KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, April 29, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 26 APRIL 2020


IBADAH RAYA MINGGU, 26 APRIL 2020


WAHYU PASAL 12
(Seri: 3)

Subtema: TANDA BESAR DI LANGIT

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena kasih karunia dan rahmat-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU 12.
Puji Tuhan, kita sudah melihat kemuliaan dari Allah, karena Tuhan sudah memimpin kehidupan rohani kita sampai kepada derajat rohani yang tinggi, memimpin ibadah kita sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan, berada di dalam kemuliaan Allah. Tetapi, biarlah kita memandang kemuliaan dari Allah, jangan dengar berahi, melainkan dengan rendah hati, selanjutnya tersungkur di hadapan Dia, supaya di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.

Segera saja kita perhatikan Wahyu 12:1.
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Tampak suatu tanda besar di langit, yakni seorang perempuan;
-       Berselubungkan matahari;
-       Dengan bulan di bawah kakinya;
-       Dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Perempuan ini tidak lain dari pada gereja Tuhan dalam keadaan sempurna dan berada dalam kemuliaan Allah sepenuh, yakni matahari, bulan dan bintang.

Sebelum kita memasuki ayat 2, kita terlebih dahulu melihat 3 (tiga) benda penerang yang sudah menjadi milik dari mempelai perempuan.

Tentang: “Matahari”
Matahari merupakan bayangan dari Allah Bapa, dengan tabiat-Nya, yaitu kasih. Tabiat dari Allah Bapa adalah kasih.

Kolose 3:14-15
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. (3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Di atas segalanya, “kenakanlah kasih” atau berselubungkan matahari. Berarti, kasih Allah sudah seharusnya menjadi pakaian atau tabiat dari gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini.
Manfaatnya; berguna sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan gereja Tuhan, sampai akhirnya membawa kita berada pada pemerintahan Allah kita, yakni hidup dalam damai sejahtera yang abadi.
Jadi, kasih Allah itu akan membawa kita berada pada pemerintahan Allah kita, yakni hidup dalam damai sejahtera yang abadi.

Matius 13:41-42
(13:40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. (13:41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. (13:42) Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya akan dicampakkan ke dalam dapur api neraka, di sana terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Matius 13:43
(13:43) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Allah Bapa. Dan pada saat itulah, kemuliaan dari Allah Bapa menampilkan gereja Tuhan.

Kita bersyukur, hendaklah kasih dari Allah menjadi pakaian atau tabiat dari gereja Tuhan yang akan membawa kita sampai kepada pemerintahan Allah, sehingga kita boleh mengalami damai sejahtera yang abadi, dan pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Selanjutnya, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!

Tentang: “Bulan”
Bulan adalah pribadi kedua dari Allah Trinitas, yaitu Anak Allah. Jadi, bulan merupakan bayangan dari Allah Anak -- dengan kata lain, bayangan dari Yesus, Anak Allah --, dengan tabiat-Nya ialah mengadakan penebusan oleh korban-Nya.

Dalam nubuatan Alkitab, bulan tidak dapat dipisahkan dari tanda darah atau tanda warna merah atau tanda kirmizi.
-       Dalam nubuat Yesaya, kain kirmizi itu terkait dengan pengampunan dosa … Yesaya 1:18.
-       Sedangkan tali kirmizi yang terikat pada jendela Rahab merupakan jaminan keselamatan bagi Rahab dan seisi rumahnya … Yosua 2:18.
Jadi, bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah, jelas menunjuk kepada; pribadi Yesus, Anak Allah, untuk menggenapkan pekerjaan pendamaian terhadap dosa di atas kayu salib.

Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Waktu Yesus mati di kayu salib, Ia berkata: "Sudah selesai." Dalam ejaan lama, dituliskan: “Sudahlah genap.”
Di taman Getsemani, Ia sebagai buah anggur yang diperas, tetapi di atas kayu salib, Ia dipaku dengan cara yang kasar untuk mengerjakan pendamaian.

Pendeknya: Berdiri di atas bulan, menunjuk; gereja Tuhan berdiri di atas pendirian yang teguh dan dalam pendamaian dengan Allah oleh korban Kristus. Inilah pendirian yang benar dari gereja Tuhan; mampu dan kuat menghadapi ujian seperti yang ditulis dalam Injil Matius 7:24-25. Adapun ketiga ujian tersebut:
1.     Turunlah hujan, menunjuk; ujian yang datang dari atas, yakni tipu daya dari penghulu di udara. Perlu untuk diketahui; perjuangan kita bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan penghulu di udara dengan segala tipu dayanya.
2.     Datanglah banjir, menunjuk; ujian dari dosa kenajisan, seperti banjir yang pernah membinasakan (menghabisi) manusia pada zaman Nuh.
3.     Angin melanda rumah itu, menunjuk; ujian dari angin-angin pengajaran palsu oleh permainan palsu dari nabi-nabi palsu dengan segala kelicikan mereka.

Efesus 2:19-21
(2:19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, (2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

Dengan pendirian yang benar, di mana “Kristus Yesus sebagai batu penjuru” -- dengan kata lain; berdiri di atas dasar korban Kristus --, maka “tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun”, gereja Tuhan bertumbuh dan menjadi rapi tersusun, dan akhirnya, “menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan”.

Kita bersyukur karena kehidupan kita ini bagaikan kehidupan yang dibangun di atas dasar yang teguh, sampai akhirnya menjadi bangunan yang tumbuh dan rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus di dalam Tuhan -- menjadi rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam --.

Tentang: “Bintang”
Bintang, jelas menunjuk; guru-guru atau pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan, disebut juga orang yang bijaksana atau orang yang diurapi. Tugas mereka ialah memimpin gereja Tuhan keluar dari kesusahan yang besar.
Kita ini harus mempunyai Kepala untuk memimpin kehidupan kita, sehingga gereja Tuhan yang hidup dalam pimpinan Roh Tuhan akan memperoleh keselamatan. Kehidupan ini tidak mungkin selamat, jika tidak memberi diri untuk dipimpin; oleh sebab itu, harus memberi diri dipimpin untuk segera memperoleh keselamatan, bahkan nanti akan memimpin gereja Tuhan keluar dari kesusahan yang besar. Biarlah kiranya kita semua menjadi suatu kehidupan yang terpimpin.

Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Orang-orang bijaksana menuntun banyak orang kepada kebenaran, seperti bintang-bintang tetap untuk selama-lamanya. Saya meminta dengan sangat, supaya kehidupan kita, sebagai gereja Tuhan, menjadi suatu kehidupan yang terpimpin.

Perlu untuk diketahui: Guru-guru atau pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan yang akan memimpin gereja Tuhan keluar dari kesusahan besar, mereka itu diangkat dan ditetapkan langsung oleh Tuhan, bukan ditetapkan oleh gereja, bukan ditetapkan oleh organisasi.
Jadi, mahkota dari 12 (dua belas) bintang di atas kepala, menunjuk; pemimpin-pemimpin yang diurapi.

Contoh atau bayangan dari 12 (dua belas) rasul atau pemimpin dalam Perjanjian Lama, YANG PERTAMA.
Kita perhatikan Keluaran 15:27, namun terlebih dahulu kita membaca ayat 26.
Keluaran 15:26
(15:26) firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau."

Dari pembacaan ini, saya menyampaikan kepada saudara dengan tegas, bahwa; kehidupan yang terpimpin itu lepas dari perbudakan dosa, lepas dari penyakit mana pun, termasuk dari wabah Corona (Covid-19). Jadilah kehidupan yang terpimpin, berarti;
-       Sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allah.
-       Melakukan apa yang benar di mata-Nya.
-       Memasang telinga kepada perintah-perintah-Nya.
-       Mengikuti segala ketetapan-Nya.

Keluaran 15:27
(15:27) Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.

Akhirnya, sampailah bangsa Israel di Elim, di sana ada:
-       Dua belas mata air.
-       Tujuh puluh pohon korma.

Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Jadilah kehidupan yang terpimpin supaya lepas dari perbudakan dosa, lepas dari segala jenis penyakit apa pun. Jangan sering-sering memberontak, jangan panas hati, jengkel, seperti bangsa Israel, yang mana mereka tidak menemukan air, akhirnya mereka bersungut-sungut kepada Tuhan. Jadilah kehidupan yang terpimpin.

Contoh atau bayangan dari 12 (dua belas) rasul atau pemimpin dalam Perjanjian Lama, YANG KEDUA.
Yosua 3:11-12
(3:11) sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. (3:12) Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku.

Sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu …” Jadilah kehidupan yang terpimpin, sebab pada ayat 11 ini, Tuhan menuntut dan merindukan supaya kehidupan kita seperti bangsa Israel yang mau menjadi suatu kehidupan yang terpimpin dan dipimpin.

Jadi, untuk menyeberang sungai Yordan, mereka harus memilih 12 (dua belas) orang dari tiap-tiap suku, berarti satu orang mewakili satu suku dari 12 (dua belas) suku Israel.

Kita lanjut memperhatikan Yosua 4.
Yosua 4:1-2
(4:1) Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: (4:2) "Pilihlah dari bangsa itu dua belas orang, seorang dari tiap-tiap suku,

Sesudah menyeberangi sungai Yordan, Tuhan berfirman kepada Yosua untuk memilih 12 (dua belas) orang dari bangsa itu, seorang dari tiap-tiap suku.

Kesimpulannya:
-       Keluaran 15:27, menunjuk; gereja hujan awal dengan 12 (dua belas) rasulnya, singkatnya; 12 (dua belas) rasul hujan awal.
-       Yosua 3:12 dan Yosua 4:2, menunjuk; gereja hujan akhir dengan 12 (dua belas) rasulnya, singkatnya; 12 (dua belas) rasul hujan akhir.
Inilah pemimpin-pemimpin yang akan memimpin gereja Tuhan keluar dari kesusahan yang besar. Tuhan sudah memilih pemimpin atau 12 (dua belas) rasul atau 12 murid untuk membawa gereja hujan awal keluar dari kesusahan yang besar.

Efesus 4:9-10
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.

Lewat pengalaman Yesus Kristus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya, Ia memenuhkan segala sesuatu.

Efesus 4:11-13
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Oleh karena kemurahan Tuhan -- mati dan bangkit --, Ia menetapkan atau memberikan lima jabatan, yaitu;
1.     Rasul-rasul
2.     Nabi-nabi
3.     Pemberita-pemberita Injil atau penginjil.
4.     Gembala-gembala
5.     Pengajar-pengajar atau guru.
Tujuannya: Untuk memimpin gereja Tuhan sampai ke tingkat kedewasaan penuh dengan kata lain; sampai kesempurnaannya.

Jadi, jabatan-jabatan itu harus ada di dalam gereja Tuhan untuk memimpin gereja Tuhan keluar dari kesusahan yang besar, sampai dibawa kepada kedewasaan penuh, sampai kesempurnaan.

Kita sudah melihat dengan singkat Wahyu 12:1, “tanda besar di langit”, di mana benda-benda penerang itu sudah menjadi milik dari mempelai perempuan, berarti sudah berada dalam naungan Allah Trinitas, berada dalam kemuliaan Allah sepenuhnya … kita patut bersyukur.

Selanjutnya kita akan memperhatikan Wahyu 12:2.
Wahyu 12:2
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “IA SEDANG MENGANDUNG …
Kalau seorang perempuan mengandung, menunjukkan bahwa ia sudah menikah, dengan lain kata; sudah mempunyai suami. Berarti, pernikahan ini sudah berlangsung hampir genap 10 (sepuluh) bulan.

Kalau kita kaitkan dengan 10 (sepuluh) hukum yang tertulis di dalam dua loh batu, jelas intinya hanya satu, yaitu kasih. Jadi, kasihlah yang mempersatukan mempelai Tuhan, mempelai Laki-Laki maupun mempelai perempuan.
Hal itu dapat dibuktikan;
-       Di dalam kitab Wahyu 19:6-9, berbicara tentang “perjamuan kawin Anak Domba”. Jadi, sudah tergenapi pesta nikah Anak Domba.
-       Lalu pada Wahyu 21:9, “ … Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." Pengantin perempuan adalah isteri dari Anak Domba. Dalam hal ini kita tidak perlu ragu.
Mengapa hal ini harus saya sampaikan demikian rupa? Supaya kita mengetahui dengan pasti, bahwa pernikahan itu benar-benar akan terjadi nanti. Lalu sesudah terjadi pernikahan, kita diangkat betul-betul menjadi isteri yang sah, sebab Yesus adalah Allah dan manusia, dan Dia sudah pernah menjadi manusia. Ketika firman menjadi daging, itu jelas pada saat Maria mengandung dari Roh Kudus. Jadi, pernikahan itu pun akan terjadi.

Wahyu 21:10-11
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Pengantin perempuan disebut juga kota kudus, Yerusalem baru. Adapun letak dari kota kudus ialah di atas gunung yang besar lagi tinggi, jelas ini adalah gunung Sion; berarti, gunung Sion berada pada derajat yang tinggi. Pengantin perempuan, isteri dari Anak Domba, berada pada derajat yang tinggi.
Kemudian, pada ayat 11, kota itu bercahaya kemuliaan Allah, yang digambarkan seperti permata yaspis, jernih seperti kristal.  Kristal = transparan, berarti; luar dalam sama, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.

Kesimpulannya, mempelai perempuan;
-       Berada pada derajat yang tinggi.
-       Penuh dengan kemuliaan Allah.
Kalau kedudukan gereja Tuhan sudah berada pada derajat yang tinggi dan penuh dengan kemuliaan Allah, maka digambarkan dengan “permata yaspis, permata yang paling indah, jernih seperti kristal.”
Biarlah kiranya kita semua pada akhirnya menjadi permata yang paling indah, karena memang Tuhan sedang memimpin kita untuk dibawa ke dalam suatu rencana Allah yang besar, yaitu dibawa pada suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia. Singkatnya; menjadi permata yang paling indah.

Oleh sebab itu, mulai dari sekarang mari kita belajar untuk menjadi suatu kehidupan yang transparan, tampil apa adanya, jujur, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi di tengah ibadah dan pelayanan, dalam situasi kondisi apapun, dan di mana pun kita berada dalam keadaan duduk dan berdiri.
Saya juga ingatkan; kalau melayani Tuhan -- disebut imam --, harus jujur dengan persepuluhan. Jangan sampai tidak ada berita, tiba-tiba milik-Nya Tuhan dicuri tanpa pengakuan. Kehidupan yang semacam ini bukan permata yaspis, bukan permata yang paling indah. Jangan keraskan hati, supaya kita nanti dibawa pada derajat yang tinggi.

Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Setelah mengalami penyucian oleh air dan firman, akhirnya menjadi suatu kehidupan yang bercahaya kemuliaan; jernih seperti kristal.

Jadi, penyucian air dan firman, itulah yang membawa kita sampai kepada kesempurnaan, menjadi suatu kehidupan yang bercahaya kemuliaan, jernih seperti kristal. Sebab itu, setiap kali kita mendengar firman Tuhan, belajar memberi diri untuk disucikan. Jangan bertahan dengan mengeraskan hati masing-masing sebab sekarang ini Tuhan sedang memimpin kehidupan kita untuk dibawa dalam rencana yang indah, yaitu dibawa sampai kepada suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia. Perhatikanlah hal ini dengan baik.

Sekarang kita melihat; ketika kita menjadi pengantin perempuan, isteri dari Anak Domba, di dalam Hosea 2.
Hosea 2:18
(2:18) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.

Tuhan mengatakan dengan jelas: “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya
Pengantin perempuan dijadikan isteri dari Anak Domba untuk selama-lamanya. Jadi, tidak ada istilah isteri dalam nikah siri, tidak ada isteri dalam ikatan yang ada batasannya (isteri kontrak), tetapi dijadikan isteri untuk selama-lamanya, betul-betul berada dalam suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia.
Perhatikanlah pengharapan yang mulia ini, jangan diabaikan begitu saja. Ini bukan pengharapan kosong, tetapi betul-betul Tuhan akan menepati janji-Nya, di mana kita semua dijadikan isteri untuk selama-lamanya.

Kemudian, selain dijadikan isteri untuk selama-lamanya, Ia juga akan menjadikan kita sebagai isteri;
-       Dalam keadilan;
-       Dalam kebenaran;
-       Dalam kasih setia;
-       Dan kasih sayang.
Kalau perkara ini terjadi (berada) dalam nikah, maka sudah pasti bersuasanakan Kerajaan Sorga, damai yang abadi, di mana Kristus memerintah di dalamnya.
Itu adalah sebuah rencana yang sedang Tuhan kerjakan di dalam setiap kehidupan kita masing-masing, ini bukan suatu pengharapan kosong. Oleh sebab itu, biarlah kita sungguh-sungguh memperhatikan firman Tuhan.

Hosea 2:19
(2:19) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.

Sampai pada akhirnya, kita dijadikan sebagai isteri dalam kesetiaan, sehingga kita mengenal Tuhan, luar dalam. Di dalam hubungan semacam ini, maka kita tidak perlu lagi saling mencurigai.
Kalau di dalam nikah; suami belum mengenal isteri atau sebaliknya isteri belum mengenal suami dengan sepenuhnya, maka penuh dengan kecurigaan, akhirnya tidak lepas dari perselisihan, pertengkaran dan lain sebagainya, dengan kata lain; tidak ada suasana sorga, tidak ada rasa damai.
Tetapi di sini kita melihat: “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan”, apa wujudnya? “sehingga engkau akan mengenal TUHAN”, berarti saling mengenal luar dalam, sehingga betul-betul kita merasakan suasana sorga.

Jadi, damai yang mau Tuhan berikan bukanlah damai yang semu, bukan seperti damai yang diberikan oleh dunia; ada uang ada damai, ada harta ada damai, tetapi begitu harta dan uang itu habis, maka habislah semua, bukan damai seperti itu yang mau Tuhan berikan, melainkan damai untuk selama-lamanya.

Itulah sedikit mengenai “ia sedang mengandung”, menunjukkan bahwa; ia sudah bersuami, dan memang pernikahan itu dituliskan dalam Wahyu 19:6-9 dan Wahyu 21:9-11.

Kemudian, berbicara tentang; “Sedang mengandung”, ini sama seperti peti dari Tabut Perjanjian, di mana di dalamnya terkandung 3 (tiga) hal, itulah;
1.     Buli-buli emas berisi manna, itu berbicara tentang IMAN yang permanen.
2.     Tongkat Harun yang bertunas, itu berbicara tentang PENGHARAPAN yang permanen.
3.     Dua loh batu yang bertuliskan 10 (sepuluh) hukum, itu berbicara tentang KASIH Allah yang permanen.

Kita kembali memperhatikan Wahyu 12.
Wahyu 12:2
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

Hal yang selanjutnya kita perhatikan ialah “… DALAM KELUHAN DAN PENDERITAANNYA HENDAK MELAHIRKAN IA BERTERIAK KESAKITAN.”
Penderitaan yang paling hebat yang dialami oleh seorang wanita ialah saat menjelang lahirnya anak atau bayi. Penderitaan semacam ini sudah sampai di leher, berarti kelepasan sudah dekat, kelepasan dari puncak kesusahan sudah dekat.
Tetapi, saat mengalami puncak penderitaan semacam ini, tentu dibutuhkan ketabahan dan ketekunan yang sungguh-sungguh oleh iman dari anak-anak Tuhan.
Perlu untuk diketahui; Puncak penderitaan yang akan kita alami nanti sudah pasti pada masa aniaya antikris.

Sekarang ini, wabah Corona (Covid-19) sedang melanda seluruh dunia, dan ini merupakan ancaman yang serius, sehingga perekonomian juga menjadi lesu, keuangan, pendapatan dan penghasilan juga menurun, sehingga menimbulkan keresahan termasuk ketakutan yang mencekam. Dan akhirnya, banyak berita yang saya dengar dari televisi terjadi pembunuhan akibat kekuatiran akan makan minum, dan kekuatiran akan makan minum itu juga dapat menimbulkan keributan dalam nikah dan rumah tangga. Biasanya, keributan atau percekcokan itu seringkali dipicu oleh keuangan, ekonomi lemah, sehingga menimbulkan terjadi persoalan di atas muka bumi ini. Itu semua akan terjadi dan sedang terjadi, sampai nanti memuncak pada masa aniaya antikris.
Jadi, kesudahan segala sesuatu sudah dekat, dengan tanda adanya wabah Corona (Covid-19), yang menjadi sebuah sinyal bagi kita semua supaya kita bersegera -- bukan lagi berlambat-lambat -- untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, menyerahkan jiwa kita sepenuhnya kepada Tuhan.

Kembali saya sampaikan: Puncak penderitaan yang akan kita alami nanti adalah pada masa aniaya antikris.

Wahyu 13:5-7
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. (13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.

Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat …” Hati-hati, mulut antikris itu penuh dengan kesombongan dan hujat, berarti;
-       Menghujat Allah.
-       Menghujat Kerajaan Allah.
-       Menghujat segala yang terkait di dalam Kerajaan Allah, itulah kegiatan-kegiatan Roh Kudus.

Perhatikan: Antikris diperkenankan untuk melawan orang-orang kudus, bahkan mengalahkan mereka. Atas seijin Tuhan, kepada mereka diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Hati-hati, jangan saudara anggap enteng hal ini. Memang sekarang ini belum sampai kepada puncak kesukaran, tetapi wabah Corona ini sudah harus menjadi sinyal bagi saudara.

Wahyu 13:8
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

Beberapa golongan yang sudah dapat dipastikan untuk binasa:
-       Setiap orang yang sudah menerima cap meterai dari antikris, yaitu 666 (enam ratus ena puluh enam) di tangan kanan atau di dahi;
-       Serta akhirnya mereka yang sujud menyembah antikris itu;
Sudah pasti mereka itu akan binasa. Siapakah mereka itu? Mereka itu adalah orang-orang yang namanya tidak ditulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang disembelih, itulah mereka yang tidak menghargai korban Kristus.

Kita sudah melihat gambaran dari kesukaran dengan tingkat kesukaran yang sangat tinggi, itulah yang disebut puncak kesukaran. Tuhan sudah memperlihatkan itu kepada kita dari ayat 5-8, dan kiranya hal ini dapat dipahami dengan baik. Saya tidak mengancam, tetapi saya ingin memperlihatkan apa yang akan terjadi di kemudian hari, dan pada malam hari ini Tuhan sudah memperlihatkan puncak kesukaran yang akan terjadi itu. Jangan lagi kita bermain-main di dalam beribadah dan melayani Tuhan Yesus.

Oleh sebab itu, barulah kita perhatikan ayat 9-10.
Wahyu 13:9-10
(13:9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! (13:10) Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” Kita semua memiliki sepasang telinga, oleh sebab itu, dengar-dengaranlah. Telinga berguna untuk mendengar apa yang baik, yang benar, yang suci, yang mulia bagi kita.

Lihatlah puncak kesukaran itu; ada yang ditentukan untuk ditawan, ada yang ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, leher digorok oleh pedang antikris. Sebab itu, yang penting di sini adalah ketabahan dan iman orang-orang kudus.
Iman kita harus ditujukan kepada salib, bukan ditujukan kepada perkara lahiriah, bukan ditujukan kepada uang -- sampai akhirnya kita berani mencuri milik-Nya Tuhan, yaitu sepersepuluh, dan tidak berani membawa korban persembahan khusus kepada Tuhan --. Iman kita harus kepada salib, ibadah pelayanan, dengan segala korban-korban yang harus dipersembahkan di dalamnya.

1 Petrus 4:12-13
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. (4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Biarlah kiranya iman kita tertuju kepada salib Kristus supaya nanti akhirnya Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

1 Petrus 4:14-15
(4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. (4:15) Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.

Berbahagialah jika kita menderita karena salib, dan janganlah kita menderita sebagai;
-       Pembunuh = benci kepada sesama.
-       Pencuri  = mengambil milik-Nya Tuhan (sepersepuluh) atau mengambil milik orang lain.
-       Penjahat.
-       Pengacau di tengah ibadah pelayanan.

1 Petrus 4:16
(4:16) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

Iman itu kepada salib, dan jangan malu kalau harus menderita karena salib Kristus.

1 Petrus 4:17
(4:17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai …” Wabah Corona ini merupakan sinyal bahwa penghakiman mulai terjadi tidak lama lagi. “… Dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi.” Jadi, bukan yang di luaran sana, tetapi yang pertama-tama dihakimi adalah rumah Allah.
Tetapi sekalipun demikian, yang terpenting adalah ketabahan dari orang-orang kudus dan iman dari orang-orang kudus. Kita semua harus mengerti hal ini.

“Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?” Kalau penghakiman itu pertama-tama dimulai pada rumah Allah, lalu bagaimana kesudahan dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah, di mana Yesus diberitakan seutuhnya di dalamnya, mulai dari lahir, mati, bangkit, sampai naik kembali ke sorga. Sebab itu, iman itu harus kepada salib, maka yang dibutuhkan selain iman kepada salib adalah ketabahan.
Kalau pun tidak punya apa-apa, jangan mencuri, tetapi tabah saja walaupun tidak punya uang.

1 Petrus 4:18
(4:18) Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?

Kalau orang-orang kudus yang di dalam rumah Tuhan saja hampir-hampir tidak diselamatkan, bagaimana jadinya dengan orang fasik, yaitu orang yang mencuri milik-Nya Tuhan?

1 Petrus 4:19
(4:19) Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.

Mereka yang harus menderita karena salib, biarlah ia menyerahkan segenap jiwanya sepenuhnya, disertai dengan selalu berbuat baik kepada Allah, kepada Tuhan, Sang Khalik.

2 Tesalonika 3:4-5
(3:4) Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. (3:5) Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.

Doa dan kerinduan Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika adalah supaya melakukan apa yang telah dipesankannya. Jangan kita mendengar firman untuk melupakannya, tetapi biarlah kita mendengar firman untuk selanjutnya dilakukan, supaya pada akhirnya Tuhan menujukan hati kita kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.

Jadi, doa Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika adalah supaya hati mereka tertuju kepada:
-       Kasih Allah.
-       Ketabahan Kristus.
Saya juga berdoa untuk diri saya, isteri dan anak saya, juga tanpa terkecuali kepada seluruh sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, baik besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan, supaya hati kita tertuju pada kasih Allah, supaya hati kita tertuju kepada ketabahan Kristus. Jangan hati terpaut dengan yang ada di bawah ini, jangan terpaut dengan uang, supaya kita jangan memilukan hati Tuhan. Sekali saya sampaikan dengan tandas, kiranya hati kita tertuju pada kasih Allah, juga tertuju pada ketabahan Kristus.

Mari kita lihat KETABAHAN KRISTUS.
Ibrani 12:3
(12:3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Mari kita selalu ingat akan Dia, jangan lupakan Dia karena perkara-perkara yang lain. Mengapa harus “ingatlah selalu akan Dia” ? Karena Dia tekun menanggung bantahan yang begitu hebat terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa. Tujuannya ialah supaya kita jangan menjadi lemah dan putus asa.
Oleh sebab itu, ingat dan pandang selalu korban Kristus yang tekun menanggung penderitaan dan bantahan yang hebat sekali, supaya kita jangan menjadi lemah, supaya kita jangan menjadi putus asa. Biarlah kiranya kita jadikan korban Kristus menjadi tolak ukur dari segala aspek atau sendi-sendi kehidupan rohani kita masing-masing.

Tadi kita sudah melihat, bahwa; perempuan itu sudah berada pada derajat yang tinggi dan berada pada kemuliaan Allah yang penuh, dengan kata lain; sudah dilengkapi dengan matahari, bulan dan bintang. Namun sekalipun demikian, perempuan itu masih menderita kesakitan.
Artinya, memang jalan untuk ke sorga ialah harus melewati sengsara, harus melewati jalan yang sempit dan pintu yang sesak, karena lebarlah jalan untuk menuju kebinasaan. Jadi, jalan untuk menuju ke sorga, itu bagaikan pintu yang sesak, jalan yang sempit, berarti; harus melewati sengsara salib untuk menghukum daging.

Ada banyak jalan untuk menuju ke Roma, tetapi jalan untuk ke sorga hanya satu, yaitu sengsara Salib, itulah jalan yang sempit, pintu yang sesak -- tetapi lebarlah jalan untuk menuju kebinasaan --. Oleh sebab itu, jangan biasakan berada di jalan yang lebar, jangan biasakan untuk menina-bobokan daging, jangan biasakan untuk membiarkan daging bersuara dengan leluasa, sebab itu adalah jalan menuju kebinasaan.
Jadi, saudara tidak usah bertanya-tanya seperti kebanyakan orang Kristen yang sudah menerima ajaran tentang teologi kemakmuran, Pengajaran Salib asing bagi mereka, padahal hanya satu jalan untuk menuju ke Sorga, yaitu sengsara salib -- jalan sempit, pintu sesak --. Sekali lagi saya sampaikan; jangan biarkan daging ini dengan leluasa melakukan segala keinginan-keinginannya, yaitu hawa nafsu yang jahat itu.

Kalau kita diajar untuk memikul salib, bersyukur saja. Jangan ngomel, jangan menggerutu, sebab hanya satu jalan menuju ke sorga, tidak ada yang lain, hanya sengsara salib. Kalau kita berada di tengah-tengah kemuliaan Allah, bukan berarti kita tidak mengalami penderitaan, tidak. Harus dan tetap mengalami penderitaan, sebab itu merupakan satu-satunya jalan, tidak ada jalan yang lain.

MEMANG UNTUK IKUT TUHAN ITU SEPERTI MELEWATI JALAN SEMPIT, PINTU SESAK. TIDAK SEDIKIT DI ANTARA KITA MENGUNDURKAN DIRI KARENA TIDAK MAMPU MELEWATI JALAN YANG SEMPIT, PINTU SESAK, TETAPI BAGI KITA YANG MASIH BERTAHAN, INI ADALAH KASIH KARUNIA, KARENA MEMANG KITA ADALAH ORANG BERDOSA YANG SANGAT WAJAR UNTUK MEMIKUL SALIB.

Kisah Para Rasul 14:21-22
(14:21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. (14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Nasihat yang baik adalah bertekun dalam iman. Dan selanjutnya, perlu untuk diketahui; untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, maka gereja harus mengalami banyak sengsara, bukan sedikit sengsara.

Jadi, kalau saudara mengalami banyak sengsara, tidak usah bingung dan bertanya-tanya karena; sengsara satu belum selesai, muncul sengsara dua, lalu muncul sengsara tiga, terus silih berganti, dalam hal ini tidak usah heran. Kalau kita mengalami sengsara; berbahagia, bersukacitalah. Mengapa saya katakan “berbahagia, bersukacitalah” ? Karena itu menunjukkan bahwa kita sekarang berada pada track, jalur yang benar. Sebab itu, sudut pandang kita harus sama seperti sudut pandang dari Kristus Yesus. Jangan berpikir pendek, sebab Kerajaan Sorga itu luas, tidak sependek cara berpikir manusia.

Sekali lagi saya tegaskan: Kalau mengalami banyak sengsara, itu adalah hal yang benar, kita sudah berada pada track, jalur yang benar untuk menuju ke sorga. Itu saja, titik. Tidak usah kita mengeluh, dalam hal ini tidak usah kita banyak bersungut-sungut dan ngomel, apalagi sampai memberontak kepada Tuhan. Tidak usah heran, itu adalah tanda bahwa saudara sudah berada di jalan yang tepat.
Jadi, jangan saudara bahagia ketika berada di jalan yang lebar untuk daging, itu adalah kesalahan, justru seharusnya saudara harus menangis di situ, selagi ada kesempatan; kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar.

Kisah Para Rasul 14:23
(14:23) Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.

Biarlah sidang jemaat berdoa dan berpuasa, supaya Tuhan terus memakai saya dalam pembukaan rahasia firman Tuhan sebagai pemimpin dalam rumah Tuhan, sehingga dari mulut ini keluar pengajaran yang sehat, bukan Theologi kemakmuran. Berdoa dan berpuasa supaya di tengah-tengah ibadah kita ada ajaran sehat yang keluar dari mulut ini.

2 Tesalonika 3:5
(3:5) Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus. (3:6) Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.

Kiranya Tuhan tetap menujukan hati kita masing-masing kepada dua hal, yaitu;
1.     Kasih Allah.
2.     Ketabahan Kristus.
Tetapi selanjutnya ada pesan Rasul Paulus yang harus diperhatikan oleh jemaat di Tesalonika, yaitu supaya bertekun memikul salib, pisahkan diri dari orang yang tidak tekun memikul salib. Jangan mau dihasut dengan orang yang tidak bertekun memikul salib.

Jadi, yang terpenting, seperti pesan dari Rasul Paulus adalah supaya kita tetap bertekun memikul salib. Pekerjaan Tuhan di tengah ibadah pelayanan adalah memikul salib, dan pisahkan diri dari orang yang malas bekerja memikul salib. Manakala engkau dihasut, jangan terima dengan hasutan semacam ini, sebab jika engkau terhilang, maka engkau akan binasa. Perhatikanlah pesan yang baik dan ajaran yang sehat ini.

2 Timotius 3:12
(3:12) Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

Perikop ayat ini adalah “Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan dalam pembacaan Kitab Suci.” Jadi, sesuai dengan perikop yang ada. Hal ini harus kita ketahui; iman itu bertumbuh oleh karena ada aniaya dan senantiasa membaca firman Tuhan. Apa yang sudah ditulis, baca ulang; jangan malas membaca.

Siapa yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya. Jadi, kalau tidak mau menderita aniaya, jangan datang beribadah, sebab setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus, sudah pasti akan menderita aniaya, itu sudah pasti.
Pengikut Kristus harus menderita aniaya. Orang yang mau hidup beribadah, pasti menderita aniaya. Kalau tidak mau menderita aniaya, ya sudah, tinggalkan ibadah dan tinggalkan pelayanan, cari kesenangan dunia, tetapi dengan demikian, ingat; engkau sudah berada di luar jalur yang benar, dengan kata lain berada pada jalur yang menuju kebinasaan.

2 Tesalonika 1:4-5
(1:4) sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: (1:5) suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.

Oleh sebab itu, yang terpenting adalah ketabahan dan iman karena salib, maka nanti Tuhan akan menyatakan keadilan-Nya, karena kita dianggap layak untuk masuk Kerajaan Sorga.

2 Tesalonika 1:6-7
(1:6) Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu (1:7) dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,

Setelah lepas dari penderitaan, lepas dari puncak kesukaran, maka gereja Tuhan akan mengalami suatu kelegaan. Sama seperti seorang wanita; setelah melahirkan, lepas dari puncak kesukarannya, ia mengalami suatu kelegaan yang begitu luar biasa. Demikian pula dengan gereja Tuhan; suatu kali kelak akan berada dalam kemuliaan-Nya bersama dengan malaikat, Tuhan akan memberi kelegaan kepada kita, berarti sudah lepas dari puncak kesukaran.

Jadi, tidak usah heran, mengapa sudah berada di tempat yang tinggi, di tengah kemuliaan -- dengan lain kata dilengkapi matahari, bulan dan bintang --, namun masih menderita kesakitan? Itulah cara Tuhan untuk membawa kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Setelah perempuan itu melahirkan, perempuan itu nanti akan mengalami kelegaan, dan itu akan Tuhan nyatakan sebagai keadilan-Nya kepada kita. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment