KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, April 14, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 11 APRIL 2020





IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 11 APRIL 2020

STUDY YUSUF
(Seri: 186)

Subtema: TAMPAK MATAHARI, BULAN DAN SEBELAS BINTANG SUJUD MENYEMBAH KEPADA YUSUF

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing. Biarlah sinar kemuliaan Allah memenuhi tempat ini, memenuhi kehidupan kita, sebab kemuliaan-Nya dipancarkan dalam kehidupan kita masing-masing. 
Saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook dimanapun anda berada.

Selanjutnya, mari kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang study Yusuf
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-   Yang sulung bernama: Manasye.
-   Yang kedua bernama: Efraim.

Selanjutnya mari kita simak arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari anak yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya: Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
 1.   Yusuf lupa kepada kesukarannya.
 2.   Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Kita akan melihat dan memperhatikannya dengan jelas dua perkara di atas, dimulai tentang: Yusuf Lupa Kepada Kesukarannya.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi dalam tiga fase:
-   Fase yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya.” (Kejadian 37)
Hal ini telah disampaikan beberapa tahun yang lalu.
-     Fase yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah Potifar.” (Kejadian 39)
Hal ini sekarang masih kita perhatikan.
-     Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam penjara.” (Kejadian 40)

Namun kita masih berada pada FASE YANG KEDUA, yaitu: KETIKA YUSUF TINGGAL DI RUMAH POTIFAR
Kejadian 39:6b
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

“Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Jelas, hal ini menunjukkan bahwa Yusuf adalah gambaran dari gereja Tuhan yang sempurna, tak bercacat dan tak bercela, itulah mempelai Tuhan.
Pendeknya, Yusuf adalah gambaran dari mempelai Kristus.

Perlu untuk diketahui, keindahan dari mempelai Tuhan dinyatakan di tengah-tengah bangsa kafir bagaikan Yusuf ada di tanah Mesir.
Untuk menjadi mempelai Tuhan berarti ukurannya adalah Pengajaran Tabernakel. Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, untuk selanjutnya membawa kehidupan kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna menjadi tubuh mempelai, kelak berada pada perjamuan kawin Anak Domba, itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Itu tertulis dalam Wahyu 19:6-9.

Lanjut kita membaca …
Kejadian 39:7
(39:7) Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku."

Jika, kedudukan dari gereja Tuhan sudah berada pada puncaknya yakni mulia dan indah, maka nanti di sisi lain lawan atau musuh yang paling dibenci yaitu dosa kenajisan akan berusaha untuk menjatuhkan gereja Tuhan (anak Tuhan) dalam perzinahan. Seperti isteri Potifar memandang Yusuf dengan berahi, lalu berkata: "Marilah tidur dengan aku."

Demikian halnya dalam Wahyu 17 dan Wahyu 18, Babel besar berusaha untuk menggagalkan pesta nikah Anak Domba dalam Wahyu 19.

Lanjut kita akan membaca …
Kejadian 39:8-9
(39:8) Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, (39:9) bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

Namun pada ayat 8 sampai dengan ayat 9, di sini kita melihat, Yusuf menolak untuk tidur dengan isteri Potifar, sebab hal itu merupakan dosa dan kejahatan yang besar, juga dosa yang paling dibenci oleh Tuhan, sesuai dengan Wahyu 18:2.

Jikalau saudara melihat anak-anak Tuhan apalagi imam-imam, hamba-hamba Tuhan berada pada puncak rohani atau betul-betul berada pada derajat yang tinggi, sungguh-sungguh dipermuliakan oleh Tuhan, kita cukup memberi hormat, tidak lebih tidak kurang.

Selanjutnya sikap tegas yang ditunjukkan Yusuf ini adalah tanda:
1.  Yusuf tidak menodai kemurnian dari firman Allah.
2.  Yusuf memelihara harta yang indah.

Kita kembali untuk melihat, bukti bahwa Yusuf tidak menodai kemurnian dari firman Allah.
Dua minggu berturut-turut kita sudah diberkati tentang yang pertama yaitu: YUSUF TIDAK MENODAI KEMURNIAN DARI FIRMAN ALLAH, dan kiranya itu jelas dalam ingatan kita, berarti tanda bahwa firman itu tidak berlalu begitu saja.
Biarlah firman itu hidup di dalam kehidupan kita masing-masing (kehidupan pemuda remaja) dan kehidupan kita ini menghidupi firman Allah yang hidup dan kuat, dan lebih tajam yang menusuk amat dalam memisahkan:
-   Sum-sum dan sendi-sendi.
-   Jiwa dan roh.
-   Dapat membedakan pertimbangan dan pikiran hati manusia.

Kita awali dulu dari …
Yeremia 23:28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.

Saudara:
Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu dengan benar.
Kemudian Nabi yang beroleh firman Tuhan, juga menceritakan firman Tuhan itu dengan benar.  -  Berarti tidak boleh ditambahkan dan dikurangkan.
Seorang hamba Tuhan harus jujur dalam pemberitaan firman Tuhan. 
Tujuan tidak menambahkan dan tidak mengurangkan firman Tuhan: supaya terjaga kemurnian dari firman Allah itu sendiri.

Singkatnya, Yusuf digambarkan dengan gandum bukan jerami, berarti Yusuf berisi penuh dengan firman Allah dan firman Allah yang benar dan murni itu tidak dia nodai.

Contoh …
Kejadian 37:5-9
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. (37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: (37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." (37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu. (37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."

Yusuf bermimpi dan ia pun menceritakan mimpinya itu dengan benar -- tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan -- kepada saudara-saudaranya. Menunjukkan bahwa Yusuf menjaga kemurnian dari firman Allah itu sendiri, sekalipun dia dibenci oleh saudara-saudaranya.

Saudara, sebetulnya sebelum Yusuf bermimpi, saudara-saudara tua Yusuf sudah membenci Yusuf karena Yakub lebih mengasihi Yusuf dari pada saudara-saudara tua Yusuf yang lain.
Kemudian, kebencian itu ditambah lagi setelah ia (Yusuf) menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudara tuanya dan ia pun menceritakan mimpinya itu dengan jujur, dengan benar, tidak dikurangi dan tidak ditambahkan.
Dibenci oleh saudara-saudara tuanya adalah tanda penolakan dari saudara-saudara Yusuf.

Yesus juga pernah mengalami hal yang senada, Ia ditolak oleh saudara-saudaranya sendiri, bahkan Ia tidak diakui oleh bangsa-Nya sendiri. Sampai akhirnya tukang-tukang bangunan itulah imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua menyalibkan Yesus Kristus.

Yohanes 15:18-20
(15:18) "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. (15:19) Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. (15:20) Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.

Dunia membenci Yesus dan pengikut-pengikut-Nya karena dunia menolak firman Tuhan yang disampaikan oleh Yesus Anak Allah.
Kemudian kebencian itu disertai dengan aniaya, sebagaimana di dalam ayat 20: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.

Jadi, dunia membenci Yesus dan pengikut-pengikutnya, karena dunia menolak firman Tuhan. Kemudian kebencian itu disertai dengan aniaya.

Lanjut kita membaca …
Yohanes 15:21
(15:21) Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.

Kebencian itu disertai dengan aniaya, memang hal itu akan dialami oleh setiap anak-anak Tuhan yang hidup sesuai dengan kemurnian dari kebenaran firman Tuhan. Itulah yang disebut aniaya karena firman atau sengsara karena salib.
Oleh sebab itu, untuk hal itu kita tidak perlu heran, karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengalami aniaya oleh karena kebencian dari dunia tersebut.

Saya jadi teringat, begitu Ishak lepas sapih, anak yang dilahirkan oleh Hagar (budak dari Sara) itulah Ismael, lebih tua dari pada Ishak, suka memukul dan menyakiti Ishak. 
Ishak itu adalah gambaran dari anak janji. Firman Allah adalah janji Allah; ya dan amin.

Jadi, kehidupan yang berpegang teguh kepada kemurnian firman Tuhan akan mengalami aniaya dan itu sudah pasti.
Jadi, apa yang dialami oleh Ishak itu merupakan nubuatan yang sudah diterima oleh Yesus dua ribu dua puluh tahun yang lalu di atas kayu salib, Yesus adalah janji firman Allah yang dinyatakan oleh kasih Allah kepada kita (kehidupan pemuda remaja GPT “Betania”), juga kehidupan anak-anak Tuhan (pemuda remaja) yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook.

Jadi, saudara tidak perlu heran manakala ada aniaya karena saudara berpegang teguh kepada kemurnian firman Allah. 
Namun sekalipun demikian tetaplah berpegang teguh terhadap Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, apapun harganya bayar saja.
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel sudah menjadi harga mati. 

Motto pemuda remaja GPT “Betania: lebih baik ditolak dunia asal bersama Pengajaran Mempelai, dari pada diterima oleh dunia ini, tetapi tidak bersama dengan Pengajaran Mempelai.
Inilah motto Yusuf yang kita harus lanjutkan di hari-hari terakhir ini.

Kita lanjut membaca …
Yohanes 15:23-26
(15:23) Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku. (15:24) Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci baik Aku maupun Bapa-Ku. (15:25) Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan. (15:26) Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

Singkatnya dari apa yang telah kita baca – dari pembacaan ayat 23 sampai ayat 26 -- dunia membenci Yesus tanpa alasan.”

Maka, kalau kita juga sekali waktu diperhadapkan dengan hal yang sama, tidak perlu heran, tidak perlu bertanya-tanya: kenapa negara ini tidak adil? Kenapa pejabat ini tidak adil? Kenapa soal ibadah sangat sulit sekali di daerah provinsi Banten? Tidak usah heran, kita tidak perlu bertanya-tanya, memang hal itu harus terjadi.
Firman Tuhan sudah menyatakannya dan Yesus sudah terlebih dahulu mengalaminya. Sehingga kalau sekarang kita mengalaminya;  kita tidak perlu heran karena Yesus sudah terlebih dahulu mengalaminya, kehendak Tuhan yang jadi.

Kebencian tanpa alasan, menunjukkan bahwa dunia menolak Anak maupun Bapa, dengan lain kata menolak tabiat dari Allah Trinitas antara lain:
1.   Tidak menuruti firman Allah (ayat 20).
2.   Menolak salib Kristus yaitu kasih Allah (ayat 24).
3.   Menolak penghibur yaitu roh kebenaran (ayat 26).

Sejenak kita kutip lagi dari …
1 Yohanes 4:5
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.

Nabi palsu dan antikris (si penyesat) menyangkal baik Bapa maupun anak, itu berasal dari dunia.
Tanda bahwa nabi palsu dan antikris berasal dari dunia: mereka sibuk berbicara tentang hal-hal yang duniawi.

Jadi kalau seorang hamba Tuhan dalam menyampaikan firman Tuhan sibuk dengan cerita isapan jempol atau dongeng-dongeng  nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong ataupun silsilah-silsilah yang tidak ada putusnya, itu menunjukkan bahwa dia bukan berasal dari Allah tetapi dia berasal dari dunia, dia adalah hamba Tuhan manusia duniawi yang memiliki sifat manusiawi.
Misalnya, menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita si kancil, si kura-kura, menceritakan si buaya dan lain sebagainya, seolah-olah cerita itu bisa memperlengkapi ayat firman lebih suci dari ayat pada firman Allah, sementara kita disucikan oleh air dan firman Allah yang limpah.

Tujuan nabi palsu dan antikris sibuk berbicara tentang hal-hal yang duniawi adalah supaya ibadah dan pelayanan mereka diterima oleh dunia. 
Memang saudara, kalau seorang hamba Tuhan mempunyai prinsip yang seperti ini, baru sebentar buka gereja itu langsung dipadati dengan banyak orang kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan. Maka di hari-hari terakhir ini, setan sedang berusaha menyesatkan sebanyak mungkin orang yang bisa disesatkan, terkhusus mereka yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
Seperti tabiat dari ahli-ahli atau tukang-tukang bangunan (imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua) yang tidak menghargai korban Kristus.

Jadi kalau kita melihat pemberitaan firman sampai ayat terakhir ini, kita bisa dapat mengambil kesimpulan betapa hebatnya Yusuf untuk memperjuangkan kemurnian dari firman Allah di tanah Mesir. Sama seperti hal ikhwalnya Yesus: dari sorga, Dia turun ke bumi bukan karena kehendak-Nya, tetapi karena kehendak Allah, untuk membawa suatu misi yang agung dan mulia yaitu membawa berita Injil dengan kemurnian dan kebenaran dari firman itu sendiri.

Tidak sedikit ujian yang dihadapi Yesus selama melayani tiga tahun setengah, dimulai dari usia tiga puluh tahun, baru saja dibaptis, Roh Tuhan langsung saja memimpin Dia ke padang gurun sebelum memulai pelayanan. Di situ Dia diperhadapkan dengan cobaan, di situ Dia sudah menghadapi peperangan yang begitu hebat, menghadapi musuh abadi itulah Iblis atau setan. Di situ terjadi tiga kali peperangan.
1.   Soal makanan.
 2.   Soal kedudukan yang tinggi (dibawa ke bubungan Bait Allah).
 3.   Juga soal doa penyembahan.
Tetapi Yesus Anak Allah berkemenangan karena Dia mengandalkan firman Allah itu sendiri, sesuai dengan perkataan-Nya: ada tertulis. Sebenarnya Yesus Anak Allah adalah firman yang menjadi daging. Seperti Yusuf, dia adalah gandum bukan jerami, dia tidak menodai kemurnian dari kebenaran firman Allah itu sendiri.

Kita akan melihat …
Yohanes 12:44-48
(12:44) Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; (12:45) dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. (12:46) Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. (12:47) Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. (12:48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

Anak manusia datang ke dunia ini bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan dunia.
Jadi, barangsiapa menolak firman Tuhan itu sudah ada hakimnya yaitu firman Tuhan yang telah disampaikan-Nya itu dengan benar.

Kita lihat, pembuktian dari firman Allah itu sendiri …
Wahyu 19:11, 15
(19:11) Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil. (19:15) Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.

Jadi jelas ayat 11 dan ayat 15, itu merupakan hari penghakiman, dimana firman Allah itu sendiri yang merupakan sebilah pedang tajam yang menjadi hakimnya.

Maka, itu sebabnya di atas tadi saya sampaikan dengan tandas, lebih baik kita ditolak oleh dunia ini asal bersama dengan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, dari pada diterima oleh dunia ini tetapi tidak bersama dengan Pengajaran Mempelai. 
Apa artinya kita memiliki seisi dunia kalau toh juga ada pembalasan itulah hari penghakiman dimana firman Allah itu sendiri yang menjadi hakimnya. Lalu kita mati dan binasa pada hari penghakiman karena penghakiman, untuk apa? Itu sebabnya lebih baik kita ditolak oleh dunia asal bersama dengan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, dari pada diterima oleh dunia ini, tetapi binasa pada hari penghakiman dimana firman Allah itu sendiri menjadi hakimnya.

Kita kembali membaca …
Yohanes 15:27
(15:27) Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

Jadi, intinya adalah sekalipun ditolak, firman Tuhan tetap disampaikan karena Tuhan yang memilih kita dari dunia ini. Apapun resikonya.

Seperti Rasul Paulus, seorang hamba Tuhan yang begitu heran luar biasa dipakai oleh Tuhan, sekalipun dia ditolak dia tidak lalai dengan panggilannya.

Kisah Para Rasul 20:19-21
(20:19) dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. (20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21) aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.

Rasul Paulus adalah seorang hamba Tuhan yang rendah hati. Buktinya, sekalipun dia ditolak namun dia tidak lalai dalam tiga hal:
 1.   Memberitakan firman Allah.
2.   Mengajarkan frman Allah.
3.   Bersaksi dari hal firman Allah.

Betul-betul Rasul Paulus ini seorang hamba Tuhan yang rendah hati, dengan bukti: sekalipun dia ditolak, dia menghadapi cobaan, namun dia tidak lalai dalam panggilannya. Dan untuk panggilan itu dia rela menderita dan tidak malu, mengapa demikian? Karena ia tahu kepada siapa ia percaya.
Kalau kita berada dalam himpunan ini, kita beribadah kepada Tuhan, dan imam-imam melayani kepada Tuhan bukan melayani karena kepentingan diri sendiri.

Kita kembali membaca …
Kejadian 37:5-9
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. (37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: (37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." (37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu. (37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."

Marilah kita melihat kedua mimpi Yusuf yang diceritakannya kepada saudara-saudara tuanya itu.
Yang pertama: Yusuf bersama dengan saudara-saudaranya di ladang mengikat berkas-berkas gandum.
-   Satu ikat berkas gandum Yusuf bangkit tegak berdiri.
-   Sebelas ikat berkas gandum saudara-saudaranya datang mengelilingi dan sujud menyembah berkas Yusuf.
Menunjukkan Yusuf adalah gambaran dari gunung Sion yakni mempelai Tuhan.

Saudara, di hari-hari terakhir akan nyata gunung Sion akan tegak berdiri di hulu gunung-gunung, menjulang tinggi di atas bukit-bukit, bagaikan satu ikat berkas gandum milik Yusuf. Oleh karenanya, maka nanti seluruh bangsa akan berduyun-duyun datang dan naik ke atas gunung Sion, karena mereka menyadari bahwa dari gunung Sion akan keluar pengajaran dan firman Allah dari Yerusalem.

Itulah satu ikat berkas gandum Yusuf bangkit atau tegak berdiri. Kemudian sebelas ikat gandum saudara-saudaranya datang dan mengelilingi serta sujud menyembah berkas Yusuf.  Peristiwa ini telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya di dalam Yesaya 2:2-3
Jadi, mengapa bangsa-bangsa naik ke gunung Sion? Karena:
-   Dari Sion keluar pengajaran.
-   Dan firman Tuhan dari Yerusalem.

Sedangkan, 
-   Manfaat dari pengajaran ialah mengajarkan kita tentang jalan-jalan Tuhan.
Saudara perlu untuk diketahui, jalan-jalan Tuhan adalah jalan-jalan yang tak terselami oleh akal pikiran manusia, seperti Salomo dia mengakui tentang jalan-jalan Tuhan tidak terselami oleh akal dan pikirannya sekalipun dia memiliki hikmat.
-   Manfaat firman Tuhan dari Yerusalem adalah supaya kita berjalan menempuhnya, artinya: mengikuti contoh teladan dari Yerusalem yaitu orang-orang yang melayani pekerjaan Tuhan.

Lalu …
Kejadian 37:8
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.

Kemudian makin bencilah saudara-saudara Yusuf oleh mimpinya dan oleh perkataannya itu sendiri.

Mimpi Yusuf yang kedua: Tampak matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembah kepada Yusuf.

Pada minggu-minggu yang lalu, mimpi Yusuf bagian pertama telah disampaikan. Tibalah kita untuk memperhatikan mimpi Yusuf yang kedua yaitu: Tampak matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembah kepada Yusuf.

Hal yang serupa tentang tiga benda penerang tersebut dapat kita lihat di dalam ...
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Seorang perempuan:
-   Berselubungkan matahari.
-   Dan bulan di bawah kakinya.
-   Serta sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. 
Jadi sinkron atau sama dengan mimpi Yusuf tadi, sebagaimana tadi tiga benda penerang itu sujud kepada Yusuf, demikian di sini juga kita melihat tiga benda penerang itu sudah menjadi milik dari gereja Tuhan yang sempurna.

Dalam susunan Tabernakel Wahyu 12 terkena kepada shekinah glory atau sinar kemuliaan Allah.
Dari antara dua kerub memancar sinar kemuliaan Allah atau disebut shekinah glory.

Pendeknya, seorang perempuan, menunjuk kepada: gereja Tuhan yang sempurna berada di dalam sinar kemuliaan atau shekinah glory. Dengan tiga tanda sebagai naungan dari Allah Trinitas yaitu:
1.   Berselubungkan matahari.
2.   Bulan di bawah kaki.
3.   Sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepala.

Ada tiga benda penerang di cakrawala telah menjadi milik dari mempelai perempuan, yakni:
Tentang: BERSELUBUNGKAN MATAHARI.
Ini adalah merupakan gambaran dari kasih Allah telah menyelubungi gereja yang sempurna.

Matius 13:43
(13:43) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Kehidupan dari anak-anak Tuhan yang telah dikerjakan oleh firman Allah akan bersinar dan bercahaya seperti matahari. Itulah kemuliaan dari kasih Allah Bapa.

Mari kita lihat di dalam …
Matius 24:27-28
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. (24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."

Jadi gereja Tuhan yang sempurna dikaitkan dengan kedatangan Anak Manusia, itulah shekinah glory (sinar kemuliaan Allah).

Jadi anak-anak Tuhan itu akan dipersatukan untuk makan tubuh dan darah Yesus Kristus (bangkai). 
Di dalam kemuliaan itu, anak-anak Tuhan dipersatukan untuk menikmati tubuh dan darah Yesus Kristus. 

Di dalam Yohanes 6:54-58, Yesus berbicara kepada orang banyak soal tubuh dan darah, dimana:
-   Tubuh-Nya benar-benar makanan.
-   Dan darah-Nya benar-benar minuman

Kita lihat reaksi dari orang yang mendengar perkataan Yesus.
Yohanes 6:60, 63, 67-68
(6:60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (6:63) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (6:67) Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (6:68) Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;

Jadi, kehidupan dari pada anak-anak Tuhan (gereja Tuhan yang sempurna) dipersekutukan dengan tubuh dan darah Yesus itulah perkataan-perkataan hidup yang kekal. Itulah kasih Allah.

Yesus telah menyerahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib, tanda bahwa kasih Allah itu besar akan dunia ini. Demikianlah firman Allah membawa kehidupan kita sampai kepada kemuliaan-Nya bagaikan terang matahari yang merupakan gambaran dari kasih dari Allah.

Kelanjutan dari ayat ini, dapat kita temukan dalam …
Daniel 12:2
(12:2) Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.

Tadi dikatakan: perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Mereka orang-orang yang telah tidur dalam debu tanah akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal.
Saudara, kehidupan kita ini bukan lagi debu tanah yang hina, tetapi kita hidup oleh karena tubuh dan darah, perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kita dibangunkan dari debu tanah untuk memperoleh hidup yang kekal.

Selanjutnya …
Tentang: BULAN DI BAWAH KAKI.
Bulan di bawah kaki, menunjuk kepada: gereja Tuhan berdiri di atas korban Kristus.
Pendeknya, firman Tuhan membawa kehidupan kita berdiri di tempat yang kuat.

Contohnya …
Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Kita melihat di sini, rumah yang didirikan di atas batu, arti rohaninya untuk kita sekarang adalah berdiri di atas korban Kristus, bagaikan seorang perempuan dengan bulan di bawah kakinya.

Kalau rumah dibangun di atas korban Kristus seperti rumah dibangun di atas batu, dia akan memiliki kekuatan yang luar biasa, walaupun harus menghadapi ujian, dia kuat menghadapi ujian, tidak goyah terhadap ujian.
Pendeknya, jikalau kehidupan rohani kita dibangun di atas korban Kristus, kita kuat menghadapi tiga jenis ujian:
1.   “Turunlah hujan”, itu merupakan ujian yang datang dari atas, itulah penghulu dunia yang gelap atau roh-roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya.

Yesus ketika disalibkan dan penyaliban Yesus itu dimulai dari taman Getsemani sampai akhirnya disalibkan di atas bukit Golgota. Sebelum Dia disalibkan, Dia diperhadapkan kepada tiga pengadilan:
 a. Pengadilan agama, di hadapan imam besar Kayafas.
 b. Pilatus.
 c. Raja Herodes, kemudian kembali kepada Pilatus.
Dan ketika Dia diperhadapkan dengan tiga pengadilan ini, Yesus tidak terperangkap dengan tipu daya dari Iblis setan, sekalipun di situ tampil saksi-saksi dusta, menyaksikan sesuatu yang tidak benar, tetapi Yesus tetap berdiam diri.

Andai kata Yesus membalas kejahatan dengan kejahatan oleh karena saksi-saksi dusta tersebut, maka Yesus terperangkap dengan tipu daya dari pada Iblis setan, sehingga rencana Allah yang besar (penyelamatan) gagal total. Itu sebabnya Yesus rela disalibkan, Yesus adalah gunung batu yang teguh itulah gambaran dari korban Kristus.
Jadi, kalau rumah dibangun di atas dasar batu, rumah itu akan kuat sekalipun menghadapi ujian yang pertama turunlah hujan, gambaran dari roh jahat di udara dengan segala tipu muslihatnya.

Perlu juga saya sampaikan, perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan tipu daya dari pada roh-roh jahat di udara. Kalau kita membalas kejahatan dengan kejahatan, rencana Allah gagal.
Banyak kekurangan yang dilihat oleh mata, tetapi itu tidak perlu diperbesar-besarkan.

2.   “Datanglah banjir”, ini merupakan dosa kenajisan yang sedang melanda seluruh dunia ini.
Seantero dunia ini sedang dilanda oleh dosa kenajisan, bukan hanya di kota tetapi juga sampai ke desa (ke pelosok), bukan saja melanda yang ganteng, yang cakap, yang cantik, tetapi juga melanda orang yang tua, muda, tidak memandang bulu. Semuanya dilanda oleh banjir itulah dosa kenajisan.

Sebagaimana zamannya Nuh sebelum dia menyelesaikan bahtera dan masuk ke bahtera (sebelum banjir itu datang), orang-orang zamannya Nuh itu sibuk dengan dosa:
- Makan dan minum.
- Lanjut dengan dosa kawin dan mengawinkan, itu = dosa seks bebas.
Sampai akhirnya banjir menghabisi mereka, kecuali Nuh dan keluarganya, ada delapan orang diselamatkan.

Ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan di tengah-tengahnya kita memikul salib itulah gambaran dari bahtera Nuh dan kita membangun bahtera kehidupan kita di atas gunung, galangan kapal di atas gunung, bukan di tepi laut seperti orang-orang dunia membangun kapal. 

3.   “Angin melanda rumah itu”, ini gambaran dari angin-angin pengajaran palsu oleh tipu daya permainan dari pada nabi-nabi palsu dengan segala kelicikan mereka.
Tetapi kehidupan yang didirikan di atas korban Kristus, tidak mudah diombang ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran palsu, kuat. Beda dengan kerohanian yang masih anak-anak mudah diombang ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu.
Mengapa demikian? Karena rumah itu dibangun di atas korban Kristus. Firman Allah telah menempatkan kita ke sebuah tempat yang kuat, firman Allah mengajarkan kita untuk mendirikan rumah di atas batu, itulah kehidupan dari orang bijaksana.

Tentang: SEBUAH MAHKOTA DARI DUA BELAS BINTANG DI ATAS KEPALA.
Kita lihat dulu mengenai bintang …
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

“Bintang-bintang”, menunjuk kepada: pemimpin-pemimpin rumah Tuhan atau juga guru-guru dalam rumah Tuhan, tepatnya disebut juga gembala sidang.
Dalam susunan Tabernakel, 12 bintang, menunjuk kepada: dua belas rasul hujan akhir yang nanti memimpin perjalanan gereja Tuhan keluar dari celaka yang besar.
Pendeknya, pemimpin-pemimpin yang bijaksana akan memimpin banyak orang kepada kebenaran supaya keluar dari celaka yang besar.

Berbahagialah kalau sampai sejauh ini Tuhan mempercayakan kita dengan sebuah Pengajaran yang besar itulah Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel dan saya sebagai pemimpin rumah Tuhan kepala rumah ibadat berpegang teguh terhadap Firman Pengajaran Mempelai yang akan memimpin kita kepada kebenaran dan akan memimpin kita keluar dari celaka yang besar, gereja Tuhan akan menghadapi 21 ujian, itulah 3x7 penghukuman dari Allah Trinitas:
 1.   Penghukuman dari tujuh meterai.
 2.   Penghukuman dari tujuh sangkakala.
 3.   Penghukuman dari tujuh cawan murka Allah.

Tetapi, puji Tuhan bintang-bintang itulah pemimpin-pemimpin rumah Tuhan, itulah orang-orang yang bijaksana akan memimpin gereja Tuhan keluar dari celaka yang besar.

Marilah kita lihat bintang-bintang di cakrawala ini juga terdapat dalam suratan yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi.
Filipi 2:12-15
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (2:13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, (2:15) supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,

Untuk menjadi bintang-bintang di cakrawala yang harus diperhatikan:
Yang pertama: “taat.”
Tujuan taat adalah untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.
Apa yang dimaksud dengan takut dan gentar? Sama seperti yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi ini: kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir. Itu orang yang takut dan gentar.

Jadi kita mengerjakan keselamatan ini bukan untuk dilihat orang lain. Kita berbuat baik, benar, hidup suci, bukan untuk dilihat orang lain, tetapi kita mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar untuk kemuliaan nama Tuhan.
Kalau untuk dilihat orang, nanti pada saat dilihat orang kita bisa seperti orang yang takut akan Tuhan, tetapi di belakangnya tidak, itu yang disebut tidak takut akan Tuhan.

Yang kedua: mempunyai dua hal, yaitu:
a.   Kemauan menurut kerelaan Tuhan.
b.   Pekerjaan menurut kerelaan Tuhan.
Jadi, kemauan yang kita miliki di tengah ibadah dan pelayanan itu adalah karena kerelaan Tuhan. Kemudian, pekerjaan yang kita punya di tengah ibadah ini adalah kerelaan Tuhan.
Kalau kita mempunyai kemauan karena kepentingan itu bukan berasal dari Tuhan, misalnya menjadi seorang imam karena untuk mencari puji-pujian dan hormat itu kemauan yang dari diri sendiri bukan dari Tuhan.
Demikian halnya dengan pekerjaan yang sibuk kita kerjakan di tengah ibadah dan pelayanan ini itu juga karena kerelaan dari Tuhan, dan kalau kita kerjakan itu juga karena kepentingan diri itu bukan kerelaan Tuhan.

Jadi, kita bisa melihat betapa besarnya tanggung jawab dari bintang-bintang dari cakrawala itulah pemimpin dalam rumah Tuhan, guru-guru dalam kebenaran untuk memimpin bangsa-bangsa, sidang jemaat, untuk dibawa kepada kebenaran sehingga keluar dari celaka yang besar ini.
Jadi anak-anak Tuhan dimanapun anda sekarang sedang memperhatikan firman ini, perhatikanlah baik-baik. Hamba Tuhan bukan untuk pamer, tetapi hamba Tuhan harus menjadi bintang-bintang di cakrawala, bercahaya diantara orang yang:
-   Bengkok hatinya.
-   Sesat.

Yang ketiga.
Filipi 2:16
(2:16) sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.

“Sambil berpegang pada firman kehidupan”, tujuannya: agar kita dapat bermegah pada hari Krisus, itulah firman kehidupan.
Firman kehidupan adalah kasih karunia.

Jadi, itulah mimpi Yusuf yang kedua: Tampaklah matahari, bulan dan sebelas bintang
Kemudian tiga benda penerang ini juga ditemukan dalam kitab Wahyu 12:1 dan itu sudah menjadi milik gereja Tuhan yang sempurna.
Singkatnya, gereja yang sempurna itulah mempelai Tuhan berada di dalam naungan Allah Trinitas, bagaikan Tabut Perjanjian dengan tiga perkara yang ada di dalamnya.
Sudah berada di dalam naungan sehingga Allah Bapa tidak lagi meilihat cacat cela, tidak lagi melihat kekurangan dari pada gereja Tuhan, sebab tabut perjanjian sudah berada dalam naungan Allah Trinitas dan apa yang dikerjakan oleh Yesus Anak Allah untuk menyempurnakan gereja-Nya, semuanya dikerjakan dengan sempurna maka dua saksi yang besar, itulah dua kerub di atas tutupan pendamaian, itulah Allah Bapa dan Allah Roh Kudus tidak lagi melihat kekurangan gereja Tuhan karena sudah berada dalam naungan, semuanya sudah tertutupi oleh naungan Allah Trinitas, tidak terlihat lagi cacat cela.

Jadi, betapa hebatnya Pengajaran Mempelai ini dinyatakan di tengah-tengah bangsa kafir bagaikan Yusuf berada di Mesir, satu tugas yang mulia yang diemban di atas pundak Yusuf.
Dan memang kalau kita melihat hal ikhwal dari pada Yusuf dia ditarik, dipaksa, diculik dari tanah Kanaan dibawa ke Mesir, bagaikan hal ikhwal Yesus Anak Allah, Ia turun ke bumi bukan karena kehendak Dia, tetapi untuk melakukan kehendak Allah Bapa, suatu tanggung jawab yang mulia.

Sekali lagi dengan tandas saya katakan, kita harus bersyukur karena kita dipimpin oleh bintang-bintang di cakrawala untuk menuntun kita kepada kebenaran, sehingga keluar dari celaka yang besar. Amin.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
  
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment