KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, September 2, 2024

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 31 AGUSTUS 2024



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 31 AGUSTUS 2024

STUDY YUSUF


Subtema: KASIHLAH YANG TERUTAMA DAN TERBESAR


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang oleh karena rahmat-Nya telah menghimpunkan kita di gunung-Nya kudus beribadah lewat Ibadah Kaum Muda Remaja. 


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN  yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT Betania Serang Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live steraming/video internet; Youtube, Facebook atau media sosial apapun, dimanapun saudara berada.

Namun, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.


Selanjutnya, mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan Kaum Muda Remaja…

Kejadian 43:11-13 

(43:11) Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya: "Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam. (43:12) Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu kekhilafan. (43:13) Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula kepada orang itu.


Setelah diyakinkan oleh Yehuda pada ayat 8-9, akhirnya Yakub mengizinkan Yehuda dan anak-anaknya yang lain untuk membawa Benyamin ke Mesir kepada Yusuf.


Kemudian, dalam kunjungan yang kedua ini mereka juga membawa 2 (dua) hal lainnya, antara lain:

YANG PERTAMA: Balsam, madu, damar, damar ladan, buah kemiri dan buah badam.

Dalam ejaan lama: Getah harum, madu, rempah-rempah, kemenyan, buah keras, buah badam.



Tiga diantaranya, yaitu:

  1. Balsam itulah getah harum.

  2. Damar itulah rempah-rempah.

  3. Damar ladan itulah kemenyan.

Dijadikan sebagai ukupan wangi-wangian atau dupa harum bagi TUHAN.


Ukupan wangi-wangian berbicara tentang doa penyembahan. Sedangkan penyembahan adalah tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga sebagai puncak ibadah.

Secara singkat pengertian dari penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja tidak lagi kepada kehendak yang lain. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Jadi, puncak ibadah itu bukan dilihat saat dia menyembah. Memang harus menyembah, tetapi pengertian yang hakiki dari penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja tidak kepada yang lain-lain lagi.


Perlu untuk diketahui: 

Penyembahan yang disertai dengan bahasa Roh (bahasa lidah) disebutlah itu hubungan intim antara tubuh dengan kepala atau antara gereja TUHAN dengan Kristus.

Singkat kata:

  • Yakub adalah gambaran dari Roh El Kudus.

  • Ishak adalah gambaran dari Anak Tunggal Bapa.

  • Abraham adalah gambaran dari Allah Bapa

Jadi, yang memerintahkan untuk membawa enam perkara (hasil bumi dari tanah Kanaan untuk dibawa ke Mesir) adalah Yakub dan tiga diantaranya dijadikan sebagai ukupan wangi-wangian.


Hubungan intim antara tubuh dengan Kepala (Kristus sebagai kepala), kita akan simak dalam…

Wahyu 14:1 dengan perikop: Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-nya

(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.


Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan 144.000 yang telah ditebus dari antara 12 (dua belas) suku Israel. 144.000 🡪 inti mempelai wanita TUHAN disebut juga dengan gunung Sion, sebab di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Pendeknya,  di dahi (pikiran) dari mempelai TUHAN tidak ada yang lain kecuali Mempelai Laki-Laki Sorgawi yakni; TUHAN Yesus Kristus.


Wahyu 14:2-3

(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.


Mempelai TUHAN (144.000 orang) tersebut hidup dalam doa penyembahan disertai dengan bahasa lidah (bahasa Roh).

  • Bunyi guruh seperti bunyi kecapi 🡪 doa penyembahan.

  • Nyanyian baru 🡪 bahasa lidah (bahasa Roh) yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun kecuali mereka yang melangsungkan hubungan intim dengan TUHAN.

Inilah yang disebut hubungan intim antara tubuh dengan kepala, seperti mempelai wanita TUHAN dengan Mempelai Pria Sorga.


Ciri-ciri adanya hubungan intim

Wahyu 14:4-5

(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. (14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


Kehidupan dari 144.000 orang (inti mempelai): murni sama seperti perawan, berarti sempurna.

Kesempurnaan dari inti mempelai dibuktikan dengan 5 perbuatan, antara lain:

  1. Mereka tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan.

Perempuan yang dimaksud adalah perempuan yang terdapat di kitab Wahyu itulah peremuan  Izebel dan perempuan Babel. Hal ini telah diterangkan.

  1. Mereka mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi.

  2. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung.

  3. Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta.

  4. Mereka tidak bercela.

Malam ini kita masih membahas hal yang kedua.


Penjelasan tentang yang kedua: 

MEREKA MENGIKUTI ANAK DOMBA ITU KEMANA SAJA IA PERGI.

Pendeknya, pengikutan dari mempelai wanita TUHAN ditandai dengan pengorbanan seperti pengorbanan Anak Domba.


Terkait dengan pengikutan yang ditandai pengorbanan, kita lanjutkan pada pembacaan…

1 Petrus 2:21 dengan perikop: “Penderitaan Kristus sebagai teladan”

(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.


Perlu untuk diketahui: 

Kita dipanggil untuk mengikuti jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah sesuai dengan perikopnya: “penderitaan Kristus sebagai teladan”. Jadi, teladan TUHAN Yesus itu perlu diikuti. 


Mengapa harus mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah dengan lain kata harus mengikuti teladan TUHAN dalam penderitaan-Nya?  Sebab TUHAN Yesus telah menderita sengsara (menanggung derita yang hebat) untuk dosa kita semua. Jadi, kehidupan yang dipanggil dan ditebus perlu untuk mengikuti teladan semacam ini.


Contoh: Pengikutan Rut yang ditandai dengan pengorbanan,

Rut 1:1-6 intinya; setelah mengalami masa-masa yang sulit di tanah Moab, akhirnya, Naomi memutuskan untuk kembali ke tanah asalnya yaitu; Betlehem. Rut dan Orpa (kedua menantu Naomi) itu ternyata mengikuti jejak Naomi untuk kembali ke Betlehem. 


Namun, untuk mengikuti Naomi, baik Rut maupun Orpa, 3 (tiga) kali diuji oleh Naomi yaitu:

  • Berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku (Rut 1:8).

  • Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? (Rut 1:11).

  • Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki (Rut 1:12).


Rut 1:14

(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.


Di sini kita melihat: Lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri.

Artinya: Orpa berhenti di tengah jalan untuk mengikuti Naomi ke Betlehem setelah diuji sebanyak tiga kali. 

Padahal, pengikutan yang benar harus ditandai dengan pengorbanan, sebab TUHAN memanggil kita untuk mengikuti jejak TUHAN / tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah, ini teladan yang harus kita ikuti.


Singkat kata, akhirnya Orpa kembali kepada bangsanya dan kembali kepada allahnya.

  • Kembali kepada bangsanya = kembali kepada dosa kenajisan percabulan.

Saudara, yang dicari oleh bangsa-bangsa lain (bangsa yang tidak mengenal TUHAN) adalah soal apa yang akan dimakan, diminum dan dipakai. Kemudian, sibuk dengan berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, kerajaan dunia dengan segala kemegahannya, sibuk dengan segala kemilau-kemilau dunia. Itulah yang disebut dengan kenajisan percabulan.

  • Kembali kepada allahnya = kembali kepada dosa penyembahan berhala.

Perlu untuk diketahui, kekerasan hati disebut juga penyembahan berhala. Oleh sebab itu, hati-hati dengan segala kekerasan di hati.


Kalau Orpa tidak mengikuti jejak yang berdarah, sekarang kita bandingkan dengan pribadi Rut yang sama-sama berasal dari bangsa Moab: Tetapi Rut tetap berpaut kepada Naomi.

Berarti Rut tetap mengikuti Naomi sampai ke Betlehem berjumpa dengan Allahnya Israel.

Ini adalah pengikutan yang ditandai dengan pengorbanan = mengikuti jejak TUHAN yang berdarah, sebab sekalipun ia diuji sebanyak tiga kali, Rut tetap berpautkepada Naomi. 


Oleh sebab itu, kaum muda remaja yang mengikuti secara tatap muka maupun anak-anak TUHAN, bapa ibu, saudara yang mengikuti secara online/live streaming/video internet; Youtube, Facebook dimanapun berada, jangan karena banyaknya ujian-ujian yang harus kita lalui di tengah-tengah pengikutan kita kepada TUHAN, lalu kita berhenti mengikuti TUHAN. Kita harus ingat bahwa TUHAN Yesus telah menderita sengsara karena dosa manusia dan untuk itulah kita dipanggil, supaya kita mengikut jejak yang Dia tinggalkan, jangan kita keluar dari jejak itu. Jangan gara-gara sedikit pergumulan lalu kita berhenti mengikuti TUHAN. Tetapi, biarlah kita mengikuti TUHAN sekalipun ditandai dengan pengorbanan. 


Jadi, sekali lagi saya tandaskan; pengikutan Rut ditandai dengan pengorbanan, sebab sekalipun tiga kali diuji namun Rut tetap berpaut kepada Naomi mertuanya itu. Siapa yang mau tetap mengikuti jejak TUHAN yang berdarah?


Rut 1:15-17

(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu." (1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (1:17) di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"


Ketetapan hati Rut mengikuti Naomi dibuktikan dengan perkataan-perkataannya, antara lain..

  1. Kemana engkau pergi ke situ juga aku pergi.

  2. Dimana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam.

  3. Bangsamulah bangsaku.

  4. Allahmulah, Allahku.

  5. Dimana engkau mati, di situ juga aku mati di sana dan disanalah aku dikuburkan.


5 (lima) pernyataan tersebut, dibagi menjadi 3 (tiga) bagian..

  • Hal 1 dan 2 bicara soal IMAN.

  • Hal 3 dan 4 bicara soal PENGHARAPAN.

  • Hal 5 bicara soal KASIH.


Saudara, malam ini kita membahas soal: KASIH.

Singkat kata, iman, pengharapan dan kasih tinggal di dalam Rut (perempuan Moab ) itu. Dan biarlah kiranya tiga hal itu tinggal di dalam diri kita masing-masing, karena itu merupakan sarana yang TUHAN berikan supaya kita sampai kepada kemuliaan kekal.


Terkait dengan kasih kita perhatikan…

1 Korintus 13:13

(13:13) Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.


Kiranya iman, pengharapan dan kasih tinggal di dalam diri kita masing-masing. Kemudian, yang paling besar diantara ketiganya ialah kasih. Kita akan buktikan hal itu.


1 Korintus 13:1-3

(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. (13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. (13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.


Di sini kita melihat, terkait dengan kasih, dibagi di dalam 3 (tiga) kelompok.

YANG PERTAMA: Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Itu berarti; tidak mempunyai nada tinggi dan tidak mempunyai nada rendah, dengan lain kata; tidak dapat mengikuti irama.

Jadi, kalau seseorang tidak dapat mengikuti irama, tidak dapat mengerti TUHAN, tidak dapat mengerti ibadah dan pelayanan, tidak mengerti sesama, jelas bahwa orang itu telah dikuasai oleh roh egosentris.


Kalau seseorang egois, dia tidak bisa mengikuti irama TUHAN -- pengalaman TUHAN di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya, dan juga tidak dapat mengikuti irama dari orang lain (tidak mengerti orang lain), persis seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. 

Gong kalau dipukul hanya mengeluarkan satu nada. Begitu juga canang, kalau dipukul hanya mengeluarkan satu nada. Dengan lain kata, gong = do begitu juga dengan canang = do, tidak bisa berubah menjadi mi, fa, sola dan seterusnya. 

Kalau seseorang egosentris, sekalipun ia dapat berkata-kata dengan menggunakan bahasa manusia, bahasa malaikat, tidak ada artinya, semua perkataan yang keluar dari dalam mulut sama saja dengan gong yang berkumandang atau canang yang gemerincing.


Saudara, ada banyak anak TUHAN telah dikuasai oleh roh egosentris. Ada banyak anak TUHAN tau ini dan itu, bisa bahasa ini dan bahasa itu, tetapi dia dikuasai oleh roh egosentri. Tetapi perlu untuk diketahui, sekalipun dia bisa menggunakan segala bahasa, hidupnya sama saja seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.


YANG KEDUA: Sekalipun seseorang…

  • Mempunyai karunia untuk bernubuat,

  • Mengetahui segala rahasia,

  • Memiliki seluruh pengetahuan,

  • Memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung.

Tetapi jika ia tidak mempunyai kasih, sama sekali tidak berguna.

Saudara, semua hal tersebut bisa saja dipercayakan TUHAN kepada seorang hamba TUHAN, kemudian, oleh karena karunia-karunia itu, ia dipercaya untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN. Tetapi, jika ia tidak mempunyai kasih di tengah ibadah dan pelayanan yang begitu hebat itu, maka hamba TUHAN semacam ini sama sekali tidak berguna bagi TUHAN. Ini harus dipahami dengan sungguh.


YANG KETIGA: Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku -- berarti tidak mendatangkan keuntungan bagi dirinya sendiri, justru itu adalah penderitaan.


Sedikit kesaksian: setiap tahun ada saja orang-orang yang merayakan hari raya Paskah yang tidak sesuai dengan caranya Alkitab yang baru saja kita baca, yaitu; ada satu orang yang mau disalibkan. Orang tersebut menjalankan satu drama atau fragmen, lalu memberikan dirinya untuk disalibkan secara nyata; tangannya dipaku, kakinya dipaku, tinggal lambungya saja yang tidak ditombak. Lalu dalam perjalanan itu (bayangan dari via dolorosa) dia dipukuli oleh tentara-tentara Romawi. Ini adalah perbuatan yang kurang tepat. Maka jelaslah; jika ia tidak memiliki kasih, pengorbanan semacam ini tidak berfaedah, tidak mendatangkan keuntungan bagi dirinya sendiri, yang ada kerugian, menderita sakit.


Singkat kata, dari ayat 1-3, jelas, yang terutama dan yang terbesar ialah kasih bukan soal pengorbanan, perbuatan, karunia yang dipercayakan. Baiklah, mungkin semua karunia dipercayakan, tetapi, jauh lebih baik kalau kasih itu tinggal di dalam diri seseorang, hamba TUHAN (pemimpin sidang jemaat), pelayan TUHAN (imam-imam) sampai kepada seluruh sidang jemaat. Karena, perbuatan-perbuatan yang dahysat tanpa disertai kasih, jelas sama seperti:

  • Gong yang berkumandang.

  • Hidup yang tidak berguna.

  • Tidak mendatangkan keuntungan bagi dirinya sendiri, sebaliknya, itu adalah kerugian dan penderitaan yang menyakitkan


1 Petrus 4:8 dengan perikop: Hidup orang Kristen

(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.


Yang terutama adalah kasih, sebab, kalau kasih TUHAN tinggal di dalam diri kita, maka kita dimampukan oleh kasih agape untuk menutupi banyak sekali dosa. Orang yang memiliki karunia dan jabatan Roh Kudus, iman dan pengetahuan setinggi langit, belum tentu mampu menutupi dosa. 


Kita saling mendoakan supaya kasih itu tinggal di dalam kita masing-masing, karena memang yang terutama adalah kasih. Kalau kita tidak mengampuni dengan lain kata; tetap saja melihat kesalahan orang di tengah ibadah dan pelayanan, maka karunia dan jabatan yang TUHAN percayakan tidak berarti, tidak berguna, tidak berfaedah.


1 Korintus 13:4-7

(13:4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. (13:5) Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. (13:6) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. (13:7) Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.


Praktek atau perbuatan kasih ada 14 (empat belas), yaitu...

  1. Sabar.

  2. Murah hati.

Perlu untuk diketahui, TUHAN sudah menyatakan kemurahan hati-Nya, maka kita juga perlu menyatakan kemurahan hati.

  1. Tidak cemburu; tidak iri dan dengki melihat orang yang maju rohaninya.

  2. Tidak memegahkan diri sekalipun ia mempunyai kelebihan-kelebihan dalam banyak perkara.

  3. Tidak sombong = tidak angkuh (tinggi hati), berarti; rendah hati

  4. Sopan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Apapun yang kita miliki juga sopan, mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

  5. Tidak mencari keuntungan diri sendiri.

Biasanya, orang yang suka mencari keuntungan untuk pribadinya; tidak peduli orang lain, bahkan ironisnya, bisa mengorbankan orang lain demi keuntungan pribadi. 

  1. Tidak pemarah, berarti pekerjaannya bukan marah-marah saja.

  2. Tidak menyimpan kesalahan orang lain, karena hati adalah tempat untuk menyimpan yang baik, yang benar, yang suci dan yang sempurna, itulah Firman Allah, Roh Allah dan kasih Allah.

  3. Bersukacita dengan yang benar.

Jangan bersukacita karena ketidakadilan, ketidakbenaran. Jangan bersukacita melihat orang lain dalam kesusahanya, keterpurukannya. 

  1. Menutupi segala sesuatu, itu berarti tidak suka membuka aib orang, tidak suka menjelek-jelekkan orang lain, menceritakan kekurangan seseorang pada orang lain.

  2. Percaya segala sesuatu, berarti; tidak selalu curiga.

Kalau kasih Allah tinggal di dalam diri seseorang; tidak akan mencurigai, padahal orang lain baik-baik saja, dicurigai terus, stress nanti, pusing sendiri, sehingga tidak konsentrasi bekerja dan melayani TUHAN.

  1. Mengharapkan segala sesuatu.

  2. Sabar menanggung segala sesuatu, bukan menanggung satu perkara saja.

Memang tidak mudah, tetapi percaya saja, kalau kasih yang sempurna tinggal di dalam diri kita, niscaya, kita semua sabar menanggung segala sesuatu. Apapun yang terjadi di rumah atau di luar rumah, di tempat bekerja, bila ada sesuatu yang tidak enak, sabar saja.


1 Korintus 13:8

(13:8) Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.


Intisari dari 14 (empat belas) perbuatan kasih yang sudah kita periksa satu persatu tadi, ialah; ternyata kasih itu tidak berkesudahan, sedangkan:

  • Nubuat akan berakhir di bumi ini, sebab di dalam kerajaan Sorga tidak perlu lagi nubuat. 

TUHAN Yesus adalah segala-galanya, Dia adalah nabi, penginjil, gembala dan guru.

  • Satu kali bahasa Roh akan berhenti, karena kita tidak perlu menggunakan bahasa Roh di dalam kerajaan Sorga. Kehidupan yang sudah terbangun sampai sempurna, tidak perlu lagi membangun hidupnya dengan bahasa lidah kepada TUHAN lewat penyembahan.

  • Pengetahuan setinggi apapun akan lenyap seperti langit dan bumi serta unsur-unsurnya juga lenyap.

Tidak salah menempuh jalur pendidikan supaya seseorang mempunyai pengetahuan selama di bumi, tetapi di kerajaan Sorga pengetahuan itu tidak diperlukan.


Kita kembali memperhatikan…

1 Petrus 4:8-10

(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. (4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak  bersungut-sungut. (4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.


Kalau kita bandingkan dengan 1 Korintus 13:1-3, di situ kita melihat, yang ditonjolkan terlebih dahulu adalah..

  • Soal mampu menggunakan bahasa manusia dan bahasa malaikat.

  • Karunia-karunia, pengetahuan, iman yang dahsyat memindahkan gunung.

  • Pengorbanan yang begitu besar.


Tetapi yang benar adalah di dalam 1 Petrus 4:8-10 ini, yang pertama ditonjolan adalah kasih. Maka, kelanjutan dari kasih adalah…

  1. Memberi tumpangan kepada orang lain tanpa persungutan.

  2. Melayani sesama sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus.


Jadi, memberi tumpangan dan melayani dasarnya adalah kasih. Jangan sampai; mampu menggunakan bahasa manusia dan bahasa malaikat, kemudian dipercayakan karunia iman dan bernubuat, tetapi tanpa kasih -- tidak ada artinya. Berkorban tanpa kasih tidak mendatangkan keuntungan, Jadi, yang pertama dan terutama adalah kasih. 

Intinya, menjadi pengurus yang baik dari kasih karunia Allah, bila pelayanan itu didasari dengan kasih. Jangan sampai menonjolkan kelebihan tetapi tanpa kasih, tidak ada artinya. 


Inilah pribadi Rut dan kita akan melihat bahwa kasih itu benar-benar ada di dalam diri Rut.


Kita awali dari…

Rut 2:9

(2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."


Rut bekerja di ladang Boas, di belakang pengerja perempuan-perempuan.

Artinya: Rut melayani dengan segala kerendahan di hati.


Tanda rendah hati dari seorang pelayan:

  • Tidak ada penonjolan diri.

  • Tidak mau mendahului TUHAN karena merasa bisa.

  • Jadi, segala sesuatu yang hendak mau kita kerjakan, tanya TUHAN. Orang yang suka tanya TUHAN adalah orang yang dengar-dengaran. Ketika Yesus menderita sengsara di atas kayu salib, itu karena kehendak Allah. Jadi, jangan kita asal melayani.


Dampak positif melayani dengan rendah hati:

  1. Dibela oleh TUHAN, berarti; tidak diganggu yang lebih kuat sebagaimana perkataan Boas kepada Rut: aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau.

Kita akan dibela TUHAN sampai masa aniaya antikris, dimana antikris itu digambarkan dengan kombinasi dari tiga jenis binatang yaitu;

  • Macan tutul berbicara soal kecepatan.

  • Beruang berbicara soal cengkraman yang kuat dan bobot pukulan yang hebat.

  • Singa, memiliki mulut yang dahsyat untuk menghanyutkan manusia.

  1. Dipelihara, berarti; dipuaskan oleh air kehidupan seperti perempuan Samaria; dipuaskan oleh TUHAN.


Rut 2:10

(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"


Boas memperhatikan pelayanan Rut (perempuan Moab) itu karena belas kasihan dengan lain kata; Rut dikasihani Boas.

Tanda hidup dalam belas kasihan TUHAN: ada penyembahan, seperti Rut sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Jadi, orang yang tidak hidup dalam belas kasihan TUHAN; tidak suka menyembah, tetapi, kalau dia sudah merasakan belas kasihan TUHAN, kemurahan hati TUHAN, kasih karunia TUHAN, pasti suka sekali menyembah, suka membawa hidupnya rendah di ujung kaki salib, tersungkur di hadapan tahta kasih karunia TUHAN.


Imam-imam yang sudah dipercayakan karunia dan jabatan, semestinya suka membawa hidupnya di ujung kaki salib. Tetapi ada saja pelayan-pelayan yang sudah menerima kasih karunia dengan lain kata; dipercayakan karunia dan jabatan Roh Kudus; tetapi tidak suka menyembah. Saya tidak tahu apa maksud dari orang seperti ini.


Rut 2:11

(2:11) Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.


Rut mendapat pujian dari Boas, sebab Rut telah menunjukkan kasihnya kepada Noami mertuanya. 

Hal itu dibuktikan dengan:

  • Meninggalkan ibu bapanya.

  • Meninggalkan tanah kelahirannya (bangsanya).

Namun tidak berhenti sampai di situ, kita akan lihat lagi yaitu: kasih di dalam diri Rut terjadi peningkatan.


Rut 3:9-10

(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami." (3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.


Kasih yang dimiliki oleh Rut meningkat lebih sempurna lagi, itulah yang disebut; kasih yang lebih besar, kasih yang terutama. Singkat kata, kasih yang lebih besar atau kasih yang terutama itu sudah tinggal di dalam diri Rut.

Buktinya: Rut menghormati bahkan menjunjung tinggi pekerjaan penebusan yang dikerjakan oleh Si Penebus atau Si Pengantara.


Jadi jelas sekali, yang pertama: kasih di dalam diri Rut adalah ia menghormati mertuanya bahkan ia harus meninggalkan orangtuanya dan tanah kelahirannya. Kemudian, kasih itu lebih besar lagi di dalam dirinya, dengan bukti; Rut menghormati, menjunjung tinggi pekerjaan penebusan dan pendamaian yang dikerjakan oleh Boas rohani itulah TUHAN Yesus Kristus Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga.


Apa bukti kita menghargai penebusan dan pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus? Senantiasa menjunjung tinggi korban-Nya. Prakteknya; 

  • Menghargai ibadah, berarti tekun dalam tiga macam ibadah pokok.

  • Menghargai pelayanan, yaitu karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus yang dipercayakan oleh TUHAN


Jadi jelas, yang terutama adalah kasih, yang terbesar adalah kasih, dan itu sudah tinggal di dalam diri Rut. 

Mari, dengan kita menghargai ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kemudian mau melayani TUHAN yang disertai dengan pengorbanan, itu menunjukkan bahwa kasih yang terbesar dan kasih yang terutama tinggal di dalam diri kita masing-masing.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment