IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 3 SEPTEMBER 2024
SURAT YUDAS
Yudas 1:4 (Seri 1)
Subtema: HATI-HATI TERHADAP PENYELUSUP
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN yang telah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah dan melayani TUHAN di dalam rumah TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan dan sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib TUHAN. Biarlah kiranya Firman Allah meneguhkan hati kita, membawa kita rendah di ujung kaki salib TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapa/ibu, saudara/saudari yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live steraming/online/video internet dalam maupun luar negeri, dimanapun saudara berada. Doa saya, kiranya damai sejahtera turun atas kehidupan saudara di sana dan di tengah-tengah kita, memberi damai sejahtera sehingga kita bahagia mendengarkan Firman Allah.
Sekarang, marilah kita mengikuti Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa penyembahan dari SURAT YUDAS. Dan oleh karena kemurahan TUHAN, sekarang kita masuk pada ayat yang baru yaitu Yudas 1:4, setelah kita menikmati pemberitaan Firman Allah dari Yudas 1:3 mulai dari bulan Maret sampai dengan Agustus akhir (±6 bulan lamanya) Namun izinkanlah saya terlebih dahulu membaca Yudas 1:3.
Yudas 1:3 dengan perikop: "Hukuman atas guru-guru palsu"
(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Yudas (saudara Yesus) merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil.
Dalam surat ini, Yudas mendapat kesempatan untuk menasihati mereka.
Tujuan dari nasihat: supaya mereka berjuang untuk mempertahankan iman, hingga nanti mencapai iman yang sempurna. Itu berarti, iman harus disertai dengan perbuatan-perbuatan, sehingga oleh perbuatan-perbuatan itu iman kita menjadi sempurna. Hal ini telah diterangkan.
Selanjutnya kita akan masuk pada pembahasan di ayat 4A.
Yudas 1:4A
(1:4) Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.
Ternyata ada penyelusup diantara orang-orang yang terpanggil.
Penyelusup ini tentu saja akan menghalang-halangi atau berusaha menggagalkan orang-orang yang berjuang untuk mempertahankan iman. Itulah pekerjaan dari penyelusup-penyelusup.
1 Timotius 4:7B
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Selanjutnya, di sini dikatakan: Latihlah dirimu beribadah.
Hal ini dapat juga diartikan: berjuang untuk mempertahankan iman.
1 Timoitus 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Perlu untuk diketahui:
Latihan badani terbatas gunanya, walaupun baik adanya.
Jadi, pemupukan atas tubuh dengan cara olahraga itu baik adanya, tetapi terbatas kegunannya, karena kegunaannya hanya ada di bumi ini, tidak membawa kita sampai masuk dalam kerajaan Sorga.
Singkat kata, bukan berarti, setelah mengolah tubuh dengan lain kata memupuk tubuh ini dengan olahraga / fitnes / gym dan berbagai macam cara lainnya sehingga badannya atletis, lalu membawa dia masuk ke dalam kerajaan Sorga, tidak seperti itu. Tetapi tidak salah olahraga / mengolah tubuh ini supaya sehat.
Ibadah berguna dalam segala hal, karena mengandung janji.
Janjinya adalah:
Baik untuk hidup sekarang ini.
Sebab oleh ibadah kita dipelihara oleh TUHAN secara ajaib, terkait dengan apa yang akan kita makan, minum dan pakai. Kemudian dibela dan dilindungi langsung oleh TUHAN pada hari pencobaan hingga pada puncak pencobaan.
Maupun hidup yang akan datang, yakni; bahagia bersama dengan TUHAN Yesus di dalam kerajaan Sorga untuk selama-lamanya.
Itulah janji yang terkandung dalam ibadah. Oleh sebab itu, marilah kita melatih diri untuk ibadah, berjuang untuk mempertahankan iman hingga mencapai iman yang sempurna.
1 Timotius 4:9
(4:9) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
Berarti kita harus berjuang untuk mempertahankan iman, dengan lain kata melatih diri dalam hal beribadah.
1 Timotius 4:10-11
(4:10) Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya. (4:11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
Itulah sebabnya, sekarang ini kita harus berjerih payah dan berjuang melatih diri untuk beribadah, dengan lain kata; berjuang untuk mempertahankan iman.
Saudaraku, soal berjerih payah dan berjuang melatih diri untuk beribadah (berjuang untuk mempertahankan iman), itu harus diberitakan dan diajarkan secara benar, tidak dengan asal-asalan.
Memang seorang pemimpin jemaat tugasnya memberitakan Firman, tetapi tidak boleh dengan asal-asalan, pelayanan tidak hanya rutinitas. Demikian halnya juga sidang jemaat, datang kepada TUHAN bukan sebatas rutinitas. Oleh sebab itu, kita harus mau menerima berita semacam ini dan mau diajar dengan sungguh-sungguh.
Perlu untuk diketahui:
Kalau kita fokus melatih diri untuk beribadah atau berjuang untuk mempertahankan iman, maka yang terjadi adalah..
Kita akan menjauhkan diri dari takhayul, dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol dan filsafat-filsafat kosong, sebab berita semacam ini tidak mengandung janji.
Kalau misalnya saya menyampaikan satu ayat Firman, lalu saya jelaskan atau saya tambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, janji apa yang diberikan oleh berita semacam ini? Jawabnya; tidak ada. Apa yang dijanjikan dari Firman soal si kancil dan si kura-kura? Tidak ada. Itu sebabnya, berita soal melatih diri untuk beribadah (berjuang untuk mempertahankan iman), harus disampaikan (diberitakan), lalu diajarkan secara benar, tidak dengan asal-asalan.
Kita tidak sibuk hanya pada latihan badani, tidak sibuk hanya dengan pemupukan tubuh / mengolah tubuh / mengolahraga. Memang nampaknya baik, tetapi jangan sibuk hanya di situ saja, dengan lain kata ibadah kita tidak rutinitas.
1 Timotius 4:12
(4:12) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Dampak positif berjuang untuk mempertahankan iman (melatih diri beribadah): dewasa rohani walaupun usia masih muda dengan lain kata; menjadi teladan bagi orang-orang percaya seperti Timotius menjadi teladan bagi orang-orang yang terpanggil.
Menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan.
Berarti; perkataan dan perbuatannya tidak pongah.
Menjadi teladan dalam kasih, kesetiaan dan kesucian.
Berarti, kesucian sudah menjadi tabiat, kesetiaan sudah menjadi tabiat, hidup dalam kasih sudah menjadi tabiat.
Banyak orang Kristen sampai usia tua pun kerohaniannya tidak pernah dewasa. Hanya orang yang dewasa mampu menyenangkan hati TUHAN, mengerti hatinya TUHAN, kanak-kanak hanya menyusahkan hati saja dan kanak-kanak maunya dihibur saja, bukan menghibur.
Pertanyaannya: SIAPAKAH PENYELUSUP TERSEBUT?
Jawabnya: penyelusup itu adalah orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum dengan lain kata; orang-orang yang ditentukan untuk binasa sebagaimana dalam Yudas 1:4 -- sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum.”
2 Petrus 2:1-3 dengan perikop: Nabi-nabi dan guru-guru yang palsu
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. (2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. (2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
Hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda bagi nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu.
Jadi, dari sini kita bisa melihat yang menjadi penyusup-penyusup di sini adalah; guru-guru palsu dan nabi-nabi palsu.
Alasannya:
YANG PERTAMA: Guru-guru palsu memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan.
Mengapa demikian? Karena mereka serakah -- berusaha mencari untung dari sidang jemaat dengan ajaran-ajaran lain yaitu; takhayul, dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol dan filsafat-filsafat kosong manusia.
Harusnya yang diajarkan kepada jemaat adalah supaya berjerih payah dan berjuang untuk mempertahankan iman hingga mencapai kesempurnaan.
YANG KEDUA: Menyangkal Penguasa (TUHAN), sebab mereka tidak mengakui pekerjaan penebusan dan pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus Anak Allah.
Saudaraku, Matius 7:15 berbicara tentang nabi-nabi palsu (serigala berbulu domba).
Matius 7:22
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Di sini kita melihat, nabi-nabi palsu (guru-guru palsu) sibuk untuk mengadakan 3 (tiga) hal...
Bernubuat demi nama TUHAN.
Tidak pernah duduk di sekolah Alkitab, tetapi sibuk bernubuat dimana-mana; bernubuat di tiktok, youtube, facebook, dimana saja demi nama TUHAN.
Mengusir setan demi nama TUHAN -- mengadakan pelepasan terhadap orang yang terikat dengan iblis/setan (roh-roh di dunia).
Mengadakan banyak mujizat/tanda-tanda heran/ perbuatan-perbuatan ajaib demi nama TUHAN.
Sepintas hal ini sepertinya benar dan berkenan.
Itu sebabnya, banyak anak-anak TUHAN gagal paham dengan pemberitaan Firman TUHAN dari penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon ini, dia tidak tahu apa yang harus diprotes, dia tidak tahu apa yang harus dikoreksi sehingga berkata; “duduk dulu baru mengajar” komen-komen seperti itu ada. Andaikata dia mendalami kedalaman dari cinta kasih TUHAN, yakni pembukaan rahasia Firman TUHAN, dia akan menangis dan hancur hati terhadap pembukaan rahasia Firman. Mengapa saya mengatakan demikian? Karena, nabi-nabi palsu (guru-guru palsu) sibuk mengadakan tiga hal di atas tadi demi nama TUHAN, nampaknya baik, tetapi lihatlah pada ayat 23.
Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Di sini kita melihat, pada hari TUHAN (hari penghakiman), justru TUHAN berkata kepada nabi-nabi palsu, yaitu:
“Aku tidak pernah mengenal kamu.”
Soal mengenal ini bukan sekedar kenal begitu saja, bukan kenal seperti bahasa biasa saja. Tetapi, kata “aku tidak pernah mengenal kamu” di sini jelas menunjukkan bahwa nabi-nabi palsu ini sama sekali tidak mau menyentuh salib di Golgota.
Kalau kita berkata mengenal TUHAN secara pribadi berarti kita mengenal TUHAN karena salib di Golgota. Kita tidak bisa melihat TUHAN secara face to face, tetapi mengenal Dia secara pribadi = kita mau turut menyangkal diri dan memikul salib, sehingga kita tahu perasaan hati TUHAN seperti apa, dengan lain kata; kita mengenal TUHAN secara pribadi walaupun tidak melihat secara face to face.
Jadi jelas, kalau TUHAN berkata “aku tidak pernah mengenal kami” menunjukakn bahwa nabi-nabi palsu ini sama sekali tidak mau menyentuh salib, tidak mau mengajarkan salib kepada sidang jemaat yang dilayani.
Hati-hati ya saudara, saya tidak bermaksud menuduh siapa-siapa, tetapi kalau tidak menyentuh dan tidak mengajarkan salib jelas dia adalah nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu..
Paulus juga mengenal TUHAN secara pribadi di dalam Filipi 3:10-12, mulai dari persekutuan dengan penderitaan-Nya, lalu mati di atas kayu salib, kemudian hari ketiga bangkit. Jadi, mengenal TUHAN secara pribadi karena sudah terlebih dahulu menyangkal diri dan memikul salib.
Begitu juga dengan Ayub, dari lahir Ayub sudah berbuat baik, saleh, jujur, takut TUHAN, suka berbagi, tetapi dia belum mengenal TUHAN secara pribadi, akhirnya TUHAN ajar Ayub supaya ia mengenal TUHAN secara pribadi. Setelah Ayub menerima ajaran yang baik (dididik dengan didikan salib), yaitu: mengalami penderitaan yang hebat, kehilangan segala sesuatu yaitu anak dan harta, kemudian, isterinya sendiri juga menghukum dia dengan kata-kata yang tidak pantas, akhirnya Ayub mengakui: “hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” (Ayub 42:5).
Pendeknya, nabi-nabi palsu ini benar-benar menyangkal salib di Golgota. Merekalah yang disebut dengan penyelusup-penyelusup, karena ternyata ada di antara domba-dombanya Allah.
“Enyahlah kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Jadi, kalau hanya sibuk mengadakan tiga perkara di atas, tetapi tidak mau menyentuh salib dan tidak mendidik jemaat dengan pengajaran salib, maka, mereka disebut sebagai pembuat kejahatan. Tetapi banyak orang Kristen belum sadar, pemahamannya belum sampai semacam ini, sehingga banyak anak-anak TUHAN menolak Firman Pengajaran yang benar.
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Bukan karena tiga perbuatan ajaib seorang pelayan TUHAN layak untuk masuk dalam kerajaan Sorga, tetapi dia yang melakukan kehendak Allah Bapa yang masuk dalam kerajaan Sorga. Jadi, masuk Sorga jelas karena melakukan kehendak Allah dengan lain kata; sangkal diri dan pikul salib. Yesus menderita sengasara bahkan mati di kayu salib, itu karena kehendak Allah Bapa. bukan kehendak Yesus Anak Allah.
Saudara harus tahu dengan pasti siapakah penyusup-penyusup itu. Dari apa yang sudah kita pelajari ini, sekarang kita tahu dan kalau sudah tahu, masakan kita terima keberadaan dari penyusup? Itu namanya perbuatan bodoh dengan lain kata; bunuh diri.
Matius 26:36-37 perikop: Di taman Getsemani
(26:36) Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." (26:37) Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
Yesus membawa murid-murid ke taman Getsemani. Setelah tiba di satu titik, selanjutnya Yesus membawa tiga murid lainnya yaitu Yakobus, Petrus dan Yohanes sertanya.
Pendeknya, ayat 36 adalah titik yang pertama, bila dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel terkena kepada DAERAH HALAMAN.
Dari situ Yesus membawa Yakobus, Petrus dan Yohanes untuk berada di satutempat. Bila dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel terkena kepada RUANGAN SUCI di dalamnya terdapat 3 (tiga) macam alat yaitu:
MEJA ROTI SAJIAN 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, itu berbicara soal iman, terkena kepada pribadi Yakobus.
PELITA EMAS 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh, itu berbicara soal pengharapan, terkena kepada pribadi Petrus.
MEZBAH DUPA 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, itu berbicara soal kasih, terkena kepada pribadi Yohanes murid yang paling dikasihi.
Matius 26:38-39
(26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Ayat 38-39 ini berbicara soal Yesus adalah Imam Besar Agung, sebab setelah Yesus membawa Yakobus, Petrus dan Yohanes (sebagai titik yang kedua), ‘maka Ia maju sedikit’ berarti maju sedikit melebihi dari tiga murid yang dikaitkan dengan tiga alat dalam Ruangan Suci.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang sudah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa, Ia telah minum cawan Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung.
Di dalam Injil Lukas 22:24-38 Yesus menampilkan diri-Nya sebagai Imam Besar Agung.
Tugas pokok dari Imam Besar Agung ada 3 (tiga), yaitu:
Melayani TUHAN (ayat 27)
Hasil dari pelayanan Imam Besar Agung: murid-murid saling merendahkan diri satu dengan yang lain (ayat 24-26).
Berdoa (ayat 32).
Hasil doa Imam Besar Agung: Petrus dan imannya tidak gugur.
Kita butuh doa Imam Besar supaya kita dan iman kita tidak gugur, teramat lebih di hari penampian, yaitu; pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia (ayat 31). Pada saat antikris menjadi raja atas dunia ini, di situ akan terjadi aniaya yang besar bahkan disebut puncak pencobaan / puncak gelap malam, dan itu adalah hari penampian (pemisahan); gandum dari sekam.
Kalau kita lolos dari penampian, maka kitalah yang disebut gandum, satu kali dikumpulkan dalam kerajaan Sorga tetapi sekam akan dibakar dalam nyala api yang tidak berkesudahan.
Kita bersyukur kepada TUHAN, karena, kalau kita berdosa, TUHAN Allah memberikan Seorang Pengantara bagi kita, Dialah Yesus Kristus yang adil, Ia adalah pendamaian (1 Yohanes 2:2). Pendeknya, Yesus sudah minum cawan Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia di atas kayu salib (ayat 37)
Yesus telah menderita sengsara bahkan disamakan seperti pemberontak-pemberontak.
Yesus Anak Allah adalah Pengantara untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Lihatlah, karena dosa, manusia terpisah jauh dari TUHAN. Sebelum Adam dan Hawa melanggar hukum Allah (Firman Allah), hubungan antara manusia dengan Allah begitu dekat sekali, setiap hari berjalan-jalan di taman Eden. Tetapi, pada hari mereka jatuh dalam dosa, mereka menjadi takut, hubungan mereka dengan TUHAN mulai terpisah, sampai akhirnya dilemparkan (diusir) dari taman Eden dan hidup kita sekarang jauh dari TUHAN karena dosa. Tetapi, Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung, Ia mengerjakan penebusan dan pendamaian, Dia menjadi Pengantara antara manusia dengan Allah supaya kita berdamai dengan Allah, disatukan kembali dengan Allah.
Singkat kata, dengan mengerjakan tiga hal tersebut, Yesus Kristus telah memimpin ibadah kita di bumi ini sampai tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan. Oleh sebab itu, mulai dari malam ini kita harus tahu TUHAN yang sebenarnya, Yesus yang sebenarnya, Injil yang sebenarnya. Dan kita juga harus tahu orang yang masuk menyelusup, kita harus tahu penyelusup itu dari apa yang sudah TUHAN ajarkan kepada kita malam ini. Kita juga tahu, TUHAN ada di tengah-tengah kita sebagai Imam Besar Agung; melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita.
Saudaraku, semuanya sudah sangat jelas sekali, bahwa TUHAN memimpin ibadah kita sampai kepada doa penyembahan.
Matius 26:40-41
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Yesus sebagai Imam Besar Agung memimpin ibadah-ibadah kita sampai kepada doa penyembahan.
Berjaga-jaga dan berdoa 🡪doa penyembahan. Ukuran menyembah adalah satu jam.
Jadi, di hari-hari terakhir ini, sudah seharusnya kita berada pada puncak ibadah.
Secara jasmani selama satu jam kita tersungkur di kaki salib TUHAN.
Tetapi pengertian secara rohani sudah seharusnya kehidupan kita berada pada penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja, tidak kepada yang lain lagi. Kalau masih taat kepada yang lain berarti belum sampai kepada penyembahan.
Malam ini kita dapat memetik satu pelajaran yang indah dari Yudas 1:4 sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu. Tetapi sekarang kita juga tahu ibadah yang benar, dimana TUHAN Yesus Kristus ada di tengah-tengahnya sebagai Imam Besar Agung. Terpujilah kasih karunia TUHAN yang telah menyatakan satu rahmat yang besar lewat Firman yang sudah diajarkan kepada kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment