IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 JUNI 2025
STUDY YUSUF
Kejadian 44:1-2
(Seri:
2)
Subtema: MENJADI WADAH
YANG BESAR UNTUK FIRMAN ALLAH
Shalom.
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN,
oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus
sehingga kita boleh datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Kaum Muda Remaja.
Saya juga tidak lupa menyapa kaum muda remaja,
saudara-saudari yang juga turut bergabung lewat online dimanapun saudara berada,
biarlah kiranya damai sejahtera dari Allah, memenuhi kehidupan kita pribadi
lepas pribadi, memberi satu sukacita dan bahagia saat kita duduk diam dekat
kaki TUHAN dan terus mendengarkan sabda Allah.
Selanjutnya marilah kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman
penggembalaan Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian Pasal 44:1-2 dan ini adalah
seri pemberitaan Firman yang kedua kalinya setelah minggu yang lalu untuk yang
pertama kalinya.
Namun tetaplah berdoa dalam Roh mohon kemurahan TUHAN supaya
Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas
pribadi. Tetaplah proaktif artinya Roh Allah tetap berkuasa atas kita semua.
Kejadian 44:1 – Perikop: “Piala Yusuf hilang.”
(44:1)
Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: "Isilah karung
orang-orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka,
dan letakkanlah uang masing-masing di dalam mulut karungnya. (44:2)
Dan pialaku, piala perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak
yang bungsu serta uang pembayar gandumnya juga." Maka diperbuatnyalah
seperti yang dikatakan Yusuf.
Dalam kunjungan yang kedua dari kakak-kakak Yusuf di
Mesir terjadi tiga hal penting:
1.
Yusuf
memberi gandum kepada kakak-kakaknya seberapa yang dapat dibawa mereka.
2.
Uang untuk
pembelian gandum dikembalikan.
3.
Piala perak
milik Yusuf ditaruh di dalam mulut karung Benyamin.
Saudara marilah kita berdoa kepada TUHAN memohon belas
kasih-Nya untuk melihat 3 perkara penting yang dialami oleh kakak-kakak Yusuf
dalam kunjungan mereka kedua kalinya di Mesir.
Saudara, kita juga tahu bahwa Yesus Kristus pernah
datang ke dalam dunia ini disebutlah itu sebagai kunjungan yang pertama.
Misinya adalah: untuk menyelamatkan umat manusia
dari dosa dan maut, yaitu musuh yang terakhir.
Ada tiga musuh abadi yang menimbulkan dosa:
1.
Daging dengan segala keinginan-keinginannya yang jahat (Galatia
5:19-21).
2.
Dunia dengan arusnya yang kuat yang berusaha menghanyutkan
dan menenggelamkan manusia sampai ke dasar keterpurukan berarti mengalami
kematian rohani.
3.
Iblis atau
setan dengan segala tipu dayanya
yang jahat; menyebabkan banyak orang memberontak dan mendurhaka kepada TUHAN.
Ini 3 musuh abadi yang menimbulkan dosa.
Ibrani 2:14-15 – Perikop: “Yesus seketika lebih
rendah dari pada malaikat-malaikat.”
(2:14)
Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya
oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas
maut; (2:15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka
yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada
maut.
Untuk yang pertama kali Yesus datang ke dunia ini
mengambil rupa sebagai manusia, tujuannya untuk menggenapi misinya yaitu untuk
membebaskan manusia dari segala perhambaan dosa.
Perlu untuk diketahui: Kedatangan Yesus yang pertama;
Dia harus menjadi manusia supaya Ia menderita sengsara dan mati di atas kayu
salib untuk membebaskan manusia. Jika Allah tetap Allah di Sorga maka manusia
tidak akan mendapat kesempatan untuk mengalami penebusan. Inilah kedatangan (kunjungan)
Yesus yang pertama, Dia harus menjadi manusia untuk membebaskan manusia dari
segala perhambaan dosa.
Ibrani 2:16-18
(2:16)
Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan
Abraham yang Ia kasihani. (2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia
harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar
yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan
dosa seluruh bangsa. (2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah
menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Sebagai manusia Yesus telah menderita sengsara di atas
kayu salib untuk mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian atas dosa seluruh
bangsa di dunia.
Pendeknya, kedatangan yang pertama Yesus harus menjadi
manusia untuk menolong mereka yang percaya.
Efesus 2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Upah dosa adalah maut. Inilah keadaan bangsa kafir
sebelum mengenal Yesus.
Pertanyaannya: Apa yang menyebabkan dosa terjadi?
Efesus 2:2-4
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka. (2:3) Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada
dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang
lain. (2:4) Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya
yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
Inilah tiga musuh abadi yang menimbulkan dosa, yaitu:
1.
Daging.
2.
Dunia.
3.
Penguasa
kerajaan angkasa.
Efesus 2:4-5
(2:4)
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang
dilimpahkan-Nya kepada kita, (2:5) telah menghidupkan kita bersama-sama
dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh
kasih karunia kamu diselamatkan -- (2:6) dan di dalam Kristus Yesus Ia
telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di
sorga, (2:7) supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada
kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan
kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
Untuk yang pertama kali Yesus datang ke dunia
ini untuk mengadakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia. Ini adalah kekayaan
kelimpahan kasih karunia.
Ibrani 4:15
(4:15)
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah
dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Hanya manusia Yesus yang mampu menolong kita sebab Dia tahan terhadap segala cobaan, bahkan
nanti musuh terakhir yang dibinasakan adalah maut (1 Korintus 15:26).
Yesus telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib 2000
tahun yang lalu. Itulah tentang kedatangan Yesus sebagai kunjungan yang pertama.
Sedangkan, kedatangan Yesus untuk yang kedua
kalinya tampil sebagai Raja di atas segala raja dan tampil sebagai Mempelai
Pria Sorga (Ayat referensi: Wahyu 19:6-7).
Kita lihat kemuliaan yang besar di dalam …
Matius 25:31 -- Perikop: “Penghakiman yang terakhir.”
(25:31)
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta
kemuliaan-Nya.
Kedatangan Yesus untuk yang kedua kalinya ke dunia
dalam kemuliaan yang sangat besar dan ditandai dengan dua hal:
1.
Semua
malaikat bersama-sama dengan Dia.
Itu berarti Dia adalah tuan
di atas segala tuan karena malaikat adalah pembantu/suruhan TUHAN.
2.
Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
Matius 25:32-33
(25:32)
Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan
mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba
dari kambing, (25:33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah
kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
Dalam kemuliaan yang besar Yesus akan menghakimi
segala bangsa di hadapan-Nya dengan penghakiman yang adil.
Matius 25:34, 41
(25:34)
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari,
hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah
disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (25:41) Dan Ia akan berkata
juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku,
hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah
sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Yang menjadi milik kepunyaan-Nya ditempatkan di
sebelah kanan untuk selanjutnya menerima Kerajaan Allah yang telah
disediakan bagi mereka sejak dunia dijadikan. Sedangkan orang yang tidak
percaya (kambing-kambing) ditempatkan di sebelah kiri, dan bagi
mereka tersedia api neraka sebagai penghukuman yang kekal. Api neraka adalah
tempatnya setan dan pengikut-pengikutnya disebut juga dengan orang-orang yang terkutuk.
Tetapi kita bukanlah pengikut setan sebab kita adalah domba-domba yang
tergembala, menjadi pengikut-pengikut Kristus, Yesus Kristus adalah gembala,
kita lah kawanan domba-Nya.
Berarti di dalam hal menantikan kedatangan Yesus
kembali untuk yang kedua kalinya kita
harus menempatkan diri ini sebagai domba yang berada di sebelah kanan.
Praktek domba di sebelah kanan:
a.
DOMBA
TERGEMBALA.
Yohanes 10:2
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah
gembala domba. (10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba
mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut
namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah
dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti
dia, karena mereka mengenal suaranya.
Tanda domba tergembala:
1.
Mendengar
suara gembala à Kehidupan yang terpanggil = dengar-dengaran. Apabila
dengar-dengaran hal itu yang membuat domba berhasil. Jadi kita berhasil kalau
kita mau mendengar suara panggilan TUHAN.
2.
Mengikuti
gembala. Sejauh ini kita sudah
digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, biarlah kita
senantiasa mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel
kemana saja kita dibawa. Yang pasti Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel membawa kita masuk dalam kegerakan yang besar, itulah pembentukan
Tubuh Kristus yang sempurna menjadi Mempelai TUHAN milik kepunyaan Allah
sendiri.
Inilah domba yang ditempatkan di sebelah kanan dalam
keadaan tergembala.
Praktek domba di sebelah kanan…
b.
DOMBA DALAM
KEADAAN TERSEMBELIH.
Praktek tersembelih …
Matius 10:35-36
(25:34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di
sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (25:35)
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan; (25:36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian;
ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku.
Praktek domba tersembelih:
1.
Memberi
makan orang lapar.
Oleh
karena kelaparan yang hebat maka banyak orang membuat kesalahan yang fatal
bahkan di dalam Amos 8:11; oleh karena kelaparan;
-
Orang akan
mengembara dari laut ke laut. Yang ditemukan adalah ajaran laut (ajaran
antikris).
-
Orang akan
menjelajah dari utara ke timur. Yang ditemukan adalah ajaran bumi (ajaran
nabi-nabi palsu).
Ini bisa terjadi karena kelaparan. Kemudian orang juga
bisa menyakiti sesamanya karena kelaparan yang hebat. Tetapi lihatlah ketika
tersembelih prakteknya adalah: memberi makan orang lapar.
2.
Memberi
minum orang yang harus. Sama
seperti Yesus melayani perempuan Samaria sampai rasa dahaganya dipuaskan. Di
dalam diri Yesus terdapat sembilan karunia-karunia Roh Kudus sehingga Dia dapat
memberi minum orang yang haus, juga di dalam diri Yesus terdapat
jabatan-jabatan Roh Kudus dirampingkan menjadi lima jabatan, kemudian di dalam
diri Yesus ada sembilan kasih dari Allah Bapa, dan kehidupan semacam ini
sanggup memuaskan rasa dahaga, melayani orang lain.
3.
Memberi
tumpangan kepada orang asing.
Kita manusia di bumi ini disebut sebagai orang asing dan pendatang, berarti
memberi tumpangan kepada orang asing = sabar dan lemah lembut di dalam hal
menerima kekurangan orang lain.
4.
Memberi
pakaian untuk menutupi ketelanjangan orang lain, berarti penuh kasih dalam menutupi dosa.
5.
Melawat
orang sakit. Kita tahu bahwa
Yesus telah menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, tetapi oleh
bilur-bilurNya kita disembuhkan dari rasa sakit.
6.
Mengunjungi
orang dalam penjara, atau istilah
lain; membebaskan tawanan.
Inilah praktek/keadaan domba tersembelih
Itulah kaitan dari kunjungan kakak-kakak Yesus untuk
yang kedua kalinya di Mesir.
Kejadian 44:1-2
(44:1)
Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: "Isilah karung
orang-orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka,
dan letakkanlah uang masing-masing di dalam mulut karungnya. (44:2)
Dan pialaku, piala perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak
yang bungsu serta uang pembayar gandumnya juga." Maka diperbuatnyalah
seperti yang dikatakan Yusuf.
Dalam kunjungan yang kedua dari kakak-kakak Yusuf di
Mesir terjadi tiga hal penting:
1.
Yusuf
memberi gandum kepada kakak-kakaknya seberapa yang dapat dibawa mereka.
2.
Uang untuk
pembelian gandum dikembalikan.
3.
Piala perak
milik Yusuf ditaruh di dalam mulut karung Benyamin.
Kita akan membahas 3 hal ini satu persatu, dimulai
dari:
Keterangan: YUSUF MEMBERI GANDUM KEPADA
KAKAK-KAKAKNYA SEBERAPA YANG DAPAT DIBAWA MEREKA.
Istilah lain “seberapa yang dapat dibawa mereka”
adalah seberapa kuat mereka mampu membawa gandum, ini berbicara tentang
kemampuan pribadi orang Kristen di dalam hal menerima Firman Allah yang
dibukakan, maksudnya adalah …
-
Jika kehidupan
kita adalah wadah kecil, maka kemampuan kita menerima Firman pun kecil.
Sebaliknya,
-
Jika kehidupan
kita adalah wadah yang besar, maka TUHAN pun akan memenuhkannya.
Wadah yang besar artinya, HATI ini:
a.
Tidak kritis
atau tidak tendensius terhadap Firman yang disampaikan. Kadang kita rewel, merasa
ditunjuk-tunjuk dosanya ketika Firman disampaikan.
b.
Hati tidak
tertutup kepada Firman Allah yang disampaikan.
Inilah yang dimaksud dengan wadah (tempat) yang besar.
Doa dan harapan saya pemuda remaja GPT Betania dan
saudara yang mengikuti secara online, jadikanlah hati ini sebagai wadah/tempat
yang besar.
2 Korintus 6:11-12
(6:11)
Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami
terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang
luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di
dalam hati kamu.
Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: “Hati
kami terbuka lebar-lebar bagi kamu”, artinya: Rasul Paulus telah
menyampaikan Firman Allah secara berterus terang itulah Firman yang dibukakan,
namun sangat disayangkan jemaat di Korintus hanyalah wadah atau tempat yang
kecil terhadap Firman yang disampaikan bahkan terlalu sempit sekali.
2 Korintus 6:13
(6:13)
Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku
--: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Rasul Paulus meminta supaya jemaat di Korintus menjadi
tempat yang besar di dalam menampung Firman yang dibukakan sehingga dengan
demikian ada hubungan timbal balik. TUHAN sudah tumpahkan isi hati-Nya, tetapi
kenyataannya jemaat di Korintus menjadi wadah kecil terhadap Firman Allah maka
supaya ada timbal balik, maka Rasul Paulus meminta supaya jemaat di Korintus; menjadi
wadah yang besar di dalam menampung Firman yang dibukakan.
Jadi dalam mendengar Firman TUHAN tidak boleh
ngantuk-ngantuk, tidak boleh pikiran ngelantur, tidak boleh melamun.
Contoh wadah atau tempat yang besar untuk menampung Firman
yang dibukakan:
Wahyu 3:7
(3:7)
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah Firman
dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia
membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak
ada yang dapat membuka.
Yesus TUHAN adalah Firman Allah, Dia pribadi yang
kudus dan benar. Kemudian, Dia yang memegang kunci Daud, sehingga;
-
Apabila Ia
membuka, tidak ada yang dapat menutup.
-
Apabila Ia
menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Pendeknya Firman Allah yang dibukakan menentukan segala
sesuatunya yakni kehendak bebas dari Firman Allah.
Jadi sesungguhnya Firman Allah bebas untuk melakukan
segala sesuatu, bebas untuk membentuk kehidupan kita supaya nanti kita boleh
merasakan kunci Daud, kita juga boleh memiliki kunci Daud.
Wahyu 3:8-9
(3:8)
Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang
tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa,
namun engkau menuruti Firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
(3:9) Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang
menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan
berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka
datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau.
Jemaat di Filadelfia menjadi wadah atau tempat yang
besar di dalam menampung Firman yang dibukakan, sebab jemaat di Filadelfia
adalah jemaat yang menuruti Firman ALLAH dan tidak menyangkal nama TUHAN, tidak
tendensius, tidak kritis, dan tidak bersungut-sungut (ngomel) di dalam hal
menerima Firman Allah, sebaliknya mereka tetap menyangkal diri dan memikul
salib-Nya. Jelas ini menunjukkan bahwa jemaat di Filadelfia adalah wadah
(tempat) yang besar untuk menampung Firman yang dibukakan.
Jadi perlu menyangkali diri saat Firman disampaikan,
itu satu bukti kuat dihadapan TUHAN bahwasanya kita adalah wadah (tempat) yang
besar untuk menampung Firman yang dibukakan itu demikian juga malam ini,
manakala Firman disampaikan, jangan kita merasa tendensius, jangan merasa
ditunjuk-tunjuk dosanya, jangan merasa kritis terhadap hal itu.
Dampak positif
menjadi tempat yang besar: Langkah mereka tidak terbendung oleh apapun hingga
berada di dalam Kerajaan Tunas Daud.
Singkat kata: Iblis atau setan tidak dapat membendung
langkah mereka untuk sampai ke dalam Kerajaan Tunas Daud, dengan bukti: dalam
keadaan takluk, jemaat iblis setan (orang-orang yang tidak percaya) akan mengaku
bahwa jemaat di Filadelfia adalah milik yang dikasihi TUHAN. Jadi karena merasa
tidak terbendung lagi langkah mereka menuju Kerajaan Sorga, akhirnya
orang-orang yang tidak percaya datang dalam keadaan takluk di kaki mereka dan
mengakui bahwa jemaat di Filadelfia adalah milik yang dikasihi TUHAN.
Tidak terbendung langkah kita ke sorga.
Ciri tempat besar menampung Firman Allah.
Wahyu 3:10
(3:10) Karena
engkau menuruti Firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan
melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk
mencobai mereka yang diam di bumi.
Jemaat di Filadelfia bertekun menantikan TUHAN. Ini
ciri tempat yang besar menampung Firman; tekun
menantikan TUHAN.
Kita harus mengenal kata tekun ini lebih dalam
di dalam…
Ibrani 10:19-21 – Perikop: “Ketekunan.”
(10:19)
Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat
masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka
jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah
Allah.
Singkat kata: Kunci Daud membuka pintu sehingga
kita berada di tempat kudus.
Kalau sekarang kita memiliki keberanian untuk berada
di tempat kudus itu artinya TUHAN telah membuka pintu yang tertutup bagi kita
oleh kunci Daud.
Tempat kudus bila dikaitkan dengan Pengajaran
Tabernakel terkena kepada RUANGAN SUCI. Kemudian, di dalam Ruangan Suci
terdapat tiga alat, yaitu:
1.
Meja Roti
Sajian.
2.
Pelita Emas.
3.
Mezbah Dupa.
Ketiga alat ini kita hubungkan dengan ayat 22-24.
Ibrani 10:22-24
(10:22)
Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan
keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari
hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23)
Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita,
sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling
memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
Pada ayat ini terdapat tiga kata yang terkait dengan
kunci Daud:
1.
Iman terkena kepada Meja Roti Sajian à Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci = Persekutuan dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman dan korban-Nya.
2.
Pengharapan terkena kepada Pelita Emas à Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan
kesaksian Roh = Persekutuan dengan Allah Roh El Kudus.
3.
Kasih terkena kepada Mezbah Dupa à Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = Persekutuan
dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Ibrani 10:25
(10:25)
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari TUHAN yang mendekat.
Kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok di
dalam menantikan kedatangan TUHAN untuk yang kedua kalinya.
Pendeknya, berada di tempat kudus dengan lain kata
tekun dalam tiga macam ibadah pokok dalam menantikan kedatangan TUHAN itu menunjukkan
bahwa kita memiliki kunci Daud. TUHAN telah membuka pintu bagi kita sehingga
kita berada di tempat kudus.
Singkat kata; Tekun dalam tiga macam ibadah pokok atau
tergembala dengan sungguh-sungguh dalam satu kandang penggembalaan, itu adalah
tanda kita memiliki kunci Daud.
Kalau TUHAN sudah membuka tidak ada yang dapat
menutup, demikianlah jemaat di Filadelfia langkah mereka tidak dapat dibendung untuk
menuju Kerajaan Sorga, setan pun tidak dapat membendung mereka. Sampai akhirnya
iblis atau orang yang tidak percaya akan mengakui bahwa jemaat di Filadelfia
adalah milik yang dikasihi TUHAN.
Jadi jangan sepelekan ibadah pelayanan mu di dalam hal
ketekunan tiga macam ibadah pokok sebab itu adalah kunci Daud. Jangan sampai
pekerjaan mu membendung pelayanan mu, nanti rugi saudara.
Itulah ciri-ciri wadah yang besar untuk menampung
Firman Allah, berada di tempat kudus, tekun di dalam menantikan kedatangan
TUHAN untuk yang kedua kali, tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Jadi kita harus mengerti kunci Daud. Pastikan bahwa
diri mu sudah menerima kunci Daud.
Kita kembali menyoroti kehidupan jemaat di Filadelfia…
Wahyu 3:11
(3:11)
Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun
mengambil mahkotamu.
Berpegang teguh kepada kunci Daud, tetaplah di tempat
kudus, tekun dalam tiga macam ibadah pokok dalam hal menantikan kedatangan
TUHAN supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.
Kalau TUHAN sudah membuka pintu, tidak ada yang dapat
membendung, tidak ada yang dapat menutup. Kalau TUHAN yang mengangkat tidak ada
yang dapat merendahkan kita asal berpegang kepada kunci Daud; tekun dalam tiga
macam ibadah pokok dan melayani di tengah-tengahnya dalam menantikan kedatangan
TUHAN untuk yang kedua kalinya.
Iniloh yang saya maksud dengan kedatangan Yesus yang
kedua kali.
Singkat kata di tangan kita harus ada kunci Daud di
dalam menantikan kedatangan TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya, seperti
jemaat di Filadelfia.
Praktek memiliki kunci Daud.
Wahyu 3:12
(3:12)
Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci
Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan
Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun
dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.
Praktek memiliki kunci Duad:
1.
Menjadi Sokoguru.
Sokoguru à Tiang penopang.
1 Timotius 3:15
(3:15) Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu
bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah
yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Kita semua sidang jemaat GPT
Betania adalah keluarga Allah. Apa buktinya? Jikalau kita menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran.
Menjadi tiang penopang
baik dalam hal tenaga, pikiran, waktu, korban harta maupun uang di dalam hal
menopang pelayanan dan pekerjaan TUHAN dan juga menjadi dasar kebenaran.
Kalau melayani jadilah tiang
penopang, jangan disebut sebagai imam, tetapi bukan sebagai tiang penopang, itu
namanya enak sendiri, biasanya ditujukan kepada orang-orang yang hanya mencuri
kemuliaan TUHAN, mencari pujian dan hormat bagi diri sendiri.
Dasar kebenaran berarti menjadi contoh teladan baik dalam perkataan
maupun perbuatan.
2.
Di dahi mereka tertulis nama Allah, nama kota Allah
(Yerusalem Baru), nama-Nya yang baru.
Ditulis nama Allah artinya: Senantiasa memikirkan kasih Allah, dengan lain kata; hidup di
dalam kasih. Apabila kita mampu mengasihi TUHAN maka kita juga mampu mengasihi
sesama seperti diri sendiri.
Ditulis nama kota Allah (Yerusalem Baru) artinya senantiasa tetap berada di
dalam kegiatan Roh itulah ibadah pelayanan.
Ditulis nama-Nya yang Baru, di dalam Alkitab tidak ditegaskan, tetapi bisa saja
saya katakan hal-hal yang lama atau perbuatan lama sudah lepas dari pikiran
ini.
Inilah yang dimaksud dengan wadah atau tempat yang
besar di dalam hal menampung Firman yang dibukakan.
Doa dan harapan saya biarlah hati kita semua menjadi
satu wadah, menjadi tempat yang besar di dalam menampung Firman Allah sebanyak
Firman yang dibukakan. Jangan hati kita tertutup terhadap Firman yang
disampaikan, itulah Firman yang dibukakan.
Inilah peristiwa/hal yang pertama yang terjadi ketika
kakak-kakak Yusuf datang ke Mesir sebagai kunjungan yang kedua kali, dan minggu
yang akan datang kita akan melihat perkara penting yang kedua ketika
kakak-kakak Yusuf datang ke Mesir.
Bantu doa supaya TUHAN juga memberkati kita di minggu
yang akan datang.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, jadilah
wadah (tempat) yang besar untuk menampung Firman yang dibukakan sebanyak yang
disampaikan karena kaitannya adalah memiliki kunci Daud. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel
U. Sitohang