KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, November 13, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 NOVEMBER 2020


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 NOVEMBER 2020
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 121)
 
Subtema: RUPA HAMBA DAN MEMANDANG KORBAN KRISTUS
 
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Segala puji dan segala hormat hanya bagi Dia yang duduk di atas takhta-Nya di dalam Kerajaan Sorga.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, di Jakarta, di Sumatera, bahkan para simpatisan anak-anak TUHAN yang terus mengikuti Firman Pengajaran Mempelai yang digembalakan lewat live streaming; selamat malam, dan salam sejahtera bagi saudara, dan kiranya TUHAN juga hadir di sana sebagai Imam Besar melayani berdoa, memperdamaikan dosa kita masing-masing.
Selanjutnya, biarlah kita mohon kemurahan hati TUHAN supaya kiranya pembukaan firman yang kita terima malam ini meneguhkan setiap hati kita, hidup kita masing-masing, sehingga ibadah ini, firman yang kita terima, tidak berlalu begitu saja.
 
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, dan kita masih berada pada pasal 3 ayat 19.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Perikop ayat ini adalah: “Hubungan antara anggota-anggota rumah tangga”. Kita semua merupakan keluarga Allah, bukan? Termasuk GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon merupakan keluarga Allah; perhatikanlah hubungan kita dengan TUHAN, perhatikanlah hubungan kita dengan sesama.
 
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Di sini kita melihat nasihat Firman Allah ditujukan langsung kepada suami-suami supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Oleh sebab itu, nasihat yang suci ini harus diterima dengan hati yang terbuka lebar-lebar disertai dengan kerendahan hati, meskipun seorang suami adalah kepala atau pemimpin di dalam hubungan nikah dan rumah tangga.
 
Kemudian, seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya dapat kita pelajari langsung dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Efesus.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya dinyatakan sebanyak 2 (dua) kali, yakni:

1.      Ayat 25-27Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Hal yang pertama ini telah disampaikan beberapa waktu yang lalu untuk beberapa kali sesi.

2.      Ayat 28-29, Suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri.

 
Pendeknya: Siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri, mengapa demikian?
 
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
 
Antara suami dan isterinya sudah menjadi satu daging oleh karena salib di Golgota.
Sebab, di sini dikatakan: “Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya”, jelas hal ini berbicara tentang; salib di Golgota.
 
Sama seperti Yesus, Anak Allah, Ia telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, antara lain;
-    Ia telah meninggalkan Bapa-Nya.
-    Ia telah meninggalkan rumah-Nya di sorga.
-    Bahkan Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
Dan itu ditulis jelas dalam Filipi 2:5-8, dengan satu tujuan; supaya Kristus, yang adalah Kepala, menyatu dengan gereja TUHAN yang adalah tubuh-Nya.
 
BUKTI seorang suami mengasihi isterinya.
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Di sini dikatakan: “Tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya”, termasuk seorang suami; mengasuh dan merawati isterinya. Tetapi, di dalam hubungan kita dengan TUHAN juga harus menyerahkan diri untuk diasuh dan dirawati oleh TUHAN,
Tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, berarti; di dalam hal membangun hidupnya, membangun hubungannya dengan TUHAN, harus menyerahkan hidupnya kepada TUHAN untuk diasuh dan dirawati oleh TUHAN. Dan ini harus kita sadari dengan sungguh-sungguh.
 
Kalau memang tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, maka kita harus menyerahkan dirinya kepada TUHAN, menyerahkan hidup kita kepada TUHAN untuk diasuh dan dirawati oleh TUHAN; itu adalah bukti (tanda) bahwa kita tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Kiranya kita memahami hal itu dengan sungguh.
 
Sekarang kita akan melihat tentang MENGASUH dan MERAWATI secara rinci di dalam 1 Tesalonika 2.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
 
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat, seperti seorang ibu yang ramah terhadap anak-anaknya.
Ibu à Gembala Sidang atau pemimpin rumah TUHAN (pemimpin sidang jemaat). Adapun tugas dari gembala sidang adalah:
1.      Mengasuh hidup rohani sidang jemaat.
2.      Merawati hidup rohani sidang jemaat.
 
Sejauh ini, TUHAN telah mengasuh dan merawati hidup rohani kita semua, sebab Ia adalah …

-          Gembala Agung yang senantiasa memelihara hidup kita.

-          Imam Besar Agung yang senantiasa melayani dan berdoa dan memperdamaikan dosa kita masing-masing.

-          Juga Kepala Gereja sebagai Pembela, sekaligus Penyelamat tubuh.

 
Sebagai contoh: Pelayanan Rasul Paulus pada ayat 8.
1 Tesalonika 2:8
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
 
Oleh karena kasih sayang yang besar di dalam hal mengasihi sidang jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus;
1.       Rela membagi Injil Allah.
2.       Rela membagi hidupnya sendiri.
Dengan demikian, Rasul Paulus telah menunjukkan suatu tanggung jawab yang besar di hadapan TUHAN atas sidang jemaat di Tesalonika.
 
Biarlah kiranya kita juga meneladani apa yang telah ditunjukkan oleh Rasul Paulus di hadapan TUHAN, sehingga dimulai dari saya, gembala sidang, termasuk para imam, pelayan TUHAN, sampai kepada seluruh sidang jemaat, masing-masing kita belajarlah untuk menunjukkan suatu tanggung jawab di hadapan TUHAN.

-          Kalau ia adalah seorang pemain musik, maka dia harus menunjukkan tanggung jawabnya di dalam hal bermain musik.

-          Kalau dia seorang pemimpin pujian,maka dia harus menunjukkan tanggung jawabnya di dalam hal memimpin pujian. 

Kalau dia melayani dalam bentuk apa saja, maka dia juga harus menunjukkan tanggung jawabnya di hadapan TUHAN. Jangan bermasa bodoh, jangan menjadi orang yang bebal.
 
Tentang: MENGASUH.
Tentang hal “mengasuh” ini kita belajar dari apa yang dialami oleh Musa, yang dituliskan dalam Kisah Para Rasul 7.
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
 
Singkatnya: Musa diasuh oleh puteri Firaun seperti anaknya sendiri.
 
Memang, seorang ibu harus mengasuh anaknya. Dan seorang anak juga berhak mendapat hak asuh dari ibunya. Sebagaimana kehidupan kita masing-masing; TUHAN telah mengasuh kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Oleh sebab itu, kita patut untuk mengucap syukur sedalam-dalamnya dan berterima kasih setinggi-tingginya kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, sebagai tanda kemurahan hati TUHAN bagi kita.
 
Biarlah kita semua memperhatikan pemberitaan firman ini dengan sungguh-sungguh. Miliki Roh Allah yang sungguh-sungguh. Di tengah ibadah ini kita betul-betul berada dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, itu adalah cara untuk dijadikan sebagai penopang.
 
TANDA KEHIDUPAN YANG DIASUH.
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
 
Tanda kehidupan yang diasuh ialah Menerima didikan langsung dari TUHAN, sama seperti Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir.
 
Terkait dengan itu, kita langsung memperhatikan 1 Korintus 11.
1 Korintus 11:31-32
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
 
Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Kalau kita merasa bahwa kita sudah mendapat didikan dari TUHAN, bahwa kita sudah mempunyai pengetahuan yang baik, yang benar, dan suci, kalau itu perasaan kita, maka di sini jelas dikatakan: “hukuman tidak menimpa kita”, jauh dari sengsara salib.
 
Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia. Sebaliknya, kalau kita dengan rela menerima hukuman dari TUHAN, terkait dengan sengsara salib (pikul salib), berarti sama dengan menerima didikan, supaya jangan binasa dengan dunia ini.
 
Seseorang tidak akan mendapat didikan yang baik dan benar,  seseorang tidak akan mendapat didikan yang suci dan sempurna, jikalau ia menggunakan cara-cara atau metode-metode manusiawi. Sebaliknya, didikan yang baik dan didikan yang suci dan yang sempurna datangnya hanya dari TUHAN.
Oleh sebab itu, jangan merasa bahwa kita sudah menjadi orang yang memiliki hikmat atau orang yang sudah mendapat didikan dari TUHAN.
 
Jadi, didikan yang baik, didikan yang suci dan sempurna datang hanya dari TUHAN, tidak datang dari yang lain-lain, supaya seperti yang dikatakan ayat 32 ini: “Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik”.
Hukuman dari TUHAN = teguran dan hajaran yang terjadi atas seizin TUHAN = sengsara salib atau aniaya karena Firman. Jadi, apabila ibadah dan pelayanan kita ini dihubungkan langsung dengan sengsara salib = mendapat didikan langsung dari TUHAN.
 
Didikan itu tidak datang dari mana-mana, hanya datang dari TUHAN, lewat sengsara salib. Maka, ibadah yang baik dan benar harus dihubungkan langsung dengan sengsara salib, sehingga dengan demikian kita menerima didikan langsung dari TUHAN.
Sebaliknya, jika suatu ibadah dan pelayanan tidak dihubungkan langsung dengan sengsara salib = tidak mengenal didikan dan tidak mendapat didikan yang baik dan benar dari TUHAN.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Kalau suatu ibadah tidak dihubungkan langsung dengan sengsara salib, sama artinya; tidak mendapat didikan dari TUHAN.
Maka, kalau kita melihat; ibadah yang tidak dihubungkan dengan sengsara salib, seringkali menggunakan cara-cara manusiawi, metode-metode di terapkan di tengah ibadah pelayanan itu. Ada yang menggunakan metode dengan istilah metode MLM (multi level marketing) supaya bertambahnya jumlah jiwa.
Jadi, metode-metode ini akan diterapkan. Mengapa? Karena ibadah itu tidak dihubungkan langsung dengan sengsara salib, tidak mendapatkan didikan dari TUHAN, sehingga dia menggunakan metode-metode manusia duniawi. Apa yang digunakan dunia dibawa masuk ke dalam gereja, sehingga betapa malangnya kehidupan gereja TUHAN, betapa malangnya kehidupan anak-anak TUHAN, karena itu merupakan penipuan besar-besaran. Kiranya kita semakin bijaksana.
 
CONTOH.
Yesaya 1:2
(1:2) Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku.
 
TUHAN membesarkan Yehuda dan Yerusalem, serta mengasuhnya, tetapi sayangnya, mereka memberontak terhadap TUHAN.
Ini adalah sebuah potret atau gambaran manakala suatu ibadah dan pelayanan tidak dihubungkan langsung dengan salib; terjadilah pemberontakan, terjadilah penolakan, itulah pendurhakaan dari anak-anak kepada TUHAN, sebagai Bapa yang baik.
 
Yesaya 1:3-4
(1:3) Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya." (1:4) Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia.
 
Gambaran pemberontakan anak-anak (Yehuda dan Yerusalem) terhadap TUHAN:
1.      Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak.
2.      Keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat TUHAN tidak memahaminya.
 
Selanjutnya, kita akan melihat arti kedua hal di atas.
TENTANG: Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak.
Artinya, tidak mau mengambil rupa sebagai seorang hamba. Berarti, mengambil rupa seorang tuan.
Hal ini telah disampaikan pada minggu lalu. Jadi, saudara tidak perlu kaget kalau saya artikan; tidak mau mengambil rupa sebagai seorang hamba, berarti; mengambil rupa seorang tuan.
 
Mari kita lihat GAMBARANNYA dalam Matius 23:1-5, dengan perikop: “Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi” Jadi, Yesus mengecam ahli-ahli Taurat, juga mengecam orang-orang Farisi. Nanti kita akan melihat; mengapa ada kecaman ini terhadap mereka.
 
Matius 23: 1-5
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: (23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. (23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. (23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
 
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka:

-          Mengajarkan firman TUHAN kepada orang lain (sidang jemaat), tetapi mereka sendiri tidak melakukannya

-          Mengajar orang lain tentang memikul salib, tetapi mereka sendiri tidak memikulnya.

Ternyata, mereka melayani supaya dilihat orang lain = tidak mengambil rupa seorang hamba.
 
Kalau kita menghambakan diri; benar-benar, sungguh-sungguh menghambakan diri kepada TUHAN, atau mengambil rupa seorang hamba, maka di tengah-tengah ibadah pelayanan itu tidak untuk mencari puji-pujian, tidak untuk mencari kehormatan, tidak untuk pamer, tidak untuk show.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melayani supaya dilihat orang lain = tidak mengambil rupa seorang hamba
 
CIRI-CIRINYA.
Matius 23:5-7
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
 
Ciri-ciri mengambil rupa seorang tuan.
Yang Pertama: Memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
Tujuannya adalah untuk menarik perhatian orang lain, seolah-olah tabiat mereka sama seperti apa yang mereka kenakan.

-          Mereka mengenakan tali sembahyang yang lebar, artinya; seolah-olah mereka terikat dengan kasih dari Allah (Ulangan 6:8).

-          Mereka mengenakan jumbai yang panjang, artinya; seolah-olah mereka selalu ingat Firman TUHAN (Bilangan 15:38).

Tetapi sesungguhnya tidaklah demikian.
 
Yang Kedua: Suka duduk di tempat terhormat, baik dalam perjamuan maupun di rumah ibadat.
Ini berbicara soal penonjolan atau cari muka.
 
Yang Ketiga: Suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi (guru).
Sama artinya; ingin atau berharap pengakuan dari orang lain = ingin diakui keberadaannya.
 
Biarlah kiranya ibadah pelayanan kita ini diakui oleh TUHAN, supaya nyata kuasa Allah lewat Pengajaran Mempelai yang TUHAN percayakan ini mampu menjangkau, bukan saja sidang jemaat dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, tetapi di luar sidang jemaat penggembalaan GPT “BETANIA”, termasuk anak-anak TUHAN yang terus mengikuti firman Pengajaran Mempelai lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri. Itu yang terutama.
 
Matius 23:8-11
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
 
Kalau mengambil rupa seorang hamba:

-          Janganlah kamu disebut Rabi, artinya; tidak perlu menerima pengakuan orang lain. Inilah yang benar.

-          Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, artinya; tidak perlu mengharapkan hormat dari manusia.

-          Janganlah pula kamu disebut pemimpin, artinya; tidak perlu dianggap menjadi kepala (pemimpin) yang tertinggi = tanpa penonjolan.

 
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Inilah rupa seorang hamba, yaitu merendahkan diri.
Perhatikanlah hal ini sungguh-sungguh supaya kemajuan rohani kita nyata, bukan saja di hadapan TUHAN, tetapi juga bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.
 
Matius 23:12
(23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
 
Perlu untuk diketahui: Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan. Jadi, kesombongan adalah awal kejatuhan, dan itu merugikan diri sendiri, tidak ada artinya.
Kemudian, barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Jika mengambil rupa seorang hamba, maka berada di tempat tinggi untuk selama-lamanya.
 
Yesaya 1:3
(1:3) Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya".
 
Yang pertama ialah lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak, artinya; tidak mengambil rupa seorang hamba di tengah ibadah dan pelayanan. Secara singkat telah saya sampaikan di atas tadi. Dan sekarang kita akan memperhatikan yang kedua.
 
TENTANG: Keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat Allah tidak memahaminya.
Artinya; tidak memahami, tidak mengenal, bahkan tidak memandang korban Kristus,
Palungan = tempat makan minum hewan peliharaan (ternak).
 
Kemudian, tubuh dan darah Yesus benar-benar makanan dan benar-benar minuman. Dan hal itu nyata setelah Yesus menyerahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib, memecah-mecahkan tubuh-Nya di atas kayu salib, sebagai makanan yang sungguh, dan darah-Nya yang tercurah, itu adalah minuman yang sungguh. Namun umat TUHAN tidak memahaminya, tidak mengenalnya = tidak memandang kepada korban Kristus.
 
GAMBARANNYA.
Matius 23:16-18
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
 
Singkatnya: Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka terikat dengan perkara lahiriah, sama artinya; tidak memandang kepada korban Kristus.
 
Hal itu dapat dilihat secara langsung dari pengakuan mereka:
Pengakuan YANG PERTAMA:

-          Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah = tidak terikat dengan Bait Suci = terikat dalam rumah TUHAN dalam pengudusan dan kesempurnaan = menolak kesucian dan kesempurnaan.

-          Selanjutnya, mereka berkata: tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat = terikat dengan perkara-perkara lahiriah, pandangan mereka tertuju pada perkara lahiriah (emas).

 
Pengakuan YANG KEDUA:

-          Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah = tidak terikat dengan pelayanan = tidak terbeban dengan pelayanan dan pekerjaan TUHAN = tidak terbeban dengan kesusahan orang lain.

-          Sebaliknya mereka berkata: tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat = terikat dengan perkara lahiriah.

Bersumpah demi mezbah, mereka bilang tidak terikat, berarti; tidak terbeban dengan pelayanan, tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN, bahkan tidak terbeban dengan kesusahan orang lain. Sampai selanjutnya mereka berkata: “bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat”, berarti; terikat juga dengan perkara lahiriah, dengan persembahan yang ada di atas mezbah itu.
 
Kesimpulannya: Ahli Taurat dan orang Farisi di tengah ibadah dan pelayanan mereka;

1.      Tidak terikat dengan Bait Suci atau rumah TUHAN atau tidak terikat dengan tubuh Kristus, sebab pandangan mereka hanya tertuju pada emas Bait Suci. Hati-hati, jika tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN, tidak terikat dengan tubuh Kristus.

2.      Tidak terikat dengan mezbah = tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN = tidak terbeban dengan kesusahan orang lain, dia hanya sibuk dengan kesusahannya sendiri, mengapa? Karena pandangan mereka hanya tertuju kepada persembahan yang ada di atas mezbah, hanya tertuju pada perkara lahiriah. Memang begitu, kalau pandangan hanya tertuju pada perkara lahiriah, ia tidak akan peduli orang lain, hanya kesusahannya dan kesusahan yang ada di sekitarnya saja, tetapi kesusahan orang lain tidak. Bantu doa, supaya saya bisa mengerti kesusahan saudara.

 
Memang, kalau firman tidak kita lakukan, maka saat kita mendengar firman ini, rasanya sakit. Mengapa? Karena kita tidak hidup di dalamnya.
Saya masih ingat waktu Sekolah Alkitab, pertama kali mendengar Firman Pengajaran Mempelai, rasanya sakit, sehingga saya banyak menundukkan kepala, tidak mampu mendengar, hampir-hampir saya keluar waktu menempuh pendidikan di Makassar. Tetapi, semakin hari semakin saya mendapat pengertian, sehingga semakin saya hidup di dalamnya, sehingga bagaimanapun proses yang saya terima lewat pembukaan firman yang disampaikan dalam pendidikan sekolah Alkitab di Makassar, saya belajar untuk terima, karena saya mau menyerah untuk dipakai TUHAN demi masa depan yang indah tentunya.
 
Pendeknya: Ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi di tengah-tengah ibadah mereka; tidak memandang kepada korban Kristus.
Tadi kita melihat keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat Allah, umat Israel tidak mengenal Allah mereka, tidak memandang kepada korban Kristus, sebab pandangan mereka hanya diarahkan kepada perkara lahiriah, yaitu;
-          Emas Bait Suci.
-          Persembahan yang ada di atas mezbah.
 
AKIBATNYA:
Yang Pertama: Tidak terikat dengan Bait Suci = keluar dari anggota tubuh Kristus, tidak menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus.
Itulah resikonya. Oleh sebab itu, saudara jangan merasa bahwa “saya ini rumah TUHAN”. Memang betul kita ini adalah rumah TUHAN, tetapi kalau pandangan tidak terarah pada korban Kristus, sama artinya; keluar dari Bait Suci. Kalau pandangan hanya kepada emas Bait Suci = keluar dari Bait Suci. Kalau pandangannya hanya tertuju pada perkara lahiriah = keluar dari Bait Suci, tidak menjadi bilangan dari anggota tubuh Kristus sekalipun saudara merasa bahwa “saya rumah TUHAN”, tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan “keluar dari Bait Suci”.
Perhatikanlah hal ini dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai ibadah dan pelayanan yang disertai dengan pengorbanan akhirnya menjadi sia-sia. Begitu banyak korban yang sudah kita persembahkan, baik itu persembahan persepuluhan, persembahan khusus, persembahan sewa gedung, dan lain sebagainya. Tidak lama lagi kita akan mengadakan Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) sebagai agenda tahunan, bersekutu bersama dengan hamba-hamba TUHAN, yang juga membutuhkan dana yang banyak, tetapi kalau pandangan kita hanya tertuju pada perkara lahiriah, maka keluar dari hitungan Bait Suci, keluar dari bilangan tubuh Kristus; bukankah ini merugikan?
Walaupun seseorang ia berpikir bahwa ia adalah rumah TUHAN, tetapi nyatanya, jika pandangan tidak terarah kepada korban Kristus, pandangan hanya tertuju pada perkara lahiriah, maka ia keluar dari Bait Suci. Bijaksanalah.
 
Yang Kedua: Tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN.
Ayo, belajar untuk terbeban dengan pekerjaan TUHAN. Orang yang terbeban dengan pekerjaan TUHAN pasti merasakan kesusahan orang lain.
Begitu Ibu Girsang mengatakan: “Om, mata saya sakit”, saya terbeban untuk mendoakan. Tetapi sebaliknya, apakah Ibu Girsang terbeban dengan ibadah pelayanan ini? Mau tidak berkorban untuk pekerjaan TUHAN?
Jangan kita gunakan penderitaan kita sebagai alasan untuk tidak berkorban. Jangan gunakan penderitaan sebagai alasan. Satu kali seseorang menggunakan alasan, selanjutnya Setan akan menyediakan segudang alasan yang jauh lebih tepat dari alasan yang pertama, tetapi justru itulah yang membuat dia semakin jauh dari TUHAN.
 
Jadi, singkatnya, ada 2 (dua) akibat tidak memandang kepada korban Kristus:
1.      Keluar dari Bait Suci, keluar dari bilangan tubuh Kristus (Bait Suci)
2.      Tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN (Mezbah).
Hati-hati, kalau melayani harus terbeban dengan pekerjaan TUHAN, terbeban dengan kesusahan orang lain. Tidak boleh melayani dengan begitu saja, melainkan harus mengerti kesusahan orang lain, tidak hanya memusingkan dirinya sendiri.
 
Enak ya, kalau kita mendapat pelajaran yang baik dari TUHAN, bukan? Jangan kita merasa sudah rohani, tetapi ujungnya binasa. Hati-hati dengan ajaran yang demikian.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan 1 Yohanes 2:18-19, dengan perikop: “Antikristus”. Mari kita perhatikan baik-baik, siapa antikristus itu sebenarnya?
1 Yohanes 2:18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
 
“Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir” Anak-anak berhak mendapat hak asuh dari TUHAN; oleh sebab itu, sebagai anak-anak TUHAN, kita diperhatikan oleh TUHAN. Itu sebabnya, di sini TUHAN berkata: “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir”, benar-benar hari-hari terakhir, perhatikanlah dengan sungguh-sungguh, jangan menganggap aman dengan apa yang engkau punya.
 
Seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus; roh antikris menguasai, sehingga banyak antikristus. Memang mereka berasal dari antara kita, memang dia berasal dari Bait Suci (tubuh Kristus), tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita, tidak sungguh-sungguh sebagai Bait Suci, tidak sungguh-sungguh sebagai tubuh Kristus.
Sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, jika seandainya ahli Taurat dan orang Farisi sungguh-sungguh sebagai Bait Suci, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita, maka ahli Taurat dan orang Farisi tetap disebut Bait Suci, kehidupan yang suci sampai nanti dibawa pada kesempurnaan, menjadi tubuh Kristus yang sempurna. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
 
Tidak termasuk dalam bilangan tubuh Kristus, jelas itu sama dengan; roh antikristus. Sekali lagi saya sampaikan: Keluar dari bilangan tubuh Kristus adalah roh antikristus.
Inilah orang yang tidak sungguh-sungguh di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya, sama seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya, di mana mata mereka terikat dengan perkara lahiriah, sehingga tidak mengarahkan pandangan mereka kepada korban Kristus.
 
1 Yohanes 2:21-22
(2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. (2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
 
Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, berarti diingatkan. Sudah tahu, tetapi diingatkan.
Maka, kalau kita diingatkan, jangan kita merasa sudah merasa tahu. Apa ciri orang yang “merasa tahu”? Ketika diingatkan oleh bahasa peringatan, langsung dipotong olehnya, “sudah ... sudah ... sudah tahu”. Mungkin dia tidak berkata “sudah, sudah, sudah tahu”, tetapi peringatan itu langsung dipotong; belum selesai diingatkan, langsung dipotong dengan berkata “iya”. Kata “iya”, tetapi sebetulnya itu adalah penolakan. Maka, kalau diingatkan, sebelum selesai bahasa peringatan, tunggulah sampai selesai, barulah jawab dengan rendah hati.
 
Beberapa waktu lalu saya teleponan dengan seorang pelayan TUHAN, si Grace, menjawab saya dengan: “hmm...” Lalu saya berkata: “Mengapa jawabanmu begitu? Apa pernah Om ajari Grace begitu?” Jawabnya: “Tidak.” Lalu saya tanya: “Apakah pernah dengar orang tua bicara seperti itu? Kalau pernah dengar, jangan teruskan”.Dan yang pernah mengajari seperti itu pun jangan teruskan.
Rasul Yohanes menuliskan ini bukan karena sidang jemaat yang dia layani tidak mengerti apa-apa. Mereka sudah mengerti, tetapi perlu diingatkan kembali, diulangi. Itu sebabnya ada kitab Ulangan.
 
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, memberontak salib, tidak mengarahkan pandangan kepada salib? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
 
Tidak memandang kepada korban Kristus = roh antikristus = pendusta.
Jadi, biar bagaimanapun mulut hamba TUHAN terdengar manis di tengah pemberitaan firman TUHAN, tetapi jikalau ia tidak memandang kepada korban Kristus, berarti dia adalah seorang pendusta, dia adalah antikris, dia dikuasai oleh roh antikris.
Sekali lagi saya sampaikan: kalau seorang hamba TUHAN, seorang pemimpin rumah TUHAN dalam pemberitaan firman menggunakan mulut yang manis, kata-kata yang manis, kata-kata yang elok, tetapi kalau dia tidak mengarahkan pandangannya kepada korban Kristus, berarti dia adalah pendusta, karena dia dikuasai oleh roh antikristus.
 
Perkataan itu harus dibuktikan dengan perbuatan; jadi, tidak cukup hanya berkata “TUHAN Yesus baik”. Saya akui TUHAN Yesus baik, tetapi juga harus diakui dengan perbuatan (tindakan). Iman tanpa tindakan = nol.
Kalau soal pengakuan dari mulut, semua orang bisa berkata: “TUHAN Yesus baik”, tetapi juga harus dibuktikan dengan tindakan kita, supaya apa? Jangan berdusta; mulut jangan berdusta. Kalau perkataan tidak sesuai dengan perbuatan, itu adalah pendusta; itu antikris.  
 
Enak loh kita mendapat didikan ini. Dari pada menerima pernyataan dari seorang hamba TUHAN yang mulutnya manis, sesudah mengucapkan kata-kata manis, lalu sidang jemaat dipicu untuk bertepuk tangan, tetapi pendusta, mengapa? Karena hamba TUHAN itu dikuasai oleh roh antikristus.
Dan itu sedang marak di dalam rumah TUHAN. Saya ngeri sekali melihat suasana itu, padahal jelas hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Itu sebabnya, untuk kesekian kali saya katakan: kalau hamba TUHAN tidak jujur, maka ia lebih jahat dari seorang penjahat. Kalau penjahat berbuat jahat, langsung dihukum, dipukuli, dihajar, dijebloskan dalam penjara. Tetapi kalau hamba TUHAN berdusta, tidak ada yang menghukum, lebih jahat dari penjahat. Maka, kalau seorang hamba TUHAN berdusta, berarti ia dikuasai roh antikris, saya gemas sekali, greget sekali, sungguhan.
Tapi sidang jemaat juga tidak boleh didustai begitu saja. Kalau bicara yang enak-enak, mau terima, tetapi jika ibadah dihubungkan langsung dengan salib, tidak mau terima; kan salah sendiri juga, bukan?
 
1 Yohanes 4:1
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
 
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh. Jangan percaya dalam setiap ibadah dan pelayanan dari seorang hamba TUHAN; oleh sebab itu, ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah. Roh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang sumbernya dari hamba TUHAN, itu perlu diuji. Bagaimana caranya?
 
1 Yohanes 4:2-3
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
 
Senantiasa mengarahkan pandangan kepada pengorbanan Kristus, itu sama dengan; Roh Allah, Roh kebenaran. Sebaliknya, tidak memandang korban Kristus, itu merupakan roh antikristus; dia adalah pendusta, walaupun menggunakan mulut yang manis-manis, merangkai sorga dengan kata-kata yang manis, dia adalah pendusta.
 
Hal ini harus segera kita tangkap, kita claim, dan biarlah firman ini meneguhkan hati kita, mengapa? Karena hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi. Jangan terlena dengan yang ada ini.
 
1 Yohanes 4:5
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
 
Perhatikan: Antikris itu dari dunia, bukan dari TUHAN, bukan dari Allah, bukan dari sorga
Apa buktinya mereka berasal dari dunia? Mereka yang dikuasai roh antikris senantiasa mengarahkan pandangan pada perkara dunia, perkara di bawah, perkara duniawi, tidak mengarahkan pandangan kepada perkara rohani, tidak mengarahkan pandangan mereka kepada sengsara salib (pengorbanan Kristus), sebaliknya pandangan mereka hanya tertuju kepada perkara di bawah, perkara lahiriah, perkara duniawi. Itulah roh antikris.
 
Jadi, sudah sangat jelas bahwa; ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi di tengah-tengah ibadah pelayanan mereka, ujung-ujungnya mereka keluar dari tubuh Kristus (Bait Suci), dan pandangan mereka memang hanya tertuju kepada perkara lahiriah, yaitu emas di Bait Suci dan persembahan yang di atas mezbah, sehingga tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN, tidak terbeban dengan kesusahan orang lain.
Mengapa TUHAN mengangkat imam-imam, pelayan TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan? Untuk melayani TUHAN. Untuk melayani, melayani orang yang susah = melayani TUHAN. Melayani satu yang kecil = melayani TUHAN, sesuai dengan Injil Matius 25. Nanti, pada saat Allah bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kemudian di akan mengumpulkan semua orang di hadapan-Nya, lalu mengadakan pemisahan, seperti gembala memisahkan domba dari kambing.

-          Domba ditempatkan di sebelah kanan.

-          Kambing ditempatkan di sebelah kiri.

Mengapa domba ditempatkan di sebelah kanan dan kambing di sebelah kiri?

-          Karena domba-domba ini mengerti pekerjaan TUHAN, terbeban dengan orang kecil. Terbeban dengan orang kecil = mengerti pekerjaan TUHAN.

-          Tetapi kambing yang suka menanduk ini ditempatkan di sebelah kiri, di mana mereka mengaku melayani, berada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi pandangan mereka hanya tertuju pada perkara lahiriah, tidak terbeban kepada salah seorang yang kecil = tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN.

Ayo, belajar bijaksana. Seorang pelayan sudah harus semakin bijaksana, tidak boleh bebal. Sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu; itu namanya punya mata, tetapi tidak melihat.
 
DAMPAK NEGATIF tidak memandang korban Kristus.
Matius 23:19-20
(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? (23:20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
 
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi disebut orang-orang buta atau pemimpin buta.
 
Perlu untuk diketahui: Orang buta memimpin orang buta, maka sama-sama jatuh dalam kubangan yang sama. Mengapa disebut orang buta? Sebab mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat, tidak mengarahkan pandangan mereka kepada korban Kristus.
 
Itu sebabnya, di sini dikatakan: Hai kamu orang-orang buta, apa yang lebih penting; persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Mana yang lebih penting;  persembahan yang di atas mezbah atau mezbahnya?
Sesungguhnya, mezbah (pelayanan) yang terhubung langsung dengan salib jauh lebih penting, mengapa? Karena hal itu sanggup menguduskan persembahan, sanggup menguduskan kehidupan kita untuk layak menjadi korban dan persembahan ketika dipersembahkan di atas mezbah. Sekalipun melihat, sekalipun punya mata, tetapi tidak melihat = buta. Inilah pemimpin buta.
 
Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Kalau bersumpah dengan mezbah, sudah terikat dengan pelayanan, melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, maka ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya, dengan persembahan yang dikuduskan oleh mezbah itu.
 
Selanjutnya, kita akan melihat DAMPAK NEGATIF yang lain pada ayat 21-22.
Matius 23:21
(23:21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
 
Barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, barangsiapa terikat dengan Bait Suci, menjadi bilangan TUHAN, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
 
Singkatnya: Pelayanan atau mezbah satu paket dengan korban yang akan dipersembahkan di atasnya. Kemudian, Bait Suci dengan kegiatan yang ada di dalamnya satu paket dengan menyembah Allah yang diam di Bait Suci.
 
Matius 23:22
(23:22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
 
Selanjutnya, barangsiapa bersumpah demi sorga, terikat dengan Kerajaan Sorga, terikat dengan ibadah dan pelayanan, maka ia juga terikat dengan takhta Allah dan juga demi Dia yang bersemayam di atasnya.
 
Jadi, pelayanan atau mezbah sudah seharusnya satu paket dengan korban yang dipersembahkan di atasnya. Kemudian, Bait Suci dengan kegiatan-kegiatan ibadah di dalamnya sudah satu paket dengan penyembahan, sebab Allah diam di Bait Suci, satu paket dengan kekudusan sampai kepada penyempurnaan, itulah Bait Suci. Bait Suci itu Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci, sudah satu paket dengan kekudusan dan kesempurnaan; sudah satu paket dengan itu, tidak boleh dipisahkan.
Lalu pada ayat 22 dikatakan: barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. Kalau memang bersumpah demi sorga, maka dia juga harus bersumpah demi takhta Allah dan demi dia yang bersemayam di atasnya, mengapa? Seindah-indahnya Kerajaan Sorga, kalau satu pribadi tidak duduk di atasnya, maka sorga tidak ada artinya. Demikian juga seindah-indahnya hidup seseorang oleh harta dan kekayaan yang dia punya, oleh karena gelar dan kedudukan tinggi yang dia punya, kalau Satu Pribadi tidak bertakhta di hidupnya, di hatinya, maka keindahan semacam ini hanya kamuflase, semu, bahkan tidak ada artinya.
Oleh sebab itu, ibadah dan kegiatannya sudah seharusnya memuncak sampai kepada doa penyembahan, itu satu paket. Pahamilah itu dengan baik, supaya jangan menjadi sia-sia, supaya hidup, ibadah dan apapun yang kita kerjakan tidak menjadi percuma di hadapan TUHAN. Dan biarlah ibadah satu paket sampai kepada penyembahan, menyembah Dia yang ada di Bait Suci itu.
 
KEKEKALAN; Penyembahan.
KEKEKALAN; Penyerahan Diri.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment