KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, November 3, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 31 OKTOBER 2020



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 31 OKTOBER 2020
 
STUDY YUSUF
(Seri: 214)
 
Subtema: 2/10 EFA TERKAIT KERAJAAN SORGA
 
Shalom.
Puji TUHAN; segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pemuda Remaja. Saya juga tidak lupa berdoa untuk anak-anak pemuda remaja, anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya pembukaan firman yang akan kita terima malam ini mampu meneguhkan setiap hati kita masing-masing pribadi lepas pribadi, supaya ibadah ini betul-betul membawa menuntun kita sampai kepada puncak rohani kita masing-masing.
 
Sekarang selanjutnya, kita akan segera memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja. Kita akan memperhatikan STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Kaum Muda Remaja dari kitab Kejadian 41:34-35.
Kejadian 41:34-35
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. (41:35) Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya.
 
Sebagai seorang penguasa dan yang menjalankan roda pemerintahan di Mesir, Yusuf mengangkat sekaligus menempatkan penilik-penilik atas negeri Mesir. Adapun tugas dari penilik-penilik tersebut ialah dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu harus memungut 1/5 (seperlima) gandum hasil dari tanah Mesir.
Penilik-penilik à Gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat atau pemimpin rumah TUHAN.
 
Singkatnya: Seorang pemimpin sidang jemaat sudah seharusnya bertanggung jawab di dalam hal kelimpahan Firman Allah untuk selanjutnya disampaikan kepada umat Allah.
 
Kita kaitkan hal itu di dalam Kisah Para Rasul 20.
Kisah Para Rasul 20:28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
 
Seorang penilik yang telah diangkat dan ditetapkan oleh Roh TUHAN yang suci memang sudah seharusnya bertanggung jawab dengan sepenuhnya untuk menggembalakan kawanan domba Allah, yakni sidang jemaat Allah.
Kemudian, pada ayat 28 ini dikatakan: “Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan.

-          Jagalah dirimu, artinya; seorang penilik sudah seharusnya menjadi contoh teladan bagi sidang jemaat.

-          Jagalah seluruh kawanan, artinya; seorang penilik harus bertanggung jawab di hadapan TUHAN di dalam hal menggembalakan kawanan domba Allah.

Intinya: Selain bertanggung jawab, seorang penilik sudah seharusnya menjadi contoh teladan. Berarti, memiliki sikap, memiliki perbuatan yang sesuai dengan tuntutan dari jabatan yang dia miliki.
 
1 Timotius 3:1-4
(3:1) Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah." (3:2) Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, (3:3) bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, (3:4) seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
 
Sikap dan perbuatan yang sesuai dengan tuntutan dari jabatan penilik haruslah seorang yang;
1.      Tidak bercacat à Persembahan yang berkenan.
2.      Suami dari satu isteri à Kesetiaan.
3.      Dapat menahan diri à Penguasaan diri.
4.      Bijaksana à Orang yang dapat menuntun.
5.      Sopan à Kemandirian.
6.      Suka memberi tumpahan à Bantuan yang meringankan orang lain.
7.      Cakap mengajar orang à Pengertian.
8.      Bukan peminum à Pengendalian diri oleh Roh-El Kudus.
9.      Bukan pemarah, melainkan peramah.
10.  Pendamai à Pengorbanan.
11.  Bukan hamba uang à Kemurnian di hati.
12.  Kepala Keluarga yang baik à Kemampuan atau contoh teladan yang baik.
13.  Disegani à Kewibawaan dari penilik.
14.  Dihormati oleh anak-anaknya à Dapat diandalkan.
 
Kesimpulannya: Contoh teladan dari seorang penilik yang dapat dilihat bagi sidang jemaat atau kawanan domba Allah, antara lain;
1.      Persembahan yang berkenan.
2.      Kesetiaan penilik.
3.      Penguasaan diri dari penilik.
4.      Dapat menuntun sidang jemaat.
5.      Kemandirian dari penilik itu sendiri.
6.      Suka membantu untuk meringankan orang lain.
7.      Pengertian yang sifatnya menyelami hati orang lain.
8.      Penuh dengan Roh Kudus.
9.      Ramah terhadap sidang jemaat.
10.  Rela menjadi korban untuk memperdamaikan dosa.
11.  Memiliki kemurnian di hati.
12.  Menjadi contoh teladan yang baik.
13.  Memiliki kewibawaan.
14.  Dapat diandalkan.
Inilah contoh teladan yang dapat dilihat langsung oleh sidang jemaat.
 
1 Timotius 3:5
(3:5) Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?
 
Seorang penilik diharapkan untuk dapat mengepalai keluarganya sendiri. Dengan memiliki sikap, memiliki tabiat atau perbuatan-perbuatan yang demikian, maka seorang penilik dapat mengasuh dan merawati sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN.
 
1 Timotius 3:6-7
(3:6) Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. (3:7) Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.
 
Contoh teladan yang lain sekaligus sebagai syarat untuk menjadi penilik ialah tidak sombong, tidak angkuh (tidak tinggi hati). Kemudian, mempunyai nama baik di luar jemaat, sehingga;
-          Tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain.
-          Tidak jatuh ke dalam jerat Iblis.
Maka, seorang penilik itu tidak boleh terlihat seperti malaikat di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi di luar ibadah memiliki kelakuan seperti Setan, mengapa? Supaya tidak diganggu gugat oleh orang lain, kemudian tidak jatuh ke dalam jerat Iblis atau Setan.
 
1 Timotius 4:12
(4:12) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
 
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Inilah pesan Rasul Paulus kepada Timotius yang juga sebagai penilik sidang jemaat yang dipercayakan kepada Timotius.
 

-          Seorang penilik sudah seharusnya menjadi contoh teladan bagi orang-orang dalam perkataan. Berarti, setiap kata demi kata yang terucap dari mulut harus menjadi contoh teladan. Kata-kata itu tidak boleh terucap (terlontar) begitu saja, tetapi kata-kata itu harus bisa membangun, menghibur, menasihati, dan menjadi contoh teladan.

-          Seorang penilik sudah seharusnya menjadi contoh teladan bagi orang-orang dalam tingkah laku atau perbuatan atau tabiat atau memiliki karakter yang baik.

-          Seorang penilik sudah seharusnya menjadi contoh teladan bagi orang-orang dalam kasih. Berarti, tidak berpura-pura di dalam hal mengasihi TUHAN dan mengasihi sesama.

-          Seorang penilik sudah seharusnya menjadi contoh teladan bagi orang-orang dalam kesetiaan. Berarti tidak cukup hanya berbuat baik atau beramal soleh, tetapi yang dibutuhkan dari seorang penilik bahkan dari seorang imam, seorang pelayan TUHAN adalah kesetiaan. Tidak cukup hanya berbuat baik, tidak cukup hanya beramal soleh, tetapi yang dibutuhkan dari seorang penilik bahkan sampai kepada seluruh sidang jemaat adalah kesetiaannya. Kalau untuk berbuat baik, beramal soleh, semua orang bisa, tetapi untuk menjadi orang yang “setia”, siapa yang dapat menemukannya?

-          Seorang penilik sudah seharusnya menjadi contoh teladan bagi orang-orang dalam kesucian, baik lahir maupun batin.

 
1 Timotius 4:13
(4:13) Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
 
Supaya seorang penilik tetap menjadi contoh teladan yang baik, maka seorang penilik harus bertekun. Namun, bukan hanya seorang gembala sidang (penilik), tetapi juga sampai kepada seluruh sidang jemaat, harus bertekun. Oleh sebab itu, tekunlah, terkhusus bertekun dalam 3 (tiga) hal:
1.      Bertekun dalam membaca Kitab-kitab Suci.
2.      Bertekun dalam membangun.
3.      Bertekun dalam mengajar.
Jadi, harus bertekun, termasuk di dalam hal membaca Kitab Suci juga harus bertekun, dalam hal membangun sidang jemaat juga harus bertekun dalam mengajar sidang jemaat. Bertekun, berarti tidak bolong-bolong; hari ini bertekun, besok tidak, bukan seperti itu, melainkan harus bertekun. Kemudian, dalam hal mengajar sidang jemaat juga harus bertekun; sidang jemaat tidak boleh ditinggal-tinggal, karena mengajar sidang jemaat harus bertekun.
TUHAN sudah sediakan hari perhentian hari Sabat bagi kita, itulah ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, tidak boleh ditinggalkan.
 
Perlu untuk diketahui:
-          Untuk membaca kitab-kitab Suci terkait dengan waktu.
-          Untuk membangun terkait dengan biaya atau pengorbanan dalam bentuk materi bahkan uang.
-          Untuk mengajar terkait dengan hati nurani dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Pendeknya: Seorang penilik sudah seharusnya siap sedia mengorbankan 3 (tiga) hal di dalam hal bertekun.
YANG PERTAMA: Korban waktu. Baik di dalam membaca maupun untuk datang di kaki salib, juga harus ada waktunya. Jangan membaca Kitab Suci dengan asal-asal begitu saja, tidak boleh. Saya ini seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan penilik, yang sudah menerima jabatan gembala; harus ada waktu di dalam membaca Kitab Suci. Jadi, membaca Kitab Suci itu tidak boleh asal lewat begitu saja.
Kemudian, untuk datang di kaki salib juga, atau dalam penyembahan, harus ada waktunya, tidak boleh menyembah hanya 5 (lima) menit, 10 (sepuluh) menit, setengah jam atau satu jam saja. Tetapi harus ada waktu yang dikhususkan dalam tanda penyerahan diri.
YANG KEDUA: Korban biaya atau materi = mengorbankan apa yang menjadi haknya.
YANG KETIGA: Korban (mengorbankan) hati dan perasaan = rela menjadi kecil.
 
Jadi, seorang gembala sidang atau penilik sidang jemaat sudah seharusnya siap sedia untuk mengorbankan 3 (tiga) hal di dalam hal bertekun, yaitu:
1.      Korban waktu.
2.      Korban biaya atau materi.
3.      Korban hati dan perasaan.
Kalau seorang hamba tidak mau berkorban, biasanya suka bersungut-sungut, ngomel dengan menggunakan banyak alasan.
 
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
 
Syarat lain untuk menjadi contoh teladan ialah seorang penilik tidak lalai dalam hal mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus, bahkan tidak lalai dalam hal mempergunakan jabatan-jabatan yang telah ia terima dari TUHAN. Tetapi bukan saja gembala sidang (penilik sidang jemaat), namun juga imam-imam atau pelayan TUHAN tidak boleh lalai di dalam hal mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus. 
Seorang pelayan TUHAN sudah dipercayakan karunia-karunia untuk melayani TUHAN, misalnya; sebagai seorang pemimpin pujian, dikaruniakan untuk menjadi seorang pembaca firman, singer, kolektan, semuanya itu tidak boleh dilalaikan. Masing-masing harus bertanggung jawab untuk layak menjadi contoh teladan di hadapan TUHAN.
 
Perlu untuk diketahui: TUHAN mengenal siapa yang menjadi milik kepunyaan-Nya. TUHAN mengenal imam-imam, hamba-hamba TUHAN, bahkan sampai kepada penilik sidang jemaat. Mengapa? Karena TUHAN yang menyelidiki hati manusia. Sekali lagi saya sampaikan untuk dapat kita pahami bersama: TUHAN menyelidiki setiap hati manusia.
 
1 Timotius 4:15
(4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
 
Semua hal yang saya sampaikan di atas tadi harus diperhatikan oleh seorang penilik dan harus hidup di dalamnya.
Tujuannya ialah supaya kemajuan rohani dari seorang penilik nyata kepada semua orang, teramat lebih di hadapan sidang jemaat yang dia layani. Berarti, dapat dilihat dan diketahui oleh semua orang; semua tindakan atau perbuatannya, semua perkataannya atau tutur katanya, segala sesuatunya yang ada di dalam diri seorang penilik dapat dilihat dan diketahui dengan jelas oleh sidang jemaat, bahkan semua orang yang melihat dia. Maka, seorang penilik harus melepaskan diri dari roh kemunafikan.
 
Jadi, syarat supaya kemajuan rohani dari seorang penilik nyata kepada semua orang adalah harus melepaskan diri dari roh kemunafikan. Munafik, berarti; di luar dan di dalam tidak sama, bukan?
 
1 Timotius 4:16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
 
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Kalimat ini berbicara tentang kemurnian.
-          Awasilah dirimu sendiri = Kemurnian di hati sang penilik.
-          Awasilah ajaranmu = Kemurnian dari pengajaran Firman Allah yang disampaikan sang penilik.
Pendeknya: Seorang penilik harus bertekun di dalam kemurnian itu.
 
Saudara juga menghadap takhta Allah lewat Ibadah Pemuda Remaja saat ini, harus dengan kemurnian di hati, melayani TUHAN harus dengan kemurnian di hati, tidak boleh dengan maksud yang lain, tidak boleh ada kepentingan untuk mencari puji-pujian dan hormat dari manusia.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Seorang penilik harus bertekun di dalam kemurnian. Tujuannya adalah selain menyelamatkan dirinya sendiri, tentu juga menyelamatkan orang lain atau sidang jemaat yang dia layani.
Jadi, keselamatan jiwa dari sidang jemaat ini besar sekali kaitannya dengan seorang penilik; oleh sebab itu, saudara harus tetap mendoakan saya untuk menjadi seorang penilik, untuk menjadi seorang gembala sidang yang bertanggung jawab dan memberi contoh teladan yang baik, dalam perkataan, dalam perbuatan, dalam kesucian, juga dalam penyerahan diri/kesetiaan.
 
Kita kembali membaca Kisah Para Rasul 20.
Kisah Para Rasul 20:26
(20:26) Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.
 
Rasul Paulus berkata kepada penatua-penatua jemaat di Efesus: “Aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.” Mengapa Rasul Paulus mengungkapkan hal ini? Karena dia adalah seorang hamba TUHAN, seorang rasul atau seorang penilik yang bertanggung jawab di hadapan TUHAN, sekaligus dapat menjadi contoh teladan;
-          Baik dalam perkataannya menjadi contoh teladan.
-          Baik dalam perbuatannya menjadi contoh teladan.
-          Baik dalam kesuciannya menjadi contoh teladan.
-          Baik dalam kesetiaannya menjadi contoh teladan, dan lain sebagainya.
 
Jadi, kalau ada orang yang binasa, kalau ada salah satu dari sidang jemaat itu binasa, Rasul Paulus tidak dapat dituntut oleh TUHAN karena dia adalah seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab dan yang sudah memberi contoh teladan yang baik dan benar di hadapan sidang jemaat, bahkan kepada semua orang, kafir dan Israel.
 
Kisah Para Rasul 20:27
 (20:27) Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
 
Seorang penilik memang tidak boleh lalai di dalam pelayanannya, teramat lebih di dalam pemberitaan Injil Allah.
Jadi, semua maksud Allah, rencana Allah, benar-benar dinyatakan kepada seluruh sidang jemaat. Berarti, pemberitaan Injil itu terhubung langsung dengan sengsara salib, di situlah rencana Allah dinyatakan kepada seluruh sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN.
 
Kita patut bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan, sebab lewat pengertian yang kita terima malam ini kita didorong untuk mendoakan seorang penilik, didorong untuk mendoakan seorang gembala sidang supaya menjadi contoh teladan dan bertanggung jawab kepada sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN.
Jadi, dari pengertian inilah hati kita terdorong, supaya kita terus mendoakan setiap penilik, teramat lebih gembala sidang dalam satu penggembalaan di mana kita tergembala, supaya menjadi contoh teladan dan bertanggung jawab.
 
Sesaat kita sudah melihat tentang pribadi atau tentang seorang penilik, bukan? Jadi, kita sudah melihat seorang penilik dengan contoh teladan dan tanggung jawabnya; walaupun sekilas, tetapi tentu kita bersyukur kepada TUHAN, sebab lewat pengertian ini, hati kita didorong untuk mendoakan seorang penilik sehingga menjadi contoh teladan, dan menjadi seorang penilik yang bertanggung jawab, karena keselamatan jiwa dari sidang jemaat ada kaitannya dengan kemurnian hati dari seorang penilik, itu tidak bisa dipungkiri. Jadi, jangan kita anggap enteng terhadap seorang penilik, jangan anggap enteng dengan seorang gembala sidang, harus kita beri hormat dua kali lipat teramat lebih kepada mereka yang memberi pengajaran.
 
Kita kembali membaca Kejadian 41.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu, penilik-penilik harus memungut 1/5 (seperlima) dari hasil tanah di Mesir.
 
1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh) dalam bentuk pencahan = 0.2 (nol koma dua) dalam bentuk desimal atau perpuluhannya.
Selanjutnya, 1/5 (seperlima) atau 2/10 (dua persepuluh) akan kita kaitkan dengan MANNA DI PADANG GURUN di dalam Keluaran 16.
 
Perlu untuk diketahui: Keluaran 16:12-21, setiap hari bangsa Israel atau umat Allah mengambil atau memungut manna untuk seisi kemahnya segomer untuk tiap-tiap orang. Segomer = 1/10 (sepersepuluh) efa.
Singkatnya: 1/10 (sepersepuluh) efa merupakan pemeliharaan sehari-hari bagi bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun.
 
Keluaran 16:36
(16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.
 
Segomer = 1/10 (sepersepuluh) efa.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan: 1/10 (sepersepuluh) efa atau segomer manna itu merupakan pemeliharaan sehari-hari dari TUHAN bagi bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun perjalanan mereka di padang gurun.
 
Selanjutnya kita akan melihat tentang: DUA PERSEPULUH EFA.
Kisah tentang “dua persepuluh efa” ditulis dalam Keluaran 16:22-32. Namun, dalam kesempatan ini kita hanya membaca ayat 22 saja.
Keluaran 16:22
(16:22) Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa.
 
Pada hari yang keenam, bangsa Israel memungut manna itu dua gomer untuk tiap-tiap orang. Berarti, dua kali lipat banyaknya untuk tiap-tiap orang.
Dua gomer = 2/10 (dua persepuluh) efa. Itulah banyaknya manna yang mereka pungut pada hari keenam, berarti 2 (dua) kali lipat.
 
Keluaran 16:23,25-26
(16:23) Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi."
(16:25) Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. (16:26) Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu."
 
Intinya: Manna untuk hari Sabat atau hari ketujuh atau hari perhentian, itu dipungut pada hari keenam, di mana manna yang mereka pungut itu sebanyak 2 (dua) gomer = 2/10 (dua persepuluh) efa.
-          Gomer yang pertama adalah pemeliharaan sehari-hari bagi Israel.
-          Gomer yang kedua adalah untuk pemeliharaan hari Sabat, hari ketujuh, hari perhentian.
Jadi, gomer kedua disebut juga dengan “manna Sabat.”
 
Pendeknya: Hari keenam atau hari yang terakhir ini, kita harus berjuang untuk mengumpulkan Firman Allah yang kita terima sebanyak 2 (dua) kali lipat = 2 (dua) gomer atau 2/10 (dua persepuluh) efa.
 
Kalau dikaitkan dengan peta zaman, hari-hari ini adalah 2.000 (dua ribu) tahun zaman Allah Roh-El Kudus. Berarti, genap 6.000 (enam ribu) tahun.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang pertama adalah zaman Allah Bapa.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang kedua adalah zaman Allah Anak -- sampai Yesus mati --.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga dalah zaman Allah Roh-El Kudus.
Berarti, sudah genap 6.000 (enam ribu) tahun. Berarti, jelas, hari-hari ini adalah hari-hari terakhir atau hari keenam, sebab 1 (satu) hari bagi TUHAN = 1.000 (seribu) tahun bagi manusia, demikian sebaliknya. Jadi, kalau hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir, berarti hari-hari ini adalah 2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga, genap 6.000 (enam ribu) tahun = hari keenam.
Berarti, hari-hari ini sudah seharusnya kita mengumpulkan Firman Allah sebanyak 2 (dua) kali lipat dari yang semula, yakni; 2/10 efa.
 
Mengapa kita harus mengumpulkan manna atau Firman Allah sebanyak 2 (dua) kali lipat? Kita perhatikan Kejadian 41.
Kejadian 41:34-36 
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. (41:35) Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya. (41:36) Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu."
 
Dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan, mereka harus memungut 1/5 (seperlima) gandum, mengapa demikian? Tujuannya adalah sebagai persediaan makanan untuk  7 (tujuh) tahun kelaparan yang akan terjadi, sehingga tidak mengalami kebinasaan.
 
Jadi, kalau hari ini kita mengumpulkan 2 (dua) gomer -- atau 2/10 (dua persepuluh) efa atau dua kali lipat --, itu merupakan persediaan untuk 7 (tujuh) tahun kelaparan yang akan terjadi, sehingga dengan demikian kita tidak mengalami kebinasaan.
 
CIRI-CIRI memungut 1/5 (seperlima) gandum -- atau 2/10 (dua persepuluh) efa = 2 (dua) gomer manna = 2 (dua) kali lipat -- ialah:
YANG PERTAMA: Memikul salibnya 2x (dua kali) lipat.
-          Kelipatan yang pertama, kegunaannya; untuk memberi pertolongan dan kekuatan bagi diri sendiri.
-          Kelipatan yang kedua, kegunaannya; untuk memberi pertolongan dan kekuatan bagi orang lain.
YANG KEDUA: Penyembahan atau penyerahan diri 2x (dua kali) lipat.
Artinya; di dalam hal menjalankan ibadah ini bukan lagi rutinitas, bukan dijalankan secara taurat.
YANG KETIGA: Segala kegiatan-kegiatan di tengah ibadah dan pelayanan, semuanya dikerjakan 2x (dua kali) lipat, sampai pada akhirnya menjadi ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi = menjadi kesaksian yang besar di tengah-tengah pengutusan.
Jadi, kegiatan-kegiatan di tengah ibadah dan pelayanan dikerjakan 2x (dua kali) lipat, tujuannya untuk menjadi kesaksian yang besar di tengah-tengah pengutusan kita di mana pun kita berada. Menjadi kesaksian yang besar, berarti kesaksiannya bukan biasa-biasa saja, tetapi sudah menjadi kesaksian yang besar = menjadi ketujuh Roh Allah yang diutus oleh Allah di seluruh bumi ini.
 
