KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 27, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 24 MARET 2024


IBADAH RAYA MINGGU, 24 MARET 2024

KITAB WAHYU PASAL 17


KEADAAN PEREMPUAN BABEL (SERI 5)

Subtema: DIKUDUSKAN DENGAN AIR & FIRMAN


Pertama-tama saya mengucapkan syukur kepada TUHAN oleh karena rahmat-Nya; dua tangan TUHAN yang kuat menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus dan beribadah di dalam rumah TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh. Biarlah kiranya damai sejahtera Allah turun di tengah-tengah kita, memerintah ibadah ini sampai akhirnya nanti bahagia di dalam menikmati Sabda Allah.


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anaka TUHAN yang kami kasihi dalam kasih Kristus, yang sedang bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri, dimanapun berada. Biarlah kiranya, kita juga sama-sama menikmati Sabda Allah, bahagia duduk diam di kaki salib TUHAN.

Bersama-sama kita berdoa di dalam Roh, dalam doa kita mohon supaya Firman yang dibukakan itu betul-betul memberi kepastian, meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi. 


Selanjutnya, kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu.

Wahyu 17:4-5

(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."


Ayat ini menampilkan keberadaan dari PEREMPUAN BABEL.

Kemudian, perempuan Babel ini tampil dalam 3 (tiga) keadaan:

YANG PERTAMA: Memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, batu permata dan mutiara.

YANG KEDUA: Di tangan perempuan Babel ada suatu cawan emas penuh dengan

  • Kekejian

  • Kenajisan percabulan

YANG KETIGA: Pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.


Malam ini kita kembali untuk memeriksa keadaan YANG KETIGA dari perempuan Babel.

Keterangan: PADA DAHINYA TERTULIS SUATU NAMA, SUATU RAHASIA: BABEL BESAR, IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR DAN DARI KEKEJIAN BUMI. (SERI 5)

Singkat kata; Pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: Babel besar.

Terkait dengan Babel besar ini, maka pertama-tama yang mau saya sampaikan adalah zaman ini sudah semakin maju, tandanya: teknologi semakin berkembang, disebutlah itu revolusi


Menurut kajian orang yang mengerti tentang revolusi, revolusi demi revolusi yang terjadi ini sudah sampai pada tingkat yang kelima. 

  • Revolusi yang pertama: manusia menggunakan tenaga.

  • Revolusi yang kedua; berkembang lagi. Misalnya; pada saat penjajahan belanda, Indonesia berperang menggunakan bambu dan lain sebagainya.

  • Revolusi yang ketiga; berkembang terus dan terus, menggunakan sejata api.

  • Revolusi yang keempat; komputerisasi yang semakin berkembang.


Kemudian, oleh karena perkembangan teknologi, segala sesuatu menjadi lebih mudah dan praktis, bahkan cenderung menjadi serba instan; tanpa mengandalkan kekuatan dan tanpa kerja keras manusia; semuanya sudah tersedia. 

Pendeknya, oleh karena perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mutakhir, segala kebutuhan manusia terpenuhi, bahkan sanggup menjadikan yang tidak ada menjadi ada untuk memenuhi kebutuhan hajat orang banyak.


Tetapi tanda disadari, karena kemajuan teknologi:

  • Manusia menjadi sombong dan angkuh.

  • Manusia menjadi malas mencari TUHAN.

Itu sebabnya, sekarang orang lebih suka live streaming, padahal itu beda kalau dia datang ke rumah TUHAN. Kalau datang ke rumah TUHAN; beribadah, pasti ibadah itu dihubungkan dengan salib, karena banyak korban yang harus dipersembahkan di atas mezbah. Baik tenaga, uang, pikiran dan waktu semuanya dikelola untuk dipersembahkan kepada TUHAN. 

  • Manusia tidak lagi menaruh harap dan tidak lagi mengandalkan TUHAN.

Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! (Yeremia 17:5)


Ini adalah siasat setan untuk menggiring anak-anak TUHAN (gereja TUHAN) sampai pada satu titik itulah kehancuran, keterpurukan sampai akhirnya nanti binasa.


Di negara-negara maju banyak rumah TUHAN menjadi kosong dan berubah fungsi menjadi sarang penyamun, antara lain; diskotik, kafe, menjadi tempat kebutuhan untuk memuaskan/melampiaskan hawa nafsu daging; ironis sekali. Bahkan di Australia gereja TUHAN berubah fungsi menjadi rumah peribadatan agama lain.


Oleh sebab itu, gereja TUHAN harus dipersiapkan untuk menghadapi revolusi yang terus berkembang dan tidak terbantahkan lagi. Sebab, perkembangan teknologi atau revolusi ini pada akhirnya nanti akan mengarah kepada antikris.

Namun, perlu untuk diketahui:

  • Revolusi tidak dapat dihadapi dengan revolusi

  • Kemajuan zaman tidak dapat dihadapi dengan kekuatan, kemampuan dan pengetahuan manusia itu sendiri.


Pendeknya, kita tidak mungkin berada di depan, sementara salib-Nya di belakang bersembunyi dibalik kekuatan, kemampuan dan pengetahuan manusia. Tetapi yang benar adalah; TUHAN dan salib-Nyalah yang berada didepan, sementara kita berada di belakang, bersembunyi di balik salib-Nya, dengan lain kata; TUHANlah yang berperang ganti kita. Jadi, marilah kita tinggikan korban Kristus.


Wahyu 6:15-16

(6:15) Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (6:16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."


  • Kejahatan dan orang-orang yang melakukan kejahatan. 

  • Antikris dan orang-orang yang dikuasai oleh roh antikris

Mereka tidak dapat menyembunyikan dirinya dari TUHAN. 


Kemudian, di hari terakhir, tepatnya pada saat Anak Domba membuka meterai yang keenam:

  • Raja-raja di bumi (pemimpin dunia),

  • Pembesar-pembesar dan perwira-perwira (orang-orang yang berpangkat tinggi),

  • Orang-orang kaya dan orang yang berkuasa di bumi,

  • Semua budak dan orang merdeka,

Mereka akan berusaha bersembunyi di gua-gua, di celah-celah batu karang dan gunung, dengan satu tujuan; untuk melepaskan diri terhadap murka TUHAN, penghukuman TUHAN sebagai pembalasan dari TUHAN terhadap orang-orang jahat dan orang-orang yang dikuasai oleh roh antikris, yakni; orang-orang yang diseret oleh perkembangan teknologi dan kemajuan zaman yang memang mengarah kepada roh antikris. 


Kalau terseret oleh kemajuan zaman pasti manusia itu jahat, malas dan tidak andalkan TUHAN lagi. Kalau manusia itu terseret oleh karena perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mutakhir, manusia itu juga pasti jahat dan dikuasai oleh antikris. Orang-orang itu nanti berupaya untuk melindungi dirinya dari hari murka TUHAN, tetapi, mereka tidak bisa lari dari hari murka TUHAN, dari hukuman TUHAN sebagai pembalasan.


Hari ini manusia dengan sesuka hati menjalankan gaya hidup, ia tidak perduli dengan TUHANnya; tidak mau mengasihi TUHAN dan sesamanya itu silahkan saja. Tetapi satu kali nanti, murka TUHAN terhadap mereka, sebagai hari pembalasan TUHAN. Apa yang kita tabur itu yang kita tuai. Jadi sebelum menyesal nanti, biarlah hari ini menyesal, menangis sejadi-jadinya. Jangan merasa terpelihara karena berkat atau gaji selama satu bulan, atau karena bisnis dan lain sebagainya. Biarlah kiranya betul-betul anugerah TUHAN yang dialirkan dalam hidup kita, itulah yang memelihara hidup kita, itu jauh lebih baik. Sebab itu, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, itu anugerah TUHAN.


Wahyu 6:17

(6:17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan


Tidak ada seorangpun yang dapat bertahan dan melarikan diri dari hari murka TUHAN; hukuman TUHAN sebagai pembalasan TUHAN.


Singkat kata, suatu nama, suatu rahasia; Babel besar, dapat dikalahkan hanya dengan kuasa TUHAN tidak ada cara lain. Persamaannya: RAHASIA BABEL hanya bisa dikalahkan/ditaklukkan dengan RAHASIA KRISTUS.


Perlu untuk diketahui, ada 2 (dua) rahasia besar di dalam Kristus:

RAHASIA PERTAMA

Efesus 5:32-33

(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.


Hubungan antara tubuh dengan jemaat, disebutlah itu rahasia nikah.  Sebab, hubungan antara Kristus dengan jemaat adalah hubungan antara tubuh dengan kepala yang memang harus bersatu.


Dari sisi isteri:  Isteri harus menghormati suami; Isteri harus tunduk kepada suami (Efesus 5:22-24)

Jadi supaya tubuh dan kepala bersatu atau nikah suci itu tetap nyata, maka dari sisi isteri (sidang jemaat) harus ada ketundukkan kepada Kristus sebagai Kepala. 


Dari sisi suami (Kristus Kepala) 

Efesus 5:25

(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

Suami mengasihi isterinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat.

Buktinya; Kristus telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib.

Tidak perlu ragu, sebab  peristiwa tersebut sudah dibawa oleh rasul Paulus dan rekan-rekannya ke Asia kecil. Kemudian di Antiokhia terjadi pemuridan, lalu kehidupan yang dimuridkan ini menjadi hamba TUHAN untuk selanjutnya diutus ke daerah-daerah, sampai ke ujung bumi termasuk Indonesia ini.

Jadi, kita harus yakin; rahasia itu sudah disampaikan; peristiwa mengenai rahasia Kristus, dimana peristiwa Yesus mati di atas kayu salib sudah sampai ke ujung bumi. Walaupun awalnya, rahasia itu tersembunyi dari abad ke abad, dari keturunan ke keturunan, tetapi sekarang sudah disampaikan.


Praktek Kristus mengasihi jemaat, ada 2 (dua):

Efesus 5:26-32

(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, (5:30) karena kita adalah anggota tubuh-Nya. (5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.


YANG PERTAMA: Jemaat dikuduskan atau disucikan dengan air dan Firman (ayat 26)

YANG KEDUA: Mengasuh dan merawati jemaat (ayat 29)


Malam ini kita kembali mengikuti penjelasan dari ..

YANG PERTAMA: Jemaat dikuduskan atau disucikan dengan air dan Firman yang limpah

Ayat referensi: 

  • Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu (Wahyu 22:1)

  • Zakharia 14:8

(14:8) Pada waktu itu akan mengalir air kehidupan dari Yerusalem; setengahnya mengalir ke laut timur, dan setengah lagi mengalir ke laut barat; hal itu akan terus berlangsung dalam musim panas dan dalam musim dingin 


Singkat kata, sungai air kehidupan yang keluar dari takhta Allah; setengah mengalir ke laut Timur, setengah lagi mengalir ke laut Barat.


Kehidupan manusia yang hidup di atas muka bumi ini, disebutlah itu lautan manusia yang ada di dunia ini. Tetapi lihatlah betapa besar kasih TUHAN kepada lautan dunia ini, sehingga;

  • Setengah dari sungai air kehidupan itu mengalir ke laut Timur 🡪 Injil Keselamatan supaya manusia percaya, bertobat, dibaptis air dan dibaptis Roh Kudus, sampai akhirnya nanti menjadi ikan-ikan yang ditangkap.

  • Setengah lagi sungai air kehidupan itu  mengalir ke laut Barat, disebutlah itu Injil Kerajaan 

Injil Kerajaan adalah cahaya Injil tentang kemuliaan Allah atau disebut juga dengan pedang tajam bermata dua, itulah Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh Kudus untuk membawa kita sampai kepada Yerusalem Baru, mempelai TUHAN, milik kepunyaan TUHAN. 

Hal itu sudah diterangkan pada minggu yang lalu. Perhatikanlah apa yang sudah kita terima, karena itu adalah kemurahan TUHAN, anugerah yang dialirkan dari Sorga kepada kita sekaliannya. Anugerah TUHAN tidak pernah kering.


Tujuan disucikan dengan air dan Firman yang limpah.

Efesus 5:27

(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.


Jemaat ditempatkan di hadapan Kristus dengan cemerlang,  tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu.

Pendeknya, jemaat menjadi kudus dan tidak bercela = sempurna

Ini merupakan kedudukan dari mempelai wanita TUHAN. TUHAN mau menempatkan kita dihadapan diri-Nya kelak bersanding dengan Dia tetapi di dalam kedudukan sebagai mempelai TUHAN, itu yang TUHAN mau. Itu adalah satu bukti konkret bahwa hubungan gereja (tubuh) dengan Kristus Kepala berada pada hubungan nikah suci.


Banyak orang Kristen belum paham mengenai hubungan nikah. Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan nikah. Itu sebabnya, orang Kristen hanya datang beribadah, tahu hanya sekedar amal soleh, selesai ibadah pulang, tidak paham soal rencana TUHAN. 


Yang terkait dengan kudus tidak bercela sebagai kedudukan mempelai perempuan TUHAN:

YANG PERTAMA

Wahyu 21:9-10 dengan periko: “Yerusalem yang baru”

(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.


Kota kudus; Yerusalem baru, yang turun dari Sorga dari Allah, itulah pengantin perempuan mempelai Anak Domba, disebut juga Gunung Sion, berarti; gunung yang besar lagi tinggi.


Gunung Sion itu besar dan tinggi mengatasi gunung-gunung lain, karena dari Gunung Sion keluar Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Kalau gunung-gunung lain tidak mengenal Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, sebab, gunung lain orientasinya soal berkat-keberkatan termasuk kegerakan rohani yaitu; tanda heran dan tanda ajaib. Itu semua kita perlukan tidak ditolak, tetapi sasaran akhir dari perjalanan kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam pesta kawin Anak Domba; kita bersanding dengan Mempelai Laki-Laki Sorga sebagaimana rencana TUHAN. Sesudah disucikan, lalu mempelai perempuan ditempatkan dihadapan diri-Nya sebagai kehidupan yang cemerlang, tanpa cacat kerut atau serupa itu = sempurna. Mantapkan pengertian ini dalam hati.


Saya sedih sekali kalau puluhan tahun sudah tergembala, lalu, ketika ditanya; “sudah mantap tergembala?” lalu dijawab dengan: “kehendak TUHANlah yang jadi.” tetapi sebenarnya hatinya tidak menetap. Mendengar jawaban seperti ini, sebagai seorang yang sudah merawat, mendidik, mengasuh; sakitnya hati ini. Renungkanlah, dari kecil anak disuapin, bagaikan menikmati Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, tetapi sesudah dewasa; tidak peduli. Kebahagian dari seorang gembala, salah satunya adalah bila sidang jemaat bertumbuh dan diberkati, tidak ada yang lain, itu adalah upah jerih payah.


Jangan kecewakan TUHANmu, jangan sia-siakan Pengajaran Mempelai yang mendidikmu hanya karena perkara lahiriah. Rasul Paulus saja tidak menikah, asal saja ia menikah dengan Mempelai Laki-Laki Sorga. Jangan karena hanya karena seorang laki-laki atau seorang perempuan; tinggalkan Pengajaran Mempelai. Menurut saya terlalu picik. 


Ingat; tidak mungkin menjadi mempelai TUHAN, kalau tidak diajarkan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, sesuatu yang mustahil. Masa menjadi mempelai tetapi makananya bukan makanan mempelai, bukan roh mempelai? Mau menjadi mempelai, berarti yang dinikmati adalah makan dan minum dari Roh Mempelai; Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Jangan kecewakan TUHANmu. 


Ketegasan ini adalah kasih Mempelai. Saya tidak membiarkan satupun dari antara kita terhilang. Tetapi, kalaupun terhilang itu salah saudara. 


Wahyu 21:11

(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.


Mempelai perempuan TUHAN bercahaya kemuliaan Allah, seperti permata yang paling indah yaitu; permata yaspis; jernih seperti kristal. Kristal sama dengan

  • Transparan berarti; bagian luar dan bagian dalam sama; tidak ada yang ditutupi.

Apa yang keluar berasal dari dalam hati kita. Tetapi, kalau kelihatan indah tetapi tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam hati, itu munafik. 

  • Tanpa cacat, kerut atau yang serupa itu.

  • Sempurna.


Wahyu 14:1 dengan perikop: "Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya"

(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.


Jelas, gunung Sion adalah Yerusalem Baru yang turun dari Sorga dari Allah, itulah mempelai Anak Domba. Jumlah mereka 144.000. Itulah permata Yaspisnya TUHAN Yesus Kristus.

Wujud gunung Sion: di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Tidak perlu lagi ditulis kota kudus, Yerusalem Baru, karena mereka sudah menjadi kota kudus Yerusalem Baru, sudah menjadi mempelai perempuan; pengantin Anak Domba.


Beda dengan jemaat di Filadelfia; TUHAN merindukan supaya mereka menjadi mempelai TUHAN, sebagaimana dalam Wahyu 3:12: Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.


Wujud dari gunung Sion ada pada…

Wahyu 14:2-3

(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.


Wujud dari Gunung Sion adalah doa penyembahan disertai dengan nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari itulah bahasa lidah (bahasa Roh).

Jadi, jangan berkata: aku gunung Sion, tetapi tidak mau menyembah. Berkata; aku gunung Sion, tetapi tidak mau menyerahkan segenap hidupnya kepada TUHAN untuk menuruti kehendak Allah. Itu gunung Sion jadi-jadian, akal-akalan.


Tetapi dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon ini, kita tidak diakal-akalin TUHAN. Karena, kita menikmati ketulusan dari pelayanan Imam Besar. Jadi, sudah jelas arah/tujuan dari ibadah ini kemana, tidak asal-asal ibadah. Menjalankan hidup ini pun harus jelas.


Wahyu 14:4-5

(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. (14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


Keadaan dari Gunung Sion (mempelai wanita TUHAN):

  1. Mereka murni sama seperti perawan.

Berarti; tidak tersentuh dosa, secara khusus; mereka tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan.

Dalam kitab Wahyu terdapat 2 (dua) perempuan:

  1. Perempuan Izebel.

Wahyu 2:20 dengan perikop: “Kepada jemaat di Tiatira”

(2:20) Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.


Perempuan Izebel menyebut dirinya sebagai nabiah (nabi TUHAN). Karena dia menyebut dirinya sebagai nabi TUHAN, maka ia merasa layak untuk mengajar, tetapi menyesatkan hamba-hamba TUHAN. Di dalam kesesatan dari hamba-hamba TUHAN itu nanti; mereka dikantongi oleh Izebel. Setelah disesatkan dan dikantongi, akhirnya hamba-hamba TUHAN itu berbuat zinah dan makan dari persembahan-persembahan berhala sebagaimana dalam kisahnya pada 1 Raja-raja 18:18-19.


Tetapi lihatlah gunung Sion yang sudah menikmati Pengajaran Mempelai di istana kerajaan Sorga; duduk makan bersama dengan Allah dalam kerajaan Sorga; menikmati Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel; tidak mau mencemarkan diri dengan perempuan Izebel.


  1. Perempuan Babel.

Perempuan Babel adalah ibu dari wanita-wanita pelacur dan ibu dari kekejian bumi (Wahyu 17:4-5).

Artinya, yang menimbulkan kenajisan percabulan dan kekejian di bumi adalah perempuan Babel.


Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."


Kenajisan percabulan adalah; menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu.

Jadi kalau gereja orientasi pelayanannya hanya sibuk bicara soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, itu kenajisan percabulan. Tetapi lihatlah gunung Sion, mereka tidak tersentuh oleh ajaran perempuan Babel.


Selain menimbulkan kenajisan percabulan, perempuan Babel itu juga menimbulkan kekejian di bumi. Dialah ibu dari kekejian di bumi. Maka, antikris disebut dengan pembinasa keji, karena mereka akan merampas korban sehari-hari dari TUHAN, dari Anak Domba Allah.

Korban sehari-hari adalah korban sembelihan dan korban santapan

  • Korban sembelihan adalah ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan salib.

Kalau ibadah dan pelayanan tidak dihubungkan dengan salib, itu bukan ibadah yang datang dari TUHAN.

  • Korban santapan 🡪 Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar; tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. Tetapi satu kali, itu akan dikurangkan, dirampas oleh perempuan Babel.


Tetapi lihatlah, gunung Sion tidak tersentuh oleh kedua perempuan ini. Itu sebabnya mereka disebut  murni sama seperti perawan; tidak tersentuh oleh dosa. Gunung Sion ini luar biasa. 

Kita butuh air Firman yang limpah untuk terus menyucikan kita, tujuannya; TUHAN mau tempatkan kita dihadapan diri-Nya; cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus dan sempurna. Ini harus diperhatikan.


Barangkali saudara melihat Gereja kita ini seperti gunung kecil dan yang ada di dalamnya hanya sedikit, tetapi jangan salah, terlalu yakin saya berkata; kita sedang menikmati anugerah TUHAN


  1. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba kemana saja pergi = sangkal diri dan pikul salib.

Kita diutus di tengah-tengah provinsi Banten untuk memberitakan salib

Hamba TUHAN diutus untuk dua hal sebagaimana yang tertulis di dalam 2 Korintus 5:18-19.

  1. Pelayanan pendamaian.

  2. Memberitakan salib (berita pendamaian).

Jadi, mengikuti Anak Domba kemana saja berarti; menyangkal diri dan memikul salib = menjadi pendamaian dimana saja berada. Kalau menjadi pendamaian berarti; damai; hatinya, pikirannya tidak panas, tidak sibuk dengan pengertian secara daging.


Saya heran melihat seorang imam, sudah mengerti Firman tetapi tidak membawa hidupnya rendah. Saya juga heran melihat seorang imam, membawa dirinya dalam kedudukan seperti yang dibutuhkan. Kita yang butuh TUHAN, TUHAN tidak butuh saudara. Jadi, dimanapun saudara berada duduk diam; menaruh hormat kepada yang perlu dihormati, menaruh rasa takut kepada  siapa yang engkau takuti, itulah TUHAN Yesus dan pemimpin yang diatasmu (Roma 13:7). 


Belajar untuk menyangkal diri dan memikul salib, TUHAN sudah taruh itu di atas pundakmu, pikul saja. Jangan menaruh wajah seperti orang yang harus ditakuti, TUHAN tidak takut padamu, TUHAN sedang menertawakanmu. Engkau tidak tahu apa yang sedang engkau perbuat. Katakanlah dalam hatimu; kami adalah hagmba-hamba yang tidak berguna (Lukas 17:10)


  1. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba = dijadikan anak sulung. 

Saudara, kita sudah belajar terkait dengan suku Lewi yang diangkat oleh TUHAN atau dijadikan sebagai anak sulung. Maka, dalam mengasihi TUHAN harus ada dalam tanda kesulungan yaitu; mengasihi TUHAN dengan segenap hati, senap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan. Kenapa? Karena TUHAN itu Esa (Markus 12:29). Kalau sebagian hati berarti sama seperti Kain; dia mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya (Kejadian 4:3). Berarti, sebagian lagi untuk TUHAN yang lain. Pendeknya, bagi Kain ada dua tuhan.


Kemudian, mengasihi sesama juga harus ada dalam tanda kesulungan, yaitu; mengasihi sesama sama seperti mengasihi diri sendiri, terutama keluarga satu iman. Jangan jungkir balik untuk orang di luar sana, tetapi untuk TUHAN tidak dilakukan; TUHAN heran melihat orang seperti ini. Melayani, tetapi otaknya, perasaan dagingnya yang dijalankan.


Habel bukan anak sulung, tetapi persembahannya ada dalam tanda kesulungan; ia mempersembahkan anak sulung dari kambing dombanya, sehingga pada akhirnya TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya (Kejadian 4:4)

Lewi bukan anak sulung, tetapi dijadikan anak sulung. Maka, kalau kita melayani TUHAN harus ada dalam tanda kesulungan. Jemaat beribadah kepada TUHAN dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok harus juga dalam tanda kesulungan. 


  1. Di mulut mereka tidak terdapat dusta.

Berarti; hidup mereka berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah yang suci baik;

  • Dalam perkataan sehingga tidak ada dusta.

  • Dalam perbuatan sehingga tidak dalam kemunafikan.

Kemunafikan adalah dusta rohani.


  1. Tidak bercela

Berarti; sempurna = tanpa cacat, kerut, atau yang serupa itu = kudus tidak bercela = sempurna.


Yang terkait dengan kudus tidak bercela sebagai kedudukan mempelai perempuan TUHAN:

YANG KEDUA 

Wahyu 19:6-7 dengan perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba”

(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.


Ayat ini berbicara tentang perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, inilah yang menjadi sasaran akhir / perjalanan akhir dari gereja TUHAN, dimana; pengantinNya telah siap sedia.

Tetapi untuk menjadi mempelai TUHAN, kita juga harus melihat penampilan dari Yesus Kristus Anak Domba Allah, di situ Ia tampil sebagai;

  • Raja.

  • Mempelai Laki-Laki Sorga = Suami = Kepala = imam.

Pendeknya, penampilan dari Anak Domba, yaitu; menjadi Imamat Rajani. 

Jadi, kedudukkan mempelai TUHAN tidak lepas dari penampilan Anak Domba sebagai Imamat Rajani. 


Tugas Imam Besar Agung:

  1. Melayani umat-Nya

  2. Berdoa untuk umat-Nya

  3. Memperdamaikan dosa umat-Nya

Ini tugas mendasar dari seorang Imam Besar.


Imamat 16:2-3

(16:2) Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian. (16:3) Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.


Imam besar Harun tidak boleh sembarang masuk ke dalam Ruangan Maha Suci, berarti; ia masuk sekali setahun dengan membawa:

  • Darah lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa.

  • Darah domba jantan untuk untuk korban bakaran.

Korban bakaran = penyerahan diri; mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan.


Imamat 16:14-15

(16:14) Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali. (16:15) Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.


Ada tujuh kali percikan darah di atas Tutup Pendamaian dan di depan Tabut Perjanjian baik dari;

  • Darah lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa.

  • Darah domba jantan untuk untuk korban bakaran.

Itulah yang dikerjakan oleh Imam Besar terkait dengan kedudukkan pengantin perempuan mempelai Anak Domba. 


Imamat 16:16

(16:16) Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.


TUHAN Yesus adalah Imam Besar Agung, Imamat Rajani; Ia telah mengadakan pendamaian atas dosa manusia.

Dahulu manusia terhilang jauh dari TUHAN, baik oleh karena kenajisan percabulan, kejahatan dan dosa-dosa lain. Tetapi Yesus adalah Pengantara antara manusia dengan Allah. TUHAN Yesus adalah Imamat Rajani; membawa manusia yang terhilang kembali kepada Allah. Betapa besar rahmat TUHAN, bukan hanya dosa kita diperdamaikan. Tetapi pada akhirnya kita sudah melihat; Kristus menempatkan kehidupan kita dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat, kerut, atau yang serupa itu = kudus, tidak bercela.


Sesudah terjadi tujuh percikan darah di atas Tutup Pendamaian dan di depan Tabut Perjanjian, baik oleh darah lembu jantan muda maupun darah domba jantan tadi, maka, kita sudah melihat; pengantin-Nya telah siap sedia masuk dalam pesta kawin Anak Domba, bersanding dengan Dia.

Kenapa bisa terjadi begitu, padahal dahulu terhilang jauh karena kenajisan, percabulan, kejahatan dan dosa-dosa lain?

Jawabnya; karena ada satu Pribadi yang menjadi Imam Besar Agung, memperdamaikan kita dengan Allah Bapa. Yang terhilang dibawa dan diperdamaikan dengan Allah. Tetapi untuk berdamai dengan Allah; Dialah yang menjadi korban.


Imam-imam harus tahu membawa berita pendamaian; kitalah yang harus menjadi korban. Sakit memang rasanya, dan itu saya alami berkali-kali. Tetapi tidak boleh ada kata benci, harus ada pengampunan tujuh puluh kali tujuh kali, itulah arti dari percikan darah di atas Tutup Pendamaian dan di depan Tabut Perjanjian (Matius 18:21-22). 

Tujuh puluh kali tujuh kali adalah pengampunan tiada batas; penyucian yang terakhir. Orang lain yang berbuat salah, tetapi kita yang dipersalahkan. Kalau orang yang bersalah, lalu kita yang kena itu percikan darah, penyucian terakhir.


Wahyu 19:8

(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]


Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus, berarti; cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus tidak bercela = sempurna.


Ada hal penting yang mau saya sampaikan; kalau tadi di dalam Wahyu 14:1-3, kita melihat penampilan dari mempelai perempuan TUHAN itulah gunung Sion, wujudnya doa penyembahan, di sini tidak tertulis doa penyembahan, tetapi nanti ada, kalau kita kembali untuk membaca Imamat 16:13.


Imamat 16:13

(16:13) Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.


Imam besar Harun ketika masuk ke Ruangan Maha Suci ternyata membawa bokor dupa itulah cawan pembakaran ukupan. Juga membawa darah lembu jantan dan darah domba jantan untuk memperdamaikan dosa umat-Nya. Dan pada saat dosa itu diperdamaikan barulah kemuliaan TUHAN turun di atas Tabut Perjanjian. 


Dalam suasana kemuliaan Allah yang turun dari Sorga di atas Tutup Pendamaian, bagaiman sikap seorang imam besar? Tentu secara otomatis ia tersungkur; sujud menyembah TUHAN. Sebab, tidak ada seorangpun yang sanggup melihat kemuliaan Allah yang bersinar, maka mau tidak mau ada doa penyembahan. Itu sebabnya, asap dupa itu menutupi seluruh Ruangan Maha Suci. 


Imam-imam tidak boleh malas menyembah, tidak boleh terpaksa menyembah. Kalau imam melayani tanpa penyembahan = kepentingan diri sendiri, tidak ada kepentingan TUHAN di situ. Ayo, sedikit demi sedikit, belajarlah untuk merendahkan diri dan mau untuk berada dalam rencana TUHAN.

Setiap Sabtu seorang imam wajib menyembah bersama-sama di Cilegon. Suami-isteri saling dorong dalam doa penyembahan. Hai suami; dorong isterimu untuk menyembah. Hai isteri; dorong suamimu untuk menyembah. Semakin hari harus semakin dewasa tidak boleh dengan cara ibadah yang lama lagi.


Jadi kedudukan mempelai di dalam Wahyu 14:1-5 dengan Wahyu 19:6-8 itu sama saja.


Untuk melihat persamannya, ada juga dalam…

Wahyu 12:1

(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.


Tanda besar di langit; Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya itu adalah mempelai wanita TUHAN dalam cahaya terang yang besar dari Allah Trinitas.  Pada saat matahari, bulan dan bintang menjadi miliknya mempelai perempuan, pada saat itulah dunia dalam kegelapan yang besar, tandanya; antikris menjadi raja.


Wahyu 12:5

(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.


Anak itu adalah wujud dari gunung Sion; doa penyembahan. 

Hanya satu perkara yang merampas kita dari daya tarik bumi, itulah asap dupa kemenyan (ukupan) itulah doa penyembahan; naik ke hadirat Allah menembusi takhta Allah. Kedudukan dari mempelai TUHAN itu sama. 


Kidung Agung 4:1 dengan perikop: "Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan"

(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.


Di sini kita melihat: Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan

Yang pasti pujian itu lahir karena mempelai perempuan itu cantik. 

Letak cantiknya:

  1. Bagaikan merpati matamu dibalik telekungmu.

Bicara soal merpati, berarti bicara soal ketulusan di dalam hal memandang korban Kristus (pekerjaan TUHAN). Tuluslah dalam memandang pekerjaan TUHAN ini, di situ nanti ada puji-pujian dari Mempelai Laki-Laki kepada mempelai perempuan.

  1. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead 

Ini bicara soal ketundukkan. Ini yang membuat perempuan menjadi cantik; dia hidup dalam penghormatan kepada suami, tidak sok pintar; baru bisa sedikit suka ngajarin.


Kidung Agung 4:7

(4:7) Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.


Dalam pujian yang terakhir terhadap mempelai perempuan, jelas kedudukan dari gereja TUHAN sudah menjadi mempelai perempuan TUHAN di tempatkan di hadapan diri-Nya, tanpa cacat, kerut atau yang serupa itu = kudus tidak bercela. 

Yang mengejutkan hati saya, Kidung Agung pasal 4 kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel dengan susunannya terkena kepada Mezbah Dupa. Ternyata betul, gunung Sion wujudnya adalah doa penyembahan. 


Inilah kedudukkan dari mempelai TUHAN sesudah diadakan pendamaian oleh Imam Besar; turunlah kemuliaan Allah; Ruangan Suci penuh dengan asap kemenyan dupa harum dihadapan TUHAN itulah doa penyembahan. 


Ini rahasia Kristus yang pertama untuk mampu mengalahkan rahasia Babel besar, tidak ada cara yang lain. 

  • Revolusi tidak dapat dihadapi dengan revolusi

  • Kemajuan zaman tidak dapat dihadapi dengan kekuatan, kemampuan dan pengetahuan manusia itu sendiri

Kecuali dengan kekuatan yang berasal dari TUHAN, yang TUHAN sudah berikan kepada kita terkait dengan Rahasia Kristus yang pertama; rahasia nikah


Kiranya, apa yang sudah kita terima yang disebut sebagai anugerah yang dialirkan TUHAN kepada kita, kita hargai dengan sungguh-sungguh dan Firman itu hidup dalam kita dan kita hidup dalam kuasa Firman, Roh dan kasih Allah.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

















No comments:

Post a Comment