KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, November 18, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 15 NOVEMBER 2020


 
IBADAH RAYA MINGGU, 15 NOVEMBER 2020
 
WAHYU PASAL 12
(Seri: 31)
 
Subtema: ANAK LAKI-LAKI DAN KETURUNAN YANG LAIN
 
Shalom.
Puji nama TUHAN, biarlah kiranya Dia ditinggikan di bumi ini setinggi-tingginya, supaya kita layak untuk menghampiri takhta TUHAN, takhta Allah, berada dalam kekekalan sampai dengan selama-lamanya, tidak terbatas.
Demikian juga saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada; TUHAN dan damai sejahtera-Nya memerintah di hidup kita, di ruang tempat kita mengikuti pemberitaan Firman TUHAN di dalam maupun di luar negeri, terkhusus sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, yang ada di Malaysia, TUHAN memberkati, bahkan juga yang tidak bisa saya sebut, yang terus mengikuti Firman Penggembalaan ini lewat live streaming di tiap-tiap daerah, TUHAN memberkati saudara, baik yang di luar negeri, TUHAN memberkati, karena saya tahu begitu banyak yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN, juga sampai ke mancanegara di luar negeri. TUHAN memberkati saudara.
 
Segera kita kembali mengikuti Firman Penggembalaan untuk Ibadah (Kebaktian) Raya Minggu dari KITAB WAHYU, dan sore ini kita fokus untuk memperhatikan Wahyu 12:17. Namun, kita awali terlebih dahulu dari ayat 16 untuk mengingatkan apa yang telah saya sampaikan pada minggu-minggu yang lalu.
 
Wahyu 12:16
(12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
 
Intinya: Doa penyembahan menelan arus besar yang disemburkan dari mulut naga, yakni Iblis atau Setan. Oleh sebab itu, kerohanian kita masing-masing sudah seharusnya berada pada kedudukan yang tinggi, atau ibadah kita di bumi sudah seharusnya berada pada puncaknya, yaitu hidup dalam doa penyembahan, yakni penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, bukan taat lagi pada kehendak daging.
 
Pendeknya, lewat pembacaan ayat 16 ini, hanya doa penyembahan yang dapat mengatasi arus besar yang disemburkan dari mulut Setan. Sama seperti 3 (tiga) pencobaan di padang gurun yang dihadapi langsung oleh Yesus:

-          Pencobaan yang pertama: Batu menjadi roti. Hal ini terkait dengan keinginan daging manusia.

-          Pencobaan yang kedua: Berada pada bubungan Bait Allah, kedudukan yang tertinggi. Hal ini terkait dengan keangkuhan hidup.

-          Pencobaan yang ketiga: Dari atas gunung yang tinggi, Setan memperlihatkan kerajaan dunia dan kemegahannya. Hal ini terkait dengan keinginan mata.

Ketiga pencobaan ini merupakan arus besar atau pengaruh yang besar yang disemburkan dari mulut Setan.
Jadi, tiga hal yang ada di dalam dunia (1 Yohanes 2:16-17)
1.      Keinginan daging.
2.      Keinginan mata.
3.      Keangkuhan hidup.
Itu merupakan arus sungai besar yang disemburkan dari mulut Setan. Tetapi kita sudah melihat pada ayat 16, doa penyembahan menelan arus sungai besar yang disemburkan dari mulut naga tersebut.
 
Kalau kita perhatikan tiga pencobaan sebagai arus yang besar, tujuannya adalah untuk menghanyutkan dan menenggelamkan sehingga anak-anak TUHAN akan mengalami kematian rohani. Tetapi pribadi Yesus hidup dalam doa penyembahan yang besar, sehingga dapat menelan, sehingga dapat mengatasi arus sungai besar yang disemburkan dari mulut Setan tadi.
 
Untuk mengingatkan kita kembali, kita sejenak melihat Injil Matius 4. Dalam Injil Matius 4:3-10, TUHAN Yesus tiga kali menghadapi pencobaan di padang gurun -- tadi sudah saya sampaikan --, namun Yesus dapat menelan, dapat menghadapi, dapat mengatasi tiga pencobaan dengan arus yang begitu deras, dengan arus yang begitu dahsyat; dengan satu tujuan, yaitu untuk menghanyutkan dan menenggelamkan pribadi dari TUHAN Yesus Kristus.
Tetapi TUHAN berkemenangan, TUHAN kita besar, maka TUHAN mau jadikan kita besar. Allah yang kita sembah adalah Allah yang besar, Allah yang hidup, tetapi ada juga tuhan-tuhan kecil, tidak besar. Harta, kekayaan, Uang, Kedudukan, Jabatan, Gelar tinggi, itu adalah tuhan-tuhan kecil di dunia, tidak punya darah, tidak besar; tidak membuat kehidupan kita menjadi kehidupan yang besar. Yang membuat kehidupan kita besar adalah TUHAN Yesus Kristus.
 
Mari kita lihat PRIBADI YANG BESAR.
Matius 4:10
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
 
Dari ungkapan yang keluar dari mulut Yesus, menunjukkan jati diri-Nya bahwa Ia hidup dalam doa penyembahan yang besar. Itulah sebabnya Dia sanggup mengatasi tiga pencobaan yang merupakan arus besar dari sungai yang disemburkan dari mulut naga tersebut.
 
CIRI HIDUP DALAM DOA PENYEMBAHAN ialah senantiasa mengandalkan Firman TUHAN atau bergantung kepada kehendak Allah.
Sebagaimana di sini; untuk menghadapi 3 (tiga) pencobaan -- arus sungai besar yang disemburkan dari mulut naga -- tersebut, Yesus selalu berkata: "Ada tertulis", itulah Firman Allah yang tertulis dalam Kitab Suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru.

-          PERJANJIAN LAMA diwakili oleh kitab para nabi. Tugas NABI adalah bernubuat atau menyingkapkan rahasia firman, supaya segala yang terselubung itu tersingkap, pendeknya dosa dibongkar dengan tuntas.

-          PERJANJIAN BARU diwakili oleh RASUL. Tugas mereka ialah untuk membukakan dan menyingkapkan rahasia Kerajaan Sorga, sebab TUHAN mau membawa kita sampai kepada kekekalan.

Oleh sebab itu, Yesus dengan segala kebijaksanaan yang besar, untuk menghadapi 3 (tiga) pencobaan sebagai arus yang menghanyutkan yang disemburkan dari mulut Setan, Yesus selalu berkata: “Ada tertulis.
Biarlah kita semua senantiasa bergantung kepada kehendak Allah, bukan kepada kehendak daging, bukan kepada pikiran dan perasaan manusia daging. Biarlah kita senantiasa bergantung kepada firman TUHAN, tidak bergantung kepada situasi kondisi keadaan yang ada.
 
Kita akan lebih rinci melihat firman yang tertulis dalam Kitab Suci.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
 
Singkatnya: Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba adalah firman yang keluar dari mulut Allah, memiliki arus dan pengaruh yang besar, sehingga nanti berkuasa untuk membawa kehidupan gereja TUHAN hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, yaitu hidup dalam doa penyembahan. Nanti, firman itu hanya akan membawa kita hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, doa penyembahan.
 
Kalau arus yang disemburkan dari mulut Setan itu menghanyutkan dan menenggelamkan sehingga nanti anak-anak TUHAN mengalami kematian rohani; oleh sebab itu, biarlah kita andalkan Firman TUHAN dalam segala perkara.
 
Itulah sedikit tentang ayat 16, yang mana secara detail, secara lengkap dan secara rinci telah dipaparkan pada minggu yang lalu.
 
Sekarang, saya ajak saudara untuk menerima berkat yang baru dari TUHAN. Biarlah kita berdoa, supaya lewat pembukaan ini TUHAN teguhkan hati kita masing-masing.
Terimalah berkat yang baru ini, baik sidang jemaat yang di luar penggembalaan, di Malaysia, di Bandung secara khusus, ayo, buka hati untuk berkat yang baru ini, sampai betul-betul meneguhkan kehidupan kita sebagai gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini. Kita mampu bertahan, berdiri menghadapi puncak gelapnya malam, itulah aniaya antikris, yang tidak akan lama lagi terjadi, sudah di depan mata.
 
Wahyu 12:17A
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
 
Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu. Karena kemenangan yang dialami oleh perempuan itu, yakni lewat pertolongan dari doa penyembahan, sehingga menimbulkan kemarahan yang besar dari naga itu. Ini adalah kemarahan yang luar biasa, bukan kemarahan biasa.
 
Saya sudah melihat kemarahan dari Setan ini luar biasa di hari-hari terakhir  ini; perlahan tapi pasti, sampai hanyut, lewat arus yang luar biasa. Hati-hati dengan arus yang luar biasa itu.
Umpama, satu contoh: Dalam penggunaan smartphone (handphone android), hati-hati. Sampai sejauh ini, biar begitu banyak rekan-rekan hamba TUHAN untuk menganjurkan supaya saya menggunakan android, tetapi sampai hari ini saya bertahan. Andaikata untuk mengikuti pendidikan tidak menggunakan google meet atau sekolah daring (dalam jaringan), saya tetap bertahan, seisi pastori pun tidak akan pernah memakai android. Tetapi memang sudah terpaksa, kalau tidak, anak-anak tidak akan bisa mengikuti pendidikan di musim Covid-19 seperti ini.
Mengapa saya berbuat dan mengatakan hal demikian? Bukan unjuk supaya seolah-olah lebih rohani dari yang lain, tetapi saya menyadari kalau saya lemah. Karena saya tahu diri “saya orang lemah”, maka saya belajar untuk tidak mengikuti arus yang deras itu. Karena saya tahu, kalau saya ikuti, maka saya akan hanyut dan tenggelam sampai mengalami kematian rohani.
 
Lihatlah KEMARAHAN YANG BESAR ini.
Wahyu 12:17B
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
 
Di sini kita melihat: Amarah dari naga tidak bisa dilampiaskan kepada perempuan itu -- yang melahirkan Anak laki-laki --, lalu akhirnya dilampiaskan kepada keturunannya yang lain dari perempuan itu. Siapa itu keturunan yang lain ini? Yaitu;
-          Yang hanya menuruti hukum-hukum Allah.
-          Yang hanya memiliki kesaksian Yesus.
 
Jadi, karena amarahnya itu tidak sampai kepada perempuan, lalu naga itu melampiaskan amarahnya kepada keturunannya yang lain. Keturunannya yang lain itu, itulah keturunan yang hanya;

-          Menuruti hukum-hukum Allah = penuh dengan Firman Allah. Kalau kita penuh dengan Firman Allah, bersyukur kepada TUHAN.

-          Memiliki kesaksian Yesus = penuh dengan Roh Allah yang kudus. 

Kalau kita lewat ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, kita semua penuh dengan Firman Allah, biarlah kita bersyukur; selanjutnya, kalau kita penuh dengan Roh Kudus, puji TUHAN.
 
Inilah tentang “keturunan yang lain”, tetapi mari kita melihat KETURUNAN SEBELUMNYA.
Wahyu 12:5
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
 
Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki. Jadi, perempuan itu sudah terlebih dahulu melahirkan Anak laki-laki.
 
Pada ayat 17, itu adalah “keturunan yang lain” yang hanya memiliki: hukum-hukum dan kesaksian = penuh dengan firman dan penuh dengan Roh Kudus.
Sedangkan pada ayat 5, perempuan itu sudah melahirkan Anak laki-laki, dengan keadaannya;

1.      Menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Ini berbicara tentang kehidupan yang telah dibentuk sesudah diubahkan, bagaikan tembikar yang dihancurkan terlebih dahulu oleh tukang periuk.

2.      Tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Hal ini berbicara tentang doa penyembahan, sebab hanya doa penyembahan saja yang mampu merampas kehidupan kita dari penjara dunia ini, yang mampu merampas kehidupan kita dari muka bumi ini, sampai akhirnya kehidupan kita dibawa sampai berada di takhta-Nya.

Itulah keadaan dari pada Anak laki-laki.
 
Dengan demikian, ayat 17 “keturunannya yang lain” dengan ayat 5 “Anak laki-laki” sangat kontradiksi.
Ayat 17 “keturunannya yang lain” adalah pelampiasan amarah. Tetapi ayat 5 “Anak laki-laki” tidak terjamah, tidak tersentuh, jauh dari mata ular. Hal itu bisa kita lihat dari dua keadaannya; dibentuk sesudah diubahkan bagaikan tembikar tukang periuk -- bagaikan kehidupan kita di tangan penjunan --, lalu dirampas -- itulah doa penyembahan --.
Hanya satu perkara yang dapat merampas kita dari atas muka bumi ini, lalu dibawa ke takhta Allah, itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN, lepas dari daya tarik bumi, tidak ada yang bisa menahan.
 
Jadi, sekali lagi saya sampaikan: Antara “Anak laki-laki” dan “keturunan yang lain” adalah; kontradiksi, jauh berbeda/berbanding terbalik.

-          Anak laki-laki, pada ayat 5; tidak bisa disentuh, tidak bisa dijamah, tidak bisa dijangkau, jauh dari mata ular.

-          Sementara pada ayat 17, keturunannya yang lain menjadi pelampiasan amarah dari Naga/Setan. 

Tidak enak, bukan, jika menjadi pelampiasan amarah? Mungkin saudara yang bekerja di tempat perusahaan saudara masing-masing, ketika melihat atasan dalam pergumulan yang berat atau mengalami stress, maka biasanya anak buah yang menjadi pelampiasan (sasaran amarah). Paling tidak enak jika menjadi pelampiasan/sasaran amarah.
 
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
 
Yang masuk dalam ukuran TUHAN :

1.      Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah. Jelas ini menunjuk kepada; milik kepunyaan Allah. Kehidupan yang sudah dimeteraikan Allah dibangun menjadi Bait Suci Allah, sudah jelas ini adalah milik kepunyaan Allah, suatu kehidupan yang sudah dimeteraikan oleh Allah.

2.      Mezbah, itulah pelayanan yang terhubung langsung dengan sengsara salib. Bukan pelayanan pamer-pamer, tetapi pelayanan yang terhubung langsung dengan sengsara salib, masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, sampai betul-betl menjadi tontonan bagi dunia, tontonan bagi manusia, tontonan bagi para malaikat sorga. Inilah pelayanan mezbah yang dihubungkan dengan sengsara. Penderitaan kematian Yesus menjadi tontonan bagi dunia, tontonan bagi manusia, tontonan bagi para malaikat sorga; inilah yang masuk dalam ukuran TUHAN.

3.      Mereka yang beribadah di dalamnya. Jelas, ini berbicara tentang doa penyembahan, sebab puncak ibadah, puncak dari mereka yang beribadah di dalamnya adalah doa penyembahan.

 
Inilah daftar yang masuk dalam ukuran TUHAN.
 
Bagaimana sikap kita setelah melihat dan mendengar apa yang TUHAN nyatakan kepada kita sore ini? Apakah kita masih bertahan dengan cara hidup yang lama, yang dikuasai oleh perasaan pikiran manusia daging?
Tetapi kalau kita bijaksana, tentu saja kita mau dipengaruhi oleh Wahyu 11:1, itulah orang yang bijaksana, supaya masuk dalam ukuran TUHAN. Karena orang bijaksana tidak ingin binasa untuk selama-lamanya, hanya orang bodoh saja yang mau binasa.
Jadi, kalau ogah-ogahan dalam hal beribadah sementara TUHAN sudah berikan hal itu (ibadah) sebagai sarana, bukankah itu adalah bodoh namanya?
 
Pendeknya; Wahyu 11:1 ini terkait dengan Wahyu 12:5.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Wahyu 11:2.
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya".
 
Tetapi ibadah yang tidak berada pada puncaknya, yakni doa penyembahan, diserahkan kepada antikris, itulah pelataran Bait Suci di sebelah luar.
Diserahkan kepada antikris, itulah yang dimaksud dengan bangsa-bangsa lain. Sesuai dengan Injil Matius 6, bangsa lain itu mencari apa yang akan dimakan, diminum, dan dipakai = Sibuk dengan perkara lahiriah di dunia ini = perkara di bawah.
 
Demikian juga keturunannya yang lain;
-          Yang hanya memiliki hukum-hukum Allah = penuh dengan firman.
-          Yang hanya memiliki kesaksian Yesus = penuh dengan Roh Kudus.
itulah keturunannya yang lain yang akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang lain. Jadi, keturunannya yang lain berhadapan dengan bangsa-bangsa lain, itulah antikris.
 
Pendeknya; jadi Wahyu 11:2 terkait dengan Wahyu 12:17.
 
Untuk kita dapat melihat Wahyu 12:17 lebih jauh dan sekaligus lepas dari sana, untuk menjadi sama dengan Wahyu 12:5 dan Wahyu 11:1, maka kita akan belajar dari satu keluarga di Betania. GPT “BETANIA” belajar dari kampung Betania.
Bukan suatu kebetulan kalau Gereja Pantekosta Tabernakel diberi jemaat GPT “BETANIA”, itu adalah kemurahan TUHAN bagi kita. Sementara jarak antara Betania dengan Yerusalem sudah dekat = tidak jauh dari sorga.
 
Ikuti dengan seksama dalam suasana pengurapan, artinya; jangan ada pikiran daging, maka nanti kita bisa hancur hati karena firman itu meneguhkan kehidupan kita, ibadah tidak menjadi percuma, pengorbanan tidak menjadi percuma, waktu, segala sesuatu tidak menjadi percuma.
 
Kita belajar dari keluarga di kampung Betania.
Yohanes 12:1
(12:1) Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
 
Enam hari sebelum paskah, berarti hari ketujuh adalah paskah, ada pembebasan. Enam hari kita bekerja, sedangkan hari ketujuh adalah pembebasan.
Sebelum kita mengalami pembebasan dari dunia, dari daging, dari Setan, biarlah kita juga mengalami kunjungan dari TUHAN Yesus, Mempelai Pria Sorga. Enam hari sebelum paskah, nanti hari ketujuh kita mengalami kelepasan.
 
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
“Yang dibangkitkan”, berarti; berada dalam suasana kebangkitan. Sudah melewati kematian, berarti suasana kebangkitan.
 
Yohanes 12:2-3
(12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. (12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
 
Keluarga kampung Betania à Kehidupan Kristen atau kekristenan setelah melewati atau mengalami kematian dan kebangkitan. Itulah suasana di kampung Betania dalam kunjungan Yesus yang berikutnya.
 
Sebenarnya, kematian dan kebangkitan adalah langkah-langkah perjalanan kita di muka bumi ini untuk menuju sampai Kerajaan Sorga. Tidak mungkin kita ada dalam kemuliaan kalau langkah kematian dan kebangkitan belum kita lewati. Jadi, itu merupakan langkah perjalanan kita untuk menuju kemuliaan, Kerajaan Sorga. Biarlah kita satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
 
Kemudian, di sini kita melihat: Pelayanan Marta sungguh sangat berbeda dengan pelayanannya sebelum Lazarus bangkit. DI MANA PERBEDAANNYA? Mari kita bandingkan dengan Injil Lukas 10.
 
Lukas 10:38-42
(10:38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. (10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, (10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku".
 
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan ... Pengalaman kematian merupakan langkah-langkah yang menjadi perjalanan kita menuju Kerajaan Sorga, itulah Mati - bangkit - dipermuliakan. Tetapi, mari kita lihat perjalanan Yesus yang pertama ke kampung Betania ...
 
Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Selalu Marta yang menjemput Yesus yang pertama. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki TUHAN, biarlah kita semua dengan rendah hati mendengarkan firman, biarlah kita semua lemah lembut saat mendengarkan Firman TUHAN. Kalau pikiram bercabang, melamun, itu adalah tanda dari orang yang sombong. Mungkin kita berpikir bahwa sombong itu angkuh saja, tidak. Pikiran melayang-layang, acuh tak acuh dengar firman, itu adalah dosa sombong, tetapi Maria tidaklah demikian. Maria duduk dekat kaki TUHAN, berarti tidak sombong (merendahkan diri).
Selanjutnya, ... sedang Marta sibuk sekali melayani, Marta sibuk sesibuk-sibuknya di dalam hal melayani. Jadi, jangan saudara berpikir, kalau sudah melayani, itu adalah hal yang luar biasa, belum tentu.
 
Kalau kita perhatikan dalam Injil Lukas 10:38-40, di sini kita melihat: Marta datang dan mendekat kepada Yesus, tetapi dia menuntut supaya Yesus memerintahkan Maria untuk segera menolong dia = menuntut pertolongan, menuntut seorang penolong. Marta meminta pertolongan di dalam pelayanannya. Di dalam hal ini, tanpa dia sadari, Marta telah menduduki tempat orang laki-laki.
Sebab, kalau kita perhatikan dalam Kejadian 2:18, perempuan itu dibentuk dari tulang rusuk Adam untuk dijadikan sebagai penolong. Jadi, ketika Marta meminta seorang penolong kepada Yesus, berarti tanpa sadar, dia telah menduduki tempat orang laki-laki.
 
Banyak orang yang melayani TUHAN, sepertinya dia berapi-api, tetapi dia sedang menduduki tempat orang laki-laki. Inilah yang tidak disadari oleh banyak orang Kristen yang melayani di dalam rumah TUHAN. Tetapi kita bersyukur, oleh Pengajaran Mempelai, pikiran dan perbuatan kita diluruskan TUHAN, sehingga dengan pengertian yang suci dan mulia ini, kita datang menghadap takhta kasih karunia dengan dapat dimampukan untuk menyenangkan hati TUHAN.
Kalau kita mempunyai pengertian yang suci dari TUHAN, maka di tengah ibadah, kita sanggup menyenangkan hati TUHAN. Tanpa pengertian, kita tidak mungkin dapat menyenangkan hati TUHAN. Jadi, bersyukur, kalau kita mempunyai Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, itulah firman yang benar, seperti yang tertulis dalam Wahyu 19:9.
 
Kita kembali memperhatikan Injil Yohanes 12.
Yohanes 12:2
(12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
 
Di situ diadakan perjamuan untuk Dia, siapa yang pertama langsung melayani? Yang pertama kali menyambut, yang pertama kali sibuk melayani dengan sesibuk-sibuknya adalah Marta. Tetapi lihat, dalam suasana kebangkitan (sesudah Lazarus bangkit), Marta tidak lagi membutuhkan pertolongan. Ini adalah pelayanan dalam suasana kebangkitan; tidak lagi menuntut seorang penolong, tidak lagi mengambil kedudukan (tempat) orang laki-laki = melayani dengan suasana kebangkitan.
 
Jadi, dalam hal ini Marta menduduki tempat orang perempuan, bukan? Sementara, seorang perempuan diciptakan sebagai penolong bagi laki-laki, itu sudah menjadi ketetapan dari sejak semula, tadi sudah saya sampaikan dalam Kejadian 2:18.
 
Namun, tidak berhenti hanya sampai di situ. Walaupun sudah melayani dalam suasana kebangkitan, namun kalau kita perhatikan di sini, Lazarus dan Marta adalah tipe atau gambaran dari orang Kristen pada zaman akhir ini, mengapa? Sebab;
-          Hanya berpegang pada kesaksian Roh = Marta.
-          Hanya berpegang pada firman Tuhan = Lazarus.
 
Yohanes 12:2
(12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
 
-          Marta melayani; kesaksian Yesus = Roh Kudus, itulah Marta.
-          Salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus; berpegang pada Firman TUHAN = makan, itulah Lazarus.
Dua orang ini adalah tipe-tipe orang-orang Kristen di akhir zaman. Mengapa saya katakan tipe-tipe orang-orang Kristen di akhir zaman? Sebab hanya berpegang kepada kesaksian Roh, hanya berpegang pada Firman TUHAN. Memang Marta dan Lazarus berada dalam suasana kebangkitan, tetapi belum sampai dalam suasana kemuliaan.
 
Saya bahagia, melebihi kebahagiaan orang-orang di luaran sana. Mungkin mereka bahagia karena hartanya, kedudukannya, gelarnya yang tinggi, uangnya banyak, tetapi kebahagiaan kita ini melebih kebahagiaan mereka, karena pembukaan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan lewat Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, kita diberi suatu harapan yang luar biasa, janji keselamatan yang tidak akan pernah diambil dari padanya. Itulah kasih Allah membebat kehidupan kita sore hari ini.
 
Kehidupan semacam ini (Lazarus dan Marta), suatu kali nanti akan masuk dalam aniaya yang besar, persis seperti Wahyu 12:17,  itulah keturunannya yang lain yang hanya berpegang kepada firman TUHAN, yang hanya memiliki kesaksian Yesus (kepenuhan Roh Kudus) menjadi sasaran amarah/pelampiasan amarah dari Naga/Setan.
 
Singkatnya: Sore petang ini, TUHAN menuntut wanita bukan hanya sekedar penolong, tetapi juga sudah harus dapat menyembah, sebab ini merupakan kenikmatan bagi TUHAN. Bukan hanya pelayanannya, tetapi sudah harus sampai menyembah, untuk bisa dinikmati oleh TUHAN. TUHAN mau menikmati kehidupan kita masing-masing. Itu yang TUHAN tuntut, bukan sekedar melayani. Bukankah TUHAN Yesus baik?
Bayangkan, kalau pasangan hidup; suami menuntut supaya ada hubungan intim, tetapi tidak terpenuhi, betapa kecewanya Yesus Kristus, Mempelai Laki-Laki Sorga. TUHAN menuntut kehidupan gereja TUHAN bukan hanya sibuk melayani, tetapi sudah harus sampai untuk hidup menyembah supaya kehidupan kita dinikmati oleh TUHAN, bukan hanya pikiran yang najis saja. Yang dinikmati dari kehidupan najis adalah Setan.
 
TUHAN Yesus baik kepada GPT “BETANIA” ini. TUHAN Yesus mengunjungi GPT “BETANIA”.
 
Mari kita lihat; bukan hanya melayani, tetapi sudah harus dapat menyembah, ini merupakan kenikmatan bagi TUHAN, kalau tidak, maka mencelakai diri sendiri.
 
Kejadian 2:18-23
(2:18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" .(2:19) Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. (2:20) Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. (2:21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. (2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki".
 
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" .Menuntut seorang penolong adalah tempat orang laki-laki. Oleh sebab itu, TUHAN membentuk dari tanah liat segala binatang hutan dan segala burung di udara.
Selanjutnya, setelah segala jenis binatang itu diserahkan kepada Adam yang pertama, lalu binatang itu diberi nama. Nanti, kalau kita masuk dalam pesta nikah, disebutlah nama kita “mempelai perempuan”. Demikian halnya, setelah perempuan Samaria itu bertobat, Yesus berkata kepadanya; “Hai, perempuan”, berarti diakui sebagai milik kepunyaan TUHAN.
 
Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, semua binatang sudah diberi nama, tetapi tidak ada yang dijumpai sebagai penolong yang sepadan -- berarti bukan milik kepunyaan, padahal sudah dinamai --.
 
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak ... Barulah, TUHAN membuat Adam yang pertama tidur nyenyak, dan TUHAN mau supaya kita tidur nyenyak, artinya; daging tidak bersuara, sehingga kita memberi kesempatan kepada TUHAN untuk bekerja, yakni ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya. Kalau belum tidur nyenyak, ketika disobek (dioperasi), maka kita pasti teriak, mengamuk-ngamuk. Tetapi kalau tidur dengan nyenyak atau masuk dalam pengalaman kematian; ketika diusik, daging tidak bersuara lagi.
 
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan. Kalau tadi, binatang dibentuk dari tanah liat, tetapi perempuan dibangun dari salah satu tulang rusuk Adam. Setelah perempuan itu dibangun, lalu diserahkan kepada Adam, barulah Adam berkata: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki".
Jadi, perempuan itu adalah milik dari pada laki-laki untuk menjadi penolong. Dan penggenapannya adalah Injil Yohanes 19:30 dst, “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan”.Kehidupan yang sudah dibangun, inilah dia; dia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki. Berarti, perempuan adalah milik kepunyaan laki-laki untuk selanjutnya dijadikan sebagai penolong.
 
Tetapi, sama seperti Marta dan Lazarus, tipe-tipe kehidupan orang kristen di akhir zaman ini; kalau belum sampai untuk hidup menyembah, hidupnya belum bisa dinikmati oleh TUHAN, kehidupan semacam ini masih rawan, suatu kali bisa jatuh. Biar kita sudah penuh dengan Roh Kudus, biar kita sudah penuh dengan firman, tetapi suatu kali nanti bisa jatuh, dan akhirnya, perempuan yang dijadikan sebagai penolong, pada Kejadian 3 ia jatuh dalam dosa, belum sempurna untuk menjadi penolong.
 
Itu sebabnya tadi saya katakan;
-          Kalau penuh dengan Firman, puji TUHAN.
-          Kalau penuh dengan Roh Kudus, puji TUHAN.
tetapi tidak boleh berhenti hanya sampai di situ. Kehidupan gereja sudah harus berada pada kedudukan yang tertinggi yakni; hidup dalam doa penyembahan, supaya kehidupan kita betul-betul dinikmati oleh TUHAN.
 
Lihatlah, Hawa belum sempurna; ia ditetapkan sebagai penolong, tetapi akhirnya jatuh juga pada Kejadian 3. Jadi, saudara jangan heran; kalau seorang hamba TUHAN akhirnya jatuh dalam dosa perzinahan, dosa ini dan dosa itu, tidak usah heran. Itu sebabnya, yang TUHAN tuntut bukan hanya sekedar penuh dengan firman, bukan hanya sekedar penuh dengan Roh Kudus, tetapi TUHAN tuntut kehidupan orang Kristen sudah harus bisa menyembah TUHAN, terutama imam-imam atau pelayan TUHAN.
 
Jadi, selain menjunjung tinggi firman TUHAN dan Roh TUHAN, seorang penolong sudah harus dapat menyembah.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Injil Lukas 13, dengan perikop “Siapa yang diselamatkan”, apakah yang sibuk melayani seperti gereja Marta? Atau apakah karena duduk makan bersekutu dengan Firman TUHAN, seperti gereja Lazarus? Perhatikan jawabannya.
Lukas 13:23-25
(13:22) Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. (13:23) Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" (13:24) Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. (13:25) Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang.
 
Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. TUHAN mengajar dari kota ke kota, dari desa ke desa, nanti selanjutnya, perjalanan itu tiba di Yerusalem baru.
 
Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Ini adalah pertanyaan menarik untuk selanjutnya menarik hati kita juga untuk segera mengerti jawaban dari TUHAN.
 
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Pintu yang sesak selalu terkait dengan jalan yang sempit. Oleh sebab itu, dibutuhkan perjuangan untuk melewati pintu yang sesak dan jalan yang sempit. Singkatnya; ibadah dan pelayanan dibutuhkan perjuangan.
Jangan senantiasa melewati jalan yang lebar, itulah keinginan daging, dan tidak masuk melalui pintu yang sesak. Keinginan daging = jalan yang lebar dan pintu yang luas.
 
Dari pembacaan ayat 22-25, singkatnya: Tidak semua orang diselamatkan. Tetapi pada ayat 24, Yesus dengan tandas berkata: Berjuang. Di dalam ibadah harus berjuang, tidak boleh seperti gereja-gereja yang sifatnya liturgis, rutinitas, Taurat. Harus berjuang,
Bukankah TUHAN Yesus baik? Untuk apa TUHAN Yesus baik? Supaya kita selamat. Bukan hanya Bapak Selamat yang selamat, tetapi kita semua harus selamat, kampung Betania juga harus selamat.
 
Kalau tadi dikatakan “tidak semua orang diselamatkan”, lalu mereka yang ditolak itu siapa? Siapa yang ditolak dalam "keselamatan" ?
 
Lukas 13:26-27
(13:26) Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. (13:27) Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!
 
Memang, “Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu ...”
-          Kami ada dalam perjamuan makan = persekutuan firman
-          Kami ada dalam perjamuan minum = persekutuan Roh Kudus
“ ... Dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami”, sebagaimana sore ini kita diajar TUHAN.
Kepada mereka yang hanya bersekutu dengan Firman Allah, bersekutu dengan Roh Allah, Tuhan berkata: “Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan”!
 
Jadi, tidak hanya berhenti hanya sebatas bersekutu dengan firman, tidak berhenti hanya sebatas bersekutu dengan Roh Kudus. Kalau ibadah kita hanya sebatas di situ, dengan tandas TUHAN berkata:
-          Aku tidak tahu dari mana kamu datang” = Aku tidak kenal kamu.
-          Selanjutnya, TUHAN berkata: “enyahlah dari hadapan-Ku” Mengapa TUHAN berkata demikian? Karena kalau ibadah kita di bumi ini hanya sebatas bersekutu dengan firman (penuh dengan firman), ibadah di muka bumi ini hanya bersekutu dengan Roh Kudus (penuh dengan Roh Kudus), TUHAN katakan: “hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan”!
 
Saya akui, saya terkejut dan mungkin saudara juga terkejut, dan berkata: “Oh, iya, ternyata penuh dengan firman belum cukup. Ternyata penuh dengan Roh Kudus belum cukup”, apalagi penuh dengan roh kudis dengan berkata: “subahana siki, kiraba kiraba”. Padahal sudah terlambat masuk gereja, tetapi ketika tiba di Gereja bisa berkata: “kiraba kiraba”, tanpa air mata (hati yang hancur). Pertanyaannya; dari mana “kiraba” nya itu? Kehidupan gereja semacam ini terlalu enak sekali di dalam ibadah, tidak mau berjuang. Hati-hati.
Bersyukur TUHAN mau tolong kita, suatu lawatan, suatu kunjungan perjalanan rohani; dari sorga turun ke kampung Betania. TUHAN Yesus baik. TUHAN mau supaya kita dikenal, TUHAN tuntut supaya kehidupan kita sebagai orang Kristen sudah tahu untuk menyembah TUHAN. TUHAN mau menikmati hubungan kita dengan TUHAN.
 
Pertahankan pengurapan di tengah mendengar firman, supaya nanti kita dapat suatu kenikmatan di dalam hal menyembah TUHAN dengan hati yang hancur.
 
Sesudah kita melihat ibadah dari Marta dan Lazarus, masih ada satu ibadah lagi. Mari kita melihat GEREJA MARIA di akhir zaman. Di akhir zaman ini, gereja TUHAN sudah harus berada dalam kegiatan dari Maria.
 
Yohanes 12:3-5
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. (12:4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: (12:5) "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
 
Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Menyiramkan minyak narwastu ke tubuh Yesus sampai kaki Yesus, lanjut menyapu (menyeka) kaki Yesus dengan rambutnya. Ini adalah suatu tindakan yang luar biasa.
 
Lihat IBADAH GEREJA MARIA di hari-hari terakhir ini:
Tuhan menghendaki kehidupan gereja TUHAN sudah harus berada pada puncak ibadah, yakni doa penyembahan.

-          Kesaksian = kegiatan Marta.

-          Firman TUHAN = persekutuan dari Lazarus dalam Firman TUHAN.

-          Penyembahan, seperti persembahan Maria yang mempersembahkan minyak narwastu seharga 300 (tiga ratus) dinar.

Berbeda, bukan? Persembahan Marta dan Lazarus sangat berbeda dengan Maria.
 
Mari kita lihat 300 (tiga ratus) dinar. Seberapa besar 300 (tiga ratus) dinar itu?
Matius 20:1-2
(20:1) "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (20:2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
 
Perikop ayat ini adalah: “Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur” Kita bekerja di kebun anggur saat ini; ibadah pelayanan adalah kebun anggurnya TUHAN Yesus.
 
Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. TUHAN mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Siapa yang mau melayani dengan sungguh? Biarlah kita melayani TUHAN, menyerah kepada TUHAN.
Doa saya adalah kiranya kita semua melayani TUHAN, karena yang masuk sorga adalah imam. Hanya imam yang berhak untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Jadi hanya orang yang melayani yang berhak untuk masuk ke dalam Kerajaan sorga, tetapi sebaliknya, tidak melayani, maka tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Jadi, semua harus imam. Tetapi tidak ada kesempatan untuk kita membahas ke sana. Oleh sebab itu, ikuti terus supaya kita bisa mengerti.
 
Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Singkatnya: 1 (satu) dinar adalah upah 1 (satu) hari di Israel.
Berarti, 300 (tiga ratus) dinar adalah upah bekerja 300 (tiga ratus) hari = upah satu tahun -- dipotong hari-hari merah (libur), dapatlah 300 (tiga ratus) hari --.
Pendeknya, 300 (tiga ratus) dinar adalah hasil atau buah pekerjaan selama satu tahun. Inilah persembahan Maria yang seluruhnya dipersembahkan kepada TUHAN.
 

-          Sedangkan Marta hanya mempersembahkan kegiatannya, kesibukannya.

-          Tetapi gereja Maria mempersembahkan hasil dari upah, buah kegiatan itu yang dipersembahkan Maria.

Jadi, yang dipersembahkan oleh Maria adalah buahnya, bukan kegiatannya, melainkan buah dari kegiatan itu yang dipersembahkan, yaitu seharga 300 (tiga ratus) dinar, upah setahun.
TUHAN tidak menuntut upah satu tahun dari kita, tetapi yang TUHAN tuntut adalah yang bentuk rohaninya.
 
Yohanes 12:7
(12:7) Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
 
Persembahan Maria sungguh khusus hanya untuk TUHAN saja. Dan persembahan khusus itu, merupakan persiapan sebelum TUHAN dikuburkan.
 
Perlu untuk kita ketahui bersama-sama: Menyiramkan minyak narwastu ke tubuh Yesus, itu merupakan pengakuan dari Maria, bahwasanya Yesus adalah pribadi yang diurapi.
Sebab, ada ayat yang berkata: Kristus, artinya Yang Diurapi. Mesias, artinya juga Yang Diurapi. Berarti, yang ditinggikan, yang dimuliakan, yang diagungkan. Kristus Kepala, arti rohaninya; Yang Diurapi.
Ini adalah suatu pengakuan dari suatu sikap yang mulia. Terlalu banyak orang Kristen mengucap kata-kata, mengumbar kata-kata, tetapi tidak sesuai dengan perbuatannya. TUHAN menuntut supaya kehidupan gereja TUHAN sudah seharusnya tahu untuk menyembah.
 
Yesus adalah Raja, yang diagungkan dan dimuliakan, Dia adalah kehidupan yang diurapi. Tetapi, oleh kemurahan TUHAN, kita juga dijadikan sebagai raja-raja kecil di bumi, imam-imam yang melayani TUHAN oleh pengurapan-Nya. Kalau kita mengalami pengurapan yang sama, mari kita lihat 1 Yohanes 4.
 
1 Yohanes 4:1
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
 
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh. Jangan percaya akan setiap hamba-hamba TUHAN di tengah ibadah dan pelayanannya. Saya bertanggung jawab mengatakan hal itu, karena ada ayatnya. Tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; lihat hamba TUHAN itu dari pelayanannya, apakah ia berasal dari TUHAN? Sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, sudah memenuhi bumi ini.
 
Jika saudara berpikir “hamba TUHAN mulia”, memang betul, TUHAN yang mempermuliakan. Tetapi hamba TUHAN pun bisa menjadi palsu. Oleh sebab itu, kita butuh rahasia Kerajaan Sorga, kita butuh pembukaan firman supaya kita jangan dibodoh-bodohi, supaya betul-betul kita memenuhi tuntutan TUHAN. Di hari-hari terakhir ini TUHAN menuntut supaya kehidupan kita menjadi gereja Maria.
 
1 Yohanes 4:2-3
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
 
Kalau kita memiliki pengurapan dari Roh Allah, kita bertahan sampai kesudahannya. Sekalipun pembinasa keji berdiri di tempat kudus, namun kita teguh berdiri, tidak goyah.
 
Kita butuh pengurapan dari Roh Allah, bukan pengurapan yang datang dari manusia. Saya geli melihat pengurapan di gereja-gereja di hari-hari ini; minyak yang seharusnya digunakan untuk menggoreng di dapur justru dipakai untuk mengurapi. Biar minyak disiram (disebor) satu drum ke tubuh manusia, bahkan sekalipun seseorang mandi minyak, tetap tidak akan ada pengurapan. Minyak itu benda mati, sementara, pengurapan itu dari Tuhan Yesus, Dialah Allah yang hidup. Jadi, geli saya melihat gereja-gereja semacam ini. Oleh sebab itu, uji roh itu, selidiki firman.
Jangan saudara tertarik dan bangga kalau bahasanya mantap, lalu dihimbau tepuk tangan. Yang terpenting adalah perbuatannya, seperti Maria. Bertahan, sekalipun tiba waktunya pembinasa keji berdiri di tempat kudus, tetapi kita bertahan oleh pengurapan dari Roh Allah.
 
Mari kita perhatikan ayat yang sama dalam 2 Yohanes.
2 Yohanes 1:7
(1:7) Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
 
Sekalipun ia tiba nanti sebagai puncak gelapnya malam, tetapi kita tetap berdiri teguh, itulah gereja Maria. Betul-betul TUHAN tuntut kehidupan gereja sudah seharusnya bisa menyembah TUHAN, tidak hanya sibuk dengan melayani TUHAN, tidak hanya berhenti persekutuan dengan Firman TUHAN, tetapi sudah seharusnya sampai kepada penyembahan, seperti apa yang dikerjakan oleh gereja Maria.
 
Kemudian, saya sedikit menikmati kalimat dalam 1 Yohanes 4.
1 Yohanes 4:2
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
 
Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku ... Kehidupan yang diurapi ada pengakuan dari mulut, bibir ini ada pengakuan bahwa Yesus Anak Allah. Untuk mengagungkan Dia, ada pengakuan dari mulut. Itu sama dengan; hasil buah bibir.
Sekali lagi saya sampaikan: Pengakuan = hasil buah bibir.
 
Ibrani 13:15
(13:14) Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang. (13:15) Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.
 
Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. Kita ini adalah penumpang, kita tinggal di bumi sebagai penumpang. Tanah air kita adalah sorga, dan kita rindu untuk kembali ke sana. Abraham tidak rindu untuk kembali ke dunia, tetapi dia rindu kembali ke tanah air sorgawi.
Tidak salah saudara memiliki gelar tinggi, teapi biarlah rindu dengan tanah air sorga. Jangan bertahan dan jangan terlena dengan dunia ini, sebab semua ini satu kali akan berlalu = lenyap.
 
Sebab itu marilah kita, oleh Dia, karena Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah. Apa ucapan syukur kita kepada Allah? Yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Inilah yang dikerjakan oleh Maria.
 
Mari kita langsung perhatikan Yohanes 12.
Yohanes 12:3
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
 
Persembahan pujian pada TUHAN Yesus adalah bibir (mulut) yang meninggikan TUHAN, dengan lain kata; memuji TUHAN dengan bibir yang memuliakan. Tetapi berbanding terbalik dengan Maria, di sini kita melihat; Maria menggunakan rambutnya untuk menyeka, dan menyapu kaki Yesus.
 
Perbedaan antara: Ibrani 13:15 dengan Yohanes 12:3.
-          Ibrani 13:15 = memuliakan TUHAN dengan bibir.
-          Yohanes 12:3 = memuliakan TUHAN dengan rambutnya.
Itulah perbedaannya.
 
Mari kita lihat RAMBUT YANG PANJANG.
1 Korintus 11:15
(11:15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
 
Rambut adalah kemuliaan wanita, namun hal itu sudah dipersembahkan Maria untuk TUHAN.
 
Pendeknya, kegiatan Maria berbanding terbalik dengan kegiatan Marta dan Lazarus. Mengapa demikian? Sebab semua kemuliaan itu sudah dipersembahkan oleh Maria untuk TUHAN, bukan lagi untuk dirinya.  Mengapa hal ini bisa terjadi?
 
1 Korintus 7:3
(7:3) Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
 
Perikop ayat ini adalah “Tentang perkawinan”. Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan intim, hubungan nikah suci.
 
Ada suatu bukti hubungan timbal balik di dalam persekutuan yang indah dan suci, itu sama dengan suasana di mana kita tidak lagi berkuasa atas diri kita sendiri. Jadi, kalau hubungan itu intim dengan TUHAN, maka segalanya bisa kita persembahkan kepada TUHAN,  ini adalah suasana di mana kita tidak bisa lagi menahan diri ini karena diri ini sudah menjadi milik kepunyaan TUHAN.
Tetapi kalau hubungan itu belum intim, di situlah gereja mempertahankan harga dirinya, keakuannya. Tetapi kalau hubungan itu sudah intim, maka ada suatu hubungan timbal balik. Apa maksud hubungan timbal balik? Itu adalah suasana di mana kita tidak bisa lagi menahan diri, segalanya sudah menjadi milik TUHAN.
Itulah gereja Lazarus dan Marta, sungguh berbeda dengan gereja Maria.
 
Biarlah kiranya kunjungan TUHAN di kampung Betania ini membawa kita menjadi gereja Maria di akhir zaman ini. Biarlah kita ada dalam hubungan yang intim dengan TUHAN. Dalam hubungan intim itu ada suasana timbal balik. Apa “timbal balik”? Itulah suasana di mana kita tidak bisa lagi ada kuasa menahan diri selain menjadi milik TUHAN, segalanya kita persembahkan, itulah upah satu tahun. Tidakkah saudara bisa melihat perbedaan itu?
Mungkin saudara terkejut: Kok, sudah penuh dengan firman, tapi binasa? Kok penuh dengan Roh Kudus, tetapi binasa? Ternyata, yang TUHAN tuntut kepada orang Kristen di akhir zaman ini adalah sudah seharusnya bisa menyembah TUHAN.
 
Marilah kita perhatikan ayat demi ayat, pembukaan rahasia firman TUHAN, supaya kita nanti bisa menyembah TUHAN dan menikmati hubungan kita dengan TUHAN, supaya ada hubungan timbal balik. Kalau persekutuan kita indah dengan TUHAN, maka ada hubungan timbal balik. Apa “timbal balik”? Itulah suasana di mana kita tidak bisa menahan diri, artinya; segala kemuliaan hanya bagi TUHAN.
Kita bersyukur, tidak hanya cukup dengan “diberkati”, tidak hanya cukup dengan “mujizat”, tetapi lebih dari itu. Bayangkan, berapa harga nyawa saudara? TUHAN itu baik. TUHAN Yesus baik, TUHAN tidak bodoh-bodohi kita dalam penggembalaan ini.
 
Mari kita perhatikan Matius 26, dengan perikop “Yesus diurapi”, ini adalah hubungan timbal balik. TUHAN tuntut yang semacam ini.
Matius 26:8-13
(26:8) Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? (26:9) Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin". (26:10) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. (26:11) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (26:12) Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. (26:13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia".
 
Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? Menurut logika manusia, 300 (tiga ratus) dinar adalah pemborosan. Dengan alasan; sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin; seolah-olah mereka memperhatikan orang miskin. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka.
Oleh sebab itu saudara harus lebih bijaksana, uji roh itu, tidak semua hamba TUHAN itu jujur di mata TUHAN. Tidak semua hamba TUHAN adalah milik kepunyaan TUHAN. Kalau hamba TUHAN itu cinta “tanah”, dia bukanlah milik TUHAN. Persis seperti binatang yang dibentuk dari tanah.
 
Perhatikan ungkapan Yesus kepada mereka: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia. Di mana saja Injil dimasyhurkan, perbuatan gereja Maria akan selalu disebutkan.
TUHAN ingat kita, TUHAN selalu ingat kita, sebab kita ada di dalam hati TUHAN, kita sudah berada di dalam pikiran TUHAN; menyatu dengan TUHAN.
 
Sudah seharusnya gereja TUHAN bisa menyembah TUHAN, itulah yang Tuhan tuntut dari kita. Tidak hanya sibuk dengan persekutuan firman, tidak hanya sibuk dengan persekutuan Roh (kesaksian, melayani), tetapi lebih dari itu, TUHAN mau tuntut hubungan yang spesial, hubungan yang intim dengan TUHAN, supaya ada hubungan timbal balik.
Apa hubungan “timbal balik”? Yaitu suasana di mana kita tidak bisa lagi menahan diri masing-masing.
 
Kidung Agung 7:10
(7:10) Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.
 
Perikop ayat ini adalah “Kenikmatan cinta”. TUHAN mau menikmati hubungan intim kita dengan TUHAN.
 
Inilah pengakuan dari mempelai perempuan, pengakuan dari Sulamit: “Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju” Mengapa? Karena kita sudah menjadi milik TUHAN. Kita di hati TUHAN. Karena TUHAN segalanya bagi kita.
 
TUHAN asuh dan rawat kita di tempat penggembalaan ini, bukan untuk kepentingan-Nya, melainkan untuk kepentingan kita, tetapi kita terlalu egois, tidak mengerti isi hati TUHAN.
 
Tetapi lihat Sulamit yang membangun hubungan yang intim dengan TUHAN: “Kepunyaan kekasihku aku”, dia yakin mengatakan itu. Kemudian, dia kembali berkata: “kepadaku gairahnya tertuju”, dia yakin karena dia tahu apa yang telah diperbuat. Maria tahu apa yang telah dia perbuat. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment