KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, September 24, 2024

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 21 SEPTEMBER 2024


IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 21 SEPTEMBER 2024

STUDY YUSUF


Subtema: KEHIDUPAN TAK BERCELA


Salam sejahtera, salam dalam kasih-Nya TUHAN Yesus Kristus yang telah menghimpunkan kita semua berada di atas gunung kudus TUHAN, beribadah melayani lewat Ibadah Kaum Muda Remaja di malam ini. 

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, yang juga turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live streaming/video internet baik itu Youtube, Facebook atau media sosial lainnya di manapun berada.


Selanjutnya, doa dan harapan saya;  kiranya TUHAN ada di tengah-tengah kita membawa damai sejahtera-Nya, sehingga kita boleh dalam keadaan bahagia untuk menikmati Sabda Allah. Jangan lupa berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman dibukakan itu meneguhkan hati kita masing-masing.


Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja

Kejadian 43:11-13 

(43:11) Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya: "Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam. (43:12) Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu kekhilafan. (43:13) Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula kepada orang itu.


Setelah diyakinkan oleh Yehuda pada ayat 8-9, akhirnya Yakub (Israel) mengizinkan Yehuda dan  anak-anaknya yang lain untuk membawa Benyamin kepada Yusuf di Mesir.


Kemudian, dalam kunjungan yang kedua ini mereka juga membawa 2 (dua) hal lainnya, antara lain:

YANG PERTAMA: Balsam, madu, damar, damar ladan, buah kemiri dan buah badam.

Dalam ejaan lama: Getah harum, madu, rempah-rempah, kemenyan, buah keras, buah badam.














Tiga diantaranya dijadikan sebagai ukupan wangi-wangian, antara lain…

  1. Balsam itulah getah harum.

  2. Damar itulah rempah-rempah.

  3. Damar ladan itulah kemenyan.


Ukupan wangi-wangian berbicara tentang doa penyembahan. 

Penyembahan adalah tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah).

Pengertian yang hakiki dari penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah saja.


Saudara, ketika seseorang menaikkan pujian dan penyembahannya kepada TUHAN, itu benar, tidak salah, tetapi, kalau penyerahan dirinya tidak sepenuhnya kepada TUHAN, maka, pujian penyembahan semacam ini, merupakan pujian penyembahan yang dikerjakan secara lahiriah (bukan puncak ibadah). 


Perlu untuk diketahui: Penyembahan yang disertai dengan bahasa Roh (bahasa lidah) disebutlah itu  hubungan intim.


Mari kita simak hubungan intim dengan TUHAN di dalam….

Wahyu 14:1 dengan perikop: Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus.

(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.


Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan 144.000 yang telah ditebus dari bumi ini.

144.000 🡪 inti mempelai TUHAN atau puteri Sion.

Buktinya: di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Itu berarti,  di dahi (pikiran) mempelai TUHAN tidak ada yang lain kecuali Mempelai Laki-Laki Sorgawi yakni; TUHAN Yesus Kristus.

Jadi, kalau di pikiran ini hanya ada satu pribadi itulah TUHAN Yesus Kristus yang adalah Mempelai Laki-Laki Sorga, menunjukkan bahwa ia dikuasai oleh Roh Mempelai.


Wahyu 14:2-3

(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.


Inti mempelai TUHAN (144.000 orang yang telah ditebus) hidup dalam doa penyembahan disertai dengan bahasa lidah (bahasa Roh).

  • Bunyi guruh seperti bunyi kecapi 🡪 doa penyembahan.

  • Nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun 🡪 bahasa lidah (bahasa Roh) yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun kecuali oleh orang yang melangsungkan hubungan intim itu sendiri dengan TUHAN seperti 144.000 orang yang telah ditebus dari bumi ini.

Iinilah yang disebut hubungan intim secara rohani dengan TUHAN.

 

Ciri-ciri adanya hubungan intim.

Wahyu 14:4-5

(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. (14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


Kehidupan dari  inti mempelai TUHAN itulah 144.000 orang yang telah ditebus; murni sama seperti perawan berarti; sempurna. Hal itu dibuktikan dengan 5 (lima) hal, yaitu:

  1. Mereka tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan.

Perempuan-perempuan di sini menunjuk kepada 2 (dua) perempuan yang terdapat dalam Kitab Wahyu yakni; perempuan  Izebel dan perempuan Babel.

  • Perempuan Izebel gambaran dari nabi-nabi palsu.

  • Perempuan Babel gambaran dari antikris.

  1. Mereka mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi.

Perlu untuk diketahui, syarat untuk mengikut TUHAN: sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN setiap hari.

  1. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba.

  2. Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta.

  3. Mereka tidak bercela.

Saudaraku, HAL 1-4 telah diterangkan di minggu-minggu yang lalu. 


Malam ini kita akan membahas hal yang kelima, yaitu: MEREKA TIDAK BERCELA.

Saudaraku, untuk mencapai satu kehidupan yang tidak bercela, jelas itu kemurahan TUHAN, karena sesungguhnya, TUHANlah yang mengerjakannya. Kita tidak bisa menjadi satu kehidupan yang tidak bercela oleh karena kekuatan, kemampuan, pengertian sendiri, juga oleh karena kekayaan, harta dan apapun yang kita miliki. 


Saudara, kehidupan yang tidak bercela ini sangat dirindukan dan didambakan oleh kebanyakan anak-anak TUHAN, tetapi ada saja orang Kristen yang mengabaikannya, sebab kerinduan dan dambaan hatinya tertuju kepada "yang lain". Lalu, bagaimana dengan kita, apakah kita merindukan untuk menjadi satu kehidupan yang tidak bercela? Kalau ini yang menjadi kerinduan dan dambaan hati kita, maka tentu saja kita akan mengabaikan soal yang lain-lain.


Terkait dengan tidak bercela kita dapat temukan dalam Efesus 5:25-27 dengan perikop: “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri” -- Hal ini harus diketahui bukan saja terhadap orang yang sudah menikah, tetapi pemuda-pemudi yang belum menikah harus tahu bahwasanya kasih Kristus adalah dasar nikah rumah tangga.

Jadi, kalau belum dapat memahami kasih yang sesungguhnya,  jangan dulu masuk dalam pernikahan, kalau tidak, pernikahan itu bubar. Maka, kalau kita diajar untuk memiliki kasih dari Allah, tentu saja kita patut bersyukur dan berterimakasih. Jangan kita tolak didikan yang membawa kita sampai kepada kasih Allah yang sempurna, karena itu landasan dari nikah dan rumah tangga. Kalau “yang lain-lain” dijadikan landasan nikah rumah tangga, maka nikah rumah tangga itu tidak akan bertahan, satu kali akan hancur. Biarlah kita semua memiliki kasih dari Allah (dari Sorga).


Efesus 5:25-27

(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.


Di sini kita melihat, Kristus menempatkan jemaat dihadapan diri-Nya: dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Singkat kata, kudus dan tidak bercela itu terjadi setelah dimandikan oleh air dan Firman yang limpah.

Berarti jelas saja, TUHANlah yang mengerjakannya -- itu kemurahaan TUHAN.


Soal “air yang limpah” kita telusuri dalam…

Wahyu 22:1

(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba adalah air dan Firman yang limpah.

Kemudian, sungai air kehidupan ini jernih bagaikan kristal.

  • Jernih artinya: terlihat terang serta bening, tidak keruh.

  • Kristal = transparan.


Saudaraku, bila anak-anak TUHAN memberi diri disucikan oleh sungai air kehidupan (air Firman yang limpah), maka ia akan menjadi seperti sungai air kehidupan yaitu; jernih seperti kristal.

Jadi, anak-anak TUHAN (kaum muda remaja) tidak mungkin menjadi satu kehidupan yang jernih seperti kristal kalau ia tidak dikuduskan/dimandikan/disucikan oleh air Firman yang limpah itulah sungai air kehidupan. Tidak mungkin hanya satu ayat Firman Allah, lalu ditambah dengan cerita isapan jempol, ditambah lagi dengan  dongeng nenek-nenek tua, filsafat-filsafat kosong, untuk menjelaskan satu ayat firman TUHAN. Pemberitaan Firman semacam ini tidak mungkin membawa kehidupan anak-anak TUHAN kepada satu kehidupan yang tidak bercela, jernih bagaikan kristal.


Jadi, kita menjadi satu kehidupan yang tidak bercela, jernih bagaikan kristal, terjadi setelah disucikan oleh air sungai kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan tahta Anak Domba. Jadi bukan berita Firman yang meluap dari luapan hati (dorongan hati), tetapi mengalir keluar (meluap) dari tahta Allah dan takhta Anak Domba.

Dalam hal ini, kita harus menjadi kehidupan yang bijaksana; tahu mana Firman yang datang dari Sorga, mana Firman yang nampaknya meluap tetapi berasal dari luapan hati seorang pemimpin sidang jemaat. 


Sekali lagi saya sampaikan, kalau kita disucikan oleh air sungai kehidupan, maka tentu saja kita menjadi suatu kehidupan yang jernih bagaikan kristal.


Kita lihat lebih dalam soal “jernih bagaikan kristal” dalam….

Wahyu 21:9-11 dengan perikop: Yerusalem yang baru

(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.


Inti mempelai wanita TUHAN; bercahaya kemuliaan Allah sama seperti permata yaspis, permata yang paling indah; jernih seperti kristal.


Saya rindu kita semua menjadi permata yaspis, permata yang paling indah di mata TUHAN, sebab permata yaspis ini jernih bagaikan kristal. Di atas tadi kita sudah lihat:

  • Jernih artinya: terlihat terang serta bening, tidak keruh.

  • Kristal berarti; transparan = bagin luar dan bagian dalam sama, tidak ada yang ditutup-tutupi.

Pendeknya, kristal itu tidak munafik.


Sekarang ini TUHAN mau kristalkan kita sekaliannya, supaya kita betul-betul menjadi permata yaspis, permata yang paling indah di mata TUHAN. Dengan menjadi kehidupan jernih seperti kristal, inti mempelai TUHAN layak untuk dijadikan sebagai gunung yang besar lagi tinggi itulah gunung Sion.


Yesaya 40:9

(40:9) Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"


Gunung Sion adalah pembawa kabar baik. Mengapa? Karena gunung Sion adalah gunung besar lagi tinggi, layak untuk dijadikan sebagai pembawa kabar baik. 

Jadi, dengan menjadi suatu kehidupan yang jernih seperti kristal, maka, mempelai TUHAN layak dijadikan gunung besar lagi tinggi, itulah gunung Sion, sementara gunung Sion adalah pembawa kabar baik. 

Kalau pembawa kabar baik, tetapi bukan gunung Sion, bukan gunung yang besar lagi tinggi, bukan kehidupan yang transparan, maka ketika ia membawa kabar baik, itu menjadi “bumerang”, banyak orang akan menunjuk-nujuk dosanya. 


Itu sebabnya, di atas tadi saya katakan bahwa inti mempelai wanita TUHAN layak untuk dijadikan gunung besar lagi tinggi itulah gunung Sion. Kenapa demikian? Karena gunung Sion adalah pembawa kabar baik.

Jangan sampai kita disebut sebagai pembawa kabar baik, tetapi masih berlaku munafik, belum kristalisasi (transaparan) -- masih banyak yang ditutup-tutupi. 

Saudaraku, kepada orang yang transparan, yang tidak menyembunyikan dosa, tidak akan ada tuduhan-tuduhan. Tetapi, kepada orang yang suka menyembunyikan dosanya, tidak ada yang menuduh, tetapi hatinya sudah menuduh dia. 


Lebih jelas lagi…

Yesaya 2:2-3 dengan perikop: “Sion sebagai pusat kerajaan damai.”

(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."


Gunung Sion adalah gunung yang besar lagi tinggi. Kemudian dari gunung Sion keluar: pengajaran

Kegunaannya: untuk mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN.


Kalau dalam Yesaya 40: 9 -- gunung Sion adalah pembawa kabar baik, sedangkan Yesaya 2:3 --- sebab dari Sion keluar Pengajaran. Kegunaannya: untuk mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN.

Saudaraku, kita tidak akan pernah memahami jalan-jalan TUHAN ini kalau dari Sion tidak keluar Pengajaran. Tetapi, karena dari Sion keluar Pengajaran, maka kita mengerti betul tentang jalan-jalan TUHAN. 


Salomo adalah pribadi yang memiliki hikmat dan hikmatnya melebihi dari segala orang  yang ada di bumi ini. Tetapi dalam Amsal 30:18-19 dia mengakui; Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.


Jadi, sekalipun Salomo memiliki hikmat yang tinggi melebihi orang-orang yang ada pada masa itu, namun tetap saja ia sulit memahami jalan-jalan TUHAN, sebab jalan TUHAN, rencana TUHAN, seperti langit dari bumi tingginya. 

Tetapi, karena adanya gunung Sion yang besar lagi tinggi, kita diajar untuk mengenali jalan-jalan TUHAN. Andaikata TUHAN tidak mengajarkan kita jalan-jalan TUHAN, maka kita tidak akan pernah memahami tentang jalan-jalan TUHAN. 


Coba saudara mundur ke belakang (review) soal kehidupan di masa lalu, jelas, ketika kita berada pada kehidupan yang lama, kita tidak mengerti apa-apa. Kita hanya tahu, yang penting berbuat baik; layak masuk Sorga -- padahal belum tentu. Tetapi sekarang, oleh kemurahan TUHAN, kita dinyatakan jalan-jalan TUHAN.


Salomo melukiskan jalan-jalan TUHAN, antara lain:

YANG PERTAMA: Jalan rajawali di udara.

Jalan ini menggambarkan bahwa Yesus adalah Raja yang tinggi dan luhur. Akan tetapi TUHAN juga mengurapi kita sehingga oleh karena urapan itu, kita juga dijadikan sebagai raja-raja kecil di bumi ini.


YANG KEDUA: Jalan ular di atas cadas.

Jalan ini menggambarkan bahwa; Yesus sebagai Manusia harus menderita sengsara di atas kayu salib, satu teladan yang harus kita ikuti selama kita di bumi ini. Selama kita di bumi ini, kita dipanggil untuk mengikuti teladan TUHAN, yaitu; mengikuti jejak-jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah.


YANG KETIGA: Jalan kapal di tengah-tengah laut.

Jalan ini menggambarkan bahwa Yesus adalah Hamba yang telah membawa berkat-berkat rohani dari Sorga, turun ke bumi mengarungi lautan dunia ini untuk mencari pelabuhan hati kita masing-masing, selanjutnya, untuk diisi dengan berkat-berkat rohani ke dalam hati kita masing-masing.


Jadi, TUHAN Yesus Kristus adalah hamba TUHAN hisop yang sudah membawa berkat-berkat rohani dari Sorga. Di dalam Efesus 1:3 juga dinyatakan; “…. dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga -- ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Hamba, turun ke bumi, mengarungi lautan bebas dunia ini. 

Oleh sebab itu, jadilah syahbandar yang baik, nanti TUHAN akan memindahkan berkat-berkat rohani yang dari Sorga itu, ke dalam hati kita masing-masing.


YANG KEEMPAT: Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

Jalan ini menggambarkan kepada kita bahwa Yesus adalah Mempelai Laki-Laki Sorga, sehingga, satu kali akan bersanding dengan mempelai wanita-Nya dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba.


Singkat kata, sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di bumi ini (muara dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini) adalah perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, bukan soal yang lain-lain; bukan soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, kemakmuran, bukan juga soal kerajaan dunia dan kemegahannya. 


Dan hal itu juga dituliskan sesuai dengan penglihatan yang diterim rasul Yohanes di pulau Patmos. 

Wahyu 19:6-9 dengan perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba”

(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.


Kedatangan Yesus kembali untuk yang kedua kalinya ke atas muka bumi ini; Ia tampil sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Sorga. Mempelai Laki-Laki berarti; suami, sementara suami adalah kepala (pemimpin) disebut  juga imam.

Itu berarti, untuk menantikan kedatangan TUHAN kembali, kita juga harus berada dalam “kemuliaan yang sama” yakni; menjadi imamat yang rajani. Kalau saudara mengabaikan ini, berarti; saudara mengabaikan pesta nikah Anak Domba dengan lain kata; tidak merindukan kedatangan TUHAN kembali dan kalaupun  TUHAN datang, saudara tidak rindu masuk ke dalam kerajaan Sorga.


Saudara, janganlah kita sebodoh itu, janganlah pikiran kita sedangkal itu, tetapi, biarlah kita memiliki pikiran yang luas (tidak sempit) karena kerajaan Sorga pada hakekatnya luas dan tidak sesempit pikiran manusia yang dangkal, kerdil. Jadi, kalau ada orang yang tidak suka menjadi imamat rajani, berarti; tidak suka menjadi mempelai wanita TUHAN = tidak suka menantikan kedatangan TUHAN kembali sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Sorga. Kalau istilah elektronik; otaknya sudah eror / hang, perlu direstart kembali, kalau ia mau. 


Pendeknya, berarti kita semua harus menjadi imamat rajani. Saudara, menjadi zangkoor itu pun imamat rajani, jadi, jangan saudara anggap kecil itu zangkoor. Yang tampil menjadi bagian dari zangkoor (paduan suara) adalah imam yang melayani TUHAN. 

Siapa di sini yang rugi dalam melayani TUHAN dan siapa yang merasa beruntung serta bersyukur dalam melayani TUHAN? Biarlah kita bersyukur karena berada dalam kemulian yang besar menantikan kedatangan TUHAN kembali. 


Kita bersyukur kepada TUHAN, pengertian demi pengertian TUHAN telah nyatakan kepada kita semua, dari kemurahan yang satu kepada kemurahan yang lain, TUHAN sudah nyatakan kepada kita semua sampai malam ini, 


Wahyu 1:5-6

(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya -- (1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.


Sesudah ditebus oleh darah Anak Domba, selanjutnya, membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya -- bukan untuk satu golongan/kelompok/instansi/perusahaan.


Siapa yang mau menyatakan kemulian dan kuasa bagi Dia untuk selama-lamanya? Dia adalah imamat yang rajani -- kerajaan imam bagi Allah. Mengapa mereka menyatakan kemuliaan dan kuasa hanya bagi Dia untuk selama-lamanya? Karena sudah ditebus oleh darah Anak Domba, jadi tahu untuk mengucap syukur, tidak lupa TUHAN, tidak sengaja untuk melupakan TUHAN, tidak berani mati konyol.


Doa dan harapan saya, kiranya Firman ini menggores hati mu, baik yang mengikuti secara online/ live streaming/video internet di dalam ataupun di luar negeri. Kalau Firman ini tidak mau lagi digoreskan, ya sudah, tidak jadi soal, sebab keputusan ada di tangan anda. Naik ke dalam Sorga tidak bisa dipaksa, sebab itu pilihan masing-masing.


Saudara Wahyu 1:5-6 juga dinyatakan dalam Wahyu 5:9-10.


Tugas imamat rajani

1 Petrus 2:9

(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Tugasnya adalah memberitakan karya Allah yang terbesar itulah salib di Golgota.

Jadi, salib di Golgota ini harus diberitakan baik dari perkataan (mulut) maupun dari perbuatan (suara dari praktek hidup).

Dimanapun kita diutus oleh TUHAN atau dimanapun kita berada, baik di rumah, di kantor (tempat bekerja), di tempat dagang/usaha/bisnis, biarlah senantiasa memberitakan salib di Golgota. Harus berani jadi anak TUHAN, jangan malu-malu kucing, tidak punya keberanian untuk menjadi satu kehidupan yang tegas. Jangan suka menjadi penjilat untuk mempertahankan hidup. Mempertahankan hidup itu harus benar, membawa berita salib baik perkataan maupun perbuatan.


Ciri-ciri imamat rajani (dalam kemuliaan yang besar)

Wahyu 19:6 dengan perikop: Perjamuan kawin Anak Domba

(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

Cirinya adalah hidup di dalam doa penyembahan, sebab, desau air bah dan seperti deru guruh 🡪 doa penyembahan. Maka di dalam menyembah jangan berhenti mengucapkan kata “haleluya”.


Saudaraku, kalau tidak dikaruniakan bahasa lidah jangan ikut-ikutan, karena banyak orang Kristen ikut-ikutan, dari rumah baru saja berantem antara anak dan orangtua, tetapi sesudah sampai di gereja belum apa-apa langsung ada bahasa lain. 

Tidak salah bahasa lidah, kalau memang TUHAN karuniakan, tetapi kalau tidak dikaruniakan, jangan ikut-ikutan, karena karunia bahasa lidah itu tidak bisa dibuat-buat, itu mengalir secara otomatis. Biarpun kita tahan-tahan lidah kita, tetapi, kalau TUHAN sudah gerakkan lidah kita, itu tidak bisa ditahan. Tetapi, sekalipun TUHAN tidak gerakkan lidah kita untuk berbahasa Roh, tidak perlu kecil hati, dengan hati yang hancur disertai tetesan air mata, kita mengucapkan kata “haleluya”, itu bahasa dari Sorga. 


Inilah ciri dari kehidupan yang sudah dipermuliakan; senantiasa dalam doa penyembahan. 

Penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja.

Biarpun seseorang tahu tatakrama (etika) di dunia ini, tetapi kalau dia tidak menyerah untuk taat kepada kehendak Allah, ibadahnya tidak sampai kepada penyembahan. 


Yesaya 40:9-11

(40:9) Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!" (40:10) Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. (40:11) Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.


Pada saat TUHAN Yesus Kristus datang kembali ke dunia ini untuk kedua kalinya, Dia datang dengan: kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Berarti; tampil sebagai hakim untuk menghakimi semua bangsa, suku, kaum dan bahasa.

Kemudian, yang menjadi upah jerih payahnya adalah domba-domba yang tergembala.

Domba-domba yang tergembala:

  • Anak-anak domba dipangku-Nya.

  • Induk-induk domba dituntunnya dengan hati-hati.


Saudaraku, di atas tadi kita sudah melihat jalan-jalan TUHAN dalam Amsal 30:18-19. Dan yang terakhir adalah perjamuan malam pesta kawin Anak Domba.


Bandingkan dengan….

Amsal 30:20

(30:20) Inilah jalan perempuan yang berzinah: ia makan, lalu menyeka mulutnya, dan berkata: Aku tidak berbuat jahat.


Dari sini kita bisa melihat ada 2 (dua) pesta:

  1. Pesta kawin Anak Domba.

Kita akan berada pada pesta kawin Anak Domba bila kita mengikuti jalan-jalan TUHAN. Sehingga kita bebas dari pesta yang kedua.

  1. Pesta burung-burung (kenajisan percabulan) yang ditimbulkan oleh perempuan babel (perempuan jalang) yang tidak bertanggungjawab, sebab setelah ia makan, ia menyeka mulutnya, dan berkata: Aku tidak berbuat jahat.\


Malam ini TUHAN menyatakan satu berita yang begitu indah itulah Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel dan TUHAN bertanggung jawab terhadap berita yang indah ini,

Jangan percayakan dirimu kepada kenajisan percabulan, ia tidak akan bertanggungjawab atas masa depanmu. Harta dan kekayaan adalah kenajisan percabulan, bila kita tinggalkan TUHAN karena itu semua, maka, kenajisan percabulan semacam ini tidak akan bertanggungjawab atas masa depanmu apalagi keselamatan hidupmu.


Tetapi kita bersyukur, dengan berita yang keluar dari gunung Sion itulah mempelai TUHAN -- kehidupan yang tidak bercela, membawa berita yang dapat dipertanggungjawabkan supaya kita semua menjadi satu kehidupan yang tidak bercela dan juga turut menjadi bagian dari gunung Sion.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment