IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 8 JULI 2025
SURAT YUDAS
(Seri 31)
Subtema:DI BAWAH NAUNGAN POHON APEL
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, yang oleh karena rahmat-Nya yang besar itu telah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita boleh mendapat kesempatan yang begitu indah dan manis menghadap Dia lewat Ibadah Doa Penyembahan. Itu berarti, sebentar kita akan tersungkur di bawah kaki TUHAN, sujud menyembah kepada Dia. Namun, biarlah terlebih dahulu Firman Allah yang meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa bapa/ibu. Saudara/I, yang terkasih yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet baik dari Youtube, maupun dari Facebook dimanapun saudara berada entah di dalam negeri, maupun di luar negeri, dimanapun saudara berada. Kiranya damai sejahtera, sukacita, bahagia menjadi bahagian kita saat kita duduk mendengarkan Sabda Allah.
Selanjutnya, mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun membinasakan mereka yang tidak percaya di padang gurun.
Saudara, kisah tentang bangsa Israel diselamatkan dari tanah Mesir adalah sebuah kisah yang tidak asing lagi bagi kita (orang Kristen). Namun sekalipun demikian, kisah tersebut sengaja diceritakan kembali oleh Yudas (saudara Yesus) sebagai peringatan sehingga kita tidak binasa di tengah-tengah perjalanan rohani menuju kerajaan Sorga (perhentian kekal).
Saudara, ternyata, Rasul Paulus juga memperingatkan jemaat di Korintus dengan kisah yang sama di dalam 1 Korintus 10. Ayat 1-4 intinya ialah umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir (tanah perbudakan) dan penjajahan Firaun.
- Mesir à dari dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya
- Firaun adalah gambaran dari iblis setan raja.
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Bagian yang terbesar dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun karena Allah tidak berkenan kepada mereka.
Bagian terbesar à generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di tanah Mesir.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Apa yang dialami bangsa Israel di padang gurun adalah contoh untuk memperingatkan gereja TUHAN supaya di hari-hari terakhir ini...
a. Jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat … (ayat 6).
b. Jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala … (ayat 7).
c. Janganlah kita melakukan percabulan … (ayat 8).
d. Janganlah kita mencobai TUHAN … (ayat 9)
e. Janganlah bersungut-sungut … (ayat 10).
Malam ini kita kembali membahas tentang: JANGANLAH KITA BERSUNGUT-SUNGUT (Bagian Kedua)
Kisah tersebut ditulis dalam kitab Musa yang keempat yaitu; Bilangan 16:41-49.
Kita awali pembacaan dari…
Bilangan 16:41
(16:41) Tetapi pada keesokan harinya bersungut-sungutlah segenap umat Israel kepada Musa dan Harun, kata mereka: "Kamu telah membunuh umat TUHAN."
Bangsa Israel bersungut-sungut kepada Musa dan Harun terkait dengan kematian Korah dan kumpulannya. Intinya, bangsa Israel menuduh bahwa Musa telah membunuh umat Israel. Sebenarnya, tuduhan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat, sebab, Korah dan kumpulannya mati dan binasa karena kesalahan mereka sendiri.
Apa kesalahan Korah dan kumupulannya?
Kesalahan mereka antara lain…
YANG PERTAMA: Korah menuntut pangkat imam.
Ayat referensi: Bilangan 16:9-11 --- Belum cukupkah bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari umat Israel dan diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan pada Kemah Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka, dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi? Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat melawan TUHAN. Karena siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya?"
YANG KEDUA: 250 orang lain (pemimpin-pemimpin kenamaan) memberanikan diri untuk bertugas membakar ukupan dihadapan TUHAN. Sesungguhnya, membakar ukupan kepada TUHAN adalah tugas dari sorang imam besar, sedangkan orang awan tidak diizinkan untuk membakar ukupan.
Perlu untuk diketahui: Ukupan wangi-wangian adalah gambaran dan bayangan dari doa penyembahan. Doa penyembahan adalah tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah).
Ayat referensi…
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Malaikat lain à Yesus Kristus, Dia adalah Imam Besar Agung, yang layak mempersembahakn ukupan wangi-wangian dihadapan Allah sebagai tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga dengan puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
Jadi, yang memimpin ibadah-ibadah sampai tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga puncak ibadah, itulah doa penyembahan adalah; Imam Besar Agung, bukan orang awam.
Tetapi lihatlah saudara, 250 orang pemimpin-pemipin kenamaan yang dipilih menurut rapat orang-orang Israel juga memberanikan diri bertugas untuk mebakar ukupan dihadapan TUHAN. Sementara tugas untuk membakar ukupan wangi-wangian adalah tugas dari seorang Imam Besar Agung. Tugas dari Imam Besar Agung: memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai puncak ibadah, tidak boleh orang awam.
Kita kembali membaca…
Bilangan 16:39-40
(16:39) Maka imam Eleazar mengambil perbaraan-perbaraan tembaga yang telah dibawa oleh orang-orang yang terbakar itu, lalu ditempa menjadi salut mezbah. (16:40) Itu menjadi suatu peringatan bagi orang Israel, supaya jangan tampil orang awam yang bukan dari keturunan Harun untuk membakar ukupan di hadapan TUHAN, dan jangan ia menjadi seperti Korah dan kumpulannya -- seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya dengan perantaraan Musa.
Pelayan TUHAN seperti Korah, apalagi 250 orang pemimpin-pemimpin kenamaan, mereka adalah orang awam; dilarang untuk membakar ukupan di hadapan TUHAN, karena TUHAN tidak berkenan kepada mereka, itulah sebabnya mereka mati karena dibakar oleh api dari TUHAN.
Hati-hati dengan pekerjaan semacam ini, tetaplah kita menunjukkan satu sikap yang baik dan mulia di hadapan TUHAN; melayani dengan tanda kerendahan di hati dimulai dari tanda penebusan.
Ada lagi kasus yang sama terkait dengan ukupan wangi-wangian dalam…
Imamat 10:1-2
(10:1) Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. (10:2) Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN.
Banyak para pelayan tidak tahu mana api TUHAN mana api asing. Dia berpikir dengan jungkir balik melayani TUHAN, bahwa itu api TUHAN. Jadi, mulai dari malam ini kita harus belajar untuk mengerti mana api asing mana api TUHAN.
Kalau saudara berapi-api sampai jungkir balik mengerjakan segala sesuatu tetapi untuk kepentingan sendiri, itu api asing, bukan TUHAN yang memerintahkan dia, nanti dia akan berhadapan dengan api TUHAN. Berapi-api itu bagus, tetapi jangan ada api asing. Sedikitpun jangan ada kaitannya dengan kepentingan diri supaya jangan dihanguskan dengan api TUHAN.
Dampak negatif bersungut-sungut
Bilangan 16:42
(16:42) Ketika umat itu berkumpul melawan Musa dan Harun, dan mereka memalingkan mukanya ke arah Kemah Pertemuan, maka kelihatanlah awan itu menutupinya dan tampaklah kemuliaan TUHAN.
Tampaklah awan kemuliaan TUHAN menutupi kemuliaan TUHAN, menutupi kemah pertemuan.
Pendeknya TUHAN hadir, itu berarti TUHAN maha tahu dan melihat apa yang sedang terjadi. Oleh sebab itu, anak-anak TUHAN tidak boleh bermain-main dan tidak boleh sesuka hati di dalam mengusahakan ibadh dan pelayanan ini dihadapan TUHAN, apalagi ngomel, bersungut-sungut karena tuntutan-tuntutan / keinginan-keinginan di hati tidak terpenuhi.
Akibat bersungut-sungut:
Bilangan 16:43-45
(16:43) Lalu pergilah Musa dan Harun ke depan Kemah Pertemuan. (16:44) Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (16:45) "Pergilah dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata." Lalu sujudlah mereka.
TUHAN hendak menghancurkan orang yang bersungut-sungut
Akibatnya: TUHAN hendak menghancurkan orang yang bersungut-sungut.
Kata dasar menghancurkan adalah "hancur." Hancur = pecah menjadi kecil-kecil bahkan remuk, sehingga wujud di dalam mengasihi TUHAN tidak nampak lagi.
Doa dan harapan saya sebagai gembala sidang, kiranya TUHAN, oleh karena kasih dan kemurahan-Nya, kehidupan kita dalam mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan nampak dengan jelas dihadapan TUHAN. Jangan sampai wujud dari rohani kita dihancurkan.
Maka, untuk hal ini saya akan membawa saudara supaya kita belajar bersana-sama dalam…
Kidung Agung 8:5 -- Perikop: “Cinta kuat seperti maut”
TUHAN mencintai saya dan kita semua, TUHAN mencintai manusia, sangking kuatnya cinta itu, Dia relah mati untuk saya dan saudara di atas kayu salib. Sebaliknya, bagaimana dengan cinta-Nya kita kepada TUHAN sebagai Mempelai Pria Sorga, apakah seperti maut atau dunia orang mati?
Kidung Agung 8:5
(8:5) Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? -- Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau.
Dari ayat ini, kita akan memeriksa penggalan-penggalan kalimat, antara lain;
YANG PERTAMA: Siapakah dia?
Artinya; “dia” di sini “dilihat” oleh Mempelai Pria Sorga, persis seperti “Rut dilihat oleh Boas”.
Mari kita lihat kisah itu dalam…
Rut 2:2 – Perikop: “Rut bertemua dengan Boas”
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." (2:3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
Yang pasti dari ayat ini kita bisa melihat; perbuatan Rut sesuai dengan perkataannya kepada Naomi yaitu; Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku (perkataan) --- lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit (perbuatan)
TUHAN melihat perkataan dan perbuatan kita tidak sama. Kenapa saya berani mengatakan ini? Karena TUHAN melihatnya. Terlalu gampang kita mengucapkan kata-kata tetapi tidak sanggup kita memenuhi apa yang kita ucapkan dihadapan TUHAN. Sebetulnya sikap seperti ini tidak boleh, apalagi seorang imam / pelayan TUHAN. Alangkah malu dan tertuduhnya kita, bila perkataan dan perbuatan kita tidak sama di hadapan TUHAN.
Kemudian di sini kita melihat, Rut berkata kepada Naomi; Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku. Lalu sesuai dengan perkatannya; Rut berdiri / berada di belakang penyabit-penyabit ketika ia memungut jelai di ladang Boas..
Ini satu pelajaran yang baik yang juga harus kita hidupi. Kenapa saya harus mengatakan demikian? Maksudnya ada pada ayat 5.
Rut 2:4-5
(2:4) Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN kiranya menyertai kamu." Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya memberkati tuan!" (2:5) Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?"
Dari manakah perempuan ini? = Siapakah Dia? dalam Kidung Agung 8:5.
Sikap Rut telah menarik perhatian Boas.
- Boas adalah bayangan dari Mempelai Pria Sorga
- Rut adalah bayangan dari sidang mempelai wanita TUHAN yang datang dari bangsa kafir
Jadi, kita tidak perlu berdiri di samping para penuai / penyabit jelai tadi, apalagi berdiri di depannya. Tetapi kenyataannya, sering kali sidang jemaat berdiri di samping pemimpin jemaat, dan apabila mungkin ia berdiri di depannya artinya; ia ingin menampilkan diri lebih dari pemimpin sidang jemaat.
Saya tambahkan sedikit lagi, isteri-isteri juga sering kali ingin berdiri di samping suaminya di dalam hal persamaan hak-hak. Semestinya seorang isteri jangan memiliki sikap demikian di dalam hal kepemimpinan. Pendeknya, jika seorang isteri berdiri di depan suaminya di dalam hal kepemimpinan, maka seorang isteri tidak menarik perhatian lagi.
Saudara tadi kita sudah melihat Boas berkata; Dari manakah perempuan ini? perkataan ini sama dengan yang ada dalam Kidung Agung 8:5; siapakah Dia? Artinya; Rut sebagai mempelai wanita TUHAN menarik perhatian dari Mempelai Laki-Laki Sorga. Akan tetapi jika kita mau mengambil tempat atau berdiri di belakang, disertai dengan penundukan diri dan kerendahan di hati, maka kita akan menarik hati TUHAN. Inilah yang menarik hati TUHAN, bukan soal kepandaian, kepintaran, dan tidak hanya kerajinan bekerja.
Bilangan 2:6-7
(2:6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. (2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."
Kita adalah bangsa kafir dan kita sudah dibawa masuk ke ladang TUHAN, kita masuk pada bagian yang terakhir / jam-jam yang terakhir menjelang gelap malam. Semestinya kita manfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya, apalagi hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir. Tetapi lihatlah Rut ini, begitu ia datang; terus sibuk (sibuk dalam ibadah dan pelayanan) dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.
Dari ayat ini, kita akan memeriksa penggalan-penggalan kalimat, antara lain;
YANG KEDUA: Yang muncul
Muncul (menurut KBBI) artinya; menyembul atau keluar menampakkan diri ke atas (ke permukaan)
Saudara, marilah kita berusaha melepaskan segala perkara-perkara diuniawi / perkara di bawah, sebab kita tidak akan muncul atau naik ke atas jika kita masih berpegang pada sesuatu yang berada di bawah.
Jadi, kita tidak hanya menarik perhatian TUHAN, tetapi kerohanian kita juga harus meningkat, karena pegangan kita adalah perkara-perkara di atas (perkara rohani). Jadi, langkah-langkah rohani kita sekarang sampai terus kedepan -- step by step -- terus akan meningkat sampai akhirnya disebut muncul ke permukaan.
Dari ayat ini, kita akan memeriksa penggalan-penggalan kalimat, antara lain;
YANG KETIGA: Padang gurun
Padang gurun mempunyai arti; penindasan dan penganiayaan sebagai ujian hidup kalau kita mengacu pada Ulangan 32:8-10 --- “… Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.”
Di padang gurun itulah TUHAN menemukan bangsa Israel.
Jadi, bangsa Israel pernah mengalami aniaya, mereka tertindas oleh karena perbudakan di Mesir. Kemudian, Israel juga pernah hidup di dalam penindasan sebagai tawanan yang dibuang ke Babel, namun akhirnya mereka pulang ke negerinya (tanah perjanjian) dengan puji-pujian dan dengan Mazmur (mengagungkan dan memuliakan) kepada TUHAN.
Singkat kata, bangsa Israel adalah milik kepunyaan TUHAN, mereka telah ditebus untuk keluar dari padang gurun itulah penindasan dan penganiayaan. Tetapi, kalau pada akhirnya bangsa Israel diperbudak di padang gurun (Mesir), lalu dibuang dalam penindasan di Babel, itu terjadi seizin TUHAN, itu didikan dari TUHAN yang sifatnya mendewasakan kita masing-masing. Karena pada akhirnya, bangsa Israel adalah milik kepunyaan Allah yang telah ditebus dan dibawa keluar dari penganiayaan.
Dari ayat ini, kita akan memeriksa penggalan-penggalan kalimat, antara lain;
YANG KEEMPAT: Yang bersandar kepada kekasihnya
Bersandar = percaya sepenuhnya dan bergantung sepenuhnya kepada seseorang dalam hal ini adalah TUHAN Yesus Kristus, Kepala gereja, Mempelai Pria Sorga
Contoh kasus seorang yang bersandar kepada Mempelai Pria Sorga:
Tidak dipungkiri, seperti saya sebagai kepala (suami), seringkali mengambil keputusan yang salah atau melakukan yang salah. Dalam hal yang sedemikin, janganlah seorang isteri mengambil alih kepemimpinan sambil berkata; “keputusan mu hai kamu suami ku, itu salah dan bodoh, seharusnya begini dan begitu” dan masih banyak lagi ucapan untuk mengajari suaminya. Seorang isteri yang benar-benar bersandar kepada TUHAN, ia secepatnya datang kepada TUHAN, memohon belas kasih TUHAN, sehingga TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menolong orang yang bersandar kepada-Nya sebab TUHAN tidak akan membiarkan kita terjatuh, asal kita bersandar kepada TUHAN.
Kalau kita seorang anak TUHAN yang bersandar kepada TUHAN, secepatnyalah datang kepada TUHAN, memohon belas kasih-Nya, nanti TUHAN akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk menolong kita, karena TUHAN tidak menghendaki kita jatuh. TUHAN akan topang kita sekaliannya sampai TUHAN datang.
Lihatlah Yohanes, dia salah seorang murid paling muda dan Petrus kuatir kepada dia. Tetapi jangan salah, Yohanes adalah satu-satunya murid yang paling muda dan yang bersandar kepada dada Yesus. Biar kita muda dan lemah, asal kita bersandar kepada dada Yesus, TUHAN akan ulurkan tangan pertolongan-Nya, tangan yang penuh belas kasih, tangan yang kuat dan berkuasa menopang kita. TUHNA tidak biarkan kita terjatuh.
Dari ayat ini, kita akan memeriksa penggalan-penggalan kalimat, antara lain;
YANG KELIMA: Di bawah pohon apel kubangunkan engkau.
Apa yang dimaksud dengan pohon apel?
Kita lihat jawabannya dalam…
Kidung Agung 2:2 -- Perikop: “Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan puji memuji”
(2:2) -- Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Bunga bakung adalah gambaran dari sidang mempelai TUHAN; tidak berduri, tidak suka menusuk hati TUHAN, hati pasangannya, orangtuanya, mertuanya, menantunya, anaknya dan lain sebagainya. Orang lain berduri, kita tidak berduri, itulah mempelai wanita TUHAN.
Kidung Agung 2:3
(2:3) -- Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku.
Pohon apel adalah pribadi TUHAN Yesus Kristus Mempelai Pria Sorga. Bila kita berada di bawah naungan-Nya maka kita akan mendapatkan / menikmati damai sejahtera.
Saudara, mungkin kita sebagai wadah / bejana, kita lemah dan jiwa ini merasa lelah serta bertanggungan berat, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan di dalam hati kita ini yang belum tercetuskan / belum dapat diungkapkan. Tetapi malam ini; datanglah ke pohon apel itu saudara, duduklah di bawah naungan pohon apel dengan lain kata; datanglah kepada salib di Golgota, sebab, Yesus telah datamg ke dunia rela menderita sengsara dan bahkan mati di atas kayu salib -- di bawah naungannya kita menikmati pohon apel; manis di langit-langit kita.
Kalau kita datang kepada salib di Gologta dan ada di bawah naungannya, dari sana / dari salib dari bawah pohon apel keluar jawaban-jawaban sebagai pertolongan yang ajaib. Pendeknya, kita tidak perlu bersungut-sungut, tidak perlu ngomel apalagi menggerutu dalam menjalankan roda kehidupan rohani kita di hadapan TUHAN. Bahkan, jangan kita menuduh ini dan itu dihadapan TUHAN.
Inilah study perbandingan antara Bilangan 16:41 dan kita bandingkan dengan sikap mempelai TUHAN dalam Kidung Agung 8:5, mulai dari…
- Siapa dia = menarik perhatian TUHAN
- Yang muncul = tidak lagi berpegang pada perkara di bawah, melainkan berpegang pada perkara di atas
- Padang gurun itulah ujian dan cobaan, tetapi itu diizinkan TUHAN, karena itu adalah cara TUHAN mendidik, karena pada dasarnya darah tebusan melepaskan kita karena kita milik kepunyaan Allah sendiri.
Tanda kelepasan: ada nyanyian pujian syukur / senantiasa bermazmur dan mengagungkan (memuliakan) nama TUHAN.
- Bersandar kepada kekasihnya = menaruh harap kepada TUHAN dengan lain kata; tidak perlu mengambil alih karena kebodohan-kebodohan yang ada di bumi ini.
- Di bawah pohon apel kubangunkan engkau.
Pohon apel adalah pribadi TUHAN Yesus Kristus, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga. Kalau kita duduk di bawah naungannya kita menikmati manisnya buah apel; ada damai sejahtera, tidak perlu bersungut-sungut.
Inilah pelajaran untuk saya, nikah saya, dan nikah kita semua. Bukan saja sidang jemaat yang datang secara tatap muka, tetapi saudara yang mengikuti secara onlie juga. Biarlah kiranya kita senantiasa menikmati kasih dan kemurahan, serta rahmat tuhan yang besar yang dilimpahkan kepada kita sampai malam hari ini, yang membawa kita rendah di kaki salib itu juga tanda bahwa kita tidak bersungut-sungut. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment