KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, April 11, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 09 APRIL 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 09 APRIL 2020

KITAB RUT
(Seri: 87)

Subtema: LUTUT (PENYEMBAHAN) LETAK KEKUATAN

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena kemurahan dari hati Tuhan dalam keadaan situasi yang sulit sekarang ini untuk melangsungkan ibadah, tapi Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Selanjutnya, saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada. Selanjutnya mari kita berdoa, memohon kemurahan Tuhan, supaya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita malam ini.

Segera kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci yaitu kitab Rut.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Perhatikan perkataan: “... Sesudah itu ...” Maksudnya sesudah menerima hasil tuaian yang dibawa oleh Rut dari ladang, selanjutnya berkatalah Naomi kepada Rut menantunya itu.

Adapun perkataan Naomi itu dibagi dalam dua bagian:
Yang pertama: “Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.”
Yang kedua: “Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.”

Selanjutnya, mari kita melihat penjelasan dari dua bagian di atas.
Yang pertama: DIBERKATILAH KIRANYA ORANG ITU OLEH TUHAN.
Perkataan Naomi ini menunjukkan bahwa Naomi telah memberkati Boas dalam doanya. Dengan demikian, Naomi menjadi contoh dalam perkataan, sehingga layak menjadi ibu yang baik bagi Rut menantunya itu.

1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika sama seperti seorang ibu.
Ibu, menunjuk kepada: seorang gembala sidang. Tugas seorang gembala sidang adalah mengasuh dan merawati anaknya.
-       Mengasuh, sama dengan: memberi didikan lewat nasihat firman.
Berarti sekali waktu seorang anak harus menerima teguran dan hajaran. Jangan kita nyaman dengan pemberitaan firman dalam bentuk dongeng nenek-nenek tua, takhayul, dan lain sebagainya.
-       Merawatinya, sama dengan: menyembuhkan dan membalut segala luka (lahir batin), sehingga seorang anak mengalami pemulihan.
Berarti supaya kita boleh mengalami pemulihan kita butuh seorang ibu, itulah gembala sidang, karena tugasnya selain mengasuh juga merawati hidup rohani kita.
Jadi tugas dari seorang gembala sidang adalah mengasuh dan merawati hidup rohani dari sidang jemaat.

1 Tesalonika 2:8-9
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi. (2:9) Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.

Praktek sebagai seorang ibu yang baik, dalam kasih sayang yang besar terhadap sidang jemaat:
-       Rela membagi Injil.
-       Rela membagi hidupnya terhadap sidang jemaat di Tesalonika yang telah dikasihi.
Dengan bukti: dalam usaha dan jerih lelah bekerja siang malam dalam pemberitaan Injil.
Bekerja siang malam, jelas ini tugas dari seorang gembala sidang, yakni berjaga-jaga dalam doa penyembahan terhadap sidang jemaat.
Sebab itu, sidang jemaat harus menghargai segala jerih lelah dari seorang gembala sidang, harus juga menghargai seorang gembala sidang dan menghormatinya, karena gembala sidang siang malam berjaga-jaga terhadap kawanan dombanya yaitu sidang jemaat Tuhan.

1 Tesalonika 2:10
(2:10) Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.

Jemaat di Tesalonika betul-betul menyaksikan kehidupan dari pada Rasul Paulus di dalam pemberitaan Injil itu, yakni; adil dan tak bercacat.

1 Tesalonika 2:11-12
(2:11) Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, (2:12) dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.

Namun dalam kesempatan yang lain, Rasul Paulus tampil sebagai bapa. Tugas dari seorang bapa yaitu:
-       Untuk memberi nasihat.
-       Dan menguatkan hati dari sidang jemaat sebagai anak-anak rohani dari gembala sidang.
Itu tugas dari seorang bapa.

Yang pasti mulut dari seorang ibu dan bapa sangat berarti bagi sidang jemaat sebagai anak rohani, supaya ia hidup sesuai dengan kehendak Allah yang memanggil ke dalam kerajaan dan kemuliaan-Nya.
Singkatnya, mulut dari seorang gembala sidang atau hamba Tuhan di tengah-tengah pengutusannya sangat menentukan masa depan dari sidang jemaat (anak-anak Tuhan).
Kalau mulut hamba Tuhan sibuk berbicara perkara lahiriah sebetulnya mengkhawatirkan dan sangat riskan bagi hidup rohani anak-anak Tuhan (sidang jemaat), termasuk sangat riskan soal masa depannya yaitu keselamatan hidup kekalnya.

Dampak positif jika di mulut seorang hamba Tuhan ada kebenaran:
Maleakhi 2:6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Jikalau pengajaran yang benar ada dalam mulut seorang hamba Tuhan maka banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Kesalahan itu banyak; baik itu dosa kejahatan, maupun dosa kenajisan dan kefasikan-kefasikan yang lain, akan beralih atau akan berbalik dari situ jikalau memang pengajaran yang benar ada dalam mulut seorang hamba Tuhan tersebut.

Selanjutnya, tanda pengajaran yang benar ada dalam mulut seorang hamba Tuhan:
1.     Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
Memang seorang hamba Tuhan tidak boleh curang dalam perkataan, apalagi berdusta tidak boleh.
2.     Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Tuhan.
Dalam damai sejahtera, berarti: tidak ngomel, tidak bersungut-sungut di dalam menyangkal dirinya dan memikul salibnya.
Dengan contoh teladan yang demikian dari seorang hamba Tuhan, maka banyak orang berbalik dari kesalahannya.

Maleakhi 2:7
(2:7) Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.

Singkatnya, jika bibir seorang imam atau hamba Tuhan betul-betul memelihara pengetahuan maka orang akan mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah hamba Tuhan yang diutus oleh Tuhan.

Saudara, saya merindu dan terus berjuang untuk memelihara pengetahuan, sehingga mulut dan bibir ini selalu terucap pengajaran dari Tuhan, maka nanti banyak orang mencari pengajaran dari mulut seorang hamba Tuhan yang senantiasa memelihara pengetahuan.
Maka seorang hamba Tuhan harus banyak belajar dari sengsara salib. Dengan banyak belajar maka hamba Tuhan -- seorang imam, pelayan Tuhan -- mempunyai pengetahuan. Ini harus dipelihara dengan baik.
Sebab itu seorang hamba Tuhan, pelayan Tuhan, tidak boleh bersungut-sungut, ngomel di dalam menyangkal dan memikul salibnya. Hanya dengan satu cara itulah kita memelihara pengetahuan.

Lebih jauh tentang mulut yang memelihara pengetahuan.
Amsal 10:11a, 13a, 31a, 32a
(10:11) Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. (10:13) Di bibir orang berpengertian terdapat hikmat, tetapi pentung tersedia bagi punggung orang yang tidak berakal budi. (10:31) Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang akan dikerat. (10:32) Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.

Kesimpulan tentang mulut dan bibir dari seorang hamba Tuhan:
-       ngetahuan sehingga mulut bibir ini selalu terucap pengajaran dari TuhaMulut orang benar adalah sumber kehidupan.
Mengapa demikian? Karena mulut orang benar mengeluarkan hikmat.
-       mengapada demikian? Di bibir orang berpengertian terdapat hikmat.
      Mengapa demikian? Sebab bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan hati Tuhan dan hati sesama.

Mazmur 37:30-31
(37:30) Mulut orang benar mengucapkan hikmat, dan lidahnya mengatakan hukum; (37:31) Taurat Allahnya ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidak goyah.

Mulut orang benar mengucapkan hikmat dan lidahnya mengatakan hukum. Adapun tanda-tanda hamba Tuhan yang demikian:
-       Taurat Allah atau hukum Allah ada dalam hatinya.
-       Langkah-langkahnya tidak goyah, menunjuk kepada: orang yang pasti di dalam hal mengikuti Tuhan.

Sebagai contoh:
2 Timotius 1:11-12
(1:11) Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. (1:12) Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

Untuk memberitakan Injil, Paulus telah ditetapkan atau dipercayakan:
1.     Sebagai penginjil.
2.     Sebagai rasul.
3.     Sebagai guru.
Dan untuk panggilannya itu Rasul Paulus rela menderita tetapi ia tidak malu. Mengapa demikian? Jawabnya, karena ia tahu kepada siapa ia (Rasul Paulus) percaya.
Jelas ini menunjukkan langkah-langkah yang tidak goyah, berarti mengikuti Tuhan di dalam kepastian.

Tidak sedikit orang Kristen malu saat menyangkal diri dan memikul salibnya, malu saat merendahkan dirinya di hadapan orang. Sekarang ini banyak anak-anak malu merendahkan dirinya kepada orang tuanya.
Tetapi Rasul Paulus ia tidak malu sekalipun ia menderita, karena ia tahu kepada siapa ia harus percaya. Jelas ini menunjuk kepada langkah-langkah yang tidak goyah, dengan lain kata mengikuti Tuhan dalam kepastian.

Kemudian Rasul Paulus yakin bahwa Tuhan berkuasa memeliharakan apa yang dipercayakan Tuhan kepadanya sampai kedatangan Tuhan kembali. Singkatnya, Rasul Paulus adalah utusan Tuhan semesta alam.

2 Timotius 1:13
(1:13) Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

Kesimpulannya dari ayat-ayat di atas yang sudah kita baca, ternyata Paulus adalah gambaran dari seorang ibu, yang layak untuk menjadi contoh teladan.
Mengapa demikian? Karena dari mulut Rasul Paulus keluar ajaran sehat dan selayaknya untuk dilakukan:
-       Dalam iman.
-       Dalam kasih.
-       Dalam Kristus, sama dengan: pengharapan.

Kita kembali untuk memperhatikan lebih jauh lagi, tentang perkataan Naomi pada bagian yang pertama tadi. Untuk itu kita kembali membaca ...
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Naomi berkata kepada Rut menantunya itu: “...Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN...”
Singkatnya, dalam ucapannya Naomi memberkati orang yang telah memberkati Rut.

Contoh diberkati untuk memberkati:
Kejadian 12:1-2
(12:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (12:2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.

Singkatnya, Tuhan memanggil sekaligus membuat Abram menjadi:
-       Bangsa yang besar.
-       Diberkati.
-       Membuat namanya masyhur.
-       Menjadi berkat.

Kejadian 12:3
(12:3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Tuhan akan memberkati orang yang memberkati Abram, hal ini akan terjadi dari pihak Tuhan.
Sedangkan dari pihak Abram, dengan segenap hatinya menghargai panggilannya.

Hal yang senada juga akan kita alami, dengan catatan mau menghargai panggilan-Nya, melayani Tuhan sesuai dengan karunia jabatan, itu panggilan yang harus kita hargai dari Tuhan. Sama seperti Paulus rela menderita demi pemberitaan Injil.
Berarti pembelaan dan penyertaan Tuhan nyata:
-       Bagi hamba-hamba Tuhan yang mau menghargai panggilannya.
-       Bagi anak-anak Tuhan yang mau menghargai ibadah dan pelayanannya.

Kejadian 27:27-29
(27:27) Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. (27:28) Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. (27:29) Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."

Berkat dari hak kesulungan yang diperoleh Yakub dari Tuhan, yakni Allah akan memberikan kepada Yakub:
Bagian yang pertama:
-       Embun yang dari langit = pengurapan yang penuh dari Allah.
-       Tanah-tanah gemuk di bumi = lemah lembut dan rendah hati.
-       Gandum yang berlimpah-limpah, menunjuk kepada: pembukaan rahasia firman Allah.
-       Anggur yang berlimpah-limpah, menunjuk kepada: sukacita sorga = kasih yang berlimpah-limpah.
Sukacita di bumi ini sifatnya tidak kekal; habis uang habis sukacita, habis harta habis sukacita. Tetapi sukacita sorgawi, itulah kasih yang berlimpah-limpah tidak berkesudahan.

Bagian yang kedua:
-       Bangsa-bangsa takluk kepadanya.
-       Suku-suku bangsa akan sujud kepadanya.
-       Jadilah tuan atas saudara-saudaranya.
-       Saudara-saudara (seibu) akan sujud kepadanya.
-       Siapa yang mengutuk Yakub, terkutuklah ia, sebaliknya siapa yang memberkati Yakub, diberkatilah ia.
Sedangkan Yakub berganti nama menjadi Israel.

Sebelum kita lihat penguraian yang lebih jauh, kita akan membaca:
Kejadian 27:30
(27:30) Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu.

Jadi berkat yang telah diterima oleh Abraham juga turun kepada Yakub, oleh Ishak. Sebab Ishak adalah anak janji.
Jadi Ishak berhak menurunkan janji berkat kepada anaknya Yakub, seperti yang dijanjikan Tuhan Allah kepada Abraham.

Pernyataan tentang janji tidak disampaikan kepada Ishak, tetapi sekalipun demikian Ishak itu adalah anak janji. Itu sebabnya Ishak berhak menurunan berkat yang sama kepada Yakub anaknya seperti yang dijanjikan Tuhan Allah kepada Abraham.
Ishak, itu menunjuk kepada: anak janji.

Tetapi yang pasti salah satu berkat dari hak kesulungan yang diterima oleh Yakub adalah siapa yang memberkati engkau, diberkatilah dia.
Saudara, tadi Naomi memberkati Boas setelah ia menerima tuaian dari ladang  kepada Yakub, oleh Ishak. Srunia jabatan, itu panggilan yang harus kita hargai dari Tuhan.yang dibawa oleh Rut. Naomi memberkati Boas dalam ucapan dan doanya.

Perhatikan baik-baik, siapa yang memberkati pekerjaan Tuhan dan memperhatikannya, maka dia akan diberkati.
Maka kita bersyukur, sidang jemaat tidak boleh berhenti berdoa, harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu mendoakan, supaya di mulut saya ini terdapat kebenaran dan mulut ini selalu memelihara pengertian dan pengetahuan supaya akhirnya nanti bangsa-bangsa dan suku bangsa mencari pengajaran yang dipercayakan oleh Tuhan.
Sebab itu, jangan kita ngomel, bersungut-sungut manakala Tuhan taruh satu tanggung jawab di pundak kita, dari situ kita banyak belajar untuk lantas memperoleh pengetahuan. Biarlah bibir ini memelihara pengetahuan, doakan terus.

Selanjutnya mari kita memperhatikan atau menyimak, peristiwa pada saat Yakub menerima hak kesulungan itu. Suatu peristiwa yang tidak boleh kita lewatkan, peristiwa yang sangat bersejarah ini sangat berarti dan berharga bagi hidup rohani kita di hari-hari terakhir ini.

Kejadian 25:29-34
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. (25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Singkatnya, Esau menjual hak kesulungannya kepada Yakub adiknya hanya demi sepiring kacang merah.

APAKAH HAK KESULUNGAN ITU??
Sejenak kita melihat hal itu, di dalam ...
Keluaran 4:22-23
(4:22) Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; (4:23) sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."

Yakub yang berganti nama menjadi Israel diakui langsung oleh Tuhan sebagai anak sulung.
Tanda hak kesulungan: ibadah dan pelayanan. Sebab itu marilah kita beribadah dan melayani kepada Tuhan, itu tanda hak kesulungan.

Kalau kita tidak menghargai ibadah dan pelayanan sama seperti orang Mesir mengalami kematian dari anak sulung mereka sampai anak sulung binatang. Tidak menjadi anak sulung kalau tidak menghargai ibadah dan pelayanan, jadilah anak-anak sulung.
Berarti menjual hak kesulungan demi sepiring kacang merah, setara dengan memandang ringan ibadah dan pelayanan (Hak Kesulungan).
Singkatnya, Esau menjual yang rohani demi yang jasmani. Sedangkan, Yakub menjual yang jasmani demi yang rohani. Dua anak kembar, tetapi perilaku mereka sungguh berbanding terbalik.
Dalam hal ini sikap Yakub, yaitu menjual yang jasmani demi yang rohani, menunjukkan bahwa Yakub memiliki pandangan rohani atau pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan.

Kalau orang Kristen lebih mengutamakan yang lahiriah, perkara jasmani yang di bawah ini dari pada yang rohani (itulah hak kesulungan atau ibadah dan pelayanan), menunjukkan bahwa ia tidak memiliki pandangan rohani selain memiliki pandangan yang di bawah (pendek), tidak memiliki pandangan yang jauh, yakni; pandangan nubuatan.
Pendek cara berpikirnya dan tentu mudah untuk dipengaruhi oleh hal yang tak suci, itu sudah pasti. Dengan lain kata, mudah dan hanyut dibawa oleh arus dunia ini.
Sedangkan sasaran dari pandangan yang rohani adalah yang tak kelihatan.

2 Korintus 4:16-18
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. (4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. (4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Rasul Paulus memiliki pandangan yang rohani yaitu memandang jauh ke depan, dengan lain kata memandang apa yang tak kelihatan, itulah kerajaan kekal.

Tanda memiliki pandangan rohani:
1.     Tidak tawar hati, sama dengan: kuat dan teguh hati dalam menghadapi segala pencobaan dan menghadapi segala pergumulan-pergumulan di bumi ini.
2.     Rela menderita untuk penderitaan sesaat atau penderitaan ringan demi kemuliaan kekal.
Kita harus belajar dari sini supaya kita memiliki pandangan rohani.

Lebih jauh kita melihat perihal Yakub.
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Selanjutnya, PERBEDAAN ESAU dan YAKUB, dari sisi Esau:
-       Esau adalah seorang yang pandai berburu daging.
-       Seorang yang suka tinggal di padang.
Saudara, hari-hari ini jelas hari-hari yang terakhir bukan? Oleh sebab itu jangan kita sibuk hanya berburu daging seperti Esau. Waktu yang tersisa tinggal sedikit (singkat), mari kita pergunakan dan manfaatkan dengan baik. Jangan malah sibuk berburu daging apalagi kita sudah melihat tanda-tanda yang jelas dari Tuhan dari sorga. Sekarang dunia ini sedang dilanda wabah corona atau virus COVID-19, itu sebuah tanda, sinyal yang baik untuk memanfaatkan waktu yang singkat, jangan lagi sibuk berburu daging.

Kemudian tempat bagi orang yang sibuk berburu daging ialah tinggal di padang. Berarti jauh dari kemurahan, jauh dari pemeliharaan Tuhan.
Padang, menunjuk kepada: dunia dengan segala sesuatu yang terdapat di dalamnya, antara lain:
1.     Keinginan daging.
2.     Keinginan mata.
3.     Keangkuhan hidup.
Itulah pribadi Esau secara singkat, karena kita harus fokus memperhatikan perihal Yakub.

Sebaliknya Yakub adalah seorang yang:
-       Tenang.
-       Suka tinggal di kemah.

Mari kita simak dua perkara di atas tentang Yakub.
Tentang: Seorang yang tenang.
1 Petrus 4:7
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

Perikop pada ayat ini adalah: hidup orang Kristen.
Seperti apa hidup orang Kristen yang sejatinya di hari-hari terakhir ini?? Jawabnya: Jadilah tenang.

Tenang, menunjuk kepada: orang yang dapat menguasai dan mengendalikan dirinya. Berarti tidak liar seperti Esau, sibuk berburu daging di dunia ini.
Kelebihan dari orang yang tenang adalah dapat berdoa.
Kalau ada kabar berita jangan cepat-cepat terganggu atau kacau, tenang saja supaya dapat berdoa.

Saya sudah sampaikan ketika saya masih mengajar SD, SLTP, SLTA, adapun tingkatan doa ialah:
1.     Doa permohonan, berarti memohon segala sesuatu yang diinginkan oleh seseorang kepada Tuhan.
2.     Meningkat kepada, doa syafaat, berarti bukan lagi mendoakan kepentingan diri, tetapi kepentingan orang lain.
3.     Meningkat lebih tinggi lagi, doa syukur, artinya: mau susah atau senang tetap bersyukur.
Bukan kepentingan diri lagi tetapi mengucap syukur dalam segala hal dalam suka maupun duka.
Jadi mengucap syukur bukan hanya pada saat menerima berkat-berkat lahiriah, tetapi juga dalam memikul salib juga tetap mengucap syukur di hadapan Tuhan. Karena itu adalah tempat kita belajar di hadapan Tuhan, sehingga olehnya  kita memperoleh pengetahuan dari Tuhan.
4.     Puncaknya, doa penyembahan.
Doa penyembahan adalah tingkatan yang terakhir atau puncak dari doa.
Kemudian penyembahan berarti penyerahan diri sepenuh kepada Allah.
Mengapa kita harus hidup dalam doa penyembahan? Sebab kesudahan segala sesuatu sudah dekat, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, tanda-tanda zaman sudah nyata.
Dengan wabah corona menyebar seantero dunia, ini merupakan tanda bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat.
Sebab itu, jadilah tenang dan hiduplah dalam doa penyembahan.

Yesaya 30:15
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatan kita.
Singkatnya, letak kekuatan kita adalah dalam tinggal tenang dan percaya, sama dengan: doa penyembahan.
Jadi lutut adalah kekuatan kita, jangan tinggalkan jam-jam doa sebab itu adalah kekuatan kita.

Mulai dari sekarang, karena kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi atau hari-hari ini adalah hari-hari terakhir mari kita mengandalkan lutut, itulah kekuatan kita.
Doa penyembahan adalah kekuatan kita jangan tinggalkan jam-jam doa, tetap berlutut untuk menantikan kedatangan Tuhan. Apalagi seorang imam tidak boleh banyak tidur, tidur, tidur, tidur, tidak ada waktu jam doa penyembahan, tidak ada kekuatan untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Sebagai contoh:
Daniel 3:1
(3:1) Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel.

Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta. Dan semua orang harus menyembah kepada patung itu.

Saudara, di atas tadi sudah saya katakan hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir. Kalau hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir berarti pergumulan di hari-hari ini sudah tidak sama lagi dengan pergumulan pada beberapa puluh tahun yang lalu. Pergumulan sekarang sudah jauh lebih berat dari tahun-tahun yang lalu. Maka kalau kita tidak segera berlutut di ujung kaki Tuhan, kalau kita tidak hidup dalam doa penyembahan, maka kita tidak tertutup kemungkinan gereja Tuhan akan hanyut oleh arus dunia, akan terbawa arus sampai akhirnya dikuasi oleh antikris.

Kita baca dahulu ...
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Singkatnya, binatang yang keluar dari dalam laut menunjuk kepada antikris.
Adapun wujudnya:
-       Bertanduk sepuluh.
-       Berkepala tujuh.
-       Dan sepuluh mahkota di atas kepala.
Maka, 10 + 7 + 10 = 27, seakan-akan menceritakan pribadi Yesus di dalam empat Injil. Perjanjian baru itu seluruhnya 27 kitab.
Tetapi ternyata pada kepalanya tertulis nama-nama hujat, artinya: tidak menghargai ibadah dan pelayanan, menghujat kegiatan-kegiatan roh. Itulah yang disebut antikris.

Tetapi siasat dari setan tidak berhenti, kita lihat ayat 12 sampai dengan ayat 14.
Wahyu 13:12-14
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. (13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.

Tetapi di sini kita melihat, setan tidak habis akal, setan tetap memperdayakan nabi-nabi palsu untuk melanjutkan pekerjaan dari binatang yang pertama itulah antikris, dengan mengadakan banyak tanda-tanda dan mujizat, bahkan bila perlu mereka menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. Sehingga dengan satu tujuan untuk menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda tersebut.

Setelah penduduk bumi disesatkan akhirnya dengan mudahnya nabi palsu ini memerintahkan kepada penduduk bumi untuk mendirikan patung. Tujuannya: untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup kembali.

Jadi dunia dengan arusnya ini jelas untuk menghanyutkan hidup rohani anak-anak Tuhan, sampai pada akhirnya juga nabi-nabi akan berusaha untuk menyesatkan orang-orang yang diam di bumi dengan jalan mengadakan tanda-tanda heran, tanda-tanda yang dahsyat, bahkan menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
Selanjutnya binatang ini akan mendirikan patung, lalu orang-orang yang diam di bumi akan sujud menyembah patung, dengan satu tujuan untuk menghormati binatang yang pertama itulah antikris, bukan menyembah kepada Tuhan.
Itu sebabnya kalau memang hari-hari ini adalah hari-hari terakhir sudah secepat mungkin kita mengambil tindakan yaitu; untuk hidup dalam doa penyembahan. Dunia hidup dengan segala hiruk pikuknya, dengan segala kesibukan yang ada di bumi, kemudian dunia juga sibuk dengan wabah corona. Tetapi anak Tuhan harus hidup dalam tenang, harus hidup dalam doa penyembahan, segera berlutut di kaki salib itu letak kekuatan kita. Alkitab tidak pernah salah.

Wahyu 13:15
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.

Patung binatang itu dapat berbicara, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang yang tidak menyembah patung binatang itu dibunuh.
Tetapi mereka yang hidup tenang dan hidup dalam doa penyembahan akan terluput dari pembinasa keji, ini letak kekuatan kita.

Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Dan akhirnya semua orang tanpa terkecuali diberi tanda pada tangan kanan atau pada dahi mereka, sebagai cap meterai dengan tanda enam ratus enam puluh enam (666).
Mereka yang sudah menerima tanda, itulah cap meterai dari antikris, bebas menjual dan bebas membeli.
Singkatnya, roh antikris itu adalah roh jual beli. Itulah roh Esau, menjual hak kesulungan demi yang lahiriah/jasmani.

Tetapi di sini dikatakan: “...barangsiapa yang bijaksana...” itu jelas menunjuk kepada orang yang hidup tenang, hidup dalam penyembahan.
Orang yang hidup dalam penyembahan adalah orang yang dapat menghitung bilangan dari binatang itu.
Sekarang ini kita dapat menghitung bilangan binatang itu, kita mengetahui pergerakan dari pada pekerjaan antikris. Jadi orang yang hidup tenang, orang yang hidup dalam penyembahan, dengan kata lain adalah orang yang bijaksana yang dapat menghitung bilangan binatang itu. Sebab itu jangan memandang ringan hak kesulungan.

Daniel 3:2-3
(3:2) Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu. (3:3) Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.

Antikris itu datang dari kalangan pemerintahan, bekerja sama dengan nabi-nabi palsu.

Jadi tritunggal dari setan itu:
1.     Naga.
2.     Antikris.
3.     Nabi-nabi palsu.
Jadi antikris itu datang dari gereja tetapi juga bekerja sama dengan pemerintahan di seluruh bangsa-bangsa ini. Jadi satu kali nanti bangsa-bangsa akan bekerja sama di dalam hal globalisasi.
Tetapi kita sekarang berusaha untuk hidup tenang, hidup dalam doa penyembahan, senantiasa berlutut di ujung kaki salib Tuhan, disitulah letak kekuatan dari orang-orang yang bijaksana, orang-orang yang dapat menghitung bilangan nama binatang itu.

Jadi, kalau seseorang malas menyembah, dia tidak punya kekuatan. Contoh, orang yang sibuk berburu daging, rohaninya liar tidak tenang, orang semacam ini tidak punya kekuatan.
Jelas ibadah dan pelayanan ini seharga dengan setetes darah salib Kristus.

Daniel 3:4-5
(3:4) Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: "Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa: (3:5) demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu;

Penyembahan terhadap patung emas itu diawali dengan suara bunyi-bunyian antara lain bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam, dan berbagai jenis bunyi-bunyian. Jelas ini alat musik yang dapat mengikuti irama.

Antikris dan nabi palsu dapat mengikuti irama-irama pelayanan kepada Tuhan, sebab itu antikris dan nabi palsu ini begitu gesit dan tangkas, nyaris manusia tidak dapat menebak sepak terjangnya, cara kerjanya, jikalau tidak hidup dalam penyembahan.
Kalau hanya mengandalkan kekuatan manusia dunia, kita akan hanyut dan tenggelam dalam arus dunia sampai kepada arus antikris.
Dari sini kita bisa melihat betapa gesit dan tangkasnya mereka, begitu cekatannya mereka dalam hal mengikuti irama di dalam hal melayani Tuhan di tengah-tengah setiap ibadah.

Kita akan melihat, bagian dari mereka yang hidup dalam tenang, hidup dalam penyembahan ...
Daniel 3:10-14
(3:10) Tuanku raja telah mengeluarkan titah, bahwa setiap orang yang mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, harus sujud menyembah patung emas itu, (3:11) dan bahwa siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. (3:12) Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan." (3:13) Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja, (3:14) berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?

Di atas tadi sudah saya sampaikan, alat musik yang dapat mengikuti irama, dapat menyerupai pelayanan kepada Tuhan. Tetapi, jikalau hanya dengan mengandalkan kekuatan dan kepintaran manusia daging tidak bisa.
Sebab itu semakin hari kita semakin menyerah untuk taat kepada Tuhan, itulah penyembahan.

Sekalipun titah raja telah dikeluarkan, yaitu setelah mendengarkan suara nyanyian dari musik di atas tadi, maka setiap orang kecil, besar, tua, muda, hamba dan merdeka, tanpa terkecuali, harus sujud menyembah kepada patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta.

Saudara, sekalipun dunia ini sibuk dengan hiruk pikuk, sibuk berburu daging, tetapi kita harus sibuk untuk hidup di dalam penyembahan, seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.
Kita berdoa atas seisi rumah kita masing-masing, keluarga kita yang jauh dan dekat, supaya mereka jangan mengikuti hiruk pikuk dunia, jangan sibuk dengan berburu daging. Doakan jiwa mereka, jangan hidup dalam penyembahan yang tidak jelas, sebab yang ada ini nanti akan berlalu.

Sadrakh, Mesakh dan Abednego sekalipun dilemparkan ke dalam perapian yang sangat panas sebagai konsekuensi tidak menyembah patung itu, namun Sadrakh, Mesakh dan Abednego tetap hidup dalam doa penyembahan kepada  Tuhan Allah yang hidup, tidak ikut hiruk pikuk dunia, tidak sibuk dengan berburu daging seperti manusia duniawi yang hidup di dunia ini.
Itu doa saya kepada seluruh sidang jemaat, supaya sidang jemaat jangan mengikuti hiruk pikuk dunia ini, jangan sibuk berburu daging, yang ada ini akan berlalu nanti. Apapun konsekuensi dari bangsa-bangsa yang sifatnya mengglobalisasi.

Daniel 3:22-25
(3:22) Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas. (3:23) Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat. (3:24) Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!" (3:25) Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tidak sujud menyembah kepada patung yang didirikan oleh Nebukadnezar. Akhirnya mereka dilemparkan ke dalam api yang dipanaskan tujuh kali lebih panas dari dapur api manapun. Sehingga orang yang melemparkan ketiganya itu (Sadrakh, Mesakh, dan Abednego) binasa (mati) terbakar api. Tetapi mereka (Sadrakh, Mesakh, dan Abednego) tidak terluka bakar sedikitpun. Menunjukkan bahwa lutut atau doa penyembahan merupakan kekuatan kita di hari-hari terakhir ini. Apapun konsekuensinya, bagaimanapun amarah dan geramnya dunia ini, lutut atau penyembahan jelas kekuatan kita.

Kemudian di dalam perapian itu terlihat ada empat orang bukan saja tiga orang, bahkan orang yang keempat rupanya seperti Anak Dewa. Dulu disebut Anak Dewa, sekarang disebut Anak Allah.
Siapa namanya? Yaitu Yesus Tuhan dan Juruselamat, Dia ada di dalam keadaan apapun, dalam keadaan sulit, dalam menghadapi segala persoalan Yesus ada.

Daniel 3:15-18
(3:15) Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" (3:16) Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. (3:17) Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; (3:18) tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

Ditolong atau tidak ditolong oleh manusia, namun kita tidak perlu sibuk memberi tanggapan, yang penting hiduplah dalam penyembahan yang benar dihadapan Allah.

Ditolong atau tidak ditolong, hati kita kekeh untuk tetap menyembah Tuhan. Jangan tergiur dengan tawaran dunia.
Yang sudah melayani Tuhan jangan nanti karena tawaran dari luar negeri, tawaran dari mana-mana, tinggalkan ibadah dan pelayanan, habislah nanti hidup rohanimu.
Ditolong atau tidak ditolong oleh dunia dan manusia, kita tidak perlu khawatir, yang terpenting hidup dalam penyembahan yang benar.

Kita bersyukur Anak Allah Yesus namanya, Dia ada manakala kita dalam kesusahan, dalam segala waktu Dia ada untuk kita, Dia selalu bersama dengan kita. Tidak usah tergiur dengan tawaran dunia.

Daniel 3:29
(3:29) Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."

Satu kali nanti akan terjadi aniaya dari antikris, kepala akan dipenggal, bagi mereka yang kerohaniannya tidak sampai kepada puncaknya (penyembahan) dan sebagian lagi diinjak-injak seperti timbunan puing, debu diinjak-injak.

Jadi penyembahan sudah menjadi harga mati, mungkin selamat tetapi kepala dipenggal. Hal itu jangan sampai terjadi. 
Yang kita kejar saat ini lewat Pengajaran Mempelai adalah sayap burung nazar, itulah penyembahan yang besar. Sayap burung nazar yang besar terbang tinggi bagaikan asap dupa kemenyan naik tinggi di hadapan Tuhan.
Tidak sampai kepada penyembahan tidak dapat sayap burung tetapi dipenggal, yang anehnya lagi ada diinjak-injak dan binasa. Kalau kepala digorok namun selamat masih bersyukur, tetapi yang kita kejar adalah doa penyembahan, sayap burung nazar.

Daniel 3:30
(3:30) Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.

Sampai nanti Tuhan tinggikan kita di kerajaan-Nya yang kekal.

Demikian juga dengan Daniel dia tetap berlutut menyembah Allah.
Daniel 6:10-11
(6:10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. (6:11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

Demikian juga Daniel tiga kali sehari ia berlutut dan berdoa serta memuji Allah, dan itu merupakan kebiasaan, bukan suatu aturan tetapi sudah menjadi kebiasaan, sudah menjadi kerinduan yang mendalam (tabiat). Sekalipun ada larangan dalam waktu tiga puluh hari, setiap orang tidak boleh menyembah Allahnya.

Daniel 6:8
(6:8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.

Setiap orang dilarang untuk menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada raja Darius. Tetapi mendengar titah ini Daniel tidak menjadi surut hatinya, ia tetap berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, tiga kali sehari.
Dan oleh karena Daniel melanggar titah raja yang dikeluarkan, maka Daniel dilemparkan ke gua singa.

Tetapi kita lihat, APAKAH LUTUT ATAU PENYEMBAHAN TERDAPAT KEKUATAN??
Daniel 6:20-23
(6:20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; (6:21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?" (6:22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu! (6:23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."

Kalau kita hidup dalam penyembahan yang benar, perlu untuk diketahui kita tidak bersalah kepada pemerintahan dunia teramat lebih kepada Tuhan. Tetapi sekalipun dilemparkan ke dalam gua singa, Tuhan membela Daniel, Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa.

Dalam 1 Petrus 5:8, singa mengaum-ngaum mencari mangsa yang dapat ditelannya, sudah jelas itu suara palsu dari nabi-nabi palsu dan antikris.
Tuhan bela kita semua, Tuhan bela dari antikris, Tuhan bela dari nabi-nabi palsu. Jelas penyembahan adalah kekuatan, maka penyembahan di hari-hari terakhir ini sudah menjadi harga mati.
Kita berdoa supaya Tuhan bukakan kembali rahasia firmannya, tentang Yakub suka tinggal di kemah.

Diberkatilah orang yang memberkati, diberkatilah dia seperti Naomi contoh gembala yang baik.
Jangan bermain-main, jangan buat nyawamu seperti nyawa binatang yang hidup untuk dimusnahkan, disembelih nantinya, dipenggal dan diinjak-injak seperti puing-puing timbunan.
Berdoalah kepada seisi rumah, berdoalah kepada keluarga masing-masing dan menjadi tenang (hidup dalam penyembahan), tidak turut dunia.
Jangan egois lagi, doakan keluarga kita masing-masing, dimulai dari seisi rumah dan keluarga yang jauh dan yang dekat.

Kami bersyukur kepada firman Allah yang rahasianya dibukakan, siapa kami ini, Engkau jadikan biji mata-Mu? Perhatian-Mu tertuju kepada kumpulan kecil di tiap-tiap sektor, nyata lewat pembukaan firman-Mu Tuhan.
Engkau khususkan kami, dalam masa sulit tetap Engkau perhatikan. Anak Dewa, Anak Allah, Yesus namanya, senantiasa menyertai dimana kami ada, dimana kami ada di situ Tuhan ada, terimakasih Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment