IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03
JULI 2025
KITAB
MALEAKHI PASAL 2
(Seri 07)
Subtema:
BERSIH TANGANNYA
Mula pertama saya mengucapkan puji
dan syukur kepada Tuhan. Oleh karena rahmat Tuhan, kita sekaliannya dihimpunkan
di atas gunung Tuhan yang kudus lewat ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan
perjamuan suci. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan
Tuhan yang turut bergabung lewat online atau live streaming atau video internet baik dari YouTube maupun
Facebook atau media sosial apa saja yang dapat digunakan, kiranya damai
sejahtera dari surga memenuhi hati kita masing-masing, memenuhi ruangan ini
untuk memberi satu sukacita, selanjutnya bahagia di dalam menikmati sabda
Allah.
Mari kita mengikuti Firman
penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari
STUDY MALEAKHI. Dan sekarang kita masih berada pada Maleakhi pasal 13 untuk
seri pemberitaan yang ke 7. Namun tetap berdoa, mohon kemurahan Tuhan supaya Firman
yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Maleakhi 2:13 – Perikop: TUHAN memarahi Israel karena kawin campur
dan perceraian.
(2:13) Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi
mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena
Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari
tanganmu.
Salah satu kesalahan fatal yang
diperbuat oleh orang-orang Yehuda di Yerusalem maupun di Israel adalah menutupi
mezbah TUHAN dengan...
-
Air mata.
-
Tangisan dan rintihan.
Penyebabnya adalah: TUHAN tidak lagi berpaling kepada
persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tangan orang-orang
Yehuda.
Tangan berbicara soal perbuatan hidup seseorang.
Terkait dengan perbuatan hidup
seseorang, kita akan telusuri pada Mazmur
24:3-4
Mazmur 24:3-4
(24:3) "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" (24:4) "Orang yang bersih
tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan,
dan yang tidak bersumpah palsu.
Yang dianggap layak dan berkenan
untuk melayani di atas gunung Tuhan dan di di tempatNya yang kudus ialah:
BERSIH TANGANNYA
Saya teringat dengan pernyataan
orang-orang Farisi, ahli Taurat kepada Tuhan Yesus Kristus, bahwa murid-murid
Yesus makan tanpa membasuh tangan. Karena memang ajaran daripada orang-orang
Yahudi adalah terlebih dahulu membasuh tangan sebelum makan. Itu benar, tetapi jangan kita berpegang
kepada ajaran orang Yahudi, ajaran nenek moyang, sementara Firman Allah
dikesampingkan, itu tidak benar.
Jadi memang yang dianggap layak dan
berkenan untuk melayani di atas gunung Tuhan (di tempatnya yang kudus) ialah: bersih tangannya.
Pertama-tama; perlu untuk diketahui; tangan yang
bersih tidak merampas apa yang menjadi hak dan milik orang lain.
Dengan demikian hukum yang ke 10
tergenapi.
Keluaran 20:17
(20:17) Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini
isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau
keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."
Hukum yang ke-10 ialah jangan
mengingini apa yang menjadi hak dan milik orang lain, antara lain:
a.
Jangan mengingini rumah sesamamu.
Rumah menunjuk kehidupan anak-anak
Tuhan yang adalah tempatnya Roh Allah berdiam. Ayat referensinya ada pada 1 Korintus 3:16: Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah
diam di dalam kamu?
Kehidupan kita ini adalah tempat Roh
Allah berdiam, tempat Roh Allah bekerja, beraktivitas. Itu sebabnya di dalam
hukum Taurat yang ke-10 dilarang untuk mengingini rumah sesama.
b.
Jangan mengingini isterinya.
Baik yang sudah punya istri maupun
yang belum punya istri, jangan pernah menginginkan istri orang lain.
Istri → pada tubuh, bayangan dari sidang jemaat
yang hanya memiliki satu kepala.
Tubuh satu walaupun anggotanya
banyak. Demikian juga Kristus adalah satu sebagai kepala dari tubuh, Ayat
referensinya ada pada 1 Korintus
12:12-13: Karena sama seperti tubuh
itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun
banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita
semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka,
telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Jadi yang sudah punya istri tetaplah setia
kepada pasangannya, jangan mengingini istri orang lain, sebab istri → tubuh,
bayangan dari sidang jemaat yang hanya memiliki satu kepala yaitu Kristus.
Kalau kita berpegang teguh kepada
kebenaran semacam ini, nanti Roh Kristus mengurapi kita di tengah ibadah
pelayanan ini, sehingga terjadi pertumbuhan rohani yang sehat, tidak ada
penghambat, tidak ada penghalang di dalam penyerahan diri kita kepada Tuhan.
Sebab itu kita semua harus fokus untuk beribadah kepada Tuhan.
c.
hambanya laki-laki, atau hambanya
perempuan.
Hamba = pelayan yang hanya mengabdi
kepada satu tuan.
Perlu untuk diketahui; Kristus
adalah tuan dari semua hamba hamba Tuhan. Sedangkan seorang hamba tidak boleh
mengabdi kepada dua tuan, yaitu; Tuhan dan Mamon. Orang yang mendua hati tidak
mendapatkan kerajaan surga.
d.
lembunya atau keledainya.
-
Lembu ada kaitannya dengan korban yang harus dipersembahkan oleh
seorang imam. Maka seorang imam harus tahu untuk mempersembahkan korban kepada
Tuhan.
Jadi, lembu itu dapat dipersembahkan
sebagai korban di atas Mezbah dan itu tidak boleh dirampas dari sesama.
Maka perlu juga untuk diperhatikan,
seorang pelayan Tuhan harus juga saling melengkapi satu dengan yang lain.
Jangan kita batasi pelayanan orang lain karena iri, benci, dengki, karena tidak
mau melihat orang lain maju, itu tidak boleh. Jadi jangan mengingini lembu
karena itu ada kaitannya dengan korban yang semestinya dipersembahkan kepada
Tuhan di atas MezbahNya.
Jadi beri kesempatan untuk orang
lain membawa hidupnya dan mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan di atas Mezbah
Tuhan, izinkan dia untuk melayani Tuhan, jangan dibatasi. Lahir batin kita,
jangan batasi orang lain. Mungkin lahirnya seperti tidak membatasi, tetapi
Rohnya tidak terima orang lain maju, itu tidak boleh. Semakin hari kita semakin
disucikan oleh Firman Allah, karena ini kaitannya dengan tangan yang bersih.
-
Keledai adalah gambaran dari bangsa kafir yang memang harus ditebus.
Tetapi anak yang lahir terdahulu dari keledai haruslah
kautebus dengan seekor domba; jika tidak kautebus, haruslah kaupatahkan batang
lehernya. Setiap yang sulung dari antara
anak-anakmu haruslah kautebus, dan janganlah orang menghadap ke
hadirat-Ku dengan tangan hampa. (Keluaran
34:20)
Kalau bangsa kafir tidak mengalami
penebusan oleh darah anak domba putuslah hidupnya dari kepala (Kristus). Jadi
bangsa kafir perlu untuk ditebus.
Janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa.
Kalimat ini menunjukkan bahwa bangsa
Kafir harus ditebus untuk selanjutnya diberi kesempatan untuk melayani Tuhan,
melayani pekerjaan Tuhan. Jangan kita menghadap Tuhan dengan tangan kosong, tetapi
kita harus berbuat sesuatu di hadapan Tuhan, berarti dengan lain kata menjadi
pelayan-pelayan Tuhan yang memiliki tangan yang bersih. Itu sebabnya Tuhan
melarang kita untuk mengingini binatang yang dipunyai oleh sesama, antara lain
adalah keledai.
Kemudian kelanjutan dari tangan yang
bersih…
Mazmur 24:3-4
(24:3) "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" (24:4) "Orang yang bersih
tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan,
dan yang tidak bersumpah palsu.
Selanjutnya, tangan yang bersih tidak mengambil apa yang menjadi miliknya
Tuhan.
Apa saja yang menjadi miliknya
Tuhan? antara lain:
a.
Persembahan persepuluhan.
Maleakhi 3:8: Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu
berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai
persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
Mengenai persembahan persepuluhan
dan persembahan khusus harus dikembalikan kepada Tuhanm sebab
persembahan persepuluhan dan
persembahan khusus adalah miliknya Tuhan.
Tetapi ini kan Perjanjian Lama. Baik
kita lihat perjanjian baru…
Matius 23:23: Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan
kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan
dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan
diabaikan.
Jadi, orang yang mengembalikan
persembahan persepuluhan dan persembahan khusus adalah orang yang
mengerti soal tiga hal:
1. Keadilan.
Adil di hadapan Tuhan, adil di
hadapan sesama itu menunjuk pada salib di golgota. Adil di hadapan Tuhan, adil
di hadapan sesama, itulah orang yang menyangkal diri memikul salib. Jangan kita
menomor satukan perkara lahiriah di bumi ini, termasuk kegiatan aktivitas
pekerjaan, oleh karena itu ia harus meninggalkan ibadah pelayanan, itu namanya
tidak adil.
2. Belas kasihan.
Kemudian juga harus memperhatikan
belas kasihan. Kemarin ada di antara kita kehilangan uang, kehilangan sepeda
motor, ternyata uang ada diletakkan di dalam jog motor kurang lebih 10 juta.
Dia bersedih karena uang itu untuk pesta nikah. Dan saya langsung mengambil
inisiatif membawa korban dan persembahan untuk itu, dan ada jemaat yang
mengikuti. Jadi orang yang mengerti mengembalikan persembahan persepuluhan dia
juga mengerti tentang belas kasihan, sebab apa yang kita tabur itu yang kita
tuai. Kita juga butuh pertolongan dari Tuhan satu kali. Tidak selamanya
perjalanan dalam hidup ini mulus-mulus saja.
3. Kesetiaan.
Orang yang mengembalikan
persepuluhan dan persembahan khusus, dia mengerti tentang hal yang ketiga
itulah kesetiaan; Setia kepada Tuhan, setia kepada pasangannya, kepada siapa
kita harus setia, dan kepada apa kita harus setia.
Jadi kita tidak boleh menipu Tuhan.
Kita harus mengembalikan apa yang menjadi miliknya Tuhan, antara lain
persembahan persepuluhan dan persembahan khusus. Apa itu persembahan khusus Om?
Persembahan khusus adalah: setelah mengembalikan satu dari 10 sisa 9, dari 9
ini masih bisa dikelola, sejauh hati terdorong oleh kuasa Firman yang kita
terima malam ini. Jadi mengembalikan milik Tuhan yaitu; persembahan sepersepuluhan,
tetapi tidak disertakan dengan persembahan khusus, termasuk penipu, Alkitab
yang berkata. Tetapi yang saya tahu orang yang mengembalikan persembahan
persepuluhan dia tidak penipu, karena dia akan sertakan dengan persembahan
khusus; mengerti tiga hal: keadilan,
belas kasih, kesetiaan; ini khusus dipersembahkan kepada Allah yang hidup.
Imam-imam, setialah di hadapan
Tuhan, sidang jemaat setia untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Ayo,
jangan lagi menipu Tuhan dengan mengambil; persembahan persepuluhan dan
persembahan khusus. Yang kita khususkan ada tiga; keadilan, belas kasihan,
kesetiaan, lakukan lah itu. Sebab yang satu dilakukan, yang lain jangan
diabaikan. Kalau yang satu kita lakukan
yaitu; mempersembahkan persepuluhan, maka yang lain jangan diabaikan yaitu: Keadilan,
belas kasihan, kesetiaan sebagai persembahan khusus bagi TUHAN.
b.
Mempelai Tuhan.
Mempelai Tuhan adalah miliknya
Tuhan.
Ayat referensinya Keluaran 19:4-6:
Keluaran 19:4-6
(19:4) Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang
Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan
membawa kamu kepada-Ku.
Jadi dari sini kita bisa melihat
bahwa ibadah harus sampai kepada doa penyembah, sebab dengan demikian kita
layak untuk menerima dua sayap yang besar, itulah yang membawa kita kepada
Allah. Tetapi kalau kita tidak memiliki dua sayap burung rajawali (kepak sayap
Allah) maka kita akan tertinggal di bumi dan bumi satu kali akan mengalami
penghukuman, dihukum bersama dengan setan tritunggal lewat tujuh cawan murka
Allah. Jadi kalau kita beribadah biarlah kiranya kita menyerahkan diri ini
dipimpin sampai kepada puncak ibadah; Doa penyembahan. Mohon maaf ya, jangan
ada yang tersinggung, banyak di antara kita sibuk-sibuk bekerja dan melayani
Tuhan, tetapi tidak mau menyerahkan dirinya sepenuhnya sampai kepada puncak
ibadah; penyerahan diri.
Sibuk ibadah, sibuk melayani, sibuk
bekerja dalam kegiatan roh, tetapi tidak menyerah, akhirnya banyak kemalangan
di situ. Tidak mau belajar memperhatikan pekerjaannya, kenapa? karena tidak mau
menyerah; inilah yang dimaksud ibadah belum kepada puncak ibadah, doa
penyembahan. Manusia tubuh (lahiriyah) memang sudah tekun tiga macam, tetapi
manusia batin juga harus menyerah supaya dengan demikian kita dibawa kepada
Allah, itulah milik kepunyaan Allah.
Keluaran 19:5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan Firman-Ku
dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku
sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. (19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku
kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya Firman yang harus
kaukatakan kepada orang Israel."
Yang disebut sebagai harta
kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa menunjuk kepada sidang mempelai Tuhan.
Kita lihat mempelai Tuhan dalam
wujudnya di dalam Wahyu 14:1.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit
Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di
dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Inti dari mempelai Tuhan ada 144.000
orang, itulah yang menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, apa buktinya? di sini
kita melihat anak domba berdiri di Bukit Sion bersama dengan mempelai Tuhan,
inilah pasangan yang seimbang. Kenapa saya mengatakan itu pasangan yang
seimbang? sebab di ayat 2 dan 3 wujud dari mempelai Tuhan adalah doa
penyembahan disertai bahasa lidah, itulah yang disebut hubungan intim, karena
tidak ada orang yang dapat mempelajari bahasa lidah selain yang sedang
melangsungkan hubungan intim dengan Mempelai Laki-laki sorga (suaminya)
Barulah di ayat 4 makin nyata
penampilan daripada mempelai Tuhan itu: “Mereka
adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,
karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah
orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus
dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba
itu.”
Inilah yang menjadi milik kepunyaan
Allah; Mempelai Tuhan.
c.
Imamat Rajani.
Keluaran 19:6: Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam (imamat rajani).
Imamat rajani adalah milik kepunyaan
Allah sendiri.
Tugas dari Imamat Rajani adalah
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah (1 Petrus 2:9). Karya Allah yang terbesar adalah salib di Golgota.
Tugas Imamat Rajani ialah memberitakan salib baik dalam perkataan maupun dalam
perbuatan (solah tingkah), bukan pamer-pamer saya hebat, pamer-pamer saya orang
kaya dan seterus, bukan itu yang diberitakan tetapi salib di Golgota yang harus
diberitakan.
Singkat kata, yang menjadi milik
kepunyaan Allah ada tiga:
1. persembahan persepuluhan dan khusus.
2. Mempelai Tuhan.
3. Imamat rajani.
Hanya tiga ini milik kepunyaan
Allah, tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun dan oleh apapun.
Inilah yang terkait dengan tangan
yang bersih, tangan yang seperti inilah yang dikatakan layak untuk melayani di
tempat kudus dan melayani di atas gunung Tuhan.
Kembali kita baca …
Mazmur 24:3-4
(24:3) "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" (24:4) "Orang yang bersih
tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada
penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Perbuatan bersih (tangan yang bersih)
pasti diikuti dengan tiga hal, yakni:
1. MURNI
HATINYA.
Murni hatinya = suci hatinya. Kita
lihat hati yang suci atau suci hatinya dalam Injil Matius 5:8.
Matius 5:8 Perikop: Ucapan
bahagia.
(5:8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan
melihat Allah.
Berbahagialah orang yang suci
hatinya sebab mereka akan melihat Allah, inilah kebahagiaan yang sempurna
melebihi kebahagiaan dari semua orang yang ada di atas muka bumi ini.
Melihat Allah adalah satu
kebahagiaan yang sempurna melebihi dari kebahagiaan-kebahagiaan yang ada di
dunia ini.
Kita akan melihat satu kisah terkait
dengan hal itu dalam Injil Markus 10:51.
Markus 10:51-52 -- Perikop: Yesus menyembuhkan Bartimeus
(10:51) Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya
Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat
melihat!" (10:52) Lalu kata
Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada
saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Yang dikehendaki oleh seorang yang buta
seperti Bartimeus hanya satu, yakni supaya ia dapat melihat itu saja. Bukan harta,
kekayaan, uang yang banyak, kecuali supaya dapat melihat Tuhan. Berarti dari
sini kita bisa mengetahui bahwa orang yang mengutamakan perkara lahiriah, dia
adalah orang buta. Tetapi kalau dia menyadari diri sebagai orang buta, yang
dibutuhkan hanya satu; bagaimana supaya dapat melihat Allah.
Akhirnya Bartimeus pun dapat melihat
karena iman, itulah sebabnya Yesus berkata; “Pergilah iman mu telah menyelamatkan engkau!"
Kalau kita selamat itu karena iman
kepada darah salib, bukan iman lagi kepada perkara-perkara di bawah.
Lalu setelah ia diselamatkan atau
lebih tepatnya setelah ia melihat Allah, Bartimeus akhirnya mengikuti Yesus
dalam perjalanan-Nya. Jangan kita berhenti hanya sampai pada berkat-berkat
lahiriah saja, harus lanjut mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Pendeknya
Bartimeus mengikuti jalan Yesus. Jalan Yesus adalah jalan salib, suatu
perjalanan yang ditandai dengan darah atau pengorbanan.
Markus 10:46
(10:46) Lalu
tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar
dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang
berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak
Timeus, duduk di pinggir jalan.
Yerikho ini adalah satu kota yang
besar pada masa itu dan begitu megah (mewah), itu sebabnya hanya untuk Yerikho
ada seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Artinya tinggalkan ibadah
pelayanan hanya untuk perkara-perkara di bumi ini, itu yang membuat seseorang menjadi
buta rohani.
Singkat kata, Bartimeus adalah:
a. Seorang pengemis.
Itu berarti berharap uluran tangan
manusia. Tidak berharap kepada uluran tangan Tuhan. Banyak pengemis di
jalan-jalan kita jumpai, dan pengemis ini menggunakan cara-caranya sendiri. Ada
dengan duduk di pinggir jalan lalu kakinya dilipat, kemudian pada ujung lipatan
itu (di dengkulnya) itu dikasih tape lalu dibungkus dengan kain kasa, dikasih
obat merah, akhirnya memikat hati orang. Ada juga memang yang sengaja
meminta-minta berjalan kaki kian kemari. Ada juga dengan cara membawa beras
isinya ¼ kg, lalu diminta ganti seberapa saja dan seterusnya dan seterusnya.
Kenapa dia melakukan hal yang
semacam itu? karena dia berharap uluran tangan manusia. Kalau dia berharap
uluran tangan TUHAN, dia tidak akan jadi pengemis di pinggir jalan. Kenapa
pengemis mengharapkan uluran tangan manusia? karena dia tidak berharap uluran
tangan Tuhan. Kalau pengemis berharap uluran tangan Tuhan, maka dia tidak akan
jadi pengemis, dia harus gunakan tangannya untuk melayani Tuhan dan melayani
pekerjaan Tuhan dalam setiap pertemuan ibadah, sampai akhirnya dia mengangkat
dua tangan kepada TUHAN.
Itulah seorang pengemis; berharap
uluran tangan manusia, berarti senantiasa mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Pendeknya, orang yang mengandalkan manusia adalah orang yang terkutuk atau
sudah dekat dengan kutuk. Ayat referensinya ada Yeremia 17:5.: "Terkutuklah
orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan
yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Jadi itulah suasana yang sebetulnya
sebelum Bartimeus dipulihkan; sangat menderita, sekali hidup di luar Tuhan.
b. Orang buta.
Itu berarti tidak dapat melihat.
Sedang orang buta pada akhirnya akan berada pada lubang jurang maut. Sebab
dalam Injil Lukas 6:39: orang buta
menuntun orang buta pada akhirnya akan jatuh ke dalam lubang yang sama. Kalau
pemimpinnya buta menuntun jemaat yang buta, dua-duanya sama-sama berada pada
lubang yang sama; lubang jurang maut.
Terkait lubang jurang maut
Wahyu 9:1.
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku
melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya
diberikan anak kunci lobang jurang maut. (9:2) Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah
asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa
menjadi gelap oleh asap lobang itu.
Inilah satu lubang yang begitu dalam
dan luas sekali, tidak terhingga. Di situlah orang-orang buta ditempatkan satu
kali bersama setan tritunggal (Naga, antikris dan nabi-nabi palsu)
c.
Duduk di pinggir jalan.
Itu berarti kedudukannya berada pada
pinggir jalan, kedudukan yang kurang tepat.
Kenapa saya katakan itu kedudukan
yang kurang tepat? Alasannya ada pada Injil Matius 13:18-19: (13:18)
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. (13:19) Kepada setiap orang
yang mendengar Firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya,
datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah
benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Mendengar Firman tentang kerajaan
surga tetapi tidak mengerti, dampak negatifnya si jahat merampas benih Firman
itu dari dalam hatinya.
Jadi kita semua harus memperhatikan
cara untuk mendengar Firman TUHAN. Jangan kita menghindar untuk tidak mendengar,
tetapi berusaha untuk mengerti tentang kerajaan surga. Karena Firman Allah
disampaikan jelas kaitannya kerajaan surga. Dampak negatif tidak mengerti Firman
Allah; si jahat (iblis atau setan) merampas benih Firman Allah dari dalam
hatinya. Berjuanglah untuk mengerti Firman tentang kerajaan surga.
Banyak orang Kristen datang
beribadah tetapi tidak berjuang untuk mengerti Firman Allah selain yang
lahiriah, kan itu bodoh namanya.
Tujuan kita datang beribadah adalah
untuk mendengar Firman tentang kerajaan surga. Sebab itu persiapkan hati ini
untuk dijadikan tempat yang besar di dalam menampung Firman Allah sebanyak-banyaknya.
Kita semua harus menjadi tempat yang
besar di dalam hal menampung Firman Allah. Jangan inginkan hidupmu menjadi
tempat yang kecil terhadap pemberitaan Firman Allah, jadikanlah hidup ini
sebagai tempat yang besar di dalam pemberitaan Firman Allah. Itulah kerinduan
Tuhan yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di 2 Korintus 6:13: Maka
sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --:
Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Jadilah tempat yang besar untuk
pemberitaan Firman tentang kerajaan surga, kalau tidak, si jahat akan merampas
benih Firman itu dari dalam hati.
Supaya hati menjadi tempat yang
besar untuk Firman, maka syaratnya jangan tendensius, rewel, merasa
ditunjuk-tunjuk dosanya. Rendah hati bagus tetapi kita harus mempunyai
keberanian menghadap kerajaan surga, jangan jadi pengecut, bersikaplah seperti
laki-laki, untuk mencari kerajaan surga.
Yosua penerus kerajaan surga dari
Musa, Salomo penerus kerajaan surga daripada Daud. Itu sebabnya Musa berkata
kepada Yosua, "Bersikaplah seperti laki-laki." Kemudian Daud juga
berkata kepada Salomo, "Bersikaplah seperti lakilaki." Rasul Paulus
juga berkata, "Bersikaplah seperti laki-laki kepada jemaat di Korintus
untuk menjadi penerus kerajaan surga. Jangan bersikap seperti perempuan; Sen
kiri, belok kanan sesuka hati."
Bersikap laki-laki; ya diatas ya,
tidak diatas tidak, apapun resikonya terima. Susah senang terima saja
resikonya, itu namanya laki laki tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan = kuat
dan teguh hati.
Markus 10:47
(10:47) Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret,
mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Bartimeus berseru: Yesus anak Daud kasihanilah aku. Dari seruan ini menunjukkan bahwa Bartimeus
mengharapkan belas kasihan Tuhan, sebab Bartimeus menyadari keadaan dirinya
seperti penjelasan pada ayat 46: Pengemis dan buta lalu duduk
di pinggir jalan.
Dalam seruannya, Bartimeus menyebut
Yesus sebagai anak Daud. Artinya dia mengakui bahwa Yesus adalah Raja di atas
segala raja, Raja dalam kemuliaan yang sangat besar. Ayat referensinya Matius 21:7: Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya
dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya.
Yesus menunggangi keledai betina.
Keledai ini gambaran dari bangsa kafir. Biarlah kiranya kita ditunggangi oleh
Tuhan di tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan GPT Betania, jangan kita
ditunggangi perempuan Babel. Kalau Tuhan yang menunggangi kita, maka Tuhan akan
membawa kita masuk ke dalam kota Yerusalem.
Tuhan tidak menunggangi kita dengan
sesuka hati, lalu menaruh beban di atas pundak kita sesuka hati, tidak seperti
itu. Tetapi Tuhan menunggangi kita bangsa kafir untuk selanjutnya dibawa masuk ke
dalam kota Yerusalem samawi.
Ada tiga hal yang harus kita
perhatikan saat kita ditunggangi:
1. Mengalasi pakaian mereka di atas
keledai.
Berarti saat ditunggangi maka
kehidupan kita juga harus dibawa sampai ke Yerusalem.
2. Menghamparkan pakaian di jalan saja.
Itu berarti, keledai lewat maka dia
tertinggal, itu tidak boleh. Kemudian sesudah dilewati diambil lagi, kembali
lagi kepada kehidupan yang lama. Tetapi biarlah kehidupan kita sebetulnya
menjadi alas duduk Yesus di atas keledai. Jangan lagi kita kembali kepada
tabiat yang lama, tetapi biarlah kiranya kita terus ditunggangi sampai dibawa
masuk ke Kota Yerusalem Baru.
3. Ada pula yang memotong
ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Ini hidup
tanpa persekutuan, satu kali menjadi kering.
Matius 21:9-10
(21:9) Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang
mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud,
diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang
mahatinggi!" (21:10) Dan
ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata:
"Siapakah orang ini?"
Kalau Bartimeus berkata, "Yesus
anak Daud, itu berarti Bartimeus mengakui bahwa Yesus adalah Raja di atas
segala raja dalam kemuliaan yang sangat besar.
Jadi, pengakuan kepada TUHAN ini
penting sekali.
Kembali kita baca …
Matius 21:4-5
(21:4) Hal itu terjadi supaya genaplah Firman yang disampaikan
oleh nabi: (21:5) "Katakanlah
kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan
mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
Yesus menunggangi keledai sampai ke
Yerusalem, sehingga kafir dan Israel menjadi satu tubuh. Nah, ini loh hebatnya Bartimeus, dalam seruan
itu mengakui bahwa Yesus adalah Raja mulia sampai nanti kita dibawa ke Yerusalem
baru menyatu dengan bangsa Israel.
Kembali kita membaca…
Markus 10:47
(10:47) Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret,
mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Sesungguhnya Yesus disebut juga
orang Nazaret, berarti Yesus adalah anak
Yusuf tukang kayu.
Matius 13:55
(13:55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama
Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
Kalau dikatakan Yesus disebut orang
Nazaret, berarti Yesus adalah anak tukang kayu = Anak manusia.
Sebagai Anak manusia, Yesus telah
menderita sengsara dan mati di kayu salib.
Jadi ternyata Bartimeus ini tidak
hanya mengerti soal kemuliaan, kemewahan rajani, tetapi dia juga mengenal
pribadi Yesus sebagai anak manusia yang telah menderita sengsara di atas kayu
salib.
Banyak orang Kristen datang
beribadah hanya melihat Yesus dalam kemuliaan yang besar, tetapi tidak sedikit
orang Kristen juga mengabaikan Yesus adalah Anak manusia, dengan lain kata
mengabaikan derita, sengsara salib.
Coba saja dalam satu penggembalaan;
kalau salib yang ditegakkan di tengah ibadah pelayanan jumlah kehadiran sedikit
sekali. Sebaliknya apabila kemuliaan rajani yang dibicarakan atau
perkara-perkara lahiriah yang dibicarakan di dalam satu penggembalaan, terlalu
banyak orang datang ke sana. Yang digembar-gemborkan adalah kemuliaan rajani,
yang digembar-gemborkan hanyalah soal perkara yang luar biasa. Tetapi lihatlah Bartimeus ini, dia ternyata
orang yang sangat sangat detail, mengenal Yesus sebagai Anak Manusia.
Ibrani 2:14-17
(2:14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan
daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang
berkuasa atas maut; (2:15) dan
supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya
berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (2:16) Sebab sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
(2:17) Itulah sebabnya, maka
dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia
menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk
mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Kalau Yesus tetap dalam kemuliaan,
maka yang dikasihani adalah malaikat. Tetapi sesungguhnya Tuhan bukan
mengasihani malaikat, melainkan manusia. Dia harus tinggalkan segala
reputasiNya, Dia tinggalkan BapaNya di surga, Dia tinggalkan rumahNya di surga,
turun ke bumi dan menjadi manusia kenapa? karena Dia terlalu mengasihi manusia
lebih daripada malaikat.
Jadi kalau ada orang berkata,
"Kenapa Tuhanmu jadi manusia?" Jawabnya karena Tuhan mengasihi
manusia lebih daripada malaikat, sehingga Dia menjadi manusia.
Jadi rupanya jangkauan pemikiran
daripada Bartimeus terhadap Firman TUHAN sungguh luar biasa sampai kepada Ibrani 2:14-18. Tetapi sangat
disayangkan di akhir zaman ini banyak orang Kristen hanya bisa menjangkau
berkat dan keberkatan, mencari hamba Tuhan yang bisa melucu dan melucu saja.
Ketika salib ditegakkan dia muak sama dengan muak terhadap manna, lalu minta
air dan roti, menuruti hawa nafsunya, mencari ibadah dalam bentuk kepuasan
daging sebagaimana yang tertulis dalam Mazmur
78:17-18; “Tetapi mereka terus berbuat dosa terhadap Dia,
dengan memberontak terhadap Yang Mahatinggi di padang kering. Mereka mencobai
Allah dalam hati mereka dengan meminta makanan menuruti nafsu mereka.”
Yesus adalah Anak Manusia, anak
tukang kayu, itu berarti, pribadi yang telah menderita sengsara dan mati di
atas kayu salib. Saudara, kalau Yesus bukan anak tukang kayu, maka manusia
tidak mengenal keselamatan, juga kita tidak akan mengerti sengsara salib.
Markus 10:48
(10:48) Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras
ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
Semakin dibatasi, Bartimeus semakin
keras berseru kepada Tuhan sebagai Anak Daud. Jadi apapun tidak bisa menghalangi
kita dalam pengakuan kita kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja dalam
kemuliaan yang besar sebab dasarnya adalah mengakui Yesus adalah orang Nazaret.
Markus 10:49-50
(10:49) Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!"
Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu,
berdirilah, Ia memanggil engkau."
(10:50) Lalu ia menanggalkan
jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
Akhirnya Tuhan memanggil Bartimeus
sebagaimana kita malam ini, masuk dalam hadirat-Nya lewat Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai Perjamuan Suci. Tanda
kita dipanggil ialah; kuat dan
teguh hati, berarti bersikap seperti seorang laki-laki tidak menyimpang ke kiri
dan ke kanan.
Ciri-ciri dipanggil; meninggalkan
jubah lama (pakaian lama) -> hidup lama.
Intinya kesucian/kemurnian hati, dapat
melihat Allah, suatu kebahagiaan yang tiada tara, itulah kelanjutan tangan yang
bersih.
Kelanjutan dari tangan yang bersih;
2.
TIDAK MENYERAHKAN DIRI KEPADA
PENIPUAN (BUKAN PENIPU).
Dahulu sebelum terpanggil, saya ini
suka menipu. Banyak penipuan-penipuan yang saya kerjakan sebelum dipanggil oleh
Tuhan menjadi hamba Tuhan. Tetapi sekarang sama-sama kita belajar untuk tidak
menyerahkan diri ini kepada penipuan (bukan seorang penipu).
Penipu -> orang munafik. Munafik artinya;
luar tidak sama dengan di dalam. Contoh, bagian luar tampak bersih, tetapi
bagian dalamnya penuh dengan kotoran, itu namanya penipu. Jadi kemunafikan sama dengan penipu.
Contoh penipuan orang munafik di tengah ibadah dan
pelayanannya…
Matius 6:5. --Perikop: Hal
berdoa
(6:5) "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti
orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah
ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Orang munafik bila berdoa:
-
Berdiri di dalam rumah ibadat.
Yang saya tahu kalau kita berdoa
jauh lebih baik kalau kita berlutut, merendahkan dirinya di hadapan Tuhan.
Kalau berdoa berdiri berarti ada penonjolan diri supaya dilihat orang kelebihan
yang dia punya, itu kemunafikan.
-
Berdiri di tikungan tikungan jalan raya.
Tikungan adalah jalan yang
berbelok-belok. Belokan ini ada yang tajam, ada belokan ringan. Namun entahkah itu belokan tajam, entahkah
itu belokan ringan, yang pasti di sini dikatakan dia berdiri pada
tikungan-tikungan jalan raya. Dan kalau orang melintasi tikungan-tikungan, maka
menjadi pusat perhatian.
Sebaiknya memang kita harus
merendahkan diri dihadapan TUHAN, beribadah dan melayani pun harus merendahkan
diri di hadapan Tuhan. Jangan kita seolah-olah pusat perhatian orang lain, tetapi
orang lain celaka di tengah jalan. Sadar atau tidak sadar, seringkali kita
seperti itu sehingga mencelakai kerohanian orang lain.
Matius 6:7
(6:7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa
karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Orang munafik kalau berdoa
bertele-tele, banyak kata-kata yang disusun sehingga tampak rohani.
Sesungguhnya kalau berdoa to the
point saja. Jangan dibanyak-banyakin kalimat demi kalimat lalu diatur
begitu rupa, tidak usah seperti itu, langsung to the point saja.
Misalnya seorang pemimpin pujian saat membuka ibadah, berdoalah dengan
semestinya.
Pendeknya, berdoa sesuai dengan
porsinya saja, jangan seperti orang munafik, kalimat disusun banyak-banyak
supaya tampak bagus. Yang Tuhan mau merendahkan diri sambil menaikkan doa, itu
jauh lebih bagus.
Contoh munafik kedua…
Matius 23:1-3
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada
murid-murid-Nya, kata-Nya: (23:2)
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (23:3)
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan
kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena
mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
Pekerjaan daripada ahli Taurat,
orang Farisi disebut orang munafik mengajarkan Firman Allah kepada jemaat, tetapi
mereka sendiri tidak melakukannya, itu kan munafik. Kalau misalnya saya mengajarkan
Firman Allah (menyampaikan Firman Allah) dalam setiap pertemuan-pertemuan
ibadah, tetapi saya sendiri tidak melakukannya, itu berarti bagian luar bersih,
tetapi bagian dalamnya kotor.
Keadaan orang munafik
Matius 23:4-5
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di
atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
Beribadah supaya dilihat orang,
melayani supaya dilihat orang, itulah orang munafik.
Singkat kata, orang-orang munafik melakukan
segala sesuatunya tujuannya, hanya untuk dilihat oleh orang lain.
Perlu untuk diketahui; manusia
melihat apa yang ada di depan matanya tetapi Tuhan melihat hati.
1 Samuel 16:6-7 -- Perikop: Daud
diurapi menjadi raja
Menjadi Imamat rajani harus dalam
pengurapan, supaya jangan kita mengerjakan semua pekerjaan ini seperti orang
munafik.
(16:6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu
pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang
diurapi-Nya." (16:7) Tetapi berFirmanlah
TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang
tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat
Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Sia-sia kita melayani Tuhan, sia-sia
kita melayani pekerjaan Tuhan kalau kita masih berlaku munafik.
Jadi, penipu tidak masuk dalam
kerajaan surga. Oleh sebab itu jangan kita menyerahkan diri kepada penipuan
karena penipu tidak masuk dalam kerajaan surga.
Manusia hanya melihat apa yang ada
di depan matanya, manusia tidak bisa menembusi batin, tetapi Tuhan melihat hati,
menembusi hati yang paling dalam. Sebab tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan
sebagaimana yang tertulis dalam Ibrani
4:13: Dan tidak ada suatu makhluk pun
yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di
depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Pendeknya, jangan kita menjadi
penipu, layanilah Tuhan dengan tulus, karena Tuhan melihat hati, bukan melihat
bagian luar.
1 Samuel 16:8-11
(16:8) Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan
Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." (16:9) Kemudian Isai menyuruh Syama
lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." (16:10) Demikianlah Isai menyuruh
ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai:
"Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." (16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu
semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang
menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
Daud adalah seorang yang tulus
hatinya, juga seseorang yang setia, dengan lain kata Daud bukanlah seorang
penipu, dia tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan. Dan akhirnya Daud pun
diurapi sebagai raja. Apa buktinya Yesus adalah tunas Daud.
Saat ini kita boleh duduk makan
menikmati hidangan karena Yesus adalah Raja.
Jadi kita boleh duduk makan
menikmati hidangan serta menikmati tubuh dan darah Yesus lewat perjamuan suci
karena Yesus adalah Raja yang diurapi.
Tetapi perlu juga untuk diketahui
syarat untuk diurapi, pada ayat 11
tadi, Daud sedang menggembalakan kambing domba. Dengan lain kata, menjadi satu kehidupan domba yang
tergembala.
Itulah soal tidak membawa diri
kepada penipuan.
Tanda tangannya bersih:
3. TIDAK BERSUMPAH PALSU.
Tidak bersumpah palsu = bukan
pendusta.
Terkait dengan pendusta kita
lanjutkan pembacaan pada injil Matius
5:33-36
Matius 5:33-36
(5:33) Kamu telah mendengar pula yang diFirmankan kepada nenek
moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan
Tuhan. (5:34) Tetapi Aku berkata
kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit
adalah takhta Allah, (5:35) maupun
demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena
Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36)
janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa
memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
Singkat kata jangan bersumpah, baik
demi langit, demi bumi, demi Yerusalem, demi kepala.
Alasannya;
-
Sebab langit adalah takhta Allah.
-
Sebab bumi adalah tumpuan kaki-Nya.
-
Sebab Yerusalem adalah kota Raja Besar.
-
Sebab di kepala ada rambut, yang tidak dapat
dihitamkan dan diputihkan.
Yang benar seperti apa? Ayat 37: Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu
katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan;
Ya, di atas Ya, tidak di atas tidak, apapun resikonya terima saja. Karena lebih
daripada itu berasal dari setan.
Yohanes 8:44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak
hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia
berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta
dan bapa segala dusta.
Kalau seseorang berdusta menunjukkan
bahwa dia adalah anak setan, karena setan adalah bapak pendusta. Jadi yang
benar adalah
ya diatas ya, tidak di atas tidak,
tidak usah di sumpah ini, sumpah itu, sumpah ini, sumpah itu.
Maleakhi 2:13
(2:13) Dan
inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air
mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling
kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.
Jadi orang-orang Yehuda menutupi Mezbah
Tuhan dengan air mata, menutupi mezbah Tuhan dengan tangisan dan rintihan (ngomel).
Apa yang menyebabkan mereka menutupi Mesbah dengan hal-hal itu? Karena Tuhan
tidak lagi berpaling kepada persembahan, Tuhan tidak berkenan menerimanya dari
tangan mereka. Itu sebabnya dalam Mazmur
24:3: "Siapakah yang boleh naik
ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang
kudus?" "Orang yang bersih tangannya
Tandanya:
a.
Murni hatinya,
b.
Yang tidak menyerahkan dirinya
kepada penipuan (tidak penipu),
c.
Dan yang tidak bersumpah palsu.
(tidak pendusta).
Dengan berakhirnya pemberitaan Firman
malam ini yang terkait dengan Maleakhi 2:13, maka berakhirlah pembahasan demi
pembahasan dari ayat 13 ini. Kita doakan di minggu yang akan datang jika Tuhan
menghendaki kita akan masuk pada pembahasan Maleakhi 2:14. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment