KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, August 5, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 01 AGUSTUS 2020



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 01 AGUSTUS 2020

STUDY YUSUF
(Seri: 202)

Subtema: MIMPI FIRAUN DI TEPI SUNGAI NIL

Shalom.
Kita patut bersyukur kepada TUHAN karena di hari-hari terakhir ini TUHAN masih memberi kesempatan kepada kita untuk berada di dalam rumah TUHAN, untuk mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita. Demikian juga, nanti Allah terlintas dengan tabiat-Nya akan mengusahakan hidup rohani kita sehingga kehidupan kita pun terpelihara dari sekarang sampai selama-lamanya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN, teristimewa pemuda remaja yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada kiranya TUHAN memberkati. Salam persekutuan bagi kita semua, yang tekun terus mengikuti pemberitaan firman TUHAN untuk kehidupan rohani-Nya digembalakan sampai Yerusalem yang baru.

Segera saja kita perhatikan STUDY YUSUF sebagai firman penggembalaan Ibadah Kaum Muda Remaja, namun marilah kita mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita, supaya kita kembali dilawat oleh TUHAN di hari-hari terakhir menjelang kedatangan TUHAN yang tidak lama lagi ini. Itu sebabnya saya katakan di atas tadi, mari sungguh-sungguh kalau tidak nanti keluar dari bilangan TUHAN dan menjadi bilangan antikris.

Mari kita segera perhatikan, dan saatnya sekarang untuk kita memasuki berkat yang baru itulah Kejadian 41:1.
Kejadian 41:1
(41:1) Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.

“Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun.” Ayat ini memberitahukan: bahwa Yusuf masih berada di dalam penjara kurang lebih dua tahun lamanya, dan setelah lewat dua tahun barulah Firaun bermimpi. Lewat mimpi Firaun ini merupakan awal atau permulaan dari kelepasan yang akan dialami oleh Yusuf. Demikian juga dengan sidang mempelai TUHAN dalam kurun waktu dua tahun nubuat penuh harus berada di dalam penjara dunia ini, yaitu: 2 (dua) x 1000 (seribu) tahun. Kita harus ketahui, 1 (satu) hari = 1000 (seribu) tahun.
Pendeknya, gereja TUHAN mendapat kelepasan pada akhir dari zaman Roh El Kudus yaitu 2000 (dua ribu) tahun yang ketiga.
-          2000 tahun yang pertama: Adam sampai kepada Abraham.
-          2000 tahun yang kedua: Abraham sampai kepada Yesus disalibkan.
-          2000 tahun yang ketiga: dari kedatangan Yesus yang pertama sampai kedatangan Yesus yang kedua. Pada saat ini kita berada pada 2000 tahun yang ketiga.

Akhir dari dua tahun lamanya di dalam penjara, menunjuk: akhir dari 2000 tahun, dan sekarang ini kita berada pada Yobel terakhir atau zaman terakhir dari gereja TUHAN, kita sudah berada pada akhir 2000 tahun yang ketiga.
Apabila sudah tiba waktunya dengan apa yang memang harus dialami oleh gereja TUHAN tentang kelepasan, maka tidak ada satu kekuatan apapun dan tidak ada kuasa yang dapat membendung kelepasan yang akan dialami oleh gereja TUHAN dari penjara dunia ini. Mengapa demikian? Sebab, tidak ada seorangpun yang dapat mengartikan mimpi Firaun tersebut, kecuali oleh Yusuf sendiri yang adalah gambaran dari gereja TUHAN, gereja yang sempurna, gereja mempelai.

Kejadian 41:8
(41:8) Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.

Pada pagi hari dalam keadaan gelisah, Firaun menceritakan mimpinya kepada “semua ahli” -- yaitu orang yang mempunyai kemampuan dalam bidang tertentu -- dan “semua orang berilmu” -- yaitu orang berpengetahuan -- di Mesir, tetapi kenyataannya tidak ada seorangpun yang dapat mengartikan mimpi Firaun. Artinya: keahlian apapun serta ilmu atau pengetahuan apapun yang berasal dari dalam dunia ini, tidak akan dapat menerangkan dengan jelas segala rencana Allah yang besar dan yang akan terjadi di depan. Sekalipun mempunyai ijazah tinggi, sekalipun seorang doktor, sekalipun seorang profesor yang memiliki ilmu dan pengetahun, bahkan sekalipun memiliki keahlian atau kemampuan di bidang hal tertentu, tidak akan dapat menerangkan rencana Allah yang besar dan yang akan terjadi di depan.

Memiliki:
-          Keahlian atau kemampuan dalam bidang apapun yang berasal dari dunia ini.
-          Serta memiliki ilmu atau pengetahuan yang tinggi yang berasal dari dunia ini.
Kedua hal tersebut hanya berlaku selama kita masih berada di dalam dunia ini, maksudnya hal itu bukanlah sumber yang memberi keselamatan jiwa.

Perlu untuk diketahui, keahlian atau kemampuan di bidang apapun serta ilmu atau pengetahuan yang dalam, yang sumbernya dari dunia ini, tidak akan dapat:
a.       Menjelajah betapa luasnya Kerajaan Sorga.
b.      Menjabarkan rahasia dari Kerajaan Sorga.
c.       Menjabarkan rahasia kedalaman isi hati TUHAN.
Biarlah pengertian yang kita peroleh pada malam ini menjadi berkat untuk membangun kehidupan rohani kita, sehingga kehidupan kita diselamatkan. Karena kemampuan kita dan ilmu yang dalam yang bersumber dari dunia belum mampu menjelajah lebarnya dan luasnya kerajaan sorga, belum mampu menyelami rahasia kerajaan sorga, dan menyelami isi hati TUHAN yang paling dalam. Hal ini harus dipahami betul-betul oleh kehidupan pemuda remaja, baik dalam penggembalaan  maupun di luar penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon.

Berkaitan dengan hal itu, kita membaca Hosea 4.
Hose 4:6
(4:6) Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.

Perhatikan kalimat: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah.” Mengapa umat TUHAN tidak mengenal Allah? Jawabnya; karena umat TUHAN melupakan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni.

Kita tidak akan mungkin dapat mengenal Allah dengan benar kalau kita melupakan pengajaran Firman Allah yang benar. Sementara keahlian atau pun kemampuan seseorang di bidang apapun, serta ilmu atau pengetahuan yang dalam yang berasal dari dunia ini, tidak akan sanggup membawa kita untuk mengenal Allah dengan benar, kecuali oleh pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, sehingga akibatnya;
1.      Ditolak untuk menjadi milik kepunyaan TUHAN (imam).
2.      TUHAN tidak peduli dengan masa depan umat itu sendiri. Melupakan anak cucu =  melupakan masa depan.
Kita masih butuh pemeliharaan di masa depan, bukan semata-mata pemeliharaan untuk masa sekarang; oleh sebab itu, janganlah kita keliru, jangan kita berpikir dengan sempit, karena Kerajaan Sorga tidak sesempit pikiran manusia.

Hose 4:12
(4:12) Umat-Ku bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah meninggalkan Allah mereka.

Di sini kita melihat; umat TUHAN justru bertanya kepada pohonnya, sehingga tongkatnya akan memberitahukan kepadanya.
-          Pohon à Pengertian atau pengetahuan yang berasal dari manusia daging.
-          Tongkatnya à Penolong atau sandaran manusia, yaitu keahlian dan kemampuan daging manusia di bidang tertentu.
Jadi, itulah yang memberi jawaban.

Akibatnya ialah umat TUHAN berzinah atau menduakan TUHAN dengan meninggalkan Allah mereka, sebab roh perzinahan itulah yang menyesatkan mereka. Jadi, keahlian dan kemampuan yang berasal dari daging tidak bisa diandalkan, sebab justru itulah yang menyesatkan, sehingga umat TUHAN berzinah, umat TUHAN meninggalkan TUHAN, meninggalkan ibadah dan pelayanan demi pekerjaannya, demi uang, demi bisnisnya, demi perkara lahiriah lainnya, demi kesibukan di bumi ini; justru oleh karena keahliannya itu yang menyesatkan.
Sama saja dengan orang Yahudi; mereka tersandung dengan sengsara salib, karena mereka datang di tengah ibadah hanya untuk mencari tanda mujizat, berkat-berkat jasmani, dan mujizat kesembuhan. Sedangkan bangsa kafir -- yang diwakilkan oleh orang Yunani -- hanya mencari hikmat dan pengetahuan di tengah dunia ini. Sementara pengetahuan manusia dan ilmu manusia belum sempurna, justru pengertian manusia menyesatkan sehingga manusia berzinah, menduakan TUHAN; lebih mengutamakan pengertiannya, pekerjaannya, dan lain sebagainya, dan akhirnya menjadi sesat.

Kalau bertanya kepada pohon, maka yang menjawab tongkatnya, yaitu; pengertian manusia ... 1 Korintus 1:22-23, tetapi ingat; justru pengertian dari manusia itulah yang menyesatkan dirinya sendiri sehingga umat manusia berzinah, menduakan hati TUHAN, meninggalkan TUHAN.

Amsal 29:18A
(29:18) Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

Terlebih dahulu kita memperhatikan bagian A: “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.” Artinya; bila rahasia Kerajaan Sorga tidak dinyatakan, maka umat TUHAN menjadi liar. Rasul Paulus sangat peduli dengan sidang jemaat di Asia kecil, dan itu dinyatakan kepada sidang jemaat di Efesus; itu sebabnya dia selalu berdoa dan memohon supaya kiranya TUHAN menyatakan roh hikmat dan wahyu kepada sidang jemaat di Efesus secara khusus... Efesus 1:16-17.
Lewat roh hikmat dan wahyu atau lewat pembukaan rahasia firman, mata rohani mereka tercelik sehingga mereka mengenal TUHAN dengan benar, bahkan mereka mengerti pengharapan apa yang terkandung dalam panggilan mereka... Efesus 1:18.

“Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.” Liar = jalang à perempuan Babel, yang merupakan ibu dari wanita-wanita pelacur dan ibu dari kekejian bumi, sesuai dengan Wahyu 17. 

Tentang: Ibu dari wanita-wanita pelacur.
Melacur = berzinah = menduakan hati TUHAN = berlaku cabul seperti Esau. 
Berlaku cabul = nafsu rendah. Apa bukti nafsu rendah? Buktinya ialah menjual hak kesulungan demi sepiring sop kacang merah. Itulah nafsu rendah; lebih menginginkan yang lahiriah dari pada yang rohani, itu sama dengan; berlaku cabul = sedang melacur = liar, sehingga menjadi najis di hadapan TUHAN.

Tentang: Ibu dari kekejian bumi.
Kekejian bumi, artinya; meniadakan korban sehari-hari. Sama saja dengan orang yang berdoa memohon kemurahan TUHAN, tetapi memalingkan telinganya dari firman, maka doanya itu merupakan kekejian... Amsal 28:9. Jadi, tanda dari kekejian bumi, ialah; menghapuskan korban sehari-hari.
Adapun korban sehari-hari menunjuk kepada dua hal, yaitu:
1.      Korban santapan à Firman Allah. Jika korban santapan dihapuskan, maka tergenapilah Amos 8:11, “Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
2.      Korban sembelihan à Salib yang harus dipikul di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita kepada TUHAN. Itu sebabnya, di dalam 2 Timotius 3:12 dikatakan: “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.” Inilah yang ditiadakan oleh pembinasa keji.

Demikian juga kalau umat TUHAN liar -- jalang, tidak tergembala --, maka kehidupan semacam ini tidak akan pernah menghargai korban sehari-hari, yaitu: korban santapan -- itulah Firman Allah -- dan korban sembelihan – yaitu: sengsara salib di tengah ibadah dan pelayanan --.  Inilah keadaan umat TUHAN, bagi mereka yang menolak pengajaran firman, yaitu menjadi liar, menjadi jalang.

Kita kembali membaca Amsal 29:18.
Amsal 29:18B
(29:18) Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

Berbanding terbalik dengan bagian A, pada bagian B ini dikatakan: “Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.” Biarlah kita semua berpegang pada hukum Allah.
Hukum = Firman Allah dalam bentuk “perintah” dan “larangan” TUHAN. Biarlah kita berpegang teguh pada hukum Allah, itulah perintah dan larangan TUHAN.

Kejadian 2:15
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

TUHAN mengambil manusia dan menempatkannya di dalam taman Eden. Tujuannya ialah untuk mengusahakan dan memelihara taman itu, tidak lebih, tidak kurang.

Demikian halnya bila kita ada di tengah-tengah taman Eden sebagai gambaran dari takhta Allah, yaitu ibadah dan pelayanan, maka tentu saja kehidupan muda remaja, kehidupan dari anak-anak TUHAN, kehidupan dari orang-orang Kristen akan diusahakan oleh tabiat dari Allah Trinitas, yaitu TUHAN Yesus Kristus, sehingga dengan demikian kita dipelihara oleh TUHAN. Hidup rohani kita tidak bisa terjaga dan terpelihara dengan baik di hadapan TUHAN kalau tabiat dari Allah Trinitas, tabiat dari TUHAN Yesus Kristus tidak mengusahakan hidup rohani kita, tidak mengusahakan hati ini sebagai ladang TUHAN.
-          TUHAN à Bapa, tabiat-Nya adalah kasih.
-          Yesus à Anak, tabiat-Nya adalah membenarkan dengan pekerjaan penebusan-Nya = iman.
-          Kristus à Roh-El Kudus = harap.
Pendeknya: Bila iman, harap dan kasih yang mengusahakan hati atau pun kehidupan rohani kita, maka kita tentu akan mengalami pemeliharaan langsung dari TUHAN. Puji Tuhan.

Ayat 15 ini terhubung langsung dengan hukum Allah, itulah Firman Allah dalam bentuk perintah dan larangan dari TUHAN.
Kejadian 2:16-17
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Kesimpulannya: Untuk mengusahakan taman Eden harus memperhatikan hukum Allah, memperhatikan aturan (perintah dan larangan) dari Firman Allah.
Adapun perintah dan larangan dari Firman Allah ialah:
-          Perintah:Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.
-          Larangan:Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya.
Inilah hukum Allah dalam bentuk perintah dan larangan.

Demikian juga kalau kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, kita harus berpegang teguh pada hukum Allah dalam bentuk perintah dan larangan dari Firman TUHAN. Jadi, tidak boleh sesuka hati beribadah; hari ini datang, besok tidak datang, tidak boleh sesuka hati. Demikian juga pelayan TUHAN; tidak boleh sesuka hatinya, tidak boleh melayani dengan aturan sendiri, harus ikuti hukum Allah, ikuti aturan-aturan yang berlaku di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu sendiri.
Oleh sebab itu, setiap kali kita datang menghadap Allah, setiap kali kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, biarlah kiranya kita berada dalam pengaruh dari Roh Kudus sepenuhnya. Jangan ada tabiat daging di situ.

Bila gereja TUHAN berpegang teguh pada hukum Allah, maka tentu saja gereja TUHAN akan mengalami kebahagiaan dan sukacita sorgawi.
Taman Eden adalah gambaran dari takhta Allah, yaitu ibadah dan pelayanan, sebagai takhta Allah. Jadi, kalau kita mengikuti hukum Allah, berpegang teguh pada hukum Allah di tengah-tengah taman Eden, itulah gambaran dari ibadah dan pelayanan sebagai takhta Allah, maka kita akan berbahagia dan mengalami sukacita yang berasal dari sorga itu sendiri.

Perlu untuk diketahui: Kebahagiaan yang berasal dari dunia sifatnya sementara; ada uang, ada kebahagiaan, habis uang, habis pula kebahagiaan. Tetapi kebahagiaan yang berasal dari sorga sifatnya abadi, kekal adanya. Jadi, kita tidak bisa berharap apapun dari dunia ini, termasuk pekerjaan, jabatan, uang, harta, kekayaan, melainkan bergantunglah kepada kasih dan kemurahan hati TUHAN.

Lihatlah kebahagiaan yang berasal dari dalam Kerajaan Sorga. Saya berbahagia juga menemukan hal ini, dan selanjutnya kita nikmati di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
Kejadian 2:10-14
(2:10) Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. (2:11) Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. (2:12) Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. (2:13) Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. (2:14) Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.

Suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, sementara di tengah-tengah taman itu tumbuh pohon kehidupan. Ini adalah gambaran dari tabut perjanjian, supaya ada kehidupan.

Tabut Perjanjian berbicara tentang dua hal:
1.      Takhta Allah = ibadah dan pelayanan di bumi ini.
2.      Hubungan nikah, antara Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga, dengan gereja TUHAN sebagai mempelai wanita-Nya, berdasarkan kasih, sehingga dengan demikian kita hidup.
Nikmatilah buah pohon kehidupan, itulah takhta Allah (ibadah pelayanan) dan hubungan nikah.

Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu.” Sungai ini betul-betul membasahi dan mengelilingi taman Eden, mengelilingi pohon kehidupan. Kemudian, sungai itu terbagi menjadi empat bagian:
1.      Sungai Pison.
2.      Sungai Gihon.
3.      Sungai Tigris.
4.      Sungai Efrat.
Keempat sungai tersebut merupakan bayangan dari empat makhluk, sebab empat sungai ini membentuk gambaran atau bayangan dari empat makhluk yang berada di sekeliling takhta Allah. Itulah taman Eden menurut pengajaran Tabernakel.

Sekali lagi saya sampaikan: Empat sungai yang mengelilingi taman di Eden, di mana di tengah-tengahnya tumbuh pohon kehidupan -- gambaran dari Tabut Perjanjian -- itu merupakan gambaran dan bayangan dari empat makhluk yang mengelilingi takhta Allah. Jadi, takhta adalah gambaran dari pohon kehidupan dan Tabut Perjanjian -- di atas tabutlah Allah bertakhta --.
Inilah suasana yang kita nikmati. Hal inilah yang memberi kebahagiaan, asal kita berpegang teguh kepada hukum Allah. Seharusnya saudara bersyukur kalau kita ditempatkan di taman Eden, di tengah ibadah dan pelayanan sebagai takhta Allah, apalagi yang sudah melayani pekerjaan TUHAN, sudah seharusnya bersyukur karena menikmati kebahagiaan sorgawi.

Kiranya hal ini dapat dipahami dan diikuti, dan pengertian ini harus melekat. Biarlah kita semakin sungguh-sungguh, sebab hari-hari ini adalah hari terakhir. Saya juga berharap kepada anak-anak TUHAN, para pemirsa yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN secara online, ikutilah sungguh-sungguh supaya saudara berbahagia.
Ingat; kebahagiaan dari dunia sifatnya sementara -- habis uang, habis bahagia; habis dugem, habis bahagia --, tetapi kebahagiaan dari kasih dari sorgawi kekal selama-lamanya.

Mari kita memperhatikan taman Eden yang dikaitkan dengan pola Tabernakel (miniatur Kerajaan Sorga) untuk melihat EMPAT MAKHLUK yang juga MENGELILINGI TAKHTA.
Wahyu 4:6-10
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. (4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. (4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." (4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, (4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

“ ... Di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk ...” Ayat ini sama dengan empat sungai yang mengelilingi taman yang di tengah-tengahnya ada satu pohon kehidupan, itulah takhta Allah, yakni; Tabut Perjanjian.

Kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena pada ayat 8 dikatakan: “Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam sekelilingnya.” Berarti, tabiat daging tidak nampak lagi sebab ditutupi oleh sayap-sayap Roh-El Kudus.
Apa yang membuat manusia menjadi menderita? Apa yang membuat manusia tidak bahagia? Jawabnya ialah: jelas karena tabiat dagingnya masih nampak, tabiat dagingnya masih bersuara, keinginan-keinginan daging manusia dari nafsu yang jahat itu masih bersuara. Pendeknya, hidup di dalam hawa nafsu daging, dan menuruti kehendak daging.

Sebaliknya kebahagiaan sorgawi bagaikan empat makhluk yang masing-masing memiliki enam sayap sekelilingnya. Berarti, tabiat daging tidak nampak lagi, sudah ditutupi oleh sayap-sayap Roh-El Kudus. Biarlah kiranya hal ini dipahami dengan baik. Jangan abaikan pengertian yang suci dan mulia karena betapa kerasnya hati ini, betapa bebalnya hidup ini, seolah-olah hidup ini hanya satu kali saja, padahal TUHAN sedang memperhatikan masa depan kita masing-masing. Manfaatkan panjang sabarnya TUHAN. Di tengah-tengah kesabaran TUHAN, Dia sudah memberikan pengertian kepada kita pada malam hari ini.

Tadi saya sudah sampaikan: Yang membuat manusia menderita adalah karena hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat; itulah yang membuat manusia menderita, sampai memahitkan hatinya. Tetapi lihatlah empat makhluk; masing-masing bersayap enam sekelilingnya, sayap-sayap Roh-El Kudus menutupi tabiat daging, penuh dengan kebahagiaan dan sukacita sorgawi.
Sama seperti di dalam Perjanjian Lama tadi: “Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.” Kalau kita berpegang pada hukum Allah, itulah yang memberi kebahagiaan dan sukacita. Hukum Allah adalah Firman Allah dalam bentuk: perintah dan larangan.

Biarlah kiranya kita boleh mengalami kebahagiaan dari sorga, karena kita ada di tengah-tengah takhta Allah, yakni: ibadah dan pelayanan bagaikan satu pohon kehidupan di tengah taman yang dikelilingi oleh empat sungai, dan bagaikan satu takhta Allah yang dikelilingi oleh empat makhluk masing-masing bersayap enam sekelilingnya.

Kemudian, empat makhluk ini juga “penuh dengan mata” Artinya, betul-betul hidupnya sudah berada dalam terang yang ajaib, tidak ada lagi sesuatu yang disembunyikan, tidak ada dosa yang disembunyikan dalam gelap, semuanya sudah berada dalam terang yang ajaib; pasti berbahagia tentunya, karena dosa itu yang membuat manusia menderita.
Hargai berkat yang besar ini. Jangan dianggap kecil, supaya TUHAN tidak mengecilkan hidup kita.

Kita kembali membaca Kejadian 41.
Kejadian 41:1
(41:1) Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.

“Setelah lewat dua tahun lamanya Yusuf” berada di dalam penjara, selanjutnya bermimpilah Firaun.

Mengenai “mimpi”, seringkali TUHAN nyatakan mimpi untuk hal-hal yang besar kepada kita semua. Seperti kejadian yang besar di dunia ini, yaitu tentang kelahiran Yesus Kristus yang akan menjadi TUHAN dan Juruselamat manusia, hal itu terlebih dahulu dimimpikan oleh Yusuf, suami Maria; dan itu merupakan perkara besar.
Demikian juga dengan mimpi dari Firaun tersebut, tentu mempunyai maksud dan pengertian yang besar juga, sebab mimpi Firaun ini menyangkut dunia internasional, sifatnya mendunia. Oleh sebab itu, mimpi Firaun ini perlu untuk dijelaskan juga kepada dunia dengan seterang-terangnya, sebab mimpi Firaun ini menentukan nasib manusia pada abad terakhir ini.
Biarlah kita semua terus berdoa supaya mimpi Firaun ini dijelaskan dengan terang lewat penggembalaan GPT “BETANIA”, yang secara khusus menjadi Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.

Jadi, seringkali TUHAN memberikan perkara yang besar kepada manusia lewat mimpi;
-          Perkara besar pertama: Tentang kelahiran Yesus yang akhirnya menjadi TUHAN dan Juruselamat dunia, di mana hal itu dimpimpikan oleh Yusuf, suami Maria langsung.
-          Perkara besar kedua: Mimpi dari Firaun, yang perlu dijelaskan dengan terang karena mimpi Firaun ini menyangkut keselamatan orang banyak, bersifat internasional, bersifat mendunia.
Maka, kaum muda remaja harus sungguh-sungguh, kaum muda remaja juga perlu mendukung Pengajaran Mempelai ini untuk membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Oleh sebab itu, hari-hari ini saya selalu mengingatkan kehidupan pemuda remaja, sebab tidak tertutup kemungkinan bahwa kita akan dipakai oleh TUHAN dalam persekutuan, dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Itu sebabnya, mimpi Firaun ini perlu dijelaskan dengan terang benderang, karena menyangkut keselamatan dari penduduk dunia, yang bersifat internasional.

Kita masih ingat pelajaran beberapa waktu lalu, di mana Yusuf menerangkan mimpi dari kepala juru minuman dan kepala juru roti. Mimpi itu sebetulnya mempunyai sifat khusus, sebab terjadi (menyangkut) di dalam lingkungan penjara saja. Artinya, selama kita berada di dalam penjara dunia ini, perlu juga kita bersama dengan pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan. Itulah mimpi dari kepala juru minuman dan kepala juru roti yang bersifat khusus, bersifat pribadi. 
Sementara mimpi dari Firaun ini bersifat umum, bukan lagi bersifat khusus (pribadi), sebab mimpi dari Firaun ini menyangkut kepentingan dari internasional, seluruh dunia ini. Bayangkan, akan terjadi tujuh tahun kelaparan melanda dunia ini. Pada masa resesi yang besar inilah dari Kanaan datanglah keturunan Israel (Yakub) yang diawali dengan 12 (dua belas) anak Yakub, di mana Yusuf mendahului mereka di Mesir, dan dari 12 (dua belas) anak Yakub ini muncul (berkembang) menjadi 70 (tujuh puluh) anak cucu Yakub. Ini merupakan nubuatan besar.
Dalam Perjanjian Baru, itu berbicara soal 12 (dua belas) murid yang dikhususkan untuk menjadi rasul-rasul dan 70 (tujuh puluh) murid yang lainnya. 70 (tujuh puluh) murid yang lainnya betul-betul mereka mampu mengalahkan Iblis atau Setan (dilemparkan dari langit) sampai nanti nama mereka terdaftar di Sorga.

Kembali saya sampaikan: Mimpi Firaun ini bersifat umum dan terbuka, menyangkut keselamatan jiwa seantero dunia ini. Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah di dalam hal mengikut Tuhan.

Kita kembali membaca Kejadian 41:1.
Kejadian 41:1
(41:1) Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.

Tetapi rupanya, dalam mimpi itu Firaun berdiri di tepi sungai Nil. Tentu semua ini memiliki makna bagi kita di hari-hari terakhir ini, karena itu merupakan nubuatan besar dan sungguh heran yang harus kita perhatikan di hari-hari terakhir ini, di abad-abad terakhir ini, pada 2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga zaman Allah Roh Kudus.

Dalam mimpi itu, Firaun berdiri di tepi sungai Nil. “Sungai Nil” itu tidak pernah berhenti mengalir, tidak pernah kering dan juga meliputi sepanjang negeri Mesir. Jadi, sungai Nil ini betul-betul kebanggaan dari Firaun, bahkan puteri Firaun juga mandi di sungai Nil itu. Jadi, “sungai Nil” itu sudah merupakan kebanggaan dari Firaun dan puteri Firaun untuk membersihkan dirinya.
Tetapi hidup dari anak-anak Tuhan (pemuda remaja) sudah seharusnya bangga oleh karena sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, itulah air firman yang limpah untuk menyucikan dan memandikan (membersihkan) hidup rohani kita... Wahyu 12:1.

Sebenarnya, sungai Nil merupakan gambaran dari dunia dengan arusnya yang kuat menghanyutkan dan menenggelamkan manusia sampai akhirnya mengalami kematian rohani.  Sungai Nil merupakan kebanggaan dari Firaun (Iblis atau Setan). Jadi, arus dunia yang menghanyutkan adalah cara Setan untuk menguasai dan mempengaruhi manusia, sampai menenggelamkan manusia sehingga mengalami kematian rohani.
Pendek cerita; sungai Nil adalah cara Setan; arus dunia ini adalah cara Setan untuk menghanyutkan hidup rohani gereja TUHAN di hari-hari ini, di abad terakhir ini.

Mari kita lihat PEMBUKTIANNYA dalam Injil Matius 4.
Matius 4:8-10
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Iblis membawa Yesus ke atas sebuah gunung yang sangat tinggi, lalu dari situ Iblis memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan selanjutnya Iblis berkata kepada Yesus: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.
Kerajaan dunia dengan kemegahannya merupakan arus yang akan menghanyutkan dan menenggelamkan manusia sampai akhirnya mengalami kematian rohani. Oleh sebab itu, hati-hati.

Sebetulnya, kita melihat di sini; Iblis atau Setan membawa Yesus ke atas sebuah gunung, tetapi anehnya, dari gunung itu dia memperlihatkan kerajaan dunia dan kemegahannya kepada Yesus. Seharusnya, kalau kita ada di atas gunung yang tinggi, ada di atas gunung TUHAN, ada di atas gunung Sion, maka dari situ TUHAN akan memperlihatkan Kerajaan Sorga dengan kemegahan-kemegahan, dengan kemuliaan-kemuliaan, dan keindahan-keindahannya yang ada di dalamnya kepada kita, supaya hidup kita juga menjadi indah.
Tetapi di sini kita melihat: Kerajaan dunia dan kemegahannya hanya untuk menghanyutkan hidup rohani gereja TUHAN.  Maka, kalau seorang hamba TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan (di atas gunung TUHAN) sibuk hanya memperlihatkan soal berkat-berkat jasmani, perkara lahiriah di dunia ini, dan sibuk berbicara soal mujizat-mujizat kesembuhan (lahiriah), itu sama dengan Setan yang sedang menyamar di dalam rumah TUHAN.

Setan berkata: Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, dengan syarat jika Engkau sujud menyembah aku. Tetapi Yesus berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!
Mari kita membaktikan diri kita masing-masing hanya kepada TUHAN. Kalau hidup muda remaja bisa berbakti di tempat bekerja, saatnyalah sekarang berbakti kepada TUHAN. Kalau kita bisa menyenangkan pimpinan di perusahaan, itu tidak salah, tetapi lebih lagi kita harus menyenangkan pimpinan tertinggi di atas yang lebih tinggi, yaitu TUHAN Yesus Kristus. Janganlah kita berlaku munafik dan tidak adil.

Sungai Nil yang mengalir di sepanjang negeri Mesir mempunyai arus dan daya yang kuat, itulah cara Firaun untuk menghanyutkan dan menenggelamkan hidup anak-anak TUHAN sampai mengalami kematian rohani. Jadi, sungai Nil itu merupakan kebanggaan dari pada Firaun (Iblis/Setan).

Sekarang kita lihat DI AKHIR ZAMAN, sungai yang besar ini juga digunakan oleh Setan untuk menghanyutkan kerohanian anak-anak TUHAN.
Wahyu 12:15
(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.

Iblis menggunakan “sungai” sebagai kekuatan yang terakhir -- dari Iblis Setan dengan amarahnya -- untuk menghanyutkan mempelai TUHAN (gereja yang sempurna) yang sudah melahirkan anak laki-laki itu. Inilah senjata pamungkas, senjata terakhir dari Iblis atau Setan, namun janganlah kita terpedaya.

Ayo, hati-hati dengan kerajaan dunia dan kemegahannya, itu merupakan suatu arus yang luar biasa, dan itu merupakan kesukaan dari Iblis Setan, itu adalah senjata pamungkas, yang juga digunakan untuk menghanyutkan gereja TUHAN yang sempurna (mempelai TUHAN) yang melahirkan anak laki-laki tersebut.
Tetapi lihatlah, TUHAN datang menolong dan memberikan sayap burung nasar yang besar supaya mempelai TUHAN terbang ke padang belantara untuk dipelihara, jauh dari mata ular.

Dalam Wahyu 12:6 sudah sangat jelas dikatakan bahwa kepada mempelai perempuan yang melahirkan Anak laki-laki diberikan sayap burung nasar yang besar, supaya ia diterbangkan ke padang belantara untuk selanjutnya dipelihara selama 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya, jauh dari mata ular. Inilah yang harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh bilamana nanti pembinasa keji berdiri di tempat kudus, maka yang memelihara kita adalah sayap burung nasar yang besar. Aniaya antikris selama 3.5 (tiga setengah) tahun disebutlah itu puncak dari gelap malam atau puncak dari kesesakan dunia yang akan terjadi, dan pada saat itu, TUHAN akan memelihara gereja TUHAN yang sempurna.  Hal ini harus diperhatikan dengan benar.

Mulai dari sekarang, marilah kita belajar untuk mengasingkan diri dari dunia dan arusnya. Jangan terbawa arus dunia. Tidak salah jika pemuda remaja mempunyai android, tetapi jangan sampai kemegahan android menghanyutkan kerohanianmu, hati-hati. Tetapi tolong jangan salahkan saya kalau sampai hari ini saya belum memiliki android; jangan kita saling mempersalahkan, karena ini penting bagi saya, supaya waktu saya lebih banyak untuk berada di kaki salib Kristus, untuk menantikan pembukaan Firman Allah.

Mimpi Firaun sudah diterangkan oleh Yusuf, maka kita tidak bisa lagi diperdaya. Kalau akhirnya dihanyutkan oleh sungai itu, itu salah sendiri, sebab pada dasarnya, Allah sudah memberi arti dari mimpi Firaun dan menerangkannya dengan sejelas-jelasnya kepada kita semua.

Kesimpulannya: Usaha Iblis dengan menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai, tidak berhasil (gagal total) sebab tidak dapat menghanyutkan gereja TUHAN (mempelai TUHAN yang sempurna). Oleh sebab itu, ia marah dan memerangi orang Kristen yang tinggal di bumi selama 3.5 (tiga setengah) tahun (keturunannya yang lain).

Wahyu 12:17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang hanya memiliki Firman TUHAN dan kesaksian Roh, tetapi kerohaniannya tidak memuncak sampai kepada penyembahan, yaitu penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah = gereja yang tertinggal. Hanya kepada gereja TUHAN yang kerohanian sudah memuncaklah, yang sudah sampai kepada penyembahan, artinya; berada dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, kepadanyalah diberikan sayap burung nasar yang besar. Tetapi gereja yang hanya makan dan minum, hanya memiliki Firman dan Roh (gereja tertinggal), inilah sasaran amarah dari pada si ular tua, Iblis atau Setan -- gambaran dari Firaun --.

Kita sudah melihat mimpi Firaun dan penjelasannya, di mana Firaun berdiri di tepi sungai Nil. Sekarang, kita akan melihat Kejadian 41:2 sebagai ayat terakhir.
Kejadian 41:2
(41:2) Tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk badannya; lalu memakan rumput yang di tepi sungai itu.

Dari sungai Nil itu keluarlah tujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk badannya, sedang memakan rumput yang di tepi sungai itu.
Di sini kita melihat; Firaun, gambaran dari Iblis Setan, si ular tua, naga besar itu gelisah, mengapa? Sebab dari dalam sungai itu timbul sesuatu yang dikehendaki Allah dan hal itu merupakan di luar kemampuan dari Iblis Setan. Kalau ada sesuatu yang terjadi di sungai itu, itu adalah keinginan dari Iblis Setan, tetapi ternyata dari sungai itu keluar sesuatu yang dikehendaki Allah di luar kemampuan Iblis Setan.
Asal saja kita mau menghargai apa arti mimpi Firaun, dan malam ini dalam Ibadah Kaum Muda Remaja sudah diterangkan dengan jelas; akan keluar dari sungai itu sesuai yang dikehendaki Allah, dan itu di luar kemampuan dari pada Iblis atau Setan.

7 lembu gemuk -> 7 tahun kelimpahan yang akan terjadi, hal ini di luar kemampuan setan.

Kalau berbicara tentang “lembu”, jelas itu terhubung langsung dengan korban pendamaian. Berdamailah dengan Allah, supaya sesuatu yang ajaib itu akan nyata nanti kita alami.
Dan lembu itu pun sedang makan rumput, jelas itu berbicara tentang penggembalaan. Di dalam penggembalaan, hidup muda remaja harus tergembala. Begitu hebatnya TUHAN memberi pengertian ini yang harus kita terima, supaya dengan pengertian ini firman menjadi daging, menjadi praktek sampai pada kesudahannya, dan kita dipelihara oleh TUHAN. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment