IBADAH
RAYA MINGGU, 29 JUNI 2025
WAHYU PASAL 19
(Seri 1)
Subtema: PERJAMUAN
KAWIN ANAK DOMBA
Mula
pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, yang oleh karena rahmat-Nya
kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus. Kita boleh datang
menghadap TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh pada
malam hari ini. Dan kita berada dalam hadirat TUHAN, dan memimpin hidup kita
sebentar di tengah-tengah kita duduk diam mendengarkan Sabda Allah.
Saya juga
tidak lupa untuk menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapak/ibu,
saudara/i terkasih, yang turut bergabung lewat online / live streaming / video
internet baik dari Youtube maupun Facebook atau media sosial lainnya, yang
dapat diakses ataupun dipergunakan. Biarlah kiranya TUHAN menyatakan rahmat-Nya
kepada saudara dan selanjutnya damai sejahtera dari Sorga turun memenuhi kita
sekaliannya, memberi damai sejahtera, sukacita, bahagia saat kita duduk diam
dekat kaki TUHAN dan terus mendengarkan Sabda Allah
Selanjutnya
kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah
Raya Minggu dari kitab WAHYU. Dan
sekarang kita akan masuk pada Wahyu 19:9
persis seperti pujian yang kita naikkan untuk menyambut Firman TUHAN Allah.
Demikianlah nanti Firman Allah kita terima.
Tetapi,
tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan
itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku:
"Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin
Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah."
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak
Domba.
Inilah
yang menjadi sasaran akhir
perjalanan rohani gereja TUHAN di atas muka bumi ini. Pendeknya, muara dari
ibadah-ibadah di bumi adalah PESTA / JAMUAN KAWIN ANAK DOMBA, bukan soal yang
lain-lain yang ada di atas muka bumi ini. Kita harus mengetahui itu dengan
pasti, jangan pikiran kita berubah dari pengertian Alkitab ini.
Saudara,
kalau hal ini sudah mantap di dalam hati kita masing-masing, maka,
langkah-langkah perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini tidak akan
terhambat...
-
Oleh siapapun, baik itu atasan, rekan bisnis, orang yang punya pengaruh besar
di sekitar kita.
-
Oleh apapun, termasuk harta, kekayaan, uang yang banyak, dan perkara-perkara
lahiriah lainnya; kedudukan, jabatan yang tinggi dan lain sebagainya.
Doa dan
harapan saya, biarlah kiranya pengertian berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba; mantap dan kita pegang,
peluk dan tidak akan kita lepaskan. Dan kalau itu sudah mantap, tidak ada
satupun di muka bumi yang dapat menghambat perjalanan rohani kita untuk dibawa
masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba. Pastikan dan mantapkan hati ini untuk
memeluk (berpegang teguh) pada pengertian yang kita baca pada ayat 9 ini. Sebab, hal-hal tersebut
tidaklah mungkin membawa kita masuk dalam perjamuan pesta kawin Anak Domba.
Sebagai
tambahan sedikit, kita sudah seharusnya bersyukur bahkan berterima kasih kepada
TUHAN yang telah dianugerahkan kepada kita. Salah satunya adalah TUHAN memberi
kemauan dan kerelaan bagi kita sekaliannya untuk berada di tengah-tengah
kegiatan Roh (ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok) sampai kita betul-betul
mantap memenuhi undangan pesta kawin Anak Domba. Ini semua kita kerjakan
sebagai sarana (menjembatani) kita untuk sampai kepada satu titik yang kita
nanti-nantikan itulah kebahagiaan kekal di dalam perjamuan pesta kawin Anak
Domba.
Terkait
dengan perjamuan kawin Anak Domba ini, kita akan membaca satu kisah yang sama
di dalam Matius 22:1-14 yaitu
tentang: Perumpamaan Tentang Perjamuan Kawin. Kalau dikaitkan dengan
Pengajaran Tabernakel, terkena kepada Peti
Perjanjian (Peti Hukum).
Untuk
meneguhkan hati kita terkait dengan Matius
22:5-14, mari kita terlebih dahulu melihat…
Keluaran
25:10-11 -- Perikop: “Mengenai tabut
perjanjian”
(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut
dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah
hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (25:11) Haruslah engkau menyalutnya
dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di
atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Tabut perjanjian dibuat
dari kayu penaga, dengan ukuran antara lain;
-
Panjang = 2½ hasta.
-
Lebar = 1½ hasta.
-
Tinggi = 1½ hasta.
Kemudian,
Tabut / Peti Perjanjian itu disalut
dengan emas murni pada bagian dalam dan luarnya sehingga kayu penaganya
tidak nampak lagi, yang nampak hanyalah emas murni
-
Kayu penaga 🡪 tabiat daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginan-keinginannya yang jahat.
-
Emas murni 🡪 kemurnian dan kesucian dari Roh Allah yang
suci.
Kita
bersyukur kepada TUHAN, dari ayat yang sudah kita baca, sesungguhnya, lewat
ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan, TUHAN mau jadikan sama seperti peti
dari tabut perjanjian, TUHAN mau salut / bungkus kita dengan tabiat-Nya
sendiri. Kalau tabiat Ilahi membungkus tabiat daging, maka yang nampak bukan
tabiat daging, tetapi yang nampak adalah pembungkusnya, itulah kemurnian dan kesucian Ilahi, ini
adalah suatu kemurahan. Jadi, kalau kita tidak menghargai ibadah dan pelayanan,
tidak mau mendirikan mezbah itulah ketekunan tiga macam ibadah pokok dan tidak
mau menjadi satu kehidupan domba yang tergembala, tentu yang nampak adalah kayu
penaganya (manusia dagingnya). Kalau kayu penaga tidak disalut dengan emas
murni, maka; peti perjanjian tidak mungkin ditutup dengan tutupan grafirat di
atasnya, dengan lain kata; tidak mungkin gereja TUHAN bisa bersatu dengan
Mempelai Laki- Laki Sorga. Tetapi, puji nama TUHAN, kita melihat rencana Allah
besar bagi kita malam ini, supaya pada akhirnya tabiat daging disalut dengan
tabiat Ilahi sehingga yang nampak adalah tabiat Ilahi. Satu kemurahan lagi
ditambahkan kepada kita.
Kemudian,
kita juga sudah membaca; di atas tabut /
peti perjanjian ada bingkai emas sekelilingnya, disebut juga karangan bunga
emas sebagai mahkota. Hal ini menunjuk kepada hubungan persekutuan yang suci
dengan Kristus Mempelai Pria Sorga, tetapi persekutuan itu datangnya dari
mempelai wanita.
Keluaran
25:17-20
(25:17) Juga engkau harus membuat tutup
pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah
hasta lebarnya. (25:18) Dan haruslah
kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua
ujung tutup pendamaian itu. (25:19)
Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung
sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di
atas kedua ujungnya. (25:20) Kerub-kerub
itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi
tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup
pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.
Tabut juga
terdiri dari; tutupan pendamaian dengan dua kerub di atasnya, dibuat dengan
emas murni tempahan.
Singkat
kata, mempelai wanita TUHAN; dinaungi
oleh Allah Tritunggal yakni; TUHAN Yesus Kristus, Dialah Mempelai Pria
Sorga
-
Tutupan pendamaian àYesus Anak Allah.
-
Kerub satu à Allah Bapa.
-
Kerub dua à Allah Roh Kudus.
Dan dua
kerub itu saling berhadap-hadapan dan pandangannya tertuju kepada tutupan
grafirat.
Jadi
saudara, kalau gereja TUHAN ada dalam naungan TUHAN, maka jelas mata TUHAN
tertuju kepada sidang mempelai TUHAN. Dan Roh TUHAN senantiasa memperhatikan
kita semua supaya ibadah kita hidup dan berkenan untuk senantiasa menyenangkan
hati TUHAN.
Kalau mata
TUHAN tidak tertuju kepada kita, apa yang
bisa kita perbuat? Tidak bisa berbuat apa-apa, tidak mengerti untuk
menyenangkan hati TUHAN. Tetapi, karena mata TUHAN tertuju kepada sidang
mempelai TUHAN, maka malam ini kita datang menghadap TUHAN dalam hadirat-Nya
lewat Ibadah Raya Minggu disertai
dengan kesaksian Roh.
Tadi, koor
dari pemuda remaja sungguh menyenangkan hati TUHAN, karena syairnya berkata...
Hidupku diliputi cahaya Injil
Tentang kemuliaan Kristus
Hidupku diliputi cahaya Injil
Tentang kemuliaan Kristus
Berbahagialah
kita sekaliannya, karena hidup kita diliputi oleh cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus, itulah Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel,
sehingga kita berada dalam imamat tertinggi (suasana mempelai).
Keluaran
25:13-15
(25:13) Engkau harus membuat kayu pengusung
dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas. (25:14) Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam
gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut. (25:15) Kayu pengusung itu haruslah
tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya.
Singkat
kata, kayu pengusung harus tetap tinggal dalam gelang-gelang dari setiap
sudutnya peti perjanjian.
Artinya:
Firman Pengajaran Mempelai harus disampaikan oleh seorang gembala sidang /
pemimpin jemaat dan itu adalah tanggung jawab yang harus dipikul.
Saudara
kita bisa melihat, waktu tabut perjanjian dipindahkan dari rumah Abinadab,
tabut perjanjian ditaruh pada kereta, walaupun kereta yang baru. Sekarang ini
sistem ibadah dan pelayanan banyak sekali yang baru-baru, tetapi belum tentu
menyenangkan hati TUHAN. Karena, sesungguhnya, tabut perjanjian harus dipikul
oleh imam yang memang harus Lewi dengan lain kata; tidak boleh diletakkan
begitu saja di atas kereta sebagaimana dalam 2 Samuel 6:3-5 -- Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam
kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas
bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu. Uza
berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu.
Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga,
diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap.
Uza berjalan di samping
tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan
tabut itu, ini tidak sesuai dengan keinginan
TUHAN, sebab yang TUHAN mau tabut perjanjian harus dipikul. Untuk apa dibuat empat gelang di setiap pojok? Itu untuk
ditusukkan dua pengusung, maksudnya; supaya dipikul. Tetapi lihatlah Uza dan
Ahyo (dua anak Abinadab), justru meletakkan tabut perjanjian di kereta yang
baru.
Banyak
gereja menganggap bahwa, Pengajaran Mempelai dalam pola Tabernakel; itu kuno
(ketinggalan zaman). Harusnya menggunakan kereta baru atau cara-cara baru.
Tetapi, pemikiran TUHAN tidaklah seperti itu, tabut perjanjian haruslah dipikul
dan sama-sama kita memikulnya. Seberapa berat kepercayaan TUHAN; sama-sama kita
memikulnya, dengan lain kata; menanggungnya. Karena, TUHAN sudah memikul
dosa-dosa kita di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu. Dosa kita antara lain;
kejahatan, kenajisan, kesombongan, keangkuhan, egosentris, kepentingan diri
sendiri dan tidak peduli orang lain, semua itu sudah ditanggung. Maka sekarang,
TUHAN sudah tebus kita (berarti diampuni), lalu diberi kesempatan untuk memikul
tabut, apa salahnya kita pikul
bersama-sama? Toh TUHAN telah terlebih dahulu menyatakan kasih yang
sempurna di atas kayu salib.
Karena
cara mengangkut tabut sudah tidak sesuai dengan keinginan dan kemauan TUHAN,
akhirnya...
2 Samuel
6:5-6
(6:5) Daud dan seluruh kaum Israel
menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi,
gambus, rebana, kelentung dan ceracap. (6:6)
Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan
tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu
itu tergelincir.
Sehebat
apapun kereta-kereta, satu kali akan tergelincir. Tetapi salib di Golgota memberi kekuatan kepada yang lemah dan tidak berdaya,
sampai puncak pencobaan kita mampu menghadapinya.
TUHAN
memberi dua burung sayap nasar yang besar dan membaharui kuatnya, sehingga ia
terbang tinggi (membumbung tinggi) di udara
-- berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Yesaya 40:31)
Kemudian
karena dirasa sudah tergelincir, Uza mengulurkan tangannya. Pendeknya,
Pengajaran Mempelai sudah tidak nampak lagi kemurnian dan kemuliaan Allah itu
sendiri. Bukankah tabut perjanjian
berbicara tentang takhta Allah dan hubungan nikah? Dan itu tidak boleh
ada campur tangan manusia, biarpun hamba TUHAN Uza; ia tidak boleh mengulurkan
tangannya, sehebat apapun dia. Pengajaran Mempelai harus dipikul dengan penuh
tanggung jawab, tidak boleh ada campur tangan oleh siapapun.
Demikian
juga nikah rumah tangga, tidak boleh ada campur tangan orang tua. Justru anak
harus tinggalkan orang tua supaya dapat bersatu dengan isterinya (Kejadian 2:24). Selama bersama dengan
orang tua; tidak akan pernah bersatu. Dan orangtua harus mengerti itu.
Tabut
perjanjian letaknya pada RUANGAN MAHA SUCI, bukan di Ruangan Suci, betapa
mulianya hal itu. Dan di atas tutup pendamaian diantara dua kerub ada Shekina Glory; cahaya kemuliaan Allah. Lalu siapa kita dan pendeta Uza yang
berani-berani campur tangan terhadap tabut perjanjian?
Jadi,
sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, Pengajaran Mempelai dalam terang
Tabernakel yang sudah TUHAN percayakan kepada GPT “Betania” Serang &
Cilegon dengan sarana PPT; harus kita pikul bersama-sama untuk menyenangkan
hati TUHAN. Tidak boleh diletakan di atas kereta, walaupun itu adalah kereta
baru (cara-cara manusia yang baru), itu tidak boleh, jangan lari dari kenyataan
2 Samuel
6:6-8
(6:6) Ketika mereka sampai ke tempat
pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu
memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. (6:7) Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah
membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana
dekat tabut Allah itu. (6:8) Daud
menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat
itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang.
Kalau
hamba TUHAN mencampuri Tabut perjanjian, maka akibatnya; bangkitlah murka Allah
terhadap Uza dan membunuh dia. Itu adalah suatu keteledoran dan kecerobohan
manusiawi Uza. Akhirnya Uza mati dekat
tabut Allah. Dekat tabut Allah tetapi mati,
untuk apa? Menerima Pengajaran Mempelai, tetapi ujungnya binasa, untuk apa?
Mulai
sekarang sadarilah, Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel atau tabut
perjanjian Allah harus kita pikul bersama-sama, tidak bisa satu orang, tidak
bisa hanya saya seorang diri, tetapi harus bersama-sama. Oleh sebab itu, jangan
egois, jangan memikirkan hidup sesaat. Pikirkanlah kehidupan dalam kekekalan.
Dari sini
kita sudah melihat yang terkait dengan tabut perjanjian. Sekarang kita kembali untuk membaca...
Matius
22:1-2
(22:1) Lalu Yesus berbicara pula dalam
perumpamaan kepada mereka: (22:2) "Hal
Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk
anaknya.
Kerajaan
Sorga adalah seumpama seorang raja mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.
Singkat
kata, pesta nikah antara TUHAN Yesus
Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga
dengan sidang gereja TUHAN sebagai mempelai
wanita-Nya, merupakan "pusat pemikiran" dari kerajaan Sorga,
bahkan tujuan hidup dari semua orang di bumi ini.
Matius
22:3-5
(22:3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil
orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu
tidak mau datang. (22:4) Ia
menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang
yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu
jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia,
datanglah ke perjamuan kawin ini. (22:5)
Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang
pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
Sang raja
menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang diundang ke perjamuan kawin,
sebab dalam perjamuan kawin itu telah dihidangkan;
-
Lembu-lembu jantan
-
Ternak piaraan yang
tambun
Semua
telah disembelih dan dihidangkan.
Binatang yang
telah dikorbankan tersebut à
persembahan tubuh Yesus Kristus yang dalam zaman gereja hujan awal dan gereja
hujan akhir, diwujudkan dalam perjamuan suci. Dari perjamuan suci keluar suatu
undangan untuk memanggil semua umat manusia dan mengambil bagian dalam undangan
itu, teramat lebih di hari-hari terakhir ini. Mari kita menghargai undangan dan
mengambil bagian di dalamnya, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari
terakhir.
Sesungguhnya,
dalam perjamuan itu telah dihidangkan korban yang merupakan makanan yang sangat
mulia dan satu-satunya makanan rohani yang semestinya dikonsumsi dan dinikmati.
Pendeknya, persembahan tubuh Yesus adalah makanan rohani yang harus dinikmati,
tidak ada yang lain.
Ibrani
9:26-28
(9:26) Sebab jika demikian Ia harus
berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya
satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa
oleh korban-Nya. (9:27) Dan sama
seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu
dihakimi, (9:28) demikian pula Kristus
hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang.
Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung
dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Manusia
ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, sesudah itu dihakimi. Oleh sebab
itu, kita harus berhati-hati, maksudnya; tidak asal-asal dalam menjalankan roda
kehidupan (roda nikah rumah tangga).
Demikian
juga Kristus, hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa
manusia. Sedangkan kedatangan-Nya untuk kedua kali, tujuannya adalah untuk
menjemput mempelai wanita-Nya, milik kepunyaan-Nya, itulah orang-orang yang
setia menantikan kedatangan TUHAN.
Kita
kembali membaca...
Matius
22:3-6
(22:3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil
orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang
itu tidak mau datang. (22:4) Ia
menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang
diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan
ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke
perjamuan kawin ini. (22:5) Tetapi orang-orang
yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya,
ada yang pergi mengurus usahanya, (22:6)
dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.
Para
undangan tidak mau datang dan tidak mengindahkan panggilan raja sebanyak dua
kali. Sebab para undangan...
1.
Pergi ke ladangnya
2.
Pergi mengurus usaha / dagangnya
3.
Dan yang lain menangkap hamba-hamba raja,
menyiksanya dan membunuhnya
Kita akan
memeriksa 3 (tiga) hal ini, satu persatu. Doakan supaya dalam pembahasan ini
kita bisa menerima suatu pengertian yang akurat.
Tentang: PERGI KE LADANGNYA
Kalau ia
pergi ke ladangnya (ladang sendiri), berarti; ia tidak pergi ke ladang TUHAN.
Pergi ke
ladangnya (ladang sendiri) sama dengan berada di ladang dunia.
Yang
terjadi kalau pergi ke ladang dunia...
YANG PERTAMA: Menimbulkan kekuatiran
Ayat
referensi: Markus 4:7, 18-19 -- Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri,
lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak
berbuah. Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah
semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan
keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu
sehingga tidak berbuah.
Itulah
yang terjadi kalau berada pada ladang dunia; menimbulkan kekuatiran, ketakutan
dan keresahan setiap hari. Karena itu telah menguasai dirinya, akhirnya dia
pergi ke ladang dunia. Sebab, kalau dia datang ke ladang TUHAN, menurutnya akan
merugikan dirinya, sebab akan menghabiskan tenaga, pikiran, uang (kolekte), itu
juga kekuatiran. Maka, yang tidak mau menghargai undangan (Firman yang disampaikan)
sebagaimana malam ini, kekuatiran itu nanti yang akan menghimpit.
YANG
KEDUA: Menimbulkan ketidaktaatan
Kejadian
3:17-19
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu:
"Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah
pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka
terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari
rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (3:18)
semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan
di padang akan menjadi makananmu; (3:19)
dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi
menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau
akan kembali menjadi debu."
Dari ayat
ini sudah jelas kita melihat bahwa ladang
dunia menimbulkan ketidaktaatan kepada Firman TUHAN sebagai undangan dari
Sorga. TUHAN sudah melarang jangan makan buah pohon tentang yang baik dan yang
jahat, kalau dimakan, pada hari itu juga mati. Sebab, melanggar hukum Allah adalah
dosa dan upah dosa adalah maut (Roma
6:23).
Jadi,
janganlah kita pergi ledang dunia, itu menimbulkan kekuatiran, ketakutan,
keresahan, inilah yang menghimpit Firman TUHAN, kemudian, ladang dunia
menimbulkan ketidaktaatan kepada Firman (undangan dri Sorga)
Sekarang
kita berada di ladang TUHAN (kegiatan Roh), bukankah
itu lebih baik?
Tentang: PERGI MENGURUS USAHANYA
Artinya:
sibuk dengan urusan-urusan dagang.
Dampak
negatifnya;
-
Tidak ada waktu lagi
untuk perkara-perkara di Sorga (perkara rohani).
-
Sama dengan merendahkan
perjamuan suci dan tidak mengindahkannya
Saudara,
soal sibuk mengurus usaha / dagangan = dikuasai oleh roh jual beli.
Mari kita
lihat hal itu dalam..
Wahyu
3:16-17
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada
semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi
tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual
selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang
itu atau bilangan namanya.
Mengurus
usaha / dagangan = dikuasai oleh roh jual beli yang disebut sebagai roh antikris.
Bebas
berusaha (bebas menjual dan membeli) itu adalah roh antikris. Lalu kepada mereka di beri tanda di dahi
atau di tangan kanan;
-
Di dahi artinya; pikiran telah dikuasai oleh
roh jual beli, sehingga ia tidak fokus lagi
memikirkan perkara-perkara di atas (kerajaan Sorga)
-
Di tangan kanan, artinya; perbuatan-perbuatan yang baik dan berkenan tidak nampak
lagi, sebab perbuatannya telah dikuasai oleh roh antikris/roh jual beli.
Jadi,
hati-hati saudara, kalau pikiran senantiasa tertuju kepada soal usaha /
dagangan / roh jual beli, itu berarti; cap atau tanda sebagai meterai dari
antikris sudah menguasai pikiran dan perbuatannya.
Saudara, kenapa antikris menghujat Allah, menghujat
nama-Nya dan menghujat kemah kediaman-Nya? Karena cap (meterai) antikris
sudah, terpampang, terpatri di dahi dan di tangan kanannya dan itu sangat sulit
dihapuskan oleh apapun. Tetapi, menurut hemat saya, sekalipun kita berada di
hari-hari terakhir yang disebut juga petang menjelang malam, (artinya tidak
lama lagi kita masuk dalam gelap malam), kita masih mendapat kesempatan untuk
berubah dari pola pikir yang telah dikuasai oleh antikris dan pola perbuatan
yang tidak baik atau perbuatan yang hanya dikuasai oleh roh antikris. Masih ada
kesempatan bagi kita untuk melepaskan diri dari situ, artinya darah Yesus masih
bisa kita manfaatkan untuk menghapus itu dari dahi (pikiran) atau tangan
(perbuatan) kita semua.
Wahyu 13:8
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas
bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak
dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah
disembelih.
Yang
menerima cap antikris adalah orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam
kitab kehidupan Anak Domba yang telah disembelih. Padahal kita tahu, Anak Domba
yang disembelih berkuasa untuk...
-
Menebus (berarti
mengampuni dosa)
-
Membenarkan kita
-
Menguduskan kita
-
Sehingga membawa
kita sampai sempurna (mempelai TUHAN)
Sehingga
nama kita tertulis dalam kitab kehidupan.
Tetapi,
karena tanda (cap) antikris sudah terpatri pada dahi mereka atau tangan kanan
mereka, akhirnya mereka turut menyembah antikris. Inilh orang-orang yang sibuk
dengan usahanya atau dagangnya, dengan lain kata; dikusai oleh roh jual beli
(roh dagang). Sebab orang yang bebas untuk menjual atau membeli, syaratnya;
menerima cap meterai di tangan kanan atau di dahi.
Inilah
orang yang jatuh ke dalam tangan antikris. Memang berada pada penyembahan yang
tertinggi tetapi penyembahan Mamon. Semestinya kita berada penyembahan yang
tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan artinya; sepenuhnya untuk taat
hanya kepada kehendak Allah. Tetapi lihatlah penyembahan antikris; kerajaan
dunia dengan kemegahannya, kemewahannya, keindahannya itulah Mamon. Inilah
kaitannya dengan yang mengurus usaha / dagangnya sendiri, kenapa kita harus seperti ini?
Wahyu
13:15
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk
memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu
berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak
menyembah patung binatang itu, dibunuh.
Orang yang
tidak menerima cap meterai, tidak menyembah antikris dan tidak menyembah
patungnya nanti akan dibunuh.
Itu
sebabnya, malam ini undangan dari Sorga datang, Firman Allah disampaikan secara
gamblang, supaya kita memperoleh pengertian yang datang dari Sorga. Sehingga,
oleh pengertian ini kita lepas dari urusan-urusan / roh jual beli / roh dagang.
Selain pergi ke ladangnya dan pergi mengurus usahanya, DAN YANG LAIN MENANGKAP HAMBA-HAMBA RAJA,
MENYIKSANYA DAN MEMBUNUHNYA.
Akibat tidak menghargai undangan
Matius
22:7
(22:7) Maka murkalah raja itu, lalu
menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan
membakar kota mereka.
Raja
menjadi murka besar, sehingga raja menyuruh pasukannya untuk...
-
Membinasakan
pembunuh-pembunuh.
-
Membakar kota mereka.
Intinya,
tidak menghargai undangan berarti; tidak menghargai persembahan tubuh Yesus
Kristus sebagai hidangan / makanan pokok yang sangat mulia = tidak menghargai
korban sehari-hari.
Daniel
12:11
(12:11) Sejak dihentikan korban
sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada
seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.
Korban
sehari-hari dihentikan itulah; korban
santapan dan korban sembelihan
-
Korban sembelihan à ibadah dan pelayanan
dihubungkan dengan pengorbanan
-
Korban santapan à Firman Allah yang murni
dan benar itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, ayat satu menerangkan ayat lain sampai
rahasia Firman terbuka
Kedua hal
ini tidak dihargai.
Daniel
9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian
itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada
pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban
santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan
yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi
banyak orang selama satu kali tujuh masa
Sesudah
tujuh tahun kelimpahan, akan menyusul tujuh tahun kelaparan yang dahsyat, di
situlah antikris berkuasa. Puncak kekuasaannya ada pada 3½ tahun yang kedua, di
situ tidak ada lagi korban makanan itulah tubuh Yesus Kristus.
Di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai
pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu -- ini adalah murka sang raja; membinasakan pembunuh-pembunuh.
Siapa pembinasa keji itulah pembunuh-pembunuh? Jawabnya; antikris.
Di atas
kita sudah melihat tentang pergi ke
ladang juga pergi ke usaha / dagang, dan
yang lain (bangsa lain) bukan bangsa TUHAN, itulah antikris (pembinasa keji)
yang menangkap hamba-hamba raja, lalu menyiksa dan membunuh. Tetapi sesudah
mereka menyiksa, akan mereka dibinasakan.
Jadi,
euforia di bumi ini hanya sesaat saja saudara, tidak lama, menikmati kejayaan
hanya sesaat saja, tidak lama. Sekalipun engkau pimpinan di perusahaan sekarang
ini, itu juga sesaat saja saudara. Berhasil dalam usaha / dagang itu juga sesaat saja. Sebab satu
kali murka Allah yang dahsyat akan membinasakan pembinasa keji (antikris) dan
membinasakan mereka yang dikuasai oleh roh jual beli dan yang sibuk di
ladangnya sampai ia kuatir dan tidak taat lagi.
Kembali
kita perhatikan...
Matius
22:7
(22:7) Maka murkalah raja itu, lalu
menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar
kota mereka.
Selain
membinasakan pembunuh-pembunuh, juga membakar kota mereka.
Saudara,
hari ini kita masih berada dalam keramaian kota; tekun dalam tiga macam ibadah
pokok. Tetapi lihat Babel, pada akhirnya akan dihukum dalam cawan murka Allah
yang ketujuh lalu kota Babel pecah menjadi tiga bagian.
Alkitab
berkata; "......Setiap kerajaan yang
terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah
tidak dapat bertahan (Matius
12:25). Sekarang kita berada dalam keramaian kota raja damai sejahtera,
bersyukurlah sebelum kota itu nanti dibakar.
Inilah
gambaran dari bangsa Israel, sebab yang dimaksud dengan undangan itu adalah
orang Israel. Lalu siapa yang masuk dalam
perjamuan kawin dengan lain kata menghargai undangan? Kita bahas kembali
hal ini di minggu yang akan datang.
Yang
semestinya menghargai undangan tetapi justru sibuk dengan 2 (tiga) alasan tadi,
akhirnya mereka dibinasakan.
Malam ini
nyawa kita ada di dalam diri kita, jiwa kita masih ada dalam diri kita, artinya
kesempatan masih sangat luas, walaupun waktunya singkat, tetapi darah Yesus
tetap berkuasa. Ingat penjahat yang di sebelah kanan, pada detik-detik
terakhir; darah Yesus berkuasa untuk menolong dia, Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
No comments:
Post a Comment