KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, April 1, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 31 MARET 2020



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 31 MARET 2020


KITAB KOLOSE
(Seri: 90)

Subtema: BERPADANAN DENGAN PANGGILAN KUDUS

Shalom.
Salam sejahtera bagi kita semua; oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diberi kesempatan untuk berada dalam perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan. Dan saya tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja, Dialah Penyelamat tubuh. Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana keadaan dunia sudah rusak seiring rusaknya kelakuan manusia, tetapi firman Allah berkata: Tuhan akan membinasakan orang-orang yang merusakkan bumi.
Dan tidak lupa juga saya menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti live streaming Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Segera kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Bagian A dari ayat 15 ini ialah: “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu …” Biarlah kiranya itu nyata dalam setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, baik di dalam;
-       Nikah yang terkecil, itulah rumah tangga.
-       Nikah yang lebih besar, itulah di dalam penggembalaan ini.
-       Sampai kepada nikah yang sempurna, yaitu kafir dan Israel masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Kalau kita menjadi “satu”, berarti “sempurna”, dengan lain kata; kelak dipermuliakan bersama dengan Dia.

Selanjutnya bagian B dari ayat 15 ialah: “… Karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.
Perlu untuk kita ketahui:
-       Kerinduan atau dambaan Yesus, Anak Allah, ialah supaya kita menjadi satu dan terpelihara. Hal itu menjadi suatu permohonan yang telah dinaikkan atau telah disampaikan oleh Yesus, Anak Allah, kepada Allah Bapa, sesuai dengan Injil Yohanes 17:11.
-       Kemudian, dalam doa, Ia juga menaikkan permohonan supaya kita menjadi satu, sama seperti Bapa dengan Anak adalah satu, berarti sempurna. Hal itu ditulis dalam Injil Yohanes 17:20-23.

Berkaitan tentang Kolose 3:15B, “… Karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.
Efesus 4:1
(4:1) Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.

Sebagai orang-orang yang telah dipanggil, hendaklah berpadanan dengan panggilan itu. Singkatnya, berpadanan dengan panggilan, berarti; seirama atau satu garis dengan panggilan itu sendiri.

Lebih jauh kita melihat tentang BERPADANAN DENGAN PANGGILAN.
Filipi 1:27-28
(1:27) Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, (1:28) dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.

Berpadanan dengan Injil Kristus, berarti setara dengan berpadanan dengan panggilan.

Tanda berpadanan dengan panggilan:
TANDA YANG PERTAMA.
-       Teguh berdiri dalam “Satu roh”.
-       “Sehati” atau satu hati berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil. Pendeknya, sehati sebagai pejuang iman.
-       “Sejiwa” atau satu jiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil. Pendeknya, sejiwa sebagai pejuang iman.
Kita semua yang telah dipanggil harus sehati dan sejiwa sebagai pejuang iman, tetapi iman itu bukan kepada yang lahiriah, melainkan iman yang timbul dari Berita Injil tentunya.

TANDA YANG KEDUA: “Tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu”, dengan lain kata; tidak gentar terhadap lawan atau musuh sedikit pun. Ada tiga lawan (musuh) abadi:
1.     Daging dengan segala hawa nafsu dan kenginan-keinginannya yang jahat.
2.     Dunia dengan arusnya yang menghanyutkan, sehingga anak-anak Tuhan mengalami kematian rohani.
3.     Iblis atau setan yang menimbulkan roh pendurhakaan atau pemberontakan di dalam diri seseorang.

Kemudian, perlu untuk kita ketahui, dari apa yang sudah kita baca tadi, ada tertulis: “Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan …” Maksudnya ialah bagi orang-orang yang menista atau menolak panggilan itu adalah tanda kebinasaan. Jadi, orang yang menolak panggilan, itu adalah tanda kebinasaan.
Selanjutnya, ada tertulis: “… Tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.” Maksudnya, bagi orang orang yang menghargai panggilan atau berpadanan dengan panggilan, itu adalah tanda keselamatan yang datang dari Allah. Mulai sekarang, belajarlah untuk menghargai panggilan, dengan lain kata; berpadanan dengan panggilan atau setara dengan berpadanan dengan Injil Kristus, terkhusus bagi orang-orang yang sudah diberi kesempatan untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan. Kalau kita menghargai pekerjaan Tuhan, menghargai karunia jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan, itu adalah sebuah sinyal, itu adalah sebuah tanda keselamatan yang dari Allah.

Filipi 1:29
(1:29) Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,

Kepada orang-orang yang berpadanan dengan panggilan itu dikaruniakan dua hal:
1.     “Percaya kepada Kristus.” Jangan kita percaya kepada yang lain-lain lagi, tetapi biarlah kita menaruh percaya hanya kepada Kristus, tidak kepada yang lain.
2.     Menderita untuk Dia (Kristus).” Jadi, kita harus mengetahui hal ini, karena banyak orang Kristen tidak memahami soal “menderita untuk Kristus.”

Kita harus ketahui bahwa: Kita harus berpadanan dengan panggilan itu, dan orang yang berpadanan dengan panggilan itu dikaruniakan bukan hanya “percaya kepada Kristus”, tetapi juga “menderita untuk Kristus”. Jadi, orang yang tidak mau menyangkal diri dan memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, sama dengan; orang yang tidak berpadanan dengan panggilan, dia tidak mengerti arti dari sebuah panggilan Kristus. Melayani tanpa salib, berarti; tidak berpadanan dengan panggilan, tidak mengerti panggilannya sebagai seorang imam, sebagai seorang pelayan, sebagai seorang hamba Tuhan. Seorang hamba Tuhan juga harus mengajar sidang jemaat untuk mengerti soal panggilan, berpadanan dengan panggilan.

Singkatnya, kepada orang yang dipanggil dikaruniakan bukan saja untuk “percaya kepada Kristus”, melainkan dikaruniakan untuk “menderita untuk Dia”. Jadi, jangan merasa asing dengan sengsara salib, aniaya karena firman, itu bukanlah suatu yang aneh, tetapi itu dikaruniakan kepada mereka yang dipanggil oleh Kristus.
Kesimpulannya: Orang yang tidak mau menderita untuk Kristus adalah suatu tanda bahwa ia tidak berpadanan dengan panggilan itu.

2 Timotius 1:9-10
(1:9) Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman (1:10) dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita …” Jadi, kita dipanggil bukan karena kita baik, bukan karena kita cakap, bukan karena kita punya kelebihan ini dan itu, bukan karena kita kaya atau punya ijazah tinggi, “ … Melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman …” Jadi, ternyata, panggilan itu adalah “sebelum permulaan zaman.”

Kita dipanggil tentu dengan panggilan kudus, karena kita dipanggil untuk berpadanan dengan Injil Kristus.
Kita dipanggil dengan panggilan kudus, dasarnya ialah oleh karena kasih karunia, bukan karena perbuatan baik manusia, bukan karena kelebihan dan kecakapan kita. Mengapa demikian? Apa tandanya bahwa kita dipanggil oleh karena kasih karunia? Sebab panggilan itu terjadi sebelum permulaan zaman.

Kalau dikaitkan dengan peta zaman:
-       Yang Pertama: Zaman Allah Bapa, yakni dari Adam sampai Abraham.
-       Yang Kedua: Zaman Allah Anak, yakni dari Abraham sampai Yesus (kedatangan-Nya yang pertama).
-       Yang Ketiga: Zaman Allah Roh Kudus, yakni dari kedatangan Yesus sampai sekarang, bahkan sampai kedatangan Yesus kembali untuk yang kedua kali.

Oleh sebab itu, mari kita menghargai panggilan, sehingga dengan demikian, mereka yang berpadanan dengan panggilan atau berpadanan dengan Injil Kristus, ia telah mematahkan kuasa maut, sehingga mendatangkan hidup kekal, tidak binasa sampai selama-lamanya.

Jadi, kita ini adalah orang-orang yang berbahagia, karena kita telah dipanggil dengan panggilan kudus, sebab kita berpadanan dengan panggilan, kita berpadanan dengan Injil Kristus, dan kita berbahagia oleh-Nya. Dan patutlah kita mengucap syukur kepada Tuhan yang sudah memanggil kita sebelum permulaan zaman. Berarti, kalau kita dipanggil, tentu itu karena kasih karunia, bukan karena kebaikan kita, oleh sebab itu mengucap syukurlah. Kemudian, kita juga patut bersyukur, sebab oleh panggilan itu; telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup kekal, tidak binasa sampai selama-lamanya.

2 Timotius 1:11-12
(1:11) Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. (1:12) Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

Rasul Paulus ditetapkan Tuhan:
-       Sebagai penginjil.
-       Sebagai rasul.
-       Sebagai guru.
Berarti, dalam hal ini, kita mengetahui bahwa Rasul Paulus telah berpadanan dengan panggilan. Dan untuk panggilan itu, ia rela menderita dan tidak malu.

Saudara bisa melihat orang dunia; kalau dia terpanggil sebagai seorang artis (pemain film atau sinetron), dia tidak malu untuk melakukan adegan apapun yang diperintahkan kepada dia, karena itu adalah panggilannya. Maka, biarlah kita belajar menjadi bijaksana seperti Rasul Paulus; dia rela menderita dan tidak malu demi panggilannya sebagai penginjil, rasul dan guru. Mengapa demikian? Jawabannya ialah:
1.     Aku tahu kepada siapa aku percaya.” Rasul Paulus tahu kepada siapa ia percaya. Kalau kita percaya kepada kedudukan dan jabatan, percaya kepada uang, harta, dan kekayaan, sekali kelak orang yang semacam ini akan dipermalukan.
2.     Aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.” Rasul Paulus yakin bahwa Tuhan berkuasa memeliharakan apa yang dipercayakan Tuhan kepadanya sampai Tuhan datang. Tuhan sudah percayakan karunia-karunia dan jabatan, dan olehnya kita harus memikul salib, dan oleh memikul salib itu membawa kita sampai kepada hidup kekal, kita dipelihara. Tuhan memelihara sorga untuk kita.

Efesus 4:1
(4:1) Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.

Biarlah kiranya kita semua berpadanan dengan panggilan itu, dan hal itu telah saya uraikan di atas tadi.

PRAKTEK BERPADANAN DENGAN PANGGILAN.
Efesus 4:2-6
(4:2) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. (4:3) Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: (4:4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, (4:5) satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, (4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Praktek berpadanan dengan panggilan:
YANG PERTAMA: Hendaklah selalu:
1.     Rendah hati.
2.     Lemah lembut.
3.     Sabar.
YANG KEDUA: Menampilkan kasih Allah di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam bentuk saling membantu.
Ayo, mari kita tampilkan kasih Allah (kasih Agape) dalam bentuk saling membantu.
-       Bantulah mereka yang lemah imannya.
-       Bantulah orang-orang yang kurang sungguh-sungguh beribadah dan melayani Tuhan.
YANG KETIGA: Berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.

Selanjutnya, wujud dari kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera, antara lain:
a.     Satu tubuh, tandanya; tanpa kepentingan diri.
b.     Satu Roh, tandanya; satu pengharapan. Perlu untuk diketahui; pengharapan itu bagaikan sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang berkuasa untuk melabuhkan kehidupan kita sampai kepada kesempurnaan, itulah Ruangan Maha Suci.
c.     Satu Tuhan, tandanya; satu hati dalam pelayanan yang berbeda-beda.
d.     Satu iman, tandanya; satu kepercayaan.
e.     Satu baptisan, tandanya; satu di dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Kristus.
f.      Satu Allah, tandanya; lepas dari segala berhala-berhala di dunia ini.
Inilah wujud dari kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera yang harus kita pahami dengan baik.

Ibrani 3:1-2,6
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. (3:6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

Hai orang-orang kudus yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi -- berarti, yang berpadanan dengan panggilan, berpadanan dengan Injil Kristus --, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar, yaitu Yesus, Anak Allah. Mengapa demikian? Sebab Ia setia kepada Allah Bapa yang telah menetapkan-Nya sebagai Anak yang mengepalai rumah Tuhan. Ia setia mengepalai rumah Tuhan.
Kalau kita memandang Dia yang setia sebagai Kepala rumah Tuhan, maka kita juga setia kepada panggilan kita masing-masing.
Pendeknya, sebagai Rasul dan Imam Besar Agung, Ia setia sebagai Kepala rumah Tuhan kepada Allah Bapa.

2 Petrus 1:10
(1:10) Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

Setia terhadap panggilan dan pilihan, maka tidak pernah tersandung, sebab itu pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar, Yesus, Anak Allah, Dia setia mengepalai rumah Tuhan.
Berbeda dengan orang yang tidak setia dengan panggilan dan pilihan Tuhan kepada dia; ia mudah sekali tersandung. Tetapi kalau setia terhadap panggilan;
-    Tidak akan pernah tersandung.
-    Tidak akan malu.
-    Tidak akan pernah takut dan gentar.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Setialah dengan panggilan dan pilihanmu, maka kita tidak pernah tersandung.

Kita kembali membaca Kolose 3:15.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Dan bersyukurlah.” Di atas tadi saya sudah menyatakan hal itu: “Bersyukurlah” kalau kita dipanggil dan berpadanan dengan panggilan itu, karena Tuhan mau menyelamatkan kehidupan kita semua, dan oleh karena panggilan itu, Tuhan mematahkan segala kutuk nenek moyang sehingga kita diselamatkan.

Berkaitan dengan BERSYUKURLAH, kita perhatikan 1 Tesalonika 5.
1 Tesalonika 5:18
(5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Mengucap syukurlah dalam segala hal …” Berarti, dalam susah maupun senang tetap mengucap syukur. Inilah orang-orang yang berpadanan dengan panggilan. “… Sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Mengucap syukur dalam segala hal, itu adalah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi setiap orang yang dipanggil. 

Mengucap syukurlah senantiasa dalam segala hal, baik dalam susah maupun senang tetap mengucap syukur. Puji Tuhan … Haleluya …

1 Tesalonika 5:19-22
(5:19) Janganlah padamkan Roh, (5:20) dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. (5:21) Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. (5:22) Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.

Syarat untuk mengucap syukur:
1.     “Janganlah padamkan Roh.” Berarti, berkobar-kobar, berapi-api, dengan lain kata; giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, sebab jerih payahmu tidak sia-sia.
2.     Janganlah anggap rendah nubuat-nubuat”, dengan lain kata; menjunjung tinggi dan menghormati pembukaan rahasia firman Tuhan yang berkuasa untuk menyingkapkan (membongkar) dengan tuntas segala rahasia (dosa) yang terkandung di dalam hati. Jangan menganggap rendah nubuat-nubuat. Perlu untuk diketahui; kalau kita menghargai pembukaan firman, maka orang itu juga pasti menghargai orang yang menyampaikan firman nubuatan, itu adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
3.     Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” Tuhan memang menginginkan kita untuk berada dalam satu penggembalaan, tetapi untuk berada dalam satu penggembalaan, perlu juga diuji; apakah di tengah-tengahnya ada firman penggembalaan atau tidak. Oleh sebab itu, ujilah segala sesuatu, termasuk untuk memiliki satu perkara, juga menggunakan satu perkara. Jadi, jangan dulu kita melihat kemegahan dari sisi yang lahiriahnya, tetapi kita melihat apakah itu baik untuk kita gunakan bagi Tuhan atau tidak. Jadi, ujilah segala sesuatu, sebab segala sesuatu diperbolehkan, tetapi segala sesuatunya belum tentu baik untuk Tuhan.
     Dan peganglah yang baik, artinya; lepaskan yang tidak baik, berarti apa yang tidak baik, biarlah itu dilepaskan.
4.     Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.

Itulah syarat orang yang mau mengucap syukur kepada Tuhan.

Tuhan memanggil kita supaya menjadi satu tubuh, tetapi orang-orang yang dipanggil harus berpadanan dengan panggilan, berpadanan dengan Injil Kristus, dan itu adalah panggilan kudus untuk mematahkan kutuk sehingga kita selamat, tidak binasa sampai selama-lamanya. Bersyukurlah, sebab Allah menghendaki hal itu di dalam Kristus Yesus.

Kita dipanggil, bukan saja dikaruniakan untuk percaya, tetapi dikaruniakan untuk memikul salib, menderita karena salib, aniaya karena salib. Bersyukurlah hai engkau orang-orang yang dipanggil, sebab Tuhan nanti yang memelihara engkau oleh panggilan itu.  Orang-orang yang dikuduskan adalah orang-orang yang dipanggil, oleh sebab itu, sembahlah Tuhan Yesus.

Apakah saudara sudah mengerti arti panggilanmu? Panggilan kudus dari sorga. Pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar, supaya kita setia. Kalau kita setia, maka tidak tersandung dengan yang jahat, tidak tersandung dengan yang najis, tidak tersandung dengan hal yang tak suci, pendeknya sanggup melewati sandungan-sandungan walaupun ada si penggoda yang menggoda, sehingga kita layak untuk melayani Tuhan, dan itulah yang memelihara jiwa kita. Diselamatkan sebab kutuk dipatahkan, tidak binasa, hidup kekal selama-lamanya.

Kita harus mengetahui dengan pasti, bahwa: kita dipanggil bukan hanya untuk percaya, melainkan untuk menderita untuk Kristus. Perhatikanlah firman Tuhan dan sembahlah Tuhan sungguh-sungguh.
Kita bersyukur, berarti memperhatikan pembukaan firman. Kita bersyukur, berarti peganglah yang baik. Kita bersyukur, berarti jauh dari semua jenis kejahatan. Kita bersyukur, karena kita semakin diberi pengertian untuk berpadanan dengan panggilan. Oleh sebab itu, berusahalah mempertahankan kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera, sebab itu hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah supaya ada ikatan satu Roh.

Kalau penyembahan kita sudah benar, maka kita dimampukan untuk mengucap syukur seperti 24 (dua puluh empat) tua-tua, tetapi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, mereka marah karena kebebasan mereka dipasung oleh salib… Wahyu 11:17-18. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment