KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, September 19, 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 SEPTEMBER 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 SEPTEMBER 2024

SURAT YUDAS

YUDAS 1:4

(Seri 4)


Subtema: TUHAN TIDAK MENYAYANGKAN DUNIA PURBA


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang telah membawa kita dan sekaligus menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus lewat Ibadah Doa Penyembahan. Itu berarti, sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib sujud menyembah Dia sebab Dia patut dan layak untuk disembah, ditinggikan, diagungkan dan Dia nanti akan berdaulat atas kehidupan kita semua pribadi lepas pribadi tanpa terkecuali. 


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang kami kasihi di dalam kasih Kristus, Bapak/ibu, Saudara/saudari, yang mengikuti secara online dalam luar negeri dimanapun saudara berada, doa harapan saya  kiranya TUHAN hadir di tengah-tengah kita sebagai Imam Besar Agung memberi damai sejahtera sehingga oleh-Nya kita bahagia di dalam menikmati Sabda Allah.


Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.

Yudas 1:4

(1:4) Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.


Di antara orang-orang yang terpanggil ternyata ada orang yang masuk menyelusup dan penyelusup ini adalah orang-orang fasik. Pendeknya, orang-orang fasik adalah orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum dengan lain kata; dibinasakan dari sejak semula. 


Kita lihat hal itu di dalam….

2 Petrus 2:3B

(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.


Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

Jadi sekali lagi saya sampaikan, dari sejak semula mereka telah ditentukan untuk binasa. 


2 Petrus 2:4-6

(2:4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (2:5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (2:6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian,


Hukuman telah tersedia dari sejak semula terhadap 3 (tiga) golongan:

GOLONGAN PERTAMA: MALAIKAT-MALAIKAT YANG BERBUAT DOSA.

Hal ini telah diterangkan pada minggu yang lalu.


Sekarang kita akan melihat…

GOLONGAN KEDUA: ORANG-ORANG FASIK PADA ZAMAN NUH

Terkait dengan orang-orang fasik pada zaman Nuh, ketika Allah menjatuhkan hukuman, di sini dikatakan: Allah tidak menyayangkan dunia purba, yakni; zaman prasejarah atau zaman sebelum dimulainya suatu sejarah.


Perlu untuk diketahui: 

Umur dari manusia purba pada masa itu mencapai 700 hingga 900 tahun, bahkan hampir-hampir mencapai 1000 tahun, seperti:

  • Metusalah mencapai umur 969 tahun (Kejadian 5:27).

  • Nuh mencapai 950 tahun (Kejadian 9:29).


Kejadian 7:19, 23-24 dengan perikop: “Air bah”

(7:19) Dan air itu sangat hebatnya bertambah-tambah meliputi bumi, dan ditutupinyalah segala gunung tinggi di seluruh kolong langit, (7:23) Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu. (7:24) Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.


TUHAN mendatangkan air bah yang hebat meliputi seluruh bumi dan menutupi gunung-gunung tinggi di bumi ini, sehingga air bah itu menghapuskan (melenyapkan) segala sesuatu di bumi ini, antara lain:

  • Baik manusia (manusia purba atau manusia raksasa-raksasa pada masa itu).

  • Hewan dan binatang melata.

  • Burung-burung di udara.

Semua dihapuskan (dilenyapkan) dari bumi ini, hanya Nuh dan istrinya ditambah tiga anak laki-laki dan tiga menantu yang masuk ke bahtera Nuh.


Pendeknya, benar saja, TUHAN sama sekali tidak menyayangkan dunia purba yaitu; zaman prasejarah. 

Sementara sejarah orang-orang yang hidup dengan iman di mulai dari sejak Abraham, sehingga Abraham disebut dengan "bapa orang-orang beriman" (Roma 4:16). Inilah tonggak sejarah di mana iman itu dihidupi oleh orang-orang (orang-orang hidup dengan iman). Sedangkan Abraham adalah keturunan dari Sem, anak sulung Nuh sebagaimana dalam Kejadian 11:10-32


Nuh memiliki tiga anak laki-laki:

  • Yang pertama bernama; Sem.

  • Yang kedua bernama; Ham.

  • Yang ketiga bernama; Yafet.


Pertanyaannya: Mengapa Allah tidak menyayangkan dunia purba pada zaman Nuh?

2 Petrus 2:5

(2:5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;


Jawabnya: orang-orang fasik pada masa itu mengabaikan kebenaran yang diberitakan oleh Nuh.


Saudara, dengan penuh kasih saya harus menyampaikan kepada kita semua, baik yang hadir secara tatap muka maupun yang bergabung dalam penggembalaan GPT Betania Serang Cilegon lewat online (live streaming), video internet di dalam maupun di luar negeri; jangan kita mengabaikan kebenaran yang diberitakan! Jangan kita hidup seperti orang-orang fasik pada zaman Nuh, mengabaikan kebenaran yang diberitakan oleh Nuh. Nuh berjuang untuk menyelamatkan orang-orang pada zaman itu, tetapi orang-orang fasik mengabaikan kebenaran yang diberitakan oleh Nuh, karena Nuh dipakai TUHAN pada zaman itu sebagai pemberita kebenaran. Jadi jangan kita seperti orang fasik pada zaman Nuh. Jangan kita mengeraskan hati oleh penyembahan-penyembahan berhala di bumi ini. Orang-orang yang mengeraskan hati satu kali nanti akan terkejut dengan kekejutan yang datang tiba-tiba. Kekejutan itu tidak datang pada saat kita berjaga-jaga, kekejutan itu datang pada saat kita dalam keadaan “lengah” (mengeraskan hati). 


Saya ini selalu berusaha memperhatikan sidang jemaat. Sebelum seseorang melangkah, jauh sebelumnya saya sudah wanti-wanti, siapapun diantara kita. Tetapi, kalau toh juga diabaikan kebenaran yang diberitakan itu, rugi sendiri dan saya berani mengatakan hal itu. Dan kerugian itu pasti sudah terjadi bagi mereka yang mengabaikan kebenaran yang diberitakan.


Jadi, sekali lagi saya sampaikan, jangan kita seperti zaman Nuh, jangan sampai kita berlaku fasik, jangan kita bagian dari golongan yang kedua yang ditentukan untuk dibinasakan dari sejak semula. Padahal, dari sejak semula, Firman Allah sudah diberitakan. 


Mari kita lihat orang-orang fasik pada zaman Nuh…

Matius 24:37-38 dengan perikop: “Nasihat supaya berjaga-jaga”

(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,


Sebagaimana pada zaman Nuh, demikianlah keadaan manusia di akhir zaman ini.

Jadi, kisah orang-orang fasik pada zaman Nuh adalah sebuah nubuat tentang keadaan manusia di akhir zaman.


Sebab, sebelum air bah datang menghapuskan segala yang ada di bumi ini, mereka (orang-orang fasik pada zaman Nuh) sibuk dengan dosa:

  1. Makan dan minum.

  2. Kawin dan mengawinkan.

Dan memang kedua hal itu sudah tampak dengan jelas di hari-hari terakhir ini. 


Hal ini menandakan kedatangan TUHAN sudah diambang pintu, waktunya sudah tidak lama lagi. Oleh sebab itu, selagi masih ada waktu, walaupun singkat; pergunakan dengan sebaik-baiknya, karena, waktu yang singkat adalah kemurahan bagi kita sekaliannya. Jangan lagi bermasabodo, bermain-main dengan dosa lagi.


Terkait dengan: DOSA MAKAN DAN MINUM.

Jelas itu adalah dosa merokok, minum-minuman keras (mabuk-mabukan), termasuk mengonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang. Dosa ini adalah dosa yang ditimbulkan oleh hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.


Perlu untuk diketahui:

Jika manusia tidak dikuasai oleh Roh Allah yang suci, secara otomatis manusia hidup oleh keinginan-keinginan daging dan hidup di bawah hukum Taurat.


Mengenai: “Hukum Taurat.”

Adapun kelemahan dari hukum Taurat adalah menuduh dan membela (Roma 2;15).

  • Menuduh = mendakwa, lebih tepatnya suka menghakimi (tidak ada pengampunan).

Saudara, salah satu dari beberapa hal yang tidak boleh kita rampas/jamah/sentuh adalah “soal menghakimi”. Hal menghakimi, itu adalah tugas Allah kita, kita tidak berhak untuk menghakimi sesama manusia. Tetapi kenyataannya, ketika seseorang hidup di bawah hukum Taurat, manusia saling menuduh (mendakwa), lebih tepatnya suka menghakimi.

  • Membela diri, lebih tepatnya hidup dalam kebenaran diri sendiri.

Ciri membela diri: mudah tersinggung, tidak mau dipersalahkan, berusaha membenarkan diri (menyucikan diri) dengan caranya sendiri (cara manusiawi).

Itulah keadaan manusia ketika berada di bawah hukum Taurat.


Pendeknya, hidup di bawah hukum Taurat: tidak ada pengampunan, sehingga berbagai masalah dan segala persoalan hidup manusia tidak dapat teratasi (tidak selesai) sampai kapanpun.

Masalah akan selesai bilamana kita mengarahkan pandangan kepada salib di Golgota. Itu sebabnya, setelah Yesus meminum cawan Allah atau menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, pada saat itu Yesus berkata: “Sudah selesai.”


Jadi, kalau kita tidak mengarahkan pandangan kepada salib di Golgota, sampai kapanpun keributan akan terjadi, gejolak akan terjadi dimanapun kita berada, baik dalam diri sendiri, dalam nikah rumah tangga, di tempat kerja, dimana saja.


Kalau kita pandang salib Kristus, yakni; tangan dan kaki-Nya yang terpaku, mulut yang berdiam, maka; masalah selesai. Tetapi, kalau kebenaran diri sendiri yang kita lihat, berpegang teguh kepada pemikiran ini, maka orang lain terus yang salah, kita saja yang benar -- masalah tidak selesai sampai kiamat (sampai TUHAN datang). Tetapi yang benar, supaya masalah selesai, dengarlah Dia  yang berkata: “sudah selesai”. Selain mendengar, arahkan pandangan kepada salib di Golgota. Saya tidak sedang menunjuk siapapun, memang itu faktanya, supaya jangan ada gejolak di dalam diri ini.


Satu kali saya katakan kepada seorang pemuda; jangan lihat kesalahan bapakmu, nanti engkau merasa diri benar terus. Kalau merasa diri benar terus, nanti urapan TUHAN, pemakaian TUHAN kepada dirimu; tidak pernah ada. Lama dia bisa terima kalimat (ucapan) saya ini. Tetapi, seiring bergulirnya waktu, Firman TUHAN memberi pengertian demi pengertian, dan saya percaya kebenaran yang hakiki bekerja di dalam dirinya dan kepada kita semua tentunya.


Roma 4:15

(4:15) Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.


Hukum Taurat membangkitkan (membangunkan) murka Allah, karena hukum Taurat menimbulkan dosa.

Hukum Taurat tidak dapat menyelesaikan dosa, karena mereka yang hidup di bawah hukum Taurat saling menuduh dan saling membela. 


Mengenai: “Keinginan-keinginan daging”

Keinginan daging dapat kita jumpai dalam Galatia 5:19. Adapun 15 tabiat daging itu adalah:

(1) Percabulan, (2) Kecemaran, (3) Hawa nafsu, (4) Penyembahan berhala, (5) Sihir, (6) Perseteruan, (7) Perselisihan, (8) Iri hati, (9) Amarah, (10) Kepentingan diri sendiri, (11) Percideraan, (12) Roh pemecah, (13) Kedengkian, (14) Kemabukan, (15) Pesta Pora dan sebagainya.


Dari 15 tabiat daging ini kita dapat mengambil kesimpulan; apabila manusia hidup tanpa Roh Allah yang suci, maka ia sama seperti binatang buas, begitu buasnya seperti Esau. Esau adalah manusia daging, ia mengabaikan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh kudus (menyimpan jubahnya), sehingga, setiap hari, ia sibuk berburu daging.


Sedangkan dalam Wahyu 13 terdapat 2 (dua) binatang buas:

  1. Binatang yang keluar dari dalam laut 🡪 Antikris (Wahyu 13:1).

  2. Binatang yang keluar dari dalam bumi 🡪 Nabi-nabi palsu (Wahyu 13:11).

Kedua binatang ini disebut binatang buas. Demikian juga keadaan manusia jika hidup tanpa Roh Allah; sama seperti binatang buas.


2 Petrus 2:12

(2:12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar,


Di sini kita melihat, orang-orang fasik yang tidak dikuasai oleh Roh Allah yang suci, dianggap seperti hewan liar lebih tepatnya disebut binatang buas

Alasannya: mereka menghujat kemah kediaman Allah = menghujat kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan) -- yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia (Ibrani 10:29).

Hanya orang yang berakal budi, bijaksana, dan yang diurapi yang menghargai Roh kasih karunia, darah salib (darah tebusan) dan tidak menginjak-injak Anak Allah.


Lihat saudara, kebun anggur Allah yang hanya menghasilkan anggur yang asam itulah keonaran dan kelaliman (Yesaya 5:7). Akhirnya, karena Allah tidak mendapatkan air anggur yang manis, maka, kebun anggur itu tidak dijagai -- temboknya sudah rubuh, maka segala binatang buas akan menginjak-injak kebun anggur yang menghasilkan anggur yang asam dan lalim (Yesaya 5:5). 

Binatang buas adalah hewan liar tidak berakal budi; menghujat kediaman Allah, menghujat kegiatan Roh Allah, tidak menghargai ibadah dan pelayanan sama sekali. Jadi, kalau tidak menghargai ibadah dan pelayanan maka disebut binatang buas


Saudaraku, masa depan kita ada di tangan TUHAN bukan kegiatan-kegiatan di bumi ini. Saya mengatakan ini bukan teori, memang sudah terbukti, karena kita semua sudah mengalaminya; dipelihara, dibela oleh TUHAN. Seharusnya, kita percaya kepada perkataan TUHAN, jangan perkataan yang keluar dari keinginan daging. 


2 Petrus 2:13

(2:13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu


Binatang yang tidak mempunyai akal sehat: berfoya-foya pada siang hari, berarti tidak menghargai kemurahan TUHAN -- "Siang hari" adalah kemurahan TUHAN.

Kenapa demikian? Karena mereka sibuk dengan dosa yang ditimbulkan oleh hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat, Itulah yang disebut dengan "dosa makan minum."


Selagi masih ada kesempatan untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itu adalah kemurahan, jangan berfoya-foya pada siang hari, jangan diboroskan harta rohani. Kenapa terjadi pemborosan harta rohani, berfoya-foya pada siang hari, tidak tekun tiga macam ibadah pokok, tidak sungguh-sungguh menghargai karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus? Karena mereka hidup dalam hawa nafsu daging dan keinginan-keinginan daging yang jahat. Itu yang disebut “dosa makan minum”. Jadi, dosa makan minum itu timbul dari keinginan daging.

Tetapi, kita ini tidaklah disebut hewan liar atau binatang buas, karena seyogianya, kita sungguh-sungguh datang menghadap TUHAN dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok. 


Berkali-kali saya sampaikan, diantara kita ini ada gaji yang kecil, kemudian di atas kecil, namun kenyataannya kita terpelihara sampai hari ini. Kenapa hanya karena gaji tambahan lalu kita harus meninggalkan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok? Kenapa menjadi hewan liar, binatang buas, tidak menghargai kegiatan Roh? 


Apa bedanya manusia dengan binatang? 

  • Manusia dikuasai Roh Allah; bijaksana, berakal budi -- menghargai kegiatan Roh (kemah kediaman Allah), tidak menganggap najis darah perjanjian, menghormati Roh kasih karunia, tidak berfoy-foya pada siang hari.

  • Binatang; tidak berakal budi, karena tidak dikuasai Roh Allah.

Itu bedanya manusia dengan binatang.


Itulah dosa makan dan minum orang fasik pada zaman Nuh. Tetapi kisah itu ternyata sebuah nubuatan di hari-hari terakhir menjelang kedatangan TUHAN dan itu sudah nampak dengan jelas di depan mata kita masing-masing. Dimanapun kita tinggal, daerah kita sudah disebut dengan daerah kuliner (makan-minum), beda dengan sepuluh tahun yang lalu. 


Terkait dengan: DOSA KAWIN MENGAWINKAN

Kejadian 6:1-2

(6:1) Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, (6:2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.


Anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

Hal ini berbicara tentang dosa kawin-mengawinkan disebut juga dengan dosa kenajisan percabulan secara jasmaniah.


Sekarang kita melihat kenajisan percabulan secara rohani…

Wahyu 18:2-3 dengan perikop: Jatuhnya Babel

(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, (18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."


Semua bangsa, raja-raja di bumi, pedagang-pedagang di bumi, telah menjadi kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu dari perempuan cabul = hidup dalam kenajisan percabulan.


Kita lihat latar belakang dari kenajisan percabulan ini…

Wahyu 17:1-2

(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. (17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."


Di sini kita melihat, kenajisan percabulan itu terjadi karena perempuan babel telah menduduki air yang banyak.

Air yang banyak 🡪 semua bangsa, raja-raja di bumi termasuk pedagang-pedagang di bumi dan mereka hidup dalam kenajisan percabulan. Itulah sebabnya TUHAN mendatangkan air yang banyak untuk menghapuskan segala orang di bumi.


Saudara, jangan pernah berpikir kalau hari ini “sepertinya” terpelihara dengan baik oleh kenajisan percabulan. Tetapi justru oleh karena kenajisan percabulan, orang-orang pada zaman Nuh dihapuskan dari bumi, dihapuskan oleh air yang banyak, dihapuskan oleh air bah. Pada akhirnya, air yang banyak itu menghapuskan orang-orang fasik yang hidup pada zaman Nuh.


Jadi saudara, hati-hati dengan dosa kenajisan percabulan. Jangan kita ingin menjadi kaya karena kelimpahan hawa nafsu dari perempuan babel, itu namanya kenajisan percabulan. Tetapi biarlah kita mabuk anggur dari Sorga, menghargai kegiatan Roh, menghormati kemah kediaman Allah (ibadah dan pelayanan).


Kita lihat raja Daud, sesibuk-sibuknya ia di istana Saul, ia selalu pulang ke kandang penggembalaan (1 Samuel 17:13-15). Jadi, sesibuk-sibuknya kita di dunia ini, harusnya kita ingat kandang penggembalaan dan kandang penggembalaan itu ada di Betleham (rumah roti). 

Kalau raja besar saja selalu ingat penggembalaan, lah kita ini siapa? Hanya untuk menambahkan satu dua juta saja kok. Kalau satu atau dua juta tidak ada, apakah kita langsung binasa besok? Saya kira tidak, sebab itu jangan sekerdil itu cara berpikir kita di bumi ini.


Tetapi saya masih berjuang baik dalam doa, baik dalam pemberitaan Firman supaya jangan satupun diantara kita yang binasa. Oleh sebab itu, hargailah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Sesibuk-sibuknya kita di dunia ini, kembali ke kandang penggembalaan, supaya jangan dihapuskan oleh air yang banyak.

Sekarang “sepertinya” terpelihara oleh air yang banyak, tetapi pada akhirnya dihapuskan oleh air yang banyak (binasa oleh kenajisan percabulan).


Supaya kita jangan binasa, mari kita lihat JALAN KELUARNYA.

Kejadian 6:3

(6:3) Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."


Kalau manusia tidak dikuasai oleh Roh Allah, maka manusia akan hidup menurut hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat dan tadi kita sudah melihat, akhirnya binasa. 


Di sini kita melihat, Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia adalah daging, maka, umur manusia hanya 120 tahun saja.  Sekalipun ini "nampaknya sepertinya suatu hukuman" bagi manusia, tetapi ini juga cara TUHAN untuk melepaskan kita dari kebinasaan, ini jalan keluarnya bagi kita.

Sebagaimana dalam Roma 8:3 -- Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.


Jadi, karena manusia itu daging, maka umurnya 120 tahun. Walaupun ini nampaknya seperti hukuman, tetapi hukuman itu telah diterima oleh Yesus, sudah dijatuhkan atas pribadi Yesus karena dosa manusia, sehingga hukuman ini juga yang akan menolong kita. 

Yesus mati di atas kayu salib, dihukum Allah oleh karena dosa manusia, tetapi oleh karena salib ini (yang tadi dijadikan hukuman atas dosa) yang akan menyelamatkan kita. Itulah pengertian 120.


Mari kita lihat rinciannya. 

120 jika dikaitkan dengan umur Musa,  maka 120:3 = 40 atau 40 x 3 = 120.

40 tahun yang pertama: Musa ada di Mesir diasuh dan dirawat oleh puteri Firaun.

Sebagaimana dalam Kisah Para Rasul 7:22 Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya -- Ternyata ilmu pengetahuan itu penting, itulah sebabnya Musa diasuh dan dididik dalam segala hikmat orang Mesir. Kerajinan tidak akan berguna kalau seseorang tidak mempunyai pengetahuan (Amsal 19:2)


40 tahun yang kedua: Musa di Midian menggembalakan kambing domba Yitro mertuanya, ayah dari Zipora, imam di Midian.

Jadi saudara, kita sudah memiliki pengetahuan 40 tahun pertama; diasuh dan dididik dalam penggembalaan ini, kemudian yang kedua; harus tergembala.


40 tahun yang ketiga: Musa di padang gurun mendirikan Tabernakel sesuai dengan petunjuk Allah.

Saudaraku, ini adalah jalan keluar. Walaupun 120 tahun adalah hukuman bagi manusia, tetapi TUHAN Yesus sudah menanggung hukuman itu karena dosa manusia. Justru, karena salib itu juga memberi jalan keluar bagi kita semua.


Tabernakel terdiri dari 3 (tiga) daerah sebagai tingkatan rohani:

Tingkatan rohani PERTAMA: Daerah Halaman.

Terdapat 2 (dua) alat:

  1. Mezbah Korban Bakaran 🡪 pertobatan.

  2. Kolam Pembasuhan Tembaga 🡪 korban Kristus (pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan).


Tingkatan rohani KEDUA: Ruangan Suci.

Terdapat 3 (tiga) alat:

  1. Pelita emas.

  2. Meja roti sajian.

  3. Mezbah Dupa.

Tiga alat ini menunjuk kepada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok = tergembala.


Tingkatan rohani KETIGA: Ruangan Maha Suci.


Kita bandingkan dengan bahtera Nuh….

Kejadian 6:14-16

(6:14) Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. (6:15) Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. (6:16) Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.


Kalau kita lihat, bahtera Nuh ini sama dengan Tabernekal Musa kalau ditinjau dari:

YANG PERTAMA: Dari sisi tingkatan, karena bahtera Nuh juga terdiri dari tiga tingkatan:

  • Tingkat bawah, kalau dikaitkan dengan Tabernakel Musa terkena kepada daerah Halaman.

  • Tingkat tengah, kalau dikaitkan dengan Tabernakel Musa terkena kepada Ruangan Suci = tergembala.

  • Tingkat atas, kalau dikaitkan dengan Tabernakel Musa terkena kepada Ruangan Maha Suci.














YANG KEDUA: Dari sisi ukuran.

Bahtera Nuh:

  • Panjang 300 hasta.

  • Lebar 50 hasta.

  • Tinggi 30 hasta.

Angka-angka yang ada pada bahtera Nuh ini, jelas semuanya terdapat pada Tabernakel Musa.


  • Soal panjang 300 hasta, bila dikaitkan dengan Tabernakel Musa, terkena kepada panjang + lebar dari Tabernakel.

Panjang: sebelah utara 100 hasta + sebelah selatan 100 hasta.

Lebar: sisi barat 50 hasta + sisi selatan 50 hasta .

Keseluruhannya 300 hasta.

  • Soal  lebar 50 hasta, bila dikaitkan dengan Tabernakel Musa, terkena kepada lebar dari Tabernakel Timur dan Barat masing-masing 50 hasta.

  • Soal tinggi 30 hasta, bila dikaitkan dengan Tabernakel Musa, terkena kepada Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci.

Ruangan Suci 20 hasta + Ruangan Maha Suci 10 hasta = 30 hasta.


Kita akan melihat secara khusus di dalam Ruangan Maha Suci.

Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat 1 (satu) alat yaitu: TABUT PERJANJIAN.

Tabut perjanjian adalah alat yang terutama dari semua alat (perabotan) yang ada di dalam Tabernakel.


Sedangkan Tabut Perjanjian terdiri dari 2 (dua) bagian:

Peti yang terbuat dari kayu penaga, tetapi telah dilapisi dengan emas murni dari dalam dan dari luar, sehingga tabiat daging tidak nampak lagi, karena tabiat daging sudah ditutupi/dilapisi oleh tabiat Ilahi, itulah kemurnian dan kesucian dari Ilahi. Sehingga, kedudukan atau kualitas rohani dari mempelai perempuan TUHAN sederajat dengan kualitas rohani dari mempelai Pria Sorga, itulah tutupan grafirat dan dua kerub yang ada diatasnya..

  1. Tutupan grafirat 🡪 pribadi Yesus.

  2. Kerub pertama 🡪 Allah Bapa.

  3. Kerub kedua 🡪 Allah Roh Kudus.

Sehingga dengan demikian, Tutup dari peti perjanjian itu tepat di atas Peti Tabut Perjanjian. Inilah gambaran dari sidang mempelai TUHAN yang sudah disempurnakan. 


Tetapi rupa-rupanya, kalau kita selidiki dalam Ibrani 9:1-4, pada Ruangan Maha suci terdapat;

  • Mezbah pembakaran ukupan dari emas 🡪 doa penyembahan sebagai tingkat ibadah yang tertinggi, wujud dari kesempurnaan dari gunung Sion.

  • Sedangkan tabut perjanjian adalah gambaran dari sidang mempelai TUHAN yang sudah disempurnakan.


Pendeknya 120:3 = 40. Dan 40 yang ketiga ada di Padang Gurun, Musa mendirikan Tabernakel supaya dengan demikian kita dibawa masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna sehingga dengan demikian kita berada pada dua klimaks yang dinantikan oleh TUHAN:

  1. Gunung Sion, gambaran dari mempelai TUHAN yang sempurna → Tabut Perjanjian

  2. Mezbah Dupa itulah doa penyembahan, penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah yang sempurna.

Itulah tujuan dari 40 tahun yang ketiga; membawa kita sampai kepada gunung Sion dan wujudnya adalah doa penyembahan.


Kejadian 7:17

(7:17) Empat puluh hari lamanya air bah itu meliputi bumi; air itu naik dan mengangkat bahtera itu, sehingga melampung tinggi dari bumi.

Jadi jelas, 40 tahun yang ketiga berbicara soal tamatnya daging. Kalau daging sudah dihapuskan (tamat), maka kitalah bahtera yang melampung tinggi dari bumi. Kitalah yang disebut gereja yang masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna = melampung tinggi dari bumi seperti bahtera Nuh. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment