IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 26 SEPTEMBER 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:8-9
(Seri 21)
Subtema: PEMERSATU YANG SALAH (TER GALA-GALA)
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmatNya kita ada di atas gunung TUHAN beribadah lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, bapak, ibu saudara yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT BETANIA Serang dan Cilegon Banten, Indonesia lewat online atau Live streaming, atau video internet, baik Youtube, Facebook, dan media-media sosial lainnya.
Dan selanjutnya TUHAN kiranya ada di tengah-tengah kita memberi damai sejahteraNya dan kita boleh merasakan satu kebahagiaan dalam suasana Sorga saat dengar firman TUHAN Allah.
Mari kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab. Namun tetap berdoa dalam Roh mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Kita masih berada pada Maleakhi 2:8-9.
Maleakhi 2:8-9 Perikop: Murka TUHAN terhadap para imam.
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.
Singkat kata; Para imam (pemimpin umat Israel) menyimpang dari jalan (ayat 8), karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan (ayat 9), akibatnya memandang bulu dalam pengajarannya, itu artinya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka memperhatikan orang kaya, orang yang punya uang, tetapi tidak memperhatikan orang miskin, orang yang tidak punya uang.
Doakan supaya penampilan imamat rajani dalam kandang penggembalaan GPT BETANIA tidak memandang bulu dalam pengajaran, tetapi murni untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN. Hal ini juga diceritakan oleh Nabi Yesaya 56:10-11.
Yesaya 56:10-11 dengan perikop: "Pemimpin-pemimpin yang fasik"
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Para pemimpin umat Israel: “mengambil jalannya sendiri”, (pada ayat 11), itu berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan, dengan lain kata menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut: “orang-orang buta”.
Kalau tidak mengikuti jalan TUHAN, maka orang-orang yang menyimpang ke kiri dan ke kanan. Sementara orang yang tidak mengikuti jalan TUHAN tentu dia adalah orang buta, kalau dia melihat jalan TUHAN maka dia akan terus mengikuti jalan TUHAN, tidak menyimpang ke kiri, tidak menyimpang ke kanan.
Para pemimpin umat Israel ketika menyimpang dari jalan TUHAN disebutlah orang-orang buta, berarti:
Tidak tahu apa-apa.
Anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak; tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan firman Allah itulah cahaya tentang injil kemuliaan Kristus dan pengajaran salib, karena ternyata mereka memandang bulu dalam pengajaran.
Berbaring melamun dan suka tidur saja (si pemalas)
Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.
Malam ini kita masih membahas bagian bagian d, yaitu : Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.
Keterangan; ANJING-ANJING PELAHAP TIDAK TAHU KENYANG.
Istilah lain pelahap; tidak tahu kenyang = rakus dan tamak berarti memperkaya diri sendiri tanpa mengenal kata cukup. Lanjut kita lihat di dalam Amsal 30:15-16.
Amsal 30:15-16
(30:15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!" (30:16) Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"
Si lintah mempunyai dua anak perempuan yaitu: untukku dan untukku.
Dari cara si lintah memberi nama kepada kedua putrinya jelas menunjukkan bahwa si lintah ini tidak tahu kenyang, dan tidak mengenal kata cukup.
Setiap anak setelah dilahirkan maka orang tuanya akan memberi nama baru, baik secara jasmani, maupun setelah dilahirkan secara rohani. Dan nama itu kiranya mencerminkan karakter pribadi lepas pribadi.
Jadi nama itu perlu dipertanggungjawabkan (dipikul) supaya karakter kita, tabiat, sifat, perangai kita, sola tingkah kita sesuai dengan nama baru tersebut.
Si lintah mempunyai dua anak perempuan:
Anak pertama bernama untukku,
Anak kedua bernama untukku,
menunjukan bahwa si lintah adalah pelahap yang tidak tahu kenyang, dan tidak mengenal kata cukup. Padahal kalau ibadah disertai rasa cukup memberi keuntungan besar sesuai dengan 1 Timotius 6:6: Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Selanjutnya di ayat 8: Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Jadi yang terpenting asal ada makan dan pakaian cukuplah.
Makanan → firman Allah. Kiranya kita semua dikenyangkan dan dipuaskan, sehingga kalau kita kenyang kita tidak mungkin lagi mencari jajanan-jajanan di pinggir jalan, kalau kita dipuaskan maka kita tidak perlu lagi mencari kepuasan di luaran sana.
Pakaian → kasih Allah yang berkuasa untuk menutupi segala dosa dan ketelanjangan.
Jadi asal ada makanan dan pakaian cukuplah, itu yang terpenting, ibadah yang disertai dengan rasa cukup memberi keuntungan besar.
Sebab itu jangan kita memiliki roh seperti si lintah rakus (tamak), berusaha untuk memperkaya diri, dan tidak mengenal kata cukup.
Singkat kata, untukku dan untukku adalah:
1. Dunia orang mati.
2. Rahim yang mandul.
3. Bumi yang tidak pernah puas dengan air.
4. Api yang tidak pernah berkata cukup.
perkara ini akan kita bahas satu persatu tentu saja diawali dengan: DUNIA ORANG MATI.
Terkait dunia orang mati kita akan baca di dalam Mazmur 6:6.
Mazmur 6:6
(6:6) Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?
Lupa kepada TUHAN dan tidak tahu mengucap syukur itu adalah dunia orang mati.
Ayat ini keluar bukan untuk menunjuk-nunjuk seseorang, dan saya tidak akan pernah berhenti menyampaikan kebenaran apapun resikonya, karena kita semua pasti dipelihara oleh TUHAN. Justru saya tidak mau saudara rugi karena kekerasan di hati (penyembahan berhala).
Jadi saudara jangan pernah berpikir bahwa firman Allah yang disampaikan untuk menunjuk-nunjuk seseorang. Saudara coba ulangi lagi firman TUHAN kalau saudara tidak percaya, apa yang pernah saudara ikuti, coba kembali review itu menunjuk-nunjuk atau betul-betul murni untuk kita semua.
Jadi sekali lagi saya sampaikan; lupa kepada TUHAN dan tidak tau bersyukur itu adalah dunia orang mati. Kalau saya sampaikan ini saudara jangan ngomel di rumah, lalu menunjukkan arogansi di hadapan TUHAN, saudara yang rugi, bukan TUHAN. Takutnya saudara lama-lama terhilang kalau mengeraskan hati, sementara kedatangan TUHAN sudah diambang pintu.
Saya tau bahwa saya bukan berasal dari keturunan hamba TUHAN. Kalau saya lihat dosa nenek moyang begitu jahatnya, lalu kalau saya dipanggil jadi hamba TUHAN, menerima jabatan gembala sekarang ini itu kemurahan. Sebenarnya dari nenek moyang begitu jahatnya begitu najisnya, berkaca dari situ untuk apa lagi bertahan dengan kesombongan, arogansi, merasa diri besar, firman Allah lagi cukup untuk memberi nasihat, apa artinya kita menjalankan roda kehidupan kerohanian ini di hadapan TUHAN?.
Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan kasih; bawa dirimu di tempat yang paling rendah, supaya disitu engkau bisa dibentuk oleh TUHAN, mungkin emosi sesaat, tetapi TUHAN sabar untuk membentuk kehidupan kita semua, karena TUHAN adalah penjunan, kita tanah liat di tangan penjunan, siapa yang bisa protes. Yeremia 18:6: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Semestinya...
Manusia tidak boleh lupa dan melupakan TUHAN.
Alasan konkrit: karena TUHAN yang membentuk manusia dari segumpal tanah liat.
Manusia harus tahu bersyukur.
Alasan konkrit; karena TUHANlah yang memberi nafas hidup dan umur panjang, sehingga ada peluang (kesempatan) meraih kerajaan sorga.
Amsal 3:16: Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.
TUHAN yang membentuk kita. Kalau TUHAN membentuk kehidupan kita; umur panjang ada ditangan kanan yang membentuk, kemudian kekayaan dan kehormatan ada di tangan kiri TUHAN yang membentuk kehidupan kita masing-masing.
Jadi, kalau saja kita menyadarinya, maka tentu saja kita tidak akan membawa diri ini ke dunia orang mati, yakni; lupa dan tidak tau bersyukur.
Perlu untuk diketahui: Dunia orang mati adalah takhta setan, ayat referensinya Yesaya 14:15:
Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.
Mazmur 9:18
(9:18) Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah.
Disini kembali dinyatakan; Orang-orang fasik dengan sengaja membawa dirinya ke dunia orang mati.
Pendeknya, yang melupakan Allah dan tidak tau bersyukur adalah orang-orang fasik sebab yang menjadi raja atas orang-orang fasik adalah iblis (setan). Jadi kalau orang-orang fasik lupa dan sengaja melupakan TUHAN, kemudian tidak tahu mengucap syukur dengan segala kebaikan dan kemurahan TUHAN itu karena iblislah yang menjadi rajanya. Andaikata bagi kita TUHAN melebihi dari ilah-ilah zaman ini dan bagi kita TUHAN adalah raja di atas segala raja, maka kita tentu saja tidak akan pernah melupakan TUHAN dan juga tau untuk mengucap syukur.
Jadi dunia orang mati itu adalah tahta setan, maka kalau seseorang membawa dirinya ke dunia orang mati, rajanya adalah setan, yang disembah adalah setan termasuk berhala, itu sebabnya seseorang berani lupa TUHAN, berani meninggalkan tiga macam ibadah pokok, jangan marah saudara, ini benar yang saya sampaikan ini, nanti review kembali ini benar untuk saya saja atau untuk kita semua, sebab itu bawa dirimu ke tempat yang paling rendah, jangan pernah merasa diri besar, supaya engkau bisa dinasihati firman.
Siapa kita rupanya, bukankah kita tanah liat yang dibentuk di tangan penjunan, kok kita mau merasa besar dari nasihat firman?
Pendeknya yang melupakan Allah adalah orang fasik, sebab yang menjadi raja mereka disini adalah iblis (setan).
Lebih rinci tentang orang-orang fasik...
Mazmur 10:3
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.
Orang-orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, bangga dengan segala prestasinya, bangga dengan pekerjaannya, dengan bisnisnya, usahanya, kenapa? karena mereka loba.
Dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN, menganggap enteng TUHAN, menginjak-injak Anak Allah, menganggap najis darah perjanjian dan menghina roh kasih karunia, itu sudah pasti saudara. Pengertian ini akan tetap saya sampaikan supaya kita memiliki Roh takut akan TUHAN.
Selanjutnya…
Mazmur 10:4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Seluruh isi pikiran orang fasik:
1. Allah tidak akan menuntut,
2. Tidak ada Allah,
Dari isi pikiran orang fasik ini, jelas memberitahukan kepada kita bahwa mereka melupakan TUHAN dan sengaja melupakan TUHAN, serta tidak tahu bersyukur.
Adapun isi pikiran orang fasik:
YANG PERTAMA: “Allah tidak akan menuntut”.
Pikiran semacam ini menunjukkan bahwa seseorang bebas melakukan segala sesuatu menurut kehendak sendiri, kenapa? karena menurut pikiran mereka Allah tidak akan menuntut.
Terkait dengan “ALLAH TIDAK AKAN MENUNTUT”
1 Korintus 15:32
(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
Jika tidak ada kebangkitan maka semua orang akan berada di dunia orang mati, dan semua orang bebas melakukan segala sesuatu sesuai kehendak manusia itu sendiri, termasuk bebas untuk melakukan dosa makan minum.
Kalau seseorang membawa diri ke dunia orang mati, bagi mereka ibadah dan pelayanan yang disertai dengan pengorbanan itu sia-sia tidak ada artinya, termasuk untuk tekun tiga macam ibadah pokok disertai dengan pengorbanan, bagi orang-orang fasik, tidak ada artinya.
Jadi jika tidak ada kebangkitan semua orang akan berada di dunia orang mati, ketika orang berada di dunia orang mati orang akan bebas melakukan segala sesuatu sesuai kehendaknya sendiri termasuk bebas untuk melakukan dosa makan dan minum dan tidak menghargai korban Kristus.
Terkait dengan ‘DOSA MAKAN MINUM”
Lukas 17:28-29 Perikop: Kedatangan kerajaan Allah.
(17:28) Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. (17:29) Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.
Ayat 28-29 menceritakan kepada kita, tentang dunia orang mati pada zaman Lot:
Mereka makan dan minum.
Mereka bebas membeli dan menjual.
Mereka menanam dan membangun.
Bagian a dan b telah diterangkan, sekarang kita akan mengikuti penjelasan pada bagian c, secara khusus soal; MEMBANGUN.
Soal menanam telah kita bahas di minggu-minggu yang lampau.
Setahu saya kalau soal membangun, pada dasarnya semua orang ketika bembangun disitu ada satu kebahagian, walaupun di sisi lain menegangkan terkait dengan biaya pembangunan. Tetapi kita tidak takut, tidak perlu risau terkait dengan persembahan-persembahan yang harus kita persembahkan kepada TUHAN, karena pada dasarnya kita akan bahagia karena TUHAN akan membangun hidup rohani kita semua, jadi jangan saudara bingung dan khawatir, dan jangan takut untuk mempersembahkan hati, pikiran saudara kepada TUHAN.
Lebih rinci tentang membangun…
1 Korintus 3:9
(3:9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.
Anak-anak TUHAN (gereja TUHAN) disebut juga "bangunan Allah". Jadi kita semua adalah bangunan Allah, kita ini rumah TUHAN, berarti tempat Roh Allah beraktifitas.
1 Korintus 3:10a
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
Rasul Paulus adalah seorang arsitek atau ahli bangunan yang cakap.
Kita patut bersyukur TUHAN memanggil Rasul Paulus dan kepadanya dipercayakan jabatan Rasul.
Perlu untuk diketahui;
Rasul Paulus adalah penyambung (penghubung) antara hujan awal sampai dengan hujan akhir – hujan itu berbicara soal ajaran –.
Juga pengantara antara Musa yang membangun Tabernakel sesuai petunjuk Allah yang dia terima di atas gunung TUHAN (gunung Sinai, gunung Horeb) dengan Rasul Yohanes yang kepadanya diperlihatkan Tabernakel Sorgawi (Wahyu 4). Tapi tidak ada waktu untuk membahas itu.
Jadi singkat kata; Rasul Paulus adalah seorang arsitek (ahli bangunan) yang cakap. Apa buktinya? Rasul Paulus telah meletakkan dasar dari tiap-tiap bangunan.
Kita bandingkan dengan dengan ahli bangunan yang lain…
1 Petrus 2:6-7
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." (2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Dasar (pondasi) dari sebuah bangunan – dalam hal ini Gunung Sion – adalah: BATU YANG TERPILIH disebut juga BATU PENJURU YANG MAHAL. Yang meletakkan dasar dari Gunung Sion adalah Allah itu sendiri.
Jadi apabila 1 Korintus 3:10a kita bandingkan dengan 1 Petrus 2:6-7 jelas saja bahwa Rasul Paulus adalah ahli bangunan yang cakap. Sebaliknya ahli-ahli taurat, imam-imam kepala serta tua-tua orang Israel adalah tukang-tukang bangunan yang ceroboh (bukan tukang bangunan yang cakap tangannya) membangun bangunan tanpa dasar.
Kalau jemaat diajar untuk mengarahkan pandangan kepada salib, jelas hamba TUHAN tersebut adalah tukang bangunan yang cakap, saudara jangan ngomel di rumah, jangan menahan apa yang menjadi milik TUHAN yang harus dipersembahkan.
Tukang bangunan yang cakap telah meletakan dasar dari tiap-tiap bangunan yaitu korban Kristus, tapi lihatlah imam-imam kepala, ahli-ahli taurat, tua-tua orang Israel (orang Yahudi) adalah tukang-tukang bangunan yang ceroboh, mengabaikan dasar dari bangunan itu.
Dari sini kita melihat dan mengetahui dengan seksama mana ahli bangunan yang cakap, mana ahli bangunan yang ceroboh, tetapi menurut saya imam-imam kepala ahli-ahli taurat dan tua-tua orang Yahudi adalah tukang-tukang bangunan yang ceroboh, mengabaikan pribadi Yesus yang mati diatas kayu salib, padahal itu adalah dasar dari tiap-tiap bangunan.
Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas ahli taurat, imam kepala, tua-tua orang Yahudi adalah tukang-tukang bangunan yang ceroboh, karena tidak mempunyai pertimbangan yang baik, mengapa? sebab mereka mengabaikan dasar bangunan yakni batu yang terpilih dan batu penjuru yang mahal, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan; tukang-tukang bangunan membuang batu itu (dasar bangunan) itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan (mengabaikan).
Jadi saudara harus bersyukur kepada TUHAN, ibadah dan pelayan ini dasarnya korban Kristus untuk membangun diri kita (hidup rohani kita) dasarnya adalah korban Kristus.
Pendeknya; membangun tanpa dasar, membangun tanpa pondasi adalah suatu kekeliruan dan kecerobohan dari seorang tukang bangunan (hamba-hamba TUHAN). Jadi sidang jemaat harus tau:
Ibadah tanpa korban Kristus adalah kekeliruan.
Melayani TUHAN tanpa korban Kristus adalah kekeliruan (kecerobohan).
Jadi jangan setelah mengerjakan banyak hal lalu saudara berkata; kok saya tidak dihargai. Justru saudara harus bersyukur hidup rohani saudara sedang dibangun di atas dasar batu penjuru yang mahal.
Imam-imam perhatikan ini, sidang jemaat juga yang belum diangkat jadi imam; ibadah tanpa korban Kristus adalah kekeliruan. Imam-imam perhatikan, melayani tanpa korban Kristus adalah kekeliruan juga, jadi jangan keliru jangan ceroboh, sabar-sabar saja ketika dibangun di atas dasar yang teguh.
Kita kembali membaca…
1 Korintus 3:10b
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
Maksudnya di dalam hal membangun hidup rohani:
Tidak boleh dengan sembarangan.
Tidak boleh sesuka hati, maksudnya; lagi senang semuanya dipersembahkan, lagi tidak senang ( berduka ) berhenti untuk datang beribadah, itu tidak boleh.
Jadi tidak boleh sembarangan, tidak boleh dengan sesuka hati, karena hal-hal itu merupakan kecerobohan seperti ahli taurat, imam-imam kepala, dan tua-tua Yahudi mereka adalah tukang-tukang bangunan tetapi mengabaikan hal-hal yang terpenting yaitu korban Kristus sebagai dasar dari tiap-tiap bangunan.
Jadi tiap-tiap orang harus memperhatikan bagaimana ia harus membangun di atasnya, jangan dengan sembarangan, jangan dengan sesuka hati, baik ketika di luar ibadah jangan sembarangan, jangan dengan sesuka hati, karena itu merupakan kecerobohan seperti tukang-tukang bangunan yang ceroboh tadi.
Perlu untuk kita ketahui bersama: Akhir zaman ini adalah zaman kerobohan.
Alasan saya mengatakan bahwa zaman akhir ini adalah zaman kerobohan karena kecerobohan tukang-tukang bangunan yang ceroboh, kenapa? karena arus dunia dibiarkan masuk di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Apa tandanya?
Pemimpin sidang jemaat sibuk menyampaikan Firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Pelayan bebas memakai kaos oblong, celana levis (celana jeans) padahal celana levis itu adalah cela coboy. Namanya coboy berarti sembarang saja. Intinya melayani tanpa pertobatan yang sungguh, dimana yang masih merokok diberi kesempatan melayani, masih mabuk, terikat dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak pas di dunia ini, diberi kesempatan melayani itu kan sembarangan namanya, itu pelayanan tanpa dasar, bangunan Rohani semacam ini adalah bangunan satu kali akan roboh.
Jemaat bebas datang beribadah menggunakan sendal, pakaian tipis, (transparan) bahkan rambut diizinkan dicat warna-warni tanpa nasihat, tanpa didikan, tanpa teguran yang jelas., semua dibiarkan saja, mengapa? karena tujuannya adalah; untuk mengumpulkan massa, kelanjutannya mencari nama (popularitas) supaya terkenal. Kalau jemaat yang dilayani banyak, sudah pasti terkenal. Jadi kelanjutan massa yang banyak adalah popularitas, tetapi hati-hati setelah tahta kelanjutannya adalah “ta” ketiga, yaitu; wanita (kenajisan percabulan). Itu sebabnya saya katakan zaman akhir ini adalah zaman kerobohan karena kecerobohan tukang-tukang bangunan yang ceroboh dalam 1 Petrus 2:6-7. Tetapi jangan lupa jika membangun rumah rohani dengan bebas (sesuka hati) satu kali nanti akan mengarah kepada pembangunan tubuh babel, itulah “ta” yang ketiga; kenajisan percabulan.
Perlu untuk diketahui pada Wahyu 19 terdapat 2 jenis bangunan:
Pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah sidang mempelai wanita TUHAN kelak berada dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba (Wahyu 19:6-8).
Sedangkan Pesta kawin Anak Domba adalah perjalanan akhir dari gereja TUHAN di atas bumi ini, atau pesta kawin anak domba adalah muara dari ibadah-ibadah di bumi ini.
Muara ibadah bukan soal berkat, tapi pesta kawin Anak Domba, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna menjadi mempelai wanita TUHAN, kelak akan masuk dalam perjamuan malam pesta kawin bersanding dengan Dia.
Pembangunan tubuh Babel (Wahyu 19:17-18); pesta burung-burung itulah kenajisan percabulan disebut juga pembangunan tubuh Babel.
Marilah kita menyelidiki “PEMBANGUNAN TUBUH BABEL”
Kejadian 11:1
(11:1) Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
Pada mulanya penduduk bumi mempunyai:
Satu bahasa.
Namun kenyataannya sekarang ini begitu banyak bahasa. Di dalam satu bangsa saja begitu banyak bahasa, di dalam satu suku saja begitu banyak bahasa, apalagi di antara bangsa-bangsa, sehingga dengan banyaknya bahasa, komunikasi antara yang satu dengan yang lain menjadi terbatas. Di indonesia ini mohon maaf kalau tidak salah kurang lebih 800 bahasa sehingga membatasi kita untuk berkomunikasi. Tetapi di negara kita ini ada yang namanya bahasa persatuan itulah bahasa indonesia, kalau kita menggunakan bahasa suku atau adat masing-masing sulit untuk berkomunikasi.
Satu logatnya.
Berarti dialek (cara pengucapan kata) sama, sehingga komunikasi lancar satu dengan yang lain. Namun kenyataannya sekarang logatnya sudah berbeda-beda. Di dalam negara kita ini ada banyak suku, logatnya berbeda-beda, setiap kali mengucapkan kata logatnya berbeda-beda ada yang logat (dialek) tinggi nadanya, ada yang dialek (logat) yang rendah nadanya, ada yang datar umpama seperti sunda, kemudian dialeknya halus seperti jawa, tapi yang dialeknya kasar umpama seperti batak, yang dialeknya nada tinggi umpama seperti Abmon; mengajak makan saja nadanya tinggi,
Tapi pada dasarnya (pada mulanya) Kejadian 11:1: Seluruh bumi satu bahasanya dan satu logatnya.
Kejadian 11:2-4
(11:2) Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. (11:3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat. (11:4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
Mereka membangun sebuah kota dan sebuah menara, bangunan ini disebut sebagai "pembangunan tubuh Babel".
Tujuan dari pembangunan ini; supaya mereka jangan berserak, itu berarti supaya mereka tetap dalam satu kesatuan yang utuh (tidak terpisah-pisah).
Akan tetapi di dalam pembangunan tubuh Babel ini ada kesalahan.
KESALAHAN YANG PERTAMA: BATU BATA DIJADIKAN SEBAGAI BATU (DASAR).
Sesungguhnya, batu bata tidak dapat dijadikan sebagai batu atau dasar dari tiap-tiap bangunan. Walaupun bata itu sudah mengeras lewat proses pemanasan api, tetapi yang pasti tanah liat tetaplah tanah liat, walaupun dia mengeras. Jadi batu bata adalah tanah yang dibakar lalu mengeras. Sedangkan tanah liat yang hina adalah gambaran dari daging manusia.
Ayat-ayat referensi dari tabiat-tabiat daging nanti saudara bisa baca di dalam Galatia 5:19-21, dan hal ini telah diterangkan minggu lalu: Kesalahan pada saat membngun yang pertama bata dijadikan batu sebagai dasar dari bangunan, padahal Rasul Paulus telah menegaskan jemaat di Korintus di dalam 1 Korintus 3:10b…. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Berarti dasar bangunan bukan daging dan keinginannya, bukan daging dan hasratnya tetapi adalah batu penjuru yang mahal, batu yang terpilih itu sebabnya saya katakan; ketika mereka membangun menara Babel yang sampai ke langit terdapat kesalahan karena mereka membangun menara dasarnya batu bata. Hal ini telah diterangkan minggu lalu yang tidak datang bisa diikuti kembali.
KESALAHAN YANG KEDUA: TER GALA-GALA SEBAGAI TANAH LIAT.
Kejadian 11:3
(11:3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.
Kesalahan yang kedua adalah ter gala-gala sebagai tanah liat, maksudnya ter gala-gala atau mempersatukan sebagai bangunan yang utuh, tetapi sebenarnya ini adalah kesalahan yang fatal di dalam membangun hidup rohani itulah tubuh Kristus.
Jadi ter itu gala-gal sebagai tanah liat, itu juga kesalahan yang fatal dalam membangun tubuh Kristus.
Terlebih dahulu kita membaca …
Yohanes 17:18-19
(17:18) Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; (17:19) dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.
Doa Yesus sebagai Imam Besar Agung, yaitu; mendoakan 12 rasul hujan awal, supaya mereka dan ajarannya betul-betul sesuai dengan rencana Allah, itu sebabnya disini dikatakan: Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.
Jadi ketika mereka diutus di tengah pengutusan itu mereka mengajar sesuai dengan kehendak Allah; itu doa Imam besar untuk Rasul hujan awal. Apa kelanjutan untuk kita, apa hubungan timbal baliknya dengan kita, dengan membangun ini? Ini yang saya teliti tadi.
Mari kita baca ayat 20-21
Yohanes 17:20-21
(17:20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (17:21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Yesus juga mendoakan supaya orang-orang percaya menjadi satu oleh pemberitaan Firman Allah dari rasul-rasul hujan awal.
Jadi 12 rasul hujan awal dan pemberitaan dari 12 Rasul hujan awal didoakan oleh Yesus sebagai Imam besar Agung supaya di tengah-tengah pengutusan, di tengah-tengah pelayanan pemberitaan firman itu benar-benar memberitakan firman Allah sesuai dengan rencana Allah.
Kalau berita itu disampaikan sesuai dengan rencana Allah maka berita ini akan membawa kepada satu kesatuan tubuh yang sempurna itulah Mempelai TUHAN Yesus. Maka kalau kita melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh arahnya nanti membawa Gereja kepada satu tubuh yang sempurna.
Soal kesatuan sama seperti Bapa di dalam Anak, dan Anak di dalam Bapa, demikian juga Gereja yang sudah menjadi satu disebutlah itu tubuh Kristus. Itu sebabnya saya katakan tadi; tiap-tiap orang harus memperhatikan bagaimana ia membangun di atas dasar yang sudah diletakan oleh arsitek yang cakap itulah Rasul Paulus. Kita harus mengikuti rencana TUHAN, maka setiap kita datang menghadap TUHAN lepaskan dulu harga diri, lepaskan dulu egosentris, lepaskan dulu iri, dengki, lepaskan itu semua, jangan bertahan saudara, hargai apa yang TUHAN sudah kerjakan, hargai doa Imam besar Agung.
Kalau kita tidak satu, tidak sehati sepikir, tidak seia sekata, tidak mungkin menyatu dengan TUHAN.
Bagaimana tubuh menyatu dengan Kristus (kepala), kita aja di bumi terpisah-pisah, berkotak-kotak, padahal kita ada dalam satu kandang penggembalaan, seharusnya kita semua seia sekata.
Jadi saudara yang juga mengikuti secara online tidak usah merasa ngeri sepertinya ada jemaat yang ditelanjangi, tetaplah setia mengikuti pemberitaan firman semacam ini karena kita sedang dibangun di atas dasar bangunan yang benar, korban Kristus, dasar dari tiap-tiap bangunan yang sudah diletakan oleh Rasul Paul.
Jadi bentuk kesatuan itu seperti Bapa dan Anak, dan Anak di dalam Bapa, dan kita semua ada didalam Bapa dan Anak, akan tetapi bukan dengan menggunakan ter gala-gala, supaya kita satu bukan menggunakan ter. Gala-gala itu misalnya kalau itu papan; kaitan satu papan dengan papan yang lain, kalau itu batu bata; kaitan dari bata satu, tersusun lagi di atas batu bata, ada batu bata, terus bata di atas bata tersusun dengan rapi, itu ter gala-gala, tetapi yang mempersatukannya menjadi gala-gala adalah ter, ini kesalahan yang kedua. Kita semua menjadi satu bukan dengan cara ter gala-gala, tanah liat. Mari saya ajak saudara untuk membaca Efesus 2:19-20.
Efesus 2;19-20
(2:19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, (2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Hidup rohani kita dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, sedangkan Kristus sebagai "Batu Penjuru" atau pondasi (dasar) dari tiap-tiap bangunan.
Dasar para Rasul itulah hujan awal dengan ajaranya dan hujan akhir dengan ajarannya.
Kalau saya kaitkan dengan sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari tahta Allah maka:
Sebagian mengalir ke sebelah Timur itulah injil keselamatan, supaya orang percaya, bertobat dibaptis air, dan dipenuhkan Roh Kudus, itu injil keselamatan, ini dasar para rasul hujan awal.
Sebagian lagi mengalir ke sebelah Barat, itu menunjuk injil kerajaan atau cahaya injil tentang kemuliaan Kristus membawa Gereja TUHAN sampai kepada kemuliaan itulah sidang mempelai wanita TUHAN, ini pengajaran hujan akhir.
Dasar para nabi.
Firman nubuat berarti menceritakan tentang masa-masa yang akan datang supaya kedepan hidup kita baik, benar, indah. Kalau kita berada di masa depan tapi kita tidak tahu apa yang harus kita perbuat susah nanti, padahal di depan antikris sedang menanti, binatang buas sudah menanti, setan tritunggal sudah menanti itulah naga, antikris, dan nabi-nabi palsu. Tetapi puji TUHAN kita menikmati dasar para nabi, supaya kehidupan kita indah ke depan, nikah rumah tangga indah ke depan, masa depan kita indah ke depan. Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah dasar dari tiap-tiap bangunan, dari tiap-tiap hidup rohani kita (gereja TUHAN) adalah batu penjuru yang mahal, batu yang terpilih itulah pribadi Yesus yang dikorbankan di atas kayu salib.
Jadi saya singkatkan saja; Dasar dari tiap-tiap bangunan adalah KORBANNYA KRISTUS, disebut juga batu penjuru yang mahal dan batu yang terpilih, TUHAN yang meletakan, kalau TUHAN yang meletakkan dasar dari tiap-tiap bangunan, maka jelas ibadah ini buatan tangan TUHAN, bukan buatan tangan manusia, nah itu yang harus kita syukuri, lewat pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Ini hanya jembatan saja supaya kita tau nanti bahwa ter gala-gala ini adalah kesalahan kedua dalam hal membangun.
Soal Yesus menjadi dasar bangunan itu sudah diterangkan minggu lalu, sekarang hasilnya ..
Efesus 2:21
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Kalau bangunan dibangun di atas batu penjuru yang mahal, batu yang terpilih yaitu Yesus yang mati di atas kayu salib; ( korban Kristus ) maka tumbuh seluruh bangunan, kemudian bangunan itu rapi tersusun sehingga menjadi bait Allah yang kudus di dalam TUHAN.
Jadi bangunan yang dibangun di atas korban Kristus adalah bangunan yang mengalami pertumbuhan yang sehat.
Kalau dibangun di atas dasar korban Kristus maka terjadi pertumbuhan atau pembangunan rohani yang sehat, jadi semakin hari semakin terjadi pertumbuhan rohani. Tetapi kalau dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun tidak ada pertumbuhan rohani berarti disebutlah itu pertumbuhan yang abnormal. Tetapi apabila bangunan itu dibangun di atas dasar batu penjuru, batu yang terpilih disitu terjadi pertumbuhan rohani yang sehat, buktinya bangunan itu rapi tersusun.
Jadi bata di atas bata rapi tersusun karena disatukan dan diikat oleh kasih Kristus bukan lagi oleh ter gala-gala (tanah liat).
Ter itu seperti aspal, sehingga nanti terlihatlah kaitan demi kaitan dari yang disusun, tetapi itu merupakan bangunan yang salah. Namun kalau kita perhatikan disini bata di atas bata tersusun dengan rapi jelas karena disatukan (diikat) oleh kasih Kristus, jadi bukan karena ter gala-gala tanah liat.
Jemaat datang menghadap TUHAN dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok rapi tersusun, di tengah-tengah ibadah pelayanan, saat dengar firman rapi tersusun, imam-imam juga melayani TUHAN rapi tersusun tidak serampangan, tidak sesuka hati, seorang gembala sidang, ( pemimpin sidang jemaat ) di dalam hal menyampaikan firman TUHAN juga rapi tersusun, termasuk seri pemberitaan firman yang menggembalakan kita sampai malam ini, detik ini (sampai sejauh ini) semua rapi tersusun tidak serampangan, tidak sesuka hati (kalau senang naik ibadah, tetapi kalau lagi tidak senang turun ibadah, bagaimana begitu?); inilah yang disebut dengan bait suci Allah yang kudus di dalam TUHAN, inilah rumah TUHAN, inilah bait TUHAN, tempat Roh TUHAN berkarya, tempat Roh Allah beraktifitas.
Kita lihat ketika pertumbuhan rohani yang sehat terjadi…
1 Petrus 2:4-5
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. (2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Pertumbuhan rohani yang sehat terjadi; rapi tersusun, dia menjadi batu yang hidup dipakai oleh TUHAN dalam rangka pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, dipakai TUHAN untuk melayani TUHAN, untuk melayani pekerjaan TUHAN, itu batu hidup.
Ini yang dimaksud dengan rapi tersusun itulah bait suci Allah.
Kolose 2:18-19
(2:18) Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi,
Satu kali ada anak TUHAN datang dari Jakarta minta didoakan, beberapa tahun yang lalu kalau saya tidak salah tahun 2022; dia datang untuk didoakan. Dia banyak masalah; dia putus dari kekasihnya, kami mendoakan ( suami istri ). Lalu dia bertanya; pak pendeta apa kata TUHAN tentang saya? Saya berpikir ini sudah keseringan terjadi di tempat ia beribadah, lalu ia bawa sampai ke tempat ini.
Dia tanya saya; apa kata TUHAN tentang saya terkait dengan masa depan?
saya jawab: baik-baik saja, sungguh-sungguh ibadah ya, tekun tiga macam ibadah pokok, sungguh-sungguh meyembah.
Kolose 2:19
(2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
Kesatuan tubuh itu terjadi, jelas lewat pelayanan dari urat-urat dan sendi-sendi.
Jadi kalau anggota-anggota tubuh menjadi satu itu karena pelayanan dari urat-urat, sendi-sendi itulah hamba-hamba TUHAN.
Coba bayangkan kalau urat nadi tangan ini putus apa yang bisa kita perbuat, itu adalah cacat cela, tetapi puji TUHAN kita semua menjadi satu, karena urat-urat → hamba-hamba TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya, dipercayakan untuk membawa gereja masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Jadi buka ter gala-gala sehingga terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna, tetapi oleh urat-urat. Jadi jangan putuskan diri saudara dari ibadah dan pelayanan ini. Saya sudah katakan satu anggota tubuh saja putus urat-urat nadi di tangan ini putus jadi kelumpuhan, itu cacat celah, tidak sempurna, itu sebabnya mulai dari sekarang ayo semua hargai pelayanan dari urat-urat, hargai pelayan dari sendi-sendi. TUHAN sudah menyatakan satu imamat rajani untuk melayani seluruh sendi-sendi kehidupan rohani kita semua.
Jadi kita satu bukan karena ter gala-gala, tetapi karen urat-urat, sendi-sendi itulah hamba-hamba TUHAN yang dipakai oleh TUHAN untuk mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment