KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, March 22, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 21 MARET 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 21 MARET 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2

Maleakhi 2:6 (Seri:8)


Subtema: MELAYANI DALAM KEJUJURAN


Pertama-tama saya mengucap syukur kepada TUHAN oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita tidak terpisah dari TUHAN, tidak tercerai dari TUHAN, namun kita semua dihimpunkan, dikumpulkan sehingga kita semua menjadi satu. 


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia tekun untuk digembalakan oleh GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat live streaming; Youtube, Facebook di dalam negeri, di luar negeri dimanapun saudara berada; kiranya TUHAN juga hadir di sana di tengah-tengah saudara sebagai Imam Besar Agung melayani, memperdamaikan dosa kita.


Selanjutnya kita berdoa, kita mohon kepada TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu memberi kepastian, iman teguh, kehidupan kita diberi kekuatan menghadapi segala persoalan-persoalan yang menghampiri kehidupan kita, baik nikah rumah tangga baik segala sesuatu, TUHAN kuatkan kita, itulah doa saya.


Mari kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Maleakhi 2:6B

(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.


Dalam damai sejahtera dan kejujuran orang Lewi mengikuti TUHAN.

Itu berarti, pengikutan orang Lewi ditandai dengan 2 (dua) hal:

  1. Dalam damai sejahtera.

  2. Dalam kejujuran.

Penjelasan tentang dalam damai sejahtera sudah disampaikan pada minggu yang lalu. Doa saya; kiranya itu menjadi berkat yang besar, Firman itu dimeteraikan pada loh daging, ditukik di hati kita masing-masing.


Dan sekarang kita akan mengikuti penjelasan tentang: DALAM KEJUJURAN.

Jalan TUHAN adalah jalan yang tulus, jujur. Demikianlah orang Lewi mengikuti jalan TUHAN.

Amsal 14:2

(14:2) Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia


Siapa yang berjalan dengan jujur; takut akan TUHAN

Sementara orang yang jujur dan orang tulus; suka damai, kemudian di dalam diri mereka ada masa depan (Mazmur 37:37).


Lebih rinci kita perhatikan pribadi yang jujur, itulah TUHAN Yesus Kristus. Kita mengikuti TUHAN dengan mengikuti jalan jujur, jalan yang  ditempuh oleh TUHAN. 


Markus 12:13-14 dengan perikop:"Tentang membayar pajak kepada kaisar"

(12:13) Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. (12:14) Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?"


Di sini kita melihat; orang-orang Farisi dan pengikut-pengikut Herodes datang kepada Yesus dengan satu tujuan; menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Adapun pertanyaan mereka:

  • Apakah diperbolehkan membayar pajak atau tidak?

  • Haruskah kami bayar pajak atau tidak?

Intinya, pertanyaan mereka adalah seputar membayar pajak kepada pemerintah; apakah diperbolehkan dan harus?

Namun dari sini, dari cara mereka bertanya kepada Yesus, kita dapat melihat; kejahatan hati mereka tampak jelas, sebab memang mereka datang kepada Yesus untuk menjerat Yesus.


Kejahatan-kejahatan orang Farisi dan pengikut Herodes

YANG PERTAMA: Orang Farisi dan pengikut Herodes berusaha untuk menjerat Yesus, sebab apabila Yesus berkata atau menjawab; tidak boleh dan tidak harus membayar pajak kepada kaisar, maka secepatnya mereka akan mengadukan Yesus ke pengadilan dengan alasan menentang pemerintahan Romawi. Menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan = mencobai Yesus.

Pendeknya, mencobai Yesus, menunjukkan bahwa orang-orang Farisi dan pengikut-pengikut Herodes telah menyatu dengan tabiat sifat asli dari iblis (setan) yaitu; suka mencobai.


Kita lihat dahulu sifat tabiat dari iblis setan…

Matius 4:3

(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."


Iblis setan adalah si pencoba

Inilah sifat asli dari iblis setan, dan sifat asli itu telah menyatu dengan orang-orang Farisi dan pengikut-pengikut Herodes.


Dalam Matius 4:3-10 iblis mencobai Yesus sebanyak tiga kali:

Pencobaan  pertama: Batu menjadi roti (ayat 3-4)

Apabila Yesus melakukan itu (batu menjadi roti), maka iblis akan menemukan pribadi Yesus sebagai TUHAN yang hidup dengan kuasa daging. Sebab roti/makanan terhubung langsung dengan daging. 

Tetapi Yesus berkata kepada iblis; "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Jadi, terhadap pencobaan pertama Yesus berkemenangan, sebab Dia adalah TUHAN dan ALLAH itu adalah Roh yang tidak dikuasai oleh daging sebagaimana dalam Yohanes 4:24.


Pencobaan kedua: Menjatuhkan diri dari tempat tinggi ke bawah (ayat 5-7).

Apabila Yesus melakukan itu, maka iblis akan menemukan Yesus sebagai pribadi yang sombong dan angkuh
sebab Yesus telah meringankan tempat yang tinggi yakni; ibadah dan pelayanan demi perkara-perkara di bawah.

Tetapi Yesus berkata: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Terhadap cobaan ini yang kedua ini; Yesus berkemenangan


Pencobaan ketiga: Yesus sujud menyembah kepada iblis hanya karena kerajaan dunia dan kemegahannya (ayat 8-10).
Apabila Yesus melakukan itu, maka iblis akan menemukan Yesus sebagai TUHAN yang hidup dalam keinginan mata.

Waktu iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, dari situ iblis memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemegahan-kemegahannya, kerajaan dunia dengan semaraknya. Dan itu dijanjikan untuk diberikan kepada Yesus, apabila Yesus sujud menyembah kepada iblis setan. Jadi, kerajaan dunia dan kemegahan dunia ini adalah keinginan mata.


Bagi saya dan tentu bagi kita semua, yang terpenting adalah kita dipelihara oleh TUHAN dengan baik dan benar, itu lebih daripada cukup. Jangan kita hidup menurut keinginan mata. Sebab orang yang hidup dalam keinginan mata sudah pasti berada pada tingkat ibadah yang tertinggi dari setan. Ibadah tertinggi atau penyembahan tertinggi dari setan adalah roh jual beli; harta, kekayaan, uang yang banyak diperoleh tetapi lewat hawa nafsu. 

Tetapi puji TUHAN, Yesus bukanlah TUHAN yang hidup menurut keinginan mata, tetapi Yesus adalah TUHAN yang senantiasa mengarahkan pandangan-Nya kepada Allah Bapa saja. Sebab Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi: Aku datang dan keluar dari Allah Bapa, dan apa yang Aku dengar dan Aku lihat dari Allah Bapa, itu yang Yesus lakukan, yakni; mati di atas kayu salib. Jadi, Yesus datang ke dunia ini dan mati di atas kayu salib, itu bukan karena kehendak-Nya, tetapi karena kehendak Allah Bapa.


Jauh lebih baik kita senantiasa mengarahkan pandangan kepada salib di Golgota daripada hidup menurut keinginan mata. 

Zaman dahulu, ketika ada seseorang menuju ke suatu tempat, kita bertanya; “mau kemana?” Lalu mereka menjawab; “cuci mata.” Padahal sebetulnya, itu bukan cuci mata, itu adalah keinginan mata. Melihat segala kerajaan dunia dan kemegahannya itu bukan cuci mata, tetapi keinginan mata.

Tetapi kita bukanlah anak-anak TUHAN yang suka cuci mata. Biarlah air mata oleh karena hati kita hancur manakala kita tersungkur di kaki salib sujud menyembah kepada Dia, itu tanda; mata kita telah dicuci oleh TUHAN. Diam di dalam rumah TUHAN seumur hidup itu jauh lebih indah dari pada beribu-ribu hari di tempat lain (Mazmur 84:10


Jadi, perlu untuk diketahui; hanya kepada TUHAN Allah saja kita berbakti sampai kepada kebaktian tertinggi itulah yang disebut doa penyembahan.


Matius 4:11

(4:11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.


Kalau ibadah sudah berada pada ibadah yang tertinggi atau puncak ibadah yakni; doa penyembahan, maka dua hal terjadi:

  1. Iblis meninggalkan Yesus = lepas dari pencobaan, karena sifat asli dari iblis adalah mencobai.

  2. Malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Kita butuh malaikat untuk melayani kehidupan kita, menjagai hidup kita kemanapun kita melangkah, termasuk untuk menghalau segala pekerjaan dari iblis setan.

Inilah kelebihan dari anak-anak TUHAN apabila ibadahnya sudah berada pada tingkat yang tertinggi itulah doa penyembahan. Hosana bagi Sang Raja, diberkatilah Dia yang datang dalam nama TUHAN

Nikmatilah segala uluran tangan TUHAN, uluran tangan yang penuh kasih yang terus diulurkan untuk melayani kita sampai kepada kesudahan dunia ini.


Kejahatan-kejahatan orang Farisi dan pengikut Herodes

YANG KEDUA: Orang-orang Farisi dan pengikut-pengikut Herodes tidak takut kepada pemerintah dan lembaganya.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang terikat dengan mamon; cinta akan uang.

Kalau memang membayar pajak adalah suatu peraturan dari pemerintah, saya kira; tidak perlu lagi mereka bertanya kepada Yesus, seolah-olah mereka adalah orang yang renda hati, lemah lembut, memiliki sikap yang manis dan berbudi luhur.


Di provinsi Banten, secara khusus di kota Cilegon, beberapa tahun yang lalu, sempat ada penghapusan terhadap Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Tetapi setelah berganti wali kota, peraturan berubah, warganya kembali lagi membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak-pajak yang lain, termasuk kendaraan bermotor; roda dua, roda tiga, roda empat, dan seterusnya, itu wajib hukumnya. Kalau itu wajib hukumnya, saya kira kita tidak perlu lagi bertanya dengan berpura-pura merendahkan diri atau bersikap manis, dan berkata-kata dengan lemah lembut.


Roma 13:1 dengan perikop: “Kepatuhan kepada pemerintah”

(13:1) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.

Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab pemerintah berasal dari Allah.

Ini harus kita ketahui dengan baik dan sungguh-sungguh, supaya kita jangan sesuka hati membuat aturan sendiri. 

Punya kendaraan tetapi tidak mau bayar pajaknya, punya kendaraan tetapi tidak membawa SIMnya, hati-hati. Belum punya SIM tetapi sudah berani membawa kendaraan; secepatnya diurus, apalagi kalau umurnya sudah memenuhi syarat.

Jadi, kita patut mematuhi segala peraturan yang ada yang dikelurkan oleh pemerintah.


Roma 13:2 

(13:2) Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.


Melawan pemerintah yang diatasnya dengan segala ketetapan-ketetapan yang telah ditentukan sesuai dengan undang-undang yang ditetapkan = melawan ketetapan Allah (Firman Allah) dan itu mendatangkan hukuman baginya.


Roma 13:3-5

(13:3) Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. (13:4) Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. (13:5) Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita.


Tunduk/menaklukkan diri kepada pemerintah yang diatas, harus ditampilkan oleh anak-anak TUHAN dihadapan TUHAN, supaya:

  • Lepas dari murka Allah.

  • Mempertahankan hati nurani yang tulus murni

Kalau kita sudah kehilangan hati nurani, nanti tabrak sana tabrak sini = rem blong = tidak ada lagi yang bisa menahan. Lihat penjahat; tidak punya hati nurani, semua dibabat habis. Koruptor juga kalau tidak punya hati nurani; semua dibabat habis, tidak peduli dengan rakyat jelata, rakyat yang miskin, tidak peduli dengan orang yang susah. 

Milikilah hati nurani yang tulus murni, seperti apapun orang berbuat jahat kepada kita tetaplah mempertahankan hati nurani yang tulus murni,walaupun memang sakit.


Roma 13:6

(13:6) Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah.


Membayar pajak kepada pemerintah adalah tanda ketundukkan/penaklukan diri kepada Allah.

Perlu untuk diketahui: pemerintah yang di atas adalah kepercayaan TUHAN untuk mengurus hajat (keperluan) orang banyak (rakyatnya).


Jadi, kalau kita tidak membayar pajak, bagaimana pemerintah mengurus saya dan saudara? Misalnya, untuk mengeluarkan surat-surat atau kartu-kartu itukan membutuhkan dana. Belum lagi yang terkait dengan fisik; tenaga, pikiran yang menjalankan hukum tersebut. Jadi, jangan lagi menganggap enteng hal-hal yang tampaknya sepele.


Roma 13:7

(13:7) Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.


Kewajiban-kewajiban kita di dalam hal menaklukkan diri kepada peraturan pemerintah yang diatas:

  • Membayar pajak kepada orang yang berhak menerima pajak

Jadi jangan lagi seperti sikap ahli-ahli Taurat dan pengikut-pengikut Herodes, mereka datang kepada TUHAN bertanya; apakah diperbolehkan untuk membayar pajak, atau tidak? Dan bertanya lagi; apakah harus membayar pajak atau tidak? Kenapa bertanya-tanya? Karena mereka kikir, cinta uang, terikat dengan mamon. 


  • Membayar cukai kepada orang yang berhak menerima cuka.

Jadi, pengusaha Indonesia harus tahu kalau ia ingin berhasil dihadapan TUHAN, ia harus bayar bea cukai manakala ia mendatangkan barang import dari luar, kalau tidak mau membayar, akan ditangkap oleh pihak terkait. 

Berapa banyak hal itu terjadi termasuk kendaraan roda empat; puluhan tahun ditangkap oleh bea cukai di Tanjung Priok, tetapi mobil tersebut beberapa bulan lalu sudah di lelang. 

Doa saya; kita semua adalah pengusaha-pengusaha sukses, importir-importir sukses. Tetapi berjanjilah mulai dari sekarang, bayarlah bea cukai bila barang-barang diimpor dari luar negeri. Kita doakan pengusaha di negera kita ini supaya menjadi importir yang jujur dihadapan TUHAN. 

 

  • Menaruh rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut.


  • Menaruh rasa hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

Satu kali, seorang pemuda ditangkap polisi di Pondok Cilegon Indah (PCI). Sesudah ditangkap, pemuda ini ditanya oleh polisi: “Ada KTP?”  Lalu pemuda ini menjawab: “ada.”Kemudian saya katakan kepada pemuda ini; yang sopan, sampaikan;“ada pa.” Kemudian, polisi ini bertanya lagi; “ada SIM?” Pemuda itu menjawab lagi: “ada.” Langsung saya pukul pantatnya, sambil berkata, sampaikan: “ada pa.” Kemudian polisi kembali bertanya: “ada BPKB?” Dijawab kembali oleh pemuda tersebut: “ada.” Padahal, dari sejak awal saya sudah ajari pemuda ini supaya menjawab dengan baik yaitu: “ada pa,” tetapi pemuda ini tidak mau diajari yang baik, selalu menjawab “ada.” Itukan sikap menantang. 


Jadi, menaruh rasa hormat, kepada yang berhak menerima rasa hormat, tetapi bukan sebagai penjilat, itu tidak boleh. Kita menaruh rasa hormat kepada yang berhak menerima rasa hormat, karena kita takut kepada TUHAN bukan kepada manusia itu. Jadi jangan gengsi menaruh rasa hormat apalagi kepada gembala sendiri yang sudah mengasuh dan merawat; memberi makan, minum, lahir dan batin diperhatikan. 

Tetapi saya juga tidak boleh berkata: “karena aku.” Jemaat juga tidak boleh berkata: “siapa lagi kalau bukan saya, keluarga saya, anak saya.” Jangan berkata seperti itu, sebab itu adalah perkataan setan. Lucifer lima kali berkata: “aku”  (Yesaya 14:13-14).


Sebagai Gembala, tugas saya dipercaya untuk mengasuh dan merawat

  • Mengasuh berarti; diberi suatu didikan supaya mengerti.

  • Dirawat berarti; disembuhkan.

Lalu kalau orang bertanya; siapa yang mengasuh? Saya tidak boleh berkata: “aku” atau saya menjawab: “siapa lagi?” Jangan seperti itu, itu perkataan setan; jangan pernah merasa berjasa. Kalau sudah tahu Firman jangan pernah lagi berkata-kata: “karena aku.” Doakan supaya hal itu jangan terjadi pada diri saya.


1 Petrus 2:11 dengan perikop: “Peringatan untuk hidup sebagai hamba Allah"

(2:11) Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

Kita semua adalah pendatang di dunia ini, oleh sebab itu, sebagai pendatang; berjuanglah untuk menjauhkan diri dari segala keinginan-keinginan daging.


Perlu untuk diketahui: Keinginan daging berusaha untuk membinasakan jiwa.

Jadi, kita kadang-kadang kita tertipu oleh musuh dalam selimut. Musuh dalam selimut adalah keinginan daging, karena daging bersama dengan kita. Banyak orang Kristen tertipu oleh keinginan daging karena sebetulnya keinginan daging berusaha membinasakan jiwa. Jadi hati-hati terhadap keinginan daging. 


1 Petrus 2:12-15

(2:12) Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. (2:13) Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, (2:14) maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. (2:15) Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.


Sebagai pendatang di bumi, kita harus menunjukkan cara hidup yang baik, yakni; tunduk kepada:

  • Raja atau pemimpin pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

  • Wali-wali atau lembaga yang dipercaya pemerintah untuk memutuskan hukum.

Kapolri, angkatan darat, Hakim, itu semua adalah lembaga-lembaga yang diutus oleh pemerintah untuk memutuskan hukumnya dan kepada lembaga ini kita harus tunduk. 


Kita harus menunjukkan cara yang baik atau sikap yang baik dengan tunduk kepada pemerintah-pemerintah yang tertinggi dan lembaga yang diutusnya. Ketundukkan semacam ini terjadi, jelas hanya karena TUHAN saja, sebab itu yang TUHAN kehendaki dalam kehidupan kita masing-masing untuk menutup mulut orang yang picik, orang yang bodoh. 


1 Petrus 2:16

(2:16) Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.


Biarlah kita semua hidup sebagai hamba Allah berarti; sebagai orang yang merdeka.

Orang merdeka = lepas (putus) dari segala ikatan dosa atau rantai dosa termasuk lepas dari cinta akan uang. 


Kita sudah melihat kejahatan dari orang Farisi dan pengikut-pengikut Herodes. Itulah dari sisi mereka. Sekarang kita akan melihat dari sisi Yesus.


DARI SISI YESUS.

Markus 12:13-14

(12:13) Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. (12:14) Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?"


Yesus adalah Guru Agung; seorang yang jujur; dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran.

Jadi, imam-imam, hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN yang melayani TUHAN, biarlah kiranya kita melayani dalam tahbisan Lewi, berarti; mengikuti TUHAN dengan jujur (Maleakhi 2:6). 

Orang jujur akan mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Inilah tahbisan Lewi.


Yang bendahara; berlakulah jujur. Bukan hanya bendahara, karyawan di tempat masing-masing bekerja juga; jujur, jangan ada korupsi apapun bentuknya.  Dulu waktu saya masih jauh dari TUHAN, saya pernah korupsi batu gerinda, kunci, obeng, palu, kunci inggris termasuk kabel tembaga dan semua yang terkait dengan alat-alat kelistrikan. Saya minta ampun kepada TUHAN. Kalaupun ada hal-hal yang belum diakui; diampuni oleh TUHANlah kiranya itu semua. Itulah zaman jahiliah, sebelum dipanggil oleh TUHAN.


Dari ayat 13-14 yang sudah kita baca; orang Farisi dan pengikut Herodes tahu dengan jelas bahwa Yesus adalah Guru Agung dan Yesus juga adalah pribadi yang jujur yang mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Tetapi mereka berlagak tidak tahu, karena mereka adalah orang munafik sebagaimana pada Markus12:15. Munafik berarti; di luar dan di dalam tidak sama. 


Tetapi, sekalipun TUHAN tahu bahwa mereka adalah orang-orang munafik; Yesus menunjukkan panjang sabar-Nya. Jadi ketika mereka berlaku jahat, kejahatannya nampak dengan jelas di mata TUHAN, tetapi TUHAN tetap sabar. Seandainya, orang jahat langsung dihukum ketika melakukan kejahatan, maka; tidak ada kesempatan untuk bertobat. Tetapi TUHAN menunjukkan panjang sabar walaupun TUHAN tahu kemunafikan mereka. 

Kita juga bersyukur kepada TUHAN, sebab TUHAN menunjukkan panjang sabar-Nya kepada kita semua. Dengan demikian, TUHAN memberi kesempatan bagi orang Farisi dan pengikut-pengikut Herodes untuk bertobat dari kemunafikan. Termasuk juga dengan kita, TUHAN memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat dari segala kemunafikan ini.


Markus 12:15-17

(12:15) Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" (12:16) Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." (12:17) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.


Yesus mengetahui kemunafikan orang-orang Farisi dan pengikut Herodes, tetapi Yesus sebagai orang jujur; mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran-Nya kepada mereka. Yesus menunjukkan suatu tanggungjawab untuk menyatakan suatu anugerah, supaya dengan panjang sabar yang ditunjukkan oleh Yesus, mereka mendapat anugerah dan pertolongan dari TUHAN. 


Jadi, orang jujur; mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Orang jujur tidak mungkin mengajar jalan Allah dengan pura-pura, dengan kemunafikan. Memang orang jujur akan mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran kepada orang munafik, karena itu adalah tahbisan Lewi. Dan tahbisan Lewi sudah TUHAN taruh di atas pundak seorang imam/pelayan TUHAN. 


Memang berat melayani TUHAN dengan segala kejujuran, tetapi lebih berat lagi jika seorang imam dalam kemunafikannya melayani orang yang munafik, karena apapun yang ia kerjakan sia-sia, tidak ada artinya, walaupun nampak semarak.  Coba perhatikan; bebal dengan bebal, kalau diperhadapkan; hasilnya nol. Kemunafikan dengan kemunafikan, hasilnya; nol walaupun nampak semarak-semarak, walaupun bangunannya mewah, walaupun di tengah-tengah ibadah itu banyak orang kaya; tidak ada artinya.


Kita adalah gereja kecil, gereja sederhana, tetapi saya dan saudara patut bersyukur berterimakasih kepada TUHAN, karena TUHAN mengajar kita dengan segala kejujuran-Nya, kita diajar oleh TUHAN dalam tahbisan Lewi walaupun sakit rasanya, tetapi itu jauh lebih indah rasanya, karena menghasilkan; jerih payah tidak pernah sia-sia. 


Kalau Yesus sebagai orang jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran, berarti di sini Yesus mengajar orang-orang Farisi dan pengikut-pengikut Herodes untuk secepatnya menaklukan diri kepada pemerintah. Karena, pemerintah yang di atas itu berasal dari TUHAN, termasuk lembaga-lembaga yang diutus untuk menjalankan hukum. Kita juga harus tunduk ke sana, dan itu yang diajarkan oleh TUHAN kepada orang-orang Farisi dan pengikut-pengikut Herodes.


Saya tambahkan sedikit lagi:

Markus 11-16 bila  dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel dalam susunannya terkena kepada Peti dari Tabut Perjanjian. 


Keluaran 25:10 dengan perikop: “Mengenai Tabut Perjanjian:

(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.


TUHAN perintahkan Musa untuk membuat tabut perjanjian dari kayu penaga.

Kayu penaga 🡪 sifat tabiat dari daging manusia.


Tetapi jangan salah….

Keluaran 25:11

(25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.


Tabut perjanjian yang terbuat dari kayu penaga itu, harus disalut dengan emas murni dimulai dari bagian dalam dan kemudian bagian luar. Jangan sampai bagian luar nampak tertutupi segala tabiat daging, tetapi bagian dalam tidak. 

Jadi yang pertama disalut oleh emas murni adalah bagian dalam dari tabut, barulah bagian luar. Sehingga, dengan penyalutan daging dengan segala tabiatnya dengan segala hawa nafsunya; tidak nampak lagi.


Dengan demikian kualitas rohani dari mempelai wanita TUHAN; sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga, termasuk di dalam hal penundukannya. Yesus tunduk kepada Allah Bapa, juga gereja TUHAN di dalam penundukannya kepada Kristus Kepala. Jadi, penundukkan kita sederajat dengan penundukkan Kristus Kepala; penundukkan Kristus kepada Bapa di Sorga. 


Kita bersyukur kepada TUHAN, kita berdoa dan saling mendoakan, supaya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini kita datang menghadap TUHAN dan di tengah-tenganya kita melayani TUHAN, namun biarlah kiranya dalam tahbisan Lewi; dengan jujur mengajar jalan TUHAN, dengan jujur melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN. Orang jujur melayani TUHAN dengan segala kejujurannya, walaupun di situ tampak segala kemunafikan yang sangat menyakitkan sekali. 


Bayangkan, mereka datang kepada TUHAN hanya untuk menjerat dengan suatu pertanyaan, berarti; sedang mencobai. Kalau Yesus terperangkap dengan jerat, artinya, Yesus berkata; tidak boleh atau tidak harus, pasti secepatnya Yesus dibawa ke pengadilan dengan alasan; tidak taat kepada pemerintah Romawi. 

Yesus tidak terperangkap karena Yesus Guru Agung, Yesus orang jujur; dengan jujur mengajar segala jalan Allah dengan segala kejujuran-Nya, bukan dengan kemunafikan. Ada orang sudah salah, munafik lagi; kesal dan jengkel dia melayani TUHAN.


TUHAN Yesus ajar kita supaya melayani dengan kejujuran, melayani sesuai dengan tahbisan Lewi, ini yang TUHAN mau. Dan kalau sudah nyata penundukan gereja TUHAN sama kualitasnya dengan penundukkan Kristus kepada Bapa, maka lihatlah; di atas tabut perjanjian akan ditaruh tutupan grafirat dengan dua kerub diatasnya


TUHAN Yesus dalam keluhan-Nya; burung mempunyai sarang, serigala mempunyai liang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan Kepala (Matius 8:20)

Kalau kita melayani TUHAN sesuai dengan tahbisan Lewi berarti, sama seperti Yesus melayani dalam tahbisan Lewi. Dengan demikian, Ia telah meletakkan kepala atas tubuh-Nya. Jadi, melayani TUHAN dengan tahbisan Lewi = meletakkan Kepala (Yesus) atas tubuh, sehingga Yesus tidak mengeluh.


Datang kepada TUHAN bukan dengan sandiwara dan kemunafikan. Datanglah kepada TUHAN dengan berjanji: TUHAN saya mau melayani TUHAN adalah tahbisan Lewi, saya mau jemaat dalam tahbisan Lewi, saya mau jadi pribadi yang jujur dan beribadah dengan segala kejujuran. Baik juga para imam; layani TUHAN dengan segala kejujuran, melayani dalam tahbisan Lewi. Itu artinya, kita sedang berusaha meletakkan Kepala atas tubuh-Nya. Penundukkan ini yang TUHAN mau, bukan soal siapa yang lebih hebat, pintar. 


Saudara, dengan kasih saya mau sampaikan; sebagai imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN, jangan melayani tetapi independen, artinya; karena dia menguasai di satu bidang, katakanlah musik, lalu dia tidak perlu lagi dikuasai oleh roh taat, setia, dengar-dengaran, itu tidak boleh. Atau andaikata dia menguasai di bidang sound system atau apa saja; tidak boleh independen, tetap harus menjadi domba yang taat, setia dan dengar-dengaran; ada dalam tanda penaklukan diri supaya tidak menjadi sia-sia Yesus dalam tahbisan Lewi, Yesus sebagai orang jujur mengajar jalan-jalan Allah dengan segala kejujuran-Nya. 


Tidak menaruh rasa hormat kepada yang harus kita hormati, itu tidak boleh, tidak ada artinya melayani seperti itu. Tetaplah pertahankan kejujuran; layanilah TUHAN dalam tahbisan Lewi supaya hidup ibadah nikah rumah tangga terus terpelihara dan diberkati oleh TUHAN. 

Kalau kita jujur berarti saling melengkapi; yang satu punya uang tetapi tidak punya tenaga, tetapi yang lain punya tenaga, tetapi tidak punya uang; terjadilah keseimbangan. Sehingga, ibadah pelayanan ini terus dipelihara oleh TUHAN (2 Korintus 8:14). Dan itu pelajaran yang diterima oleh rasul Paulus ketika bangsa Israel di padang gurun; setiap orang memang mengumpulkan satu gomer, tetapi dalam satu kemah ada yang mengumpulkan banyak tetapi tidak berkelebihan, ada yang mengumpulkan sedikit tetapi tidak kekurangan (Keluaran 16:18). 

Itulah pemeliharaan TUHAN di padang gurun, dan perjalanan rohani kita di atas dunia ini sama seperti perjalanan bangsa Israel di padang gurun; dipelihara sampai tapal batas TUHAN. 


Singkat kata, saya sampaikan dengan tandas: layanilah TUHAN dengan tahbisan Lewi secara khusus dengan jujur bekerja, melayani TUHAN menyampaikan Firman Allah. Maka nanti, kalau jika TUHAN berkehendak, kita semua ada dalam ketundukkan; kualitas rohani kita sama seperti Kristus dalam ketundukkan-Nya kepada Bapa di Sorga. 


Ibrani 5:7-8

(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,


Belajar taat dari yang diderita berarti; tunduk dan pasrah kepada TUHAN

Inilah persamaan dari pada apabila Tabut Perjanjian sudah disalut dengan emas murni bagian dalam dan bagian luar; tidak ada kemunafikan.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment