KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, April 17, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 APRIL 2020



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 APRIL 2020
 
KITAB KOLOSE 
(Seri: 92)

Subtema: FIRMAN MENJADI RHEMA UNTUK MELIHAT KEMULIAAN ALLAH

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan di malam ini. Kita bersyukur, walaupun suasana di hari-hari ini adalah suasana yang sangat sulit untuk mengadakan ibadah, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan, kita diijinkan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan, dan sebentar kita akan tersungkur di kaki salib Tuhan. Dan selanjutnya, kita berdoa, memohon kepada Tuhan supaya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita di malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Segera saja kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:16A
(3:16) Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu”, dipersingkat lagi; hendaklah perkataan Kristus diam di antara kamu.

Terlebih dahulu kita awali dari Injil Yohanes 1.
Yohanes 1:1-2
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Ayat 1 dan ayat 2 ini masih dalam bentuk Logos, yaitu; firman yang ditulis pada dua loh batu dan juga pernah ditulis pada setiap lembaran-lembaran gulungan kitab, yang ditulis pada bagian luar dan pada bagian dalam.

Persamaan dari ayat ini, di mana firman itu masih dalam bentuk Logos.
2 Korintus 3:6-7
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian (3:8) betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!

Firman Allah yang ditulis pada loh-loh batu dan yang pernah ditulis pada setiap lembaran-lembaran gulungan kitab, disebut dengan pelayan-pelayan dari suatu Perjanjian Lama, sama dengan; “ibadah Taurat” atau “pelayanan tubuh.”
-      Ibadah Taurat, artinya; ibadah yang dijalankan secara lahiriah. Misalnya, mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sama dengan; mempersembahkan tubuh jasmaninya di tengah-tengah ibadah, tetapi hatinya atau manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
-       Pelayanan Tubuh, artinya; ibadah pelayanan itu hanya menyentuh rasa. Misalnya, senang dan terharu disaat firman Allah disampaikan, bahkan tidak jarang menangis, tidak jarang meneteskan air mata, tetapi firman Allah yang ia dengar tidak tertulis di dalam loh daging, tidak mendarah daging. Kalau hanya menyentuh rasa, itu sama seperti orang yang terharu saat mendengar firman Tuhan, bahkan tidak jarang meneteskan air mata, tetapi firman itu tidak mendarah daging sebab Firman Allah yang didengar tidak ditindak lanjuti (follow up), itu yang disebut pelayanan tubuh.

Kita lihat dulu Matius 13.
Matius 13:6-7,20-21
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. (13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. (13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.

Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman Tuhan dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi benih itu tidak berakar = tidak tertanam = tidak mendarah daging. Jelas ini menunjuk kepada orang yang keras hati, tidak mau berubah, itulah tanah yang berbatu-batu.

Dampak negatif jika firman itu tidak mendarah daging -- dari orang yang hanya mendengar, tetapi tidak melakukannya --.
YANG PERTAMA.
Yakobus 1:21-22
(1:21) Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. (1:22) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

“ … Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” Jadi, kebenaran diri sendiri tidak menyelamatkan seseorang.

Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” Mendengar firman Tuhan, tetapi tidak menjadi pelaku, sama dengan; menipu diri sendiri.

YANG KEDUA.
Yakobus 1:23-24
(1:23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. (1:24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.

Mendengar firman Tuhan, tetapi tidak menjadi pelaku, seumpama orang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin, namun hanya sesaat, sehingga ia lupa dengan rupanya.
Inilah dampak negatif yang dialami oleh seseorang apabila ia hanya mendengar, namun tidak melakukannya.

Kesimpulannya: Mendengar firman, tetapi tidak menjadi pelaku, sama dengan;
1.     Menipu diri sendiri.
2.     Lupa dengan rupanya.
Orang yang semacam ini akan mengalami kerugian yang sangat besar sekali, karena ia menyusahkan dirinya sendiri. Kemudian, orang yang lupa dengan rupanya, setara dengan;
a.     Menelanjangi dirinya sendiri.
b.     Mempermalukan dirinya sendiri.
Kalau seseorang ingat malu, pasti ia ingat rupanya, tetapi karena dia lupa dengan rupanya, maka sama artinya menelanjangi dirinya sendiri dan mempermalukan dirinya sendiri.

2 Korintus 3:6
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Ibadah Taurat atau pelayanan tubuh itu mematikan, tidak membawa kepada keselamatan jiwa. Walaupun hari-hari ada di dalam rumah Tuhan, namun hanya mendengar, tidak menjadi pelaku, firman tidak mendarah daging (tidak menikmati pelayanan roh), itu mematikan. Sebab itu, manfaatkan waktu yang ada, kesempatan adalah emas bagi kita semua, manakala firman yang kita terima sudah menjadi daging.

Ibrani 10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.

Ibadah Taurat atau pelayanan tubuh hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dengan lain kata;  bukan hakekat dari keselamatan itu. Hanya bayangan saja. Kalau sorga merupakan bayangan; tidak bisa disentuh, tidak bisa dinikmati.

Singkatnya, ibadah Taurat atau pelayanan tubuh tidak mungkin menyempurnakan mereka yang mengambil bagian di dalamnya, sebab itu, jangan sia-siakan waktu yang ada.

Ibrani 10:2-3
(10:2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.

Ibadah Taurat (pelayanan tubuh) justru merangsang dosa. Mengapa demikian? Sebab oleh korban-korban yang dipersembahkan setiap tahun, orang-orang terpancing untuk berbuat dosa, sama dengan; daerah yang mayoritas Kristen.
Orang yang tinggal di daerah mayoritas Kristen, tidak sedikit dari antara mereka yang malas beribadah. Mengapa malas beribadah? Karena gereja persis di samping rumahnya, sehingga dia merasa bahwa masih ada hari esok untuk beribadah. Sama halnya dengan menjalankan ibadah Taurat (pelayanan tubuh); dengan melihat korban-korban yang dipersembahkan setiap tahun, maka ia terpancing untuk berbuat dosa, karena dia merasa tahun depan masih ada kesempatan untuk mengadakan pendamaian dosa, lewat korban-korban yang dipersembahkan kepada Tuhan.

Sebab itu, marilah segera kita memasuki JALAN KELUARNYA, yaitu: “Hendaklah perkataan Kristus diam di antara kamu”, HENDAKLAH PERKATAAN KRISTUS DIAM DI ANTARA KITAKolose 3:16A

Kita kembali memperhatikan Injil Yohanes 1.
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Masih dalam bentuk Logos, firman itu belum Rhema, belum mendarah daging.

Kita bandingkan dengan ayat 14.
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

“Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.” Berarti, firman itu telah menjadi daging atau firman telah mendarah daging.

2 Korintus 3:1-3
(3:1) Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? (3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Kalau firman itu mendarah daging, dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita, itulah yang disebut surat yang terbuka, surat pujian, surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang, baik perkataan maupun perbuatan kita menjadi suatu kesaksian yang besar untuk membenarkan orang lain. Inilah yang disebut dengan pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh.

Ibrani 10:9
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.

Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua
-     “Yang pertama”, menunjuk; pelayanan tubuh, itu bagaikan 10 (sepuluh) hukum yang tertulis dalam dua loh batu, juga yang pernah tertulis pada setiap lembaran-lembaran gulungan kitab pada bagian dalam dan luarnya. Itu masih dalam bentuk Logos, berarti firman belum mendarah daging.
-       “Yang kedua” atau perjanjian yang kedua, itu menunjuk pelayanan Roh, di mana firman itu sudah mendarah daging, firman itu sudah menjadi Rhema, firman itu dituliskan oleh Roh Kudus pada loh-loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing, sehingga kita semua menjadi surat Kristus, surat pujian, surat yang terbuka yang dapat dibaca, dikenal oleh setiap orang, baik perkataan maupun perbuatan bahkan gerak-gerik sekecil apapun, sehingga orang lain dibenarkan. Kiranya kita sadar akan hal ini.

Ibrani 10:15-17
(10:14) Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. (10:15) Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (10:16) sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (10:17) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."

Di sini kita melihat; Roh Kudus itu memberi kesaksian kepada kita, apabila firman itu memang dituliskan:
-       Di dalam hati.
-       Dalam akal budi kita.
Sebab itu sama dengan firman sudah mendarah daging.

Dampak positifnya: Tuhan tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan di masa lalu. Artinya, terjadi pengampunan dosa, bukan dengan korban-korban yang dipersembahkan seperti pada masa hukum Taurat.

Ibrani 10:18
(10:18) Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.

“Apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.” Berarti, biarlah kiranya kita menikmati pelayanan Roh, di mana firman itu sudah mendarah daging, firman itu sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus pada loh-loh daging, ditukik di dalam hati kita, sehingga dengan demikian dosa-dosa diampuni. Kita tidak lagi membawa korban persembahan -- baik itu korban bakaran, korban keselamatan atau korban-korban yang lain -- untuk pengampunan dosa.

Sebab itu, dalam setiap pertemuan ibadah, kiranya firman Allah yang disampaikan itu kita dengar, selanjutnya, ijinkan Roh Kudus menuliskannya pada loh-loh daging, ditukik di hati kita masing-masing, dan oleh Roh Kudus itu akan menjadikan kita suatu kesaksian yang besar. Kita tidak perlu lagi menunjukkan bahwa kita ini surat Kristus dengan menggunakan mulut kita masing-masing, tetapi Roh Kudus itu akan menjadi suatu kesaksian yang besar kepada kita.

Ibrani 8:7-9
(8:7) Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. (8:8) Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, (8:9) bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan.

Sekiranya perjanjian yang pertama tidak bercacat, maka perjanjian yang kedua tidak akan ditegakkan, tetapi sekarang adalah waktu yang tepat untuk menegakkan perjanjian yang kedua dalam kehidupan kita masing-masing. Tujuannya supaya kita setia dan Tuhan tidak menolak kita.

Ibrani 8:10-12
(8:10) "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. (8:11) Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. (8:12) Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."

Ketika firman Allah ditulis di dalam hati dan pada akal budi kita -- atau sama dengan firman sudah mendarah daging, disebut juga dengan menikmati pelayanan Roh --, keuntungannya:
-       Besar kecil akan mengenal Tuhan.
-       Penuh dengan belas kasihan.
-       Tuhan tidak mengingat kesalahan-kesalahan kita.

Sekarang kita akan melihat tiga contoh di atas.
Tentang;  “Besar kecil akan mengenal Tuhan.” Biarlah kiranya kita semua mengenal Tuhan.
Contohnya:
Yohanes 10:14
(10:14) Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

“Akulah gembala yang baik” Tuhan adalah gembala yang baik. Hal itu harus kita akui, bukan?

Singkatnya, mengenal Tuhan karena menjadi suatu kehidupan yang tergembala. Jadi, yang mengenal Tuhan adalah domba-domba yang tergembala. Sebaliknya, kalau tidak tergembala, ia tidak mungkin mengenal Tuhan walaupun dia mengaku dirinya sebagai orang Kristen dari sejak lahir.

Sebagai bukti:
Yohanes 10:2
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.

Yesus adalah Gembala yang baik, sebab Dia sudah melalui pintu yang sempit, sesak bagi daging. Berarti, Dia telah melewati pengalaman salib.

Barulah bagian domba kita lihat, apakah betul-betul mengenal Tuhan atau tidak?
Yohanes 10:3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Pada ayat 3, domba-domba dikenal oleh Tuhan, sedangkan pada ayat 4, domba-domba mengenal Tuhan. Apa tanda domba-domba mengenal Tuhan? “Domba-domba mendengar suara gembala.”

Jadi, tanda jika seseorang telah mengenal Tuhan adalah dengar-dengaran; mendengar dan melakukan firman Tuhan, itulah yang disebut mengenal Tuhan.

Praktek mendengar suara gembala (dengar-dengaran): “Mengikuti gembala”, berarti; mengikuti contoh teladan dari gembala.
Tadi, di ayat 2 dikatakan: “Siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.” Yesus, Tuhan adalah gembala yang baik, Dia telah melewati pintu yang sesak dan jalan yang sempit, itulah perjalanan salib, Dia layak menjadi Gembala. Inilah contoh yang harus kita ikuti. Kalau kita belajar untuk memikul salib, dari situlah kita memperoleh pengetahuan tentang Anak Allah, dari situlah kita memperoleh pengertian dan mengenal Dia.

Tentang; “Penuh dengan belas kasihan.”
Contohnya:
Di dalam Perjanjian Baru, Yesus mengadakan dua kali pemecahan roti, dan Ia melakukan hal itu karena “belas kasihan”, seperti yang tertulis dalam Matius 14:13-14 dan Matius 15:32.
- Pemecahan roti yang pertama: Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki dengan lima roti dan dua ikan, sisa dua belas bakul. Angka dua belas, menunjuk; persekutuan.
- Pemecahan roti yang kedua: Yesus memberi makan empat ribu orang laki-laki dengan tujuh roti dan beberapa ikan, sisa tujuh bakul penuh. Angka tujuh, menunjuk; kesempurnaan.
Kesimpulannya:
- Hasil dari pemecahan roti yang pertama adalah persekutuan. Jadi, kalau saat ini kita mengadakan persekutuan dengan Tuhan lewat Ibadah Doa Penyembahan, itu karena belas kasihan.
- Hasil dari pemecahan roti yang kedua adalah sempurna. Kedatangan Yesus yang pertama menunjuk persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus, sedangkan kedatangan Yesus yang kedua ialah berada dalam kesempurnaan dan kemuliaan-Nya. Dan jumlah jiwa-jiwa yang diselamatkan waktu itu tidak terhitung = ada beberapa ikan.

Tentang; “Tuhan tidak mengingat kesalahan.”
Contohnya:
Dalam Injil Yohanes 8, ahli Taurat dan orang-orang Farisi menarik seorang perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari dan melemparkannya di hadapan Tuhan Yesus Kristus, lalu mereka berkata: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” Menurut hukum Taurat, perempuan yang kedapatan berbuat zinah akan dilempari (dirajami) sampai mati, itulah hukum Taurat, sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu.

Yohanes 8:4-9
(8:4) Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. (8:5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" (8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. (8:7) Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (8:8) Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. (8:9) Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.

Mendengar apa yang dikatakan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Yesus tidak segera menjawab, tetapi Yesus segera membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Tetapi mereka (ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi) tidak puas dengan reaksi membungkuk dengan jari menulis di tanah. Oleh sebab itu orang banyak terus-menerus bertanya kepada-Nya. Lalu Dia bangkit dan berkata: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Kemudian sesudah mengatakan itu, Yesus kembali membungkuk untuk yang kedua kalinya, lalu menulis dengan ujung jari-Nya di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua sampai yang termuda. Akhirnya, tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.

Untuk peristiwa perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari, Yesus membungkuk dua kali dan menulis dengan ujung jari-Nya di tanah, itu adalah kegenapan dari hukum Taurat, di mana intinya adalah satu, yaitu kasih.
-       Inti dari loh batu yang pertama itulah kasih kepada Tuhan.
-       Inti dari loh batu yang kedua itulah kasih kepada sesama.
Setelah Tuhan menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, lihatlah hasilnya pada ayat 10.
Yohanes 8:10
(8:10) Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"(8:11) Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Selanjutnya, Tuhan berkata: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Artinya, Tuhan betul-betul tidak mengingat kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh perempuan itu -- di mana kesalahannya adalah berzinah --. Tuhan tidak mengingat kesalahannya, juga tidak mengingat kesalahan kita, bukan?

Kita sudah melihat contoh Tuhan tidak mengingat kesalahan kita, contoh bahwa Tuhan itu penuh belas kasihan, juga contoh mengenal Tuhan. Hal itu semua akan terjadi bila firman sudah mendarah daging, berarti menikmati pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh.

Sekarang, kita kembali membaca Yohanes 1:14.
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Firman sudah menjadi manusia, firman sudah mendarah daging, selanjutnya “Dan diam di antara kita …” Jadi, sama dengan Kolose 3:19A.

Singkatnya: Kalau kita menikmati pelayanan Roh, firman mendarah daging, maka kita akan melihat kemuliaan Allah.
Mengapa kita dapat melihat kemuliaan Allah? -- Karena sesungguhnya, seorang pun tidak ada yang dapat melihat Bapa, kecuali Anak -- Tetapi, mengapa demikian, mengapa kita dapat melihat kemuliaan Allah? Sebab Yesus, Anak Allah, penuh kasih karunia dan kebenaran, sehingga kita dapat melihat kemuliaan Allah. Biarlah itu dinyatakan di tengah ibadah pelayanan, di tengah-tengah nikah dan rumah tangga kita masing-masing.

Yohanes 1:16
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;

Karena dari kepenuhan-Nya, kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. Hal ini bisa kita lihat dalam Kolose 1:18.

Kolose 1:18-20
(1:18) Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. (1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, (1:20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Oleh karena darah salib, kita berdamai dengan Allah, itu adalah kasih karunia. Jadi, karena dari kepenuhan-Nya, kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. Dari kasih karunia yang satu, kita dibawa kepada kasih karunia yang lain, terus sampai nanti sempurna, kita boleh bertemu dengan Allah, oleh karena darah salib Kristus.

Yohanes 1:17
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus, sehingga dengan demikian kita boleh melihat kemuliaan Allah.

Tanpa kasih karunia dan kebenaran dari Yesus, Anak Allah, kita tidak mungkin dapat melihat kemuliaan Allah, sebab itu hendaklah perkataan Kristus diam di antara kita supaya pada akhirnya kita dapat melihat kemuliaan Allah, karena Yesus, Anak Allah penuh kasih karunia dan kebenaran.
Hargailah kasih karunia, itulah sengsara salib di tengah ibadah pelayanan, itulah suatu beban yang ditaruh di atas pundak. Hargailah darah salib yang membenarkan kehidupan kita masing-masing, sehingga oleh-Nya kita boleh melihat kemuliaan Allah dinyatakan.
Bukan tidak boleh mengeluarkan air mata saat dengar firman, tetapi yang terpenting adalah firman harus mendarah daging, itu tanda bahwa kita menikmati pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh, kita bukan menjalankan ibadah secara lahiriah, sehingga dengan demikian kita menjadi suatu kesaksian yang besar, sebab kita menjadi surat pujian, surat Kristus, surat yang terbuka, yang dapat dibaca, yang dapat dikenal, baik perkataan, maupun perbuatan kita menjadi suatu kesaksian, gerak-gerik sekecil apapun menjadi kesaksian yang menyelamatkan orang lain. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment