KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, March 8, 2024

KEBAKTIAN PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) MANDUAMAS, 29 FEBRUARI 2024

KEBAKTIAN PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) 

MANDUAMAS, 29 FEBRUARI 2024

Tema: MENJADI ANAK SULUNG (SESI 2)


Pertama-tama saya mengucapkan selamat pagi, salam sejahtera, selamat berbahagia di dalam menikmati Sabda Allah. 

Puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya, kita dimungkinkan untuk memasuki KEBAKTIAN PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) untuk SESI 2

Saudara, mari kita berdoa dalam Roh, kita mohon kepada TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing. 


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang senantiasa tekun digembalakan GPT “Betania” Serang & Cilegon, namun juga tetap setia mengikuti KEBAKTIAN PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) yang diadakan di Tapanuli Tengah tepatnya di Manduamas. Dimanapun saudara berada (dalam dan luar negeri), kiranya rahmat TUHAN juga dinyatakan di sana, TUHAN juga ada di sana sebagai Imam Besar Agung. 


Terimakasih kepada panitia, kepada Bapak Pdt. T. Butar-butar bersama dengan ibu, juga para pengurus atau hamba-hamba TUHAN yang terlibat dengan PPT Sumatera Utara yang sudah ditahbiskan. Kita doakan bersama-sama, para hamba-hamba TUHAN yang setelah ibadah nanti akan ditahbiskan untuk ketua, sekertaris dan bendahara, puji TUHAN.

Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih untuk semua hamba-hamba TUHAN, lebih tepatnya saya lebih suka dengan bahasa “sahabat”, kenapa “sahabat”? Karena, kalau rekan itu teman, bisa saja hanya sebatas teman seperjalanan, sewaktu-waktu dapat berhenti di tengah jalan. Tetapi kalau sahabat, sampai selama-lamanya ia mengerti keberadaan kita sekaliannya. 

Jadi, dalam persekutuan ini, kita dalam suasana tali kasih, saling merangkul dan bergandeng tangan, tetapi bukan karena kami tidak punya uang, tidak punya apa-apa, tetapi betul-betul kita melayani dengan ketulusan seperti Ishak yang sudah kita dengar tadi malam. “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Sebetulnya Ishak tau, tetapi dia tetap melangkah, supaya kaki diberkati seperti kaki rusa, seperti apapun terjalnya persoalan di bumi ini, namun TUHAN akan tolong kita sampai ke atas gunung Sion, wujudnya adalah; doa penyembahan.

Jadi saudara, tidak salah ada kegerakan rohani; mukjizat kesembuhan, tidak salah juga berkat-keberkatan, berhasil keberhasilan, tetapi, muara ibadah adalah pesta nikah Anak Domba. Wujudnya adalah; penaklukan diri (doa penyembahan), jangan lupa hal itu. 


Kita bersyukur dengan Pengajaran Mempelai, ajaran ini diterangi oleh Tabernakel. Kita bersyukur dengan ajaran Tabernakel, ajaran ini diterangi oleh Mempelai, semua karena kemurahan TUHAN. Dan pelayanan kita ternyata diukur oleh Firman TUHAN. Yang dicatat 22.300, ternyata setelah diselidiki, yang sesuai dengan titah TUHAN hanya 22.000. TUHAN sudah bentuk kita sebagai jemaat sulung, sidang mempelai TUHAN dengan Firman, maka kita juga melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN harus juga sesuai dengan titah TUHAN, jangan sesuka hati.


Bantu doa supaya terjadi pembukaan rahasia Firman TUHAN untuk pagi hari ini, sebab di situlah kenikmatan kita. 


Kita kembali memeriksa tema yang sama, yaitu: MENJADI ANAK SULUNG.

Inilah cita-cita kita para hamba-hamba TUHAN yang sudah disulungkan oleh TUHAN. Sekiranya menjadi anak sulung secara permanensi.


Tetap kita berawal dari…

Maleakhi 2:4

(2:4) Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu, supaya perjanjian-Ku dengan Lewi tetap dipegang, firman TUHAN semesta alam.


Singkat kata, perjanjian TUHAN dengan Lewi harus menjadi pegangan dari seorang imam; menjadi pegangan dari seorang hamba TUHAN di dalam hal melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.

Jadi perjanjian TUHAN dengan Lewi itu pegangan kita. Haleluya..


Sekarang, kita akan melihat perjanjian TUHAN dengan Lewi itu seperti apa rupanya…

Bilangan 3:11-13 dengan perikop: “Orang Lewi”

(3:11) TUHAN berfirman kepada Musa: (3:12) "Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku, (3:13) sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."


Di sini kita melihat; TUHAN mengambil suku Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung orang Israel. Dengan demikian, suku Lewi menjadi anak sulung, berarti miliki kepunyaan TUHAN. 

Jadi, semua anak sulung adalah kepunyaan TUHAN.  Pendeknya, suku Lewi menjadi milik kepunyaan Allah sendiri. 


Kita juga hamba-hamba TUHAN yang disulungkan oleh TUHAN, percayalah dengan iman, kita semua adalah milik kepunyaan TUHAN. Iman disertai dengan tindakan iman, itu bukti bahwa kita sudah disulungkan oleh TUHAN. Kita kerjakan dimanapun kita melayani pekerjaan TUHAN. 


Bilangan 3:14-17

(3:14) TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai: (3:15) "Catatlah bani Lewi menurut puak-puak dan kaum-kaum mereka; semua laki-laki yang berumur satu bulan ke atas harus kaucatat." (3:16) Lalu Musa mencatat mereka sesuai dengan titah TUHAN, seperti yang diperintahkan kepadanya. (3:17) Inilah anak-anak Lewi dengan nama mereka: Gerson, Kehat dan Merari.


TUHAN perintahkan supaya Musa mencatat semua anak laki-laki dari suku Lewi yang berumur satu bulan ke atas. Tetapi, kita tau anak Lewi ada 3 (tiga) yaitu; 

  1. Gerson, anak yang pertama

  2. Kehat, anak yang kedua

  3. Merari, anak yang ketiga


Perlu untuk diketahui:

  • Anak laki-laki yang berumur satu bulan ke atas dari puak Gerson tercatat 7.500 orang (Bilangan 3:21-22).

  • Anak laki-laki yang berumur satu bulan ke atas dari puak Kehat tercatat 8.600 (Bilangan 3:27-28).

  • Anak laki-laki yang berumur satu bulan ke atas dari puak Merari tercatat 6.200 (Bilangan 3:33-34).

Jadi, jumlah keseluruhan anak laki-laki dari suku Lewi yang berumur satu bulan ke atas dari ketiga puak tersebut ialah 22.300 orang. Namun, pada Bilangan 3:39, jumlah orang Lewi yang sesuai dengan titah TUHAN yang dicatat oleh Musa dan Harun menurut kaum-kaum mereka, yakni semua laki-laki yang berumur satu bulan ke atas ada 22.000 orang. 


Tidak bermaksud menjelekkan seorang hamba TUHAN, karena beliau adalah guru kami, ia yang berkata; bahwa yang 300 itu adalah putera-putera dari Musa dan Harun. Tetapi karena di sini tidak ada ayatnya jadi akhirnya saya selidiki. Karena kalau mereka adalah putera-putera Musa dan Harus pasti ada tulisannya dimana-mana, entah di Kejadian - Wahyu. Tetapi saya selidiki; tidak ada.  Jadi, ayat itu saya baca kembali, ternyata yang sesuai dengan titah TUHAN adalah tinggal 22.000. Saudara jangan tanya, yang 300 lagi kemana? Karena itu tidak dicatat, maka tidak perlu dibahas. Jadi, jangan diada-adakan yang tidak ada. Jangan dibuat sesuatu yang “waw” padahal tidak ada apa-apanya.


Kita sudah disulungkan oleh Firman, maka kita juga harus melayani TUHAN sesuai dengan titah TUHAN, kemudian membawa korban dan persembahan untuk dipersembahkan di atas mezbah harus sesuai dengan titah TUHAN juga, artinya; jangan sembarangan. 


Salah satu contoh dalam pelayanan kami; berkali-kali orang datang ke tempat kami (ke pastori) untuk minta pemberkatan nikah, minta surat petikan nikah, saya katakan boleh tetapi ada syaratnya, yaitu;

  1. Tergembala.

Karena, kalau mereka tidak mau tergembala, kemudian tiba-tiba pergi entah kemana dalam keadaan nikah yang hancur; maka TUHAN akan meuntut darah mereka kepada saya, sebab nikah mereka adalah tanggungjawab saya. 

Pedang turun dari langit membunuh orang berdosa, saya tidak menjaga mereka, maka darah mereka dituntut TUHAN kepada saya (Yehezkiel 33:6). Jadi saya tidak mau memberkati orang yang seperti itu. 

Hanya satu yang mau tergembala, itu yang saya berkati dan doakan. Puji TUHAN, sampai hari ini nikah mereka digembalakan oleh TUHAN dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia. 

  1. Jangan isteri atau suami orang. 

Jadi kalau masih ada ikatan saya tidak mau memberkati, biarpun dibayar 1 miliar bahkan dunia ini dikasih; saya tidak mau.


Bilangan 33:40-43

(3:40) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Catatlah semua anak sulung laki-laki Israel yang berumur satu bulan ke atas, lalu hitunglah jumlah mereka, (3:41) dan ambillah orang-orang Lewi bagi-Ku -- Akulah TUHAN -- sebagai ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel, juga hewan orang Lewi ganti semua anak sulung di antara hewan orang Israel." (3:42) Maka Musa mencatat semua anak sulung yang ada pada orang Israel, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya. (3:43) Semua anak sulung laki-laki yang dicatat namanya dalam pencatatan itu, yakni yang berumur satu bulan ke atas, ada dua puluh dua ribu dua ratus tujuh puluh tiga orang.


Di sini kita melihat TUHAN memerintahkan Musa untuk mencatat semua anak sulung laki-laki dari orang Israel yang berumur satu bulan ke atas dan yang tercatat ada 22.273 orang. 

Di atas tadi kita melihat, suku Lewi hanya 22.000 sesuai dengan titah TUHAN, sementara anak sulung laki-laki dari semua orang Israel satu bulan ke atas tercatat 22.273 orang, berarti lebih banyak 273 orang, tetapi bagi suku Lewi defisit 273 orang.


Mari kita lihat lebih dalam…

Bilangan 3:44-46

(3:44) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (3:45) "Ambillah orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel, juga hewan orang Lewi ganti hewan mereka, supaya orang Lewi itu menjadi kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN. (3:46) Sebagai uang tebusan untuk kedua ratus tujuh puluh tiga anak sulung Israel yang melebihi jumlah orang Lewi itu,


Kembali saya sampaikan dengan tandas; TUHAN mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung orang Israel, juga hewan orang Lewi ganti hewan orang Israel, dengan demikian suku Lewi menjadi kepunyaan TUHAN, sebab TUHANlah yang empunya semua anak sulung. Ini hati TUHAN.


Namun, karena jumlah anak sulung orang Israel melebihi jumlah anak sulung suku Lewi, maka di sini kita perhatikan; kelebihannya itu harus dibayar dengan uang tebusan. 

Kamipun datang dari Cilegon Banten tidak gratisan. Bayangkan, gereja kecil saja, baru kali ini tim kami  5 (lima) orang yang ikut, biasanya 7 atau 8 orang. Sebab, Kebaktian Persekutuan PPT sudah hampir tiap 2 bulan sekarang, saudara bisa bayangkan? Tetapi, harus ada uang tebusan, harus bayar harga dengan lunas, berarti; melayani tidak boleh gratisan.


Percayalah janji Firman TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sudah disulungkan oleh TUHAN pasti diutamakan dan dipelihara oleh TUHAN, baik di kota, di desa, di mana saja; dipelihara oleh TUHAN.

Tetapi, bukan saja saya, saudara yang hadir di tempat ini juga sudah membayar harganya. Yang dari Medan sudah membayar harganya, dari siborong-borong, Sibolga, Tapanuli, Siantar dan yang lainnya, sudah membayar harganya, terimakasih untuk sahabat-sahabatku.


Uang tebusan” berarti; harus dibayar dengan lunas. Soal lunas ini pasti kita semua sudah tau kemana arahnya. 


1 Petrus 1:18-19 dengan perikop: “Kekudusan dan kasih persaudaraan”

(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


Di sini kita melihat; kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia itulah dosa warisan. 

Kalau orangtua mewariskan dosa itulah yang disebut dengan kutuk nenek moyang. Tetapi TUHAN mewariskan milik pusaka itulah tanah air Sorgawi. Dosa warisan disebut juga dengan dosa turunan dari orang tua ke anak. 


Oleh sebab itu, dosa warisan ini telah ditebus tetapi bukan dengan barang fana yakni; harta kekayaan, uang yang banyak, juga bukan ditebus dengan batangan perak, emas. Tetapi, kita semua ditebus dengan darah yang mahal, darah Kristus yang sama seperti darah anak domba, tidak bernoda dan tidak bercacat

Ketika anak domba dibawa kepembantaian mulutnya kelu; tidak suka ngomel, tidak suka menggerutu, dagingnya tidak bersuara, dengan lain kata; tidak hidup menurut hawa nafsu keinginan daging. Darah seperti inilah yang dapat menebus kehidupan kita. Sedangkan barang fana, tidak punya darah. Coba saja saudara sobek uang Rp 100.000 sampai kapanpun tidak akan pernah ada darahnya.


Dari sinilah kita berangkat ke…

Wahyu 5:9-10 

(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi." 


Kehidupan yang telah ditebus (sudah dibayar lunas dengan darah Yesus) yaitu; dari segala suku, kaum, bahasa dan bangsa. Apapun, muara (akhir) dari penebusan adalah mereka semua dijadikan suatu kerajaan, kemudian menjadi imam-imam bagi Allah.


Jadi, kita semua hamba-hamba TUHAN, para pemimpin sidang jemaat; berdoa saja, biarlah sidang jemaat yang kita layani menjadi imam-imam, bahkan imamat yang berkerajaan Sorga di bumi. Karena memang, muara dari penebusan harus menjadi imamat rajani. Bila perlu sidang jemaat semua menjadi imam-imam. Zangkor juga imam, tidak mesti harus pemimpin pujian. Itu doa kita semua, tetapi tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada yang keras kepala, bebal dan lain sebagainya, itulah pergumulan kita. 



Kita lihat rangkaian ayat yang sama, ternyata apa yang dilihat oleh rasul Yohanes di Pulau Patmos juga sama dengan apa yang dinyatakan oleh Simon Petrus di dalam…

1 Petrus 2:9

(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:


Bangsa yang terpilih disebut juga imamat yang rajani.

Yang terpilih ini tentu saja sudah melewati panggilan, kemudian masuk dalam golongan yang terpilih, disebutlah itu imamat yang rajani. 

Kemudian, bangsa yang kudus disebut juga milik kepunyaan Allah sendiri

Pendeknya, tugas dari anak sulung, kepunyaan Allah ialah untuk memberitakan salib itulah karya Allah yang terbesar.


Kalau kita sudah dijadikan anak sulung, milik kepunyaan Allah sendiri, imamat yang berkerajaan Sorga, tugas kita hanya untuk memberitakan salib. Kenapa harus memberitakan salib? Karena itu adalah karya yang terbesar. 

Kalau ada kegerakan rohani, misalnya; karunia kesembuhan; puji TUHAN, berkat-keberkatan; puji TUHAN, tetapi, karya terbesar dan semua yang terbesar dari karya Allah adalah salib di Golgota. Itulah yang harus diberitakan dimanapun kita berada.


Ayo beritakan / bicarakan tentang salib (Firman TUHAN), jangan lagi berbicara hal-hal yang sontoloyo, jangan lagi membicarakan yang konyol-konyol, jangan lagi membicarakan hal yang sia-sia dari mulut ini. Masa mulut yang sama, yang diberkati oleh TUHAN, yang disulungkan TUHAN; keluar perkataan yang sia-sia, keluar kata-kata yang sontoloyo, yang najis.


Mohon maaf kalau Firman ini agak keras, karena kita semua adalah hamba-hamba TUHAN. Masa jemaat sulung, imamat sulung, tetapi tanda kesulungan tidak keluar dari mulut? Jadi, yang diberitakan oleh anak sulung, kepunyaan Allah sendiri, imamat rajani adalah berita salib saja. 


Saya tau kita orang Batak, keluar dari adat tabu. Salib itu cinta kasih, jadi biasakan. Mau istrinya bau asap dari dapur katakan; cintaku, engkau segala-galanya. Entah baru saja masak sambal terasi sehingga bau terasi; cium saja rambutnya yang bau terasi itu. Baru saja pulang dari sawah, bau tanah, cium saja. Itu adalah berita salib, nanti jemaat melihat berita salib. Jangan suka gosipin orang lain, walaupun orang lain nampak ada kelemahan, tetapi justru doakan dia.

Tadi malam saya sudah singgung sedikit; justru rekan saya sendiri yang suka menjelekkan saya dan itu sampai ke telinga saya, tetapi saya tetap kasihi kalau ada pertemuan kami di Jawa Barat, DKI, Banten, seolah-olah tidak ada apa-apa, tidak usah sakit hati, nanti Roh Kudus berduka, tidak dipakai TUHAN, susah sendiri. Biarlah Roh Kudus tetap berkarya, Dia hanya berkarya di tempat yang layak berkarya. 


Jadi, beritakan salib, entah duduk, entah berdiri, di kendaraan, entah dimanapun berada. Tetapi juga, jangan terlihat seperti tulus, tetapi ternyata rohnya najis, itu tidak baik, supaya kita benar-benar layak memberitakan salib dimanapun kita berada. Salib merupakan cinta kasih; cinta kasih adalah karya terbesar. Puji TUHAN kalau ada kegerakan rohani, tetapi yang kita beritakan adalah salib, karena itu merupakan karya yang terbesar.


2 Korintus 5: 18-19

(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.


Tugas dari imamat rajani, milik kepunyaan Allah itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi hanya untuk memberitakan salib, karena itu merupakan karya yang terbesar.


Jadi, imamat rajani, milik kepunyaan Allah sendiri, itulah hamba-hamba TUHAN dipercayakan 2 (dua) hl, yaitu:

  1. Pelayanan pendamaian.

  2. Berita pendamaian (berita salib).

Itu saja yang dipercayakan. Bahasa konyol dan sontoloyo itu tidak dipercayakan, itu kepercayaan dari setan. 


Kalau kita dipercayakan dua hal tersebut, itu berarti; seorang hamba TUHAN harus membawa damai, tidak boleh berselisih, tidak boleh adu mulut dan berkata; saya benar, kamu salah. Siapapun yang benar atau salah, TUHAN yang sempurna, tidak layak kita mengatakan; kamu salah, saya benar


Sedikit bersaksi, pertama menikah saya sering berkata; saya tidak cocok dengan isteri saya, kayaknya dia bukan jodoh saya. Saat berbeda pendapat dengan isteri saya, selalu berkata; ini bukan dari TUHAN. Tetapi, waktu yang mengajari saya, pengalaman demi pengalaman yang banyak mendidik saya. Jadi yang benar adalah izinkan TUHAN menyatakan kebenaran. Tugas kita hanya membawa berita damai. Entah siapa yang salah, tidak peduli, yang penting bawalah berita damai. 


Surat 2 Timotius 2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar. Jadi pelayanan pendamaian dan berita pendamaian tidak mungkin terlaksana, bila hati dari seorang hamba TUHAN tidak damai. 


Ada hamba TUHAN seperti itu, hatinya selalu panas, orang seperti itu tidak mungkin membawa damai. Duduk dimana saja; hatinya panas, dikit-dikit ngomongin orang lain. 

Saya berani berkata; kalau hati ini panas (selalu panas hati); tidak akan pernah membawa damai.

 

Kita lihat salah satu contoh hamba TUHAN yang panas hatinya..

Kejadian 4: 5

(4:5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.


Hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.


Tetapi di tempat ini saya melihat wajah-wajah luar biasa, wajah-wajah berseri karena hatinya tidak panas. Gedung ini boleh panas, tetapi hati kita tidak panas, maka tampak wajah berseri, karena apa yang keluar berasal dari dalam hati.


Singkat kata, hati Kain menjadi sangat panas, itu berarti di hati Kain tidak ada damai.

Kain merasa lebih tua, lebih senior dari pada adiknya Habel. Apa artinya merasa lebih tua, lebih senior, dan merasa lebih banyak pengalaman tetapi hati panas? Tidak ada artinya. Apa artinya seorang hamba TUHAN menganggap diri lebih tua? 

Kita jangan selalu merasa lebih senior tetapi hatinya panas, tidak ada artinya. Karena anak sulung tugasnya hanyalah; membawa berita salib (berita damai). Layani dengan damai, ramah tamah, wajah berseri. 

Kita semua harus membawa damai sesuai dengan Matius 5:23-24; sebelum melayani TUHAN harus berdamai. Itu yang benar. Jadi, tidak boleh hati panas. 


Kita sudah melihat hamba TUHAN yang hatinya panas. Sekarang, kita lihat CIKAL BAKAL / ASAL MUASAL HATI PANAS..

Kejadian 4:1-2

(4:1) Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." (4:2) Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.


Di sini kita melihat Hawa melahirkan dua orang anak laki-laki bagi Adam suaminya. 

  • Kain anak pertama, anak sulung.

  • Sedangkan Habel adalah anak kedua.


Kemudian, setelah tumbuh besar, kedua anak laki-laki ini;

  • Habel menjadi gembala kambing domba.

  • Sedangkan Kain menjadi petani.

Perlu untuk diketahui; menjadi gembala kambing domba seperti Habel tidak jadi soa. Kemudian, menjadi petani untuk membajak di ladang juga tidak jadi soal. Sebab menjadi gembala atau petani yang membajak di ladang, masing-masing akan menerima upah jerih payahnya. Petani bisa tidak panas hati. Gembala pun bisa tidak panas hati. Ada hasil jerih payah di situ, tidak jadi soal.


Kejadian 4:3-4

(4:3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; (4:4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,


Pada akhirnya baik Kain anak sulung, maupun Habel adiknya sama-sama membawa persembahan mereka kepada TUHAN. Lalu di sini kita melihat;

  • TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya.

  • Kain dan korban persembahannya itu tidak diindahkan TUHAN.

Mengapa demikian? Sebab, sekalipun Kain adalah anak sulung, tetapi TUHAN tidak menemukan tanda kesulungan pada persembahan Kain, karena yang dipersembahkan Kain adalah sebagian dari hasil tanah (tidak sepenuhnya), itu bukan tanda kesulungan. 

Jadi, di dalam  hal melayani TUHAN serta membawa korban dan persembahan untuk dipersembahkan di atas mezbah harus sepenuhnya. Kalau sebagian hati itu bukan tanda kesulungan, itu baru sebagian hati / sebagian hasil tanah. Tanah itu gambaran dari hati.


Kita tau; TUHAN itu satu, tidak dua. Semestinya anak sulung di dalam melayani TUHAN harus ada tanda kesulungan; mempersembahkan korban di atas mezbah juga harus ada tanda kesulungan, tidak boleh sebagian hati.


Markus 12:28-29 dengan perikop: “Hukum yang terutama”

(12:28) Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" (12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.


Perlu untuk diketahui; TUHAN itu esa. 

Esa berarti tidak dua. Esa = satu = tunggal. Kalau TUHAN lebih dari satu (dua), maka sebagian hati dapat dipersembahkan kepada TUHAN yang satu dan sebagian lagi untuk TUHAN yang lain.

Jadi, hukum yang utama dan terutama kaitannya ialah; TUHAN itu esa. Jadi yang terkait dengan yang sepenuh (bukan sebagian) adalah esa/satu/tunggal (tidak dua). 


TUHAN itu esa, sebab itu kita tidak boleh membawa korban dan persembahan hanya sebagian hati. Persoalannya, kalau kita membawa korban persembahan kepada dua tuan, maka yang susah adalah kita sendiri, yang bodoh kita sendiri yang menderita juga kita sendiri.


Mari kita lihat…

Filipi 3: 17-18 dengan perikop: “Nasihat-nasihat kepada jemaat”

(3:17) Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. (3:18) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.


Banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. 

Seteru salib berarti menolak salib, dengan lain kata; tidak mau menyangkal dirinya dan tidak bersedia memikul salibnya. Kenapa hal itu bisa terjadi? 


Filipi 3:19

(3:19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.


Karena pikiran mereka ternyata semata-mata tertuju kepada perkara duniawi (perkara di bawah), sehingga TUHAN mereka ialah perut mereka. 


Biarlah hati dan pikiran kita terus tertuju kepada TUHAN, dengan lain kata; TUHAN yang utama, kenapa? Karena TUHAN itu esa/satu/tunggal (bukan dua). 


Jadi, jikalau pikiran kita hanya tertuju kepada perkara duniawi, maka pikiran seperti ini akan mempertuhankan perut. Pendeknya, sebagian hatinya untuk TUHAN dan sebagian lagi untuk yang lain termasuk perut. Akhirnya, TUHAN tidak menemukan tanda kesulungan pada persembahan Kain, sebab yang dipersembahkan kepada TUHAN adalah sebagian dari hasil tanah, bukan yang sepenuh, bukan yang sulung. 


Isteri saya pasti menderita kalau saya mencintai dia hanya sebagian hati, lalu sebagain lagi kepada perkara dunia. Sebaliknya, kalau isteri saya mencintai saya hanya dengan sebagian hati, pasti  saya menderita. Jadi harus utama harus sepenuh, kaitannya adalah TUHAN itu esa. Kalau sebagian, kaitannya ada tuhan yang lain.

Kalau saya melukai isteri saya, berarti saya mendustai saudara, saya hanya orang munafik dan pecundang, seolah-olah dipakai TUHAN padahal tidak. Marilah kita saling mendoakan antara satu dengan yang lain.


Jadi, kaitan sepenuh atau utama adalah TUHAN itu esa. Kalau tidak sepenuhnya, kaitannya TUHAN itu banyak, lebih dari satu. Tetapi, kalau TUHAN itu banyak, kita menderita.

Mari kita fokuskan pelayanan kita kepada Allah yang Esa, sebab Dia telah jadikan kita anak sulung dengan demikian kita tidak berpikir secara duniawi.


1 Korintus 6:12 dengan perikop: “Nasihat terhadap percabulan”

(6:12) Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.


Segala sesuatu halal bagi Rasul Paulus, tetapi:

  • Tidak selamanya berguna.

  • Dan tidak menghambakan dirinya, sekalipun perkara itu halal.


1 Korintus 6:13

(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.

Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan, tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh, supaya ada tanda kesulungan dalam setiap kita melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, dalam setiap mempersembahkan korban dan persembahan di atas mezbah. 


Jadi, sepenuhnya atau yang terutama (hukum yang utama) kaitannya adalah esa, tidak ada lagi TUHAN yang lain.


1 Korintus 6:14-15

(6:14) Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. (6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!


Tubuh kebangkitan yaitu; kehidupan yang disulungkan, tidak boleh diserahkan kepada percabulan. Percabulan itu menjadikan seseorang najis, dan kenajisan itu yang membuat dirinya menderita. 


Saya tidak lebih dari saudara, banyak diantara kita yang jauh lebih tua dari saya, tentu pengalaman saudara jauh lebih banyak dari saya, tetapi ingatlah hukum yang utama itu kaitannya TUHAN itu esa

TUHAN sudah angkat menjadi anak sulung, dalam ibadah pelayanan harus ada tanda kesulungan, dalam mempersembahkan korban juga harus ditandai dengan kesulungan. Sebab, tubuh kebangkitan ini tidak diserahkan kepada percabulan, supaya kita tidak menjadi najis dihadapan TUHAN. 

Walaupun suami atau isteri tidak selingkuh, tetapi kalau kita sudah menduakan hati TUHAN karena perkara dunia, itulah yang menajiskan seseorang.


Memang memikul salib itu nampaknya seperti bodoh-bodoh, tetapi mau bagaimana lagi?  Bagi orang Yunani salib adalah kebodohan, tetapi tidak apa-apa, yang penting hati TUHAN senang. 


Jadi, tanda kesulungan kaitanya adalah TUHAN itu esa. Tubuh kita tidak diserahkan kepada percabulan, sekalipun itu halal. Bisnis halal, bekerja halal, tetapi tidak selamanya berguna. Kemudian, kita tidak boleh diperhamba oleh yang halal itu, supaya ada tanda kesulungan,jangan seperti Kain. Jadi saudara, inilah asal muasal atau cikal bakal, sehingga hati Esau panas. 


Di atas tadi kita sudah melihat, jumlah anak laki-laki berumur satu bulan ke atas dari orang Israel ada 22.273; surplus bagi orang Israel, tetapi defisit bagi suku Lewi yang hanya 22.000. Namun, untuk yang defisit ini, sudah dibayar dengan uang tebusan. 

Jadi, kalau kita menjadi hamba / diperbudak karena itu halal, lupa dengan 273 yang telah ditebus = lupa dengan darah tebusan (darah salib), lupa dengan cinta kasih, lupa dengan pelayanan pendamaian Imam Besar, lupa dengan pekerjaan penebusan yang dikerjakan oleh Yesus 2000 tahun yang lalu. 

Ayo, jangan lupa dengan 273 yang sudah ditebus, Anak Domba Allah telah disembelih, pekerjaan penebusan sudah dikerjakan oleh Yesus 2000 tahun yang lalu. Pendeknya, yang defisit (yang kurang-kurang) dari kita, sudah ditebus oleh darah Yesus, jangan lupa. 

Dahulu saya ini manusia hina, tetapi oleh kemurahan TUHAN, dipanggil menjadi hamba TUHAN, digambarkan seperti anak yang lahir sebelum waktunya (tidak berdaya, tidak mampu), tetapi oleh kemurahan TUHAN dijadikan anak sulung. 


Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. (1 Korintus 6:16-17).


Kita lihat dulu perempuan cabul, perempuan Babel dalam …

Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."


Tidak salah kaya, tetapi jangan karena hawa nafsu. Tidak salah diberkati, tetapi jangan karena hawa nafsu. Tidak salah diberkati oleh karena yang halal, tetapi jangan karena hawa nafsu. 

Kalau kaya karena kelimpahan hawa nafsu itu namanya percabulan = mengikatkan diri dengan perempuan cabul. 


1 Korintus 6:18

(6:18) Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.


Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri, berarti darah Yesus tidak berlaku atas dia = tidak diampuni oleh TUHAN.

Jadi, jangan sampai kita diperbudak oleh yang halal itu, darah Yesus tidak berlaku atas dia. Dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya = masih TUHAN ampuni, tetapi orang yang dengan sengaja terikat dengan perempuan cabul; darah Yesus tidak berlaku atas dia = tidak diampuni.


Persamaan ayat ini ada pada…

Ibrani 10:25-26

(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.


Sudah memiliki pengetahuan tentang tiga macam ibadah pokok, tetapi karena kelimpahan hawa nafsu ia tinggalkan tiga macam ibadah pokok = hidup dalam kenajisan, percabulan; darah Yesus tidak berlaku atas dia. Ini harus disadari,


Jadi, hati dan pikiran jangan mau di kelirukan oleh perempuan cabul, iblis setan dan kenajisannya. Biarlah pengertian itu menyatu dengan akal budi, supaya kita menjadi suatu kehidupan yang bijaksana. Kehidupan yang bijaksana berjalan di jalan yang lurus, mengerti untuk membedakan mana yang baik mana yang tidak baik. 


Sekarang kita bandingkan dengan adik Kain itulah Habel dan korban persembahannya. Tentu kita kembali membaca....

Kejadian 4:4

(4:4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,


TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya yang dipersembahkan kepada TUHAN, sebab yang dipersembahkan oleh Habel adalah anak sulung dari kambing domba.

Jadi, sekalipun Habel bukan anak sulung, akan tetapi, persembahannya kepada TUHAN ada dalam tanda kesulungan, yakni; mempersembahkan anak sulung dari kambing dombanya, berarti sepenuhnya menghargai hukum yang utama. 


Markus 12:29-33

(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. (12:33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."


Kembali saya sampaikan dengan tandas; TUHAN itu esa = satu = tunggal, tidak ada yang lain di hati ini. 

Itu berarti, di dalam hal mengasihi TUHAN Allah, harus dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan. 

Kemudian di dalam hal mengasihi sesama, sama seperti mengasihi diri sendiri. 

Pendeknya, mengasihi TUHAN dan mengasihi sesama dalam tanda kesulungan


Perlu untuk diketahui; mengasihi TUHAN dan sesama di dalam tanda kesulungan lebih utama dari korban bakaran dan korban sembelihan.


Dalam Imamat 6:8-9, di situ potongan daging dari korban bakaran dipersembahkan di atas mezbah semalam-malam (dari malam sampai pagi) berarti sampai hangus; dari kepala sampai ekor hangus. 

Apapun yang kita kerjakan sudah hangus, tidak perlu di omong-omongin kembali saudara. Jangan kepalanya hangus tetapi ekornya tidak hangus.


Lalu kalau kita pergi kepada 1 Korintus 13:-13

  • Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Gong itu nadanya hanya satu. Canang juga hanya satu. Singkat kata, tidak bisa ikuti irama kasih TUHAN; naik turun (tidak masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan).

  • Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

  • Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Jadi jelas, tanda kesulungan itu lebih dari korban bakaran dan lebih dari pada korban sembelihan. 


Ada lagi korban sembelihan dalam…

Mazmur 51:18-19

(51:18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. (51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.


Ini korban sembelihan yang sesungguhnya:

  • Jiwa yang hancur,

  • Hati yang patah dan remuk,

Tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.


Itu yang dibuktikan oleh Daud; seperti dungu aku, sampai habis lenyap raga, tetapi ia tetap mau dekat dengan TUHAN. 


Ini bagian dari pada Habel, supaya kita lengkap melihat tanda kesulungan itu. Jangan dulu buru-buru panas hati, sabar-sabarlah dulu supaya lengkap kita melihat tanda kesulungan itu, kita pulang ada dalam tanda kesulungan, melayani ada tanda dalam kesulungan, korban persembahan ada dalam tanda kesulungan. Kita tuntaskan soal habel ini supaya kita jangan panas hati. Sementara kita merasa senior dan banyak pengalaman, tetapi panas hati, tidak ada artinya.

Dihadapan TUHAN sebetulnya tidak ada yang senior, karena, kerajaan Sorga itu terkait dengan perlombaan, jadi tidak ada istilah senior. Justru Alkibat berkata; yang terdahulu menjadi terkemudian, yang terkemudian menjadi terdahulu itu kaitan Sorga (Matius 20:16). 

Sebagai anak sulung kita harus tetap rendah hati, hargai yang senior. Saya tidak mengajarkan sesuatu yang aneh-aneh. Maksud saya; jangan kita selalu merasa senior tetapi panas hati, itu tidak baik. Kita harus tetap menjadi kepercayaan untuk pelayanan pendamaian juga untuk berita pendamaian.


Mazmur 73:21

(73:21) Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,


Rasa pahit itu di hati, berarti hati dalam keadaan; patah remuk. 

Kemudian buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, ini irama yang datang dari Sorga, yakni; pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan

Buah pinggang → ginjal. Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Kolam Pembasuhan Tembaga; yakni; baptisan Yesus; berbicara tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.


Mazmur 73:22-23

 (73:22) aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. (73:23) Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.


Selama kita berpihak kepada kebenaran; TUHAN tetap topang kita. 

TUHAN topang baik nikah rumah tangga kita, pelayanan kita, penggembalaan dan sidang jemaat yang kita layani. 

Sebab, tangan kanan adalah tanda kesulungan.


Mazmur 73:26

(73:26) Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.


Tetap tinggikan korban Kristus. Yesus adalah gunung batu,

Itu tanda kesulungan dari Habel, walaupun dia bukan anak sulung / anak tertua.


Masih ada lagi tanda kesulungan yang berikutnya

Kejadian 4:4

(4:4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,


Yang berikutnya adalah mempersembahkan LEMAK-LEMAKNYA.


Kita hubungkan lemak-lemak ini dengan…

Mazmur 109:24

(109:24) Lututku melentuk oleh sebab berpuasa, dan badanku menjadi kurus, habis lemaknya


Ketika lemak dipersembahkan, maka yang terjadi adalah:

  1. Rutin menjalankan puasa sekalipun lutut melentuk

Lutut saya memang melentuk, sebab saya pernah terjatuh dari motor berapa puluh tahun yang lalu. Hasil operasi tidak maksimal, kalau sudah terlalu lelah apalagi kalau ada puasa, terasa melentuk. Tetapi tidak jadi soal, walaupun melentuk, saya suka sekali mempersembahkan lemak, karena lemak TUHAN yang punya, supaya kita memiliki tanda kesulungan itu dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN. 

  1. Badan menjadi kurus dengan lain kata; tidak menggemukan diri lagi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

Imam Eli adalah hamba yang menggemukkan diri; sampai ia rabun (tidak tau lagi mana yang baik dan benar). Setelah menggemukkan diri, patah lehernya artinya;

  • Tidak ada lagi persekutuan dengan kepala.

  • Leher tidak dapat digunakan untuk menundukkan kepala; tersungkur di bawah kaki salib sujud menyembah TUHAN.

Ini adalah kerugian dari seorang hamba TUHAN. Apa gunaya melayani tanpa ada doa penyembahan? 

Tidak mungkin saya dipercaya oleh TUHAN menyampaikan Firman TUHAN tanpa doa penyembahan. Penyembahan disertai air mata, di situ kita mendapatkan pembukaan rahasia Firman TUHAN. 


Imamat 3:16 dengan perikop:”Korban keselamatan”

Semua lemak dari korban keselamatan harus dipersembahkan kepada TUHAN.

(3:16) Imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan TUHAN.


Kalau kita sudah mempersembahkan lemak kepada TUHAN, berarti ada dalam tanda kesulungan sekalipun usia masih muda.  

Kita tidak berhak mempertahankan lemak. Lemak harus dipersembahkan kepada TUHAN, karena ternyata segala lemak adalah kepunyaan TUHAN.


Ayo berpuasa. Kami bukan mau pamer, tetapi Kamis dan Minggu saya berpuasa. Karena ibadah kami mulai 17.30 saya berbuka puasa jam 16.00, karena masih mau menempuh perjalanan 40 menit dari Cilegon ke Serang. Saya lakukan hal ini, karena saya tahu lemak adalah milik TUHAN

Jangan tahan-tahankan puasa, biasakan puasa paling tidak satu kali seminggu. Apalagi kalau sudah banyak makan daging, berhenti; dengan cara puasa. 


Inilah yang harus kita kerjakan untuk menjadi anak sulung, berarti pelayanan harus ada dalam tanda kesulungan. Kemudian, di dalam mempersembahkan korban harus ada di dalam tanda kesulungan. Amin. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang




No comments:

Post a Comment