KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, November 15, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 12 NOVEMBER 2020


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 12 NOVEMBER 2020
 
KITAB RUT
(Seri: 116)
 
Subtema: PENGIRIKAN ADALAH PENYUCIAN ATAS DAGING
 
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, bahagia memenuhi kehidupan kita. Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan para simpatisan dalam dan luar negeri di mana pun anda berada; salam persekutuan, salam dalam kasih-Nya TUHAN Yesus Kristus.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan dari hati TUHAN supaya kiranya pembukaan Firman TUHAN yang akan kita terima sebentar meneguhkan setiap hati kita, meneguhkan setiap kehidupan kita sampai betul-betul kemajuan rohani kita nyata di hadapan TUHAN dan sesama tentunya. Di atas segalanya nama TUHAN dipermuliakan; ibadah ini bukanlah ibadah rutinitas.
 
Selanjutnya, kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.  Kita akan memperhatikan Rut 3:1-4, namun terlebih dahulu kita akan memperhatikan ayat 1.
Rut 3:1
(3:1) Lalu Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya: "Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia?
 
Di sini kita melihat: Naomi sedang berusaha untuk mencari tempat perlindungan bagi Rut, menantunya itu, supaya pada akhirnya nanti Rut berbahagia untuk selama-lamanya.
Dengan demikian, ibu Naomi adalah gambaran dari seorang gembala sidang yang memiliki pandangan rohani, sebab tempat perlindungan à Pesta nikah Anak Domba dalam suasana sukacita dan sorak sorai. Jadi, dalam pesta nikah Anak Domba itu nanti di situ ada sukacita dan sorak-sorai = berbahagia, sesuai dengan Wahyu 19:6-9.
 
BUKTI BAHWA NAOMI MEMILIKI PANDANGAN ROHANI.
Rut 3:2-4
(3:2) Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan; (3:3) maka mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum. (3:4) Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
 
Ada 5 (lima) perkara penting sebagai perintah Naomi yang harus dikerjakan (dilakukan) oleh Rut:
1.      Mandilah.
2.      Beruraplah.
3.      Memakai pakaian bagus.
4.      Pergilah ke tempat pengirikan.
5.      Perhatikan baik-baik tempat ia berbaring.
Inilah 5 (lima) langkah penting yang harus dilakukan oleh Rut untuk mendapatkan tempat perlindungan, yakni pesta nikah Anak Domba.
 
Dari hal inilah kita dapat memahami, bahwa; kehidupan gereja TUHAN di hari-hari ini berada dalam rencana Allah yang besar.
Pendeknya: Pesta nikah Anak Domba adalah mega proyek dari Allah. Hal ini telah saya sampaikan pada minggu lalu.
 
Tentang tiga hal perkara penting sebagai perintah Naomi yang harus dikerjakan (dilakukan) oleh Rut, yaitu;
(1) Mandilah.
(2) Beruraplah.
(3) Pakailah pakaian bagus.
3 perkara di atas telah saya sampaikan pada minggu-minggu yang lalu. Sekarang, kita akan memperhatikan hal yang keempat, yaitu pergilah ke tempat pengirikan.
Kita berdoa, supaya TUHAN bukakan firman-Nya sampai meneguhkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi; hidup, ibadah, dan pelayanan, nikah, rumah tangga diberkati; yang sakit sembuh, yang susah dihibur, yang lemah dikuatkan; bahkan membawa kita nanti masuk ke dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
 
Keterangan: IV. PERGILAH KE TEMPAT PENGIRIKAN
Namun, persiapan-persiapan yang telah dilakukan oleh Rut sebelum pergi ke tempat pengirikan;
Yang pertama: Mandi. Hal ini terkait dengan pekerjaan Firman Allah di dalam pengudusannya.
Yang kedua: Beruraplah. Hal ini terkait dengan pekerjaan dari Allah Roh Kudus di dalam hal melumas tubuh, sehingga tidak nampak lagi tabiat daging atau sifat-sifat yang lama, yakni noda kekafiran itu.
Yang ketiga: Memakai pakaian bagus. Hal ini terkait dengan pekerjaan dari kasih Allah yang mendorong kehidupan Rut, bangsa kafir, untuk melayani TUHAN dalam tanda kerendahan hatinya.
Tentang pakaian kerendahan hati ini telah disampaikan pada minggu yang lalu, di mana perempuan dilarang untuk memakai pakaian laki-laki, demikian juga laki-laki dilarang memakai pakaian perempuan, karena itu merupakan kekejian bagi TUHAN.
Kiranya Firman TUHAN tentang hal yang ketiga tentang “memakai pakaian bagus” pada minggu yang lalu telah disampaikan menjadi berkat yang besar bagi kita.
 
Tiga langkah tersebut, yakni (1) mandilah, (2) beruraplah, (3) pakailah pakaian bagus, merupakan suatu persiapan yang sangat matang yang telah diperlihatkan oleh Rut sebelum bertemu dengan Boas di tempat pengirikan. Demikian halnya di hari-hari ini; kita sudah seharusnya memperlihatkan suatu persiapan yang matang di hadapan TUHAN sebelum bertemu dengan Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
 
Langkah berikutnya, RUT PERGI KE TEMPAT PENGIRIKAN. Dan malam ini, oleh dua tangan TUHAN yang kuat, kita dihimpunkan di tengah-tengah Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci = berada di tempat pengirikan. Semua karena kemurahan dari hati TUHAN bagi kita sekaliannya; kita patut bersyukur.
 
Tempat pengirikan adalah tempat pemisahan, yang disebut juga; saringan, supaya sekam atau kulit -- itulah gambaran dari tabiat daging -- ditanggalkan, sekaligus dibakar untuk mendapatkan bulir-bulir gandum.
Sedangkan arti rohani dari tempat pengirikan ialah tempat terjadinya proses penyucian, sehingga terlepas dari tabiat daging.
Kita patut bersyukur, oleh dua tangan TUHAN yang kuat menarik kita untuk berada di perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, sebagai tempat proses supaya kita boleh mengalami penyucian, sehingga terlepas dari tabiat-tabiat daging. Kita bersyukur kepada TUHAN.
 
Jadi, sekali lagi saya sampaikan; arti rohani dari tempat pengirikan ialah tempat terjadinya proses penyucian, sehingga terlepas dari tabiat daging, sebagaimana TUHAN himpunkan kita di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, supaya terjadi proses penyucian. Dan biarlah itu terjadi, supaya ibadah ini tidak kita kerjakan dengan rutinitas, tetapi betul-betul kita mengalami penyucian yang sungguh-sungguh di hadapan TUHAN, sehingga terlepas dari tabiat daging.
 
MANFAAT (KEUNTUNGAN) TERLEPAS DARI TABIAT DAGING ialah kehidupan gereja TUHAN akan terus menerus mengalami peningkatan rohani sampai pada puncaknya. Sebaliknya, jika seseorang belum terlepas dari tabiat daging, maka akan mengalami penurunan, atau bahkan kemerosotan rohani.
Hal ini harus diperhatikan oleh seorang hamba TUHAN, dimulai dari gembala sidang, imam-imam sampai kepada seluruh sidang jemaat. Perhatikan sungguh-sungguh; kalau melayani, berada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi belum terlepas dari tabiat daging, maka akan mengalami penurunan, sampai mengalami kemerosotan rohani.
Hal ini harus diperhatikan; oleh sebab itu, firman yang kita terima harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
 
CONTOH.
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
 
Singkatnya, di sini kita melihat: Esau sibuk berburu daging, bahkan di sini dikatakan: ia pandai atau ahli, bahkan jagonya di dalam hal berburu daging.
 
Banyak orang Kristen pandai, bahkan jago di dalam berburu daging, lihai di dalam berburu daging. Banyak gereja Esau semacam ini. Banyak orang Kristen dengan hidup seperti gereja Esau; lihai, pandai, jago di dalam berburu daging. Hati-hati.
 
Mari kita lihat sejenak TABIAT DAGING dalam Galatia.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
 
Ada 15 (lima belas) tabiat daging, antara lain: (1) percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
 
Resiko yang terjadi manakala belum mengalami kelepasan dari tabiat-tabiat daging ialah seseorang mengalami penurunan atau kemerosotan rohani.
 
Sebagai pembuktiannya, kita kembali membaca Kejadian 25.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
 
Esau adalah seorang yang suka tinggal di padang. Sebaliknya, Yakub adalah seorang yang tenang, mengapa? Sebab Yakub berada dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, atau kehidupan Yakub dipimpin oleh Roh TUHAN yang suci.
Tandanya kalau hidup dalam pengaruh dari Allah Roh Kudus ialah Yakub suka tinggal di kemah. Berarti, kesenangannya ialah diam di dalam rumah TUHAN sepanjang masa = kehidupan yang tergembala, sesuai dengan Mazmur 23:6. Berarti, kalau kehidupannya tergembala dengan baik dan benar, tergembala dengan sungguh-sungguh dalam sebuah penggembalaan, akan mengalami pemeliharaan langsung dari TUHAN, sesuai 1 Petrus 2:25.
Tetapi di sini kita melihat: Esau suka tinggal di padang. Ini adalah kemerosotan rohani.
 
Kalau Yakub seorang yang tenang, itu gambaran dari bahwa hidupnya dalam pimpinan Roh TUHAN. Apa tandanya kehidupan yang dipimpin dalam Roh TUHAN (kehidupan yang tenang)? Ada di dalam rumah TUHAN.
Tetapi sebaliknya, Esau suka tinggal di padang. Mengapa? Karena dia suka berburu daging. Jadi, tempat orang yang suka berburu daging ialah padang. Padang adalah gambaran dari pada dunia ini.
 
Sejenak kita membaca 1 Yohanes 2.
1 Yohanes 2:15-16
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. (2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
 
Segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini;
1.      Keinginan daging.
2.      Keinginan mata.
3.      Keangkuhan hidup.
Sebenarnya, tiga perkara tersebut merupakan air sebesar sungai yang disemburkan dari mulut naga (Setan), singkatnya; arus dari Setan yang tujuannya untuk menghanyutkan dan menenggelamkan anak-anak TUHAN, sehingga anak-anak TUHAN mengalami kematian rohani.
 
Seperti tiga pencobaan yang dihadapi oleh Yesus di padang gurun, dalam Injil Matius 4 dan Injil Lukas 4. Adapun 3 (tiga) pencobaan itu, antara lain;

1.      Batu menjadi roti. Hal ini terkait dengan KEINGINAN DAGING. Inilah anak panah dari Setan yang ditancapkan (dilancarkan) kepada keinginan daging.

2.      Dari atas gunung tinggi Iblis memperlihatkan kerajaan dunia dan kemegahannya, memperlihatkan keindahan dunia. Hal ini terkait dengan KEINGINAN MATA.

3.      Iblis membawa Yesus ke bubungan Bait Allah atau menara gereja (tempat tinggi). Hal ini terkait langsung dengan KEANGKUHAN HIDUP.

Jadi, jelas, tiga perkara tersebut merupakan pengaruh atau arus dari Setan, di mana tujuannya adalah untuk menghanyutkan kehidupan anak-anak TUHAN, sampai anak-anak TUHAN mengalami kematian rohani.
 
Dari perkara inilah kita memahami, bahwa; Esau telah mengalami kemerosotan rohani, bahkan mengalami kematian rohani oleh karena tiga arus dunia tersebut.
Seorang yang suka berburu daging, tinggalnya di padang. Padang itu gambaran dari dunia. Sedangkan di dalam dunia ini ada 3 (tiga) perkara yang merupakan semburan dari mulut Setan, di mana tujuannya untuk menghanyutkan dan menenggelamkan supaya anak-anak TUHAN mengalami kemerosotan (penurunan), sampai mengalami kematian rohani. Dan itulah yang terjadi dalam kehidupan dari pada Esau.
Sebetulnya, Esau adalah anak sulung, tetapi tabiat daging itu tidak tanggal dari kehidupannya. Sementara kalau kita ada di tempat pengirikan, itu adalah kemurahan, sebab tempat pengirikan atau berada di tengah ibadah pelayanan, itu artinya kita mengalami proses penyucian sampai tabiat itu lepas dari kehidupan kita masing-masing.
 
Itu sebabnya, Naomi memerintahkan supaya Rut pergi ke tempat pengirikan, dan itu harus dialami oleh Rut. Demikian juga gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini; supaya kita betul-betul mengalami proses penyucian sampai mengalami kelepasan dari segala tabiat daging. Kalau kita sudah mengalami kelepasan dari tabiat daging, maka manfaatnya adalah akan terus menerus mengalami peningkatan rohani.
Tetapi kalau berada di tengah ibadah dan pelayanan, sidang jemaat ada di tengah ibadah, imam-imam berada di dalam pelayanannya, tetapi belum lepas dari tabiat daging, maka suatu kali nanti, cepat atau lambat akan nyata penurunan rohani sampai kemerosotan rohani, bahkan tidak tertutup kemungkinan mengalami kematian rohani seperti Esau.
Jangan itu terjadi menimpa kehidupan kita masing-masing. Biarlah kita betul-betul menghargai kesempatan untuk berada di tempat pengirikan, supaya betul-betul mengalami penyucian dari dosa, lepas dari tabiat daging.
 
Perlu untuk diketahui: Daging ini merupakan ladang yang subur dari Setan; oleh sebab itu, daging harus mengalami penghukuman dari salib, daging harus dibawa ke tempat pengirikan, supaya terjadi proses penyucian sehingga kita boleh lepas dari tabiat daging.
Berada di tengah ibadah dan pelayanan (tempat pengirikan) tetapi tidak terjadi proses penyucian, itu adalah suatu kerugian, kemalangan yang lebih malang dari orang malang.
Disebut “orang malang”, itu karena dia tidak berada di tempat pengirikan, tetapi jika seseorang berada di tempat pengirikan namun mengalami kemerosotan rohani dan mengalami kematian rohani, maka lebih malang dari orang yang malang.
 
Biarlah hal ini kita perhatikan dengan baik-baik. Jangan sampai kita tidak berusaha untuk mengerti Firman TUHAN. Berusahalah untuk mengerti firman.
 
BUKTI BAHWA ESAU MENGALAMI KEMEROSOTAN ROHANI.
Kejadian 25:29-34
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. (25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
 
Singkatnya: Esau menjual hak kesulungannya demi semangkok sop kacang merah. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Hak kesulungan à Ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
 
Apakah masih ada di antara kita yang memandang ringan hak kesulungan? Memandang enteng ibadah, lupakan ibadah, tidak mau berjemaah hanya demi hari-hari yang tidak penting di dunia ini. Sebenarnya hari kematian tentang Yesus jauh lebih berharga dari semua hari peristiwa di atas muka bumi ini. Jangan sampai kita tidak satu berjemaah di tengah ibadah dan pelayanan.
Tetapi Esau menganggap ringan ibadah, menganggap ringan pelayanan, menganggap ringan segala sesuatu kegiatan di tengah ibadah dan pelayanan. Itu sebabnya dia menjual hak kesulungan itu -- hak sulung, itulah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya --.
 
Supaya kita mengenali rohani kita, maka tentu kita akan hubungkan langsung dengan Ibrani 12.
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
 
Menukar hak kesulungan demi semangkok sop kacang merah = orang cabul = orang yang najis. Inilah gambaran dari orang yang mempunyai nafsu rendah.
 
Mana yang lebih penting; ibadah dan pelayanan dengan segala yang ada di dalamnya, atau perkara lahiriah? Tetapi di sini kita melihat; Esau menukar hak kesulungannya demi semangkok kacang merah. Orang semacam ini disebutlah orang cabul, berarti dikuasai kenajisan. Inilah gambaran dari orang yang mempunyai nafsu rendah.
Jangan kita memiliki nafsu rendah, sebab itu adalah orang cabul yang hidup dalam kenajisannya.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Hak kesulungan à Ibadah dan pelayanan dengan segala yang terkait yang ada di dalamnya.
 
Kejadian 27:14
(27:14) Lalu ia pergi mengambil kambing-kambing itu dan membawanya kepada ibunya; sesudah itu ibunya mengolah makanan yang enak, seperti yang digemari ayahnya.
 
Berusahalah menyenangkan hati TUHAN lewat penyembelihan korban. Kalau memang harus membawa korban di tengah ibadah dan pelayanan, tidak jadi soal, sebab yang penting; TUHAN gemar, TUHAN senang dalam kehidupan kita masing-masing.
Jangan sampai kita mencari kesenangan daging, memuaskan daging kita, memuaskan daging yang di sekitar kita, tetapi TUHAN tidak gemar; itu tidak ada artinya. Mana yang saudara pilih? Jangan anggap enteng hal ini. Kalau tidak, maka tidak akan berubah sampai kapanpun.
 
Kejadian 27:15
(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
 
Di sini kita perhatikan dengan seksama: Jubah yang maha indah milik Esau itu disimpannya di rumah (dalam lemari). Mengapa demikian? Sebab Esau sibuk berburu daging, dan kesukaannya ialah tinggal di padang.
Jubah yang maha indah à Karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus.
 
Pendeknya: Karunia-karunia Roh Kudus, jabatan-jabatan Roh Kudus tidak akan berfungsi sama sekali kalau kita menjual hak kesulungan, kalau kita memandang ringan hak kesulungan, memandang ringan ibadah pelayanan.
9 (sembilan) karunia dan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus menjadi tidak berarti, diterlantarkan begitu saja, disimpan begitu saja, tidak dipergunakan, tidak dikenakan oleh Esau, mengapa? Karena dia menganggap enteng, menganggap ringan ibadah dan pelayanan, sehingga sekalipun dia memiliki karunia-karunia Roh Kudus, sekalipun dia memiliki jabatan-jabatan Roh Kudus, namun itu semua tidak terlalu penting baginya, bagaikan disimpan di rumah.
 
Harusnya, jubah itu dikenakan selalu, apalagi dia adalah seorang imam yang dikaruniakan 9 (sembilan) karunia dan dikaruniakan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus, jangan disimpan. Tetapi Esau menyimpannya, karena ia memandang ringan hak kesulungan. Sebaliknya, Yakub, anak yang kedua, akhirnya mengenakan jubah yang maha indah karena dia menghargai hak kesulungan.
Jangan tukar hak kesulunganmu demi semangkok kacang merah; ini adalah kemerosotan rohani karena tabiat daging belum lepas.
 
Anak-anak perlu dewasa rohani. Orang tua dihormati, tetapi anak-anak harus dewasa rohani. Berlakulah bijaksana; jangan anggap ringan hak kesulungan.
 
Jadi, sekali lagi saya sampaikan: Karunia Roh Kudus dan jabatan Roh Kudus menjadi tidak berarti, sebab memang Esau tidak mengenakan jubah yang maha indah, itulah karunia-karunia dan jabatan Roh-El Kudus.
 
Kita kembali membaca Kejadian 25.
Kejadian 25:31-32
(25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
 
Singkatnya:
-          Yakub menjual yang jasmani, demi yang rohani.
-          Sedangkan Esau menjual yang rohani, demi yang jasmani.
Itulah perbedaan antara; Yakub dengan Esau.
 
Yakub menjual yang jasmani, melepaskan yang jasmani, demi mencapai apa yang menjadi kerinduan di hatinya, yaitu memiliki yang rohani. Tetapi sebaliknya, Esau menjual yang rohani, itulah hak kesulungan, demi mencapai apa yang menjadi keinginan dagingnya.
Jangan lepaskan yang rohani demi yang jasmani, sebab itu adalah tabiat daging. Tetapi biarlah kita lepaskan yang jasmani demi yang rohani, itu tabiat dari manusia rohani, kehidupan yang tenang. Mengapa tenang? Itu adalah sebuah sinyal bagi kita bahwa Yakub berada dalam pengaruh yang besar, kendali dari Allah Roh Kudus.
Orang yang tenang tinggal di dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Sekalipun ada masa kesukaran, masa kesulitan, masa ganti masa, namun tetap tinggal di dalam rumah TUHAN. Jangan pentingkan dagingmu, daging saudaramu.
 
Pendeknya: Yakub mempunyai pandangan rohani, tetapi Esau tidak.
Manusia rohani pasti memiliki pandangan rohani. Manusia daging tidak memiliki pandangan rohani.
 
ALASAN ESAU MENJUAL HAK KESULUNGAN: Dapat dilihat dari pengakuannya pada Yakub, yaitu: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" Ungkapan (pengakuan) Esau ini mengandung arti rohani:

1.      Cara berpikir Esau pendek. Kalau mengutamakan yang jasmani dari pada yang rohani, berarti cara berpikirnya pendek.

2.      Tidak hidup dalam suasana kebangkitan rohani.

 
Ternyata, orang yang memiliki hak kesulungan, dengan lain kata, orang yang berada di tengah ibadah dan pelayanan, ternyata pemikirannya bisa saja pendek, dan tidak berada dalam suasana kebangkitan. Tetapi kalau dagingnya mati, maka tentu hari ketiga bangkit.
Apakah saudara menyerah kepada firman atau menyerah kepada suara (tabiat) daging? Buktikan malam ini.
 
1 Korintus 15:32
(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
 
Jika orang mati tidak dibangkitkan, Rasul Paulus berkata dengan tegas: "marilah kita makan dan minum", artinya; mari kita bersenang-senang di dalam hal menikmati dan melakukan dosa kejahatan, dosa kenajisan, serta kecemaran-kecemaran yang lain.
Kalau memang hidup tanpa kebangkitan, hidup hanya satu kali, Rasul Paulus berkata dengan tegas: Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati". Marilah kita nikmati dosa kejahatan, marilah kita nikmati dosa kenajisan, marilah kita nikmati segala jenis kecemaran, termasuk 15 (lima belas) tabiat daging, kalau memang tidak ada kebangkitan.
 
Persis seperti pernyataan Esau tadi: “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?” Itu sebabnya, dia berpikir pendek, tidak berpikir panjang; itulah Esau.
Makanya, dijawab oleh Rasul Paulus kepada gereja Esau, kepada gereja Edom, kepada gereja daging: Kalau memang tidak ada kebangkitan, ayo nikmati dosa. Hai, gereja Edom; hai, gereja Esau; hai, gereja daging; kalau memang tidak ada kebangkitan, nikmati dosa, nikmati kejahatan, nikmati kenajisanmu.
 
Saya berharap kita semua bukan gereja daging, kita semua bukan gereja Esau. Apakah saudara yakin dengan kebangkitan Kristus, bukan hidup satu kali saja? Apakah saudara yakin dengan Alfa dan Omega? Awal dan akhir, yang ada - yang sudah ada - yang akan datang, hidup - mati di kayu salib - hidup.
 
Alasan melakukan atau menikmati dosa, Rasul Paulus berkata: “sebab besok kita mati
Inilah pernyataan Rasul Paulus menjawab pernyataan dari pada gereja daging, gereja Esau atau gereja Edom.
 
1 Korintus 15:12
(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
 
Rasul Paulus menyanggah gereja Esau, Rasul Paulus menyanggah pernyataan gereja daging, gereja Edom.
Hidup tidak hanya satu kali, karena Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati. Inilah alasan Rasul Paulus menyanggah gereja Esau, gereja daging.
 
Jadi, ibadah pelayanan sebagai hak kesulungan yang TUHAN berikan ini luar biasa, ini merupakan tempat pengirikan supaya terjadi proses pengirikan, sehingga kita lepas dari tabiat daging. Jangan anggap enteng, jangan anggap ringan hak kesulungan.
Mulai malam ini belajarlah takluk kepada suara firman bukan takluk kepada suara daging, baik itu keinginan daging sendiri maupun keinginan daging di sekitarmu.
Tetapi, Rasul Paulus langsung menyanggah gereja Esau, gereja daging, dengan berkata bahwa; Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, Dia Alfa dan Omega, Awal dan Akhir, yang ada - yang sudah ada - yang akan datang, hidup - mati - hidup. Dia hidup, karena maut telah dikalahkan. Kalau Dia hidup, maka kita juga hidup.
 
1 Korintus 15:13-17
(15:13) Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. (15:16) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
 
Andaikata benar Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, maka 3 (tiga) hal yang terjadi:

1.      Sia-sialah pelayanan pemberitaan Injil, sia-sialah pembukaan firman yang disampaikan di tengah ibadah pelayanan = hamba TUHAN pendusta.

2.      Sia-sialah kepercayaan sidang jemaat kepada TUHAN dengan segala apapun yang diperbuatnya, sia-sialah segala sesuatu yang dikerjakan di tengah ibadah dan pelayanan.

3.      Dan yang lebih parah lagi, kalau tidak ada kebangkitan, maka gereja TUHAN masih hidup dalam dosanya, entah itu dosa kejahatan, dosa kenajisan, dosa kecemaran yang lain, dusta, keangkuhan, kefasikan, kelicikan dan lain sebagainya.

Itulah kalau Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati; semuanya menjadi sia-sia.
 
Jadi, sudah sangat jelas; Esau bukan hanya mengalami kemerosotan rohani, tetapi betul-betul sudah mengalami kematian rohani, karena sekalipun dia adalah anak sulung dan kepadanya diberikan jubah, tetapi tetap saja tabiat daging itu tidak lepas dari kehidupannya, sehingga 3 (tiga) hal di atas terjadi.
 
1 Korintus 15:18
(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
 
Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Pendeknya: Sia-sialah orang yang menyangkal dirinya, sia-sialah orang yang memikul salibnya, inilah gambaran dari orang yang mati dalam Kristus. Sia-sialah orang yang mati dalam Kristus, itulah orang yang menyangkal dirinya, orang yang memikul salibnya.
Jadi, sia-sia semua pengorbanan kalau Kristus tidak dibangkitkan.
 
Itulah pemikiran dari gereja Esau, gereja daging; pikirannya pendek sekali, tidak panjang. Berarti, gereja Esau ini, selain tidak memiliki pandangan rohani, juga tidak memiliki pandangan nubuatan, tidak memandang jauh ke depan.
Walaupun tubuh kita pendek, tetapi cara berpikir harus panjang. Sekalipun ada yang memakai kacamata seperti saya, tetapi kita harus memiliki pandangan rohani.
 
1 Korintus 15:19
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
 
Jika hidup tanpa kebangkitan di tengah ibadah pelayanan adalah orang-orang yang paling malang dari segala orang yang malang, dari semua manusia, terkhusus manusia yang sudah ditentukan binasa.
Mengapa dikatakan “orang-orang yang paling malang dari segala manusia”? Karena, sudah tahu yang baik, tetapi kok bisa binasa? Jelas, ini lebih malang dari orang malang.
Kalau orang malang binasa, itu karena dia tidak tahu apa-apa. Tetapi sudah ada di tengah ibadah dan pelayanan, namun karena tidak melepaskan tabiat daging, akhirnya mengalami kemerosotan rohani, sampai mengalami kematian, itulah yang disebut orang malang, lebih malang dari semua manusia.
 
Ayo, sekarang TUHAN sedang melihat; apakah kita menyerah kepada firman atau menyerah kepada suara daging? Dari situ TUHAN melihat. Ingat; TUHAN tahu siapa yang menjadi milik kepunyaan-Nya, mengapa? Karena Dia yang menyelidiki hati.
Firman TUHAN sekarang sudah dinyatakan, apakah Dia menyelidiki hati dan mendapat tempat di dalam hati, atau kita buang begitu saja?
 
Jadi, dari apa yang sudah saya sampaikan di atas, maka mau tidak mau, Rut harus pergi ke tempat pengirikan. Mau tidak mau, gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini harus mengalami proses penyucian supaya lepas dari tabiat daging.
 
Matius 3:12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Lukas 3:17
(3:17) Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
 
Perhatikan: Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya.
Arti rohani tempat pengirikan adalah tempat mengalami (terjadinya) proses penyucian supaya lepas dari tabiat daging, sehingga mengalami peningkatan rohani. Jelas, ini menunjuk; gandum yang dikumpulkan di dalam lumbung TUHAN, Kerajaan Sorga.
Sedangkan debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.
 
Jadi, pengirikan itu supaya memperoleh hasil gandum dari debu jerami. Tempat pengirikan adalah tempat penyucian supaya lepas dari tabiat daging, sampai akhirnya mengalami peningkatan rohani, itulah yang disebut gandum yang dikumpulkan.
Kalau kita mengalami proses penyucian, dengan satu tujuan untuk mengalami peningkatan rohani, untuk menjadi gandum, lalu dikumpulkan TUHAN dalam lumbungnya. Jadi, jangan anggap enteng tempat pengirikan.
 
Sekarang, kita akan melihat CONTOH YANG PERTAMA: Pribadi Daud mengalami proses penyucian oleh karena tabiat dagingnya.
Kita akan memperhatikan 1 Tawarikh 21, dengan perikop: “Pendaftaran dan hukuman”.
 
1 Tawarikh 21:1-2
(21:1) Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. (21:2) Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: "Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka."
 
Ini adalah perintah dari Daud kepada panglima tentaranya (jenderalnya), itulah Yoab, adalah menghitung tentara Israel, tentara Yehuda, dari Bersyeba sampai Dan.
 
1 Tawarikh 21:3-5
(21:3) Lalu berkatalah Yoab: "Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?" (21:4) Namun titah raja itu terpaksa diikuti oleh Yoab, maka pergilah Yoab menjelajahi seluruh Israel, kemudian kembali ke Yerusalem. (21:5) Lalu Yoab memberitahukan kepada Daud hasil pendaftaran rakyat. Di antara seluruh orang Israel ada sejuta seratus ribu orang yang dapat memegang pedang, dan orang Yehuda ada empat ratus tujuh puluh ribu orang yang dapat memegang pedang.
 
Lalu berkatalah Yoab: "Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang ...
Karena Yoab tahu bahwa TUHAN berperang ganti Israel, maka Yoab berkata: Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?
Namun titah raja itu terpaksa diikuti oleh Yoab. Hal ini memang harus dikerjakan oleh Yoab, sebagai bukti (tanda) bahwa dia dengar-dengaran.
 
Singkatnya: Daud menghitung orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, Daud menghitung orang-orang yang dapat memegang pedang, yang bisa diajak untuk berperang.
-          Dari orang Israel ada 1.100.000 orang yang bisa memegang senjata pedang.
-          Dari orang Yehuda ada 470.000 orang yang bisa memegang senjata pedang.
Padahal sebetulnya, ini adalah suatu kesalahan. Seharusnya, tidak perlu dihitung-hitung.
 
Kalau Daud menyuruh Yoab untuk menghitung semua tentara yang bisa memegang senjata pendang untuk perang, itu artinya Daud mengandalkan dirinya sendiri, mengandalkan kekuatannya, dan itu adalah suatu kesalahan.
Itu sebabnya Yoab berkata: Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?
Sebetulnya, setiap kali Israel berperang melawan musuhnya, teramat lebih Filistin, TUHAN selalu berperang ganti Israel, itu namanya pasukan 100 (seratus) kali lipat, tetapi Daud memaksakan dirinya untuk menghitung. Namun sebagai panglima, sebagai hamba, kita semua harus dengar-dengaran. Belajar dengar-dengaran, itu letak keberhasilan.
 
1 Tawarikh 21:7
(21:7) Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel.
 
Apa yang dikerjakan oleh Daud, di mana ia menghitung tentara Israel dan Yehuda, itu adalah hal yang jahat di mata TUHAN.
Akibat kejahatan Daud ini, TUHAN menghajar orang Israel. Israel turut menanggung penderitaan akibat kesalahan Daud.
 
1 Tawarikh 21:9-12
(21:9) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Gad, pelihat Daud: (21:10) "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah firman TUHAN: tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu dari padanya, maka Aku akan melakukannya kepadamu." (21:11) Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: (21:12) tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."
 
Lewat pelihat Daud -- itulah Gad --, TUHAN memberikan 3 (tiga) pilihan sebagai hukuman yang harus ditanggung oleh Daud dan bangsa Israel;

1.      Tiga tahun kelaparan.

2.      Tiga bulan melarikan diri dari hadapan lawan = tiga bulan dikejar musuh.

3.      Tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar menimpa Israel, dan malaikat mendatangkan kemusnahan atas Yerusalem.

Itulah tiga pilihan yang harus dipilih oleh Daud, dan satu dari tiga pilihan ini harus disampaikan kepada Gad untuk selanjutnya disampaikan kepada TUHAN.  Inilah akibat kesalahan, keteledoran dari Daud.
 
Jangan kita mengandalkan daging. Sebab imamat rajani, imam-imam dan raja-raja di tengah ibadah dan pelayanan, di tengah pengirikan harus terjadi proses penyucian, sehingga lepas dan tanggal dari tabiat daging. Inilah akibat tabiat daging; suka menghitung-hitung, mengira-ngira, mengandalkan daging.
Kalau berhitung-hitung adalah tanda mengandalkan daging, bukan mengandalkan TUHAN. Jangan menghitung-hitung apa yang kita punya, tetapi percayalah bahwa TUHAN itu ajaib.
 
1 Tawarikh 21:13-14
(21:13) Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." (21:14) Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel, maka tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang.
 
Akibat tabiat daging belum lepas di tengah ibadah pelayanan ialah tewaslah 70.000 orang dari antara orang Israel.
Inilah akibat tabiat daging belum lepas di tengah ibadah pelayanan. Mengapa ini terjadi? Karena Daud memilih pilihan yang ketiga, yaitu jatuh ke tangan TUHAN. Mengapa Daud memilih jatuh ke tangan TUHAN? Karena besar kasih sayang TUHAN; TUHAN maha pengasih dan maha pengampun, sehingga dia lebih baik jatuh ke tangan TUHAN, lalu penyakit sampar melanda negeri Mesir selama 3 (tiga) hari dan matilah 70.000 orang. Inilah akibat tabiat daging.
Hati-hati dengan tabiat daging. Jangan bebal, jangan bertahan dengan suara daging. Dengar suara TUHAN baik-baik.
 
Untuk mengatasi pencobaan yang terjadi, lanjut kita baca ayat 18.
1 Tawarikh 21:18-22
(21:18) Kemudian malaikat TUHAN menyuruh Gad mengatakan kepada Daud, bahwa Daud harus pergi untuk mendirikan mezbah bagi TUHAN di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu. (21:19) Lalu pergilah Daud, sesuai dengan perkataan Gad yang diucapkannya demi nama TUHAN. (21:20) Ornan sedang mengirik gandum; ketika ia memalingkan diri, dilihatnyalah malaikat itu; keempat anaknya yang bersama-sama dengan dia menyembunyikan diri. (21:21) Ketika Daud sampai kepada Ornan, maka Ornan mengangkat mukanya dan melihat Daud, lalu keluarlah ia dari tempat pengirikan, kemudian sujudlah ia kepada Daud dengan mukanya ke tanah. (21:22) Berkatalah Daud kepada Ornan: "Berikanlah kepadaku tempat pengirikan ini, supaya aku mendirikan di sini mezbah bagi TUHAN; baiklah berikan itu kepadaku dengan harga penuh, supaya tulah ini berhenti menimpa rakyat."
 
Di sini kita melihat: Daud mengambil keputusan untuk pergi ke tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu, lalu selanjutnya mendirikan mezbah bagi TUHAN.
Daud pergi ke tempat pengirikan Ornan, sama halnya Rut pergi ke tempat pengirikan Boas supaya terjadi proses penyucian sehingga lepas dari tabiat daging supaya tulah yang ketiga itu berhenti menimpa bangsa Israel.
 
1 Tawarikh 21:23-25
(21:23) Jawab Ornan kepada Daud: "Ambillah, dan baiklah tuanku raja melakukan apa yang dipandangnya baik. Lihatlah, aku berikan lembu ini untuk korban bakaran dan eretan-eretan pengirik ini untuk kayu bakar dan gandum untuk korban sajian, semuanya itu kuberikan." (21:24) Tetapi berkatalah raja Daud kepada Ornan: "Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dengan harga penuh, sebab aku tidak mau mengambil milikmu untuk TUHAN dan tidak mau mempersembahkan korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa." (21:25) Maka Daud memberikan kepada Ornan sebagai bayaran tempat itu emas seberat enam ratus syikal.
 
Tetapi perlu untuk diketahui; supaya terjadi proses penyucian terhadap daging, kita juga harus bayar harga, tidak boleh gratisan di tengah ibadah dan pelayanan, tidak boleh gratisan di tempat pengirikan. Harus bayar harga, harus ada pengorbanan supaya terjadi proses penyucian hingga lepas dari tabiat daging. Tidak boleh gratisan mau enak-enak saja.
Ibadah tanpa pengorbanan, itu tidak benar. Oleh sebab itu, Daud berkata; saya tidak mau mempersembahkan korban dengan gratisan, apalagi korban bakaran.
 
Yang pasti, Daud pergi ke tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu. Itulah yang benar, supaya terjadi proses penyucian, sehingga lepas dari tabiat daging.
 
1 Tawarikh 21:26
(21:26) Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN, mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan dan memanggil TUHAN. Maka TUHAN menjawab dia dengan menurunkan api dari langit ke atas mezbah korban bakaran itu.
 
Daud mempersembahkan korban bakaran untuk TUHAN.
Korban bakaran untuk TUHAN, kalau kita lihat dalam Imamat 6:9,12, potongan daging dari korban bakaran itu dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran sampai pagi dan apinya tidak boleh padam. Berarti, korban bakaran itu sampai hangus; dari batok kepala sampai ekor dipersembahkan sampai hangus, tidak nampak lagi tabiat daging, semuanya sudah hangus.
 
Tidak boleh berkata: “Ah, sedikit saja, sebentar saja kok, Om”, itu pemikiran daging, tetapi pemikiran TUHAN adalah sampai hangus, semua tabiat daging hangus, supaya daging jangan menjadi takhta Setan (roh jahat dan roh najis), dan tidak ada pemikiran-pemikiran yang tidak baik lagi.
Biasanya, pemikiran yang tidak baik, contohnya: “Ah, sedikit saja berbuat daging, masa begitu? Masa salahnya besar?” Itu adalah pemikiran daging. Oleh sebab itu, semua pemikiran daging, tabiat daging, perasaan daging harus hangus.
 
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
 
Dia yang benar dijadikan dosa, supaya kita yang berdosa dibenarkan oleh Allah. Berarti, Yesus telah dikuliti, supaya kita menjadi gandum yang dikumpulkan dalam lumbung TUHAN.
 
Jadi, jelas, ibadah dan pelayanan memang hak kesulungan, tetapi itu juga tempat pengirikan, tempat terjadinya proses penyucian supaya lepas dari tabiat daging. TUHAN Yesus rela dikuliti supaya kita semua menjadi gandum yang dikumpulkan dalam lumbung TUHAN, masuk dalam Kerajaan Sorga.
Betapa mulianya hati TUHAN, tetapi sebaliknya kita menganggap enteng hati yang mulia itu, karena merasa tabiat daging hanya sedikit saja kok. Misalnya; menganggap hebat hari-hari peristiwa yang terjadi di atas muka bumi ini, hari-hari ulang tahun ini dan itu, dari pada ibadah dan pelayanan. Tetapi Zerubabel meninggikan korban Kristus lebih dari yang lain, sehingga orang lain berkata: “Bagus! Bagus sekali batu itu!”... Zakaria 4:6:10. Zerubabel meninggikan korban Kristus.
Imam-imam harus mampu menjadi contoh, menjadi saksi, mempengaruhi dalam hal positif, jangan mempengaruhi dalam hal negatif.
 
Maka sekarang kita akan melihat contoh yang kedua, yaitu pribadi GIDEON. Ini bukan suatu kebetulan; dengar suara TUHAN atau dengar suara daging.
 
CONTOH YANG KEDUA: Penyucian yang dialami oleh Gideon.
Hakim-Hakim 6:33-37
(6:33) Seluruh orang Midian dan orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur telah berkumpul bersama-sama; mereka telah menyeberang dan berkemah di lembah Yizreel. (6:34) Pada waktu itu Roh TUHAN menguasai Gideon; ditiupnyalah sangkakala dan orang-orang Abiezer dikerahkan untuk mengikuti dia. (6:35) Juga dikirimnya pesan kepada seluruh suku Manasye dan orang-orang ini pun dikerahkan untuk mengikuti dia. Dikirimnya pula pesan kepada suku Asyer, Zebulon dan Naftali, dan orang-orang ini pun maju untuk menggabungkan diri dengan mereka. (6:36) Kemudian berkatalah Gideon kepada Allah: "Jika Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan itu, (6:37) maka aku membentangkan guntingan bulu domba di tempat pengirikan; apabila hanya di atas guntingan bulu itu ada embun, tetapi seluruh tanah di situ tinggal kering, maka tahulah aku, bahwa Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan."
 
Singkatnya: Gideon minta tanda di dalam panggilannya, teramat lebih panggilan untuk menghadapi musuh-musuh orang Israel.
 
Ada dua tanda, YANG PERTAMA: Embun turun hanya di atas bulu domba yang dibentangkan di tempat pengirikan.
Ini gambaran dari seorang hamba TUHAN, gambaran dari seorang pelayan TUHAN, gambaran dari seorang pemimpin yang merindukan supaya umat TUHAN yang dilayani diberkati oleh TUHAN. Dan Roh TUHAN menggerakkan hatinya, sehingga dia berdoa dan menaikkan permohonan semacam itu.
Inilah contoh pemimpin yang bertanggung jawab di tengah ibadah pelayanannya; berdoa, supaya sesamanya diberkati, embun turun atas bulu domba yang dibentangkan di atas pengirikan itu. Berkat rohani terhadap bulu domba yang dibentangkan, itu gambaran dari umat TUHAN.
 
Hakim-Hakim 6:38
(6:38) Dan demikianlah terjadi; sebab keesokan harinya pagi-pagi ia bangun, dipulasnya guntingan bulu itu dan diperasnya air embun dari guntingan bulu itu, secawan penuh air.
 
Oleh karena doa dan permohonannya, embun turun di atas guntingan bulu domba itu. Ini gambaran doa dari seorang pemimpin terhadap sidang jemaat yang dilayani; merindu supaya sidang jemaat diberkati. Inilah seorang imam, seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
 
Inilah tanda yang pertama seorang pemimpin yang bertanggung jawab, di mana dalam doanya memohon supaya sidang jemaat diberkati, sesamanya diberkati, sesamanya diperhatikan.
 
Hakim-Hakim 6:39-40
(6:39) Lalu berkatalah Gideon kepada Allah: "Janganlah kiranya murka-Mu bangkit terhadap aku, apabila aku berkata lagi, sekali ini saja; biarkanlah aku satu kali lagi saja mengambil percobaan dengan guntingan bulu itu: sekiranya yang kering hanya guntingan bulu itu, dan di atas seluruh tanah itu ada embun." (6:40) Dan demikianlah diperbuat Allah pada malam itu, sebab hanya guntingan bulu itu yang kering, dan di atas seluruh tanah itu ada embun.
 
Tanda YANG KEDUA: Bentangan bulu domba kering, tetapi seluruh pengirikan itu dibasahi embun dari langit dari sorga.
Ini gambaran dari seorang pemimpin yang betul-betul cinta dengan pembukaan firman TUHAN, cinta terhadap tempat pengirikan, tempat pemecahan (pembukaan Firman); dia cinta terhadap pembukaan firman, dia cinta terhadap tempat pengirikan.
 

1.      Memperhatikan sesama. Embun turun atas bentangan guntingan bulu domba, perhatiannya kepada sesama.

2.      Cintanya terhadap tempat pengirikan, pembukaan Firman TUHAN.

Ini adalah seorang pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab, pemimpin yang akan berkemenangan, pemimpin yang dipakai dipercaya untuk melawan musuh.
Jadi, seorang imam, pelayan TUHAN adalah pemimpin untuk menghadapi musuh, pemimpin bagi sidang jemaat. Jangan sampai pelayan yang menjadi kendor.
 
Jadi, sekali lagi saya sampaikan:
-          Yang pertama: Perhatiannya kepada sesama.
-          Yang kedua: Cintanya kepada pembukaan firman, tempat pengirikan.
Yesus adalah roti hidup. Ia sudah memecahkan hidup-Nya di atas kayu salib.
 
Filipi 1:29
(1:29) Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
 
Cinta terhadap pembukaan firman, bagaikan cinta terhadap pemecahan roti di kayu salib, itu adalah tanda bahwa kita betul-betul mengenal TUHAN. Bukan hanya percaya, tetapi betul-betul mengenal TUHAN = menderita untuk Dia.
 
1 Korintus 15:19
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
 
Lewat pengorbanan Yesus Kristus inilah kita betul-betul mengenal TUHAN. Dengan rela menderita bersama dengan Dia, berarti betul-betul kita mengenal TUHAN.
Jadi, anugerah TUHAN bukan hanya percaya kepada Dia, tetapi turut menderita, mengenal Dia secara pribadi.
 
Yesaya 27:12-13
(27:12) Maka pada waktu itu TUHAN akan mengirik mulai dari sungai Efrat sampai sungai Mesir, dan kamu ini akan dikumpulkan satu demi satu, hai orang Israel! (27:13) Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada TUHAN di gunung yang kudus, di Yerusalem.
 
Tuhan mengirik, maka orang yang sudah terpisah jauh dari TUHAN, satu per satu yang jauh dikumpulkan, bagaikan gandum dikumpulkan dalam lumbung TUHAN. Amin.
 
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment