KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, November 24, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 21 NOVEMBER 2020


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 21 NOVEMBER 2020
 
STUDY YUSUF
(Seri: 217)
 
Subtema: NIKMATI DUA GOMER MANNA
 
Shalom.
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada dalam perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya oleh pembukaan firman yang akan kita terima berkuasa meneguhkan setiap hati kita masing-masing mengingat hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir, di mana kejahatan sudah semakin memncak, disebut dengan puncak gelap malam.
 
Segera kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kuam Muda Remaja. Kita masih berada pada Kejadian 41:34.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Sebagai seorang penguasa dan yang menjalankan roda pemerintahan di Mesir, Yusuf mengangakat sekaligus menempatkan penilik-penilik atas seluruh negeri Mesir.
 
Sejenak kita lihat tentang PENILIK di dalam Kisah Para Rasul 20.
Kisah Para Rasul 20:28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
 
Seorang penilik yang telah diangkat dan ditetapkan oleh Roh TUHAN yang suci harus bertanggung jawab untuk menggembalakan kawanan domba Allah, yakni sidang jemaat Allah. Mengapa demikian? Karena sidang jemaat Allah diperoleh dan dibentuk oleh darah Anak Domba atau korban Kristus.
Berarti, seorang penilik atau pemimpin sidang jemaat Allah harus menjunjung tinggi korban Kristus di tengah ibadah pelayanannya di hadapan TUHAN.
 
Pendeknya: Ibadah pelayanan yang sedang kita kerjakan di hari-hari terakhir ini seharga dengan setetes darah Yesus.
 
Selanjutnya, mari kita melihat TUGAS PENILIK.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Tugas penilik dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu ialah penilik-penilik harus memungut 1/5 (seperlima) dari hasil tanah di Mesir.
 
1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh) efa.
 
Selanjutnya, 1/5 (seperlima) atau 2/10 (dua persepuluh) efa dikaitkan dengan MANNA DI PADANG GURUN.
Keluaran 16:22
(16:22) Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa.
 
Pada hari yang keenam, umat Israel (umat Allah) memungut manna sebanyak 2 (dua) gomer atau 2x (dua kali) lipat untuk tiap-tiap orang.
 
Dua gomer = 2/10 (dua persepuluh) efa, yang juga sama dengan 1/5 (seperlima).
Sedangkan hari keenam à 6.000 tahun, terhitung zaman Adam sampai hari hari ini.
-          2.000 tahun yang pertama ialah zaman Allah Bapa.
-          2.000 tahun yang kedua ialah zaman Allah Anak .
-          2.000 tahun yang ketga ialah zaman Allah Roh Kudus.
Jadi, hari keenam à 6000 tahun, terhitung zaman Adam sampai zaman ini.
 
Singkatnya: Sekarang ini kita sudah berada pada hari keenam. Berarti, Firman Allah yang harus kita terima adalah dua kali lipat banyaknya, yakni dua gomer atau 2/10 (dua persepuluh) efa = 1/5 (seperlima).
 
Mari kita lihat tentang DUA GOMER.
GOMER PERTAMA adalah kebutuhan atau keperluan sehari-hari. Dan hal itu terkait dengan penyucian yang akan kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari. Jadi, kebutuhan (keperluan) sehari-hari terkait dengan penyucian.
 
Yohanes 17:14-19
(17:14) Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (17:15) Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. (17:16) Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (17:17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. (17:18) Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; (17:19) dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.
 
Singkatnya: Penyucian oleh Firman Allah adalah kebutuhan atau keperluan kita sehari-hari = satu gomer. Tujuannya ialah supaya dilindungi dan terpelihara selama kita ada di dunia ini.
Memang, kita tahu, dunia ini suatu kali nanti akan berlalu, tetapi selama kita ada di dunia ini, kita akan terlindungi (terpelihara) oleh penyucian satu gomer.
 
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Satu gomer, itulah penyucian untuk memelihara dan melindungi kita selama kita masih berada di bumi ini.
 
1 Petrus 1:14-15
(1:14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, (1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, (1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
 
Di sini kita melihat: TUHAN menuntut kehidupan muda remaja, TUHAN menuntut kehidupan anak-anak TUHAN untuk menjadi sama dengan Dia dalam hal kekudusan lewat penyucian Firman Allah = satu gomer.
 
Itulah berbicara satu gomer, tetapi kita akan fokus kepada dua gomer atau gomer kedua.
 
GOMER KEDUA, disebut juga manna Sabat.
Sesuai dengan perikop Keluaran 16:1-36 adalah “Manna Sabat”. Berarti, gomer kedua disebut dengan manna Sabat = hari ketujuh. Berarti, gomer kedua terkait dengan hari perhentian = pendamaian.
 
BUKTI ADA DAMAI.
Kita akan memperhatikan Yohanes 17:19-23. Tadi kita sudah membaca ayat 14-19, bukan? Itulah tentang “gomer pertama” tadi. Seharusnya, kita membaca ayat 20-23, tetapi kita awali pembacaan dari ayat 19-23.
Yohanes 17:19-23
(17:19) dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran. (17:20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (17:21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (17:22) Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: (17:23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
 
Ayat 19 itu berbicara tentang bangsa Israel. Sedangkan ayat 20 itu berbicara tentang bangsa lain, itulah bangsa kafir, bangsa yang percaya kepada TUHAN lewat pembukaan firman. Namun, kalau kita lanjutkan pembacaan pada ayat 21-23, bangsa Israel dan bangsa kafir telah menjadi satu dan sempurna. Berarti, ada damai.
Inilah yang disebut manna Sabat, atau hari perhentian penuh dengan damai.
 
Kalau misalnya; bangsa lain -- bangsa kafir, bangsa yang penuh dengan noda kekafiran -- menyatu dengan bangsa Israel, berarti; ada damai. Inilah disebut dengan manna Sabat atau hari perhentian penuh dengan damai.
 
Yohanes 17:24
(17:24) Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
 
Ayat 24, jelas itu berbicara tentang; hari Sabat, hari ketujuh. Jadi, ada pada hari Sabat, hari perhentian, penuh dengan damai bersama-sama dengan Dia.
 
Kesimpulannya: Baik bangsa kafir maupun bangsa Israel yang telah jadi satu, ada pada hari hari Sabat, hari perhentian penuh dengan damai bersama-sama dengan Dia.
 
Jadi, kalau kita menikmati dua gomer, itu terkait dengan manna Sabat, hari ketujuh, hari perhentian penuh dengan damai. Buktinya; kafir dan Israel menjadi satu. Kelak, kita juga akan bersama-sama dengan Dia pada hari perhentian yang kekal.
 
Sebab pada ayat 24 dikatakan: “Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku”, dimulai dari kita di bumi ini menjadi satu.
Kafir dan Israel bersatu, tetapi;
-          dimulai dari nikah suami isteri bersatu,
-          kemudian nikah yang lebih besar dalam penggembalaan ini bersatu,
-          lebih besar lagi antar penggembalaan, antar denominasi gereja bersatu,
-          lalu antar bangsa bersatu,
-          sampai kepada bangsa Israel dan kafir bersatu.
Kalau kita sudah menyatu, ada damai, maka nanti kita ada dalam perhentian yang kekal, bersama-sama dengan Dia, sebab di mana Dia berada, di situ pun kita berada.
Itulah hari perhentian kekal, hari ketujuh, itulah manna Sabat, dua gomer. Itulah tanda menikmati dua gomer, 2x (dua kali) lipat.
 
Berusahalah, berjuanglah supaya satu dengan yang lain menjadi satu. Jangan ada perpecahan, baik oleh karena kejahatan, baik oleh karena kenajisan, oleh karena kecemaran, termasuk karena huru-hara, keonaran, kelaliman, termasuk karena dusta dan pencurian.
 
Saya berharap, pemuda remaja di tiap-tiap pos dalam penggembalaan GPT “BETANIA” mengikuti dengan sungguh, pusatkan hati kepada pembukaan. Termasuk juga anak-anak TUHAN, pemuda remaja yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming, juga pusatkan hati saudara, ikuti terus Firman Penggembalaan ini supaya kita mengerti tujuan akhir hidup kita masing-masing. Baik juga sidang jemaat yang ada di Malaysia, di Bandung, terus ikuti pembukaan Firman TUHAN. Supaya pada akhirnya, di mana Dia ada, di situ pun kita berada; kelak nanti kita ada pada hari ketujuh, hari perhentian kekal, bersama-sama dengan Dia. Ini adalah kemurahan TUHAN bagi kita, jangan diabaikan begitu saja tentunya.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan 2 Petrus 3.
2 Petrus 3:8
(3:8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan TUHAN satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
 
Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan ... Hal ini sepertinya sangat penting, tidak boleh dilupakan. Apakah itu?
Di hadapan TUHAN, 1 (satu) hari = 1000 (seribu) tahun. Dan sebaliknya, 1000 (seribu) tahun sama seperti 1 (satu) hari.
 
Jadi, sudah sangat jelas, bahwa zaman ini adalah zaman terakhir, di mana kita sekarang berada pada hari yang keenam. Hal itu harus diketahui dengan baik. Oleh sebab itu, pada hari keenam, kita harus mengumpulkan 2x (dua kali) lipat -- atau 2 (dua) gomer, atau 2/10 (dua persepuluh) efa, atau pun 1/5 (seperlima) --, itu harus kita pungut selagi masih ada kesempatan, sebab itu merupakan panjang sabar TUHAN, sebelum kita masuk pada hari ketujuh. Hari keenam ditambah satu hari, itu adalah hari ketujuh.
 
2 Petrus 3:9
(3:9) Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
 
Sekarang ini (tahun 2020), kita sudah berada pada hari yang keenam -- sebab sekarang ini adalah 2.000 (dua ribu) tahun ketiga atau zaman Allah Roh Kudus = 6.000 (enam ribu) tahun --, bahkan sudah lewat 20 (dua puluh) tahun, bukan?
Tetapi, perlu kita ketahui: itu bukanlah suatu kelalaian TUHAN. Sebaliknya, itu adalah masa kesabaran TUHAN, itu merupakan panjang sabarnya TUHAN bagi kita.
 
Ini sudah hari keenam, 2.000 (dua ribu) tahun ketiga, atau zaman Allah Roh Kudus, zaman kemurahan, bahkan sudah lewat 20 (dua puluh) tahun. Ingat, itu bukan kelalaian TUHAN, sebaliknya itu merupakan panjang sabarnya TUHAN bagi kita semua.
Mengapa demikian? Sebab TUHAN tidak menghendaki kita untuk binasa. Jadi, panjang sabarnya TUHAN bertujuan supaya kita jangan binasa.
 
Pendeknya; panjang sabarnya TUHAN adalah kesempatan bagi kita untuk berbalik dan bertobat di hadapan TUHAN. Oleh sebab itu, panjang sabarnya TUHAN ini gunakan dengan baik, bertobatlah dengan sungguh-sungguh. Artinya, pertobatan tidak boleh setengah-setengah.
Yang dimaksud dengan “bertobat setengah” adalah memang sudah berhenti berbuat dosa, tetapi berbalik kepada Dia, tidak menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN.
 
Jadi, yang benar adalah berbalik dan bertobat. Bertobat itu harus dengan sungguh-sungguh; pertobatan tidak boleh setengah-setengah. Apa yang dimaksud pertobatan yang setengah? Berhenti berbuat dosa, tetapi tidak berbalik kepada TUHAN, tidak menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada TUHAN.
Ayo, malam ini engkau harus menangis kalau engkau belum menyerahkan diri sepenuh kepada TUHAN. Ingatlah pertolongan TUHAN di masa yang lalu.
 
2 Petrus 3:10-12
(3:10) Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. (3:11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup (3:12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.
 
Perlu untuk diketahui: Suatu kali nanti, langit dan bumi ini akan berlalu. Kemudian, segala sesuatu yang ada di dalamnya akan hilang lenyap.
 
Kalau yang ada ini akan berlalu, maka untuk apa kita mempertahankan langit bumi ini? Jangan terlena di atas bumi, di bawah kolong langit ini. Sekalipun kita memiliki kelebihan, entah itu kedudukan yang tinggi, gelar yang tinggi, harta banyak, uang banyak, tetapi jangan terlena.
Mengapa saya katakan demikian? Karena langit dan bumi ini suatu kali nanti akan berlalu dan unsur-unsur nya akan dibakar oleh api yang menghanguskan. Sadarlah sesadar-sadarnya.
 
2 Petrus 3:13
(3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
 
Yang pasti, sekarang ini kita sedang menantikan langit dan bumi yang baru tentunya. Itu sebabnya kita ada di tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja.
Mengapa kita ada di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini? Atau, mengapa kita ada di setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang lain, yaitu tekun dalam tiga macam ibadah pokok -- antara lain; tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan --, serta tekun dalam perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja seperti malam ini, mengapa? Karena kita sekarang sedang tekun menantikan langit dan bumi yang baru, karena kita sadar bahwa langit dan bumi yang pertama suatu kali nanti akan berlalu, lenyap bersama unsur-unsurnya dibakar oleh api yang menghanguskan.
 
Jadi yang pasti, sekarang ini kita sedang menantikan langit dan bumi yang baru, di mana di dalamnya terdapat kebenaran. Jelas itu menunjuk kepada; hari ketujuh = hari Sabat = pendamaian.
 
Sebelum kita membaca ayat 14, saya ingin melihat pribadi yang menantikan hari pendamaian, hari ketujuh, hari perhentian yang kekal penuh damai sejahtera, itulah Abraham. Kita ini adalah anak Abraham karena iman, bukan? Mari sejenak kita membaca Ibrani 11.
 
Ibrani 11:13-15
(11:13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. (11:14) Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. (11:15) Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
 
Pengakuan Abraham juga harus menjadi pengakuan kita selama kita ada di dunia ini sebagai orang asing dan pendatang. Kita adalah orang asing dan pendatang selama kita ada di bumi ini, tetapi kita merindukan tanah asal, tanah air sorgawi.
 
Jangan kita terlena di bumi ini sekalipun kita memiliki harta, memiliki kekayaan, memiliki uang yang banyak, memiliki finansial, memiliki materi, kedudukan, gelar yang tinggi, jangan terlena dengan segala sesuatu yang ada di bumi ini. Tetapi sebagai anak-anak Abraham karena iman, biarlah kita belajar seperti pengakuan iman dari pada Abraham ini; mengaku sebagai orang asing dan pendatang selama tinggal di bumi ini, tetapi ada kerinduan untuk kembali ke tanah air sorgawi.
 
Sebetulnya, untuk kembali kepada dunia ini, ada kesempatan bagi Abraham, tetapi kesempatang untuk kembali kepada dunia ini, dia tidak gunakan dengan baik. Panjang sabar TUHAN adalah kesempatan untuk kembali ke tanah air sorgawi.
Ada banyak kesempatan untuk kembali ke dunia. Baik itu harta, kekayaan, materi, kedudukan, gelar tinggi, bukankah itu adalah kesempatan dari dunia? Tetapi Abraham hanya memanfaatkan panjang sabarnya TUHAN sebagai kesempatan untuk kembali ke tanah air sorgawi. Bukankah kita semua adalah anak-anak Abraham menurut iman?
 
Ayat ini sangat sesuai sekali ketika TUHAN membawa bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun. Mari kita lihat sejenak Keluaran 16.
Keluaran 16:9-10
(16:9) Kata Musa kepada Harun: "Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan TUHAN, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu." (16:10) Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun -- maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan.
 
Ketika TUHAN memimpin perjalanan bangsa Israel di padang gurun Sin, berarti TUHAN sedang membawa bangsa Israel untuk berada dalam kemuliaan-Nya.
Kemudian, kalau kita berada di dalam kemuliaan TUHAN, maka tentu saja kemuliaan yang berasal dari dunia ini akan sirna, berlalu begitu saja. Orang yang memandang perkara di atas, perkara sorgawi, maka perkara di bawah ini terlalu kecil bagi dia.
 
Jadi, sekali lagi; inilah tujuan TUHAN membawa bangsa Israel ke padang gurun Sin, yaitu supaya mereka boleh memandang kemuliaan TUHAN, berada dalam kemuliaan TUHAN. Dan kalau kita sudah berada di dalam kemuliaan TUHAN, maka sudah pasti kemuliaan dunia sirna, kemuliaan dunia lenyap, kemuliaan dunia di belakang, tidak ada artinya.
Jangan lagi hatimu terikat dengan dunia ini sedikitpun, sebab itu semua tidak ada artinya, justru itu yang membuat engkau capek cepat mati cepat bangkit.
 
Jangan sia-siakan waktumu. Pemuda remaja yang menantikan pasangan hidup, biarlah cepat mati cepat bangkit. Yang ingin mendapatkan pekerjaan yang baik, biarlah cepat mati cepat bangkit. Apapun itu, biarlah kita cepat mati cepat bangkit.
Itulah tujuan TUHAN membawa bangsa Israel ke padang gurun Sin, yaitu untuk membawa mereka kepada kemuliaan, berada dalam kemuliaan. Manakala kita sudah berada dalam kemuliaan TUHAN, maka sudah pasti yang di belakang, itulah kemuliaan dunia berlalu, lenyap, sirna begitu saja, tidak ada di dalam pemikiran ini, tidak ada tersimpan dalam benak hati ini. Berarti, kita datang di tengah ibadah dengan segala ketulusan dan kemurniah hati di hadapan TUHAN.
Kiranya hal ini dipahami dengan sungguh-sungguh. Jangan diabaikan begitu saja pengertian yang mulia dari sorga ini.
 
2 Petrus 3:14
(3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
 
Saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, itulah hari ketujuh, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
 
Syarat untuk menantikan langit dan bumi yang baru, itulah hari ketujuh -- sama dengan hari Sabat, yakni hari perhentian, hari pendamaian -- ialah:

-          Kedapatan tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan-Nya = penyucian = satu gomer. Satu gomer ialah keperluan sehari-hari, yang terkait dengan penyucian.

-          Dalam perdamaian = dua gomer. Kalau kekafiran bersatu dengan bangsa Israel itu bukti ada damai, hari perhentian, hari ketujuh, dua gomer.

 
Beberapa waktu lalu, saya sudah sampaikan tentang dua gomer, tetapi hari ini TUHAN memberi kembali pengertian tentang dua gomer, tentang 2/10 (dua persepuluh) efa, tentang 1/5 (seperlima), supaya jangan diabaikan begitu saja. Biarlah kita sungguh-sungguh, jangan kita terhilang di hadapan TUHAN. Selama kita ada di bumi ini menantikan langit dan bumi yang baru, biarlah kita ada dalam perlindungan TUHAN.
 
2 Petrus 3:15
(3:15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.
 
Akhirnya, panjang sabarnya TUHAN merupakan kesempatan bagi kita untuk beroleh keselamatan. Dan hal itu dituliskan oleh Rasul Petrus dengan segala hikmat yang dikaruniakan oleh TUHAN.
 
Jadi, soal dua gomer ini bukan semata-mata hikmat dunia, melainkan hikmat yang dikaruniakan dari Sorga. Jadi, saudara jangan salah mengerti soal dua gomer.
Maka, kalau hamba TUHAN mengabaikan soal dua gomer, terlalu rumit dalam pemberitaan firman, anda salah, anda keliru. Dan sidang jemaat juga jangan turuti yang bodoh, tetapi turutilah hikmat TUHAN yang telah dikaruniakan TUHAN kepada saudara.
 
Wahyu 20:1-3
(20:1) Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; (20:2) ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, (20:3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
 
Perikop ayat ini ialah “Kerajaan seribu tahun” Kerajaan seribu tahun damai, berarti; hari ketujuh, hari perhentian penuh damai, manna Sabat.
 
Di sini kita perhatikan: Iblis atau Satan dirantai atau diikat 1000 (seribu) tahun lamanya, selanjutnya dilemparkan ke dalam jurang maut. Tujuannya ialah supaya jangan ada penyesatan terhadap bangsa-bangsa kafir maupun Israel = terjadi pendamaian.
Kalau tidak ada penyesatan, tidak ada yang menimbulkan huru hara, keonaran dan kelaliman, tidak ada lagi roh intimidasi, karena sudah dirantai selama 1000 (seribu) tahun = damai sejahtera. Itulah hari ketujuh, ada damai sejahtera.
 
Wahyu 20:4,6
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. (20:6) Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
 
Pendeknya: Hari ketujuh à Kerajaan 1000 (seribu) tahun damai sejahtera. Sebab orang-orang kudus Allah atau umat pilihan Allah akan memerintah sebagai Raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa 1000 (seribu) tahun lamanya.
Singkatnya: Kerajaan 1000 (seribu) tahun adalah hari perhentian damai sejahtera, itulah dua gomer. Jadi, dua gomer ini, itulah yang disebut manna Sabat, terkait dengan hari ketujuh. Kiranya hal ini dipahami dengan sungguh-sungguh.
 
Itulah pemaparan tentang dua gomer yang diawali dengan pemaparan dari satu gomer secara singkat.
 
Malam hari ini kita mendapat makna dari dua gomer. Walaupun mungkin sampai sejauh ini dalam bentuk koreksi dosa tidak nampak, tetapi makna dari dua gomer harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, tidak boleh diabaikan begitu saja.
 
PRAKTEK MEMUNGUT DUA GOMER atau 2/10 (dua persepuluh) efa atau 2x (dua kali) lipat atau 1/5 (seperlima) .
Yohanes 17:23-24
(17:23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. (17:24) Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
 
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, jelas ini berbicara soal hari perhentian atau pendamaian.
 
Dari ayat 23, dan penambahannya ayat 24, dapat kita menarik kesimpulan: Praktek memungut dua gomer adalah hidup (tinggal) di dalam kasih Allah yang sempurna, sebagaimana ungkapan Yesus kepada Bapa: “Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Itulah praktek memungut 2x (dua kali) lipat, 2/10 (dua persepuluh) efa, dua gomer atau 1/5 (seperlima), yaitu tinggal di dalam kasih Allah yang sempurna, sesuai dengan pengakuan Yesus di hadapan Allah Bapa. Tinggallah di dalam kasih Allah, tinggallah di tengah ibadah dan pelayanan. Di tengah ibadah dan pelayanan kita melayani, di tengah ibadah dan pelayanan kita mengasihi TUHAN dan mengasihi sesama.
 
Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
 
Kasih Allah yang besar bermanfaat (berguna) sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan hidup kita masing-masing. Inilah damai, hari ketujuh, hari perhentian.
 
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
 
Hidup di dalam pendamaian adalah tanda bahwa kita telah menjadi satu tubuh. Sebaliknya, di dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, damai sejahtera Kristus memerintah di hidup kita masing-masing, memerintah di hati kita masing-masing.
 
Itulah praktek memungut dua gomer, yaitu tinggal di dalam kasih Allah yang besar, kasih yang sempurna, yang berguna sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Ini berbicara soal hari ketujuh, hari pendamaian.
 
PRAKTEK memungut dua gomer atau dua kali lipat berikutnya, kita lihat dari sisi Keluaran 16.
Keluaran 16:23-24
(16:23) Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." (16:24) Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.
 
Praktek memungut dua gomer manna -- atau 2/10 (dua persepuluh) efa atau dua kali lipat atau 1/5 (seperlima) -- ialah:
Yang Pertama: Ada yang dibakar. Ini berbicara tentang penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah. Berarti, tidak ada lagi kaitannya dengan perkara lahiriah, tidak ada lagi kaitannya dengan perkara daging. Maka, apapun yang kita serahkan kepada TUHAN, tidak untuk diingat-ingat, berarti; segala pengorbanan harus dibakar.
Yang Kedua: Ada yang dimasak.  Ini berbicara tentang kelemahlembutan dan kerendahan hati = kedewasaan = matang rohani.  Dewasa itu matang rohani. Itulah praktek memungut dua kali lipat, yaitu dewasa, matang rohani; oleh sebab itu, jangan lagi bersikap kanak-kanak.
Pemuda remaja yang tinggal di pastoral, bersikaplah dewasa; sapu dan pel rumah tempat tinggal di sana dengan baik, supaya jangan ada aroma bau asing. Yang sudah selesai makan, piring masing-masing dicuci; teratur dan tertib dalam hidup. Jangan keluyuran, jangan begadang-begadang di malam hari. Inilah yang dimaksud dewasa rohani, matang, itulah kelemahlembutan, itulah kerendahan hati.
Tetpai bukan hanya yang tinggal di pastoral, yang tinggal di rumah masing-masing juga harus dewasa, matang rohani, itu adalah kerendahan hati kita di hadapan TUHAN.
Ayo, dewasa rohani, matang, itu tanda kelemahlembutan, tanda kerendahan hati di hadapan TUHAN.
 
Hasilnya; sampai pada hari ketujuh (hari perhentian) ...
Yang Pertma: Tidaklah berbau busuk. Ini menunjuk kepada; suatu pribadi yang tidak lagi menyembunyikan dosa kebusukannya.
Perlu untuk diketahui: Kebusukan dosa suatu kali nanti akan muncul ke permukaan. Jadi, tidak ada artinya menutup-nutupi dosa. Dosa harus diakui di hadapan TUHAN, supaya kehidupan kita ini nanti sampai berada pada hari ketujuh (hari esok). Jangan sampai kita terhilang.
Yang Kedua: Tidaklah berulat. Ini menunjuk kepada; orang yang hidup lurus (orang yang lurus hidupnya) = tanpa liku-liku dalam hidup. Jadi, kalau hidupnya masih berliku-liku, berarti belum mengerti soal dua gomer, persis seperti ular yang berliku-liku.
Tetapi, kalau betul-betul kita nikmati dua gomer, maka yang pasti, itu akan kita nikmati sampai hari ketujuh, tidak berulat; ini menunjuk kepada orang yang hidupnya lurus = hidup tanpa liku-liku, lurus saja.
Demikian juga dengan ular; supaya lurus, tidak berliku-liku, tidak bengkok, maka sepotong kayu salib harus ditusukkan dari mulutnya sampai ekor, maka dia pasti lurus. Hati-hati. Demikian juga daging ini harus ditusukkan, dihukum dengan sengsara salib (mengalami penghukuman oleh salib), supaya jangan menjadi ladang yang subur bagi Setan, supaya hidup kita jangan berulat, jangan berliku-liku seperti ular.
 
Tetapi bagi orang bebal, orang yang bosan dengan nasihat firman, tidak suka dengan sepotong kayu salib ini, dia lebih suka dengan cara instan. Oleh sebab itu, mereka, keluarga kita yang belum menerima pengajaran salib, yang tidak mau diluruskan, ini adalah beban bagi kita masing-masing, dimulai dari kita masing-masing; diluruskan dulu, nikmati dua gomer dulu, maka tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
 
Keluaran 16:28-29
(16:28) Sebab itu TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintah-Ku dan hukum-Ku? (16:29) Perhatikanlah, TUHAN telah memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorang pun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu."
 
Jadi, jelas; TUHAN menyediakan dua gomer -- dua kali lipat, 2/10 (dua persepuluh) efa atau 1/5 (seperlima) -- kepada bangsa Israel (umat Allah) adalah terkait dengan hari Sabat, hari perhentian yang kekal, supaya kelak kita nanti ada pada hari perhentian yang kekal bersama-sama dengan Dia. TUHAN Yesus memberkati kita sekaliannya.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan perkara yang lain, yaitu CIRI-CIRI MANNA. Kita perlu untuk mengetahui “ciri-ciri manna”.
Keluaran 16:31
(16:31) Umat Israel menyebutkan namanya: manna; warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu.
 
Ada tiga ciri-ciri dari manna, YANG PERTAMA: Warnanya putih.
Putih = suci = benar, menunjukkan bahwa; Firman itu benar. Sehingga, kalau kita mempunyai sikap positif terhadap Firman TUHAN, maka yang kita lihat, yang kita temukan, warna dari firman adalah kebenaran. Tetapi kalau kita melihat firman itu dari sisi yang negatif, maka tidak akan ditemukan kebenaran.
 
Mari kita lihat seorang pribadi yang memandang firman itu putih (benar), karena pandangannya positif terhadap Firman TUHAN.
Roma 4:16-19
(4:16) Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, -- (4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. (4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
 
Di sini kita melihat: Terhadap janji Firman TUHAN, iman Abraham tidak menjadi surut, sekalipun tidak ada dasar untuk berharap. Sebab, pada waktu janji itu diturunkan kepada Abraham;

-          Umurnya sudah 100 (sertaus) tahun, tua renta = mati sawat, tidak mungkin lagi dapat menurunkan keturunan.

-          Selain itu, rahim Sara sudah tertutup, mandul. 

Tetapi karena dia yakin dan percaya kepada Allah, berarti dia melihat (memandang) Firman Allah dari sisi yang positif, sehingga yang dia temukan adalah kebenaran. Dan kebenaran inilah warna dari janji firman kepada kita.
 
Kita akan lihat warna putih itu kalau kita betul-betul berpikiran positif terhadap Firman TUHAN. Itu berlaku bukan saja kepada orang yang bersunat, itu berlaku bukan saja kepada mereka yang diberikan hukum Taurat, tetapi berlaku bagi mereka yang percaya karena iman, berlaku atas seluruh keturunan Abraham -- yaitu mereka yang dibenarkan karena iman --.
 
Singkatnya: mereka yang dibenarkan karena iman akan melihat warna firman, itulah warna putih (kebenaran). Percayalah kepada janji firman, maka engkau akan melihat warna manna itu warna putih (kebenaran).
 
Ada tiga ciri-ciri dari manna, YANG KEDUA: Bentuknya seperti ketumbar.
Manna itu bentuknya seperti ketumbar. Ketumbar itu bentuknya bulat kecil-kecil.
 
Tentang: KECIL-KECIL.
Jadi, dari bentuknya yang “kecil-kecil” itu, maka banyak orang yang menganggap bahwa firman Allah itu kecil -- ini menurut pandangan umum manusia --, sehingga firman itu tidak terlalu diperhatikan, bahkan cenderung diabaikan karena kecil.
Bukan hanya orang dunia di luaran sana yang mengabaikan Firman TUHAN, menganggap kecil Firman TUHAN, bahkan anak-anak TUHAN seringkali mengecilkan Firman TUHAN, bahkan cenderung mengabaikan pembukaan firman. Bahkan imam-imam sekalipun banyak menganggap kecil firman; ini adalah suatu sikap yang bodoh sebetulnya.
 
Padahal, Firman Allah itu lebih besar dari segala apapun yang ada di dunia ini, tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Kalau dia adalah orang duniawi, dikuasai oleh pikiran manusia duniawi, maka dia akan memandang perkara yang ada di dunia ini lebih besar dari Firman TUHAN, dia memandang Firman TUHAN lebih kecil, bahkan cenderung mengabaikannya.
Tetapi kalau kita di dalam TUHAN, apalagi mereka yang sudah terpanggil sesuai dengan panggilan kudus, maka dia akan melihat firman itu begitu besar dan berkuasa.
 
Hati-hati, anak-anak TUHAN, pemuda remaja yang sudah tergembala; jangan engkau anggap kecil Firman Allah, jangan engkau abaikan pembukaan Firman Allah, sebab itu adalah cara sudut pandang manusia duniawi. Kita sudah dipanggil dari luaran sana dan sekarang sudah ada di dalam TUHAN, bukan? Maka, jangan abaikan pembukaan firman, jangan abaikan nasihat firman. Sebaliknya, Firman Allah jauh lebih besar dari segala yang ada, jauh lebih besar dari apa yang engkau punya, jauh lebih besar dari gelar tinggi yang engkau punya, bahkan gelar doktor sekalipun tidak ada apa-apanya, sebab Firman Allah jauh lebih besar dari segala yang ada, dari usahamu, dari bisnismu, dari gelar yang engkau punya, dari uang yang engkau punya.
 
Firman Allah itu lebih besar dari segala yang ada; kita akan buktikan dalam 1 Petrus 1.
1 Petrus 1:24
(1:24) Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur,
 
Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur. Berarti, yang ada ini tidak besar, tidak ada apa-apanya.
 
1 Petrus 1:25
(1:25) tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
 
Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya, menunjukkan bahwa; Firman Allah itu besar dan heran dan berkuasa, lebih besar dari yang ada ini.
Yang ada ini setara dengan rumput, kemuliaannya juga setara dengan bunga rumput, tetapi ingat; kalau rumput kering, kemuliaannya juga kering, berarti yang ada ini tidak besar. Firman TUHAN jauh lebih besar dari segala yang ada, Firman Allah itu heran dan berkuasa.
 
Manna itu bentuknya seperti ketumbar. Ketumbar itu bentuknya kecil-kecil, berarti; dianggap kecil, cenderung diabaikan oleh pada umumnya manusia duniawi.
 
Tentang: BULAT (BUNDAR).
Manna itu bentuknya seperti ketumbar. Ketumbar itu bentuknya bulat-bulat atau bundar; ini merupakan tanda dari kasih. Jadi, bentuk ketubar yang bulat-bulat, itu bukanlah kebetulan, itu merupakan tanda dari kasih, yang tidak ada ujung pangkal.
 
Yohanes 1:1-2
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
 
Pada mulanya adalah Firman Allah, tetapi kekal sampai selama-lamanya.
 
Yohanes 1:3
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
 
Jadi, Firman Allah itu juga berkuasa untuk menciptakan langit bumi dan segala isinya. Pada mulanya adalah Firman Allah, dan firman itu kekal untuk selama-lamanya, tidak berujung pangkal.
 
Yesus adalah Firman Allah, Dia juga adalah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek.
 
Ibrani 7:2
(7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
 
Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Ayo, kembalikan milik TUHAN, itulah sepersepuluh. Kalau engkau ditraktir makan bakso, hitung jumlahnya, dan lain-lainnya.
 
Ibrani 7:3
(7:3) Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
 
Jadi, Firman Allah itu tidak berakhir sampai selama-lamanya; dari awal sampai selama-lamanya, tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, tidak berkesudahan. Tidak bersilsilah, tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan; dari awal sampai selama-lamanya, itulah Firman Allah, bentuknya; bulat. Dari awal sampai kesudahannya, sampai selama-lamanya, bentuknya bulat.
 
Ada tiga ciri-ciri dari manna, YANG KETIGA: Rasanya manis seperti kue madu.
Kita akan memperhatikan Wahyu 10, dengan perikop: “Kitab terbuka”. Apa itu kitab terbuka? Kitab terbuka = pembukaan firman; ayat satu menjelaskan ayat yang lain; ayat satu menerangkan ayat yang lain sampai rahasia firman terbuka. Itulah yang disebut kitab terbuka; pembukaan firman terjadi lewat ayat menjelaskan ayat.
Jadi, ayat tidak boleh dijelaskan oleh si kancil, si kura-kura, si buaya. Ayat firman tidak boleh disingkapkan dengan cerita masa lalu manusia, seperti yang seringkali disampaikan oleh hamba-hamba TUHAN dalam sebuah pemberitaan firman, itu adalah kekeliruan. Tetapi supaya terjadi pembukaan firman, itulah kitab terbuka, maka ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain; Perjanjian Lama dilengkapi oleh Perjanjian Baru, demikian juga sebaliknya, sampai terjadi pembukaan rahasia firman. Maka, selanjutnya, mari kita lihat ketika kita menikmati pembukaan firman di dalam Wahyu 10:8-10.
 
Wahyu 10:8-10
(10:8) Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu." (10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu." (10:10) Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
 
Firman Allah yang dibukakan rahasianya, manis di mulut, bukan? Tetapi pahit di perut. Artinya, memang pahit saat dikoreksi firman, tetapi hasilnya manis rasanya. Kalau kita mau dikoreksi firman yang pahit itu, hasilnya ialah rasanya manis.
 
Kalau kita teringat dengan kisah Yonatan, anak Saul: Ketika Saul memberikan suatu peraturan, di dalam 1 Samuel 14, bahwa di dalam hal peperangan melawan Filistin, tidak boleh seorang pun yang makan apapun, dilarang untuk makan apapun itu. Tetapi rupanya, Yonatan tidak mendengar, bahwa ayahnya (Saul) telah menyuruh rakyat bersumpah, pemberitahuan itu tidak didengar oleh Yonatan. Akhirnya, Yonatan mengulurkan tongkat yang ada di tangannya dan mencelupkan ujungnya ke dalam sarang madu; kemudian ia mencedoknya ke mulutnya dengan tangan, lalu matanya menjadi terang lagi. Kemudian, kalau kita membaca ayat berikutnya, selanjutnya bangsa Israel berkemenangan menghadapi Filistin.
Artinya, Firman Allah itu juga memiliki kekuatan yang luar biasa, itulah hasil yang manis. Pahit ketika dikoresi, tetapi hasilnya manis rasanya. Dan kalau koreksi firman ini kita terima, hasil dari firman yang mengoreksi ini kita terima, maka akan memberi kekuatan dan mata kita terang. Apa arti kuat di sini? Berarti, musuh, itulah Filistin dikalahkan, Setan dan tipu dayanya dikalahkan.
 
Kemudian, kehidupan kita akan dipakai, termasuk imam-imam akan dipakai TUHAN, dimulai dari hamba-hamba TUHAN, gembala sidang, sampai kepada sidang jemaat akan dipakai TUHAN menjadi hamba TUHAN yang besar, menjadi anak TUHAN yang besar, menjadi imam-imam yang besar, menjadi pelayan-pelayan TUHAN yang besar, seperti Yohanes Pembaptis, apabila dengan rela masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan (makan madu dan makan belalang), maka akan menjadi kehidupan yang besar.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Kalau kita dengan rela masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan (makan madu dan makan belalang), maka akan menjadi kehidupan yang besar.
-          Belalang, itulah kebangkitan.
-          Mati adalah proses dari pada makan firman yang pahit, namun hasilnya manis.
Dengan demikian, menjadi orang besar, seperti Yohanes Pembaptis.
Jangan abaikan itu; pengalaman kematian dan kebangkitan, itulah makan madu dan belalang. Yohanes menjadi kehidupan yang besar di mata TUHAN. Tidak ada seorang anak yang dilahirkan ibunya lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis di mata TUHAN.
 
Jadilah orang besar. Perhatikan baik-baik yang di tiap-tiap pos, baik kamu muda remaja yang di Serang, di Cilegon, di BCA, di TK; jadilah orang besar. Proses kematian dan kebangkitan harus kita lalui, nikmatilah manna; memang pahit ketika dikoreksi, tetapi hasilnya manis. Sekali lagi saya sampaikan: jadilah orang besar.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment