KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, November 10, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 07 NOVEMBER 2020



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 07 NOVEMBER 2020
 
STUDY YUSUF
(Seri: 215)
 
Subtema: GOMER PERTAMA DAN GOMER KEDUA
 
Shalom.
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah menyatakan kasih-Nya dan memelihara kehidupan muda remaja hingga pada saat ini tentunya.
Juga saya tidak lupa menyapa pemuda remaja anak-anak TUHAN, umat TUHAN di mana pun anda berada, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, baik dalam maupun luar negeri, TUHAN memberkati saudara.
Selanjutnya, kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya pembukaan firman itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing.
 
Marilah kita segera menerima STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Sebagai seorang penguasa dan yang menjalankan roda pemerintahan di Mesir, Yusuf mengangkat sekaligus menempatkan penilik-penilik atas negeri Mesir. Kemudian, adapun tugas dari penilik-penilik tersebut ialah dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu, harus memungut 1/5 (seperlima) dari hasil tanah Mesir.
 
Penilik-penilik à Gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat.
Singkatnya: Seorang pemimpin sidang jemaat sudah seharusnya bertanggung jawab di dalam hal kelimpahan Firman Allah untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat Allah atau kawanan domba Allah.
 
Kisah Para Rasul 20:28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
 
Seorang penilik yang telah diangkat dan ditetapkan oleh Roh TUHAN yang suci harus bertanggung jawab untuk menggembalakan kawanan domba Allah, yakni sidang jemaat Allah. Sama artinya; seorang penilik harus menjunjung tinggi korban Kristus.
Mengapa seorang penilik harus bertanggung jawab? Jawabnya, karena sidang jemaat Allah (kawanan domba Allah) terbentuk oleh karena darah Anak Domba. Dengan demikian, ibadah pelayanan yang sedang kita kerjakan di hari-hari terakhir ini seharga dengan setetes darah Yesus.
 
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Perlu untuk diketahui: Kita ditebus dari cara hidup yang sia-sia -- disebut juga dengan dosa warisan = dosa turunan = kutuk nenek moyang --, bukan dengan perak, bukan dengan emas, bukan dengan uang, singkatnya; bukan dengan barang fana. Melainkan kita ditebus dengan darah Anak Domba yang tidak bernoda dan tidak bercacat = ditebus dengan darah yang mahal.
 
Lebih jelasnya ...
Yesaya 53:6
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
 
Masing-masing kita sesat seperti domba yang terhilang. Mengapa demikian? Sebab masing-masing kita mengambil jalannya sendiri = bertindak sesuai dengan kehendak hati = hanya menurut keinginan di hati saja, sehingga menjadi sesat dan terhilang.
Tetapi, oleh karena kemurahan hati TUHAN, segala kejahatan kita sekaliannya, segala kekurangan-kekurangan kita, segala kelemahan kita ditimpakan kepada satu pribadi, yakni TUHAN Yesus Kristus, yang disebut juga Anak Domba Allah.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kejahatan kita ditimpakan kepada satu pribadi, yakni Yesus Kristus, Anak Domba Allah.
Luar biasa kemurahan hati TUHAN bagi kita; oleh sebab itu, seorang penilik harus menjunjung tinggi korban Kristus, karena sidang jemaat terbentuk oleh darah Anak Domba.
 
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
 
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya = kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan.
 
Jadi, dari ayat 6 dan ayat 7 ini kita dapat menarik kesimpulan, bahwa; Darah Anak Domba Allah adalah darah yang tak bernoda, tak bercacat, sama artinya; darah yang mahal dan berharga.
-          Darah Anak Domba Allah adalah darah yang tak bernoda.
-          Darah Anak Domba Allah adalah darah yang tak bercacat.
-          Darah Anak Domba Allah adalah darah yang mahal dan berharga.
 
Ketika dia dianiaya dan ditindas, digambarkan dengan 2 (dua) hal:
1.       Seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian.
2.     Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya.
Baik anak domba maupun induk domba, kedua-duaanya tidak membuka mulutnya ketika dianiaya dan ditindas.
Dalam hal ini, semakin menunjukkan dan semakin meneguhkan kepada kita, bahwa;
1.      Darah Anak Domba adalah darah yang tak bernoda.
2.      Darah Anak Domba adalah darah yang mahal dan sangat berharga.
Dengan demikian ...
-          Ibadah dan pelayanan ini seharga dengan setetes darah Yesus. 
-          Kemudian sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah seharga dengan setetes darah Yesus.
-          Sampai kepada sebuah penggembalaan seharga dengan setetes darah Yesus.
Seharga dengan setetes darah Yesus = mahal dan berharga.
 
Sekali lagi saya sampaikan:

-          Ibadah dan pelayanan ini mahal dan berharga.

-          Sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah mahal dan berharga.

-          Bahkan sebuah penggembalaan, tempat ibadah pelayanan seharga dengan setetes darah Yesus = mahal dan berharga.

Jadi, ibadah dan pelayanan itu mahal harganya. Saudara dibentuk menjadi kawanan domba Allah, itu juga mahal harganya, itu bukan harga murahan. Kemudian, sebuah penggembalaan terbentukpun mahal harganya.
Maka, saya tidak habis pikir kalau orang Kristen, anak-anak TUHAN tidak menghargai ibadah, tidak menghargai pelayanan, tidak menghargai sebuah penggembalaan; saya tidak habis pikir kalau anak TUHAN tidak menghargai ibadah dan pelayanan. Saya tidak habis pikir kalau anak TUHAN (orang Kristen) tidak menghargai sebuah penggembalaan; padahal, penggembalaan dan terbentuknya sidang jemaat adalah karena setetes darah Anak Domba.
Oleh sebab itu, masing-masing kita harus menunjukkan kualitas hidup rohani kita di hadapan TUHAN, sebagai tanda bahwasanya hidup kita masing-masing seharga dengan setetes darah Yesus.
 
1 Petrus 1:13-17
(1:13) Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. (1:14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, (1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, (1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. (1:17) Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
 
Untuk menunjukkan bahwa kita berharga dan mahal, seharga dengan setetes darah Yesus, maka, PERHATIKAN: mulai dari sekarang hingga pada waktu penyataan Yesus Kristus, atau hingga kedatangan Yesus untuk yang kedua kalinya, kita sudah seharusnya hidup di dalam keadaan yang dibagi dalam tiga bagian.
 
BAGIAN YANG PERTAMA.

a.   Siapkanlah akal budimu = Memiliki mental dan moral yang baik. Mental itu harus baik, moral juga harus baik; itu adalah tanda bahwa seseorang sudah mempersiapkan diri jikalau TUHAN nanti datang pada kali yang kedua.

b.   Waspadalah. Maksudnya ialah waspada terhadap nabi-nabi palsu dan antikris dengan ajaran mereka yang palsu.

c.   Meletakkan seluruh pengharapan kita di atas kemurahan hati TUHAN. Letakkanlah seluruh pengharapan itu di atas kemurahan hati TUHAN. Jangan kita menaruh pengharapan di luar kemurahan. Jangan kita menaruh pengharapan dengan mengandalkan kekuatan; jangan kita menaruh pengharapan dengan hasil usaha, tetapi kita menaruh seluruh pengharapan kita di atas kemurahan hati TUHAN. Itu adalah kebenaran iman; sebab kita dibenarkan oleh iman, bukan hasil usaha.

      Sekali lagi: Letakkanlah seluruh pengharapanmu di atas kemurahan hati TUHAN. Jangan menaruh pengharapan dengan mengandalkan kekuatan; jangan menaruh pengharapan dengan mengandalkan manusia; jangan menaruh pengharapan dengan mengandalkan kekuatan kita masing-masing mulai dari sekarang.

 
BAGIAN YANG KEDUA.

a.   Hiduplah sebagai anak-anak yang taat. Taat = menuruti kehendak Allah. Patuhlah kepada ajaran TUHAN yang benar.

b.   Jangan turuti hawa nafsu daging. Mengapa demikian? Sebab setiap orang yang hidup menurut daging tidak hidup menurut Roh TUHAN yang suci = tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh = tidak memikirkan perkara-perkara di atas = tidak memikirkan perkara rohani, yakni ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. Kalau seseorang hidup menurut hawa nafsu daging, ia tidak hidup menurut Roh, tidak memikirkan ibadah dan pelayanan. Jangan hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan daging, apalagi pada masa (waktu) kebodohan.

c.   Hendaklah menjadi kudus dalam seluruh hidup. Hidup itu terdiri dari;

-       Hati, pikiran, dan perasaan.

-       Tubuh, jiwa, dan roh.

Mengapa harus kudus dalam seluruh hidup? Supaya hidup kita ini sama dengan Dia di dalam kekudusan. 

 
Singkatnya:

-          Taat à Orang yang penuh Firman Allah.

-          Tidak dikuasai daging à Orang yang penuh dengan Roh Allah.

-          Kudus dalam seluruh hidup à Orang yang penuh dengan Kasih Allah. Tanda bila seseorang penuh dengan kasih Allah ialah mampu untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan kita masing-masing. 

 
BAGIAN YANG KETIGA.
Bagian yang ketiga ini tidak kalah penting dari bagian yang pertama dan bagian yang kedua, sebab pada bagian yang ketiga ini adalah hidup dalam keadaan takut akan TUHAN selama kita menumpang di atas muka bumi ini, selama kita menumpang di dunia ini.
Kita ini adalah seorang penumpang di dunia ini, sebab tanah air kita bukan dunia ini, tanah air kita adalah sorga, dari sanalah kita berawal, diciptakan oleh dua tangan TUHAN dengan seonggok tanah liat, lalu ditempatkan di taman Eden. Tetapi karena Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, bagaikan kita dilemparkan sekarang ada di bumi ini.
Jadi, bumi ini adalah tempat kita sementara, tempat kita menumpang, sebab tanah air kita adalah tanah air sorgawi. Abraham rindu dengan tanah air sorgawi. Kita adalah anak Abraham diperanakkan menurut iman.
 
Itulah bagian yang ketiga, yaitu hidup dalam keadaan takut akan TUHAN selama kita menumpang di dunia ini.
 
Kita lihat sejenak lebih rinci tentang TAKUT AKAN TUHAN.
Amsal 8:13
(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
 
Takut akan TUHAN, artinya; membenci kejahatan. Jadi, takut di sini tidak sama seperti orang yang sedang sembunyi, tidak.
Tetapi, takut akan TUHAN, artinya; benci kepada kejahatan, teristimewa;
-          Benci kepada kesombongan.
-          Benci kepada kecongkakan.
-          Benci kepada tingkah laku yang jahat.
-          Benci kepada perkataan dusta (mulut penuh tipu muslihat).
 
Singkatnya: Dengan hidup dalam 3 (tiga) bagian di atas tadi, menunjukkan bahwa hidup kita berharga, hidup kita mahal, seharga dengan setetes darah Yesus Kristus, darah yang tak bercacat dan tak bernoda.
Buktikanlah bahwa kita berharga dengan hidup dalam 3 (tiga) bagian di atas tadi. Jangan murahan lagi. Kalau kita menghargai darah Anak Domba, maka pasti kita berharga. Tetapi kalau injak-injak darah kekudusan, darah Anak Domba, maka kita menjadi murahan, direndahkan oleh TUHAN. Oleh sebab itu, junjung tinggilah korban Kristus.
 
Kisah Para Rasul 20:28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
 
Pada ayat ini dikatakan: Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan.
Jagalah dirimu”, artinya;
-          Seorang penilik harus menjadi contoh teladan bagi sidang jemaat.
-          Seorang penilik hidup dengan hati yang murni, serta menjaga kemurnian itu sendiri.
Jagalah seluruh kawanan”, artinya; seorang penilik harus bertanggung jawab penuh atas sidang jemaat TUHAN.  Prakteknya:
1.      Tidak mencari untung di tengah-tengah pelayanannya = tidak loba = tidak serakah.
2.      Tidak mencari puji-pujian di tengah-tengah pelayanannya.
3.      Hidup suci.
Inilah praktek “jagalah seluruh kawanan”, di mana seorang penilk harus bertanggung jawab penuh atas sidang jemaat yang TUHAN percayakan.
 
Dengan kita mengerti tentang keadaan seorang penilik, maka kita tidak bisa lagi dipermain-mainkan oleh seorang penilik.
 
1 Timotius 4:16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
 
Perhatikan kalimat: Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Kalimat ini jelas berbicara tentang “kemurnian.
-          Awasilah dirimu sendiri, berbicara tentang; kemurnian di hati seorang penilik.
-          Awasilah ajaranmu, berbicara tentang; kemurnian dari Firman Allah itu sendiri.
Jadi, menjaga kemurnian di hati, serta menjaga kemurnian dari Firman Allah itu sendiri. Pendeknya: Seorang penilik harus bertekun di dalam kemurnian itu.
Tujuannya; selain menyelamatkan hidup penilik itu sendiri, juga menyelamatkan orang lain, yaitu sidang jemaat Allah.
 
Sidang jemaat harus mengerti tentang hal ini. Jadi, jangan hanya datang di tengah perhimpunan ibadah dalam sebuah penggembalaan, tanpa pengertian yang benar, tetapi harus mengerti tentang hal ini.
Kalau kita melihat tentang hal ini ada di tengah ibadah dan pelayanan dalam sebuah penggembalaan, tidak usah ragu untuk bertahan di situ. Tetapi bukan saja pemuda remaja dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, namun anda, siapapun saudara yang saya kasihi dalam nama Kristus Yesus, baik di dalam maupun di luar negeri, kalau saudara melihat pemberitaan firman semacam ini lewat media live streaming, maka tidak perlu ragu untuk mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming. Mantapkan hati saudara, jangan acuh tak acuh, jangan bermasa bodoh, karena di kemudian hari, pada ujung perjalanan rohani kita, TUHAN akan menghakimi semua orang dengan adil, tidak memandang muka.
 
Itulah sedikit untuk melengkapi kita tentang tahbisan dari seorang penilik, tahbisan dari gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat (pemimpin rumah TUHAN) dari pemberitaan firman pada minggu yang lalu.
 
Kita kembali untuk membaca Kejadian 41.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Singkatnya: Dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu, penilik-penilik harus memungut 1/5 (seperlima) dari hasil tanah di Mesir.
1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh) efa = 2x (dua kali) lipat dari 1/10 (sepersepuluh).
 
Keluaran 16 itu berbicara tentang “manna”, kegunaannya adalah untuk pemeliharaan bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun.
 
Keluaran 16:26
(16:22) Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaat memberitahukannya kepada Musa. (16:23) Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi".(16:24) Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya. (16:25) Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. (16:26) Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu."
 
Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah.

-          Roti yang perlu kamu bakar, bakarlah = hangus. Berarti, penyerahan diri sepenuh; apapun yang kita kerjakan, semuanya sudah hangus, tidak perlu diungkit-ungkit = penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada Allah. Bawalah korban bakaran kepada TUHAN.

-          Apa yang perlu kamu masak, masaklah. Ini terkait dengan kerendahan hati dan kelemahlembutan kita semua. 

Itulah yang terjadi kalau kita menikmati 2 (dua) gomer, dua kali lipat dari 1/10 (sepersepuluh) efa.
 
Kalau kita menikmati 2 (dua) gomer -- memungut 1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh) efa = 2x (dua kali) lipat dari 1/10 (sepersepuluh) efa -- , maka manna itu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.
-          Tidak berbau busuk = tidak ada dosa yang disembunyikan.
-          Tidak berulat = tidak berubah menjadi Setan.
 
Kemudian, pada hari keenam, tersedia 2 (dua) gomer manna (roti yang turun dari sorga) = memungut 2x (dua kali) lipat. Atau pada hari keenam, bangsa itu harus memungut 2x (dua kali) lipat atau 2/10 (dua persepuluh) efa = 1/5 (seperlima) efa. 
 
GOMER PERTAMA = 1/10 EFA, kegunaannya adalah untuk pemeliharaan hidup rohani kita sehari-hari.
Oleh sebab itu, kehidupan muda remaja tidak perlu ragu di dalam hal mengembalikan milik TUHAN, yakni persembahan persepuluhan, sebab itu merupakan pemeliharaan hidup rohani kita sehari-hari.
 
Matius 23:23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
 
... Persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar ... Persembahan persepuluhan mereka bayar kepada TUHAN.
 
... Tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Keadilan, belas kasihan, kesetiaan, itu adalah kandungan yang terpenting dari hukum Taurat.
 
Yang satu harus dilakukan, hal yang jasmaninya, itulah persembahan persepuluhannya harus dilakukan, dan yang lain -- persembahan persepuluhan dalam bentuk yang rohani -- jangan diabaikan, harus juga dilakukan, itulah keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Itulah sepersepuluh.
 
Persembahan persepuluhan dalam bentuk yang jasmani, memang harus dipersembahkan; tetapi persepuluhan dalam bentuk yang rohani, itulah keadilan dan belas kasihan serta kesetiaan, juga harus dipersembahkan.
Kita tidak cukup hanya mempersembahkan persepuluhan dalam bentuk yang jasmani. Misalnya; penghasilan satu juta selama satu bulan, lalu persembahan persepuluhannya dibawa kepada TUHAN, itulah seratus ribu. Itu bagus, tetapi hal yang rohani dari persembahan persepuluhan juga harus dipersembahkan kepada TUHAN, yaitu keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Jasmani dan rohani harus seiring dan sejalan. Itulah pemeliharaan hidup kita sehari-hari.
 
Biarlah semua sidang jemaat di tiap-tiap Pos mengikuti pemberitaan firman ini, baik yang di Serang, di BCA, di TK, di Perumnas; ayo, semua diikuti dengan baik-baik. Juga saudara yang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming, perhatikanlah pemberitaan firman ini dengan sungguh-sungguh; yakin, percaya dengan firman iman yang kita terima malam ini.
 
Terkait dengan PERSEMBAHAN 1/10 (SEPERSEPULUH) EFA, lebih jauh kita melihat di dalam Maleakhi 3, dengan perikop: “Pembayaran persembahan persepuluhan menyenangkan hati Allah.” Persepuluhan itu merupakan persembahan yang menyenangkan hati TUHAN, baik dalam bentuk yang jasmani, maupun dalam bentuk yang rohani. Maka, kita harus mengerjakan kedua-duanya seiring dan sejalan (bersamaan).
 
Malekahi 3:7-8
(3:7) Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?" (3:8) Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
 
Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku ... Dari sejak nenek moyang, Israel menyimpang dari Firman TUHAN. Mengapa TUHAN berkata demikian kepada bangsa Israel? Mari kita ikuti pemberitaan firman ini.
 
Di sini dikatakan: Bolehkah manusia menipu Allah? Kalau saya tanya saudara, pemuda remaja, termasuk yang mengikuti live streaming: Bolehkah manusia menipu Allah? Jawabnya tentu saja “tidak boleh” dan “tidak bisa”, karena TUHAN yang menyelidiki hati, TUHAN tahu segala sesuatu.
Namun kamu menipu Aku. Manusia, bangsa Israel, termasuk bangsa-bangsa di dunia ini berani menipu TUHAN Yesus Kristus. Lalu, dalam keadaan sedang menipu TUHAN, bangsa-bangsa berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” Mereka menanyakan itu, karena mereka merasa bahwa TUHAN tidak bersama dengan dia, karena merasa TUHAN ada di sorga, dan dia ada di bumi, sehingga timbullah pertanyaan: Bagaimana kami menipu TUHAN? Ini bukanlah tipuan biasa, ini adalah tipuan luar biasa. Jadi, saudara jangan anggap enteng soal persembahan persepuluhan, sebab ini adalah tipuan luar biasa.
Kalau tipuan biasa adalah sebagaimana seorang dengan yang lain menipu sesamanya; itu tipuan biasa. Tetapi soal persembahan persepuluhan, kalau kita tidak kembalikan kepada TUHAN, itu adalah tipuan luar biasa. Jangan anggap enteng hal ini.
 
Mengembalikan milik TUHAN, yakni persembahan persepuluhan dan pesembahan khusus adalah suatu bukti nyata bahwa kita tidak menyimpang dari ketetapan Firman Allah, sebaliknya, kita memelihara Firman Allah. Kalau kita memelihara Firman Allah = kembali kepada TUHAN dan pemeliharaan TUHAN.
Kembalilah kepada Allah, kembalilah kepada pemeliharaan TUHAN. Jangan lagi kita menipu TUHAN dalam soal persepuluhan, sebab itu adalah tipuan luar biasa, bukan tipuan biasa.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Mengembalikan milik TUHAN, yakni persembahan persepuluhan dan pesembahan khusus adalah suatu bukti bahwa kita tidak menyimpang dari ketetapan Firman Allah; sebaliknya, kita memelihara Firman Allah itu dalam hidup kita masing-masing, sama artinya; kembali kepada TUHAN dan pemeliharaan TUHAN.
 
Malekahi 3:9-10
(3:9) Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! (3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
 
Selanjutnya, di sini kita melihat, TUHAN berkata: “Kamu telah kena kutuk.” Itu sebabnya, di atas tadi saya sampaikan: soal persembahan persepuluhan dan persembahan khusus ini, kalau kita tidak kembalikan kepada TUHAN, itu adalah tipuan besar-besaran, bukan tipuan biasa.
 
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ... Supaya lepas dari kutuk nenek moyang -- dosa warisan, dosa kutuk --, dengan kasih dan kemurahan hati TUHAN, TUHAN berkata langsung kepada kita: untuk mengembalikan persembahan persepuluhan dan persembahan khusus.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Persembahan persepuluhan itu terkait dengan pembukaan Firman Allah, disebut juga dengan; persediaan makanan di dalam rumah TUHAN. Pembukaan Firman Allah yang kita terima dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, itulah yang disebut persediaan makanan rohani yang ada di dalam rumah TUHAN.
Dengan demikian, nyatalah bagi kita sekarang, bahwa; rumah TUHAN adalah rumah perbendaharaan; rumah TUHAN adalah persediaan makanan sebagai pemeliharaan sehari-hari.
 
Jadi, persembahan persepuluhan itu adalah pemeliharaan sehari-hari bagi bangsa Israel di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun, di mana mereka memungut /10 (sepersepuluh) efa; itu merupakan pemeliharaan sehari-hari. Jadi, persembahan persepuluhan terkait dengan pemeliharaan hidup sehari-hari, sebab rumah TUHAN disebut rumah perbendaharaan, artinya; tersedia pembukaan firman sebagai makanan rohani kita. Jadi, saudara jangan ragu di dalam hal memungut 1/10 (sepersepuluh) efa.
 
Kemudian, ada kalimat di sini mengatakan: ... Ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam ...
Jadi, di dalam hal persembahan persepuluhan ini perlu untuk diuji. Artinya, kalau kita memungut 1/10 (sepersepuluh) efa, berarti; TUHAN akan membukakan bagi kita tingkap-tingkap langit, dan selanjutnya TUHAN akan mencurahkan berkat-Nya kepada kita sampai berkelimpahan.
Apa yang disebut “berkelimpahan?” Sebuah wadah diisi sampai penuh. Namun sekalipun penuh, tetap diisi lagi, diisi lagi, sampai luber, sampai orang lain merasakan berkat-berkat itu, orang lain kecipratan berkat dari sorga; sampai kita menjadi saluran berkat, sehingga orang lain merasakan berkat dari kita. Diberkati untuk memberkati; itu namanya kelimpahan.
 
Itulah mengenai memungut 1/10 (sepersepuluh) efa = GOMER PERTAMA.
 
Kemudian, kita kembali membaca Keluaran 16.
Keluaran 16:22
(16:22) Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa.
 
Setelah kita melihat “satu gomer”, sekarang GOMER KEDUA = memungut 2X (DUA KALI) LIPAT = 2/10 (DUA PERSEPULUH) EFA, disebut juga 1/5 (SEPERLIMA).
 
Keluaran 16:23-24
(16:23) Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." (16:24) Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.
 
Perikop ayat ini adalah “Manna Sabat.” Jadi, 2 (dua) gomer itu adalah Manna Sabat.
 
Gomer kedua -- atau 2/10 (dua persepuluh) efa yang disebut juga 1/5 (seperlima) -- kegunaannya adalah untuk pemeliharaan Sabat. Jadi, gomer kedua ini terkait dengan Sabat; dipelihara untuk membawa kita sampai pada hari perhentian yang kekal, itulah Sabat.
Itulah 2 (dua) gomer yang terkait dengan Sabat, supaya kita dipelihara sampai Sabat, sampai hari ketujuh, sampai hari perhentian kekal. Jadi, semata-mata bukan hanya pemeliharaan sehari-hari, tetapi sampai kepada Sabat.
 
Itulah 2 (dua) gomer, 2x (dua kali) lipat, 2/10 (dua persepuluh) efa, yang terkait dengan Sabat, terkait dengan pemeliharaan kekal.
Jadi, Sabat = hari ketujuh, perhentian kekal à Kerajaan Sorga.
 
Ibrani 4:7-8
(4:7) Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (4:8) Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.
 
Kalau tanah Kanaan adalah hari perhentian kekal, maka tentu saja Allah tidak akan lagi berbicara tentang suatu hari perhentian yang lain, tidak lagi akan berbicara tentang Kerajaan Sorga. Berarti, masih ada suatu hari yang lain, itulah Sabat, itulah hari perhentian kekal, itulah Kerajaan Sorga.
 
Ibrani 4:9
(4:9) Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
 
Oleh sebab itu, pada ayat 9 ini dikatakan: masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, hari perhentian kekal, itulah Kerajaan Sorga, bagi umat Allah.
 
Masih tersedia bagi kita hari perhentian kekal, itulah Kerajaan Sorga, bagi umat Allah, bagi semua bangsa-bangsa, bukan saja bagi bangsa Israel, tetapi semua bangsa-bangsa, termasuk masih tersedia Kerajaan Sorga bagi kita, yang adalah bangsa kafir. Oleh sebab itu, jangan keraskan hati saat kita dengar Firman Allah.
Perhatikan: Bukan saja kita memungut satu gomer, tetapi kita juga harus memungut dua gomer. Jangan keraskan hati, sebab gomer kedua ini terkait dengan hari perhentian kekal, Kerajaan Sorga, bagi kita umat Allah.
 
Mari kita lihat hari PERHENTIAN KEKAL itu atau hari ketujuh, itulah Kerajaan Sorga.
Wahyu 22:3-4
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, (22:4) dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. (22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
 
Ada 7 (tujuh) perkara di dalam hari perhentian atau Kerajaan Sorga, yaitu:
1.      Tidak ada laknat.
2.      Takhta Allah dan takhta Anak Domba ada di dalamnya.
3.      Beribadah kepada TUHAN.
4.      Melihat wajah TUHAN.
5.      Nama-Nya tertulis di dahi mereka.
6.      Malam tidak ada di dalamnya.
7.      Memerintah sebagai Raja = melayani TUHAN selama-lamanya.
 
Kesimpulannya: Dari 7 (tujuh) perkara tersebut, hanya ada 2 (dua) kegiatan di dalam hari perhentian atau Sabat, yaitu Kerajaan Sorga.
1.      Beribadah, itulah perkara ketiga.
2.      Memerintah sebagai Raja = melayani sampai selama-lamanya, itulah perkara ketujuh.
Inilah gambaran dari dua gomer, yakni 2/10 (dua persepuluh) efa = 2x (dua kali) lipat.
 
Kita patut bersyukur dengan pengertian yang TUHAN berikan kepada kita lewat ibadah pelayanan pada malam ini; tentu para pemirsa juga harus bersyukur, karena 2 (dua) gomer atau gomer kedua itu terkait dengan Sabat, hari perhentian kekal, Kerajaan Sorga;
1.      Beribadah.
2.      Melayani TUHAN sampai selama-lamanya.
Inilah yang dimaksud 2 (dua) gomer pada hari perhentian, itulah Kerajaan kekal -- Sabat, hari ketujuh, perhentian kekal, Kerajaan Sorga --.
 

-    “BERIBADAH” jika dituntun sampai pada puncaknya, maka menunjuk kepada; Doa Penyembahan.

-   Memerintah sebagai Raja = “MELAYANI TUHAN” à Penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. 

Inilah dua gomer; GOMER KEDUA, yang terkait dengan Sabat, hari ketujuh, hari perhentian, itulah Kerajaan Sorga.
 
Maka, lewat ibadah ini di hari-hari terakhir ini, atau hari keenam ini, sudah seharusnya kita memungut 2x (dua kali) lipat, 2/10 (dua persepuluh) efa.

-          “BERIBADAH” Kalau ibadah dituntun sampai pada puncaknya, itulah Doa Penyembahan. Maka, pada hari keenam ini, kita harus hidup dalam doa penyembahan.

-          Kemudian, memerintah sebagai Raja = “MELAYANI TUHAN” à Penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. 

Hal ini harus terjadi di hari-hari terakhir, itulah hari keenam.
Bukankah sangat jelas pemberitaan firman malam ini? Jangan nanti salahkan TUHAN. Kalau kita tidak memungut dua kali lipat, jangan harap kita ada pada hari perhentian kekal, itulah Kerajaan Sorga; jangan mimpi.
Setelah kita memungut 1/10 (sepersepuluh) efa, ayo tingkatkan dengan memungut 2/10 (dua persepuluh) efa, 2x (dua kali) lipat, 2 (dua) gomer, 1/5 (seperlima).
 
Ibadah ini seharga dengan setetes darah; manfaatkan sebagai sebuah sarana yang efektif untuk boleh memungut 2/10 (dua persepuluh) efa, tidak hanya sebatas 1/10 (sepersepuluh) efa, tidak hanya pemeliharaan sehari-hari, tetapi meningkat sampai pemeliharaan hari Sabat.
 
Mazmur 92:1,14
(92:1) Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. (92:14) mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
 
Perikop ayat ini adalah: “TUHAN hakim yang adil.” Saat TUHAN datang pada kali yang kedua, Dia tampil sebagai Hakim yang adil.
 
Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. Mazmur, itu merupakan nyanyian untuk hari Sabat; itu merupakan penyembahan di hari perhentian, hari Sabat, hari perhentian kekal, itulah Kerajaan Sorga.
Untuk sampai kepada penyembahan itu, YANG PERTAMA: “Mereka yang ditanam di bait TUHAN.” Ditanam di Bait TUHAN = beribadah di dalam rumah TUHAN. Kalau tidak mau beribadah = tidak tertanam di dalam Bait Allah.
Kemudian, YANG KEDUA: “Akan bertunas di pelataran Allah kita.” Bertunas di pelataran Allah kita, jelas itu adalah penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, itulah pribadi Yesus, Tunas Daud, penyerahan diri-Nya sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. Yesus adalah Tunas Daud, yang sudah diserahkan kepada manusia.
 
Itulah Sabat, itulah hari ketujuh, itulah hari perhentian yang kekal, itulah Kerajaan Sorga; memuncak sampai kepada doa penyembahan, diawali dari;
1.      Ditanam di Bait TUHAN = beribadah. Puncak ibadah adalah doa penyembahan.
2.      Bertunas di pelataran Allah kita à Penyerahan diri kita sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, sebagaimana Yesus, Tunas Daud, di dalam penyerahan diri-Nya, penaklukkan diri-Nya kepada Allah. Maka, kita tidak lagi takluk atau menyerahkan diri kepada kehendak daging ini.
Itulah 2x (dua kali) lipat, itulah dua gomer, itulah 2/10 (dua persepuluh) efa atau sama dengan 1/5 (seperlima).
 
Maka, terkait dengan 1/5 (seperlima) ini, seorang penilik bertanggung jawab di dalam hal kelimpahan pembukaan rahasia firman untuk selanjutnya diberikan kepada sidang jemaat atau kawanan domba Allah.
 
Kita bersyukur, TUHAN Yesus baik kepada kita. Entah apa jadinya jika kita tidak mendapatkan pembukaan Firman TUHAN. Saya sendiri bersyukur kepada TUHAN; untunglah TUHAN berikan “Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel”, sehingga pola Sorga itu dengan sistematis bisa kita lihat lewat pembukaan firman ini.
Jadi, bukan semata-mata hanya isapan jempol semata, tidak. Atau yang seringkali kita dengar dari pemberitaan firman, bahwa Kerajaan Sorga itu dirangkai dengan kata-kata yang indah. Seolah-olah sidang jemaat melihat Kerajaan Sorga; seolah-olah Kerajaan Sorga itu nampak di muka sidang jemaat; padahal itu semacam kamuflase atau semu, tidak nyata, hanya bayang-bayang yang tidak bisa dimiliki.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN, sebab nyawa kita ini tidak bisa diukur dengan nilai berapa Triliun.
-          Jangan anggap enteng dengan pembukaan firman.
-          Jangan anggap enteng ibadah pelayanan.
-          Jangan anggap enteng sebuah penggembalaan.
Karena itu semua, seharga dengan setetes darah Yesus, darah yang mahal, darah yang berharga, darah Anak Domba yang tak bercacat dan tak bernoda.
Kita tadi sudah melihat mengapa disebut “tak bercacat dan tak bernoda”, mahal, berharga. Buatlah hidup kita masing-masing berharga.
 
Pungutlah 2x (dua kali) lipat. Jangan tunda-tunda lagi, sebab TUHAN sudah berbicara langsung dari hati ke hati kepada kita. Kurang apa baiknya TUHAN itu? Begitu jelasnya TUHAN berbicara mengenai 2/10 (dua persepuluh) efa ini kepada kita, supaya kita segera memungut 2x (dua kali) lipat itu.
 
SIKAP KITA TERHADAP MANNA (roti yang turun dari sorga), kita kaitkan dengan sikap dari bangsa Israel terhadap manna itu sendiri.
Keluaran 16:13-15
(16:13) Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. (16:14) Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. (16:15) Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
 
Bangsa Israel awalnya tidak mengenal manna (roti yang turun dari sorga), buktinya adalah satu dengan yang lain berkata dan bertanya: "Apakah ini?" Perkataan (pertanyaan) ini menunjukkan bahwa mereka belum mengenal manna (roti yang turun dari sorga) sebelumnya.
 
Demikian halnya dengan kebenaran yang sejati, kebenaran yang hakiki; dahulu kita tidak mengenal kebenaran semacam ini, justru ketika kebenaran itu dinyatakan dengan cara ibadah dihubungkan langsung dengan sengsara salib, kita kaget setengah mati, kita bertanya-tanya: "Apakah ini?" Diajar untuk memungut 1/10 (sepersepuluh), kita berkata "Apakah ini?" Apalagi ketika diajar memungut 2/10 (dua persepuluh) efa, lebih lagi bertanya: "Apakah ini?"
Jangan kaget-kaget kalau ibadah ini dihubungkan langsung dengan sengsara salib.
 
Waktu sore petang hari, TUHAN memberikan burung puyuh dengan limpah, tetapi pada waktu pagi, TUHAN berikan manna.
Roti dan daging à Pribadi Yesus Kristus.
-          Yesus adalah roti hidup.
-          Daging Yesus adalah benar-benar makanan.
Berarti, kalau ibadah dihubungkan langsung dengan sengsara salib, kita banyak kali terkejut dan berkata: “Apakah ini?” Diajar berkorban tenaga, pikiran, waku, uang, namun kita lanjut berkata: Apakah ini?
Tetapi, oleh kemurahan TUHAN, kita sedang diperhatikan oleh TUHAN lewat pembukaan firman, sehingga lewat pembukaan firman ini kita boleh mengerti kebenaran yang sejati. Kalau kita memiliki pengertian yang benar, maka tentu saja kita dapat menyenangkan hati TUHAN lewat ibadah pelayanan yang TUHAN percayakan.
 
Saya berharap, kita jangan lagi bertanya-tanya dan kaget-kaget kalau ibadah ini dihubungkan dengan salib. Jangan lagi mencari puji-pujian, jangan mencari kepentingan, jangan mencari keuntungan di tengah ibadah dan pelayanan, supaya kita jangan kaget.
 
Lukas 8:18
(8:18) Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya"
 
Perhatikanlah cara kamu mendengar. Cara mendengar perlu untuk diperhatikan, sikap mendengar itu perlu untuk diperhatikan, jangan dianggap enteng, secara khusus tentang 2/10 (dua persepuluh) efa, tentang 2 (dua) gomer yang harus kita pungut di hari keenam, hari terakhir ini.
 
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.
Perhatikanlah sikap kita, ditambah lagi Firman Allah yang kita pungut (terima), itu juga harus diperhatikan, supaya apa? Kalau memperhatikan sikap, ditambah dengan memperhatikan (menghargai) Firman Allah yang kita terima, itu sama dengan; kelimpahan.
 
Oleh sebab itu, malam ini, saya menyampaikan kepada kaum muda remaja, termasuk anak TUHAN, umat TUHAN yang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming, supaya kita ada dalam kelimpahan, maka:
1.      Perhatikan cara mendengar, berarti memperhatikan sikap.
2.      Ditambah lagi, memperhatikan (menghargai) pembukaan firman.
Maka, hasilnya adalah berkelimpahan.
Di sini dikatakan: “Siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.” Tetapi kalau kita memiliki sikap, kemudian menghargai firman yang kita terima, maka hasilnya adalah kelimpahan.
 
Bersyukurlah, karena TUHAN mau supaya kita berkelimpahan. Sebetulnya, TUHAN tidak menginginkan apa yang kita punya itu diambil dari pada kita. Yang TUHAN inginkan adalah supaya kita semakin berkelimpahan. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 
 

No comments:

Post a Comment