Sekarang, kita kembali untuk memperhatikan Keluaran 16.
Keluaran 16:23-24
(16:23) Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." (16:24) Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.
 
Pada hari keenam, umat Israel memungut manna 2x (dua kali) lipat atau 2 (dua) gomer atau 2/10 (dua persepuluh) efa.

-          Kemudian, roti itu ada yang dimasak. Ini terkait dengan kelemahlembutan dan kerendahan di hati = matang/dewasa rohani.

-          Kemudian, roti itu ada juga yang dibakar. Ini berbicara tentang menghanguskan diri. Artinya; apapun yang kita kerjakan, apapun yang kita perbuat, bahkan segala pengorbanan tidak perlu hitung-hitungan = dibakar sampai hangus.

Itulah yang terjadi ketika mereka memungut manna 2x (dua kali) lipat itu; ada yang dimasak, ada juga yang dibakar. Dan itu mereka lakukan dengan baik. Apa disampaikan oleh Musa, hal itu dipandang baik untuk dilakukan, dikerjakan dengan baik dan benar oleh umat Israel.
 
Kemudian, kelebihan dari pada roti itu dibiarkan di tempatnya sampai pagi, sesuai dengan perintah Musa, namun;
-          Manna itu tidak berulat.
-          Manna itu tidak berbau busuk.
Inilah yang terjadi kalau kita mengerjakan segala sesuatu tepat sesuai firman Allah; tidak berulat dan tidak berbau busuk. Artinya, kalau manna Sabat itu kita nikmati dengan baik, kita nikmati dengan benar, bahkan menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari, maka;

-          kehidupan kita tidak akan berubah wujud menjadi Setan,

-          kemudian tidak akan menjadi dosa, tidak ada dosa yang disembunyikan, tidak ada bau busuk yang disembunyikan. 

 
Kalau hari ini ada dosa yang masih disembunyikan, suatu saat nanti dosa yang bau busuk itu akan muncul ke permukaan. Lalu kenapa masih ada bau busuk, kenapa ada dosa yang masih disembunyikan? Itu artinya firman itu belum menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari, belum mendarah daging.
Tetapi di sini kita melihat: Umat Israel melakukan tepat seperti yang diperintahkan oleh TUHAN lewat Musa, sehingga sekalipun kelebihan manna itu dibiarkan di tempatnya sampai pagi, namun roti manna itu tidak berulat dan roti manna itu tidak berbau busuk.
 
Keluaran 16:25-26
(16:25) Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. (16:26) Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu."
 
Kalau hari ini, kita dengan tulus dan dengan segala usaha yang disertai dengan segala perjuangan untuk memungut roti manna -- itulah Firman Allah -- 2x (dua kali) lipat, jelas hal itu kita kerjakan karena terkait dengan Sabat, karena terkait dengan hari ketujuh, terkait dengan hari perhentian, Yerusalem yang baru, tidak ada kaitannya dengan yang lain-lain.
Kalau kita memungut manna 2x (dua kali) lipat lalu prakteknya juga 2x (dua kali) lipat, dan itu nyata di hadapan TUHAN, jelas itu terkait dengan Kerajaan Sorga. Sama sekali tidak terkait dengan yang lain-lain, hanya terkait dengan hari ketujuh, hari Sabat, hari perhentian yang kekal, itulah Kerajaan Sorga.
 
Jadi, jangan kita datang untuk beribadah, kemudian terlihat sibuk memungut manna, tetapi ia melakukannya hanya untuk kepentingan diri, hanya untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau seseorang datang beribadah hanya karena kepentingan diri, hanya karena kebutuhan sehari-hari, misalnya; supaya dapat kerja, supaya dapat usaha, supaya lancar ini dan itu, berarti dia belum memiliki pengertian tentang kebenaran yang sejati, belum mendapat pengertian yang benar tentang Kerajaan Sorga.
Tidak sedikit orang Kristen datang beribadah hanya untuk berkat-berkat jasmani, hanya untuk kebutuhan sehari-hari. Orang semacam ini tidak akan mengerti tentang hari ketujuh (hari Sabat).
 
Keluaran 20:9-11
(20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
 
Kalau kita mengerti tentang Kerajaan Sorga; berarti kita akan kumpulkan firman 2x (dua kali) lipat, jelas kaitannya ialah; hari Sabat. Kemudian, kalau kita mengerti tentang hari perhentian, mengerti hari Sabat, mengerti tentang Kerajaan Sorga, maka kita juga akan mengerti tentang contoh teladan yang tinggalkan oleh TUHAN Yesus Kristus. Tetapi, kalau tidak mengerti tentang hari Sabat, maka ia tidak akan pernah mengerti tentang contoh teladan yang ditinggalkan oleh TUHAN Yesus Kristus. Hari keenam Allah bekerja, hari ketujuh Ia berhenti, itulah contoh teladan yang ditinggalkan oleh TUHAN Yesus.
 
Jadi, kalau hari ini kita mengumpulkan manna sebanyak 2x (dua kali) lipat atau 2 gomer atau 2/10 (dua persepuluh) efa, itu terkait dengan Kerajaan Sorga, terkait dengan hari ketujuh, terkait dengan hari perhentian, terkait dengan hari Sabat. Apa buktinya kita mengerti tentang Kerajaan Sorga? Kita dapat melihat contoh teladan yang ditinggalkan oleh TUHAN Yesus Kristus, yakni; bekerja sampai hari keenam dan hari ketujuh Ia berhenti, dan untuk itulah kita dipanggil untuk mengikuti teladan yang ditinggalkan-Nya.
 
Lihat, kelebihan yang terjadi kalau kita mengerti dan dapat melihat contoh teladan yang ditinggalkan oleh TUHAN, sekaligus dapat mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh TUHAN.
 
1 Petrus 2:20-21
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. (2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
 
Perikop pada ayat ini: Penderitaan Kristus sebagai Teladan. Penderitaan Yesus atau sengsara yang dialami Yesus di atas kayu salib itu merupakan contoh teladan yang ditinggalkan oleh TUHAN dan harus kita teladani di tengah ibadah dan pelayanan ini.
 
Kita dipangil untuk mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh TUHAN Yesus Kristus. Adapun jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang ditinggalkan adalah tapak kaki yang berdarah.
Jadi, kalau kita mengerti hari Sabat atau mengerti hari ketujuh atau mengerti tentang Kerajaan Sorga, otomatis kita bisa melihat contoh teladan yang ditinggalkan oleh TUHAN dan untuk itu juga kita dipanggil; untuk mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan yaitu menderita bersama dengan Dia. Tetapi, ingat, saat kita mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh TUHAN, melangkah sesuai dengan tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu, kalau kita ikuti itu dengan tepat maka setiap kita melangkah semua dosa rontok seketika itu juga, langkah-langkah demi langkah adalah langkah-langkah yang merontokkan dosa.
 
Ulangan 5:13
(5:13) Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
 
Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu. Enam hari kita diberi kesempatan untuk bekerja, manfaatkanlah kesempatan yang ada. Hari keenam itulah hari terakhir untuk masuk ke hari ketujuh atau hari Sabat atau hari perhentian yang kekal, untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Manfaatkan waktu yang terakhir ini. Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, manfaatkan dengan baik. TUHAN sudah memberi kesempatan bagi kita enam hari lamanya. Sebab itu kita baca ayat 14-15.
 
Ulangan 5:14-15
(5:14) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang mana pun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga. (5:15) Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.
 
Hari Sabat adalah hari ketujuh. Tadi saya sudah katakan: Kalau kita mengumpulkan roti manna 2x (dua kali) lipat atau 2 gomer atau 2/10 (dua persepuluh) efa, itu jelas terkait dengan hari Sabat, hari ketujuh.
Kalau kita mengerti tentang Kerajaan Sorga, itulah hari ketujuh, maka tandanya adalah kita mengerti, kita menyadari bahwa dahulu kita adalah budak dosa; itulah orang yang mengerti tentang hari ketujuh. Sebaliknya, kalau orang datang beribadah, bahkan mendengarkan Firman TUHAN, tetapi kaitan ibadah itu hanya sebatas berkat-berkat jasmani, juga kaitannya hanya untuk berkat, mujizat-mujizat jasmani, hanya untuk perkara kesembuhan semata, tidak terkait dengan hari ketujuh, hari Sabat, itulah hari perhentian kekal, Kerajaan Sorga, maka orang semacam ini tidak akan pernah mengerti, bahkan tidak menyadari kalau ia adalah orang yang pernah menjadi budak dosa. Percaya saja, saya yakin mengatakan itu.
 
Tetapi, kita datang di tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja ini untuk mengumpulkan manna 2x (dua kali) lipat atau 2 gomer atau 2/10 (dua persepuluh) efa , jelas itu terkait dengan Kerajaan Sorga. Apa tandanya kalau ibadah ini terkait dengan Kerajaan Sorga? Saat kita memungut roti manna 2x (dua kali) lipat, kita menyadari bahwa kita ini belum sempurna, pernah menjadi budak dosa.
Ya jelas saja, setiap kali kita menerima koreksi-koreksi lewat pembukaan Firman TUHAN, kita akan melihat dosa-dosa itu, dan akhirnya kita menyadari bahwa kita pernah menjadi budak dosa.
 
Kalau Musa memerintahkan umat Israel untuk memungut roti manna 2x (dua kali) lipat banyaknya, bukan berarti Musa itu ingin menyengsarakan bangsa Israel, tetapi Musa tahu apa yang dia kerjakan. Demikian juga apa yang kita kerjakan hari ini, itu karena kita tahu tujuan atau sasaran akhir dari ibadah pelayanan ini, yang tidak lain tidak bukan adalah Kerajaan Sorga. Apa tandanya? Kita sadari diri bahwa kita pernah menjadi budak dosa = debu tanah yang hina.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN; kita harus kerjakan semua ini 2x (dua kali) lipat banyaknya dengan segala perjuangan, dengan daya upaya, dengan segala usaha dan perjuangan sebanyak 2x (dua kali) lipat.
 
Kita akan membaca Ibrani 4
Ibrani 4:7-9
(4:7) Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (4:8) Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain. (4:9) Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
 
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" Kalau kita memungut manna sebanyak 2 (dua) gomer, sebanyak 2x (dua kali) lipat atau 2/10 (dua persepuluh) efa, tujuannya adalah supaya jangan lagi kita mengeraskan hati.       
 
Andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain. Kalau memang Kanaan itu adalah sorga, TUHAN Yesus tidak akan lagi berbicara tentang Kerajaan Sorga.
Jadi, masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh bagi kita semua; oleh sebab itu, marilah kita kumpulkan manna 2x (dua kali) lipat atau 2 gomer atau 2/10 (dua persepuluh) efa. Jangan keraskan hati supaya betul-betul kita lepas dari kekerasan di hati; itulah 2x (dua kali) lipat atau 2 gomer atau 2/10 (dua persepuluh) efa, jangan lagi keras hati supaya kita berada pada hari ketujuh, hari perhentian.          
Jadi, 2 (dua) gomer ini betul-betul melepaskan kita dari kekerasan di hati. Manfaat pemeliharaan untuk masa sekarang.
          
Dua gomer itu terkait dengan Kerajaan Sorga; oleh sebab itu, kalau kita rindu untuk masuk pada hari perhentian, jangan keraskan hati. Sebaliknya, biarlah kiranya kita semua tambah tahun tambah lemah lembut, tambah tahun tambah rendah hati di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN ini sampai pada kesudahannya.
  
Mazmur 37:11
(37:11) Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.
 
Orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri, hari ketujuh, hari Sabat, Kerajaan Sorga, dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah karena dalam Kerajaan Sorga TUHAN beri damai sejahtera yang berlimpah-limpah.
 
Mazmur 37:25-26
(37:25) Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; (37:26) tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
 
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua. Ini adalah pengalaman Daud di dalam hal mengikuti TUHAN, dia juga sebagai kehidupan domba yang tergembala; maka, pengalaman itu dia tuliskan, itu merupakan inventaris dan itu harus kita nikmati.  Inventaris dari TUHAN yang diterima Daud harus kita nikmati malam ini dan seterusnya.
 
Pemeliharana TUHAN berlaku sampai selama-lamanya, setiap hari, sampai kepada anak cucu, sampai kepada kesudahannya. Itu semua karena belas kasih TUHAN bagi kita.
 
Lihat JANJI FIRMAN ALLAH selanjutnya di dalam Roma 4.
Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
 
"Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa." Ini adalah janji TUHAN kepada Abraham. Kita ini adalah anak Abraham, bukan? Janji Firman Allah adalah melenyapkan segala kemustahilan.
 
Roma 4:19-21
(4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. (4:20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, (4:21) dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
 
Allah berkuasa untuk melaksanakan untuk apa yang telah dijanjikan oleh firman-Nya. Dan firman Allah itu berlaku kepada orang yang beriman, yakin dan percaya pada janji Firman.
 

-          Pada ayat 17, firman itu melenyapkan segala kemustahilan.

-          Pada ayat 19-21, Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah dijanjikan oleh firman-Nya bagi kita, terkhusus bagi orang yang beriman.

Itulah pemeliharaan TUHAN bagi kita sekaliannya.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang 

No comments:

Post a Comment