IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 12 JULI 2025
STUDY
YUSUF
Kejadian
Pasal 44:1-2
(Seri
2)
Subtema: MAKANAN YANG DITETAPKAN FIRMAN ALLAH
Shalom.
Mula
pertama saya mengucapkan puji Syukur kepada TUHAN sebab oleh karena Rahmat-Nya
kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus sehingga kita boleh
datang beribadah, menghadap TUHAN lewat Ibadah Kaum Muda malam ini. TUHAN
memberi Kesehatan, kekuatan pada fisik (raga) kita, dan kita gunakan dan kita
persembahkan di atas mezbah TUHAN malam ini.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung
lewat online (live streaming), video internet, baik dari Youtube atau
Facebook atau media sosial lainnya yang dapat digunakan selanjutnya doa dan
harapan kita kiranya damai Sejahtera memerintah di hati kita sehingga kita boleh
duduk diam dalam damai sukacita sorga saat menikmati sabda ALLAH.
Mari kita
sambut Study Yusuf sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Namun
tetaplah berdoa dalam Roh mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan
itu meneguhkan hati kita malam ini dan seterusnya nama TUHAN dipermuliakan.
Kejadian
44:1-2
(44:1) Sesudah itu
diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: "Isilah karung orang-orang
itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka, dan letakkanlah uang
masing-masing di dalam mulut karungnya. (44:2) Dan pialaku, piala
perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu serta uang
pembayar gandumnya juga." Maka diperbuatnyalah seperti yang dikatakan
Yusuf.
Dalam
kunjungan yang kedua dari kakak-kakak Yusuf di Mesir terjadi tiga hal penting:
1. Yusuf memberi gandum kepada kakak-kakak Yusuf
seberapa kuat mereka dapat membawa gandum.
2. Uang untuk pembelian gandum dikembalikan.
3. Piala perak milik Yusuf ditaruh di dalam mulut
karung Benyamin.
Saudara,
sebenarnya tiga perkara ini merupakan usaha Yusuf yang terakhir sebelum ia
memperkenalkan dirinya kepada kakak-kakaknya itu.
Kita akan
mengikuti penjelasan yang kedua.
Keterangan: UANG PEMBELIAN GANDUM
DIKEMBALIKAN.
Kalau uang
pembelian gandum dikembalikan berarti Firman ALLAH itu tidak dapat dinilai atau
diukur dengan uang sebab Firman ALLAH itu sesungguhnya adalah pribadi ALLAH
sendiri.
1 Korintus
9:18,27
(9:18) Kalau demikian apakah upahku?
Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan
bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. (9:27)
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah
memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Rasul
Paulus memberitakan Firman ALLAH tanpa upah atau Firman ALLAH disampaikan
secara gratis.
Rasul
Paulus menghambakan dirinya untuk tugas yang mulia ini, sehingga ia pun memenangkan
jiwa lebih banyak.
Bukti Firman
ALLAH tidak ternilai/terukur…
Yohanes
1:1-2
(1:1) Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan ALLAH dan Firman itu adalah ALLAH. (1:2)
Ia pada mulanya bersama-sama dengan ALLAH.
Pada
mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan ALLAH dan Firman itu
adalah ALLAH.
Singkat
kata; Firman itu bersama-sama dengan ALLAH dan Firman itu adalah ALLAH sendiri.
Yohanes
1:3
(1:3) Segala sesuatu
dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.
Segala
sesuatu dijadikan oleh Firman dan tanpa Firman ALLAH, langit dan bumi serta
isinya; tidak mungkin ada.
Jadi
segala sesuatu jelas dijadikan oleh Firman ALLAH.
Kita akan
melihat fakta kebenarannya di dalam…
Kejadian
1:1-2
(1:1) Pada mulanya ALLAH
menciptakan langit dan bumi. (1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong;
gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh ALLAH melayang-layang di
atas permukaan air.
Pada
mulanya ALLAH menciptakan langit dan bumi. Namun keadaan bumi di sini;
1.
Belum
berbentuk dan kosong
= tidak berisi.
Manusia
kalau tidak berisi maka keadaan manusia itu pun disebut tidak berbentuk.
2.
Gelap
gulita menutupi samudera raya.
Tetapi, Roh ALLAH melayang-layang di atas permukaan air. Artinya; Roh ALLAH
bekerja dan aktif tidak pasif.
Pendeknya,
tanda seorang yang penuh dengan Roh ALLAH, Dia aktif dan terus bekerja = tidak
pasif.
Jadi
setelah ibadah imam-imam perlu belajar terkait dengan ibadah pelayanan, terkait
dengan pelayanannya. Itu tanda kehidupan yang penuh dengan Roh Kudus dan itu
akan terpancar dari wajah kita masing-masing.
Kejadian
1:3-31,
pada ayat ini ALLAH berFirman, tujuannya:
- Membentuk langit dan bumi yang masih kosong
- Menerangi samudera raya
Kemudian,
supaya hal itu terwujud, ALLAH bekerja sama dengan Firman-Nya dan untuk hal ini
ALLAH berfirman sebanyak 9 kali.
1. Firman ALLAH menjadikan terang (ayat 3-5)
2. Firman ALLAH menjadikan cakrawala (ayat 6-8)
3. Firman ALLAH menjadikan darat dan laut (ayat
9-10)
4. Firman ALLAH menjadikan tumbuh-tumbuhan (ayat
11-13)
5. Firman ALLAH menjadikan benda-benda penerang
di cakrawala (ayat 14-18)
6. Firman
ALLAH menjadikan makhluk hidup yang bergerak dan berkeriapan di dalam air (ayat
20-23)
7. Firman ALLAH menjadikan menjadikan segala
binatang liar, binatang ternak, binatang melata (ayat 24-25)
8. Firman ALLAH membentuk manusia menurut gambar
dan rupa ALLAH (ayat 26-28)
9. Firman ALLAH menyediakan makanan (ayat
29-30)
- bagi manusia yakni; tumbuhan yang
berbiji dan pohon-pohonan yang berbiji.
- bagi binatang di bumi burung-burung di udara, dan binatang
yang merayap di bumi ialah tumbuh-tumbuhan hijau.
Tadi pada ayat
2 langit dan bumi belum berbentuk dan kosong, kemudian gelap gulita
menutupi samudera raya namun ada aktivitas dari Roh ALLAH sebagaimana kita
beraktivitas di dalam rumah TUHAN, selain tekun dalam 3 macam ibadah pokok dan
ibadah kaum muda remaja. Itu tanda kehidupan.
Demikian
juga anak TUHAN kalau penuh dengan Roh ALLAH, ia aktif bekerja dan tidak pasif,
tidak malas.
Tadi
langit bumi belum berbentuk, masih kosong, gelap gulita menutupi samudera raya
maka TUHAN melanjutkan pekerjaan-Nya untuk membentuk bumi. Supaya hal itu
terwujud; maka ayat 3-31; ALLAH bekerja dengan Firman-Nya sebanyak 9
kali.
Kejadian
1:31; 2:1
(1:31) Maka ALLAH melihat segala
yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari keenam. (2:1) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi
dan segala isinya.
6 (Enam) hari
ALLAH bekerja untuk menyelesaikan langit dan bumi dengan segala isinya:
-
Hari
pertama: Firman ALLAH menjadikan terang (ayat 1-5)
-
Hari
kedua: Firman ALLAH menjadikan cakrawala (ayat 6-8)
-
Hari
ketiga:Firman ALLAH menjadikan daratan dan lautan, tunas-tunas muda,
tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan pohon-pohonan yang berbiji (ayat 9-13)
-
Hari
keempat: Firman ALLAH menjadikan benda-benda penerang di cakrawala itulah
matahari, bulan, dan bintang (ayat 14-19)
-
Hari
kelima: Firman ALLAH menjadikan makhluk hidup berkeriapan di dalam laut dan
menjadikan segala jenis burung yang bersayap (ayat 20-23)
-
Hari
keenam: Firman ALLAH menjadikan (ayat 24-31)
-
Binatang
liar, ternak, dan binatang melata.
-
Manusia
menurut gambar dan rupa ALLAH.
Selanjutnya
Firman ALLAH menyediakan makanan baik bagi manusia maupun binatang. Namun
makanan untuk manusia dan makanan untuk binatang itu berbeda.
Namun
malam ini kita akan menyelidiki makanan yang disediakan bagi manusia dan
binatang.
Kejadian
1:29-30
(1:29) Berfirmanlah ALLAH:
"Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di
seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi
makananmu. (1:30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala
burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan
segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
Firman ALLAH
yang menetapkan makanan bagi manusia dan bagi binatang.
Makanan yang
disediakan bagi manusia:
- Segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji.
- Pohon-pohonan yang buahnya berbiji.
Tetapi
segala binatang di darat atau di bumi dan burung di udara yang menjadi makanan
ialah tumbuh-tumbuhan hijau. Jadi ada perbedaan yang sangat
mencolok di sini.
Contoh
makanan bagi manusia:
1 Korintus
15:35-37 -- Perikop: "Kebangkitan tubuh"
(15:35) Tetapi mungkin ada
orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan
tubuh apakah mereka akan datang kembali?" (15:36) Hai orang bodoh!
Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak
mati dahulu. (15:37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman
yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum
atau biji lain.
Tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan
pohon-pohonan yang buahnya berbiji, satu kali bisa menjadi benih.
Artinya;
ada kehidupan setelah kematian, contoh: biji
gandum.
Yohanes
12:21-23 -- Perikop: "Yesus memberitakan kematian-Nya"
(12:21) Orang-orang itu pergi
kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya:
"Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." (12:22) Filipus pergi
memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula
kepada Yesus. (12:23) Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah
tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
“Telah
tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.”
Saudara,
untuk sampai kepada kemuliaan berarti melewati suatu proses. Itu berarti,
manusia harus bersabar melalui proses demi proses itu untuk mencapai kemuliaan
yang TUHAN maksud.
Yohanes
12:24-25
(12:24) Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia
tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak
buah. (12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan
memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Jika biji
gandum tidak jatuh ke tanah dan mati, ia tetap satu biji saja. Artinya;
tidak ada kehidupan dan kemuliaan bila manusia tidak makan dan menikmati
makanan yang diciptakan ALLAH bagi manusia.
Jadi kita
harus menikmati makanan yang ditetapkan sesuai dengan Firman ALLAH.
Menikmati
makanan yang ditetapkan oleh Firman ALLAH, prosesnya;
Yang
Pertama: Jatuh ke tanah
Tanah -> bumi, dimana manusia sekarang berada. Dan
kita juga adalah penduduk bumi.
Namun perlu untuk diketahui, manusia ada di bumi jelas
karena dosa, karena pada awalnya manusia diciptakan lalu ditempatkan di taman
Eden, tetapi karena dosa, maka manusia diusir dari Taman Eden seperti kita
sekarang dilemparkan di bumi ini, itulah tanah. Ayat referensi: Kejadian
3:23, Kejadian 2:15.
Pada Kejadian 3:23; manusia mengusahakan tanah
karena manusia dari tanah.
Sedangkan kejadian 2:15, manusia ditempatkan di
taman Eden untuk mengusahakan Taman Eden.
Jadi sama-sama mengusahakan, tetapi berbeda apa yang
diusahakan.
Tetapi kembali saya sampaikan, manusia ada di bumi itu
karena dosa. Oleh sebab itu, TUHAN hendak membawa manusia kembali ke tempat
semula. Maka prosesnya; biji gandum harus jatuh ke tanah.
TUHAN ALLAH sesembahan kita di dalam Yesus Kristus
sekarang ada di sorga, sementara manusia ada di bumi sedangkan jarak bumi ke
sorga itu sangat jauh sekali, tidak terukur. Maka dari sini kita bisa melihat
manusia tidak akan bisa berjumpa, tidak akan bisa bersatu kembali dengan ALLAH
jikalau biji gandum tidak jatuh ke tanah. Inilah proses pertama, dan ini juga
makanan yang telah ditetapkan oleh Firman ALLAH bagi manusia, dan itu harus
kita ketahui, jangan kita lari dari pengalaman ini saudara.
Maka jangan berpikir pendek ya sebab jarak bumi dengan
sorga itu tidak ada yang bisa mengukur. Berarti manusia tidak akan bisa
berjumpa dengan ALLAH dengan kekuatan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki
oleh manusia itu sendiri.
Kita akan
melihat pengalaman, gandum jatuh ke
tanah.
Filipi
2:5-8
(2:5) Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa ALLAH, tidak menganggap
kesetaraan dengan ALLAH itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7)
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (2:8) Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di kayu salib.
Yesus
Kristus telah melepaskan reputasi-Nya, artinya:
- Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
- Ia telah meninggalkan rumah-Nya dan Bapa-Nya
di Sorga.
Lalu turun
ke dunia menjadi manusia, dan merendahkan diri-Nya. Yesus telah merendahkan
diri-Nya -> biji gandum yang telah jatuh ke tanah.
Jadi kita
perlu untuk merendahkan diri dihadapan TUHAN sehingga satu dengan yang lain
saling merendahkan diri, tidak saling menonjolkan dirinya.
Kalau kita
melihat dalam perjamuan makan, murid-murid bertengkar satu dengan yang lain
karena murid-murid saling membesarkan dirinya masing-masing antara satu dengan
yang lain, menganggap lebih besar dari murid yang lain Lukas 22:24-25.
Andaikata
satu dengan yang lain masing-masing saling merendahkan dirinya, tidaklah
mungkin terjadi pertengkaran.
Jadi
masing-masing kita ini perlu saling merendahkan dirinya (jatuh ke dalam tanah).
Yesus dari
sorga turun ke bumi (tanah), itu artinya Yesus telah merendahkan diri-Nya, maka
dari itu kita juga perlu merendahkan diri seperti ini.
Inilah
makanan yang ditetapkan oleh Firman ALLAH bagi kita dan makanan ini dinikmati,
tidak boleh lari dan kabur, lalu menangis disertai dengan rintihan. Jadi
bagaimana kita kembali ke sorga kalau makanan seperti ini tidak kita nikmati.
Jangan mimpi masuk sorga, mau gereja mana saja kita masuk tidak bisa masuk
sorga, sehebat apapun pendeta yang mengajar di gereja itu, dia tidak akan bisa
membawa seseorang masuk sorga, kalau makanan semacam ini tidak dikonsumsi. Ini
harus dipahami, harus belajar banyak dan harus mau diajar.
Matius 5:5
(5:5) Berbahagialah orang
yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Lemah
lembut itu selalu diikutsertakan dengan rendah hati.
Jadi lemah
lembut dan rendah hati adalah salah satu jalan untuk membebaskan manusia dari
bumi ini.
Amsal
18:12
(18:12) Tinggi hati mendahului
kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.
Tinggi
hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.
Amsal 22:4
(22:4) Ganjaran kerendahan
hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.
Kalau kita
rendah hati maka ganjaran dari kerendahan di hati adalah:
1.
Kekayaan.
2.
Kehidupan.
3.
Kekekalan.
Mazmur
37:11
(37:11) Tetapi orang-orang yang
rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan
yang berlimpah-limpah.
Orang-orang
yang rendah hati:
- Mewarisi negeri.
- Bergembira karena
kesejahteraan yang berlimpah-limpah.
Intinya
TUHAN sangat mengasihani orang yang rendah hati.
Kolose
3:12
(3:12) Karena itu, sebagai
orang-orang pilihan ALLAH yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan
kesabaran.
Kenakanlah
kerendahan di hati artinya; kerendahan hati sudah menjadi gaya hidup/pakaian
kita sehari-hari apalagi orang-orang pilihan yang dikuduskan oleh TUHAN itulah
imamat Rajani. Dan siapa yang merendahkan dirinya, ia akan ditinggikan oleh
TUHAN di tempat yang Maha Tinggi (Matius 23:12).
Ciri-ciri rendah hati:
Filipi 2:7
(2:7) melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia.
Ciri-ciri
orang yang rendah hati;
a.
Mengosongkan
dirinya
= berada di titik nol / titik terendah disebut juga titik nadir -> orang
yang siap direndahkan. Beda dengan orang yang tidak mau merendahkan diri;
merasa diri bisa, merasa lebih hebat, merasa lebih kuat, berarti tidak kosong
melainkan ada isi. Begitulah keadaan orang yang merasa ada isi. Coba kalau
kosong pasti siap untuk direndahkan. (1 Korintus 7:29-31)
Itu
sebabnya Firman ALLAH diajarkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus,
yang mempunyai seolah-olah tidak mempunyai/membeli seolah-olah tidak membeli.
1
Korintus 7:30-31
(7:30) dan orang-orang yang
menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira
seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak
memiliki apa yang mereka beli; (7:31) pendeknya orang-orang yang
mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak
mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
Inilah
yang disebut mengosongkan diri; punya tetapi kosong. Ini yang benar. Tetapi
kalau merasa diri punya, tidak mau kosong, ini yang bahaya. Dia akan terus
merasa diri paling hebat.
b.
Mengambil
rupa seorang hamba.
Terkait
dengan rupa hamba kita akan membaca di dalam…
Lukas
17:7-8 -- Perikop: “Tuan dan hamba”
(17:7) "Siapa di antara
kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak
baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari
segera makan! (17:8) Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba
itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai
selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Seorang
hamba berikat pinggang dan melayani TUHAN = pelayanan yang mampu memuaskan hati
TUHAN.
Jadi
seorang hamba harus berikat pinggang supaya pelayanannya memuaskan hati
tuannya.
Lukas
17:9
(17:9) Adakah ia berterima
kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang
ditugaskan kepadanya?
Hamba
tidak butuh ucapan terima kasih, hamba tidak butuh diapresiasi, hamba tidak
butuh pujian-pujian dari tuannya. Berbanding terbalik apabila masih butuh puji-pujian,
maka dia ngomel, menggerutu, dan seterusnya apabila tidak dihargai. Dan ketika
dia menyelesaikan pekerjaan yang satu untuk mengerjakan pekerjaan yang kedua,
dia akan ngomel dan ngomel terus. Tetapi di ayat 9 ini tampak dengan
jelas bahwa seorang hamba tidak butuh ucapan terima kasih, tidak butuh puji-pujian
dari tuannya, dia tidak butuh diapresiasi, inilah ciri-ciri orang yang
merendahkan diri.
Lukas
17:10
(17:10) Demikian jugalah kamu.
Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah
kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan
apa yang kami harus lakukan."
Di
dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, seorang hamba hendaklah
berkata:
-
Kami
adalah hamba-hamba yang tidak berguna = jangan merasa dibutuhkan, jangan
merasa penting, dan jangan merasa besar.
-
Kami
hanya melakukan apa yang kami harus lakukan -> bertanggung jawab penuh atas
segala sesuatu yang dipercayakan oleh tuannya kepada dia. Tuan dari semua
hamba-hamba TUHAN adalah TUHAN Yesus Kristus.
Inilah dua
ciri dari kehidupan yang rendah hati:
1.
Mengosongkan
diri; yang
membeli seolah-olah tidak membeli (1 Korintus 7:29-30).
2.
Mengambil
rupa seorang hamba. Hamba
itu berikat pinggang berarti pelayanannya itu memuaskan hati TUHAN (Lukas 17:7-10);
-
Tidak butuh apresiasi, dan
merasa tidak berguna, tidak merasa diri berjasa. Berapa banyak pun korban mu
baik tenaga, pikiran, uang yang engkau persembahkan, jangan pernah merasa
berjasa. Kemudian,
-
Bertanggung jawab dengan apa
yang dipercayakan oleh TUHAN.
Ketika
manusia jatuh ke dalam dosa, ia dilemparkan ke bumi untuk mengusahakan tanah.
Namun ketika Adam dan Hawa diciptakan, mereka ditempatkan di Taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman Eden. Jadi dua hal yang sangat berbeda, sama-sama
mengusahakan, tetapi yang diusahakannya itu berbeda.
Jadi
harus bertanggung jawab. Jangan untuk perkara di bumi cepatnya minta ampun
seperti Adam setelah dilemparkan ke bumi (Kejadian 3:23), tetapi beda dengan
manusia Rohani seperti Adam sebelum berdosa, dia mengusahakan dan memeliharakan
Taman Eden. Jadi imam-imam harus memperhatikan tugas masing-masing, harus
bertanggung jawab.
Sekarang
kita sudah tahu perbedaan antara Kejadian 3:23 dan Kejadian 2:15? Manusia
Rohani memikirkan hal yang Rohani (Kejadian 2:15), tetapi manusia daging
memikirkan hal-hal yang dari daging/perkara di bawah (Kejadian 3:23).
Untuk yang lahiriah cepat sekali, tidak ditunda-tunda, tidak pakai tidur-tidur,
tidak pakai ngantuk.
Jadi
saudara, bagaimana mungkin manusia sampai ke sorga dari bumi ke langit jikalau
ia tidak merendahkan dirinya, jatuh ke tanah. Tidak mungkin manusia sampai ke
sorga kalau TUHAN tidak turun ke bumi menjemput manusia, turun ke tanah. Kalau
Yesus melakukannya, kita pun harus menikmatinya, harus sama-sama.
Kita akan
melihat keadaan ketika jatuh ke tanah.
Ibrani
2:18
(2:18) Sebab oleh karena Ia
sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang
dicobai.
Tidak
dipungkiri orang yang merendahkan diri itu banyak mengalami derita sengsara.
Demikian juga Yesus adalah gandum dari sorga turun ke bumi, banyak menanggung
sengsara. Tetapi bukan berarti kita harus menyerah begitu saja lalu menolak
makanan yang ditetapkan oleh Firman ALLAH salah satunya adalah biji gandum
terlebih dahulu jatuh ke tanah, berbicara soal kerendahan di hati.
Inilah
makanan yang harus kita konsumsi sekaligus dinikmati meski mengalami derita
sengsara saat jatuh ke tanah.
Jangan
kabur, jangan lari dari kenyataan, hadapi, jangan mau ditakut-takuti oleh setan
sebagaimana yang dinyatakan di dalam Ibrani 2:15. Kan setan yang bikin
takut, ada panic attack, ada panik yang lain. Siapa yang bikin? Setanlah.
Jangan kita turuti iblis atau setan itu. Jadi merendahkan diri adalah salah
satu makanan yang harus kita makan dan nikmati sesuai ketetapan Firman ALLAH.
Itu sebabnya
uang pembelian gandum itu dikembalikan. Artinya; Firman ALLAH tidak bisa
dinilai dan diukur oleh apapun, dan makanan yang kita makan juga ditetapkan
oleh Firman ALLAH.
Tadi ALLAH
menciptakan langit, bumi dengan segala isinya dengan Firman ALLAH sebanyak 9
kali, yang ke 9 itu apa? Firman ALLAH menetapkan makanan bagi manusia. Jadi
hidup ini ditentukan oleh Firman ALLAH.
Jadi
Firman ALLAH itu tidak bisa dinilai dan diukur oleh apapun. Makan saja makanan
yang ditetapkan oleh Firman ALLAH. Jangan lari dari kenyataan, nikmati saja
hidup ini, nikmati bersama dengan hidup di dalam TUHAN.
Ingat,
jarak langit dengan bumi tidak ada yang bisa mengukur artinya bagi kita adalah:
tidak ada satupun manusia yang bisa sampai ke sorga dengan pengertiannya,
dengan kekayaannya, dengan kekuatannya, dengan air matanya, dengan tangisannya,
dengan keluh kesahnya, omelannya, sungut-sungut, tidak ada yang bisa, selain
menikmati makanan yang ditetapkan oleh Firman ALLAH malam ini.
Selain
jatuh ke tanah, gandum itu juga harus mati.
Menikmati
makanan yang ditetapkan oleh Firman ALLAH, prosesnya;
Yang Kedua:
MATI
Yohanes
12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia
tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Mati = daging tidak bersuara
= tidak hidup dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Kita lihat
keadaan mati di dalam…
Yesaya
53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi
dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba
yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Ayat 7 adalah gambaran dari
sebuah pengalaman kematian.
Yesus
telah menderita sengsara dan mati di kayu salib dan kita semua harus satu
dengan pengalaman ini berarti daging tidak bersuara.
Gambaran
pengalaman kematian:
a. Seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian.
b. Seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Singkat
kata dari pengalaman kematian ini keluar 2 hal yaitu:
1.
Kebenaran.
2.
Kemurahan, sebab TUHAN telah
ditelanjangi, untuk menutupi ketelanjangan manusia.
Yesus tidak datang hanya dengan kebenaran. Kalau Yesus datang hanya dengan
kebenaran maka kalau kita diukur dengan kebenaran, tidak ada satu pun manusia
yang benar. Tetapi Yesus datang ke dunia ini disertai dengan kemurahan. Jadi dari
pengalaman kematian, keluar dua hal, yaitu; kebenaran dan kemurahan.
Jadi
kebenaran dan kemurahan lahir dari pengalaman kematian. Itu sebabnya kita harus
satu di dalam pengalaman kematian TUHAN Yesus Kristus.
Mari kita
lihat lagi pengalaman kematian di dalam…
Yesaya
53:1-2
(53:1) Siapakah yang percaya
kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN
dinyatakan? (53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai
tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada
sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.
Mengapa
kita mau memandang TUHAN dan mengingini TUHAN?
Karena Ia
telah menderita sengsara dan mati di atas kayu salib. Tetapi anehnya banyak
orang mengingini yang tidak sesuai dengan makanan yang ditetapkan oleh Firman ALLAH.
Itu sebabnya pada ayat 1, siapakah yang percaya kepada berita yang kami
dengar ini?
Mengapa
kita mendambakan TUHAN? Karena TUHAN telah menderita dan sengsara bahkan mati
di atas kayu salib.
Mengapa
kita menginginkan TUHAN? Karena Dia telah menderita sengsara dan mati di atas
kayu salib.
Kalau
manusia hanya menginginkan segala perkara yang di bawah maka mustahil ia sampai
ke sorga.
Yesaya
53:3
(53:3) Ia dihina dan
dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita
kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan
bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
Inilah keadaan
Yesus ketika masuk dalam pengalaman kematian: tidak masuk hitungan, berarti;
- Dihina.
- Dihindari orang.
- Seorang yang penuh
kesengsaraan.
- Biasa menderita
kesakitan.
- Sangat dihina sehingga
orang menutup muka terhadap dia.
Coba andai
kata kita renungkan ayat 3 ini, sebetulnya kita ini siapa yang selalu
menghina TUHAN? lalu siapa manusia yang selalu menghindari TUHAN? Jadi siapa
kita sebetulnya? Siapa TUHAN? Dan mengapa TUHAN mati untuk kita? Dan kita
merasa hebat lalu kita merasa TUHAN tidak masuk hitungan. Memang kita ini
siapa?
Saudara,
proses demi proses telah kita alami untuk mencapai kemuliaan, harus belajar
dari situ, jangan lupa. Ruang dan waktu, keadaan, situasi, dan kondisi, semua
itu tidak boleh membuat hati kita lupa dengan proses.
Ingat
untuk mencapai kemuliaan harus melalui proses dan sabar terhadap proses.
Renungkanlah Firman TUHAN ini, siapa kita siapa TUHAN? Sesungguhnya Dia masuk
dalam pengalaman kematian lalu daging tidak bersuara, itu bukan berarti kita
menutup muka terhadap Dia, menghina Dia justru kita harus menginginkan Dia.
Padahal
itulah pengalaman kematian. Makanan yang ditetapkan oleh Firman TUHAN ini
sungguh bagus sekali.
Yesaya
53:4-5
(53:4) Tetapi sesungguhnya,
penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas ALLAH. (53:5)
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
TUHAN
menderita sengsara dan masuk dalam pengalaman kematian, tetapi manusia tidak
tahu diri. Kemudian oleh pengalaman kematian TUHAN oleh bilur-bilur-Nya kita
mengalami kesembuhan.
Gambaran
dari pengalaman kematian jelas nampak dari ayat 3-5.
Ciri-ciri
pengalaman kematian:
1 Korintus
15:37
(15:37) Dan yang engkau
taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak
berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
Ciri-ciri
pengalaman kematian: rela dikuliti
= rela ditelanjangi = rela dipermalukan.
Kalau kita
memang berbuat dosa, maka kita harus mengakui dosa. Dan sekali waktu TUHAN bisa
saja mengizinkan kita dipermalukan (ditelanjangi) sesuai dengan dosa-dosa yang
kita akui itu. Tetapi percayalah inilah ciri dari sebuah pengalaman kematian.
Misalnya;
dahulu seorang rentenir, tetapi sekarang kita sudah akui dosa masa lalu sebagai
rentenir lalu sekali waktu ada orang mencibir seijin TUHAN tentang masa lalu
kita, tidak perlu sakit hati. Inilah ciri pengalaman kematian.
Kiranya
TUHAN mantapkan pengertian ini di dalam hati kita masing-masing. Semua orang
memiliki masa lalu, saya juga memiliki masa lalu. Tetapi sekali waktu ada orang
mencibir, kalau itu memang diijinkan TUHAN maka kita sudah harus siap untuk
dikuliti. Tetapi percayalah manakala kita rela untuk dikuliti kita akan melihat
dampak positifnya.
Dampak
positif rela dikuliti:
Kejadian
3:21
(3:21) Dan TUHAN ALLAH membuat
pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu
mengenakannya kepada mereka.
Jadi TUHAN
sudah dikuliti, tetapi ketika TUHAN dikuliti maka dosa kita tertutupi.
Mengapa
TUHAN dikuliti? Supaya ketelanjangan dari Adam dan isterinya tertutupi. Dahulu sebelum
Binatang ini disembelih Adam dan Hawa menutupi ketelanjangan mereka dengan daun
pohon ara. Tetapi yang saya tahu, semua daun pada akhirnya akan kering dan
rapuh maka ketelanjangan itu pun akan terlihat.
Tetapi
puji TUHAN, TUHAN Yesus rela dikuliti untuk menutupi dosa saya dan dosa kita
semua. Sebagaimana juga yang tertulis di dalam 2 Korintus 5:21; “Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh ALLAH.” Inilah hasil yang terjadi, ketika
TUHAN dikuliti di atas kayu salib.
Jadi saya kembali mengingatkan bahwa tadi tiga perkara dilakukan oleh Yusuf
kepada kakak-kakaknya;
1. Yusuf memberi gandum kepada kakak-kakak Yusuf
seberapa kuat mereka dapat membawa gandum.
2. Uang untuk pembelian gandum dikembalikan
artinya gandum Firman ALLAH tidak dapat diukur dengan uang/tidak dapat dinilai
dengan apa saja. Mengapa? Karena Firman ALLAH itu adalah pribadi ALLAH sendiri
dan berkuasa untuk menolong kita.
Lihat
keadaan bumi pada awal penciptaan; belum berbentuk dan kosong. Itulah keadaan
kita dahulu sebelum kita dipanggil oleh TUHAN kemudian gelap gulita menutupi
samudera raya. Kita berada dalam kegelapan, dan kegelapan itu menutupi segala
dosa yang kita perbuat. Tetapi TUHAN dengan kekuasaan Firman-Nya membentuk
langit bumi dan segala isinya dengan Firman ALLAH sebanyak 9 kali. ALLAH
berfirman sebanyak 9 kali artinya Firman yang diurapi oleh TUHAN itulah Firman
yang berkuasa mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Mengapa
TUHAN tidak berfirman 8 kali? Mengapa harus 9 kali? Atau mengapa tidak 100 kali
supaya jauh lebih baik? Tidak, tetapi cukup 9 kali. Itulah yang disebut dengan
Firman yang diurapi.
3.
Piala
milik Yusuf ditaruh di dalam karung Benyamin. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment