KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, July 10, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 29 JUNI 2025

 




IBADAH RAYA MINGGU, 29 JUNI 2025

WAHYU PASAL 19

(Seri 1)

 

Subtema: PERJAMUAN KAWIN ANAK DOMBA

 

 

Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, yang oleh karena rahmat-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus. Kita boleh datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh pada malam hari ini. Dan kita berada dalam hadirat TUHAN, dan memimpin hidup kita sebentar di tengah-tengah kita duduk diam mendengarkan Sabda Allah.

 

Saya juga tidak lupa untuk menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapak/ibu, saudara/i terkasih, yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet baik dari Youtube maupun Facebook atau media sosial lainnya, yang dapat diakses ataupun dipergunakan. Biarlah kiranya TUHAN menyatakan rahmat-Nya kepada saudara dan selanjutnya damai sejahtera dari Sorga turun memenuhi kita sekaliannya, memberi damai sejahtera, sukacita, bahagia saat kita duduk diam dekat kaki TUHAN dan terus mendengarkan Sabda Allah

 

Selanjutnya kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab WAHYU.  Dan sekarang kita akan masuk pada Wahyu 19:9 persis seperti pujian yang kita naikkan untuk menyambut Firman TUHAN Allah. Demikianlah nanti Firman Allah kita terima.

 

Tetapi, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Wahyu 19:9

(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

 

Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.

Inilah yang menjadi sasaran akhir perjalanan rohani gereja TUHAN di atas muka bumi ini. Pendeknya, muara dari ibadah-ibadah di bumi adalah PESTA / JAMUAN KAWIN ANAK DOMBA, bukan soal yang lain-lain yang ada di atas muka bumi ini. Kita harus mengetahui itu dengan pasti, jangan pikiran kita berubah dari pengertian Alkitab ini.

 

Saudara, kalau hal ini sudah mantap di dalam hati kita masing-masing, maka, langkah-langkah perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini tidak akan terhambat...

-          Oleh siapapun, baik itu atasan, rekan bisnis, orang yang punya pengaruh besar di sekitar kita.

-          Oleh apapun, termasuk harta, kekayaan, uang yang banyak, dan perkara-perkara lahiriah lainnya; kedudukan, jabatan yang tinggi dan lain sebagainya.

 

Doa dan harapan saya, biarlah kiranya pengertian berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba; mantap dan kita pegang, peluk dan tidak akan kita lepaskan. Dan kalau itu sudah mantap, tidak ada satupun di muka bumi yang dapat menghambat perjalanan rohani kita untuk dibawa masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba. Pastikan dan mantapkan hati ini untuk memeluk (berpegang teguh) pada pengertian yang kita baca pada ayat 9 ini. Sebab, hal-hal tersebut tidaklah mungkin membawa kita masuk dalam perjamuan pesta kawin Anak Domba.

 

Sebagai tambahan sedikit, kita sudah seharusnya bersyukur bahkan berterima kasih kepada TUHAN yang telah dianugerahkan kepada kita. Salah satunya adalah TUHAN memberi kemauan dan kerelaan bagi kita sekaliannya untuk berada di tengah-tengah kegiatan Roh (ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok) sampai kita betul-betul mantap memenuhi undangan pesta kawin Anak Domba. Ini semua kita kerjakan sebagai sarana (menjembatani) kita untuk sampai kepada satu titik yang kita nanti-nantikan itulah kebahagiaan kekal di dalam perjamuan pesta kawin Anak Domba.

 

Terkait dengan perjamuan kawin Anak Domba ini, kita akan membaca satu kisah yang sama di dalam Matius 22:1-14 yaitu tentang: Perumpamaan Tentang Perjamuan Kawin. Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena kepada Peti Perjanjian (Peti Hukum).

 

Untuk meneguhkan hati kita terkait dengan Matius 22:5-14, mari kita terlebih dahulu melihat…

Keluaran 25:10-11 -- Perikop: “Mengenai tabut perjanjian”

(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.

 

Tabut perjanjian dibuat dari kayu penaga, dengan ukuran antara lain;

-          Panjang = 2½ hasta.

-          Lebar = 1½ hasta.

-          Tinggi = 1½ hasta.

 

Kemudian, Tabut / Peti Perjanjian itu disalut dengan emas murni pada bagian dalam dan luarnya sehingga kayu penaganya tidak nampak lagi, yang nampak hanyalah emas murni

-          Kayu penaga 🡪 tabiat daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginannya yang jahat.

-          Emas murni 🡪 kemurnian dan kesucian dari Roh Allah yang suci.

 

Kita bersyukur kepada TUHAN, dari ayat yang sudah kita baca, sesungguhnya, lewat ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan, TUHAN mau jadikan sama seperti peti dari tabut perjanjian, TUHAN mau salut / bungkus kita dengan tabiat-Nya sendiri. Kalau tabiat Ilahi membungkus tabiat daging, maka yang nampak bukan tabiat daging, tetapi yang nampak adalah pembungkusnya, itulah kemurnian dan kesucian Ilahi, ini adalah suatu kemurahan. Jadi, kalau kita tidak menghargai ibadah dan pelayanan, tidak mau mendirikan mezbah itulah ketekunan tiga macam ibadah pokok dan tidak mau menjadi satu kehidupan domba yang tergembala, tentu yang nampak adalah kayu penaganya (manusia dagingnya). Kalau kayu penaga tidak disalut dengan emas murni, maka; peti perjanjian tidak mungkin ditutup dengan tutupan grafirat di atasnya, dengan lain kata; tidak mungkin gereja TUHAN bisa bersatu dengan Mempelai Laki- Laki Sorga. Tetapi, puji nama TUHAN, kita melihat rencana Allah besar bagi kita malam ini, supaya pada akhirnya tabiat daging disalut dengan tabiat Ilahi sehingga yang nampak adalah tabiat Ilahi. Satu kemurahan lagi ditambahkan kepada kita.

 

Kemudian, kita juga sudah membaca; di atas tabut / peti perjanjian ada bingkai emas sekelilingnya, disebut juga karangan bunga emas sebagai mahkota. Hal ini menunjuk kepada hubungan persekutuan yang suci dengan Kristus Mempelai Pria Sorga, tetapi persekutuan itu datangnya dari mempelai wanita.

 

Keluaran 25:17-20

(25:17) Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. (25:18) Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. (25:19) Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. (25:20) Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.

 

Tabut juga terdiri dari; tutupan pendamaian dengan dua kerub di atasnya, dibuat dengan emas murni tempahan.

Singkat kata, mempelai wanita TUHAN; dinaungi oleh Allah Tritunggal yakni; TUHAN Yesus Kristus, Dialah Mempelai Pria Sorga

-      Tutupan pendamaian àYesus Anak Allah.

-      Kerub satu à Allah Bapa.

-      Kerub dua à Allah Roh Kudus.

Dan dua kerub itu saling berhadap-hadapan dan pandangannya tertuju kepada tutupan grafirat.

 

Jadi saudara, kalau gereja TUHAN ada dalam naungan TUHAN, maka jelas mata TUHAN tertuju kepada sidang mempelai TUHAN. Dan Roh TUHAN senantiasa memperhatikan kita semua supaya ibadah kita hidup dan berkenan untuk senantiasa menyenangkan hati TUHAN.

Kalau mata TUHAN tidak tertuju kepada kita, apa yang bisa kita perbuat? Tidak bisa berbuat apa-apa, tidak mengerti untuk menyenangkan hati TUHAN. Tetapi, karena mata TUHAN tertuju kepada sidang mempelai TUHAN, maka malam ini kita datang menghadap TUHAN dalam hadirat-Nya lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.

 

Tadi, koor dari pemuda remaja sungguh menyenangkan hati TUHAN, karena syairnya berkata...

Hidupku diliputi cahaya Injil

Tentang kemuliaan Kristus

Hidupku diliputi cahaya Injil

Tentang kemuliaan Kristus

 

Berbahagialah kita sekaliannya, karena hidup kita diliputi oleh cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itulah Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, sehingga kita berada dalam imamat tertinggi (suasana mempelai).

 

Keluaran 25:13-15

(25:13) Engkau harus membuat kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas. (25:14) Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut. (25:15) Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya.

 

Singkat kata, kayu pengusung harus tetap tinggal dalam gelang-gelang dari setiap sudutnya peti perjanjian.

Artinya: Firman Pengajaran Mempelai harus disampaikan oleh seorang gembala sidang / pemimpin jemaat dan itu adalah tanggung jawab yang harus dipikul.

 

Saudara kita bisa melihat, waktu tabut perjanjian dipindahkan dari rumah Abinadab, tabut perjanjian ditaruh pada kereta, walaupun kereta yang baru. Sekarang ini sistem ibadah dan pelayanan banyak sekali yang baru-baru, tetapi belum tentu menyenangkan hati TUHAN. Karena, sesungguhnya, tabut perjanjian harus dipikul oleh imam yang memang harus Lewi dengan lain kata; tidak boleh diletakkan begitu saja di atas kereta sebagaimana dalam 2 Samuel 6:3-5 -- Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu. Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu. Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap.

Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu, ini tidak sesuai dengan keinginan TUHAN, sebab yang TUHAN mau tabut perjanjian harus dipikul. Untuk apa dibuat empat gelang di setiap pojok? Itu untuk ditusukkan dua pengusung, maksudnya; supaya dipikul. Tetapi lihatlah Uza dan Ahyo (dua anak Abinadab), justru meletakkan tabut perjanjian di kereta yang baru.

 

Banyak gereja menganggap bahwa, Pengajaran Mempelai dalam pola Tabernakel; itu kuno (ketinggalan zaman). Harusnya menggunakan kereta baru atau cara-cara baru. Tetapi, pemikiran TUHAN tidaklah seperti itu, tabut perjanjian haruslah dipikul dan sama-sama kita memikulnya. Seberapa berat kepercayaan TUHAN; sama-sama kita memikulnya, dengan lain kata; menanggungnya. Karena, TUHAN sudah memikul dosa-dosa kita di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu. Dosa kita antara lain; kejahatan, kenajisan, kesombongan, keangkuhan, egosentris, kepentingan diri sendiri dan tidak peduli orang lain, semua itu sudah ditanggung. Maka sekarang, TUHAN sudah tebus kita (berarti diampuni), lalu diberi kesempatan untuk memikul tabut, apa salahnya kita pikul bersama-sama? Toh TUHAN telah terlebih dahulu menyatakan kasih yang sempurna di atas kayu salib.

 

Karena cara mengangkut tabut sudah tidak sesuai dengan keinginan dan kemauan TUHAN, akhirnya...

2 Samuel 6:5-6

(6:5) Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap. (6:6) Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir.

 

Sehebat apapun kereta-kereta, satu kali akan tergelincir. Tetapi salib di Golgota memberi kekuatan kepada yang lemah dan tidak berdaya, sampai puncak pencobaan kita mampu menghadapinya.

TUHAN memberi dua burung sayap nasar yang besar dan membaharui kuatnya, sehingga ia terbang tinggi (membumbung tinggi) di udara  -- berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Yesaya 40:31)

 

Kemudian karena dirasa sudah tergelincir, Uza mengulurkan tangannya. Pendeknya, Pengajaran Mempelai sudah tidak nampak lagi kemurnian dan kemuliaan Allah itu sendiri. Bukankah tabut perjanjian berbicara tentang takhta Allah dan hubungan nikah? Dan itu tidak boleh ada campur tangan manusia, biarpun hamba TUHAN Uza; ia tidak boleh mengulurkan tangannya, sehebat apapun dia. Pengajaran Mempelai harus dipikul dengan penuh tanggung jawab, tidak boleh ada campur tangan oleh siapapun.

Demikian juga nikah rumah tangga, tidak boleh ada campur tangan orang tua. Justru anak harus tinggalkan orang tua supaya dapat bersatu dengan isterinya (Kejadian 2:24). Selama bersama dengan orang tua; tidak akan pernah bersatu. Dan orangtua harus mengerti itu.

 

Tabut perjanjian letaknya pada RUANGAN MAHA SUCI, bukan di Ruangan Suci, betapa mulianya hal itu. Dan di atas tutup pendamaian diantara dua kerub ada Shekina Glory; cahaya kemuliaan Allah. Lalu siapa kita dan pendeta Uza yang berani-berani campur tangan terhadap tabut perjanjian?

Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel yang sudah TUHAN percayakan kepada GPT “Betania” Serang & Cilegon dengan sarana PPT; harus kita pikul bersama-sama untuk menyenangkan hati TUHAN. Tidak boleh diletakan di atas kereta, walaupun itu adalah kereta baru (cara-cara manusia yang baru), itu tidak boleh, jangan lari dari kenyataan

 

2 Samuel 6:6-8

(6:6) Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. (6:7) Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu. (6:8) Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang.

 

Kalau hamba TUHAN mencampuri Tabut perjanjian, maka akibatnya; bangkitlah murka Allah terhadap Uza dan membunuh dia. Itu adalah suatu keteledoran dan kecerobohan manusiawi Uza.  Akhirnya Uza mati dekat tabut Allah. Dekat tabut Allah tetapi mati, untuk apa? Menerima Pengajaran Mempelai, tetapi ujungnya binasa, untuk apa?

Mulai sekarang sadarilah, Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel atau tabut perjanjian Allah harus kita pikul bersama-sama, tidak bisa satu orang, tidak bisa hanya saya seorang diri, tetapi harus bersama-sama. Oleh sebab itu, jangan egois, jangan memikirkan hidup sesaat. Pikirkanlah kehidupan dalam kekekalan.

 

Dari sini kita sudah melihat yang terkait dengan tabut perjanjian. Sekarang kita kembali untuk membaca...

Matius 22:1-2

(22:1) Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: (22:2) "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.

 

Kerajaan Sorga adalah seumpama seorang raja mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.

Singkat kata, pesta nikah antara TUHAN Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan sidang gereja TUHAN sebagai mempelai wanita-Nya, merupakan "pusat pemikiran" dari kerajaan Sorga, bahkan tujuan hidup dari semua orang di bumi ini.

 

Matius 22:3-5

(22:3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. (22:4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. (22:5) Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,

 

Sang raja menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang diundang ke perjamuan kawin, sebab dalam perjamuan kawin itu telah dihidangkan;

-      Lembu-lembu jantan

-      Ternak piaraan yang tambun

Semua telah disembelih dan dihidangkan.

 

Binatang yang telah dikorbankan tersebut à persembahan tubuh Yesus Kristus yang dalam zaman gereja hujan awal dan gereja hujan akhir, diwujudkan dalam perjamuan suci. Dari perjamuan suci keluar suatu undangan untuk memanggil semua umat manusia dan mengambil bagian dalam undangan itu, teramat lebih di hari-hari terakhir ini. Mari kita menghargai undangan dan mengambil bagian di dalamnya, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir.

 

Sesungguhnya, dalam perjamuan itu telah dihidangkan korban yang merupakan makanan yang sangat mulia dan satu-satunya makanan rohani yang semestinya dikonsumsi dan dinikmati. Pendeknya, persembahan tubuh Yesus adalah makanan rohani yang harus dinikmati, tidak ada yang lain.

 

Ibrani 9:26-28

(9:26) Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya. (9:27) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, (9:28) demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

 

Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, sesudah itu dihakimi. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati, maksudnya; tidak asal-asal dalam menjalankan roda kehidupan (roda nikah rumah tangga).

Demikian juga Kristus, hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa manusia. Sedangkan kedatangan-Nya untuk kedua kali, tujuannya adalah untuk menjemput mempelai wanita-Nya, milik kepunyaan-Nya, itulah orang-orang yang setia menantikan kedatangan TUHAN.

 

Kita kembali membaca...

Matius 22:3-6

(22:3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. (22:4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. (22:5) Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, (22:6) dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.

 

Para undangan tidak mau datang dan tidak mengindahkan panggilan raja sebanyak dua kali. Sebab para undangan...

1.      Pergi ke ladangnya

2.      Pergi mengurus usaha / dagangnya

3.      Dan yang lain menangkap hamba-hamba raja, menyiksanya dan membunuhnya

Kita akan memeriksa 3 (tiga) hal ini, satu persatu. Doakan supaya dalam pembahasan ini kita bisa menerima suatu pengertian yang akurat.

 

Tentang: PERGI KE LADANGNYA

Kalau ia pergi ke ladangnya (ladang sendiri), berarti; ia tidak pergi ke ladang TUHAN.

Pergi ke ladangnya (ladang sendiri) sama dengan berada di ladang dunia.

 

Yang terjadi kalau pergi ke ladang dunia...

YANG PERTAMA: Menimbulkan kekuatiran

Ayat referensi: Markus 4:7, 18-19 -- Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.  Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

 

Itulah yang terjadi kalau berada pada ladang dunia; menimbulkan kekuatiran, ketakutan dan keresahan setiap hari. Karena itu telah menguasai dirinya, akhirnya dia pergi ke ladang dunia. Sebab, kalau dia datang ke ladang TUHAN, menurutnya akan merugikan dirinya, sebab akan menghabiskan tenaga, pikiran, uang (kolekte), itu juga kekuatiran. Maka, yang tidak mau menghargai undangan (Firman yang disampaikan) sebagaimana malam ini, kekuatiran itu nanti yang akan menghimpit.

 

YANG KEDUA: Menimbulkan ketidaktaatan

Kejadian 3:17-19

(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (3:18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (3:19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

 

Dari ayat ini sudah jelas kita melihat bahwa ladang dunia menimbulkan ketidaktaatan kepada Firman TUHAN sebagai undangan dari Sorga. TUHAN sudah melarang jangan makan buah pohon tentang yang baik dan yang jahat, kalau dimakan, pada hari itu juga mati. Sebab, melanggar hukum Allah adalah dosa dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23).

 

Jadi, janganlah kita pergi ledang dunia, itu menimbulkan kekuatiran, ketakutan, keresahan, inilah yang menghimpit Firman TUHAN, kemudian, ladang dunia menimbulkan ketidaktaatan kepada Firman (undangan dri Sorga)

Sekarang kita berada di ladang TUHAN (kegiatan Roh), bukankah itu lebih baik?

 

Tentang: PERGI MENGURUS USAHANYA

Artinya: sibuk dengan urusan-urusan dagang.

Dampak negatifnya;

-          Tidak ada waktu lagi untuk perkara-perkara di Sorga (perkara rohani).

-          Sama dengan merendahkan perjamuan suci dan tidak mengindahkannya

 

Saudara, soal sibuk mengurus usaha / dagangan = dikuasai oleh roh jual beli.

 

Mari kita lihat hal itu dalam..

Wahyu 3:16-17

(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.

 

Mengurus usaha / dagangan = dikuasai oleh roh jual beli yang disebut sebagai roh antikris.

Bebas berusaha (bebas menjual dan membeli) itu adalah roh antikris. Lalu kepada mereka di beri tanda di dahi atau di tangan kanan;

-          Di dahi artinya; pikiran telah dikuasai oleh roh jual beli, sehingga ia tidak fokus lagi memikirkan perkara-perkara di atas (kerajaan Sorga)

-          Di tangan kanan, artinya; perbuatan-perbuatan yang baik dan berkenan tidak nampak lagi, sebab perbuatannya telah dikuasai oleh roh antikris/roh jual beli.

 

Jadi, hati-hati saudara, kalau pikiran senantiasa tertuju kepada soal usaha / dagangan / roh jual beli, itu berarti; cap atau tanda sebagai meterai dari antikris sudah menguasai pikiran dan perbuatannya.

 

Saudara, kenapa antikris menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan menghujat kemah kediaman-Nya? Karena cap (meterai) antikris sudah, terpampang, terpatri di dahi dan di tangan kanannya dan itu sangat sulit dihapuskan oleh apapun. Tetapi, menurut hemat saya, sekalipun kita berada di hari-hari terakhir yang disebut juga petang menjelang malam, (artinya tidak lama lagi kita masuk dalam gelap malam), kita masih mendapat kesempatan untuk berubah dari pola pikir yang telah dikuasai oleh antikris dan pola perbuatan yang tidak baik atau perbuatan yang hanya dikuasai oleh roh antikris. Masih ada kesempatan bagi kita untuk melepaskan diri dari situ, artinya darah Yesus masih bisa kita manfaatkan untuk menghapus itu dari dahi (pikiran) atau tangan (perbuatan) kita semua.

 

Wahyu 13:8

(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

 

Yang menerima cap antikris adalah orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang telah disembelih. Padahal kita tahu, Anak Domba yang disembelih berkuasa untuk...

-          Menebus (berarti mengampuni dosa)

-          Membenarkan kita

-          Menguduskan kita

-          Sehingga membawa kita sampai sempurna (mempelai TUHAN)

Sehingga nama kita tertulis dalam kitab kehidupan.

 

Tetapi, karena tanda (cap) antikris sudah terpatri pada dahi mereka atau tangan kanan mereka, akhirnya mereka turut menyembah antikris. Inilh orang-orang yang sibuk dengan usahanya atau dagangnya, dengan lain kata; dikusai oleh roh jual beli (roh dagang). Sebab orang yang bebas untuk menjual atau membeli, syaratnya; menerima cap meterai di tangan kanan atau di dahi.

 

Inilah orang yang jatuh ke dalam tangan antikris. Memang berada pada penyembahan yang tertinggi tetapi penyembahan Mamon. Semestinya kita berada penyembahan yang tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan artinya; sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah. Tetapi lihatlah penyembahan antikris; kerajaan dunia dengan kemegahannya, kemewahannya, keindahannya itulah Mamon. Inilah kaitannya dengan yang mengurus usaha / dagangnya sendiri, kenapa kita harus seperti ini?

 

Wahyu 13:15

(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.

 

Orang yang tidak menerima cap meterai, tidak menyembah antikris dan tidak menyembah patungnya nanti akan dibunuh.

Itu sebabnya, malam ini undangan dari Sorga datang, Firman Allah disampaikan secara gamblang, supaya kita memperoleh pengertian yang datang dari Sorga. Sehingga, oleh pengertian ini kita lepas dari urusan-urusan / roh jual beli / roh dagang.

 

Selain pergi ke ladangnya dan pergi mengurus usahanya, DAN YANG LAIN MENANGKAP HAMBA-HAMBA RAJA, MENYIKSANYA DAN MEMBUNUHNYA.

 

Akibat tidak menghargai undangan

Matius 22:7

(22:7) Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.

 

Raja menjadi murka besar, sehingga raja menyuruh pasukannya untuk...

-      Membinasakan pembunuh-pembunuh.

-      Membakar kota mereka.

 

Intinya, tidak menghargai undangan berarti; tidak menghargai persembahan tubuh Yesus Kristus sebagai hidangan / makanan pokok yang sangat mulia = tidak menghargai korban sehari-hari.

 

Daniel 12:11

(12:11) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.

 

Korban sehari-hari dihentikan itulah; korban santapan dan korban sembelihan

-      Korban sembelihan à ibadah dan pelayanan dihubungkan dengan pengorbanan

-      Korban santapan à Firman Allah yang murni dan benar itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, ayat satu menerangkan ayat lain sampai rahasia Firman terbuka

Kedua hal ini tidak dihargai.

 

Daniel 9:27

(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."

 

Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa

Sesudah tujuh tahun kelimpahan, akan menyusul tujuh tahun kelaparan yang dahsyat, di situlah antikris berkuasa. Puncak kekuasaannya ada pada 3½ tahun yang kedua, di situ tidak ada lagi korban makanan itulah tubuh Yesus Kristus.

 

Di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu -- ini adalah murka sang raja; membinasakan pembunuh-pembunuh.

Siapa pembinasa keji itulah pembunuh-pembunuh? Jawabnya; antikris.

 

Di atas kita sudah melihat tentang pergi ke ladang juga pergi ke usaha / dagang, dan yang lain (bangsa lain) bukan bangsa TUHAN, itulah antikris (pembinasa keji) yang menangkap hamba-hamba raja, lalu menyiksa dan membunuh. Tetapi sesudah mereka menyiksa, akan mereka dibinasakan.

Jadi, euforia di bumi ini hanya sesaat saja saudara, tidak lama, menikmati kejayaan hanya sesaat saja, tidak lama. Sekalipun engkau pimpinan di perusahaan sekarang ini, itu juga sesaat saja saudara. Berhasil dalam  usaha / dagang itu juga sesaat saja. Sebab satu kali murka Allah yang dahsyat akan membinasakan pembinasa keji (antikris) dan membinasakan mereka yang dikuasai oleh roh jual beli dan yang sibuk di ladangnya sampai ia kuatir dan tidak taat lagi.

 

Kembali kita perhatikan...

Matius 22:7

(22:7) Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.

 

Selain membinasakan pembunuh-pembunuh, juga membakar kota mereka.

Saudara, hari ini kita masih berada dalam keramaian kota; tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Tetapi lihat Babel, pada akhirnya akan dihukum dalam cawan murka Allah yang ketujuh lalu kota Babel pecah menjadi tiga bagian.

Alkitab berkata; "......Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan (Matius 12:25). Sekarang kita berada dalam keramaian kota raja damai sejahtera, bersyukurlah sebelum kota itu nanti dibakar.

 

Inilah gambaran dari bangsa Israel, sebab yang dimaksud dengan undangan itu adalah orang Israel. Lalu siapa yang masuk dalam perjamuan kawin dengan lain kata menghargai undangan? Kita bahas kembali hal ini di minggu yang akan datang.

Yang semestinya menghargai undangan tetapi justru sibuk dengan 2 (tiga) alasan tadi, akhirnya mereka dibinasakan.

 

Malam ini nyawa kita ada di dalam diri kita, jiwa kita masih ada dalam diri kita, artinya kesempatan masih sangat luas, walaupun waktunya singkat, tetapi darah Yesus tetap berkuasa. Ingat penjahat yang di sebelah kanan, pada detik-detik terakhir; darah Yesus berkuasa untuk menolong dia, Amin.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment