KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, April 20, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 18 APRIL 2020



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 18 APRIL 2020

STUDY YUSUF
(Seri: 187)

Subtema: MEMANDANG KEINDAHAN MEMPELAI TUHAN DI KAKI SALIB

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, bahagia kiranya memenuhi setiap perhimpunan ibadah kita baik yang di setiap sektor, Tuhan kiranya memberkati kita sekaliannya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada.
Selanjutnya mari kita berdoa, kita mohon kepada Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita di malam ini, sehingga ibadah kita ini berada sampai kepada puncaknya, kita berada di derajat yang tinggi, supaya kita boleh mendapat rahmat kasih kemurahan-Nya pada waktunya, di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.

Saya mengucap syukur kepada Tuhan, karena Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita di hari-hari terakhir ini untuk boleh mengusahakan Ibadah Kaum Muda Remaja dalam keadaan yang sangat sulit untuk mengusahakan ibadah, tetapi Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita, kita bersyukur. Berarti peluang untuk memperoleh kesempatan untuk diselamatkan begitu luas dan peluang emas ini kita gunakan sebaik mungkin.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Study Yusuf. Diawali dari ...
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki:
-   Yang sulung beranama: Manasye.
-   Yang kedua beranam: Efraim.

Selanjutnya, marilah kita simak arti rohani dari kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung yakni: Manasye.
MANASYE, artinya: Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1.   Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.   Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Sekarang kita masih memperhatikan, tentang: YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi dalam tiga fase:
-   Fase yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama saudara-saudaranya.” (Kejadian 37)
-   Fase yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah Potifar.” (Kejadian 39)
-   Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam penjara.” (Kejadian 40)
Nanti kita akan melihat perkara itu, jika Tuhan mengijinkan kita sampai ke sana.

Namun, kita masih berada pada FASE YANG KEDUA, yaitu: KETIKA YUSUF TINGGAL DI RUMAH POTIFAR.
Kejadian 39:6b
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

“...Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya...”
Menunjukkan bahwa Yusuf adalah gereja Tuhan yang sempurna yang tak bercacat dan tak bernoda, yakni mempelai Tuhan.
Pendeknya, Yusuf berada pada derajat yang tinggi yakni mulia dan indah.

Dengan demikian, keindahan dari mempelai Tuhan dinyatakan di tengah-tengah bangsa kafir, bagaikan Yusuf ada di tanah Mesir.

Kejadian 39:7
(39:7) Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku."

Ketika keindahan dari mempelai wanita Tuhan itu ditampilkan, maka di sisi lain musuh atau lawan yang paling dibenci oleh Tuhan yakni kenajisan akan berusaha untuk menjatuhkan gereja Tuhan dalam perzinahan. Seperti isteri Potifar memandang Yusuf dengan berahi, lalu berkata: "Marilah tidur dengan aku."

Demikian halnnya di dalam Wahyu 17 dan Wahyu 18, Babel besar itulah ibu dari semua wanita-wanita pelacur berusaha untuk menggagalkan pesta nikah Anak Domba, dalam Wahyu 19.

Sebetulnya mungkin bulan lalu hal ini sudah disinggungkan, tetapi Tuhan menggerakkan hati saya untuk kembali memeriksa Wahyu 17 ini.
Wahyu 17:4-6
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi." (17:6) Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.

Yang pasti di sini terjadi suatu perzinahan rohani antara orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus dengan Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur.

Mari lebih jauh melihat PERZINAHAN ROHANI.
Wahyu 18:3, 9
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya." (18:9) Dan raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya.

Raja-raja di bumi yakni orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus telah berbuat cabul atau terjadi perzinahan rohani oleh karena kelimpahan, itulah kenajisan percabulannya.

Kalau kita perhatikan di sini -- ayat 3 --: dengan terjadinya kenajisan percabulan maka raja-raja di bumi menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu.
Tetapi pada ayat 9: satu kali nanti Babel besar akan dibakar di dalam api yang menyala-nyala.
Sebab itu kalau kita perhatikan di dalam Matius 16:24-25; Yesus berkata kepada murid-murid: “Untuk apa seseorang memperoleh seisi dunia kalau dia kehilangan nyawanya?”

Jadi, raja-raja di bumi yaitu orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus telah berbuat cabul atau berzinah rohani oleh karena kelimpahan. Tetapi pada ayat 9; satu kali nanti Babel besar dengan perzinahan percabulan akan dilemparkan ke dalam api neraka, dibakar sampai selama-lamanya. 

Tidak sedikit pemuda remaja mengadakan perzinahan rohani; meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena pekerjaan, meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena harta, meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena kekayaan, meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena kesibukan-kesibukan di muka bumi ini, kedudukan dan jabatan, akibatnya terjadilah perzinahan rohani. 
Memang mengalami kelimpahan oleh karena perzinahan rohani, tetapi satu kali kelak Wahyu 18:9: Babel besar akan dilemparkan ke dalam api neraka, dibakar sampai selama-lamanya.

Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.

Di sini kita melihat, “Menjadi cabul atau mempunyai nafus rendah seperti Esau.” Mengapa demikian?? Sebab Esau menjual hak kesulungannya demi sepiring sop kacang merah, sama dengan: meninggalkan yang rohani demi kelimpahan yang jasmani.
Itulah yang disebut perzinahan rohani atau kenajisan percabulannya. Demi kelimpahan terjadi perzinahan rohani.

Ibrani 12:17
(12:17) Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

Ketika ia (Esau) hendak menerima berkat itu, ia ditolak. Sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya sekalipun ia mencarinya dengan cucuran air mata, dengan raungan-raungan disertai ratap tangis.

Esau mengorbankan yang rohani demi kelimpahan yang jasmani, inilah perzinahan rohani, ia sibuk berburu daging, dia tidak memanfaatkan kesempatan yang ada. Sehingga ketika dia hendak menerima berkat itu ia ditolak sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.

Saudara, kesudahan dari segala sesuatu sudah dekat, tanda-tanda zaman sudah terlihat, wabah corona sudah melanda dunia sebagai penghukuman bukan atas satu negara, tetapi penghukuman atas seluruh negara (seantero dunia).
Bagi dunia (orang-orang yang di luar Tuhan) wabah corona itu merupakan penghukuman yang menyiksa mereka, tetapi bagi anak-anak Tuhan itu adalah sebuah sinyal, sebuah tanda yang positif.

Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.

Bukti bahwa Babel besar adalah pelacur bersar: ditangannya ada suatu “cawan emas penuh” dengan;
YANG PERTAMA: Segala kenajisan percabulannya.
Sehingga menimbulkan perzinahan rohani oleh karena kelimpahan, seperti Esau menjadi cabul.

YANG KEDUA: Penuh dengan segala kekejian.
Perlu untuk diketahui dan diperhatikan oleh setiap anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada; jikalau di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu tidak nampak lagi korban sehari-hari seperti apa yang dinyatakan oleh nabi Daniel, maka itulah yang disebut kekejian bagi Allah.
-   Daniel 12:11.
-   Daniel 11:31.
-   Daniel 9:27

Korban sehar-hari, jelas ini menunjuk kepada dua hal:
 1.   Korban sembelihan.
 2.   Korban santapan.

Sekarang kita akan melihat kedua hal di atas.
PRAKTEK MENIADAKAN KORBAN SEMBELIHAN ialah salib disingkirkan dari tengah-tengah ibadah pelayanan.
Matius 7:15, 20
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Nabi-nabi palsu disebut juga dengan serigala berbulu domba, tetapi juga bisa dikenal dari buah pelayanannya.

Mari kita lihat buah pelayanan dari nabi-nabi palsu.
Matius 7:21-22
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Penyesat-penyesat itu berseru-seru kepada Tuhan dan mereka itu sibuk mengadakan tiga perkara ajaib:
1.   Bernubuat.
2.   Mengusir setan.
3.   Mengadakan banyak mujizat
Penyesat-penyesat tersebut mengadakan tiga perkara ajaib demi nama Tuhan juga, bukan demi yang lain-lain.

Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Tetapi pada hari Tuhan, Ia berterus terang dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Selanjutnya Tuhan kembali berkata: Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Bayangkan, si penyesat tidak henti-hentinya menyebut nama Tuhan, kemudian sibuk mengadakan tiga perkara ajaib demi nama Tuhan, namun pada hari Tuhan, Tuhan berterus terang dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Sangat ironis sekali. Kemudian Tuhan kembali berkata: Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Pendeknya, Tuhan tidak mengenal si penyesat karena mereka adalah pembuat kejahatan, yaitu mereka sibuk mengadakan tiga perkara ajaib tetapi “mengabaikan salib Kristus” yaitu korban sembelihan pada ayat 21.
Memang mereka tidak berhenti menyebut nama Tuhan, dikit-dikit menyebut nama Tuhan dan mereka juga sibuk mengadakan tiga perkara ajaib, tetapi sayangnya mengabaikan salib Kristus itulah korban sembelihan.

Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Dengan berulang-ulang menyebut nama Tuhan bukan menjadi suatu tolak ukur, sehingga seorang hamba Tuhan (pelayan Tuhan) masuk dalam kerajaan sorga. Kemudian bukan karena tiga perkara ajaib itu menjadi tolak ukur, sehingga seorang hamba Tuhan masuk dalam kerajaan sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga
Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, turun ke dunia untuk melakukan kehendak Allah Bapa yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itulah sengsara salib.

Jadi saudara, perlu saya sampaikan sekali lagi, sekalipun berulang-ulang menyebut nama Tuhan bahkan tidak berhenti menyebut nama Tuhan, kemudian sibuk mengadakan tiga perkara ajaib dan mereka melakukan itu juga demi nama Tuhan, namun kalau menyingkirkan salib dari tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itulah yang disebut pembuat kejahatan, dan Tuhan tidak mengenal hamba Tuhan semacam ini.
Ingat, dalam Ibadah Pendalaman Alkitab telah diterangkan, bahwa; yang menjadi meterai milik kepunyaan Allah adalah tubuh yang berdarah-darah, yakni; menyangkal diri dan memikul salib. Itu sebabnya Tuhan berkata kepada si penyesat: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Menyingkirkan salib itu merupakan kekejian bagi Tuhan, itu sebabnya mereka disebut si pembuat kejahatan. Inilah buah pelayanan dari nabi-nabi palsu yang disebut juga serigala berburu domba.
Singkatnya, mengadakan mujizat tetapi salib diabaikan -- salib disingkirkan dari tengah-tengah ibadah dan pelayanan --, itu merupakan pembuat kejahatan, sehingga menjadi kekejian bagi Allah.

Yohanes 14:6
(14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Kata Yesus kepada Tomas: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Kita harus akui itu.
Singkatnya, Yesus adalah:
1.   Jalan.
2.   Kebenaran.
3.   Hidup.

Perkataan berikutnya kepada Tomas: Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Intinya, salib adalah tangga, jalan, atau penghubung disebut juga pengantara antara bumi dengan langit.
Jadi, jangan salah kita mengerti, jangan tertipu dengan cara pelayanan dari si penyesat, mereka itu adalah pembuat kejahatan, itulah buah pelayanan dari si penyesat (nabi-nabi palsu).

Yohanes 14:7
(14:7) Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."

Oleh darah salib Kristus maka kita mengenal bahkan melihat Bapa. Ini ajaran yang patut diterima dengan rendah hati dan tidak boleh ditolak.

Yohanes 20:25
(20:25) Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Singkatnya, murid-murid Yesus yang lain memberitahukan tentang kebangkitan Yesus kepada Tomas, tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
Singkatnya, Tomas tidak percaya dengan kebangkitan Yesus Kristus.

Yohanes 20:26
(20:26) Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Biarlah kiranya lewat Ibadah Kaum Muda Remaja ini, Tuhan hadir sebagai Imam Besar berdoa dan memperdamaikan dosa kita.
Pendeknya, membawa damai sejahtera dalam hidup kaum muda remaja, juga kepada para pemirsa yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook dimanapun anda berada.

Kalau memang demikian dengar dan terimalah ayat 27 ini ...
Yohanes 20:27
(20:27) Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

Yesus berkata kepada Tomas: Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah. Kesimpulannya; percayalah kepada salib Kristus.

Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, turun ke dunia menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, dua tangan yang terpaku, dua kaki yang terpaku, serta lambung yang kena tombak mengeluarkan darah dan air.
Intinya, kita harus percaya dengan sengsara salib sebagai jalan, tangga, penghubung, pengantara antara langit dengan bumi, jangan tidak percaya.

Yohanes 20:28
(20:28) Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"

Lalu Tomas menjawab Yesus: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Artinya: Tomas telah menjadi percaya, sehingga ia pun “melihat” dan “mengenal Bapa.”

Jadi satu kaki sudah berada di dalam kerajaan sorga, kalau kita betul-betul menyangkal diri dan memikul salib selama kita masih di bumi ini. 
Sebab itu, Tuhan betul-betul tidak mengenal hamba Tuhan manakala dalam pelayanannya dia menyingkirkan salib Kristus, sebab itu merupakan perbuatan jahat sehingga menjadi kekejian bagi Allah. 
Kalau menyingkir dari salib di tengah-tengah ibadah pelayanan, betul-betul ia adalah pembuat kejahatan, karena sudah jelas kalau kita sampai kepada Allah -- melihat dan mengenal Allah --, tidak lain tidak bukan karena:
-   Salib Kristus adalah jalan.
-   Salib Kristus adalah tangga.
-   Salib Kristus adalah penghubung.
-   Salib Kristus adalah pengantara antara langit dengan bumi. 
Maka kalau dalam pelayanannya itu seorang hamba Tuhan menyingkirkan salib, maka dia itu adalah; pembuat kejahatan.

Jadi, pemuda remaja dalam penggembalaan GPT “Betania”, maupun pemuda remaja yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, terimalah ajaran ini dengan rendah hati dan lemah lembut, tidak perlu harus panas hati.

Yohanes 20:29
(20:29) Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Berbahagialah mereka yang tidak melihat Allah dengan mata, tetapi yang hatinya percaya kepada salib Kristus, sebagai jalan, sebagai kebenaran, sebagai penghubung, sebagai tangga dan pengantara antara langit dengan bumi.

Kita telah melihat praktek meniadakan korban sembelihan itulah meniadakan salib. 

Sekarang PRAKTEK MENIADAKAN KORBAN SANTAPAN.
Korban santapan, menunjuk kepada: pengajaran firman Allah yang benar dan murni, sebagai makanan rohani kita di hari-hari terakhir ini.
1 Timotius 1:3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain (1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.

Praktek meniadakan korban santapan di tengah ibadah dan pelayanan adalah; “sibuk dengan ajaran-ajaran lain”, yakni:
-   Sibuk dengan dongeng.
-   Sibuk dengan silsilah yang tiada putus-putusnya.
Itu yang disebut dengan firman yang ditambahkan yaitu menyampaikan satu dua ayat Firman, lalu ditambahkan dengan cerita si kancil, si kura-kura, si buaya, dan lain sebagainya.

Ajaran ini sesungguhnya tidak menghasilkan keselamatan, justru sebaliknya ajaran ini menimbulkan:
-   Persoalan belaka.
-   Hidup anak Tuhan menjadi tidak tertib.
-   Tidak memberi jaminan keselamatan.
Dengan demikian, mari kita semakin menjadi bijaksana di dalam hal memperhatikan firman Tuhan, di dalam hal mengikuti Tuhan di tengah-tengah sebuah ibadah dan pelayanan. Jangan kita sibuk mendengar dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol, itulah firman yang ditambahkan, menyampaikan satu dua ayat Firman Tuhan, lalu ditambahkan dengan cerita si kancil, si buaya, dan lain sebagainya. 
Mari kita semakin bijaksana, semakin dewasa, berarti; semakin mengerti untuk memilah-milah yang baik dan yang tidak baik.

2 Timotius 4:3
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Dinasihati dengan segala kesabaran, dinasihati dengan segala pengajaran, itu sebetulnya yang harus terjadi dan berlaku di tengah ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan yang dikerjakan oleh seorang hamba Tuhan. Tidak perlu takut di dalam hal memberitakan firman Tuhan, baik atau tidak baik waktunya nyatakan saja yang salah, tidak usah takut.
Tetapi kenyataannya banyak juga hamba Tuhan yang takut menyampaikan firman pengajaran yang benar dan murni, takut nanti jemaat itu pergi, apalagi kalau jemaat itu kaya raya.

2 Timotius 4:3
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Akan datang waktunya orang tidak akan lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendak masing-masing, tujuannya: untuk “memuaskan keinginan telinga”, tidak lain tidak bukan.
Kalau menolak ajaran sehat, lalu berpaling kepada ajaran yang lain, berarti tidak lain tidak bukan tujuannya hanya satu yaitu untuk memuaskan keinginan telinganya.

2 Timotius 4:4
(4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Dan akhirnya mereka memalingkan telinganya dari kebenaran dan membuka telinga mereka bagi dongeng.

Kita bersyukur, kalau di tengah ibadah dan pelayanan ini Tuhan memberi suatu ketegasan mengajar kita untuk terus menyangkal diri dan memikul salib, tanpa menyampaikan firman Allah yang ditambahkan, tanpa menyampaikan satu dua ayat ditambah dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol yang lain. 
Kita bersyukur kalau Tuhan menyatakan sebuah ketegasan di tengah ibadah pelayanan ini, bagaikan salib dengan tegak ditancapkan di bukit Golgota. Dan biarlah kiranya salib kasar itu -- sepotong kayu salib -- ditegakkan dalam kehidupan kita, sehingga kehidupan kita ini menjadi lurus.

Nabi yang hebat (nabi heran) itulah nabi terakhir yaitu Yohanes pembaptis berkata dengan tegas kepada ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi “sebagai ular beludak”, karena mereka melayai sama seperti ular (berliku-liku). Supaya kehidupan mereka menjadi lurus, maka sepotong kayu salib harus ditancapkan (ditegakkan), dari mulut sampai ekor supaya menjadi lurus. 

Bukti ajaran lain adalah ajaran yang tidak sehat:
2 Timotius 2:15
(2:15) Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.

Sebetulnya seorang hamba Tuhan itu tidak perlu malu untuk melayani pekerjaan Tuhan, berterus terang saja untuk memberitakan pengajaran salib, pengajaran yang benar dan murni itu.
Maka sidang jemaat juga tidak perlu malu memikul salib, sesuai dengan ajaran sehat yang kita terima dari sorga dari Tuhan turun ke bumi di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan yang Tuhan percayakan ini.
Tidak usah malu rendah hati, tidak usah malu di dalam hal memikul salibnya.

2 Timotius 2:16-17
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. (2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,

Ajaran lain -- ajaran yang tidak sehat --, yaitu dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, dan filsafat-filsafat disebut dengan:
-   Omongan kosong.
-   Omongan yang tidak suci.
-   Menambah kefasikan.
-   Menjalar seperti penyakit kanker. Mudah menjalar
Jadi, sudah sangat jelas ajaran lain adalah ajaran yang tidak sehat.

2 Timotius 2:18
(2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.

Penyesat-penyesat mengatakan bahwa kebangkitan mereka sedang berlangsung, sementara mereka sendiri sibuk dengan cerita-cerita isapan jempol, sibuk dengan dongeng nenek-nenek tua. Lalu yang menjadi pertanyaannya; Dari mana kebangkitan itu berlangsung??
Yang benar, kebangkitan itu berlangsung setelah Yesus mati di atas kayu salib, barulah tiga hari kemudian Yesus bangkit.

Singkatnya, ajaran yang tidak sehat sangat merusak iman.
Jadilah pribadi-pribadi yang tegas di dalam Tuhan, di dalam mengikuti Tuhan, di dalam hal melayani pekerjaan Tuhan.
Perhatikanlah itu sungguh-sungguh, secara khusus pelayan-pelayan Tuhan, hamba-hamba Tuhan.

2 Petrus 1:16
(1:16) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.

Dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, ajaran-ajaran ini tidak mungkin membawa kita untuk sampai kepada kedatangan Tuhan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, itu sesuatu yang mustahil.

Untuk kesekian kali saya sampaikan, di tengah pemberitaan firman Tuhan kita patut bangga kepada Tuhan, kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena sejauh ini kita telah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang akan membawa kita masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna yaitu menjadi tubuh mempelai kelak berada dalam perjamuan malam kawin Anak Domba sebagai perjalanan akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini.

Tidak mungkin gereja Tuhan berada di dalam suasana kebangkitan tetapi sengsara salib -- penderitaan karena salib itulah pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya --  tidak diajarkan, tidak mungkin ada kebangkitan. 
Kebangkitan palsu merusak iman, kalau kematiannya palsu pasti kebangkitannya palsu dan hanya merusak iman.
Ini sudah menjadi bukti yang sangat kuat, ajaran lain adalah ajaran yang tidak sehat.

1 Timotius 4:1-4
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. (4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. (4:4) Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,

Ajaran dari pendusta-pendusta, antara lain:
   1.  Melarang orang kawin
Ajaran ini tentu bertolak belakang dengan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Karena Pengajaran Mempelai membawa gereja Tuhan menjadi tubuh Kristus, menjadi tubuh Mempelai kelak berada dalam perjamuan kawin Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 19:1-2.

2.  Melarang orang makan makanan yang diciptakan oleh Allah.
Ajaran ini bertolak belakang dengan pengajaran salib, dalam Yohanes 2:1-4:
- Melakukan kehendak Allah.
- Menyelesaikan pekerjaan Allah.

1 Timotis 4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini. 

Sebaliknya, Timotius terdidik dalam “soal-soal pokok iman” dan “soal ajaran sehat.”
“Soal-soal pokok iman”, jelas itu menunjuk kepada: asas-asas pertama tentang kebenaran  Kristus yaitu;
       -   Percaya. 
       -   Bertobat.
       -   Dan dibaptis air dan Roh kudus.

“Ajaran sehat”, menunjuk kepada: Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel,  sebagai perkembangannya yang penuh, perkembangan dari asas-asas pertama. 
Tetapi cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong itu bukan ajaran sehat, itu ajaran lain yang tidak sehat karena merusak iman.
Dengan kita mengadakan perbandingan (kompers), sekarang kita sudah tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik, maka kita harus jujur dengan hati nurani kita masing-masing.

Kiranya firman itu mendarah daging supaya kita tidak hidup di dalam kenajisan percabulan, supaya kita jangan terlibat dengan kekejian bumi. 

Sebagai JALAN KELUAR malam ini.
Kejadian 39:7
(39:7) Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku."

Ketika keindahan dari mempelai Tuhan ditampilkan, maka di sisi lain musuh atau lawan yang paling dibenci Tuhan muncul untuk menjatuhkan gereja Tuhan dalam perzinahan rohani. Seperti isteri Potifar memandang Yusuf dengan berahi, lalu berkata: "Marilah tidur dengan aku."

Tetapi sebaliknya, jika kita memandang keindahan mempelai Tuhan dalam kemuliaan yang dari Tuhan itu maka selayaknyalah kita mencampakkan diri di bawah kaki salib Tuhan, tersungkur di ujung kaki salib Tuhan sebagai tempat terindah dan menikmati kasih-Nya.    
Jangan kita memandang keindahan dari mempelai perempuan Tuhan dengan berahi supaya jangan terjadi perzinahan rohani, tetapi sebaliknya biarlah kiranya kita memandang keindahan mempelai Tuhan dalam kemuliaan yang dari Tuhan itu, maka selayaknya kita mencampakkan diri dengan secepatnya di ujung kaki salib Tuhan, tersungkur di hadapan-Nya sebagai tempat yang terindah dan sekaligus menikmati indah kasih Tuhan.
Itu tempat yang terindah, tersungkur di ujung kaki salib Tuhan.

Marilah kita semakin bijaksana di dalam hal memandang keindahan dari mempelai Tuhan. 
Maka sekali lagi saya sampaikan dari apa yang sudah saya sampaikan di minggu-minggu lalu, kalau andai kata pemuda remaja melihat keindahan dari mempelai Tuhan atau seorang hamba Tuhan diangkat sampai derajat yang tinggi -- kedudukannya menjadi indah dan mulia --, cukup menaruh hormat saja, jangan lebih dan kurang, jangan memandang dengan berahi (keinginan-keinginan yang tidak baik).

Keindahan itu bisa kita temukan di dalam ...
Lukas 17:30-34
(17:30) Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. (17:31) Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. (17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. (17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

Penyembahan itu bagaikan dua orang perempuan di atas satu tempat tidur, tetapi kenyatannya:
-   Yang seorang diangkat.
-   Yang satu ditinggalkan.

Yang diangkat, menunjuk kepada: penyembahan yang benar. Penyembahan yang benar berarti lepas dari perzinahan rohani, yaitu kenajisan percabulan.
Saat ini kita sedang berada di peranginan yaitu kegiatan Roh, juga sekarang bekerja di ladang Tuhan, benar-benar itu yang akan  membawa kita sampai kepada derajat yang tinggi (indah dan mulia). Seharusnyalah kita lepas dari segala perkara-perkara di bawah ini, jangan lagi turun ke bawah, jangan lagi ingat perkara di bawah.
Ini penyembahan yang benar, ini penyembahan yang memuncak, terlepas dari kenajisan percabulannya.

Sedangkan, yang ditinggalkan, itu menunjuk kepada: penyembahan yang tidak benar, mengapa demikian? Karena kenajisan percabulannya seperti isteri Lot, dia (hatinya) tetap terikat dengan kelimpahan harta jasmani. 
Perzinahan rohani karena kelimpahan lewat kenajisan percabulan Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur. 

Kita patut bersyukur kepada Tuhan, saat ini kita sedang berada di dalam peranginan di tengah-tengah kegiatan Roh serta bekerja di ladang Tuhan, sehingga lewat ibadah ini nanti kita dibawa sampai kepada puncak ibadah, yaitu; penyembahan yang benar. 
- Sebab itu yang sedang di peranginan di atas rumah, dan barang-barang yang di bawah rumah janganlah ia turun untuk mengambilnya.
- Kemudian, orang yang sedang di ladang jangan dia mengulangi kesalahan yang sama.
Dan hal ini harus saya sampaikan dengan tandas, bahwa ibadah kita ini harus sampai kepada puncaknya dan kita masing-masing harus menyerah total kepada Tuhan, menangislah jangan turuti nafsu daging, apalagi terjadi kenajisan percabulan yakni; perzinahan rohani.

Tujuan dari teguran ini ialah; supaya akhirnya terjadi pemulihan, kita disembuhkan baik lahir maupun batin. Jangan turuti nafsu orang muda.
Tidak perlu kita sakit hati karena salib, pemberitaan seperti ini bukan kejahatan, tetapi kalau salib disingkirkan itu pembuat kejahatan, mengapa? Karena salib adalah jalan, salib kebenaran, salib tangga, salib pengantara antara langit dengan bumi.
Jadi kalau salib disingkirkan, dia itu adalah hamba pembuat kejahatan, kekejian bumi.

Lebih jauh ...
Lukas 17:28-31
(17:28) Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. (17:29) Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. (17:30) Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. (17:31) Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.

Kalau kita sedang berada di peranginan, di tengah-tengah kegiatan Roh dan sedang bekerja di ladang Tuhan jangan lagi terikat dengan perkara lahiriah:
-   Jangan sibuk soal makan dan minum.
-   Jangan lagi sibuk dengan membeli dan menjual. 
-   Jangan sibuk soal menanam dan membangun.

Menanam dan membangun, Tuhan yang mengerjakan hal itu bagi kita.  Jangan sibuk soal makan minum, jangan sibuk soal membeli dan menjual.
-   Makan dan minum itu dosa kejahatan.
-   Membeli dan menjual itu roh antikris
-   Kemudian, menanam dan membangun adalah pekerjaan dari manusia daging.
Kalau Tuhan yang mengangkat tidak ada yang bisa merendahkan, kalau Tuhan yang merendahkan tidak ada yang bisa mengangkat. Jadi menanam dan membangun sebenarnya itu merupakan pekerjaan dari Tuhan.

Ayo ibadah ini suatu sarana yang Tuhan berikan kepada kita supaya kita berada pada puncak, itulah doa penyembahan yang benar. Jangan kita seperti isteri Lot sibuk dengan kenajisan percabulannya, disebut juga dengan perzinahan rohani oleh karena kelimpahan.

Saudaraku, malam ini kita sudah mendapat lawatan dari Tuhan, bagaimana respon kita dengan pernyataan kasih yang agung dan mulia untuk mengangkat derajat kita sampai kepada puncaknya untuk berada sampai kepada derajat yang tinggi.
Jangan kita berlawanan dengan rencananya Tuhan, sebaliknya menyerah angkat tangan, karena Tuhan sedang mengulurkan kedua tangan-Nya bagi kita, untuk memberi pertolongan kepada kita.

Bagaimana kita memandang keindahan dari mempelai Tuhan? Memandang kemuliaan dari Pengajaran Mempelai? Apa dengan berahi? Nafsu orang muda? 
Terimakasih Tuhan betapa indahnya, betapa mulianya Pengajaran Mempelai, kami harus memandang kemuliaan itu, dan segera tersungkur dihadapan-Mu dengan hati yang hancur.

Inilah firman yang diteguhkan Tuhan di hati saya di hati kita malam ini, supaya kelak kita terangkat, jangan tertinggal seperti satu orang yang tertinggal di tempat tidur, menyembah tetapi tinggal.
Kita sudah menyembah, kita sudah berbakti tetapi tertinggal, kita sudah bekerja sekuat-kuatnya atau dengan segala jerih lelah, tetapi tertinggal (tidak terangkat), sia-sialah semuanya. Tetapi Tuhan mau membawa kita sampai kepada derajat yang tinggi.

Jangan main-main lagi seperti isteri Lot. Tetapi bersyukurlah dan menangis menyesali diri kita, menangis bukan karena tidak punya uang, atau karena tidak punya pekerjaan, tetapi menangis karena Tuhan memberikan harapan kasih karunia-Nya. 
Jangan buat dirimu rendah, jangan buat dirimu hina lagi karena percabulan kenajisannya.
Untuk apa mempunyai segala-galanya, tetapi akhirnya dibakar dalam api neraka? Tidak ada artinya. Untuk apa kelimpahan di bumi tetapi dibakar di dalam api neraka, ditunggang balikkan seperti zaman Lot, dibakar oleh api neraka?

Hati kami hancur oleh karena kemurahan Tuhan besar, kami hendak memandang kemuliaan-Mu dan tersungkur menangis dengan hati yang hancur. Kami tidak dapat memandang kemuliaan-Mu jika kami di luar Tuhan. Sekarang kami membawa hidup ini tersungkur dan menyembah saja. Amin 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:

Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment