IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 15 JULI 2025
SURAT
YUDAS
Yudas 1:5
(Seri 32)
Subtema: BERSUNGUT-SUNGUT (IBADAH TAURAT)
Shalom…
Mula
pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN Yesus yang telah memungkinkan
kita untuk berada di dalam hadirat TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan di malam
ini. Dan sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib, sujud menyembah
kepada Dia.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung
lewat online atau live streaming atau video internet baik dari
YouTube maupun Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat digunakan.
Selanjutnya
doa dan harapan saya, kiranya TUHAN memenuhi kehidupan kita, TUHAN hadir di
tengah-tengah kita, memberi satu sukacita juga kebahagiaan saat kita nanti
duduk diam mendengar sabda Allah dekat kaki TUHAN.
Selanjutnya
marilah kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari
Surat Yudas.
Jadi Surat
Yudas adalah Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dan kita masih
berada pada Yudas 1:5 untuk seri pemberitaan Firman ALLAH untuk yang ke
32 kalinya.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu
telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin
mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir,
namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN
menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir namun membinasakan mereka yang tidak
percaya kepada kekuasaan TUHAN.
Saudara,
sekalipun kisah ini sudah tidak asing lagi bagi kita orang Kristen, namun Yudas
saudara Yesus dengan sengaja mengangkat cerita ini ke permukaan, tujuannya
untuk: mengingatkan dan menyadarkan kita.
Jadi
Firman yang diulang-ulang itu memberi kepastian, iman teguh, kuat, tidak mudah
goyah sebab perjalanan Rohani kita sudah berada pada mil-mil terakhir/kita
sudah berada pada ujung perjalanan.
Jadi kita
harus memperhatikan apa yang disampaikan oleh Yudas malam ini, sebab ternyata
Rasul Paulus juga mengingatkan jemaat di Korintus dengan kisah yang sama di
dalam 1 Korintus 10:1-33.
Ayat
1-4
intinya adalah bangsa Israel diselamatkan dari tanah Mesir dan dari penjajahan
Firaun.
- Mesir -> dunia dengan segala sesuatu yang
ada di dalamnya. Yang pasti ada 3 hal di dalam dunia:
> keinginan daging.
> keinginan mata.
> keangkuhan hidup.
- Firaun adalah gambaran dari iblis atau setan.
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi sungguhpun
demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari
mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Bagian
yang terbesar dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun karena Allah tidak
berkenan kepada mereka.
Bagian terbesar -> generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di tanah
Mesir.
Pendeknya,
1 Korintus 10:5 = Yudas 1:5.
1 Korintus
10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah
terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan
kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7)
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8)
Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh
beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga
ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti
yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut
ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh
malaikat maut.
Apa yang
dialami bangsa Israel di padang gurun adalah sebuah contoh untuk memperingatkan
gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini supaya:
a. Jangan kita menginginkan hal-hal yang
jahat … (ayat 6).
b. Jangan kita menjadi penyembah-penyembah
berhala … (ayat 7).
c. Janganlah
kita melakukan percabulan … (ayat 8).
d. Janganlah kita mencobai TUHAN … (ayat 9)
e. Janganlah bersungut-sungut … (ayat 10).
Saudara,
malam ini kita kembali membahas tentang bagian terakhir (bagian e) dan ini
merupakan seri pemberitaan Firman untuk yang ketiga kalinya.
Keterangan:
JANGANLAH KITA BERSUNGUT-SUNGUT (Bagian Ketiga)
Kisah
tersebut ditulis dalam kitab Musa yang keempat yaitu; Bilangan 16:41-49.
Bilangan
16:41
(16:41) Tetapi pada keesokan
harinya bersungut-sungutlah segenap umat Israel kepada Musa dan Harun,
kata mereka: "Kamu telah membunuh umat TUHAN."
Di sini
kita melihat bangsa Israel bersungut-sungut kepada Musa dan Harun karena
anggapan mereka; Musa telah membunuh umat Israel.
Sebenarnya
tuduhan mereka tidak memiliki dasar yang kuat, sebab sesungguhnya kematian
Korah dan kumpulannya jelas karena pemberontakan mereka dihadapan TUHAN.
Soal
pemberontakan ini telah diterangkan pada minggu yang lalu. Kita akan membaca di
dalam…
Yakobus 5:9
-- Perikop: "Bersabar dalam penderitaan"
(5:9) Saudara-saudara, janganlah
kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan
dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
Perjalanan
bangsa Isarel di padang gurun merupakan gambaran dari perjalanan rohani kita di
atas muka bumi ini. Di tengah perjalanan rohani kita menuju Kerajaan Sorga kita
perlu bersabar di tengah-tengah penderitaan.
Jadi kita
harus bersabar karena perjalanan Rohani kita sudah berada pada mil-mil yang
terakhir.
Saudara-saudara
keluarga GPT Betania janganlah bersungut-sungut, janganlah saling
mempersalahkan supaya jangan dihukum. Jadi ternyata orang yang bersungut-sungut
adalah orang yang suka menghakimi orang lain tanpa dasar.
Perlu
untuk diketahui dalam hidup bersama:
a.
Janganlah
kita bersungut-sungut.
b.
Janganlah
kita saling mempersalahkan atau menuduh.
Sebab
ternyata orang-orang yang bersungut-sungut dan saling mempersalahkan atau menuduh
akan dihukum oleh TUHAN karena di kalimat terakhir; “Sesungguhnya Hakim
telah berdiri di ambang pintu.”
Jadi orang yang bersungut-sungut dan suka
menuduh/mempersalahkan orang lain satu kali akan dihukum oleh TUHAN. Itu
sebabnya di atas tadi saya katakan; “sabarlah dalam penderitaan.”
Ada kalanya karena terlalu capeknya mengurus urusan
yang kita kerjakan di tempat ini karena memang kita harus bongkar pasang,
kadang-kadang kita khilaf, tanpa sadar kita ketus-ketus bicara di hadapan
TUHAN. Inikan bagian dari persungutan juga. Jadi ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh, jangan kita bersungut-sungut, jangan saling mempersalahkan
(menuduh) karena orang yang bersungut-sungut dan saling menuduh satu kali akan
dihakimi (dihukum) Allah.
Kita lihat
dulu mereka yang suka bersungut-sungut dan yang suka menuduh di dalam…
Roma 2:15
(2:15) Sebab dengan itu mereka
menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka
dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh
atau saling membela.
Praktek
hidup di bawah hukum taurat; saling menuduh (saling membela) = tidak
mengampuni dan juga tidak diampuni, dengan lain kata; tidak mengenal kasih
karunia berarti sudah dekat dengan kutuk (kebinasaan).
Jadi orang
yang berada di bawah hukum taurat tidak mengenal kasih karunia TUHAN, sedangkan
sumber kasih karunia TUHAN itu ialah dari salib di Golgota.
Ternyata
orang yang bersungut-sungut dan suka mempersalahkan orang (menuduh) ternyata
mereka sedang berada di bawah hukum taurat dan orang yang berada di bawah hukum
taurat tidak mengampuni orang yang bersalah kepada dia dan orang yang bersalah
juga tidak mengampuni dan tidak diampuni. Tidak diampuni oleh orang lain dan
juga tidak mengampuni orang lain = tidak mengenal kasih karunia (tidak berada
di bawah hukum kasih karunia).
Inilah
orang yang bersungut-sungut, yang suka membela diri dan mempersalahkan orang
lain, ternyata mereka sedang berada di bawah hukum taurat.
Orang-orang
yang hidup di bawah hukum taurat satu kali akan dihukum, pada akhirnya akan
jatuh pada penghukuman.
Jadi
mereka yang hidup di bawah hukum taurat tidak mengenal kasih karunia, berarti
hukum taurat itu tidak menyelamatkan, yang menyelamatkan kita adalah kasih
karunia, kemurahan TUHAN, anugerah-Nya.
Ditegaskan
lagi di dalam…
Roma
3:19-20.
(3:19) Tetapi kita tahu, bahwa
segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang
hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia
jatuh ke bawah hukuman Allah. (3:20) Sebab tidak seorang pun yang dapat
dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru
oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Mereka
yang hidup di bawah hukum taurat akan jatuh ke dalam hukuman Allah sebab hukum
taurat tidak dapat membenarkan orang, sebaliknya oleh hukum taurat seseorang
mengenal dosa. Kalau tidak ada hukum taurat maka dosa tidak akan semakin
bertambah-tambah di dalam diri seseorang. Di dalam hukum taurat (10 hukum)
tertulis kata “jangan” sebanyak 9 kali. Tetapi justru karena kata
“jangan” sebagai larangan, orang berbuat dosa. Pendeknya oleh
karena hukum taurat orang mengenal dosa.
Itu
sebabnya mereka yang hidup di bawah hukum taurat, mulut mereka tersumbat:
-
Tidak
ada kata-kata yang baik, yang benar, yang suci untuk memuliakan TUHAN.
-
Sulit
sekali bagi dia untuk datang mengakui dosa, sulit bagi dia untuk mengakui
kelebihan-kelebihan orang lain, sulit bagi dia untuk mengakui kebaikan-kebaikan
dan kemurahan TUHAN.
Ciri-ciri
hidup di bawah hukum taurat.
Roma
2:15-16
(2:15) Sebab dengan itu mereka
menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara
hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling
membela. (2:16) Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai
dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang
tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.
Kita akan
memetik penggalan kalimat pada ayat 16; “segala sesuatu yang
tersembunyi dalam hati manusia.” Artinya; mereka yang hidup di bawah hukum
taurat tidak menyerahkan hatinya kepada TUHAN untuk disucikan. Inilah ciri
mereka yang berada di bawah hukum taurat.
Sebaiknya
setiap kita datang menghadap TUHAN dalam ketekunan 3 macam ibadah pokok, bukan
hanya tubuh jasmani (manusia lahiriah), tetapi manusia batin (hati) kita, juga
turut dipersembahkan di atas mezbah TUHAN supaya hati kita disucikan oleh
TUHAN.
Matius
15:7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik!
Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: (15:8) Bangsa ini memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Memuliakan
TUHAN dengan bibir (mulut), tetapi hatinya jauh dari TUHAN disebutlah itu orang
munafik. Kalau kita datang kepada TUHAN hanya mempersembahkan tubuh jasmani,
tetapi manusia dalam, hati kita, batin kita tidak dipersembahkan di atas mezbah
untuk selanjutnya disucikan oleh TUHAN disebutlah itu orang munafik.
Saat ini
kita sedang datang menghadap TUHAN secara jasmani, tetapi semestinya manusia
dalam, manusia batin, hati kita juga harus turut memuji TUHAN, dipersembahkan di
atas mezbah TUHAN, hati kita juga semestinya disucikan oleh TUHAN. Tetapi
mereka yang hidup di bawah hukum taurat hanya mempersembahkan tubuhnya, tetapi
manusia dalam, manusia batin, hatinya tidak dipersembahkan kepada TUHAN
disebutlah orang munafik.
Munafik =
bagian luar tidak sama dengan bagian dalam, dan orang semacam ini sering kali
mengucapkan karta-kata yang tidak sesuai dengan perbuatannya, mengucapkan,
tetapi tidak melakukan, itu orang munafik.
Hati-hati
dengan ambisi dan keinginan untuk dipuji, itu juga karakter dari kemunafikan.
Sering kali mengucapkan kata-kata, tetapi tidak dilakukan (tidak diperbuat), di
luarnya baik, tetapi di dalamnya tidak, munafik juga namanya.
Matius
15:9
(15:9) Percuma mereka
beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia."
Jangan
kita menjalankan ibadah taurat (ibadah lahiriah). Orang-orang munafik
menjalankan ibadahnya secara taurat (lahiriah). Kemudian di sini dikatakan; “percuma
mereka beribadah kepada-Ku.” Artinya; ibadah taurat (ibadah lahiriah)
adalah ibadah yang sia-sia (percuma) sebab tidak mengandung janji baik untuk masa
Sekarang maupun masa yang akan datang.
Jadi
jangan kita menjalankan ibadah yang tidak ada artinya, jangan kita menjalankan
ibadah yang percuma itulah ibadah lahiriah, tubuhnya memuji TUHAN, tubuhnya
dipersembahkan, tetapi hatinya, manusia batinnya tidak dipersembahkan, tidak
disucikan oleh TUHAN, itu ibadah yang percuma, tidak mengadung janji baik untuk
masa sekarang maupun masa yang akan datang.
1 Timotius
4:7-8
(4:7) Tetapi jauhilah
takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Takhayul
dan dongeng nenek-nenek tua; merupakan cerita fiktif, tidak nyata. Tetapi
berita salib adalah berita yang nyata. Kemudian, Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel adalah Firman yang benar dari Allah.
Jadi di
tengah ibadah dan pelayanan, semestinya yang diberitakan adalah berita nyata
itulah Yesus yang pernah menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, jangan
berita fiktif (fiksi), dongeng, itu tidak nyata. Kalau berita fiksi dan dongeng
yang diceritakan di tengah ibadah dan pelayanan, disebut jugalah itu ibadah
lahiriah. Itu sebabnya pada ayat 7; selanjutnya Rasul Paulus berkata; “latihlah
diri mu beribadah.” Artinya; di tengah ibadah kita senantiasa menyangkal
diri, memikul salib, mengikut TUHAN, latih diri semacam ini.
Latih diri
untuk menyangkal diri, latih diri untuk memikul salib, latih diri untuk
mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah, jangan menyimpang ke kiri dan
ke kanan, bersikaplah seperti laki-laki untuk mewarisi Kerajaan Sorga, itulah
pesan Musa kepada Yosua yang melanjutkan tongkat estafet, dan itulah juga pesan
Daud kepada Salomo.
Bersikaplah
seperti laki-laki berarti Jantan, kalau A di atas A, B di atas B, ya di atas
ya, tidak di atas tidak, apapun resikonya, jangan kita gunakan rumus emak-emak
di jalan raya, sen kiri, belok kanan, suka-sukanya, tidak boleh seperti itu.
Jangan kita menjalankan ibadah taurat saudara, tetapi harus menjalankan ibadah
yang nyata, dasarnya adalah salib di Golgota.
1 Timotius
4:8
(4:8) Latihan badani terbatas
gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji,
baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Ibadah
yang memberitakan salib di Golgota = ibadah yang nyata.
Ibadah
lahiriah (ibadah taurat) tidak mengandung janji baik untuk masa sekarang dan
masa yang akan datang.
Artinya;
ibadah taurat tidak membawa, tidak memimpin gereja TUHAN kepada dua klimaks
yang sangat didambakan oleh TUHAN yaitu:
- Hidup ini/masa sekarang-> doa penyembahan.
- Hidup yang akan datang/masa yang akan datang
-> Yerusalem baru yaitu; mempelai TUHAN.
Ini dua klimaks
yang sangat dinantikan oleh TUHAN. Oleh sebab itu latihlah diri mu beribadah,
jangan kita menjalankan ibadah taurat.
Dari sini
kita semakin hari semakin mengerti bahwasanya pengertian yang TUHAN berikan ini
sungguhlah menjadi sebuah anugerah. Pendeknya, Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel adalah anugerah terbesar dalam setiap ibadah-ibadah di
dalam sebuah penggembalaan jikalau dimengerti oleh gereja TUHAN, tetapi terlalu
sedikit, teramat sedikit gereja yang memahami pengertian semacam ini karena
terikat dengan mamon, penyembahan tertinggi dari antikris.
Jadi
sungguh-sungguhlah untuk menghidupi 1 Timotius 4:7-8, jangan kita
menjalankan ibadah taurat karena terbatas. Tetapi biar kita menjalankan ibadah
yang nyata dasarnya adalah berita salib, sumber kasih karunia.
Jangan
suka bersungut-sungut, menuduh si A, si B begini dan begitu, nanti akan jatuh
di bawah hukuman Allah, itu ibadah taurat, sabar-sabar saja. Kalaupun banyak
korban yang harus kita persembahkan, sabar-sabar saja, selain persembahan
persepuluhan dan khusus, ada lagi korban-korban yang lain, sabar-sabar saja.
Latihlah
diri beribadah, sebab ibadah taurat tidak mengandung janji, tidak membawa kita
sampai kepada dua klimaks, sebab ibadah taurat dasarnya adalah perkara-perkara
lahiriah, yaitu; dongeng-dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol.
Jadi dari
sini kita mulai mengerti, bahwasanya kita tidak salah ditempatkan TUHAN di
dalam penggembalaan GPT Betania ini. Jadi sabar-sabar saja, jangan
bersungut-sungut.
Ibrani
10:1-4
(10:1) Di dalam hukum
Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan
hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama,
yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin
menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (10:2)
Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi,
sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah
disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh
korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (10:4)
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan
dosa.
Hukum
taurat hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan datang maka bukan hakekat
dari keselamatan itu sendiri berarti tidak memimpin kita sampai kepada dua
klimaks.
Ayat
10b-4;
setiap tahun imam besar Harun harus masuk ke dalam Ruangan Maha Suci untuk
mengadakan pendamaian atas dosa-dosanya dan dosa umat Israel dengan darah lembu
Jantan dan dengan darah domba Jantan, tetapi ingat, oleh korban-korban itu
seseorang tetap mengulangi dosa karena merasa tahun depan masih ada korban lagi
yang dipersembahkan. Jadi setelah disucikan, dia kembali lagi mengulangi dosa.
Jadi
ibadah taurat justru merangsang dosa, tidak dapat menyucikan hati. Maka mereka
yang berada di bawah hukum taurat hatinya menjadi tempat untuk menyembunyikan
dosa, kemudian tidak membawa kita sampai kepada kesempurnaan. Pendeknya, hukum
taurat merangsang dosa, tidak menghentikan dosa.
Saudara,
demikianlah bangsa Israel datang beribadah di Padang Gurun sebab mereka
bersungut-sungut di hadapan Allah-Nya. Oleh sebab itu janganlah kita datang
beribadah, tetapi masih disertai dengan sungut-sungut, suka persalahkan ini dan
itu karena itu tanda bahwa ia masih berada di bawah hukum taurat, tidak mau
mempersembahkan hatinya untuk disucikan oleh TUHAN.
Bilangan
16:42
(16:42) Ketika umat itu
berkumpul melawan Musa dan Harun, dan mereka memalingkan mukanya ke arah Kemah
Pertemuan, maka kelihatanlah awan itu menutupinya dan tampaklah kemuliaan
TUHAN.
Pada saat
umat Israel bersungut-sungut dan menuduh Musa dan Harun telah membunuh umat
Israel, pada saat itu tampaklah awan kemuliaan TUHAN menutupi kemah pertemuan. Artinya;
TUHAN hadir dan kehadiran TUHAN di situ adalah sebuah tanda bahwa TUHAN maha
tahu dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Gambar
TUHAN MAHA TAHU dan MELIHAT.
Oleh sebab
itu jangan kita bermain-main, asal-asal di tengah-tengah ibadah pelayanan. Lalu
bersungut-sungut begitu, tanpa rendah hati, TUHAN tahu dan TUHAN melihat.
Ibrani
4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu
makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang
dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan
pertanggungan jawab.
Jadi kita
tidak boleh bermain-main, kita tidak boleh asal-asal (pura-pura).
Bilangan
16:43-45
(16:43) Lalu pergilah Musa dan
Harun ke depan Kemah Pertemuan. (16:44) Maka berfirmanlah TUHAN kepada
Musa: (16:45) "Pergilah dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan
mereka dalam sekejap mata." Lalu sujudlah mereka.
Akibat
bersungut-sungut: Bangsa Israel akan dihancurkan / dibinasakan oleh TUHAN.
Hati-hati
jangan lagi suka bersungut-sungut, jangan lagi suka menuduh yang bukan-bukan.
Bagaimana dan seperti apa pun ibadah pelayanan kita, tidak usah
bersungut-sungut. Kalau memang itu benar, tidak ada penipuan, tidak usah
bersungut-sungut.
Dari putusan TUHAN ini, jelas bahwa TUHAN membela Musa, karena Musa tidaklah
bersalah di hadapan TUHAN sebagaimana di dalam Bilangan 16:33-34.
Sebetulnya bangsa Israel tahu kalau Korah bersalah kepada TUHAN, apa buktinya?
Mereka turun ke dunia orang mati dengan tidak lazim. Kalau mati dengan lazim, Musa
berkata; “maka aku tidak diutus TUHAN.” Tetapi kenyataannya Korah dan
kumpulannya serta seisi rumahnya turun ke dunia orang mati hidup-hidup, berarti
matinya tidak lazim dan bangsa Israel menyaksikan peristiwa ini. Tetapi anehnya
keesokan harinya mereka bersungut-sungut. Mereka tahu, tetapi itulah manusia
daging, tidak pernah tahu mengucap Syukur, mulut selalu tersumbat.
Berapa
banyak dan berapa kali TUHAN menolong kita sekalian, kita tidak pernah tahu
bersyukur, yang semestinya kita mengucap Syukur. Tetapi mereka yang hidup di
bawah hukum taurat mulut mereka tersumbat dan di hati mereka terdapat banyak perkara-perkara
yang tidak suci. Inilah fakta kebenaran manusia daging yang menajalankan ibadah
taurat.
Ciri-ciri orang benar:
Bilangan
16:45
(16:45) "Pergilah dari tengah-tengah
umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata." Lalu sujudlah
mereka.
Ciri-ciri
orang benar: “Lalu
sujudlah mereka.” Kalau
TUHAN sudah naik menjadi saksi, secepatnyalah kita sujud di hadapan TUHAN,
jangan mengeraskan hati, cepat mengakui segala kekurangan, juga mau mengakui
segala kelebihan dan kemurahan yang TUHAN nyatakan.
Sujud = merendahkan diri kepada Allah dalam doa penyembahan.
Penyembahan
artinya; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah saja =
kehendak manusia diserahkan kepada kehendak bebas dari Allah.
Keluaran
29:1 -- Perikop: “Mengenai pentahbisan Harun dan anak-anaknya.”
(29:1) "Inilah yang harus
kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang
jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba
jantan yang tidak bercela,
Syarat
untuk memegang jabatan imam; TUHAN menuntut tiga korban binatang, sebagai
syarat untuk ditahbiskan sebagai imam, antara lain:
1.
Korban
binatang lembu Jantan.
Hal
ini berbicara tentang pendamaian sepenuh.
Jadi,
orang yang melayani TUHAN ditetapkan untuk mendamaikan sesamanya kepada TUHAN.
Membawa berita dan pelayanan pendamaian.
2.
Domba
jantan yang pertama.
Hal
ini berbicara tentang penyerahan diri sepenuh, berarti; mengasihi TUHAN
dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi, dan segenap kekuatan disebutlah
itu korban bakaran sampai hangus.
3.
Domba
jantan yang kedua
Hal
ini berbicara tentang tahbisan sepenuh. Istilah sekarang; loyalitas,
dedikasi seorang hamba kepada TUHAN.
Jadi, apa
yang ditunjukkan Musa dan Harun adalah bukti bahwa dia layak menjadi imam;
-
Mempersembahkan
lembu Jantan; pendamaian sepenuh.
-
Mempersembahkan
domba Jantan pertama; penyerahan diri sepenuh sampai hangus kemudian,
-
Mempersembahkan
domba Jantan kedua; artinya tahbisan sepenuh. Istilah sekarang, loyalitas,
dedikasi seorang hamba kepada TUHAN.
Jadi cerminan
penyembahan Musa adalah imam yang sudah menjadi pendamaian, imam yang sudah
menyerahkan diri sepenuh dan imam yang sudah mentahbiskan diri sepenuh pada Bilangan
16:45b.
Itu
penyembahan Musa dan Harun, lalu bagaimana penyembahan kita di hari-hari
terakhir ini? Ada banyak saya lihat imam tersungkur, tetapi numpang tidur.
Bilangan
16:46
(16:46) Berkatalah Musa kepada
Harun: "Ambillah perbaraan, bubuhlah api ke dalamnya dari atas mezbah, dan
taruhlah ukupan, dan pergilah dengan segera kepada umat itu dan adakanlah
pendamaian bagi mereka, sebab murka TUHAN telah berkobar, dan tulah sedang
mulai."
Oleh
karena bangsa Israel bersungut-sungut, murka TUHAN telah berkobar sebab tulah
sudah mulai atau Israel sedang ditulahi karena persungutan mereka kepada Musa.
Iniloh
akibat persungutan, Israel ditulahi oleh TUHAN dan oleh tulah itu nanti banyak
orang yang mati.
Bilangan
16:47
(16:47) Maka Harun mengambil
perbaraan, seperti yang dikatakan Musa, dan berlarilah ia ke tengah-tengah
jemaah itu, dan tampaklah tulah telah mulai di antara bangsa itu; lalu
dibubuhnyalah ukupan dan diadakannyalah pendamaian bagi bangsa itu.
Pada saat
tulah berlangsung, Musa dan Harun mengadakan pendamaian. Maka itu sebabnya saya
katakan tadi; penyembahan dari pada Musa dan Harun jelas adalah penyembahan
yang tertinggi; penyembahan dalam pendamaian sepenuh, penyembahan dalam
penyerahan diri sepenuh, penyembahan dalam loyalitas dan dedikasi sepenuh
kepada TUHAN. Begitu tulah berlangsung maka Musa dan Harun tampil untuk menjadi
pendamaian, mempersembahkan ukupan wangi-wangian kepada TUHAN ALLAHnya Israel.
Saya
berharap di hari-hari terakhir ini, penyembahan kita sudah semestinya sama
seperti penyembahan Musa dan Harun. Begitu melihat tulah kita tampil sebagai
pendamaian. Jangan biarkan orang lain dalam kesalahannya dalam pelayanan, dalam
hal apapun. Kalau memang kita harus menghandle ya handle, jangan
hanya diam saja. Itu tanda bahwa penyembahan kita sudah sampai kepada
penyerahan diri sepenuh. Kalau belum sampai ke situ berarti penyembahan kita
hanya sebatas berlutut. Kalau memang kita harus handle, ya handle
saja supaya nampak penyembahan itu sampai kepada penyerahan diri sepenuh.
Jangan kita tunggu-tunggu orang salah baru kita kerjakan, berarti ibadah mu
belum sampai pada puncaknya, masih dalam bentuk berlutut lahiriah.
Tetapi
lihatlah contoh teladan yang diberikan oleh Musa, penyembahannya sudah sampai
pada puncaknya. Begitu ada tulah, begitu melihat kesusahan di dalam diri orang,
tampil menjadi pendamaian. Hentikan tulah, hentikan kesulitan dan kesusahan
serta penderitaan yang dialami oleh orang lain kalau memang kita bisa.
Bilangan
16:48-49
(16:48) Ketika ia berdiri di
antara orang-orang mati dan orang-orang hidup, berhentilah tulah itu. (16:49)
Dan mereka yang mati kena tulah itu ada empat belas ribu tujuh ratus orang
banyaknya, belum terhitung orang-orang yang mati karena perkara Korah.
Yang mati
karena tulah persungutan adalah 14.700 (empat belas ribu tujuh ratus) orang
banyaknya belum termasuk orang-orang yang mati karena perkara Korah, jadi
diperkirakan + 15.000 (lima belas ribu) orang lebih yang mati.
Bilangan
16:50
(16:50) Ketika Harun kembali
kepada Musa di depan pintu Kemah Pertemuan, tulah itu telah berhenti.
Inilah
yang menjadi pesan TUHAN malam ini kepada kita; jangan kita bersungut-sungut.
Jadi Musa
dan Harun tampil sebagai pengantara untuk menghentikan kesusahan orang lain,
kesulitan, dan penderitaan atau tulah-tulah yang lain. Itulah arti dari
penyembahan kita di hari-hari terakhir ini, itulah puncak ibadah kita di
hari-hari terakhir ini.
“Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika
seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu
Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk
segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa
seluruh dunia” (1
Yohanes 2:1-2).
Ibrani
10:4-7
(10:4) Sebab tidak mungkin
darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. (10:5)
Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan
tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --. (10:6)
Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. (10:7) Lalu Aku berkata:
Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan
kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
TUHAN
telah memberikan gulungan kitab, dimana meterainya sudah dibukakan. Setelah
terjadi pembukaan rahasia Firman, sekarang kita mengerti bahwa penyembahan kita
sekarang menjadi pendamaian sepenuh, menjadi penyerahan diri sepenuh, dan
mantahbiskan diri sepenuh.
Kalau
tidak terjadi pembukaan rahasia Firman, tidak mungkinlah kita tahu apa yang
menjadi kehendak ALLAH. Kehendak Allah adalah ibadah kita memuncak sampai doa
penyembahan.
Ibrani
10:8-9
(10:8) Di atas Ia berkata:
"Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak
Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun
dipersembahkan menurut hukum Taurat --. (10:9) Dan kemudian kata-Nya:
"Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia
hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Yang
pertama (hukum taurat) ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua (hukum kasih
karunia). Sekarang kita berada di bawah hukum kasih karunia, mengampuni dan
diampuni. Tidak menuduh, tidak mempersalahkan, tidak lagi bersungut-sungut,
sudah dihapuskan (ditiadakan). Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPADA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment