia
turun ke dunia, berarti; menderita sengsara dan mati di atas kayu salib. Dengan
demikian, perempuan (gereja TUHAN) keluar dari tubuh Mempelai Laki-Laki Sorga.
Jadi
saudara, jangan kita berlaku keji di Israel dan di Yerusalem. Jangan kita
berkhianat, karena gereja yang berkhianat disebut antikris. Itu sebabnya gereja
pengkhianat disebut dengan pembinasa keji.
Lebih
dijelaskan lagi dalam...
Ibrani
2:14-18
(2:14) Karena anak-anak itu adalah
anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan
mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan
dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (2:15)
dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya
berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (2:16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia
kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan
dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas
kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri
telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Dari ayat
ini jelas; Yesus harus menjadi sama dengan manusia. Dia adalah Allah 100%,
tetapi Dia juga menjadi manusia 100%. Dia adalah Allah yang sejati, tetapi
manusia sejati juga, lalu menderita sengsara di atas kayu salib dan mati,
supaya nanti dari korban-Nya ini, Dia membangun sidang mempelai TUHAN, milik
kepunyaan-Nya sebagaimana dalam Kejadian
2:23 -- "… Inilah dia, tulang
dari tulangku dan daging dari dagingku.. “
Saudara,
waktu Yesus menderita sengsara dan mati di atas kayu salib dalam Yohanes 19:30-32: tidak ada satupun
tulang-tulang-Nya yang dipatahkan, karena memang Yesus telah mati.
Tetapi, penjahat yang disalibkan di sebelah kanan dan kiri TUHAN Yesus; masih
hidup. Oleh sebab itu, tulang-tulang mereka harus dipatahkan.
Jadi, sekali
lagi saya sampaikan, tulang-tulang Yesus tidak dipatahkan, tetapi lambung Yesus
ditombak sehingga lahirlah kita (bangsa kafir). Jadi, dari dalam tubuh-Nya
sidang mempelai itu keluar, bukan dari mana-mana.
Sekali lagi
saya sampaikan; nubuatan dari sejak semula telah digenapi oleh TUHAN Yesus di
atas kayu salib, karena TUHAN kita mulia dan agung, Dia tidak hanya bisa bicara
tetapi Dia sudah membuktikannya 2000 tahun yang lalu di bukit Golgota.
Mari kita
baca kembali…
Ulangan 24:4B
(24:4) maka suaminya yang pertama, yang
telah menyuruh dia pergi itu, tidak boleh mengambil dia kembali menjadi
isterinya, setelah perempuan itu dicemari; sebab hal itu adalah kekejian di
hadapan TUHAN. Janganlah engkau mendatangkan dosa atas negeri yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.
Yang saya
tahu, TUHAN mewarisi kerajaan Sorga untuk menjadi milik pusaka kita. Tetapi,
janganlah kita mendatangkan dosa atas negeri yang diberikan oleh TUHAN. Jangan
kita berlaku keji, jangan kita berlaku curang karena target kita adalah
kerajaan Sorga, sasaran kita adalah kerjaan Sorga. Hal itu sangat sinkron
sekali dengan Maleakhi 2:14 -- Dan kamu bertanya: "Oleh karena
apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri
masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman
sekutumu dan isteri seperjanjianmu.
Sesungguhnya,
isteri masa muda adalah…
a.
Teman sekutu dari seorang suami
b.
Isteri seperjanjian dari seorang suami
Kalau kita
bicara TEMAN SEKUTU, maka jelas;
persekutuan kita dengan TUHAN adalah sama seperti ranting melekat pada pokok anggur. Kalau ranting melekat pada pokok
anggur, maka ranting akan menghasilkan buah anggur yang dapat dicicipi dan
dinikmati oleh TUHAN, itulah hubungan
intim / suasana mempelai, itulah doa penyembahan.
Jadi, ibadah
kita harus memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Selain itu,
isteri juga disebut ISTERI SEPERJANJIAN. Di
atas tadi sudah saya sampaikan, TUHAN telah menjanjikan tanah air Sorgawi
kepada Yehuda sebagaimana dalam Ulangan
24:4B --- Janganlah engkau
mendatangkan dosa atas negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu -- Kita adalah
Israel rohani, tetapi kita juga sedang berada di Yerusalem (ibadah dan
pelayanan) dan itu akan menjadi milik pusaka, jangan sampai dirusak oleh
perbuatan keji.
Jadi, tidak
boleh menceraikan isteri masa muda apapun alasannya, sekalipun ada perbuatan
tidak senonoh.
Singkat
kata, TUHAN menjanjikan tanah air Sorgawi, tetapi harus setia kepada isteri
masa muda.
Saudara,
terkait dengan “perjanjian”, kita tidak boleh serampangan. Oleh sebab itu, mari
kita lihat…
Kejadian
15:1-4 -- “Perjanjian Allah dengan
Abram, janji tentang keturunannya”
(15:1) Kemudian datanglah firman TUHAN
kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah
perisaimu; upahmu akan sangat besar."
TUHAN
menyatakan suatu upah yang besar kepada Abraham. Setelah dibaptis, Abram
berubah nama menjadi Abraham.
Jadi
saudara, dalam mengikuti TUHAN tidak perlu takut. Untuk kebutuhan ini dan itu,
tidak perlu takut.
Kalau sudah
dipanggil, kita harus berpadanan dengan panggilan dan kita tidak perlu takut,
karena upah kita nanti akan sangat besar. Upah kita adalah Sorga.
Kejadian
15:2-4
(15:2) Abram menjawab: "Ya Tuhan
ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal
dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer,
orang Damsyik itu." (15:3) Lagi
kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang
hambaku nanti menjadi ahli warisku." (15:4)
Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak
akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi
ahli warismu."
"Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan
anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
Inilah janji
TUHAN kepada Abraham terhadap panggilannya. TUHAN memanggil Abraham keluar dari
Ur-Kasdim (sekarang Irak). Itulah sebabnya TUHAN berkata kepada Yehuda; isteri
masa muda adalah isteri seperjanjian; harus setia.
Kejadian
15:7
(15:7) Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah
TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini
kepadamu menjadi milikmu."
"Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari
Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu” -- inilah janji
TUHAN kepada Abraham.
Lalu
bagaimana dengan kita sekarang, apakah
takut? Kalau boleh, sebagai seorang gembala saya meminta kepada saudara,
jangan takut, walaupun sebetulnya, TUHAN lah yang lebih berhak meminta. Saya
secara manusia juga masih memiliki rasio yang sehat, meminta; janganlah takut
tidak punya uang hanya karena harus berpadanan dengan panggilan; tekun dalam
tiga macam ibadah pokok. Orang yang takut akan mengikuti jejak dari pembinasa
keji dengan perbuatan kejinya.
Jadi, inilah
JALAN KELUARnya bagi kita, bahwa isteri masa muda adalah..
-
Teman sekutu
Teman sekutu = seperti ranting melekat pada
pokok anggur, sehingga menghasilkan buah anggur yang manis.
Dalam pesta (suasana mempelai) ada anggur untuk diminum.
Suasana pesta / suasana mempelai -> hubungan
intim itulah doa penyembahan.
-
Isteri perjanjian, mewarisi kerajaan Sorga itulah Yerusalem yang baru (mempelai
TUHAN)
Pendeknya,
tetap kembali kepada dua klimaks.
Saudara
jangan ragu, kalau satu orang ditolong TUHAN, seisi rumah akan diselamatkan
asal kita setia kepada isteri masa muda.
Saya berharap dunia mau mendengar Firman semacam ini. Saya
heran karena orang Kristen lebih suka dengan cerita-cerita. Saya tidak habis
pikir kenapa tidak mau menjadi suatu kehidupan domba yang tergembala. Tetapi,
ini juga tugas kita, supaya yang diselamatkan bukan segelintir saja.
Gereja-gereja di akhir zaman ini harus punya pengertian semacam ini, supaya
jangan berkhianat kepada isteri masa muda karena itu adalah perbuatan keji.
Menyingkirkan korban sehari-hari adalah perbuatan keji, karena sesungguhnya,
korban sehari-hari itu keluar dari tubuh Mempelai Laki-Laki, supaya kit
dibangun menjadi mempelai TUHAN. Dan nubuatan itu telah disampaikan oleh TUHAN
Yesus kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, juga sudah dieksekusi
oleh Yesus di atas kayu salib, tinggal kita ikuti saja apa yang sudah
dikerjakan oleh TUHAN
TUHAN YESUS KRISTUS KEPADA GEREJA
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang